Bst Uveitis

download Bst Uveitis

of 14

description

enjoy

Transcript of Bst Uveitis

BAB I

LAPORAN KASUS Identifikasi Pasien

Nama

: Tn. F Jenis kelamin: laki laki

Usia

: 23 tahun

Pekerjaan: Mahasiswa Agama

: Islam

Alamat : Pariaman Anamnesa

Seseorang pasien laki- laki poliklinik mata RSUP Dr.M. Djamil Padang pada tanggal 16 September 2015.Keluhan Utama: Mata kanan merah dan kabur sejak 7 hari yang lalu.Riwayat Penyakit Sekarang:

Mata kanan merah dan kabur sejak 7 hari yang lalu Mata kanan silau dan nyeri sejak 2 hari yang lalu Paisen memakai obat tetes mata INSTO, tapi keluhan tidak berkurang.Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat penyakit mata sebelumnya (-) Riwayat trauma sebelumnya (-) Riwayat operasi mata sebelumnya (-) Riwayat alergi (-)Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit seperti pasien. Status Oftalmologikus: Status OftalmikusODOS

Visus tanpa koreksi5/55/5 F

Refleks fundus++

Silia/supersiliaTrichiasis (-)

Madarosis (-) Poliosis (-)Trichiasis (-)

Madarosis (-) Poliosis (-)

Palpebra superiorEdema (-)

Hematom (-)Edema (-)

Hematom (-)

Palpebra inferiorEdema (-)

Hematom (-)Edema (-)

Hematom (-)

Margo palpebraHordeolum (-)

Khalazion (-)Sikatrik (-)Hordeolum (-)

Khalazion (-)Sikatrik (-)

Aparat lakrimalisNormal Normal

Konjungtiva tarsalisHiperemis (-)

Papil (-)Folikel (-)Sikatrik (-)Hiperemis (-)

Papil (-)Folikel (-)Sikatrik (-)

Konjungtiva fornicsHiperemis (-)Hiperemis (-)

Konjungtiva bulbiInjeksi konjungtiva (+)

Injeksi siliar (+)Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

SkleraPutihPutih

KorneaKPS(+) Bening

Kamera Okuli AnteriorFlare (+), Cukup dalam Cukup dalam

IrisCoklat, rugae (+)Coklat, rugae (+)

PupilBulat, RP (+/+), 2-3 mmBulat, RP (+/+), 2-3 mm

LensaBening Bening

Korpus vitreusJernihJernih

Fundus:

Media

Papil optic

Retina

Aa/ vv retina

Makula Bening Bulat,batas tegas , c/d 0,3

Eksudat (-), perdarahan (-)

Aa/ vv = 2:3

Reflex fovea (+)Bening Bulat,batas tegas , c/d 0,3

Eksudat (-), perdarahan (-)

Aa/ vv = 2:3

Reflex fovea (+)

Tekanan bulbus okuliN (palpasi) N (palpasi)

Posisi Bola mataOrtho Ortho

Gerakan bulbus okuliBebas ke segala arahBebas ke segala arah

Gambar Kps (+) .

.

GAMBAR PASIEN Diagnosis Kerja : Uveitis Anterior ODPenatalaksanaan : menunggu hasil (pemeriksaan mantoux test, pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan gigi, pemeriksaan THT ) sementara menunggu hasil pemeriksaan diberikan obat tetes mata POSOP 0,6 ml.Diskusi Berdasarkan anamnesis didapatkan mata kanan pasien terasa nyeri sejak 2 hari yang lalu. Diagnosa banding mata nyeri :

Glaukoma akut

Pada pasien ini, pasien tidak mual dan tidak muntah. TIO masih dalam batas normal. Pasien juga menyangkal melihat halo di sekitar cahaya. Pupil midriasis (-). Maka diagnosa glaukoma akut dapat disingkirkan.

Trauma mata

Pasien menyangkal pernah kemasukan benda asing ke dalam mata, trauma terkena benda tumpul ataupun tajam, trauma terkena zat kimia asam dan basa pun di sangkal. Riwayat pemakaian kontak lensa (-) sehingga diagnosa trauma mata dapat disingkirkan.

Uveitis Anterior

Pasien mengeluh mata nyeri, fotofobia, dan penglihatan kabur. Gejala tersebut merupakan gejala khas Uveitis Anterior.

Pasien juga mengeluh mata merah dan penglihatan buram.Tabel 1. Diagnosa banding mata merah visus menurun

Berdasarkan tabel di atas, maka diagnosa keratitis dan glaucoma dapat disingkirkan. BAB IIPENDAHULUAN2.1 LATAR BELAKANG1Uveitis adalah suatu inflamasi pada traktus uvea. Uveitis banyak penyebabnya dan dapat terjadi pada satu atau semua bagian jaringan uvea. Pada kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui.

Penyakit peradangan pada traktus uvealis umumnya unilateral. Di dunia, rata-rata insiden penyakit ini sekitar 15 dari 100.000 jiwa. Biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia pertengahan (20-50 tahun). Uveitis jarang terjadi pada anak dibawah umur 16 tahun, hanya sekitar 5% sampai 8% dari jumlah total. Kira-kira setengah dari jumlah anak yang mendreita uveitis umumnya uveitis posterior dan panuveitis. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam angka kesakitan.

Bentuk uveitis paling sering adalah uveitis anterior akut atau iritis yang umumnya unilateral dan ditandai adanya riwayat sakit, fotofobia dan penglihatan kabur. Serta mata merah (merah sirkumkorneal) tanpa tahi mata purulen dan pupil kecil atau irreguler. Bentuk uveitis lainnya adalah uveitis posterior, intermediet, dan panuveitis.

Penatalaksanaan uveitis tergantung pada penyebabnya. Biasanya disertakan kortikosteroid topikal atau sistemik dengan obat-obatan sikloplegik-midriatik dan/atau imunosupresan non kortikosteroid. Jika penyebabnya adalah infeksi diperlukan terapi antibiotik.2.1 BATASAN MASALAH

Dalam BED SIDE TEACHING (BST) ini akan dibahas mengenai UVEITIS ANTERIOR.

2.3 TUJUAN PENULISAN

Penulisan BED SIDE TEACHING (BST) ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan serta memahami pengetahuan tentang UVEITIS ANTERIOR.

2.4 METODE PENULISAN

Penulisan UVEITIS ANTERIOR ini menggunakan berbagai literatur sebagai sumber kepustakaan.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA3.1 Definisi dan Klasifikasi Uveitis

Uveitis adalah suatu inflamasi pada traktus uvea.4 Uveitis dapat diklasifikasikan menurut:

a. Anatomi5Yaitu berdasarkan seberapa besar bagian uvea yang terkena. Menurut Standardization of Uveitis Nomenclature (SUN) Working Group pada tahun 2005 membuat suatu sistem klasifikasi secara anatomis suatu uveitis.5

Gambar 1. Topografi uvea

b. Waktu5

c. Istilah5

Uveitis kronik dibagi berdasarkan histologi:51. Non-granulomatosa

Pada inflamasi ditemukan sel limfosit dan infiltrat sel plasma.2. Granulomatosa

Pada granulomatosa juga ditemukan epiteloid dan giant cells.

3.2 Epidemiologi

Uveitis menyebabkan 10% dari kasus kebutaan di Amerika. Insiden dari uveitis di Amerika Serikat sekitar 15 per 100.000 orang per tahun.5 Uveitis biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun dan berpengaruh pada 10-20% kasus kebutaan yang tercatat di negara-negara maju. Uveitis lebih banyak ditemukan pada negara-negara berkembang dibandingkan di negara-negara maju karena lebih tingginya prevalensi infeksi yang bisa mempengaruhi mata, seperti toksoplasmosis dan tuberkulosis di negara-negara berkembang.13.3 Gejala dan Tanda Klinis Uveitis Anterior

Manifestasi klinis uveitis bergantung pada :51. Bagian uvea yang mengalami inflamasi

2. Onset (mendadak/tersembunyi)

3. Durasi penyakit (terbatas/menetap)

4. Waktu kemunculan penyakit (akut/kronik/rekuren)

Pada anterior uveitis seringkali merupakan kombinasi inflamasi pada iris dan badan siliar yang disebut iridocyclitis. Kamera okuli anterior (COA) merupakan tempat inflamasi utama pada uveitis anterior.5 Secara klinis, uveitis anterior dapat muncul secara akut atau kronis. Gejala utama uveitis anterior akut adalah nyeri, fotofobia, mata merah, lakrimasi dan penurunan tajam penglihatan sedangkan pada uveitis kronis, ditemukan gejala radang akut yang minimal dengan mata yang tidak merah.3Pada anamnesis uveitis anterior, perlu diketahui mengenai riwayat penyakit mata dan penyakit sistemik sebelumnya, termasuk :1) Gejala utama (seperti nyeri,fotofobia dan penurunan tajam penglihatan), durasi dan apakah gejala muncul unilateral (salah satu mata) atau bilateral (kedua mata)

2) Apakah sudah pernah diobati sebelumnya, dan apakah pengobatan sebelumnya berhasil atau tidak

3) Riwayat medis umum, termasuk riwayat pernah dirawat di rumah sakit, nyeri sendi, nyeri punggung dan hal-hal yang berhubungan dengan penyebab uveitis anterior.Tanda klinis pada uveitis anterior ditemukan adanya 51) Keratic Presipitates

Gambar 2. Keratic presipitat dan mutton fat 52) Flare

Gambar 2. Flare pada kamera okuli anterior 3

3) Hipopion Gambar 3. Hipopion 5

4) Sinekia anterior dan posterior

Gambar 5. Sinekia posterior: a. Koeppe nodul ; b. Busacca nodul; c. Berlin nodul55) Miosis pupil6) Iris nodul

Gambar 6. Nodul iris: Koeppe nodul , nodul yang terletak di pinggir pupil;

Busacca nodul, nodul terletak di permukaan iris37) Dispersi pigmen

8) Sel-sel inflamasi

9) Fibrin

10) Hifema Pada uveitis anterior, meningkatnya permeabilitas kapiler bisa menyebabkan:5 Serosa (aquous flare dikarenakan adanya protein)

Purulen (PMN, leukosit, dan dan sel nekrotik menyebabkan hipopion)

Fibrin (eksudat fibrin)

Sanguinoid (sel inflamasi dengan eritrosit yang bermanifestasi oleh gabungan hipopion dan hifema)

3.4 Pemeriksaan Penunjang

Uveitis merupakan peradangan pada traktus uvea yaitu iris, badan siliar dan koroid, dimana uveitis berdasarkan tempat utama inflamasi memiliki tempat yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dibutuhkan pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis, yaitu dengan:5 Slit Lamp Ultrasonografi (USG)

Optical Coherence Tomography (OCT)

Anterior chamber paracentesisPemeriksaan laboratorium umumnya tidak diperlukan pada pasien uveitis ringan dan pasien dengan riwayat trauma atau pembedahan baru-baru ini atau dengan tanda-tanda infeksi virus herpes simpleks atau herpes zooster yang jelas, seperti dermatitis vesikuler penyerta, keratitis dendritik atau disciformis.5Pemeriksaan laboratorium dapat ditunda pada pasien usia muda yang sehat, asimptomatik, dan baru pertama kali mengalami episode iritis atau iridosiklitis unilateral akut ringan sampai dengan sedang yang cepat berespon terhadap pengobatan kortikosteroid topical dan sikloplegik.5Pemeriksaan sifilis, tuberculosis, dan sarkoides dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan tersebut, sementara untuk pemeriksaan lain hendaknya disesuaikan dengan temuan yang didapat pada anamnesis atau pemeriksaan fisik.53.5 Diagnosis Banding

1. Konjungtivitis akut

Kejadian konjungtivitis tergolong sering terjadi, dimana konjungtivitis ditandai dengan adanya sekret atau kotoran mata yang sedang sampai banyak sekali, tidak ada efek pada penglihatan, nyeri tidak begitu dominan, injeksi konjungtiva yang difus dan mengarah ke fornik, kornea jernih, ukuran pupil, tekanan intraokuler normal dan ada organism penyebab pada sediaan apus.1,32. KeratitisPada keratitis ditemukan adanya pewarnaan dan defek pada epitel atau adanya penebalan atau infiltrate pada stroma.

3. Glaukoma akut

Onset kejadian tiba-tiba yang disertai nyeri,muntah,sakit kepala, namun juga ditemukan adanya sekret atau kotoran mata yang encer, penglihatan kabur, injeksi konjungtiva terutama pada sirkumkorneal, kornea berkabut, adanya dilatasi sedang dan terfiksasi pada pupil, tidak ada respon cahaya pupil, tekanan intaraokular meningkat, dan tidak ditemukan organism pada sediaan apus.1,3

Tabel 1. Diagnosis banding antara konjungtivitis akut, iritis akut dan glaucoma akut 3

3.6 Tatalaksana Uveitis anterior

1. Medikamentosa

Tujuan dari terapi medikamentosa pada uveitis adalah untuk mengontrol inflamasi secara efektif dan mengurangi risiko kehilangan penglihatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.Terapi topikal :

a. Siklopegik dan Midriatik

Digunakan secara topikal sulfa atropin 1% dengan 2-3 tetes sehari yang berguna untuk mencegah sinekia posterior dan mengurangi rasa nyeri dan fotofobia pada keadaan akut, mengurangi eksudat dengan mengurangi hiperemia dan permeabilitas kapiler.3

b. NSAID (Non-steroidal Anti Inflamatory Drugs)Bekerja dengan menghambat siklooksigenase (COX) dan mengurangi sintesis prostaglandin yang memediasi reaksi inflamasi. Fenilbutazone dan oxyfenbutazone efektif untu uveitis yang berkaitan dengan rheumatoid disease.5c. Kortikosteroid

Diberikan secara topikal dan efektif pada keadaan iridosklitis, berguna untuk mengurangi inflamasi dan sebagai antifibrotik. Hidrokortison 0,25% ditetes 4-6 kali sehari.3d. Antibiotik spektrum luaTerapi sistemik :

Terapi sistemik dilakukan bila dengan terapi lokal atau topikal tidak berhasil, pada keadaan uveitis kronik yang tidak bisa ditangani dengan topikal kortikosteroid.

a. Kortikosteroid sistemik digunakan selama 3 bulan dengan prednison dosis 1-2 mg/kg/hari yang akan di tappering off setiap 1-2 minggu.5b. Imunomodulator Terapi (IMT)5Imunomodulator diberikan pada penderita uveitis yang disertai dengan penyakit sistemik autoimun,

Inflamasi intraokuler yang mengancam visus

Proses penyakit yang berulang

Respon yang tidak adequate terhadap kortikosteroid

Kontraindikasi terhadap kortikosteroid

3.7 Komplikasi51. Katarak

Peradangan yang terjadi pada uveitis anterior dapat mencetuskan penebalan dan opasifikasi lensa. Awalnya ini akan menimbulkan miopi ringan. Namun dengan berjalannya waktu, katarak akan berkembang dan membatasi visus koreksi terbaik. Tatalaksanya adalah operasi katarak setelah radang intraokuler teratasi.2. Glaukoma

Glaukoma yang terjadi pada uveitis anterior dikarenakan terbentuknya sinekia anterior maupun sinekia posterior. Sinekia anterior dapat mengganggu aliran aqueous di sudut bilik mata dan dapat menyebabkan galukoma. Sinekia posterior dapat menyebabkan glaucoma sekunder sudut tertutup dengan terbentuknya seclusion pupil dan penonjolan iris ke depan (iris bombe).3.8 Prognosis

Perjalanan penyakit dan prognosis penyakit uveitis tergantung pada banyak hal, seperti lokasi yang terkena, derajat keparahan dan penyebab peradangan. Uveitis anterior memiliki prognosis yang lebih baik dibandingakn uveitis intermediet dan uveitis posterior karena lebih responsif terhadap pengobatan.1DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan & Asbury T. Oftalmologi Umum/ Paul Riordan-Eva, John P. Whitcher; alih bahasa, Brahm U. Edisi 17. Jakarta : EGC. 2012; 10,11, 150.2. American Academy of Ophtalmology. Ophthalmic Pathology and Intraocular Tumors. Section 4. San Francisco. 2011-2012; 185.

3. Khurana AK. Diseases of Uveal Tract. Chapter 7. In Comprehensive Ophthalmology. Fourth Edition. New Dhelhi : New Age International Limited Punlisher. 2007; 133-136.

4. Lang et al. Uveal Tract. In Ophtalmology, A Short Textbook. New York. 2000; 208.5. American Academy of Ophtalmology. Intraocular Inflammation and Uveitis. Section 9. San Francisco. 2011-2012; 77-116.45