blok 9

26
Sistem Pencernaan dan Penyerapan Gastrointestinal Kiki Puspitasari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi: Jl Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 e-mail: [email protected] Abstraksi: Sistem pencernaan berfungsi untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga siap diabsorbsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses digesti, absorbsi, dan egesti oleh organ-organ pencernaan gastrointestinal seperti lambung, pankreas, duodenale, hati, empedu, lien, usus kecil, dan usus besar. Digesti adalah hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung. Absorbsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh. Egesti adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan. Tiga zat pokok yang dicerna dan diabsorbsi di saluran pencernaan antara lain karbohidrat, lemak dan protein. Kata kunci : saluran pencernaan, pencernaan, absorbsi, karbohidrat, lemak, protein Abstract: Digestive system serves to provide food, water, and electrolytes for the body of nutrients are digested so prepared as diabsorbsi. Digestion place in a mechanical and chemical, and covering process digesti, either absorption, and egesti by the organs of digestion gastrointestinal like the hull, pancreas, duodenale, heart, bile, lien, the small intestine, and large intestine. Digesti is hydrolysis chemical large molecules being molecular small that either absorption may last. Absorption is the movement of the end products of digestion from the lumen of the digestive tract into the blood and lymphatic circulation so that it could be used by the cells of the 1

description

asdfghjk

Transcript of blok 9

Sistem Pencernaan dan Penyerapan GastrointestinalKiki PuspitasariFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat Korespondensi: Jl Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510e-mail: [email protected]

Abstraksi: Sistem pencernaan berfungsi untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga siap diabsorbsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses digesti, absorbsi, dan egesti oleh organ-organ pencernaan gastrointestinal seperti lambung, pankreas, duodenale, hati, empedu, lien, usus kecil, dan usus besar. Digesti adalah hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung. Absorbsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh. Egesti adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan. Tiga zat pokok yang dicerna dan diabsorbsi di saluran pencernaan antara lain karbohidrat, lemak dan protein.Kata kunci : saluran pencernaan, pencernaan, absorbsi, karbohidrat, lemak, proteinAbstract: Digestive system serves to provide food, water, and electrolytes for the body of nutrients are digested so prepared as diabsorbsi. Digestion place in a mechanical and chemical, and covering process digesti, either absorption, and egesti by the organs of digestion gastrointestinal like the hull, pancreas, duodenale, heart, bile, lien, the small intestine, and large intestine. Digesti is hydrolysis chemical large molecules being molecular small that either absorption may last. Absorption is the movement of the end products of digestion from the lumen of the digestive tract into the blood and lymphatic circulation so that it could be used by the cells of the body. Egesti is a process of elimination residual substances undigested, and bacteria, in the form of stool from the digestive tract. Three basic substances that are digested and diabsorbsi in the digestive tract, among others, carbohydrates, fats and proteins. Key words : gastrointestinal tract, digestion, absorption, carbohydrate, fat, protein

1.PendahuluanBahan makanan utama yang diperlukan oleh tubuh yang hidup, ( selain sejumlah kecil zat seperti vitamin dan mineral) dapat digolongkan sebagai karbohidrat, lemak dan protein. Bahan-bahan ini biasanya tidak dapat diserap dalam bentuk alami melalui mukosa saluran pencernaan dan karena alasan ini , bahan-bahan tersebut tidak berguna sebagai zat nutrisi tanpa percernaan awal.Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaiutu tuba muskulas panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diaphragma disebut saluran gastrointestinal.2.Isi2.1. Anatomi secara Makroskopik.2.1.1.Gaster.Lambung atau ventriculus berbentuk seperti huruf J pada proyeksi supine (terlentang) dan lambung setengah terisi. Secara anatomis gaster memiliki dua muara yaitu cardia yang menghubungkan oesophagus dengan gaster dan pylorus yang menghubungkan gaster dengan duodenum. Terdapat pula dua tepi yaitu curvutura mayor dan curvutura minor, dua facien yaitu facies anterior dan facies posterior, dua lekukan yaitu incisura cardiaca yang merupakan peralihan oesophagus pada curvutura mayor dan incisura angularis yaitu bagian vertikal dan horizintal pada curvutura minor.1Gaster terdiri atas tiga bagian yaitu fundus, corpus, dan pylorus. Pylorus dibedakan menjadi dua bagian yaitu anthrum pyloricum dan canalis pylorus. Garis horizontal melalui incisura cardiaca memisahkan fundus dan corpus ventriculi. Garis serong dari incisura angularis ke curvutura major memisahkan corpus dengan pars pylorica ventriculi.1Pars cardia terletak 3 cm disebelah kiri bidang tengah, setinggi vertebra thoracalis X, di belakang rawan iga ke 7. Fundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri, merupakan bagian lambung yang berbatasn dengan diaphragma. Puncak fundus terletak dis ela iga 5 dibawah apex cordis. Pylorus merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum. Proyeksi pilorus terletak setinggi vertebra L1 kira-kira 2,5 cm sebelah kanan garis tengah dan terletak dalam bidang transpyloric.1Facies Anterior gaster bagian kanan berbatasan dengan lobus sinister hepatis dan lobus quadratus hepatis. Sedangkan pylorus berbatasan dengan lobus quadratus hepatis. Sebagian facies anterior lambung juga berbatasan dangan dinding perut yang sesuai dengan lapang lambung. Sedangkan curvatura major berbatasan dengan colon transversum dan lig. Gastrocolicum.1Facies posterior gaster bagian fundus berbatasan dengan diaphragma, bagian corpus berbatasan dengan bagian diaphragma yang menurun, curvatura major berbatasan dengan ren sinister, gl suprarenalis sinister dan lien. Bagian caudal gaster berbatasan dengan bagian superior pancreas, kiri atas curvutura minor berbatasan dengan tuber omentale pancreatic, distal gaster berbatasan dengan colon transversum dan mesocolon.12.1.2.DuodenumDuodenum berbentuk seperti tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang, dan memiliki panjang 25-26 cm. Bagian-bagian duodenum terbagi atas pars superior, descendens, horizontal, dan ascendens duodeni.1 Pars superior duodeni terletak pada bidang transpyloric. Pars superior duodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexura duodenalis superior. Batas-batasnya terdiri atas batas bawah, atas, depan dan belakang. Batas atas berbatasan dengan fo.epicloicum Winslowi (pintu masuk bursa omentalis). Batas bawah berbatasan dengan caput pankreas, collum pancreas, dan a.v mesenterica superior. Batas depan berbatasan dengan lobus quadratus hepatis dan vesica fellea. Sedangkan batas belakang berbatasan dengan ductus choledocus, v.porta, a.gastroduodenalis, v.cava inferior, dan caput pancreas.1Pars descendens duodeni bermula dari flexura duodeni superior beralih ke bawah, kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni inferior. Kemudian bagian tersebut berjalan mendatar dan disebut pars inferior duodeni. Pars descendens duodeni terletak setinggi vertebra L2. Batas-batas par descendens duodeni terdiri atas pars depan, belakang, medial dan lateral. Pars depan berbatasan dengan lobus dexter hepatis, colon transversum, dan sebagian jejunum. Bagian belakang berbatasan dengan ren dexter dan ureter dexter. Bagian medial berbatasan dengan caput pancreas, sedangkan bagian lateral berbatasan dengan flexura coli dextra.1Pars inferior duodeni terletak setinggi vertebra L3, berjalan kekiri, menyilang garis tengah, kemudian berjalan ke arah atas menjadi pars ascendens duodeni. Batas depan berbatasan dengan jejunum, a.v. mesenterica superior. Bagian belakang berbatasan dengan m.psoas, v.cava inferior, dan aorta abdominalis. Bagian atas berbatasan dengan caput pancreas, sedangkan bagian bawah berbatasan dengan jejunum.1Pars ascendens duodeni terletak setinggi L2, kurang lebih 2,5 cm sebelah kiri bidang tengah. Setelah sampai belakang lambung, pars ascendens duodeni membelok ke bawah, disebut flexura duodejejunalis (merupakan batas duodenum dan jejunum). Pada flexura duodenojejunalis terdapat jaringan ikat yang menghubungkan lengkung tersebut dengan oesophagus, yaitu lig.Treitz. Batas depan bberbatasan dengan jejunum dan radix mesenterii. Batas belakang berbatasan dengan m.psoas kiri, dan aorta abdominalis. Batas kanan berbatasan dengan pancreas dan columna vertebralis. Sedangkan batas kiri berbatasan dengan jejunum.12.1.3.HeparHepar menempati sebagia besar rongga abdomen kanan atas. Batas atas berbatasan dengan diaphragma, batas kanan berbatasan dengan perpotongan sela iga 4 dengan linea midclavicula, menuju ke bawah sampai iga 7 kanan. Batas kiri berbatasan dengan sela iga 5 dan rawan iga 6 sampai pertengahan garis parasternal garis midclavicular kiri. Batas bawah sesuai dengan tepi tajam hati, sebagai garis dari kanan kurang lebih 1 cm di bawah arcus costa sampai rawan iga 9 menuju kiri atas memotong linea mediana pada jarak pertengahan processus xyphoideus-umbilicus berakhir pada batas ujung kiri atas.1Konsistensi hati kenyal seperti jeli dan memiliki berat bervariasi, rata-rata 1,5 kg. Hepar dilapisi peritonium, kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut Bare Area. Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah dari pada bagian belakang.1Hepar memiliki dua lobus , yaitu lobus kiri dan lobus kanan. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati lig.teres hepatis dan lig.venosum Arantii di sebelah cauda, dan lig. Falciforme hepatis disebelah cranial. Secara anastomosis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alir yang dibentuk oleh kantung empedu dan v. cava inferior. Lobus kanan terbagi menjadi lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.1Dari luar hepar terlihat bagian yang berhubungan dengan diaphragma yang disebut facies diaphragmatica. Bagian yang menghadap cavum abdomen disebut facies visceralis atau fascies inferior. Peralihan dari fascies superior ke fascies inferior di sebelah belakang tidak jelas, sedangkan peralihan di sebelah depan tampak jelas sekal, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior / margo inferior.1Fascies inferior hepatis dapat dijumpai aluh berbentuk huruf H, dengan alur melintang sesuai pintu masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalam hepar yang disebut porta hepatis. Disebelah kanan terdapat alur besar yaitu fossa sagitalisdextra, yang ditempati v.cava inferior disebelah atas dan vesica fellea disebelah bawah depan. Bagian anterior fossa sagitalis dextra disebut fossa vesica fellea, sedangkan bagian posteriornya disebut fossa vena cava. Di sebelah kiri terdapat alur fossa sagitalis sinistra yang ditempati oleh lig. venosum arantii di sebelah posterior dan lig. teres hepatis di sebelah anterior.1Pada fascies inferior hepatis, lobus sinister hepatis berbatasan dengan oesophagus dan menimbulkan jejas impressio oesophagea, serta gaster yang menimbulkan jejas impressio gastrica, terdapat tonjolan sesuai lengkung curvutura minor yang masuk ke dalam bursa omentale yang disebut tuber omentale.1 Sedangkan lobus dexter hepatis berbatasan dengan duodenum dan pylorus, menimbulkan jejas impressio duodenalis. Berbatas juga dengan colon yang menimbulkan jejas impressio colica dan kanan belakang berbatasan dengan ginjal menimbulkan jejas impressio renalis, berbatasan dengan anak ginjal menimbulkan jejas yang disebut impressio supra renalis.1Fascies diaphragmatica hepatis berbatasan dengan permukaan bawah paru dan jantung, tempat berbatasan dengan jantung sedikit tertekan dan menimbulkan lekukan yang disebut impressio cardiaca.12.1.4.Vesica FelleaVesica fellea atau kantong empedu terletak sesuai perpotongan lateral M. Rectus abdominis dan arcus costae dextra. Batas-batasnya terdiri atas batas depan dan batas belakang. Batas depan berbatasan dengan hepar, sedangkan pars fundus berbatasan dengan dinding rongga perut. Batas belakang berbatasan dengan flexura coli dextra atau colon transversum, sedangkan collum vesica fellea berbatasan dengan pars superior duodeni.1Bagian-bagian vesica fellea yaitu terdiri atas fundus, corpus dan collum. Sedangkan saluran empedu disebut ductus cyticus. Mukosa duktus cyticus mempunyai lipatan berbentuk spiral yaitu valvula spiralis Heisteri. Ductus cyticus bersama-sama saluran empedu intrahepatal membentuk ductus choledochus. Ductus choledichus berjalan dengan lig.hepatoduodenale bersama v.porta dan a.hepatica propria.12.1.5.LienLien atau limpa memiliki konsistensi kenyal, lebih lembek dari lien dan dapat berkontraksi. Warnanya merah keabu-abuan. Letaknya intra peritonial, pada regio hypochondrica sinistra, setinggi iga 9,10,11. Sumbu panjang sesuai iga 10.1 Lien mempunyai dua permukaan, yaitu facies diaphragmatica yang menghadap dinding perut serta berbatasan dengan diaphragma, tepi bawah paru kiri, dan sinus phrenico costalis. Fascies viceralis yang menghadap rongga perut, berbatasan dengan fundus ventruculi pada bagian depan, ren sinister dan coli sinistra pada bagian belakang, cauda pancreas pada bagian bawah, serta lig. phrenicolienale dan lig. gastrolienale pada bagian atas.1 Pada permukaan viceralis terdapat hilus lienalis yang bersinggungan dengan cauda pancreatis, serta dijumpai av. Lienalis, dan beberapa lipatan jaringan kat seperti lig.gastrolienale, lig. phrenicolienale dan lig.lienorenale. Pada margo anterior terdapat 2-3 incura lienalis yang merupakan ciri khas lien.12.1.6.Intestinum TenueIntestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, dan terdiri dari 2/5 bagian jejunum dan 3/5 bagian ileum. Intestinum tenue terletak intraperitonial dan berkelok-kelok. Jejunum mengisi rongga perut kiri atas, sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokan ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada coecum. Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebut titik Mc. Burney yang dapat ditentukan dengan titik potong tepi lateral m.rectus abdominis kanan dengan garis Monro (garis yang menghubungkan SIAS kanan dengan umbilikus) yaitu 1/3 lateral 1/3 tengah garis monro.1Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil. Intestinum tenue berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritoneum yang disebut mesostenium, mulai dari flexura duodennojejunalis setinggi vertebra L2 berjalan kearah kanan miring bawah, menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 di depan pars inferior duodeni dan v.cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa iliaca dextra di depan articulatio sacroiliaca.12.1.6.Intestinum CrassumBerbentuk seperti huruf U terbalik, terdiri atas coecum, colon ascendens, flexura coli dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra/lienalis yang letaknya lebih cranial dari pada flexura coli dextra yaitu sesuai iga 11, colon descendens, colon sigmoideum, dan rectum-anus. Coecum, colon ascendens, flexura coli dextra/hepatica, dan colon transversum terletak intraperitonial. Sedangkan flexura coli sinistra/lienalis, colon ascendens, colon sigmoideum, dan rectum-anus terletak retroperitonial.1Coecum terletak pada fossa iliaca destra dan diproyeksikan pada dinding abdomen pada pertengahan garis SIAS kanan-symphysis-pubis. Pada coecum bermuara illeum yang memiliki katup yang disebut valvula coli Bauhini. Terdapat pula muara appendix vermiformis yang sesuai titik LANZ. Titik LANZ terletak pada batas 1/3 kanan 1/3 tengah garis LANZ. Garis LANZ adalah garis yang menghubungkan SIAS kanan kiri.12.2.Anatomi secara MikroskopisSaluran pencernaan secara garis besar terdiri atas 4 lapisan jaringan dasar darilumen (rongga sentrali) ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia bervarisasi sesuai dengan pungsi regio.Gambar 1. Perbedaan susunan mikroskopis saluran pencernaan.4Mukosa (membran mukosa) tersusun dari tiga lapisan, yaitu epitelium, lamina propria dan muskularis mukosa. Epitelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorbsi. Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari epitelium skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan. La[pisan ini terdiri dari epitelium kolumnar simpel dengan sel goblet di area tersebut di khususkan untuk sekresi dan absorbsi. Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menompang epitelium. Lamina ini mengandung pembuluh darah, limfatik, nodulus limfe, dan beberapa jenis kelenjar. Sedangkan muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos longitudinal luar.2Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion yang disebut pleksus Meissner (pleksus submukosal). Submukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.2Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran dan kontraksi ini mengakibatkan gelombang peristaltis yang menggerakkan isi saluran ke arah depan. Muskularis ekterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan esofagus atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya. Pleksus Auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan sel ganglion parasimpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan longitudinal luar.2Serosa (adventisia), lapisan keempat dan paling luar juga disebut peritonium viseral. Lapisan ini terdiri dari membran serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi epitelium skuamosa simpel. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat epitelium skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di sekitar area tersebut disebut sebagai adventisia.2Membran serosa terlebar dalam tubuh terdiri atas peritonium, mesenterium, dan omentum abdominopelvis. Peritonium parietal melapisi rongga abdominopelvis. Peritonium viseral membungkus organ dan terhubungkan ke peritonium parietal oleh berbagai lipatan. Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara viseral dan peritonium parietal. Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritonial berlapis ganda yang merefleks balik dari peritonium viseral. Lipatan ini berfungsi untuk mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke dinding abdominal belakang. Pembuluh darah, limfatik, dan saraf terletak dalam lipatan peritonial.2Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar melekat pada duodenum, lambung dan usus besar. Lipatan in tergantung seperti celemek di atas usus. Omentum kecil menompang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari hati. Mesokolon melekatkan kolon ke dinding abdominal belakang. Sedangkan ligamen falsiformis melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan diafragma.2Organ yang tidak terbungkus peritonium, tetapi hanya tertutup olehnya disebut retroperitonial (dibelakang peritonium). Yang termasuk retroperitonial antara lain : pankreas, duodenum, ginjal, rektum, kandung kemih, dan beberapa organ reproduksi perempuan.22.3.Mekanisme Pencernaan dan Penyerapan2.3.1.LambungLambung memiliki beberapa fungsi, antara lain penyimpan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus dan produksi faktor intrinsik. Kimus bersifat memiliki kadar asam yang tinggi yang berasal dari lambung kemudian mendorongnya ke duodenum dan terbentuk akibat aktifitas lambung. Lambung juga memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida. Mukus juga dihasilkan dari kelenjar dan membentuk barier untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri. Sedangkan produksi faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal. Vitamin B12 didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi. Sedangkan absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat yang larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung.2Terdapat tiga tahap sekresi lambung yang dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya stimulus. Faktor saraf dan hormon pun terlibat. Tahap-tahap tersebut terdiri atas tahap sefalik, tahap lambung, dan tahap usus.2Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya makanan ke dalam mulut atau tampilan, bau, atau pikiran tentang makanan dapat merangsang sekresi lambung.2Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung selama makanan masih ada. Perenggangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa lambung dan memicu refleks lambung. Serabut aferen menjalar ke medula melalui saraf vagus. Serabut aferen parasimpatis menjalar dalam vagus menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi HCl, enzim-enzim pencernaan dan gastrin.2Fungsi gastrin antara lain merangsang sekresi lambung, meningkatkan mitilitas usus dan lambung, dan mengkonstriksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi sfingter pylorus. Stimulasi sekresi pankreas dan peningkatan motilitas usus juga termasuk fungsi gastrin. Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui penghambatan umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung. Jika tidak ada makanan dalam lambung diantaea jam makan, pH lambung rendah dan sekresi lambung terbatas. Makanan yang masuk ke lambung memiliki efek pendaparan (buffering) yang mengakibatkan peningkatan pH dan peningkatan sekresi lambung.2 Asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna dan zat kimia (alkohol dan kafein) juga meningkatkan sekresi lambung melalui refleks lokal.2Tahap usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.22.3.2.PankreasSekresi endokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dan lambung pada sekresi lambung. Walaupun demikian, kendali utama terletak pada hormon duodenum yang diabsorbsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas. Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorbsi ke dalam darah untuk mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan usus. Sedangkan CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap lemak dan protein sepruh tercerna yang masuk dari lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas.2Komposisi cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik pankreas terdiri atas tripsinogen, kimotripsin, karboksipeptidase, aminopeptidase, dipeptidase, lipase pankreas, amilase pankreas, ribonuklease dan deosiribonuklease.2Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsinogen memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein. Sedangkan karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas. Lalu ribonuklease dan deosiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.2Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu. Sedangkan amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa dan laktosa)22.3.3.HatiHati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi lemak. Hati memetabolisis protein, lemak dan karbohidrat yang tercerna. Hati berperan pentik dalam mempertahankan homeostatik gula darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.2Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitorgen. Hati juga menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein dan terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak. Hati menyintesisi unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolestrol, dan fosfolipid). Hati juga menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresikannya ke dalam empedu.2Hati berfungsi sebagai penyimpan, yaitu seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut lemak, serta toksin tertentu serta obat yang tidak dapat diuraikan dan diekskresikan. Hati juga berfungsi sebagai detoksifikasi terhadap toksin dan obat serta melakukan inaktivasi hormon. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.22.3.4.EmpeduEmpedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan garam-garam empedu. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin dan bilirubin. Pigmen ini merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses.2Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolestrol dan asam amino. Setelah disekresi ke dalam usus, garam tersebut direabsorbsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.2Fungsi garam empedu dalam usus halus yaitu sebagai emulsifikasi lemak, absorbsi lemak, dan pengeluaran kolestrol dari tubuh. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudia menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk kerja enzim. Garam empedu juga membantu absorbsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel. Garam empedu juga berikatan dengan kolestrol dan letisin untuk membentuk agregasi kecil disebut micell yang akan dibuang melalui feses.22.3.5.UsusUsus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti.22.3.5.1.Usus HalusEnzim-enzim usus melengkapi proses pencernaan kimus sehingga produk tersebut dapat langsung dan dengan mudah terserap. Enzim-enzim usus dan cara kerjanya di antara lain enterokinase, aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase, dipeptidase, amilase usus, maltase, isomaltase, laktase, sukrase dan lipase usus.2Enterokinase mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai protein protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil. Aminopeptidase mengurai peptida menjadi asam amino bebas. Amilase usus menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan latosa). Maltase, isomaltase, laktase, dan sukrase memecah disakarida, maltosa, laktosa dan sukrosa menjadi monosakarida. Lipase usus memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol.2Mekanisme transpor absorbsi meliputi difusi terfasilitasi, transpor aktik, dan pinositosis. Mekanisme utama adalah transpor aktif, dan pinositosis. Mekanisme utama adalah transpor aktif. Zat-zat yang ditranspor dari lumen usus ke darah atau limfe harus menembus sel-sel dan cairan intraseluler seperti membran plasma sel epitelial kolumnar pada vili, jaringan ikat diantara sel epitel dan kapiler atau lakteal dalam vilus, serta dinding kapilar atau lakteal yang terletak di inti vili.2 2.3.5.2.Usus BesarUsus besar mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat. Usus besar hanya memproduksi mukus. Sekrasinya tidak mengandung enzim atau hormon pencernaan. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa damemproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.Usus besar mengekskresikan zat sisa dalam bentuk feses. Air mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya adalah bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mukus dan lemak. Feses juga mengandung sejumlah materi kasar, atau serat dan selulosa yang tidak tercerna. Warna coklat berasal dari pigmen empedu, dan bau berasal dari kerja bakteri.22.4.Prosen Pencernaan dan Penyerapan2.4.1.Karbohidrat2.4.1.1.Pencernaan Karbohidrat di dalam Mulut dan Lambung.Ketika makanan dikunyah, makanan bercanpur dengan saliva, yang terdiri atas enzim pencernaan ptyalin (suatu -amilase) yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini menhidrolisi tepung menjadi disakarida maltose dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung tiga sampai sembilan molekul glukosa. Namun, makanan berada dalam mulut hanya untuk waktu yang singkat, jadi mungkin tidak lebih dari 5% dari semua tepung telah dihidrolisis pada saat makanan di telan. Tetapi, pencernaan tepung kadang berlanjut di dalam korpus dan fundus lambung selama satu jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian aktivitas alifase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi lambung, karena amylase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium turun di bawah sekitar 4,0. Meskipun demikian, rata-rata sebelum makanan dan saliva yang ada bersamanya menjadi seluruhnya tercantum dengan sekresi lambung, sebanyak 30-40% tepung telah dihidrolisis terutama membentuk maltosa.32.4.1.2.Pencernaan Karbohidrat di dalam Usus Halus, Pencernaan oleh Amilse Pankreas.Sekresi pankreas, seperti saliva mengandung sejumlah besar -amilase yang fungsinya hampir mirip dengan -amilase saliva tetapi beberapa kali lebih kuat. Oleh karena itu, dalam waktu 15-30 menit kinus di kosongkan dari lambung ke dalam duodenum dan bercampur dengan getah pankreas, sebenarnya, semua karbohidrat telah dicernakan. Pada umumnya, hampir semua karbohidrat diubah menjadi maltosa dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati duodenum atau jejenum bagian atas.3 2.4.1.3.Hidrolisis Disakarida dan Polimer-polimer Glukosa Kecil menjadi Monosakarida oleh Enzim-Enzim Epitel Usus.Enterosit yang terletak pada vili usus halus mengandung empat enzim (lactase, sukrase, maltase, dan -dektrinase), yang mampu memecahkan disakarida laktosa, sukrosa, dan maltosa, ditambah polimer-polimer glukosa kecil lainnya menjadi unsure-unsur monosakarida. Enzim-enzim ini terletak di dalam enterosit yang melapisi brush border mikrovili usus, sehingga disakarida dicernakan sewaktu berkontak dengan enterosit ini. Laktosa dipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Kemudian sukrosa dipecahkan menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan polimer-polimer glukosa lainnya semua dipecahkan menjadi molekul-molekul glukosa. Jadi, produk akhir dari pencernaan karbohidrat semuanya adalah monosakarida. Seluruh monosakarida tersebut larut air dan diserap dengan segera dalam darah portal. Dalam diet biasa, yang mengandung lebih banyak tepung daripada gabungan karbohidrat yang lain, glukosa mewakili lebih dari 80% hasil akhir pencernaan karbohidrat dan galaktosa serta fruktosa masing-masing jarang lebih dari 10%.3 2.4.1.4.Absorpsi Karbohidrat.Pada dasarnya semua karbohidrat didalam makanan diabsorpsi dalam bentuk monosakarida, hanya sejumlah kecil yang diabsorpsi sebagai disakarida dan hampir tidak ada sebagai senyawa karbohidrat yang lebih besar. Sejauh ini monosakarida yang paling banyak diabsorpsi adalah glukosa, biasanya mencakup lebih dari 80% kalori karbohidrat yang diabsorpsi. Alasannya adalah bahwa glukosa merupakan produk pencernaan akhir dari makanan karbohidrat kita yang paling banyak, yaitu tepung. Sisanya 20% dari monosakarida yang diabsorpsi hampir seluruhnya terdiri dari galaktosa dan fruktosa, galaktosa berasal dari susu dan fruktosa merupakan salah satu monosakarida yang dicerna dari gula tebu. Sebenarnya semua monosakarida diserap melalui proses transport aktif.3 2.4.1.5.Glukosa ditransport melalui Mekanisme ko-transport Na. Pada keadaan tidak ada transport Na melewati membrane usus, sebenarnya tidak ada glukosa yang dapat diabsorpsi. Alasanya untuk pernyataan ini adalah bahwa penyerapan glukosa terjadi dalam suatu bentuk ko-transport dengan transport aktif Na. Ada dua tingkat transport Na yang melewati membrane usus. Pertama adalah transport aktif ion Na melalui membrane basolateral dari sel-sel usus kedalam darah, dengan demikian mengurangi Na yang berada dalam epitel. Kedua, penurunan Na didalam sel ini kemudian menyebabkan Na dari lumen usus bergerak melewati brush border sel-sel epitel ke bagian dalam sel melalui suatu proses difusi terfasilitasi, yaitu ion natrium bergabung dengan suatu protein transport, tetapi protein transport tidak akan mentransport natrium kedalam sel sampai protein itu sendiri juga bergabung dengan beberapa zat lain yang tepat seperti glukosa. Untungnya, glukosa usus juga bergabung secara bersamaan dengan prtein transport yang sama, dan kemudian keduanya baik ion Na dan molekul glukosa ditransport bersama-sama melalui dalam sel. Jadi, kosentrasi Na yang rendah didalam sel inilah yang menarik Na kebagian dalam sel dan glukosa ikut masuk bersama denganya pada saat yang sama. Sekali berada dalam sel epitel, protein transport dan enzim-enzim lain menyebabkan difusi terfasilitasi dari glukosa melalui membrane baslolateral sel kedalam ruang paraseluler dan dari sana ke dalam darah. Karena itu transport awal Na yang melewati membrane basolateral sel epitel usus ini lah yang menyediakan daya tenaga akhir untuk menggerakkan glukosa juga melewati membrane tersebut.3Absorpsi monosakarida lain. Galaktosa ditransport melalui mekanisme yang hampir sama dengan glukosa. Sebaliknya, transport fruktosa tidak terjadi melalui mekanisme ko-transport Na. justru fruktosa ditransport sepenuhnya melalui difusi terfosforilasi melewati epitel usus tetapi tidak berpasangan dengan transport Na. banyak fruktosa,sewaktu memasuki sel menjadi terfosforilasi, kemudian dikonvensikan menjadi glukosa, karena fruktosa tidak diko-transport dengan Na, kecepatan transport seluruhnya hanya sekitar setengah dari glukosa dan galaktosa.32.4.2.Protein.2.4.2.1.Pencernaan Protein dalam Lambung.Pepsin, enzim peptik lambung yang penting, paling aktif pada pH 2,0 sampai 3,0 dan tidak aktif pada pH kira-kira di atas 5. Akibatnya, agar enzim ini dapat melakukan kerja pencernaan terhadap protein, getah lambung harus bersifat asam. Kelenjar lambung menyekresi sejumlah besar asam hidroklorida. Asam hidroklorida ini disekresikan oleh sel-sel parietal atau (oksintik) di dalam kelenjar pada pH kira-kira 0,8, tetapi pada saat asam hidroklorida bercampur dengan isi lambung dan bersama dengan sekresi dari sel-sel kelenjar non oksintik lambung, pH lalu berkisar antara 2,0-3,0 suatu batas asiditas yang cukup tinggi untuk aktivitas pepsin. Salah satu gambaran penting pencernaan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna protein kologen, suatu jenis protein albuminoid yang sangat sedikit dipengaruhi oleh enzim-enzim pencernaan lainnya. Kolagen merupakan unsur dasar utama dari jaringan ikat antara sel daging, oleh karena itu, agar enzim salurang pencernaan dapat menembusi daging dan mencerna protein daging lain, hal terpenting adalah mencernakan serabut-serabut kolagen tersebut lebih dulu. Akibatnya, orang yang kekurangan pepsin di dalam getah lambung, daging yang dicerna kurang dapat ditembusi oleh enzim-enzim pencernaan lain dan oleh karena itu proses pencernaannya buruk.32.4.2.2.Pencernaan Protein oleh Sekresi Pankreas.Kebanyakan pencernaan protein terjadi di dalam usus halus bagian atas, di dalam duodenum dan jejenum, di bawah pengaruh enzim-enzim proteolitik dari sekresi pankreas segera setelah masuk dari lambung ke usus halus, produk yang sebagian sudah dipecahkan dari makanan berprotein di serang oleh enzim-enzim proteolitik utama pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, karbosifolipeptidase, dan proelastase. Keduanya baik tripsin maupun kimotripsin memecah molekul-molekul protein menjadi polipeptida-polipeptida kecil dan karbosifolipeptidase kemudian memecah asam-asam amino tunggal dari ujung karboksil polipeptida. Proelastase, kemudian diubah menjadi elastase, yang kemudian mencernakan serabut-serabut elastin yang sebagaian menahan daging hanya suatu presentase protein kecil yang dicernakan sepenuhnya menjadi unsur-unsur asam amino oleh getah pankreas. Kebanyakan tinggal sebagai dipeptida dan tripeptida.3 2.4.2.3.Pencernaan Peptida oleh peptidase di dalam enterosit yang melapisi vili Usus Halus. Tahap terakhir pencernaan protein di dalam lumen usus dicapai oleh enterosit yang melapisi vili usus halus, terutama di dalam duodenum dan jejenum. Sel-sel ini memiliki suatu brus border yang mengandung berates-ratus mikrovili yang menonjol dari permukaan masing-masing sel. Pada membran sel dari masing-masing mikrovili ini terdapat banyak peptidase yang menonjol keluar melalui membran, tempat peptidase berkontak dengan cairan usus. Dua jenis enzim peptidase yang sangat penting adalah amino polipeptidase dan beberapa dipeptidase. Enzim-enzim tersebut bertugas memcahkan sisa polipeptida-polipeptida yang besar menjadi bentuk tripeptida dan dipeptida serta beberapa menjadi asam-asam amino. Baik asam amino ditambah dipeptida dan tripeptida dengan mudah ditransfer melalui membrane mikrovili ke bagian dalam enterosit akhrinya, di dalam sitosol enterosit terdapat banyak peptidase lain yang spesifik untuk jenis ikatan antara asam amino yang masih tertinggal. Dalam beberapa menit, sebenarnya semua dipeptida dan tripeptida yang masih tertinggal akan dicerna sampai tahap akhir untuk membentuk asam amino tunggal dan kemudian asam amino tunggal tersebut dihantarkan ke sisi lain dari enterosit dan dari tempat itu ke dalam darah. Lebih dari 99% produk pencernaan akhir protein yang diabsorpsi merupakan asam amino tunggal, jarang berupa peptida, dan lebih jarang lagi berupa molekul protein utuh.32.4.2.4.Absorpsi Protein. Kebanyakan protein setelah dicerna, diserap melalui membrane luminal sel-sel epitel usus dalam bentuk dipeptida,tripeptida dan beberapa asam amnino bebas. Sebagian besar energy untuk transport ini disuplai oleh mekanisme ko-transport Na dalam cara yang sama seperti terjadinya ko-transport Na dari glukosa. Yaitu kebanyakan peptide atau molekul asam amino bergabung dalam membrane mikrovilus sel dengan suatu protein transport khusus yang membutuhkan penggabungan dengan Na sebelum transport dapat terjadi. Setelah bergabung, ion Na kemudian bergerak melewati gradient eletrokimianya ke bagian dalam sel dan menarik asam amino atau peptide bersama dengannya. Ini disebut sebagai ko-transport ( transport aktif sekunder) asam amino dan peptide. Beberapa asam amino tidak membutuhkan mekanisme ko-transport Na ini tetapi sebaliknya ditransport oleh protein transport membrane khusus dalam cara yang sama seperti fruktosa ditransport yaitu melalui difusi terfasilitasi.32.4.3.Lemak2.4.3.1.Pencernaan LemakLemak dalam diet. Sejauh ini lemak yang paling banyak dalam diet adalah lemak netral, yang dikenal sebagai trigliserida, yang setiap molekulnya tersusun dari sebuah inti gliserol dan rantai samping tiga asam lemak. Lemak netral merupakan unsure utama dalam bahan makanan yang berasal dari hewan dan sangat sedikit ada dalam makanan berasal dari tumbuhan. Dalam diet yang biasa juga mengadung sejumlah kecil fosfolipid, kolestrol, dan ester kolestrol. Fosfolipid dan ester kolestrol terdiri atas asam lemak dan oleh karena itu dianggap sebagai lemak. Sebaliknya, kolestrol merupakan suatu senyawa sterol yang tidak mengandung asam lemak, tetapi kolestrol memperlihatkan beberapa sifat fisik dan kimia dari lemak.32.4.3.2.Pencernaan Lemak dalam UsusSejumlah kecil trigliserida dicernakan di dalam lambung oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva. Jumlah pencernaan ini kurang dari 10% dan umumnya tidak penting. Sebaliknya, pada dasarnya semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus sebagai berikut.32.4.3.2.1. Emulsifikasi lemak oleh Asam Empedu dan Lesitin.Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang sangat kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut-air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut emulsifikasi lemak, dan dimulai melalui pergolakan di dalam lambung untuk mencampur lemak dengan produk pencernaan lambung. Lalu, kebanyakan proses emulsifikasi tersebut terjadi di dalam duodenum di bawah pengaruh empedu, sekresi dari hati yang tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Akan tetapi, empedu mengandung sejumlah besar garap empedu juga fosfolipidlesitin. Keduanya, tetapi terutama lesitin, sangat penting untuk emulsifikasi lemak. Gugus-gugus polar (tidak terjadinya ionisasi di dalam air) dari garam empedu dan molekul-molekul lesitin sangat larut-air, sedangkan sebagian besar sisa gugus-gugus molekul keduanya sangat larut-lemak. Oleh karena itu, gugus yang larut-lemak dari secret hati ini terlarut dalam lapisan gumpalan lemak, sedangkan polarnya menonjol. Penonjolan gugus polar, selanjutnya, terlarut di dalam cairan berair sekitarnya, sehingga sangat menurunkan tegangan antara permukaan lemak dan membuat lemak tersebut ikut terlarut. Bila tegangan antara permukaan gumpalan cairan tidak bercampur ini rendah, cairan yang tidak bercampur ini, melalui pengadukan, dapat dipecah menjadi banyak partikel yang sangat halus secara jauh lebih mudah dari pada bila tegangan di antara permukaannya tinggi. Akibatnya, fungsi utama garam empedu dan lisitin, terutama lisitin, garam empudu adalah untuk membuat gelembung lemak siap untuk dipecah oleh pengadukan dengan air di dalam usus halus.3 2.4.3.2.2. Pencernaan Trigliserida oleh Lipase Pankreas.Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigliserida adalah lipase pankrea, terdapat dalam jumlah sangat banyak didalam getah pankreas, cukup untuk mencernakan dalam 1 menit semua trigliserida yang dicapainya. Selain itu, enterosit dari usus halus juga mengandung sedikit lipase yang dikenal sebagai lipase usus, tetapi enzim ini biasanya tidak diperlukan.32.4.3.2.3. Produk Akhir Pencernaan Lemak.Sebagian besar trigliserida dalam makanan dipecah oleh getah pankreas menjadi asam lemak bebas dan 2-monogliserida.32.4.3.3.Peranan Garam Empedu untuk Pembentukan Micell.Hidrolisis trigliserida merupakan proses yang sangat reversibel, oleh karena itu, akumulasi monogliserida dan asam lemak bebas disekitar lemak yang dicerna sangat cepat menghambat pencernaan lebih lanjut. Namun, garam empedu memainkan peranan tambahan yang penting dalam memindahkan monogliserida dan asam lemak bebas dari lingkungan pencernaan gelembung lemak hampir secepat pembentukan produk akhir pencernaan ini keadaan ini terjadi sebagai berikut : Garam empedu, saat berada dalam kosentrasi yang cukup tinggi didalam air, mempunyai kecenderungan untuk membentuk misel. Misel-misel ini terbentuk karena setiap molekul garam empedu tersusun dari sebuah inti sterol yang sangat larut-lemak, dan satu gugus polar yang sangat larut-air. Inti sterol ini melingkupi lemak yang dicernakan, membentuk gumpalan lemak kecil ditengah misel yang telah terbentuk, dengan gugus-gugus polar garam empedu yang menonjol keluar untuk menutupi permukaan misel. Karena bermuatan negative, gugus polar ini memungkinkan seluruh gumpalan misel larut didalam air cairan pencernaan dan tetap dalam bentuk larutan yang stabil sampai lemak tersebut diabsorbsi ke dalam darah. Misel garam empedu juga bertindak sebagai medium transport untuk mengangkut monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya relatif tidak larut tanpa misel tersebut menuju brush border sel sel epitel usus.32.4.3.4.Pencernaan Ester Kolsterol dan Fosfolipid.Sebagian besar kolesterol dalam makanan berada dalam bentuk ester kolesterol, yang merupakan kombinasi kolesterol bebas dengan satu molekul asam lemak. Fosfolipid juga mengandung asam lemak didalam molekulnya. Baik ester kolesterol maupun fosfolipid dihidrolisis oleh dua lipase lain dalam sekresi pankreas untuk membebaskan asam lemak- enzim hidrolase ester kolesterol untuk menghidrolisis ester kolesterol dan fosfolipase A2 untuk menghidrolisis fosfolipid. Misel garam mempunyai peran yang sama pada pengangkutan kolesterol bebas dan molekul fosfolipid yang sudah dicerna seperti peran pada pengakutan monogliserida dan asam lemak bebas.2.4.3.5.Absorpsi Lemak. Ketika lemak dicerna untuk membentuk monogliserida dan asam lemak bebas , kedua produk akhir pencernaan ini pertama-tama akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu. Karena dimensi molekularnya, misel hanya berdiameter 3-6 nanometer, dan juga karena muatan luarnya yang sangat tinggi , zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditrasnport ke permukaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus kedalam ceruk diantara mikrovili yang bergolak dan bergerak . Disini, keduanya baik monogliserida dan asam lemak bebas segera berdifusi keluar misel dan masuk kebagian dalam sel epitel yang yang dapat terjadi karena lipid juga larut dalam membrane sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap didalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali untuk membantu mengabsorpsi lebih banyak monogliserida dan asam lemak lagi. Jadi misel melakukan fungsi pengangkutan yang sangat penting untuk absorpsi lemak, adanya misel empedu dalam jumlah yang sangat banyak, meyebabkan lebih kurang 97% lemak diabsorpsi , bila tidak ada misel empedu , normalnya hanya 40-50% lemak yang dapat diabsorpsi. Setelah memasuki sel epitel, asam lemak dan monogliserida diambil oleh RE halus sel . disini, asam lemak dan monogliserida tersebut terutama digunakan untuk membentuk trigliserida yang baru yang selanjutnya dilepaskan dalam bentuk kilomikron melalui bagian basal sel epitel, mengalir katas melalui duktus limfe torasikus dan menuju aliran darah.33. KesimpulanHati menyekresi garam empedu yang penting untuk sistem pencernaan. Komposisi empedu terdiri atas NaCHO3, air, dan garam anorganik yang berasal dari sel-sel duktus. Garam-garam empedu terdiri atas kolestrol, letisin, dan bilirubin yang disekresikan oleh hepatosit. Garam empedu berfungsi sebagai pencernaan dan penyerapan lemak di duodenum, kemudian sebagian besar direabsorbsi ke dalam darah oleh transportasi aktif khusus yang ada dileum terminal, kemudian dikembalikan ke hati melalui sistem porta hepatica. Garam empedu memiliki kemampuan mengubah globulus-globulus menjadi emulsi yang membuat permukaan untuk kerja lipase meningkat. Pembentukan micell diikuti oleh larutnya kolestrol di dalam sisi hidrofobik micell. Micell berguna sebagai pengangkut bahan yang tidak larut air. Kelebihan kolesterol di dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal dan akan menyebabkan batu empedu. Lemak pun tidak dapat diserap oleh tubuh. Daftar Pustaka1. Winami M, Kindangen K, Inggriani Y. Buku ajar Traktus Digestivus. Edisi ke-2.Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2010.h.56-86.2. Ethel Sloane. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi 1. Jakarta: EGC; 2004.h.281-96.3. Guyton, AC, hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC;2007.h.849-58.4. Made4all. Histolic organization of digestive tube. Diunduh dari http://www.made4ll.com/

1