by edit.docx

of 31 /31
TUGAS A Rencanakan pelabuhan laut yang terletak di lokasi sesuai peta. I. PENENTUAN LOKASI PELABUHAN Ditetapkan dengan memperhatikan : a. Arah angin b. Keadaan tinggi gelombang c. Perbedaan pasang surut d. Kemungkinan perluasan e. Luas daerah di depannya untuk memutar kapal f. Keamanan terhadap kebakaran g. Strategi a. Arah Angin . Dalam perencanaan ini diasumsikan angin bersesuaian dengan Skala Banford tingkat 8 ( “Pelabuhan”, hal 25 oleh Abdul Mutalib ) dengan : - Arah angin - Kecepatan b. Keadaan Tinggi Gelombang . Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar muat. Gelombang dapat terjadi karena perimbangan air yang berubah disebabkan antara lain karena : a. Gerakan kapal b. Gempa bumi c. Letusan gunung berapi d. Tiupan angin

Embed Size (px)

Transcript of by edit.docx

TUGAS A Rencanakan pelabuhan laut yang terletak di lokasi sesuai peta.PENENTUAN LOKASI PELABUHANDitetapkan dengan memperhatikan :a. Arah anginb. Keadaan tinggi gelombangc. Perbedaan pasang surutd. Kemungkinan perluasan e. Luas daerah di depannya untuk memutar kapalf. Keamanan terhadap kebakarang. Strategi

1. Arah Angin .Dalam perencanaan ini diasumsikan angin bersesuaian dengan Skala Banford tingkat 8 ( Pelabuhan, hal 25 oleh Abdul Mutalib ) dengan : - Arah angin- Kecepatan 1. Keadaan Tinggi Gelombang.Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar muat. Gelombang dapat terjadi karena perimbangan air yang berubah disebabkan antara lain karena :a. Gerakan kapalb. Gempa bumic. Letusan gunung berapid. Tiupan anginGelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang. Tinggi gelombang yang terjadi dalam kolam diisyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabuh. Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat melakukan bongkar muat dengan aman.

Ukuran KapalUkuran Tinggi Gelombang

1000 DWTMaks 0,2 m

1000 3000 DWTMaks 0,6 m

3000 15000 DWTMaks 0,8 m

Kapal TankerMaks 1,2 m

(sumber: Pelabuhan Soedjono Kramadibrata, Hal 131)

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik K dalam kolam pelabuhan dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).

Hk = H [] (Pers 2.1 Hal 41 Pelabuhan Dr. Ir. Bambang Triatmodjo)Dimana:Hk=Tinggi Gelombang pada setiap titik K dalam kolampelabuhan (m) H = Tinggi gelombang pada suatu pintu masuk (m)b = Lebar pintu masuk (m)B =Lebar kolam pada titik K dalam pelabuhan (m)D = Jarak dari pintu masuk sampai ke titik K (m)Bila ternyata dalam perhitungan Hk > Hijin = 0,2 m, maka perlu dipasang Break Water agar air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Break Water dipengaruhi oleh ombak, berupa : Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak. Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.

PERBEDAAN PASANG SURUTTerjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan lokasi pelabuhan perlu diperhatikan pasang surutnya karena dapat merusak break water.

KEMUNGKINAN PERLUASAN PELABUHANDalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan perluasan pelabuhan perlu dipikirkan untuk rencana jangka panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah pelabuhan umum.Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :a. Perencanaan dermagab. Penambahan bangunan-bangunan kecilc. Perluasan pelabuhand. Kemungkinan pembangunan dok untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan kapal, dll

LUAS DAERAH PERAIRAN ( DI MUKA ) UNTUK MEMUTAR KAPAL.Diperlukan areal dengan jari-jari minimum R = 0,75 L dimana L = panjang kapal. Misalnya dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal passanger (penumpang) yaitu 20.000 DWT, dimana Loa = 198 m (Tabel Karakteristik Kapal: Pelabuhan, Hal 22 .Ir Bambang Triatmodjo).

R = 0,75 L D = 2.R = 0,75 . (198) = 2. (148.5) = 148.5 m = 297 mKEAMANAN TERHADAP KEBAKARAN.Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat - tempat yang diperkirakan mudah terbakar.STRATEGIPada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula strategi pertahanan dan keamanan . Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.PEMERIKSAAN KEADAAN TANAHPemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan : Perencanaan konstruksi pondasi Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah antara lain dengan pengeboran (boring) atau pun sondir yang dilakukan pada tempat-tempat tertentu. Dengan demikian dapat diketahui keadaan tanah dasar, jenis tanah serta sifat tanah dan lapisan-lapisannya.

PERHITUNGAN GELOMBANG

Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu diperlukan menghitung fetch efektif guna memperoleh data tsb. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi pelabuhan, dengan menggunakan grafik (terlampir).Cara perhitungan fetch efektif yaitu :a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah angin yang ada.b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan : Garis tersebut akan mengenai daratan Garis tersebut tidak akan mengenai daratan c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45 dengan garis sejajar arah angin tersebut, ke arah kiri dan kanan.d) Sudut 45 tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5 sehingga terdapat beberapa garis lurus.e) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan tegak lurus dari arah angin.f) Hitung cosinus sudut tersebut.g) Buat dalam bentuk tabel.

Catatan : Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengenai daratan maka arah angin akan kembali. Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan maka arah angin akan terus.

Tabel Perhitungan Fetch Efektif

NoSudutCosRi (km)Ri Cos (km)

1450.707110.0757.1241

2400.76609.87.5072

3350.81929.557.8229

4300.86609.358.0973

5250.90639.3258.4513

6200.93979.3 8.7391

7150.96599.359.0314

8100.98489.4759.3311

950.99629.7259.6879

1001.00009.959.95

1150.996210.27510.2359

12100.984810.810.6359

13150.965911.411.0116

14200.939711.710.9944

15250.906310.6259.6295

16300.86609.9258.5953

17350.81929.257.5771

18400.76608.86.7412

19450.70718.45.9307

16.9025167.146

Fetch Effektif = = = 9.8888 km

Tinggi Gelombang (Ho)UL = Kecepatan angin = 45 knots = 45 km/jam= 12.5 m/sUL = 0,71, Uw123 (Pelabuhan Bambang Triatmodjo Hal 99)

RL = (Pelabuhan Bambang Triatmodjo Hal 100)Dari Gambar 3.25 (Pelabuhan Bambang Triatmodjo Hal 100) diperoleh :

Untuk UL = 12.5 maka RL = = 1,03UW = UL x RL

UW = 12.5 x 1,03 = 12.875

UA = 0,71 Uw1,23 = 0,71 (12.875)1,23 = 16.453Dengan menggunakan grafik peramalan gelombang (Gambar 3.27 Pelabuhan Ir. Bambang Triatmodjo Hal. 102) untuk : UA = 16.453 m/s dan Fetch Efektif = 9.889 km diperoleh :Tinggi Gelombang (Ho) = 0.84 m

Selain berdasarkan UA, perhitungan Ho bisa juga berdasarkan data UA dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu :Untuk UA = 16.453 m/s dan durasi 5 jam, diperoleh : Tinggi Gelombang (Ho) = 1.95 m

Dari kedua nilai Ho di atas, diambil nilai yang lebih kecil sehingga tinggi gelombang adalah :Tinggi Gelombang (Ho) = 0.84 m

Dalam perencanaan pelabuhan, kapal rencana adalah passenger yaitu 20000 GT. Dari Tabel 7.1 (Pelabuhan Soedjono Kramadibrata, Hal. 131), Untuk ukuran kapal tersebut maka tinggi gelombang yang dijinkan (Hijin) = 0.2 m.0.2 m < 0.84 m (Hijin < Ho)Jadi lokasi pelabuhan memerlukan Break Water karena tinggi gelombang pada pelabuhan melebihi tinggi gelombang yang diijinkan. Tinggi Gelombang Pecah (Hb)Dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data :Tinggi gelombang (Ho)=0.84 mPeriode (T)=10 secondsKelandaian (m)=Dari data diperoleh :Kedalaman Laut =0.5 mJarak Kontur dari darat= 200 mMaka : m= m=0.0025 m

Koefisien Refraksi GelombangRefraksi terjadi karena adanya pengaruh penambahan kedalaman laut. Di daerah mana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu di laut dalam. Gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang. Di daerah ini apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang yang berada di air yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil daripada bagian air yang lebih dalam. Akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha sejajar dengan garis kedalaman laut. Garis orthogonal gelombang yaitu garis yang tegak lurus dengan garis puncak gelombang dan menunjukkan arah penjalaran gelombang, juga akan membelok dan berusaha untuk menuju tegak lurus dengan garis kontur dasar laut.

Perhitungan Refraksi GelombangDiketahui : Tinggi gelombang=0.84 m Periode gelombang=10 detik Arah gelombang=45Arah datang gelombang pada salah satu titik, misalkan 3 m :

Untuk nilai di atas, dari Tabel A - 1 PELABUHAN Bambang Triatmodjo hal. 265 didapat :0.0561153.466

Jadi, koefisien refraksi :

Syarat : Untuk daerah teluk, Kr < 1 < 1 ... OK!

Koefisien Pendangkalan (ks)Untuk menghitung koefisien pendangkalan dicari nilai n dengan menggunakan table A-1 Pelabuhan.Ir.Bambang Triatmodjo berdasarkan nilai d/Lo diatas, didapat nilai n1= 0.9609. Di laut dalam nilai No=0.5, sehingga koefisien pendangkalan:

Tinggi gelombang pada kedalaman 0.5 m adalah:

H = Ks. Kr. Ho = 1,518 . 0,854 . 0,84 = 1,0889

Hitung tinggi gelombang laut dalam ekivalen dengan rumus :

Hitung : = 0.000731Dari grafik 3.22 PELABUHAN Bambang Triatmodjo hal. 92 diperoleh:=1.775Hb=Ho*(1.775) Hb=0.84*(1.775)Hb=1.491 mJadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = 1.491 m

Kedalaman Gelombang Pecah (db)Hitung : = = 0.00152; m = 0.0025Dari Grafik 3.23 PELABUHAN Bambang Triatmodjo hal. 93 diperoleh: = 1.28db= Hb*(1.28) db= 1.491*(1.28)db= 1.908 mJadi, kedalaman gelombang pecah adalah (db) = 1.908 m

Dimana :E = Energi rata-rata () = kerapatan massa air laut ()g = percepatan gravitasi ()Ho = Tinggi Gelombang (m)Energi Gelombang

E = 865.242

PERENCANAAN BREAK WATER

Pengertian Break WaterBreak Water adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Macam dan Tipe Break Water Break water yang dihubungan dengan pantai Break water lepas pantaiPemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu :a. Pemecah gelombang sisi miringb. Pemecah gelombang sisi tegakc. Pemecah gelombang campuran

Perencanaan break water sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari :a. Tetrapod, mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancungb. Tribar, mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan.c. Ouddripod, mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari ketiga kakinya berada pada bidang datar.d. Dolos, terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan dengan lengan.

Perancanaan break water dengan sisi miring mempunyai keuntungan :a. Elevasi puncak bangunan rendahb. Gelombang refleksi kecil c. Kerusakan berangsur-angsurd. Perbaikan murahe. Harga murah

Dalam perencanaan break water, dipilih model Rubber Mound

Batu AlamBatu AlamTetrapodsLWSmaxLWSminPemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu.Beton atau batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dsb.

Menentukan Berat Dari Unit Armour.

Rumus Hudson : Dimana : W = Berat Unit Armour r = Specific Weight dari Unit Armour H = Tinggi Gelombang (ft) KD = Damage Cooficient Sr = Specific Grafity dari Unit Armour = Sudut kemiringan Break Water w = Specifik Weight Air laut (Lbs/cuft)

Diketahui : Syarat pembuatan Break Water terpenuhi, yaitu :Ho > H iijin = 0,84 m > 0,6 m r batu alam = 165 lbs/cuft r tetrapod = 140 lbs/cuft w = 64 lbs/cuft Sr = 165/64 = 2,19 ft H = 0,84 m = 2,756 ft = 1,5 dan KA (lapis lindung) = 1,04 (tetrapod) & 1,15 (batu alam) KD = 7,0

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)Lapisan I (Tetrapods) :

W = = 165,629 lbsW1 = 165,629.Fk =165,629.1,5 = 248,4435 lbsW1 = 112,724KgLapisan II :

W2 = = =24,844 lbsW2 = 11,272 KgLapisan III :

W3 = = = 0,414 lbs W3 = 0,1879 Kg

Menentukan Lebar Crest.B = n . KA . ( W/ r ) 1/3n = jumlah unit armour (diketahui 3 lapis)Lapis I : B1 = 3 . 1,04 . (248,4435 / 140)1/3 = 3,778 ft = 1,151 mLapis II : B2 = 3 . 1.15 . (24,844 / 165)1/3 = 1,835 ft = 0,559 mLapis III : B3 = 3 . 1,15 . (0,414 / 165)1/3 = 0,469 ft = 0,143 m

Menentukan Tebal Lapisan Armour.T = m . KA ( W/ r ) 1/3m = Jumlah armour -1 = n 1 = 2

Lapis I : T1 = 2 . 1,04 (248,4435 / 140)1/3 = 2,518 ft = 0,767 mLapis II : T2 = 2 . 1,15 (24,844 / 165)1/3 = 1,224 ft = 0,373 m

Menentukan Elevasi dari Crest.Tinggi gelombang (H) = 0,84 m = 2,756 ftPanjang Gelombang (L) = 156 m = 511,811 ft Beda pasang surut (Zo) = 1,25 0,7 = 0,55 m = 1,80455 ftPanjang gelombang dihitung dengan rumus : H / L = 0,84 / 156 = 0,00538 & Ctg = 1,5

Pada perhitungan panjang gelombang = 0,00152 Dari Grafik Diperoleh Ru/H = 0,875 R = 0,875 .H = 0,875 .0,84 = 0,735 m

Elevasi crest min. harus berada pada R + 2 . Zo = 0,735 + 2 .(0,55) = 1,835 m

Free board (jagaan) = . tinggi gelombang = 0,84 = 0,42 m

Elevasi crest sesudah ditambah freeboard : 1,835 + 0,42 = 2,255 m

Kedalaman Break Water :Untuk perencanaan tinggi break water diambil untuk kapal dengan tonnage terbesar : 40.000 DWT- Max draft = 12,4 m - Clearance = 1 m ( syarat 0.8 m - 1 m )

Kedalaman Break Water (h) :h = max draft + clearance + 1/3 . tinggi gelombang = 12,4 + 1 + 1/3 . 0, 84 = 12,68 m 13 m Tinggi Break Water : x = Kedalaman Break Water + elevasi crest = 13 m + 2,255 m = 15,255 m Menghitung Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Break Water.

Cotg = 1,5 = 1,5 tg = 0,6667 maka = 33,69Lebar Dasar Break Water :

B

B = + Lebar Crest Lapis I

= + 1,151 m = 49,916 m

a= Tinggi Break Water - t1 t2= 15,255 0,767 0,373= 14,115 m

b= = = 21,173 m c= = 25,447 m d= = 0,208 m e= = 0,427 m f= = 0,504 m g= = 0,918 m

h= = = 3,029 m

i= f + () = 0,504 + = 1,654 m

j= = = 1,599 m

k= d + () = 0,208 + () = 0,767 m

l= () b = () 21,173= 3,7135 m

m= = = 4,197 m

n= = = 5,580 m

o= () n = () 5,580= 25,446 5,580= 19,866 m

Gaya gaya yang bekerja pada tetrapod adalah :a. Akibat beban sendiri break waterMenghitung berat sendiri break water Lapisan I tetrapod

Luas=

=

=

=

Berat= Lapisan II Batu Alam

Luas=

=

=

=

Berat= Lapisan III Batu Alam

Luas=

=

=

=

Berat=Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Break Water :

Untuk jalur selebar 1 m , Total Berat Break Water :

b. Akibat gaya gempaKoofisien gempa diambil koofisien terkecil dari koofisien gempa = 0,3

Jadi, Beban gempa = Jadi, sepanjang 1 m = 267525,6 Kgc. Akibat anginFw=W . A . K dimanaW=tekanan angin = c.v2c=koef. Angin = 0,00256v=kec. Angin = 19,4385 KnotsA=luas penampang Break WaterK=1,5 (factor keamanan)Tekanan Angin (W)= cv2 = (0,00256) x (19,4385)2 = 0,9673 x1x20,45

x1=

x2=

A=

Fw=Jadi,Total Gaya Vertikal : V=Akibat Berat Sendiri Break Water = 891,752 t/mTotal Gaya Horizontal : H=Akibat Beban Gempa + Beban Angin = 267,526 ton/m + 6,719 t/m=274,245 t/m1. Kontrol Stabilitas Break Watera. Terhadap GeserSyarat :

b. Terhadap Guling

Syarat : > 2Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah break water.

Mguling=H . (15,255/2)=274,245 x (15,255/2)= 2091,804 ton mMlawan guling=V . (49,916/2)=891,752 x (49,916/2)=22256,35 ton m

15,255 mH

V

49,916 m

> 2 . . . . . okc. Terhadap EksentrisitasSyarat |e| < = 1/6 . B = 1/6 . (49,916) = 8,319 m|e| = B/2 - x

|e| = = 2,346 m |e| = 2,346 m < = 12,117 m . . . . . okd. Terhadap Daya Dukung Tanah

12 = tanahF=B x 1 m=49,916 m2M=V . e=891,752 x 2,346=2092,050 ton/mW=1/6 . 1 . B2=1/6 x 1 x (49,916)=415,268 m3

12 = tanah12 = 17,865 + 5,038 tanah1 = 22,903 ton/m2 = 2,290 kg/cm2 8 kg/cm2 . . . . . ok2 = 12,827 ton/m2 = 1,283 kg/cm2 8 kg/cm2 . . . . . okKesimpulan : Dari kontrol stabilitas break water terhadap geser , guling , eksentrisitas dan daya dukung tanah, ternyata break water tersebut cukup aman !!

Kolam PelabuhanKolam pelabuhan harus tenang, mempunyai luas dan kedalam yang cukup, sehingga memungkinkan kapal berlabuh dengan aman dan memudahkan bongkar muat barang. Selain itu tanah dasar harus cukup kuat untuk bisa menahan angker dari pelampung penambat. OCDI memberikan beberapa besaran untuk menentukan dimensi kolam pelabuhan.a. Luas KolamData kapal terbesar yaitu container 40.000 DWT dengan panjang = 263m dan lebar=33,5 m. Kolam menggunakan tambatan pelampungr =Loa + Lebar kapal = 263 m + 33,5 m = 296,5 mb. Kolam putarLuas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total dari kapal terbesar yang menggunakannya.Perputaran kapal dilakukan dengan manual :rputar=1,5 x Loa = 1,5 x 296,5 = 444,75 mc. Kedalaman kolam pelabuhanDengan memperhitungkan gerak osilasi kapal karena pengaruh alam seperti gelombang, angin dan arus pasang surut, kedalaman kolam pelabuhan adalak 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana. Kapal rencana = kontainer 40.000 DWT, kedalaman = 13 m (Pelabuhan Bambang Triatmodjo, hal 122)

444,75m

Difraksi GelombangJarak Break Water ke titik yang ditinjau 444,75 m, kedalaman air di belakang break water (d) = 20m. Sudut datang gelombang = 135, sudut gelombang dari titik yang di tinjau = 45.Lo = 156

= = 0,128mDengam menggunakan table A-1, didapat;d/L = 0,16489 , L = 20/0,16489 = 121,29 mJarak ke titik A ke ujung rintangan : r = 444,75 m

= = 3,667 m

Dengan menggunakan table 3.5 untuk nilai = 3,667 mDidapat = 135 dan = 45 , sehingga koofisien refraksi k = 0,11Tinggi gelombang akibat difraksi breakwall

Refleksi Gelombang

x = dimana :Hr = Tinggi Gelombang refleksiHi = Tinggi Gelombang datang = 0,318 mx = koofisien refleksi = 0,5Hr = x. Hi = 0,5 . 0,84 = 0,42 mTipe BangunanX

Dinding vertical dengan puncak diatas airDinding vertical dengan puncak terendam0,7 1,00,5 0,7

Tumpukan batu sisi miring0,3 0,6

Tumpukan blok betonBangunan vertical dengan peredam energi0,3 0,60,05 0,2

I. PERENCANAAN DIMENSI TAMBATAN (BERTHING) DAN KONSTRUKSI LAINNYA

Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah : Passenger:Volume = 20.000 GT Container:Volume = 40.000 DWT1. Rencana Kedalaman PerairanDisesuaikan dengan kapal yang akan menggunakan pelabuhan tersebut. Kedalaman pelabuhan ditetapkan berdasarkan Full Load Draft (max draft) dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas sebesar 0,8 m sampai 1 m dibawah luas kapal. Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 1,5 diatas muka air pasang sesuai dengan besarnya kapal.a. Passenger 20.000 GTPanjang= 198 mLebar= 24,7mSarat= 7,5 mKedalaman perairan :h= tinggi kapal (sarat) + clearance + pasang surut + 1/3 ombak= 7,5 + 1,0 + 1,05 + 1/3 x (0,318)= 9,656 mTinggi Taraf Kapal :H= h + 1,5 m= 9,656 + 1,5 m= 11,156 m

b. Kontainer 40,000 DWTPanjang= 263 mLebar= 33,5mSarat= 12,4 mKedalaman perairan :h= tinggi kapal (sarat) + clearance + pasang surut + 1/3 ombak= 12,4 + 1,0 + 1,05 + 1/3 x (0,318)= 14,556 mTinggi Taraf Kapal :H= h + 1,5 m= 14,556 + 1,5 m= 16,056 mKeterangan : Untuk kedalaman perairan bagi passenger ship diambil yang terbesar yaitu 13,756 m dengan tinggi taraf kapal sebesar 14,556 m. Untuk kedalaman perairan bagi Kontainer sebesar 14,556 m dengan tinggi taraf kapal sebesar 16,056 m.

DRAFTMLWMHWSARAT KAPAL0,5 1,50,8 1,0 (CLARENCE)2. Rencana Tambatan / Panjang DermagaDari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah : Passenger : 20.000 GT Kontainer: 40.000 DWTRumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sbb :d = n x L + (n-1) x 15 + 2 x 25Dimana :n= jumlah tambatanL= panjang kapala. Tambatan PASSENGER.Tonnage kapal yang diramalkan adalah 1.110.000 orang /tahun. Perhitungan jumlah tambatan yang dilakukan dengan cara analitis, dengan asumsi : jumlah kapal perkapal jumlah kapal yang berkunjung pertahun = = 55,5 buah jumlah kapal perhari = = 0,1520548 1 kapal /hariDari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.Uk Panjang Dermaga :d = n . L + ( n 1 ) . 15 + 2 . 25d = 1 x 198 + ( 1 - 1 ) . 15 + 50 = 248 mb. Tambatan KONTAINER.Oceangoing 1.100.000 TEUs jumlah kapal yang berkunjung pertahun = =27,5 buah jumlah kapal perhari = = 0,075342 1 kapal /hariDari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.Uk Panjang Dermaga :d = n . L + ( n 1 ) . 15 + 2 . 25d = 1 x 263 + ( 1 - 1 ) . 15 + 50 = 313 mKesimpulan : Untuk dermaga bagi passenger ship dan container ship akan digabung menjadi satu dermaga yang memanjang searah garis pantai sehingga panjang total dermaga yang akan dibangun adalah := 248 + 313 = 561 m