Bst Skizofrenia
-
Upload
galuhalviana -
Category
Documents
-
view
269 -
download
4
description
Transcript of Bst Skizofrenia
KETERANGAN UMUM
I. PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : wanita
Alamat : Kp.Pasir Kaliki
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : -
II. SUMBER HETEROANAMNESIS
Nama : Tn. R
Alamat : Kp.Pasir Kaliki
Agama : Islam
Suku : Sunda
Hubungan dengan pasien : adik
kandung
ANAMNESIS
Keluhan Utama : marah-marah dan bicara kacau (tidak nyambung)
Riwayat Penyakit Sekarang :
Empat hari SMRS, pasien menangis karena kedatangan tamu untuk
menagih hutang ke rumah pasien. Keesokan harinya, pasien menangis karena
mengingat anaknya yang meninggal. Pasien terlihat murung dan mondar-mandir,
masuk ke dalam rumah setiap kali bertemu dengan orang lain. Pasien terlihat
berbicara tidak jelas.
Pasien mengunjungi semua keluarga pasien (ibu dan saudara pasien) untuk
meminta maaf sambil menangis. Pasien sulit tidur. Pasien sudah dirawat tiga kali
di rumah sakit. Riwayat penyakit sebelumnya tidak diketahui oleh sumber
anamnesis.
Riwayat Kepribadian Sebelum Sakit :
Pendiam, baik, dan ramah
Riwayat Kandungan :
9 bulan, lahir spontan, dan lahir di paraji.
Riwayat Masa Bayi :
Pasien diberikan ASI selama 1 bulan saja. Pasien kemudian dititip kepada nenek
sampai usia 9 tahun.
Riwayat Masa Pra-Sekolah :
Biasa, banyak teman
Riwayat Masa Sekolah :
Pasien hanya menjalani masa pendidikan di tingkat SD kelas satu sampai kelas
tiga. Pasien tidak tamat karena tidak sanggup mengikuti pelajaran.
Riwayat Masa Dewasa :
Pasien menikah pada usia 20 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x per menit, regular, ekual, isi cukup
Respirasi : 22x per menit, regular
Suhu : afebris
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat
Toraks : bentuk dan gerak simetris, jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : datar dan lembut, BU (N), lien dan hepar dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
STATUS PSIKIATRIKUS
Keadaan umum : kompos mentis, tenang
Roman muka : tampak takut, kadang grimace (tampak silly)
Kontak/rapport : ada/inadekuat (pasien kurang kooperatif)
Orientasi : tidak dapat dinilai (pasien hanya menjawab ‘tidak tahu’)
- Tempat : -
- Waktu : -
- Orang : -
Ingatan : tidak dapat dinilai (pasien hanya menjawab ‘tidak
tahu’)
- Immediate : -
- Recent : -
- Remote : -
Perhatian : baik
Persepsi : ilusi dan halusinasi dengar disangkal
Pikiran :
- Bentuk : autistik
- Jalan : asosiasi longgar
- Isi : waham, ilusi, dan halusinasi disangkal,
preokupasi : anak yang meninggal
Emosi :
- Mood : eutimik
- Afek : inappropriate
Wawasan terhadap penyakit : 1 (buruk)
Bicara : spontan, intonasi pelan
Tingkah laku : agak hiperaktif (stereotipi gerakan mondar-mandir)
Dekorum : kurang
DIAGNOSIS
Aksis I : Skizofrenia Paranoid
Diagnosis banding : Skizofrenia hebefrenik
gangguan bipolar dengan psikotik
Skizoafektif
Aksis II : belum dapat dinilai
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : anak meninggal dan dukungan suami yang kurang
Aksis V : GAF scale 70-61
PENATALAKSANAAN
Zyprex 10 mg IM (3 hari berturut-turut)
Hari berikutnya : olandoz (1 x 10mg) dan stelazin (2 x 5mg)
Hari ke-10 : olanzapin (1 x 5mg) dan quetiapine/serequel (1 x 300mg)
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
PEMBAHASAN
PROBLEM
Riwayat pasien : gangguan hubungan ibu dan anak (ASI hanya 1 bulan dan
dititip kepada nenek) fase oral
Gangguan perkembangan kognitif : tidak dapat menyelesaikan pendidikan
Psikososial (ciri kepribadian) : pendiam (introvert)
Disfungsi sosial (pasien tidak dapat bersosialisasi dengan normal)
Masalah support system (tidak adanya dukungan suami)
Insomnia
Gangguan bentuk pikiran (autistic)
Gangguan jalan pikiran (asosiasi longgar)
Gangguan isi pikiran (preokupasi : anak meninggal)
PEMAHAMAN PENYAKIT
SKIZOFRENIA A. Definisi
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan
berpikir, emosi, dan perilaku yang parah; penderita tidak mampu menyaring
stimulus sensori dan memiliki persepsi yang berbeda (dari kenyataan) terhadap
suara, warna, dan benda lain di sekitarnya1.
B. Epidemiologi
Skizofrenia pada wanita dan pria memiliki prevalensi yang ekual. Namun,
pada pria dan wanita, terdapat perbedaan onset usia, yaitu pria dengan peak onset
pada usia 10 – 25 tahun, sementara wanita pada usia 25 – 30 tahun2.
Menurut data yang tersedia, skizofrenia ditemui paling banyak di Amerika
Serikat bagian timur laut dan barat2. Menurut data WHO, skizofrenia menyerang 7
orang per 1000 populasi dewasa, terutama pada usia 15-35 tahun, dengan
insidensi 3-10.0003.
C. Etiologi
Beberapa ahli telah menyatakan berbagai hipotesis yang berkaitan dengan
etiologi skizofrenia2.
Stress Diathesis Model
Teori menyatakan skizofrenia muncul akibat adanya stress baik oleh faktor
biologis, psikososial, maupun faktor lingkungan.
Teori Neurobiologi
- Adanya peningkatan aktivitas dopamin yang disebabkan oleh peningkatan
sekresi dopamine, peningkatan reseptor dopamine, atau hipersensitivitas
reseptor dopamine.
- Peningkatan aktivitas serotonin.
- Peningkatan aktivitas norepinefrin terutama di lokus sereleus.
- Hilangnya/penurunan aktivitas GABA di hippocampus yang menyebabkan
hiperaktivitas neuron dopaminergik dan noradrenergic.
- Hiperaktivitas dan hipoaktivitas glutamate, atau glutamate-induced
neurotoxicity.
- Neuropeptida lain : kolesistokinin dan neurotensin
- Neuropatologi : gangguan sistem limbic (penurunan volume amigdala,
hippocampus, dan girus parahippokampus) dan gangguan basal ganglia
(penurunan volume globus pallidus dan substantia nigra).
Faktor Psikososial
- Psikoanalitik : adanya gangguan perkembangan, terutama fase oral; ciri
kepribadian atau mekanisme pertahanan persekutori, fantasi, dan narsistik.
- Hubungan interpersonal yang kurang baik.
- Disfungsi keluarga : orangtua yang kasar, keras dalam mendidik, dan
overprotektif.
D. Gejala Klinis
Gejala klinis pada skizofrenia dapat dibagi menjadi dua, yaitu positif dan
negatif4.
Gejala Positif Gejala Negatif
DelusiHalusinasiDistorsi atau peningkatan dalam bahasa dan komunikasiDisorganized speechDisorganized behaviorPerilaku katatonikGelisah (agitation)
Afek tumpulWithdrawal emosiPoor rapportApathetic social withdrawalPasifKehilangan spontanitasCara berpikir stereotipiAlogia : keterbatasan dalam kelancaran pikiran dan berbicaraAvolisi : keterbatasan dalam inisiasi perilaku/ tindakan yang bertujuan.Anhedonia : kehilangan kesenanganGangguan atensi (perhatian)
E. Klasifikasi dan Diagnosis
Diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dengan menyesuaikan gejala klinis
dan kriteria diagnosis pada DSM-IV-TR, ICD-10, atau PPDGJ-III (Indonesia).
Untuk menemukan gejala klinis baik negatif atau positif, dapat digunakan
beberapa parameter, yaitu4 :
BPRS : Brief Psychiatric Rating Scale
PANNS : Positive and Negative Syndrome Scale
SANS : Scale for Assessment of Negative Symptoms
NSA-16 : Negative Symptom Assessment
SDS : Schedule for the Deficit Syndrome
Skizofrenia dapat dibagi menjadi 4 subtipe, yaitu2, 4 :
Paranoid ditandai dengan preokupasi satu atau lebih delusi atau halusinasi
auditori.
Disorganized (hebefrenik) ditandai dengan regresi perilaku menjadi primitive,
disinhibisi, dan perilaku yang kacau.
Catatonic ditandai gangguan fungsi motorik, termasuk stupor, negativism,
kaku, kesenangan, atau postur.
Undifferendiated type
Residual ditandai dengan gangguan skizofrenia yang berkelanjutan tetapi
gejala klinis lengkapnya sudah tidak dapat diklasifikasikan pada tipe tertentu.
F. Manajemen
FARMAKOTERAPI
Terapi biologis terdiri dari2 :
- Obat antipsikotik : dopamine receptor antagonist (terutama untuk gejala
positif, contoh: chlorpromazine, haloperidol), dan Serotonin-Dopamine
Antagonists (terutama untuk gejala negative, contoh: risperidone dan
clozapine)
- Obat lain (adjuvant) : lithium, antikonvulsan (carbamazepine dan
valproate), dan benzodiazepine.
TERAPI PSIKOSOSIAL
Terapi psikososial merupakan metode yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan bersosialisasi, pengenalan diri, keterampilan, dan komunikasi
interpersonal. Terapi psikososial terdiri dari :
- Social skill training
- Family-oriented therapies
- Group therapy
- Cognitive behavioral therapy
- Individual psychotherapy
- Vocational therapy
G. Prognosis
Perjalanan penyakit skizofrenia terdiri dari eksaserbasi dan remisi. Setelah
episode psikotik pertama, pasien secara bertahap sembuh dan kemudian bisa
berfungsi normal dalam waktu yang lama. Masa kambuh biasanya setelah 5
tahun2.
Studi tentang skizofrenia menunjukkan bahwa hanya sekitar 10-20%
pasien yang memiliki prognosis baik sementara itu >50% pasien memiliki
prognosis buruk, yaitu perawatan yang berulang, eksaserbasi gejala yang sering,
munculnya episode gangguan mood, dan percobaan bunuh diri2.
BED SIDE TEACHING
SKIZOFRENIA
Oleh :
P. Elisabeth HutajuluAnggun Puspita Dewi
Preceptor :H. M. Zainie Hassan, dr., Sp.KJ(K)
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWARUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG
2012
DAFTAR PUSTAKA1. Farlex. Medical dictionary. [cited Available from: http://medical-
dictionary.thefreedictionary.com/schizophrenia
2. Benjamin Sadock, et al. Schizophrenia. Synopsis of Psychiatry USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2003.
3. WHO. SCHIZOPHRENIA. 2012 [cited Available from: http://www.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/
4. Stahl SM. Psychosis and Schizophrenia. StahFs Essential Psychopharmacology USA: Cambridge University Press; 2008.