Bst Dhfprint

download Bst Dhfprint

If you can't read please download the document

description

irma dwi yundi

Transcript of Bst Dhfprint

STATUS PENDERITA10Untuk orang yang aku cintai SHTSTATUS PENDERITANo. catatan medik: -Masuk RSAY: 10 Oktober 2011Pukul: 13.10 WIBANAMNESISAlloanamnesis dari ibu pasien tanggal 10 Okotober 2011, pukul 12.30 WIBIdentitas-Nama penderita: An. AR-Jenis kelamin: Laki-laki-Umur: 8 tahun-Nama Ayah: Tn.AUmur: 39 tahunPekerjaan: Buruh-Nama Ibu: Ny.SUmur: 34 tahunPekerjaan: Ibu Rumah Tangga-Hub. dg orangtua: Anak kandung-Agama: Islam-Suku: Jawa-Alamat: BatanghariRiwayat PenyakitKeluhan utama: Sesak nafas dan sakit pinggang kiriKeluhan tambahan: Batuk, demam, muntah dan sakit kepalaRiwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSAY dengan keluhan sesak nafas yang timbul sejak 1 hari SMRS, timbul terus menerus, tidak dipengaruhi cuaca, aktivitas, waktu maupun posisi tubuh, tidak disertai dengan suara napas berbunyi. Riwayat tersedak sebelum timbul sesak napas tidak ada. Keluhan ini baru pertama kali dialami.Sejak 7 hari sebelum sesak, pasien pilek dan batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, tidak disertai keringat malam dan bersifat tidak terus menerus. Keluhan disertai dengan badan panas, tidak menggigil dan tidak kejang. Sampai masuk rumah sakit pasien masih demam.Pasien juga mengeluh muntah dan sakit kepala. Keluarga membawa pasien ke puskesmas terdekat tapi keluhan tidak berubah, kemudian keluarga membawa pasien ke RSAY. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat alergi disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit seperti ini.Tidak ada riwayat alergi dalam keluarga. Riwayat KehamilanPasien lahir dirumah bersalin ditolong oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, spontan, dan langsung menangis, tidak ada cacat, berat badan lahir 3000 gram, panjang 49 cm, pasien anak keempat. Riwayat MakananUmur : 0 - 4 bulan : ASI4 - 6 bulan : ASI + Bubur Susu + Buah/Biskuit6 9 bulan: ASI + Bubur susu + Nasi tim saring+ Buah9-12 bulan: ASI + Buah + Biskuit + Nasi tim saring1 - 2 tahun: ASI + Nasi tim + Buah + Biskuit> 2 tahun: Makanan biasa sesuai menu keluarga Riwayat ImunisasiB C G: 1x, umur 1 bulanPolio: 3 kali umur 2, 4 dan 6 bulanD P T: 3 kali, umur 2, 4, dan 6 bulanCampak : 1x, umur 9 bulanHepatitis: 2 kali, umur 1 dan 6 bulan.PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 10 Oktober 2011)Status Present-Keadaan umum: Tampak sakit berat -Kesadaran: Compos Mentis -Nadi: 119x/menit-Respirasi: 54 x/menit-Tekanan darah: 110/70 mmHg-Suhu: 39,6 C-BB: 20 kgStatus Generalis1. Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruhPucat: (+)Sianosis: (+)Ikterus: (-)Perdarahan: (-)Oedem umum: (-)Turgor: CukupPembesaran KGB : (-)KEPALA-Bentuk: Normal, simetris-Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut-Kulit: Tidak ada kelainan-Muka: Simetris-Mata: Palpebra tidak oedem, tidak cekung, konjungtiva tidak ananemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih, lensa jernih,-reflek cahaya (+/+) an isokor-Telinga: Bentuk normal, simetris, liang telinga lapang, serumen (-),membran timpani utuh-Hidung: Bentuk normal, septum tidak deviasi, pernapasan cuping hidung (+), sekret (+)-Mulut: Bibir kering, sianosis (+), lidah tidak kotor, gusi tidak ada perdarahan, faring tidak hiperemis LEHER-Bentuk: Simetris-Trakhea: Di tengah-KGB: Tidak membesar-JVP: Tidak meningkat THORAKS- Inspeksi: Bentuk simetris, retraksi sela iga (-), Tidak ada kelainanPARUANTERIORPOSTERIORKIRIKANANKIRIKANANInspeksiPergerakan pernafasan simetrisPergerakan pernafasan simetrisPergerakan pernafasan simetrisPergerakan pernafasan simetrisPalpasiFremitus vokal Kiri = kananFremitus vokal kiri = kananPerkusiSonorSonorSonorSonorAuskultasiSuara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)Suara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)Suara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)Suara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)JANTUNG- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat- Palpasi: Iktus kordis teraba pada ICS V linea mid klavikula sinistra- Perkusi: Batas atas sela iga II linea parasternal sinistra Batas jantung kanan sela iga IV linea parasternal dextra Batas jantung kiri sela iga V linea midklavikula sinistra- Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)ABDOMEN-Inspeksi: Datar, simetris-Palpasi: Nyeri tekan (-), Hepar & lien tak teraba -Perkusi: Timpani-Auskultasi: Bising usus (+) normalREGIO FLANK-Inspeksi: Datar-Palpasi: Nyeri tekan kiri (+), ballotement (-)-Perkusi: Nyeri ketuk kiri (+)GENITALIA EXTERNA- Kelamin: Laki-laki, tidak ada kelainanEKSTREMITAS-Superior: Oedem (-),sianosis (-)-Inferior: Oedem (-),sianosis (-)PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium tanggal 13 Oktober 2011-Hb: 12,5 gr/dl-Hematokrit: 50%-Leukosit: 13.600/ ul-LED: 50 mm/jam-Diff count: Limfosit: 39.7 (5.4)Monosit: 6.1 (0.8)Granulosit: 54.2 (7.4)-Trombosit: 160.000/ ulPemeriksaan Rongten Thorax tanggal 13 Oktober 2011Kesan : bronkopneumonia Pemeriksaan Urinalisa 18 Oktober 2011-Warna: Kuning-Kejernihan: Jernih -Bau: Amonia-Berat jenis : 1.025-Reduksi: (-)-Protein: (-)-Bilirubin: (-)Sedimen urin : Leukosit: 0 - 1/LPB Eritrosit: 0 1/LPB Silinder: - Kristal: - Epitel: +R E S U M EI. Anamnesis-Anak Laki-laki, 8 tahun, BB 20 kg, datang dengan keluhan dispneu yang timbul tanpa dipengaruhi cuaca, aktivitas dan posisi, wheezing (-), tersedak (-) Sebelumnya pasien mengeluh batuk, pilek dan febris, keringat malam (-), dan kejang (-).Pasien juga mengeluh sakit kepala dan muntah. Riwayat atopi (-). II. Pemeriksaan Fisik-Keadaan umum: Tampak sakit berat -Kesadaran: Compos Mentis -Nadi: 110x/menit-Respirasi: 48x/menit-Tekanan darah: 110/70 mmHg-Suhu: 39,6 C-BB: 20 kgPARUANTERIORPOSTERIORKIRIKANANKIRIKANANInspeksiPergerakan pernafasan simetrisPergerakan pernafasan simetrisPergerakan pernafasan simetrisPergerakan pernafasan simetrisPalpasiFremitus vokal Kiri = kananFremitus vokal kiri = kananPerkusiSonorSonorSonorSonorAuskultasiSuara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)Suara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)Suara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)Suara nafas BronkovesikulerRonkhi basah halus nyaring (+)Wheezing (-)REGIO FLANK-Inspeksi: Datar-Palpasi: Nyeri tekan kiri (+), ballotement (-)-Perkusi: Nyeri ketuk kiri (+)Laboratorium tanggal 13 Oktober 2011-Hb: 12 gr/dl-Hematokrit: 50%-Leukosit: 13600/ ul-LED: 50 mm/jam-Diff count.Limfosit: 39.7 (5.4)Monosit: 6.1 (0.8)Granulosit: 54.2 (7.4)-Trombosit: 160.000/ ulPemeriksaan Rongten Thorax tanggal 13 Oktober 2011Kesan : bronkopneumonia Pemeriksaan Urinalisa 18 Oktober 2011Dalam batas normalIV. Diagnosis KerjaBronkopneumonia V. Diagnosis BandingAsma Bronkhial VI. Penatalaksanaan1.Bed rest2.Pemberian O2 1 - 2 liter/mnt3.IVFD D5% + Aminophilin 5 cc xv gtt/mnt (makro drip)4.Diet makanan biasa 5.MedicamentosaNebulizer Dexametason 5mg/12 jam/ivAmpicilin 700mg/8jam/ivGentamicin 2x50 mgAntipiretik : Paracetamol 3 x 250 mg (jika demam)VII. Pemeriksaan AnjuranVIII. PrognosisQuo ad vitam : Ad bonamQuo ad functionam: Ad bonamQuo ad sanationam: Ad bonamFOLLOW UPTanggal11Oktober201112 Oktober 201113 Oktober201114 Oktober 2011Jam 08.0007.3008.0007.30KELUHANBatuk+++--Badan panas+---Mual-muntah+---TTVKesadaranCMCMCMCMTD110/80110/70100/70100/60Nadi (x/mnt)100998478RR (x/mnt)50462020Suhu (0C)38,53836,136,0PEMERIKSAAN FISIKSesak nafas++--ThoraksPulmoBronkovesicularRBH +BronkovesicularRBH +BronkovesicularRBH +VesicularAbdomenHeparLien--------Pemeriksaan PenunjangLaboratoriumPemeriksaan UrinHb 12.gr%-Warna: Kuning-Berat jenis : 1.025-Reduksi: (-)Protein: (-)-Sedimen urin : Leukosit: 0 - 1/LPB Eritrosit: 0 1/LPB Silinder: - Kristal: -E Epitel: +-Leukosit 13.600-Limphosit 39.7-Monosit 6.1LED 50 mm/jamFoto ThoraxKesan : BronkopneumoniaPENATALAKSANAANBed rest++++Diet Diet lunakDiet nasi biasaDiet nasi biasaDiet nasi biasaIVFD D5%+ Aminoph 5 cc xvgtt / mnt+++-Ampicillin iv 700mg/8jam/hari++++Gentamicin iv 50mg/12jam/hari++++Nebulizer +Dexametason 5mg++Paracetamol tablet250 mg250 mg250 mg--BRONKOPNEUMONIADEFINISISuatu infeksi akut pada paru paru yang secara anatomi mengenai begian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar hidung / mulut).KLASIFIKASIPada umumnya pembagian pneumonia berdasarkan atas dasar anatomis dan etiologis. Berdasarkan atas anatomi :1. Pneumonia lobaris2. Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia)3. Pneumonia interstisialis (Bronchiolitis) Berdasarkan etiologi1. Bakteri Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus, Streptococcus aureus, Hemophillus influenzae, Bacillus Friedlander, Mycobacterium tuberculosa.2. Virus Respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus sitomegalik. 3. Mycoplasma pneumoniae4. JamurHistoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Blastomyces dermatitidis, Coccidiodes immitis, Aspergillus species Candida albicans. 5.AspirasiMakanan, kerosen (bensin dan minyak tanah) dan cairan amnion, benda asing.6.Pneumonia Hipostatik Disebabkan oleh tidur terlentang terlalu lama, misalnya pada anak yang sakit dengan kesadaran menurun, penyakit lain yang harus istirahat di tempat tidur yang lama sehingga terjadi kongesti pada paru belakang bawah. Kuman yang tadinya komensal berkembang biak menjadi patogen dan menimbulkan radang. Oleh karena itu pada anak yang menderita penyakit dan memerlukan istirahat panjang seperti tifoid harus diubah ubah posisi tidurnya. 7. Sindrom LoefflerSecara klinis biasa, berbagai etiologi ini sukar dibedakan. Untuk pengobatan tepat, pengetahuan tentang penyebab pneumonia perlu sekali, sehingga pembagian etiologis lebih rasional daripada pembagian anatomis.Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia. Pneumokokus dengan serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80 % sedangkan pada anak ditemukan tipe 14, 1, 6 dan 9.Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.PATOGENESISPneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan nafas secara percikan (droplet), proses radang pneumonia dapat dibagi atas 4 stadia, yaitu :1. Stadium kongestiKapiler melebar dan kongesti serta di dalam alveolus terdapat eksudat jernih, bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag.2. Stadium hepatisasi merahLobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam alveolus didapatkan fibrin, leukosit netrofil, eksudat dan banyak sekali eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek.3. Stadium hepatisasi kelabuLobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu. Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin. Alveolus terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis pneumokokus. Kapiler tidak lagi kongestif.4. Stadium resolusiEksudat berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit mengalami nekrosis dan degenerasi lemak. Fibrin diresorbsi dan menghilang. Secara patologi anatomis Bronkopneumonia berbeda dari pneumonia lobaris dalam hal lokalisasi sebagai bercak bercak dengan distribusi yang tidak teratur. Dengan pengobatan antibiotika urutan stadium khas ini tidak terlihat.GEJALA KLINISBronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39 400 C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk selama beberapa hari, yang mula mula kering kemudian menjadi produktif.PEMERIKSAAN FISIKPada stadium awal sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik, tapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar mulut harus dipikirkan kemungkinan penumonia.Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisis tergantung dari luas daerah terkena pada perkusi ; toraks sering tidak ditemukan kelainan ; pada auskultasi ditemukan nafas vesikuler melemah, juga terdapat ronkhi basah halus / sedang dan nyaring. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar redup dan suara pernafasan pada auskultasi mengeras. Pada stadium resolusi ronkhi dapat terdengar lagi dan biasanya tanpa pengobatan, penyembuhan dapat terjadi 2 3 minggu.PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan Darah Rutin Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predominan PMN.2. Pemeriksaan Rontgen Toraks - Bercak konsilidasi merata pada bronkopneumonia - Bercak konsilidasi satu lobus pada pneumonia lobaris - Gambaran bronkopneumoni difus atau infiltrate interstisialis pada pneumonia stafilokok3. Biakan Darah dan Usapan Tenggorok Pengambilan sekret secara bronkoskopi dan fungsi paru untuk preparat langsung. Biakan dan resistensi dapat menentukan atau mencari etiologi. Tapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar dilakukan. Pada fungsi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar.DIAGNOSIS BANDINGPneumonia pneumokokus tidak dapat dibedakan dari pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain atau virus, tanpa pemeriksaan mikrobiologis. Penyakit ini dapat dibedakan dari Bronkiolitis pada klinis, di mana pada bronkopneumoni terdapat kenaikan suhu yang mendadak, sedangkan pada bronkiolitis tidak ada kenaikan suhu yang berarti atau subfebril. Anak mulai mengalami sesak nafas, makin lama makin hebat, pernafasan cuping hidung disertai retraksi interkostal dan suprasternal, anak gelisah dan sianotik. Pada pemeriksaan terdapat suara perkusi hipersonor, ekspirium memanjang disertai dengan mengi ( wheezing ). Ronkhi nyaring halus kadang kadang terdengar pada akhir ekspirium atau pada permulaan ekspirium. Pada keadaan yang berat sekali, suara pernafasan hampir tidak terdengar karena kemungkinan obstruksi hampir total. Foto rontgen toraks menunjukkan paru paru dalam keadaan hiperaerasi dan diameter antero posterior membesar pada foto lateral. Pada sepertiga dari penderita ditemukan bercak bercak konsolidasi tersebar disebabkan atelektasis atau radang. Pada laboratorium pada bronkopneumonia, gambaran darah terdapat leukositosis sedangkan pada bronkiolitis gambaran darah tepi dalam batas normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun metabolik. Usapan nasopfaring menunjukkan flora bakteri normal.Keadaan yang menyerupai pneumonia ialah :-Bronkiolitis-Gagal jantung-Apsirasi benda asing-Atelektasis-Abses paru-TuberkulosisKOMPLIKASI Dengan antibiotik komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai : Empiema, OMA, lompliasi lain ialah seperti Meningitis, Perikarditis, Osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAANPenatalaksanaan berupa tirah baring (bed rest). Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapi berhubung tidak selalu dapat dikerjakan dan makan waktu maka dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi. Penisilin diberikan 50.000/kgbb/hari dan ditambah dengan Chloramphenikol 50 75 mg/kgbb/hari atau dapat diberikan antibiotika spektrum luas. Ampisilin dosis 50 100 mg/kgbb/hari tiap 6 jam. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama 4 5 hari. Anak yang sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian cairan intravena dan oksigen. Jenis cairan yang digunakan ialah campuran glukosa 5 % dan NaCl 0,9 % dalam perbandingan 3 : 1, ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus. Banyaknya cairan yang diperlukan sebaiknya dihitung dengan menggunakan rumus Darrow. Karena ternyata sebagian besar penderita jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, dapat diberikan koreksi dengan perhitungan kekurangan basa sebanyak 5 Meq. Antipiretik diberikan bila ada panas.PROGNOSISDengan penggunaan antibiotik yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggiPIELONEFRITISDEFINISIPielonefritis adalah infeksi bakteri pada salah satu atau kedua ginjal. PENYEBABEscherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Keadaan lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah: - kehamilan - kencing manis - keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. GEJALAGejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagian bawah, mual dan muntah. Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah, yaitu sering berkemih dan nyeri ketika berkemih. Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut berkontraksi kuat. Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan oleh kejang ureter. Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk dikenali. Pada infeksi menahun (pielonefritis kronis), nyerinya bersifat samar dan demam hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali. Pielonefritis kronis hanya terjadi pada penderita yang memiliki kelainan utama, seperti penyumbatan saluran kemih, batu ginjal yang besar atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter (pada anak kecil). Pielonefritis kronis pada akhirnya bisa merusak ginjal sehingga ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal ginjal). DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis adalah: - pemeriksaan air kemih dengan mikroskop - pembiakan bakteri dalam contoh air kemih untuk menentukan adanya bakteri. USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya. PENGOBATANSegera setelah diagnosis ditegakkan, diberikan antibiotik. Untuk mencegah kekambuhan, pemberian antibiotik bisa diteruskan selama 2 minggu. 4-6 minggu setelah pemberian antibiotik, dilakukan pemeriksaan air kemih ulang untuk memastikan bahwa infeksi telah berhasil diatasi. Pada penyumbatan, kelainan struktural atau batu, mungkin perlu dilakukan pembedahan. PENCEGAHANSeseorang yang sering mengalami infeksi ginjal atau penderita yang infeksinya kambuh setelah pemakaian antibiotik dihentikan, dianjurkan untuk mengkonsumsi antibiotik dosis rendah setiap hari sebagai tindakan pencegahan. Lamanya pengobatan pencegahan yang ideal tidak diketahui, tetapi seringkali dihentikan setelah 1 tahun. Jika infeksi kembali kambuh, maka pengobatan ini dilanjutkan sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan.DAFTAR PUSTAKAMansjoer Arif : Pneumonia dalam Kapita selekta Kedokteran jilid 2, edisi 3. Media Aesculapius FKUI, Jakarta : 2000, 465-468.Bagian Ilmu Kesehatan FKUP : Pneumonia dalam Pedoman Diagnosa dan Therapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi II, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUP, Bandung : 2000, 322 327.Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Pneumonia dalam buku kuliah jilid 3 Imu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI: Jakarta, 1985, 1228-1230.Pyelonefritis. www.mombaby.orgPielonefritis. Medicastore.com