bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/RENJA BPBD 2014 Edit.docx · Web...
Transcript of bpbd.kulonprogokab.go.idbpbd.kulonprogokab.go.id/files/RENJA BPBD 2014 Edit.docx · Web...
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Landasan Hukum 4
1.3 Maksud dan Tujuan 5
1.4 Sistematika Penulisan 6
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 7
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra
SKPD
7
2.2 Isu – isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 12
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 18
3.1 Tujuan Renja SKPD 18
3.2 Sasaran Renja SKPD 18
3.3 Program dan Kegiatan 19
BAB IV Penutup 22
/
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGRencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) merupakan
penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kulon Progo Tahun
2014. Sedangkan RKPD merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011 – 2016 Kabupaten Kulon Progo sebagaimana
yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional serta undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah yang
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 11 Tahun
2010 Tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, maka Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo mempunyai tugas, antara lain :
a. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;
b. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana
yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta
rekonstruksi secara adil dan setara;
c. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
d. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Daerah
e. Menetapkan standarisasi dan kebutuhan peyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
f. Melaksanakan, mengendalikan pengumpulan dan penyaluran bantuan uang dan
barang;
g Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja daerah, Anggaran Pendapatan dan belanja Negara dan
sumbangan pihak lain yang sah serta tidak mengikat;
h Melaksanakan kewajiban lain sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan;
dan
i Melaporkan penyelenggaraan, penanggulangan bencana kepada Bupati setiap
bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.
2
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
mempunyai fungsi:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi secara cepat, tepat, efektif dan efisien; dan
.b. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penangulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
Berkenaan dengan tugas dan fungsi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki tugas peran sentral dalam Manajemen
Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kulon Progo. Visi “Mewujudkan Ketangguhan dan
Kesiapsiagaan Kulon Progo dalam Menghadapi Bencana“ diharapkan dapat terwujud.
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Kulon Progo menyusun Rencana Kerja tahun 2014 dengan maksud
meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo, bahwa dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Kerja ( Renja ).
Proses Penyusunan Rencana Kerja sebagai berikut :
1. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD;
2. Kepala SKPD menyusun Rancangan Rencana Kerja ( Renja ) SKPD sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya dengan mengacu pada rancangan awal RKPD dan
berpedoman pada Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD
3. SKPD atau Gabungan SKPD membahas rancangan awal Renja SKPD dalam Forum
SKPD / Gabungan SKPD. Selanjutnya disusun menjadi Rancangan Renja SKPD yang
telah disempurnakan;
4. Kepala Bappeda mengkoordinir penyusunan rancangan SKPD dengan verifikasi dan
sinkronisasi dari Rancangan Renja SKPD yang telah disempurnakan;
5. Rancangan RKPD dibahas dalam Munsrembang RKPD yang diikuti oleh unsur-unsur
stakeholder pembangunan;
6. Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil Munsrembang;
7. RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2014 merupakan
penjabaran dari RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 -2016 merupakan bagian dari
sub system dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN.
Secara teknis hubungan Renja SKPD dan RKPD dengan dokumen perencanaan
lainnya dijelaskan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan dan Pe
raturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan Pelaksa
naan Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.Penyusun
an Renja SKPD mengacu pada RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2016 dan
harus memperhatikan dokumen – dokumen perencanaan lainnya. Hal ini bertujan untuk
3
menjaga konsistensi pelaksanaan Pembangunan Daerah.
1.2 LANDASAN HUKUM1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945
3. Landasan Operasional
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (2005 – 2025);
e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014.
i. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
no 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
j. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
k. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 14 Tahun 2007 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo;
l. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun
2005 – 2025;
m. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Urusan
Pemerintah Daerah;
n. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
o. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 Nomor 2 Seri D);
4
p. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014;
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud disusunnya Rencana Kerja ini adalah untuk menempatkan program
Penganggulangan Bencana menjadi bagian tak terpisahkan dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Kulon Progo tahun 2011-2016, Rencana Tata Ruang Wilayah dan memberikan gambaran
yang menyeluruh terhadap upaya pengurangan resiko bencana dalam pembangunan.
Tujuan Internal:
1. Memenuhi ketentuan peraturan tentang perencanaan
2. Menyediakan dokumen acuan bagi BPBD Kabupaten Kulon Progo dalam
merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan-kegiatan pada setiap
tahunnya yang bersumber baik dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan sumber
pembiayaan APBN maupun masyarakat.
3. Menjabarkan tentang gambaran umum, program dan kegiatan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam masa sekarang
dan yang ingin dicapai pada periode satu tahun ke depan, sekaligus tujuan yang
ingin dicapai dalam rangka mewujudkan tercapainya visi dan misi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo.
4. Untuk memudahkan seluruh jajaran aparatur di BPBD Kabupaten Kulon Progo
dalam memahami dan menilai arah kebijakan, program dan kegiatan operasional
tahunan.
5. Sebagai alat untuk mengukur kinerja aparatur di BPBD Kabupaten Kulon Progo
dalam melaksanakan program dan kegiatan.
Tujuan External:
1. Memberikan masukan-masukan terhadap upaya pembangunan Kabupaten
Kulonprogo yang berorientasi untuk Pembangunan yang mengurangi kerentanan
terhadap bencana.
2. Memberikan arah kebijakan terhadap upaya penanggulangan bencana, baik dalam
kondisi pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana.
3. Memberikan gambaran bagi masyarakat dan pihak swasta daerah bahwa
Pemerintah Daerah Kulon Progo memiliki concern yang besar terhadap upaya
Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kulon Progo.
4. Mensinergikan program-program dan kegiatan penanggulangan bencana dengan
program-program dan kegiatan lain yang berkaitan erat dengan upaya-upaya
peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengadapi ancaman resiko bencana, baik
di SKPD lain, pemerintah provinsi, maupun pemerintah pusat.
5
5. Terwujudnya dukungan dari berbagai pihak baik dalam bentuk fasilitasi, sinkronisasi
dan dukungan anggaran program penanggulangan bencana yang berkelanjutan.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Dokumen Rencana Kerja ( RENJA ) SKPD Tahun 2014 Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Kulon Progo ini disusun dengan Sistematika Penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika penulisan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
2.2 Isu – isu Penting Penyelengggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN3.1 Tujuan Renja SKPD
3.2 Sasaran Renja SKPD
3.3 Program dan Kegiatan
BAB IV PENUTUP
6
BAB IIEVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
1. Realisasi Program / Kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan adalah :a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
dengan Kegiatan :
Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor, realisasi target kinerja
hanya tercapai 45%.
b. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alamdengan Kegiatan :
Penyusunan Formulasi Kebijakan Penannggulangan Bencana Daerah
realisasi target kinerja hanya 50 %
2. Realisasi Program / Kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan adalah :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan:
1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Air dan Listrik
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan kendaraan dinas / operasional
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
6) Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
7) Penyediaan ATK
8) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Dokumen
9) Penyediaan Komponen Instalasi Kantor
10) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
11) Penyediaan Makanan dan Minuman Rapat
12) Penyediaan Dana Untuk Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
13) Penyediaan Dana Untuk Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah
14) Penyediaan Jasa Pegawai tidak tetap
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan :
1) Pengadaan Meubelair
2) Pengadaan Peralatan Kantor
3) Pengadaan Perlengkapan Kantor
4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
5) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas Operasional
6) Pemeliharaan Rutin/Berkala perlengkapan Kantor
7
c. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan :
1) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
2) Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
d. Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD, dengan kegiaan :
1) Penyusunan Rentra SKPD
2) Penyusunan Rencana Kerja SKPD
e. Program Pengawasan Dan Pengendalian Program, dengan kegiatan :
1) Monev, Evaluasi, Pengendalian dan Pelaksanaan Program dan Kegiatan
f. Program Keamanan dan Kenyamana Lingkungan, dengan kegiatan :
1) Penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran
g. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam, dengan kegiatan :
1) Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam
2) Penetapan Aspek-aspek Kebencanaan Dalam Pembangunan Daerah Bencana
3) Pemberdayaan TRC Dalam Mitigasi dan Kesiapsiagaan
h. Program Respon tanggap Darurat, dengan kegiatan :
1) Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam
i. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi bencana, dengan kegiatan :
1) Fasilitasi dan Koordinasi Pembangunan, kerusakan dan Kerugian Akibat
Bencana
3. Realisasi Program / Kegiatan yang melebihi target kinerja hasil / keluaran yang direncanakan adalah tidak ada
4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target kinerja Program / Kegiatan
a. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor, realisasi target kinerja
hanya tercapai 45%.Hal ini disebabkan penambahan pemasangan pesawat telpon
tahun 2012 belum memungkinkan karena jaringan kabel wilayah Kabupaten Kulon
Progo penuh ( sesuai surat telkom nomor : C Tel36/Yn.000/RE4-D2501B7/2012
tanggal 7 Desember 2012) dan sampai dengan akhir tahun anggaran 2012 baru
bisa membeli pesawat telepon.
b. Penyusunan Formulasi Kebijakan Penannggulangan Bencana Daerah realisasi
target kinerja hanya 50 %. Hal ini disebabkan Honor dan Biaya Operasional Unsur
Pengarah tahun 2012 tidak dibayarkan karena Unsur Pengarah baru terbentuk
pada tanggal 20 November 2012.
8
Capaian Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
Indikator Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo
dijabarkan berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana
Daerah yang rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantorana. Terpenuhinya Kebutuhan Jasa Surat Menyurat 12 bulan
b. Terbayarnya Belanja Listrik, Telepon dan Air 12 bulan
c. Tersedianya Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor 1 unit
d. Tersedianya Biaya Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan dinas roda 4
( Mobil PBK sebanyak 2 unit, Mobil Operasional sebanyak 2 unit ) dan roda 2
sebanyak 4 unit,
e. Terbayarnya Honorarium Pengelola Keuangan dan Barang 12 bulan
f. Tersedianya Alat Kbersihan Kantor 12 bulan
g. Terlaksananya Perbaikan Peralatan Kerja 2 unit
h. Tersedianya Kebutuhan Alat Tulis Kantor 12 bulan
i. Tersedianya Barang Cetakan dan Penggandaan Dokumen Kantor 12 bulan
j. Tersedianya Komponen Instalansi Listrik Kantor 12 bulan
k. Tersedianya Biaya Langganan Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 12 bulan
l. Tersedianya Makanan dan Minuman untuk rapat 12 bulan
m. Tersedianya Dana Untuk Perjalanan Dinas Keluar Daerah 12 bulan
n. Tersedianya Dana Untuk Perjalanan Dinas Dalam Daerah 12 bulan
o. Tersedianya Dana Untuk Pembayaran Tenaga Kontrak 12 bulan
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatura. Tersedianya Dana Belanja Modal Meja Kerja, Kursi Kerja, Almari Kayu, Rak Kayu
13 buah
b. Tersedianya Dana untuk Belanja Modal Peralatan Kantor Berupa Komputer
sebanyak 2 Unit dan Printer sebanyak 2 unit
c. Tersedianya Dana untuk Belanja Modal Filling Kabinet, Kipas Angin, 3 buah
d. Tersedianya Biaya Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor 12 bulan
e. Biaya Operasional Pemeliharaan Kendaraan Dinas serta BBM Rutin dan BBM
Kegiatan 12 bulan
f. Tersedianya Biaya Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Kantor 3 unit
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
a. Terpenuhinya Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 3
buku
b. Terpenuhinya Pelaporan Keuangan Semesteran 6 buku
9
4. Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPDa. Tersusunnya Renstra SKPD 3 buku
b. Tersusunnya Rencana Kerja SKPD 3 buku
5. Program Pengawasan dan Pengendalian Programa. Terlaksananya Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program dan Kegiatan SKPD
12 bulan
6. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungana. Terlaksananya Pertolongan Bahaya Kebakaran dan Pencarian Korban 12 bulan
7. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alama. Terlaksananya Sosialisasi Bencana Alam 9 kali
b. Penetapan Aspek-aspek Kebencanaan dalam Pembangunan Daerah Bencana 2
kali
c. Terlaksananya Piket TRC di BPBD 12 bulan
d. Terbitnya Peraturan Bupati tentang Unsur Pengarah 12 bulan
8. Program Respon Tanggap Darurata. Terlaksananya Respon Pemerintah Terhadap Kejadian Bencana Alam 12 bulan
9. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencanaa. Terlaksananya Fasilitasi dan Koordinasi Pembangunan Kerusakan dan Kerugian
Akibat Bencana 12 bulan
Rencana Tahun 2013
Capaian Kinerja yang sudah ditetapkan
Pengukuran kinerja kegiatan dihitung dengan membandingkan rencana kegiatan yang
tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan tahun 2013 dibandingkan dengan Pelaksanaan
Kegiatan yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) tahun 2013.
Kegiatan Kantor Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Kulon Progo di Tahun
Anggaran 2013 dan nilai capaian kegiatannya sebagai berikut :
No KEGIATAN TARGET KINERJA
1 2 3A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat100 lembar @ 3000 dan 120lembar @
6000
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 12 bulan
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas / 9 unit
10
Operasional
4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 8 orang
5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 12 bulan
6, Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 4 unit
7. Penyediaan Alat Tulis Kantor 12 bulan
8. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 12 bulan
9.Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor
12 bulan
10. Penyediaan Bahan Bacaan dan Perundang-undangan 12 bulan
11. Penyediaan Makanan dan Minuman 12 bulan
12. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah 12 bulan
13. Penyediaan Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah 12 bulan
14. Penyediaan Jasa Tenaga Pegawai Tidak Tetap 1 orang
15. Penyediaan Jasa Pelayanan Kantor 1 orang
B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
16. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 5 buah
17. Pengadaan Mebeleur 15 buah
18. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional 9 unit
19. Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 3 buah
C Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
19. Penyusunan Laporan Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD 10 buku
20. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran 4 buku
D Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD
21. Penyusunan Rencana Kerja SKPD 6 buku
E Program Pengawasan dan Pengendalian Program
22.Monitoring, Evaluasi. Pengendalian dan Pelaksanaan program dan Kegiatan
12 bulan
F Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
23. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran 12 bulan
G Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
24. Pemberdayaan PUSDATIN / PUSDALOPS 12 bulan
25. Sosialisasi dan Pemantauan Potensi Bencana 10 kali
11
H Program Respon Tangap Darurat
26. Penanganan Tanggap Darurat Bencana 12 bulan
27. Manajemen Listribusi logistik dan Prasarana 12 bulan
28. Penilaian Kerusakan, Kerugian Akibat Bencana 12 bulan
I Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana
29 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana 12 bulan
2.2 Isu – isu Penting Penyelengggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
2.2.1 Tingkat Kinerja Pelayanan SKPD dan Hal Kritis Yang Terkait dengan Pelayanan SKPD
Pelayanan tahun 2011 lebih bersifat parsial dan belum terencana dengan
baik. Hal tersebut disebabkan oleh Anggaran dan tujuan BPBD ditetapkan sebelum
lahirnya Peraturan daerah nomor 11 tahun 2010 tentang Pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah yang mengakibatkan tidak didukungnya tujuan
organisasi dengan anggaran biaya yang sudah ditetapkan.Sehingga pelayanan
2011 masih jauh panggang dari api karena proses penganggaran yang mendahului
perda menyebabkan anggaran tidak mengakomodir sebagian amanat perda.
Kabupaten Kulon Progo memiliki 8 ancaman bencana berupa : longsor, banjir,
angin puting beliung, kekeringan, gempa bumi, ancaman tsunami, kebakaran, dan
banjir lahar dingin. Walaupun Kulon Progo adalah daerah yang rawan bencana, sulit
untuk mengukur kinerja pelayanan BPBD dalam penanggulangan bencana.
Karakterstik satu jenis bencana berbeda dengan bencana yang lain sehingga
penanganannya berbeda. Selain itu bencana merupakan hal yang rumit dan tidak
dapat diprediksi dengan pasti.
Salah satu kinerja yang dapat diukur pada tahun 2011 adalah
Penanggulangan Kebakaran karena tugasnya ikut dilimpahkan ke BPBD. Sejauh ini
BPBD mampu memenuhi SPM dalam Penanggulangan Kebakaran walaupun
banyak kasus kebakaran yang tidak tertangani di luar Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) akibat keadaan geografis dan keterbatasan peralatan. Untuk
saat ini di Kabupaten Kulon Progo hanya memiliki 1 Wilayah Manajemen Kebakaran
saja.
Sesuai dengan Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 Tanggal 19 Desember
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam
Negeri Kabupaten/kota dan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 58 Tahun 2011
Tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Penanggulangan Bencana Kebakaran
serta menurut Kepmeneg PU Nomor 11/KPTS/2000 Tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Kebakaran Perkotaan, maka suatu kota perlu membentuk WMK
(Wilayah Manajemen Kebakaran). Jumlah minimal WMK untuk suatu daerah
12
tergantung luas daerah tersebut, dengan minimal satu WMK. Daerah Layanan WMK
ditentukan oleh waktu tanggap, dengan ketentuan tidak lebih dari 15 (lima belas )
menit.Berdasar ketentuan ini Kepmeneg menetapkan bahwa daerah layanan dalam
setiap WMK tidak boleh melebihi radius 7,5 km.Di luar daerah tersebut
dikategorikan sebagai daerah tidak terlindungi. Daerah yang sudah terbangun harus
mendapat perlindungan oleh mobil pemadam kebakaran yang pos terdekatnya
berada dalam jarak 2,5 km dan berjarak 3,5 km dari sektor.
Akan tetapi dengan adanya Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 Tentang
Perubahan atas Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota terdapat perubahan
dalam menentukan WMK, dimana pembentukan per 1 (satu) WMK ditentukan
cakupan luas maximal masing-masing kawasan. Pada pemukiman perkotaan
dengan luas 100 km2 atau 10.000 ha, pemukiman pedesaan dengan luas 250 km2
atau 25.000 ha, pada lingkungan kawasan industri dan / atau pabri dengan luas 25
km2 atau 2.500 ha, pada kawasan hutan dengan luas 1000 km2 atau 100.000 ha
dan lahan dengan luas 250 km2 atau 25.000 ha, dibentuklah masing-masing 1
(satu) WMK.
Sehingga apabila tidak berbenah, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Kulon Progo tidak dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
2.2.2 Permasalahan dan Hambatan Yang Dihadapi Dalam Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi SKPD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan SKPD baru, yang baru
dua tahun lebih menjalankan fungsi penanggulangan bencana. Bisa dikatakan
bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah memulai tugas penanggulangan
bencana bukan saja dari 0 (nol) tetapi beranjak dari – (minus). Berbagai macam
kejadian dan dampak bencana sebelum lahirnya Badan Penanggulangan Bencana
Daerah dibebankan kepada badan Penanggulangan Bencana Daerah. Belum lagi
kejadian bencana pasca lahirnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga
sudah sangat menguras berbagai sumber daya di Badan Penanggulangan Bencana
Daerah. Sebagai SKPD baru dengan tugas yang demikian berat, semaunya dijalani
dengan trial and error. Berbagai permasalahan yang masih dihadapi oeh badan
Penanggulangan Bencana daerah Kabupaten Kulon Progo adalah :
a. Dalam kebijakan Penanggulangan Bencana :
i. Belum adanya landasan hukum berkait penanggulangan bencana yang
komprehensif di Kabupaten Kulon Progo.
ii. Sulitnya merubah pendekatan penanggulangan bencana dari
pendekatan responsif ke pendekatan preventif.
13
iii. Pengurangan resiko bencana belum menjadi landasan dasar
pembangunan padahal hampir semua daerah di Kulon Progo rentan
bencana.
iv. Penanggulangan bencana masih bersifat sektoral dan kondisional, perlu
sinkronisasi program dan kegiatan berkait pengurangan resiko bencana.
v. Keberpihakan Pengurangan Resiko Bencana dalam pembangunan.
vi. Banyaknya peraturan yang saling menghambat upaya Penanggulangan
Bencana
b. Dalam aspek Kelembagaan
i. Belum lengkapnya unsur kelembagaan yaitu Unsur Pengarah. Unsur
Pengarah yang ada baru yang berasal dari PNS yang susunan
keanggotaannya sesuai dengan Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor
383 Tahun 2012. Sedangkan Unsur Pengarah yang anggotanya non
PNS belum ada.
ii. Badan Penanggulangan Bencana Daerah relatif baru berdiri, sehingga
masih banyak belajar untuk melaksanakan penanggulangan bencana
secara ideal.
iii. Aspek-aspek penunjang kelembagaan seperti PUSDALOPS dan TRC
sudah ada , tetapi masih ada kendala berupa keterbatasan peralatan
yang dimiliki.
iv. Masih adanya program kebencanaan di SKPD lain ( overlapping ) dan
tidak sinkron.
c. Dalam aspek Ketugasan
i. Upaya Penanggulangan Bencana masih disikapi dengan cara yang
sama dengan ketugasan lain, tidak ada perkeualian.
ii. Bencana yang datang tidak terduga, sehingga harus melaksanakan
fungsi kesiapsiagaan dan respon tanggap darurat yang mumpuni.
iii. Paradigma penanganan bencana yang masih cenderung bersifat
responsive sehingga menimbulkan dampak yang besar.
iv. Masih minimnya relawan siaga bencana
v. Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang sekiranya akan membutuhkan biaya
yang cukup besar.
vi. Belum ada dukungan sumber daya yang memadai, jumlah anggaran,
prosedur, peralatan, sarana dan prasarana, personil.
vii. Laporan kejadian bencana yang masih belum mutakhir, sehngga
menyulitkan proses tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi
pasca bencana
2.2.3 Tantangan dan Peluang Dalam Meningkatkan Pelayanan SKPD2.2.3.1 Tantangan
Semakin disadari dampak dari kejadian bencana serta
meningkatnya kwantitas kejadian bencana dari tahun ke tahun di
14
Kabupaten Kulon Progo membuat penanggulangan bencana menjadi
perhatian dalam Rencana Pembangunan. Oleh sebab itu Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo membentuk Badan Penanggulangan Bencana
yang diharapkan menjadi SKPD sentral dalam upaya penanggulangan
bencana.
Selain meningkatnya kwantitas jumlah kejadian bencana,
Kabupaten Kulon Progo ke depan memiliki kompleksitas permasalahan
yang meningkat akibat pembangunan. Oleh karena itu upaya
penanggulangan bencana juga harus ditingkatkan dengan upaya
pendekatan yang strategis.
Meskipun ada beberpa Rencana Kerja tahun 2011 yang sudah
terlaksana, secara umum pelaksanaan penanggulangan bencana 2011
bisa dikatakan masih jauh panggang dari api. Masalah di tahun 2011
masih berkutat pada hal-hal yang terkait kelembagaan. Secara umum,
Badan Penanggulangan bencana Daerah dengan segala keterbatasan
yang ada (sampai saat ini) sudah bekerja secara maksimal dalam upaya
Penanggulangan bencana. Ada beberapa mimpi dari upaya
penanggulangan bencana di Kabupaten Kulon Progo ke depan.
1) Pengurangan resiko bencana menjadi salah satu acuan penting
perencanaan pembangunan.
2) Ada upaya yang terintegrasi dalam pra, saat dan pasca bencana
antara pemerintah, masyarakat dan swasta.
3) Merubah pendekatan responsive menjadi perubahan preventif untuk
mengurangi korban, dan keruian akibat bencana.
2.2.3.2 Peluang Peluang Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
enanggulangan bencana di Kabupaten Kulon Progo masih sangat terbuka
lebar. Banyaknya kejadian bencana sedikit banyak membuat
penanggulangan bencana menjadi bagian tidak terpisahkan dalam
pembangunan. Perubahan paradigma penannggulangan bencana dari
respobsive kepada pendekatan preventif yang membuat penanggulangan
bencana bisa diupayakan/direncanakan, tidak grobyakan setelah terjadi
bencana baru bertindak. Karena hal demikianlah penanggulangan
bencana berjalan komprehensif, simultan dan handal karena banyak
aspek yang bersinggungan langsung dengan bencana.
Dampak dari perubahan paradigma tersebut membuat
penanggulangan bencana direncanakan secara baik dari tahap Pra
Bencana, Pada saat Terjadi Bencana, dan Pasca Bencana. Dalam Tahap
Pra Bencana berupa program dan kegiatan-kegiatan yang bersifat
mitigasi dan pengurangan resiko bencana, mengingat bencana tidak
15
dapat kita hindarkan. Pada saat Terjadi Bencana, Penanggulangan
Bencana harus memiliki kapasitas dan sistem yang sudah handal.
Kegiatan-kegiatan pada saat Terjadi Bencana berupa kegiatan yang
bersifat respon kedaruratan untuk penyelamatan korban, harta benda dan
pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana. Setelah semua teratasi,
dimulailah Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk pemulihan
penghidupan dan kehidupan masyarakat. Hal tersebut sebelumnya belum
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Peluang yang bisa
dimanfaatkan untuk menciptakan program penangulangan bencana yang
handal adalah :
4) Program Pencegahan Dini bersifat lintas SKPD dimana semua SKPD
diharapkan bisa melaksanakan program tersebut sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
5) Program Tanggap Darurat meliputi kedaruratan dan manajemen
logistik;
6) Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang lebih baik sekaligus
dalam melakukan mitigasi bencana.
2.2.4 Isu-isu Penting Berupa Rekomendasi dan Catatan Yang Strategis Untuk Ditindaklanjuti Dalam Perumusan Program dan Kegiatan Prioritas Tahun Yang Direncanakan.
Isu-isu penting penanggulangan bencana:
1) Perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif,
dimana penanggulangan bencana lebih bertitik berat di dalam perencanaan.
Penanggulangan bencana lebih bertitik berat pada upaya-upaya pengurangan
resiko bencana, daripada merespon bencana yang terjadi.
2) Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara sinergis dan
komprehensif, dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Penanggulangan bencana adalah tangung jawab dan kewajiban semua pihak.
Tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah / Badan Penanggulangan
Bencana daerah. Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara sinergis
dan terkoordinasi, sehingga upaya penanggulangan bencana tidak dilakukan
secara parsial dan terpotng-potong. Oleh sebab itu sangat mendesak untuk
diterbitkan payung hukum penanggulangan bencana di Kabupaten Kulon Progo.
3) Perlunya sistem penanggulangan bencana yang handal. Upaya
penanggulangan bencana harus didukung dengan system yang mampu
mengakomodir mulai dari pra bencana, tanggap darurat bencana, sampai tahap
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
4) Perlunya kapasitas penanggulangan bencana yang mumpuni. Bencana
berdampak besar di lintas sektor dan semua bidang, mengganggu kehidupan
16
dan penghidupan masyarakat. Oleh sebab itu semua lembaga, pihak, dan
elemen yang berkait dengan upaya penanggulangan perlu meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas dalam menghadapi bencana yang akan terjadi.
5) Terakhir dan terpenting. Penanggulangan bencana hendaknya dijadikan sebuah
dasar dalam pembangunan Kabupaten Kulon Progo. Bila melihat rencana
pembangunan ke depan, bahwa pusat-pusat pembangunan berada di daerah
yang berpotensi terjadi bencana. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah
perencanaan pembangunan yang mengurangi kerentanan terhadap ancaman
bencana. Jangan sampai pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan
meningkatkan kerentanan akan bencana yang pada akhirnya ketika terjadi
bencana terjadi kemunduran pembangunan.
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 TUJUAN
17
Tujuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah
mewujudkan Ketangguhan Kabupaten Kulon Progo dalam menghadapi bencana.
Tangguh, dimaknai sebagai kemampuan Kabupaten Kulon Progo untuk mampu melenting
dari keterpurukan akibat bencana ke arah pembangunan yang lebih baik. Tujuan tersebut
bermuara kepada upaya melindngi masyarakat dari ancaman bencana melalui
peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku saat bencana. Serta peningkatan
kapasitas dalam rangka menciptakan sistem penanggulangan bencana yang handal.
3.2 SASARAN
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai
secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran dan bulanan. Sasaran merupakan
bagian integral dalam proses perencanaan strategis Pemerintah Daerah. Fokus utama
sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya daerah dalam kegiatan Kantor Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo.
Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur, menantang namun dapat
dicapai dalam periode 1 ( satu ) tahun pada masa sekarang.
Berdasarkan pengertian tersebut maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Kulon Progo menetapkan sasaran sebagai berikut:
1. Terwujudnya masyarakat yang tentram, dan tertib berdasarkan kesadaran hukum
2. Melindungi masyarakat dari ancaman bencana
3. Meningkatkan kepekaan, ketangguhan, dan partisipasi mayarakat secara melembaga
dalam Penanggulangan Bencana
4. Membangun jejaring dengan lembaga yang terkait dan kompeten dalam
penanggulangan bencana, baik dari Instansi Pemerintah, Swasta, Akademisi, TNI
/POLRI , maupun NGO nasional maupun Internasional
5. Membangun sistem dan penguatan kapasitas Penanggulangan Bencana yang handal
6. Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara terencana, terpadu dan
menyeluruh.
3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN 2014
Rencana Kerja SKPD hendaknya selaras dengan isu-isu strategis dan tema
pembangunan, baik di level Kabupaten, Provinsi, maupun Pemerintah Pusat. Begitu
halnya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo harus
menyesuaikan Rencana Kerja untuk mengatasi berbagai masalah dan sesuai dengan
18
tema pembangunan Kabupaten Kulon Progo 2013 yang dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2016,
tema pembangunan Propinsi DIY, dan pemerintah pusat. Selain itu, Rencana Kerja
BPBD harus dilaksanakan sesuai Rencana Aksi Penanggulangan Bencana, baik
Nasional maupun Provinsi DIY.
Target kinerja BPBD tahun 2014 secara umum adalah berupaya Mewujudkan
Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Kulon Progo Dalam Menghadapi Bencana. Target
tersebut selaras dengan tema pembangunan 2012 berupa ketangguhan ekonomi dan
pro kemiskinan. Selain itu target kinerja yang nantinya berwujud rencana kerja dan
kegiatan, selaras dengan perkembangan berbagai permasalahan yang berkembang
berkait dengan penanggulangan bencana di Kabupaten Kulon Progo. Permasalahan
tersebut adalah:
1) Tingginya perhatian terhadap bencana, berikut upaya penanggulangannya dalam
rangka menciptakan ketangguhan masyarakat terutama ketangguhan di sektor
ketahanan ekonomi.
2) Masih banyaknya kerusakan dan kerugian akibat bencana di tahun sebelumnya
yang belum di rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga mengganggu kehidupan dan
penghidupan.
3) Pertumbuhan Kabupaten Kulon Progo yang akan mengakibatkan tumbuhnya
pembangunan, hal tersebut harus mengindahkan upaya pengurangan resiko
bencana.
4) Semakin tingginya tuntutan masyarakat untuk dilindungi dari ancaman bencana,
ditandai dengan tingginya semangat dan partisipasi dari masyarakat untuk aktif
terlibat dalam upaya penanggulangan bencana.
5) Masih lemahnya koordinasi Pemerintah (internal Pemerintah daerah, pemerintah
provinsi, pemerintah pusat), swasta / corporasi, dan masyarakat dalam
penanggulangan bencana.
6) Kejadian bencana bisa datang setiap saat dan menimbulkan berbagai
permasalahan yang kompleks, dan dimungkinkan menguras sumber daya yang
besar.
7) BPBD selain menghadapi bencana Reguler di Kabupaten Kulon Progo (Tanah
longsor, angin puting beliung, dsb), BPBD masih memiliki Pekerjaan Rumah
tentang upaya pengurangan resiko bencana yang selama ini luput dari perhatian,
sehingga dipastikan akan banyak menguras sumber daya yang ada.
8) Keterbatasan Sumber daya, baik Sumber daya Manusia, Sumber daya sarana
prasana, dan sumber daya biaya sehingga membuat tugas operasional menjadi
terhambat.
Program dan Kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2014 terdiri dari :
NO KEGIATAN TARGET KINERJA
19
1 2 3A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 12 bulan
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 12 bulan
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas / Operasional 15 unit
4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 12 bulan
5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 12 bulan
6. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 6 unit
7. Penyediaan Alat Tulis Kantor 12 bulan
8. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 12 bulan
9. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor 12 bulan
10. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang- Undangan 12 bulan
11. Penyediaan Makanan dan Minuman 12 bulan
12. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 12 bulan
13. Penyediaan Koordinasi dan Konsultasi dalam Daerah 12 bulan
14. Penyediaan Jasa Tenaga Pegawai Tidak Tetap 13 bulan
15. Penyediaan Jasa Pelayanan Kantor 12 bulan
B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
16. Pengadaan Mebeleur 15 buah
17. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Opersional 12 bulan
18. Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Gedung / Kantor 3 buah
C Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
19. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 10 buku
20. Penyusunan Pelaporan Keuangan 4 buku
D Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD
21. Penyusunan Renstra SKPD 1 buah
22. Penyusunan Rencana Kerja SKPD 6 buku
E Program Pengawasan dan Pengendalian Program
23. Monitoring, Evaluasi, Pengendalian dan Pelaksanaan Program dan Kegiatan 12 bulan
24. Fasilitasi Unsur Pengarah 12 bulan
F Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
20
Lingkungan
25. Pencegahan dan Pengendalian bahaya kebakaran 12 bulan
G Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Alam
26. Sosialisasi dan Pemantauan Potensi Bencana 10 kali
27. Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat 3 desa
28. Pengembangan Sistem Pengurangan Resiko Bencana 1 kabupaten
H Program Respon Tangap Darurat
29. Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam 12 bulan
30. Manajemen Distribusi Logistik dan Prasarana 12 bulan
31. Penilaian Kerusakan, kerugian akibat bencana 12 bulan
32. Pemberdayaan PUSDATIN / PUSDALOPS 12 bulan
I Program rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana
33. Rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca Bencana 12 bulan
BAB IVPENUTUP
21
Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) BPBD Kabupaten Kulon Progo disusun dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 54 Tahun 2010 Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011
– 2016 dan Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Sedangkan,
nomenklatur Program / Kegiataannya mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor:
13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 Tahun 2007.
Proses mekanisme penyusunan Rencana Kerja ini melalui tahap – tahap yang
dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan Seksi-seksi di lingkungan Kantor BPBD, sehingga
materi telah terkoordinasikan secara optimal. Selanjutnya RENJA digunakan sebagai tolok ukur
dalam pertanggungjawaban kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon
Progo yang diimplementasikan melalui akuntabilitas penyelenggaraan tugas yang mengandung
pengertian bahwa setiap kegiatan dan hasil akhirnya harus dapat dipertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja dengan tolok ukur RENJA, maka
seluruh aktivitas harus dapat diukur. Pengukuran tersebut tidak semata- mata kepada Input
(masukan), namun lebih ditekankan kepada Out put (keluaran), Out come (hasil) , benefit
(manfaat) dan Impact (pengaruh/dampak yang ditimbulkan dari manfaat suatu program dengan
membandingkan kondisi sebelum dan sesudah dilakukannya suatu program) dari program
tersebut bagi masyarakat dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna , bersih dan
bertanggung jawab.
Lampiran :
1. Bagan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kulon Progo
2. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014
3. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju
Tahun 2015 Kabupaten Kulon Progo melalui sumber dana APBD Kabupaten
4. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju
Tahun 2015 Kabupaten Kulon Progo melalui sumber dana APBD Provinsi
5. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju
Tahun 2015 Kabupaten Kulon Progo melalui sumber dana APBN
Wates, 2013Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana DaerahKabupaten Kulon Progo
Drs. Untung WaluyaPembina Tk I; IV/b
NIP. 19630510 199003 1 010
22