Blok 9 Makalah Ephin

23
Pengaturan dan Mekanisme Pencernaan dalam Usus Halus Yohana Elviani Jemumu 102012209 A6 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Abstrak : Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ yang terkait. Salah satunya adalah intestinum teneu . Di dalam intestinum tenue terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan illeum. Ketiga bagian tersebut tersusun secara makroskopis dan mikroskopis. Dalam intestinum tenue berlangsung mekanisme pencernaan. Terdapat juga enzim-enzim serta pencernaan beberapa molekul di dalam intestinum tenue. Kata kunci : intestinum tenue, enzim dan mekanisme pencernaan Abstract : The digestive system consists of the digestive tract and related organs. One is the intestinal teneu. In the intestine tenue is divided into three parts, namely the duodenum, jejunum and illeum. The third part is composed macroscopic and microscopic.

description

ggh

Transcript of Blok 9 Makalah Ephin

Page 1: Blok 9 Makalah Ephin

Pengaturan dan Mekanisme Pencernaan dalam Usus Halus

Yohana Elviani Jemumu

102012209

A6

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

Abstrak :

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ yang terkait. Salah satunya

adalah intestinum teneu . Di dalam intestinum tenue terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum,

jejunum dan illeum. Ketiga bagian tersebut tersusun secara makroskopis dan mikroskopis.

Dalam intestinum tenue berlangsung mekanisme pencernaan. Terdapat juga enzim-enzim serta

pencernaan beberapa molekul di dalam intestinum tenue.

Kata kunci : intestinum tenue, enzim dan mekanisme pencernaan

Abstract :

The digestive system consists of the digestive tract and related organs. One is the intestinal

teneu. In the intestine tenue is divided into three parts, namely the duodenum, jejunum and

illeum. The third part is composed macroscopic and microscopic. In the intestine tenue ongoing

digestive mechanism. There are also digestive enzymes as well as some of the molecules in the

intestine tenue.

Key word : tenue intestine, digestive enzymes and mechanisms

Page 2: Blok 9 Makalah Ephin

Pendahuluan

Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang kurang

bergizi dan waktu yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan terganggu. Jumlah zat

makanan yang kita makan tidak sama, tergantung kebutuhan tubuh. Sistem kerja organ – organ

pencernaan makanan yang kemudian mengolah bahan – bahan makanan tersebut menjadi energi

untuk makhluk hidup beraktivitas.

Makhluk hidup memerlukan energi untuk pemeliharaan, pertumbuhan, reproduksi, dan

bekerja. Untuk  hampir semua Makhluk hidup, energi adalah dari makanan yang diperoleh

(secara langsung atau secara tidak langsung) dari tumbuhan. Metabolisme adalah suatu istilah

yang umum yang mengacu pada penjumlahan dari semua perubahan tenaga biologi dan bahan.

Oleh sebab itu dikenal system pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ

yang berhubungan dan salah satunya adalah intestinum tenue . Di dalam makalah ini akan

dibahas organ –organ yang ada dalam cavum oris berdasarkan struktur makroskopis dan

mikroskopisnya. Mekanisme pencernaan dan enzim-enzim yang berperan.

Struktur Makroskopis Usus Halus (Intestinum tenue)

Usus halus atau intestinum tenue adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di

antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-

zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi

usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).1

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ),

lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri

dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus

penyerapan (ileum).1

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak

setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua

belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan

berakhir di ligamentum Treitz.1

Page 3: Blok 9 Makalah Ephin

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus

seluruhnya oleh selaput peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran

yaitu dari pankreas dan kantung empedu.1

Pendarahan:

Arteri: A. gastroduodenalis : cabang A. hepatica communis, A. pancreatico duodenalis

superior.anterior. & posterior à memperdarahi : duodenum.bagian.proximal, A. pancreatico

duodenalis inferior anterior & posterior : cabang A. mesenterica superior à memperdarahi :

duodenum.bagian distal . 1

Vena: mengikuti arteri mengalirkan darah ke dalam V. porta, sebagian tidak langsung melalui

V. mesenterica superior dan v. Lienalis. 1

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua

belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang

seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong

dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.1

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus

(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan

usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.1

Jejunum mempuyai dinding yang tebal, diameter yang lebih besar daripada illeum,

arcade yang setingkat, Nnll. yang soliter, vasa recta yang panjang, dan pita sirkular yang

rapat.1

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem

pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum

dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral

atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.1

Page 4: Blok 9 Makalah Ephin

Sifat illeum berlawanan dari Jejunum yakni mempunyai dinding yang tipis,

diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, Nnll. yang aggregati, vasa recta yang

pendek, dan pita sirkular yang renggang.1

Struktur Mikroskopis Usus Halus (Intestinum Teneu)

Epitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya

terdapat brush border/mikrovili yang berfungsi untuk memperluas permukaan absorptif dan juga

mengandung sel-sel pencernaan. Semakin ke distal, sel goblet semakin banyak. Terdapat vili

intestinalis. Sepanjang mukosa terdapat glandula intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa

simpleks, yang bermuara diantar vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di

bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel crytus berfungsi menggantikan sel-sel

epitel permukaan yang rusak. Dibagi dalam 3 daerah yakni:2

Duodenum

Terdapat kelenjar Bruner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk vili intestinalis

berbentuk lebar.2

Jejunum

Tidak terdapat kelejar Bruner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis Kerckringi tinggi-

tinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah.2

illeum

terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina propria meluas ke

tunica submukosa. Vili instetinalisnya berbentuk jari-jari.2

Mekanisme Pencernaan Usus halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui

sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan

mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.3

Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.

Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi)

merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.

Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan

Page 5: Blok 9 Makalah Ephin

mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama dari lapisan

duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan

tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan

dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap.3

Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.

Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.

Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili

dan mikrovili. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap

ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air

(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.3

Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui

usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan

keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena

mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.3

Motilitas berarti kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju isi saluran cerna.

Pada proses ini terdapat dua jenis motilitas, yakni propulsif dan mencampur. Gerakan propulsif

mendorong maju isi saluran cerna dengan kecepatan bervariasi tergantung pada fungsi saluran

cerna tersebut. Gerakan mencampur merupakan gerakan yang memiliki fungsi ganda, yakni

mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan dengan

emajankan semua bagian isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna. Pergerakan terjadi

terutama adalah karena adanya otot polos, kecuali pada saluran di ujung mulut, pangkal

esofagus, dan anus, dimana masih ada peran otot rangka.3

Karena itu tindakan seperti mengunyah, menelan, dan defekasi merupakan tindakan

volunter, karena dikontrol secara sadar. Sekresi adalah pengeluaran sejumlah getah pencernaan

ke lumen saluran cerna. Getah pencernaan tersebut diproduksi oleh kelenjar eksokrin, dan jenis

yang disekresikan bergantung pada fungsi saluran cernanya. Sekresi yang digunakan untuk

pencernaan lemak adalah sekresi lipase dari pancreas dan dibantu oleh empedu dari hati.3

Pencernaan adalah penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi satuan-

satuan yang lebih kecil oleh enzim pencernaan, supaya dapat diserap oleh tubuh. Lemak yang

Page 6: Blok 9 Makalah Ephin

paling banyak di dalam makanan sehari-hari adalah trigliserida, yang tiap molekulnya terdiri dari

sebuah inti gliserol dan tiga asam lemak. Penyerapan adalah proses dimana hasil pemecahan dari

pencernaan diserap oleh tubuh. Air, vitamin, hasil pemecahan, dan elektrolit akan dipindahkan

dari lumen saluran cerna ke darah, kecuali lemak yang akan dibawa ke saluran limfe.3

Enzim-Enzim Pencernaan

Mulut

Liur (Saliva) yang disekresikan oleh kelenjar liur terdiri atas 99,5% air dengan pH sekitar

6,8. Liur mengandung glikoprotein, musin, yang bekerja sebagai pelumas pada waktu

mengunyah dan menelan makanan. Gerakan mengunyah berfungsi memecah makanan sehingga

terjadi peningkatan kelarutan dan perluasan daerah permukaan bagi kerja enzim. Liur juga

merupakan sarana untuk mensekresikan obat-obat tertentu (teanol dan morfin), ion-ion organik

(K+, Ca2+, HCO3-, SCN- (tiosinat), iodium, dan ekskresi imunoglobulin (IgA)).4

-Amilase liur mampu membuat pati dam glikogen dihidrosis menjadi maltosa dan

oligosakarida. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH <4, sehingga kerja pencernaan

dalam mulut akan terhenti ketika lingkunagn lambung yang asam menembus partikel makanan.

Enzim lipase lingual disekresikan oleh permukaan dorsal lidah (kelenjar Ebner).4

Lambung

Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung HCl 0,2-

0,5% dengan pH 1. Getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin (lendir) serta

garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.4

Pepsin

- Fungsi utama untuk hidrolisis molekul protein menjadi peptide

- Disekresikan dalam bentuk inaktif. Jika diperlukan maka akan berubah bentuk dari

pepsinogen menjadi pepsi.

Renin

- Fungsi utama mengubah kaseinogen menjadi kasein

- Hanya terdapat pada lambung bayi untuk mengolah susu

Lipase

- Fungsi utama hidrolisis tri-asilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol

Pankreas

Page 7: Blok 9 Makalah Ephin

Pankreas berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan (dalam bentuk getah

pancreas) yang nantinya akan dibawah ke duodenum melalui saluran pancreas.4

Tripsin

- Fungsi mengubah protein menjadi polipeptida

- Disekresikan dalam bentuk inaktif (tripsinogenn) dan diaktifkan dalam duodenum

(tripsin).

Kemotripsin

- Fungsi mengubah pepton menjad polipeptida

- Inaktif (kemotripsinogen) dan aktif (kemotripsin).

Amilase Pankreas

- Fungsi mengubah pati menjadi maltosa

- Hampir sama dengan amylase di saliva

Karboksi Peptidase

- Fungsi mengubah peptide menjadi Asam Amino

Nuklease

- Fungsi katalisa asam mukleat menjadi komponen nukleotida.

Hati

Meskipun hati tidak memegang peran yang begitu besar dalam system pencernaan, hati

menghasilkan empedu yang berguna dalam mencerna lemak.4

Usus Halus

ENZIM FUNGSI

Enterokinase Mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

Laktase Mengubah laktosa menjadi glukosa.

Dipeptidase Mengubah pepton menjadi AA.

Maltase Mengubah maltose menjadi glukosa.

Disukarase Mengubah disakarida menjadi monosakarida.

Peptidase Mengubah polipeptida menjadi AA.

Page 8: Blok 9 Makalah Ephin

Sukrase Mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

Lipase Mengubah tri-asilgliserol menjadi gliserol dan AA.4

Mekanisme Pencernaan Karbohidrat

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan karbohidrat, yaitu ada hormon insulin

yang akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti juga mempertinggi

penyerapan glukosa dalam jaringan, akibatnya akan mempercepat perubahan glukosa menjadi

glikogen dalam hati.

Tiamin (Vitamin B1), Piridoksin, Asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar di

dalam penyerapan dan metabolisme karbohidrat.

Karbohidrat diserap dalam usus halus dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa,

fruktosa, dan galaktosa. Proses pemecahan karbohidrat dimulai di dalam mulut. Saat makanan

dikunyah, kelenjar saliva, terutama kelenjar parotis, mengsekresikan enzim ptialin yang dapat

menghidrolisis pati menjadi disakarida (maltosa dan isomaltosa). Akan tetapi makanan yang

tertinggal didalam mulut hanya dalam waktu singkat, dan mungkin tidak lebih dari 3%-5% dari

semua pati yang dimakan akan dihidrolisis menjadi maltosa dan isomaltosa pada waktu makanan

ditelan. Sisanya hanya diubah menjadi senyawa antara yaitu dekstrin.

Walaupun makanan tidak tinggal di mulut dalam waktu yang cukup bagi ptialin untuk

menyelesaikan pemecahan pati menjadi maltosa. Kerja ptialin terus berlangsung selama 15-30

menit setelah makanan masuk ke dalam lambung, yaitu sampai isi fundus dicampur dengan

sekret lambung. Kemudian aktivitas ptialin dihambat oleh asam dari sekret lambung. Ptialin pada

hakekatnya tidak aktif sebagai enzim bila pH medium turun kira-kira dibawah 4,0. Walaupun

demikian, sebelum makanan bercampur sempurna dengan sekret lambung, kurang lebih

sebanyak 30%- 40 % pati telah diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Asam getah lambung,

dalam arti sempit dapat menghidrolisis pati dan disakarida. Akan tetapi, secara kuantitatif reaksi

ini terjadi sangat sedikit sehingga biasanya dianggap merupakan efek yang penting.

Page 9: Blok 9 Makalah Ephin

Makanan yang telah dicerna di dalam lambung disebut chyme. Chyme memasuki usus

halus melalui sphincter pilorus. Pencernaan dilanjutkan di dalam usus halus oleh amilase

pankreas. Sekret pankreas, seperti saliva, mengandung α-amilase dalam jumlah besar yang

hampir identik dengan fungsinya denga α-amilase saliva dan mampu memecahkan pati menjadi

maltosa dan isomaltosa. Oleh karena itu, segera setelah kimus dikosongkan dari lambung masuk

duodenum dan bercampur dengan getah pankreas. Pati yang belum dipecahkan akan dicerna oleh

amilase. Pada umumnya, pati hampir seluruhnya diubah menjadi maltosa dan isomaltosa

sebelum mereka masuk ke jejunum.

Sel epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase, sukrase,

maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu memecahkan disakarida laktosa, sukrosa,

maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-unsur monosakaridanya. Enzim-enzim ini terletak pada

brush border (sel yang membatasi lumen usus halus). Disakarida dicerna menjadi monosakarida

pada waktu berhubungan dengan brush border tersebut. Monosakarida glukosa, galaktosa dan

fruktosa kemudian diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi

darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau mukosa sel

cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Bila konsentrasi turun, absorpsi

dilakukan secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan

ion natrium.

Di hati, fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa karena tubuh hanya bisa

memanfaatkan energi dari karbohidrat dalam bentuk glukosa. Dari hati ini, glukosa akan dikirim

ke seluruh jaringan tubuh menurut kebutuhan. Sebagian glukosa disimpan di otot dan di hati

sebagai cadangan yang disebut glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini terbatas, kelebihan

karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan adiposa.

Laktosa dipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Sukrosa

dipecahkan menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan isomaltosa

masing-masing pecah menjadi dua molekul glukosa. Jadi, hasil akhir pencernaan karbohidrat

yang diabsorpsi ke dalam darah semua berupa monosakarida.

Mekanisme Pencernaan Protein

Page 10: Blok 9 Makalah Ephin

Pencernaan protein dimulai di organ lambung. Sebagian protein yang ada di lambung

dicerna menjadi peptida oleh enzim pepsin. Sifat setiap jenis protein ditentukan oleh jenis asam

amino dalam molekul protein dan oleh susunan asam-asam amino tersebut.

Pepsin paling aktif pada pH sekitar 2 dan tidak aktif sama sekali pada pH diatas 5.

Kelenjar gastrik mensekresikan asam klorida dalam jumlah besar. Asam klorida ini disekresikan

oleh sel parietal pada pH sekitar 0,8. Tetapi pada saat ia dicampur dengan isi lambung dan

dengan sekresi dari sel kelenjar non parietal lambung, pH berkisar antara 2 atau 3, batas

keasaman yang sangat menguntungkan bagi aktivitas pepsin. Pepsin biasanya hanya mengawali

proses pencernaan, memecahkan protein menjadi protease, pepton dan polipeptida besar.

Pemecahan protein ini merupakan suatu proses ”hidrolisis” yang terjadi pada ikatan peptida

antara asam-asam amino.

Bila protein meninggalkan lambung, protein biasanya dalam bentuk proteosa, pepton,

polipeptida besar, dan sekitar 15 % asam amino. Segera setelah masuk ke usus halus, hasil

pemecahan parsial diserang oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase pankreas.

Enzim-enzim ini mampu menghidrolisis semua hasil pemecahan parsial protein menjadi asam

amino. Akan tetapi, sebagian besar hasilnya adalah dipeptida atau polipeptida kecil lainnya.

Ikatan antara pasangan asam amino tertentu berbeda dalam ikatan energi dan sifat

fisikanya dari ikatan antara pasangan lain. Oleh karena itu, dibutuhkan enzim spesifik untuk

setiap jenis ikatan spesifik. Hal ini menyebabkan tidak ada satu enzim pun yang dapat

mencernakan protein sepenuhnya menjadi unsur-unsur asam amino.

Asam amino keluar dari sel epitel melalui difusi ke dalam aliran darah. Asam amino

mengikuti aliran yang sama dengan yang ditempuh monosakarida. Dalam waktu yang

bersamaan, dipeptida dan tripeptida dibawa oleh sel epitel melalui transport aktif. Dipeptida dan

tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel dan melewati kapiler yang ada di dalam

villi. Dari kapiler, asam amino diangkut ke dalam darah menuju ke hati melalui sistem peredaran

darah porta.

Ternyata tidak semua protein dipecah sampai ke tingkat asam amino, sebagian tetap

dalam bentuk ptoteosa, pepton, dan berbagai ukuran polipeptida. Terkadang ada protein atau

peptida yang lolos dari kerja enzim pencernaan, sehingga ia diserap dalam bentuk bukan asam

Page 11: Blok 9 Makalah Ephin

amino. Protein dan peptida yang lolos itu bisa aktif bekerja dan sering memberikan manfaat atau

berfungsi secara khusus. Sehingga kedua senyawa itu dikenal sebagai protein dan peptida aktif

atau fungsional. Bila makanan dikunyah dengan semestinya dan tidak dimakan dalam jumlah

yang terlalu banyak pada saat yang sama, sekitar 98% semua protein akhirnya menjadi asam

amino.

Protein (mulut) àgastric proteaseà proteosa dan pepton (lambung) àpancreatic

protease dan intestinal protease àdipeptida (usus halus) àintastinal dipeptidase à asam

amini (dinding usus halus).

Mekanisme Pencernaan Lemak

Lemak dalam susunan makanan sebagian besar merupakan lemak netral (trigliserida)

yang masing-masing molekul terdiri atas satu inti gliserol dan tiga asam lemak. Lemak netral

ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dalam susunan

makanan juga biasa terdapat sejumlah kecil fosfolipid, kolesterol, dan ester-ester kolesterol.

Karena fosfolipid dan ester kolesterol mengandung asam lemak maka dianggap sebagai lemak

sendiri. Sedangkan kolesterol merupakan senyawa sterol yang mengandung asam lemak dengan

menunjukkan sifat fisika dan kimia lemak; kolesterol merupakan derivat lemak dan

dimetabolisme sama seperti lemak. Oleh karena itu kolesterol dipandang dari segi makanan

sehari-hari sebagai lemak.

Lemak yang didapat dari makanan terdapat dalam dua bentuk (dalam mulut) yaitu

sebagai lemak yang telah diemulsikan (emulsified fat), dansebagai lemak yang belum

diemulsikan (unemulsified fat).

Sejumlah kecil trigliserida rantai pendek yang berasal dari lemak mentega dicernakan di

dalam lambung oleh lipase lambung (Tributirase). Akan tetapi, jumlah yang dicerna demikian

kecil sehingga tidak penting. Pada hakekatnya, semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus

halus. Langkah pertama pencernaan lemak adalah proses emulsifikasi lemak, yaitu memecahkan

butir-butir lemak menjadi ukuran-ukuran kecil sehingga enzim-enzim pencernaan yang larut

dalam air dapat bekerja pada permukaan butiran. Proses ini dicapai dengan pengaruh empedu

yang disekresikan oleh hati yang tidak mengandung enzim pencernaan. Pada waktu lemak

memasuki usus halus, hormon kolesistokinin memberi isyarat kepada kantung empedu untuk

Page 12: Blok 9 Makalah Ephin

mengeluarkan cairan mepedu. Cairan empedu berperan sebagai bahan emulsi. Cairan empedu

terdapat sebagai asam empedu dan garam empedu. Tetapi empedu mengandung sejumlah besar

garam-garam empedu terutama dalam bentuk garam natrium terionisasi yang sangat penting

dalam proses emulsifikasi lemak.

Bagian karboksil atau polar garam empedu sangat larut dalam air, sedangkan bagian

sterol garam empedu sangat larut dalam lemak. Oleh karena itu, garam empedu berkelompok

pada butiran lemak dalam isi usus dengan bagian karboksil garam empedu menonjol keluar dan

larut dalam cairan sekitarnya, sedangkan bagian sterol hanya larut dalam lemak, efek ini

menurunkan tegangan permukaan lemak.

Bila tegangan permukaan butiran cairan nonmisel rendah, cairan nonmisel yang berada

dalam keadaan agitasi dapat dengan mudah dipecah menjadi partikel-partikel yang jauh lebih

kecil daripada bila tegangan permukaannya besar. Akibatnya, sebagian besar fraksi garam

empedu membuat butiran lemak dan dengan mudah mengalami fragmentasi oleh agitasi dalam

usus kecil. Kerja ini sama seperti kerja deterjen dalam rumah tangga untuk menghilangkan

lemak. Setiap saat diameter butiran lemak berkurang akibat proses agitasi dalam usus halus. Luas

total permukaan lemak bertambah dua kali. Hal ini berarti luas permukaan total partikel lemak

berbanding terbalik dengan diameternya.

Pencernaan selanjutnya yang terjadi di dalam usus halus yaitu lemak yang sudah

teremulsi dihidrolisis oleh enzim lipase pankreas dalam getah pankreas dan lipase usus. Hasil

akhir pencernaan lemak antara lain asam lemak dan gliserol (40-50%), monogliserida (40-50%),

dan digliserida atau trigliserida (10-20%).

(Empedu + agitasi) Asam lemak

Lipid Emulsifikasi lemak Gliserol

Gliserida

Page 13: Blok 9 Makalah Ephin

Absorpsi lipid terutama terjadi dalam jejunum, bagian tengah usus halus. Hasil

pencernaan lipid (gliserol, asam lemak rantai pendek, asam lemak rantai sedang, asam lemak

rantai panjang, monogliserida, trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid) diabsorpsi ke dalam

membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Kolesterol sebelum diabsorpsi mengalami

esterifikasi kembali yang dikatalis oleh asetil-Koenzim A dan kolesterol asetiltransferase,

dimana enzim-enzim tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol makanan.

Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai

panjang (C12 atau lebih) contoh asam stearat (C18) ditambah misel (garam-garam empedu yang

membentuk gumpalan) berada di lumen usus halus berdifusi melalui mikrovilli ke dalam sel

epitel usus halus. Setelah masuk ke dalam sel epithel, monogliserida dicerna menjadi gliserol dan

asam lemak oleh lipase sel epithel. Kemudian asam lemak bebas diubah kembali oleh retikulum

endoplasma menjadi trigliserida. Setelah terbentuk, trigliserida berkumpul dalam butiran,

bersama kolesterol yang diabsorpsi, fosfolipid yang diabsorpsi, dan posfolipid yang baru

disintesis. Masing-masing zat tersebut diliputi oleh selubung protein yang disintesis oleh

retikulum endoplasma. Lipoprotein yang mengangkut lipid terutama trigliserida dari saluran

cerna ke dalam tubuh ini dinamakan kilomikron.

Kilomikron diabsorpsi dari sel epithel pada villus ke dalam lakteal villi. Kilomikron

masuk ke dalam sistem limfe melalui pembuluh limfatik melewati ductus thoraxicus di

sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar di tengkuk dan seterusnya masuk ke

dalam aliran darah. Antara 80-90% semua lemak yang diabsorpsi dari usus ditransport ke darah

melalui limfe toraks dalam bentuk kilomikron.

Trigliserida dan lipid besar lainnya (kolesterol dan fosfolipida) yang terbentuk di dalam

usus halus dikemas untuk diabsorpsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan-bahan ini

bergabung dengan protein-protein khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan

lipoprotein. Tubuh membentuk empat jenis lipoprotein yaitu seperti yang telah dijelaskan

kilomikron, Low Density Lipoprotein/LDL, Very Low Density Lipoprotein/VLDL, dan High

Density Lipoprotein/HDL. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas dan

mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah yang berbead.

Page 14: Blok 9 Makalah Ephin

Asam lemak rantai pendek (C4-C6) contoh asam lemak butirat, dan rantai sedang (C8-

C10) contoh asam lemak kaprat dalam lumen usus halus diabsorpsi langsung melalui proses

difusi menembus mikrovili melewati sel epithel villi ke dalam kapiler darah kemudian ke vena

porta dibawa ke hati untuk segera dioksidasi. Oleh karena itu, asam-asam lemak ini tidak

mempengaruhi kadar lipida plasma dan tidak disimpan di dalam jaringan lemak dalam jumlah

berarti.

Perjalanan Chymus Setelah dari Lambung

Dengan perantaraan enzim pankreas (pankreatin), pencernaan chymus diselesaikan.

Enzim amilase, lipase dan trypsin menguraikan masing-masing zat karbohidrat, lemak dan

protein yang masih utuh. Empedu setiap hari dibuat sekitar 0,5-1 L oleh hati, yang ditimbun

secara berangsur di kandung empedu, hingga empedu dipekatkan sampai 5-10 kali. 80-90% dari

zat ini diabsorbsi kembali di ujung usus halus, sehingga setiap hari hanya sebagian kecil saja dari

empedu harus disintesa. Empedu terdiri dari asam-asam empedu (garam kolat dan desoksikolat),

glisin, taurin dan lesitin. Zat terakhir ini adalah esensial bagi proses emulsifikasi lemak dari

chymus untuk diubah menjadi butir-butir kecil yang mudah diserap. Empedu juga meningkatkan

daya kerja lipase yang penting sekali dalam proses resorpsi vitamin yang larut dalam lemak,

seperti vitamin A, D, E dan K. Kekurangan empedu memperburuk absorpsi lemak dengan

terjadinya diare lemak. Di samping ini empedu juga mengandung zat-zat warna empedu yang

terdiri dari produk penguraian eritrosit, yaitu bilirubin.12

Kesimpulan

Sistem pencernaan terdiri dari beberapa organ pencernaan yang mendukung aktivitas

pencernaan tersebut. Salah satunya adalah usus halus ( intestinum tenue). Usus halus terdiri dari

beberapa bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Dari ketiga bagian tersebut, yang

Page 15: Blok 9 Makalah Ephin

berfungsi sebagai penyerapan adalah ileum. Jika terjadi kerusakan pada ileum, akan

mengakibatkan penyerapan dalam usus kita terganngu. Salah satu contoh dari kerusakan atau

disfungsi ileum adalah oseorang anak yang teseran demam thypoid, seperti pada scenario

tersebut. Dalam usus halus juga terdapat beberapa enzim dan pencernaan yang membantu

berjalannya mekanisme pencernaan.

Daftar Pustaka

1. Snell RS . Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6 , Sistem

Digestivus . Jakarta : EGC ; 2006.p.148-52

2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor.

Saluran Cerna. Jakarta : EGC; 2007.p.278-307.

3. . Biologi Sstem Pencernaan. Edisi 2009. Diunduh dari :

http://www.indonesiaindonesia.com/f/10673-biologi-sistem-pencernaan/. 10 Juli

2014

4. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. In: Bani

AP, Sikumbang TMN. Pencernaan dan Absorpsi. 25th ed. Jakarta:

EGC;2003.p.632-44

5. Rahardja K, Tjay TH. Obat-obat penting: kasiat, penggunaan dan efek-efek

sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Gramedia, 2007.h.257-9