blok 9 pbl

21
Tinjauan Pustaka Sistem Pencernaan Manusia dan Fungsinya dalam Pencernaan Lemak Mikhail Halim (B-10) 102013162 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida, jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, Indonesia Alamat Korespondensi : [email protected] Abstrak Dalam kehidupan ini kita senantiasa membutuhkan energi untuk bertahan hidup, untuk bergerak, bertumbuh, sintesis, regenerasi dan sebagainya. Terdapat 3 kompenen atau zat utama yang kaya akan energi yakni karbohidrat, protein, dan lemak, hanya saja manusia tidak dapat menghasilkan semua molekul-molekul atau zat tersebut karena manusia adalah mahkluk heterotrof yang membutuhkan energi dari luar, sedangkan mahkluk hidup lain seperti tumbuhan, dapat membuat energinya sendiri dengan fotosintesis. Karena manusia tidak dapat melakukan fotosintesis, harus ada suatu sistem atau suatu mekanisme yang di butuhkan untuk menjaga homeostasis dengan cara memindahkan dan menyederhanakan zat-zat tersebut dari luar, kedalam lingkungan intertnal tubuh kita, untuk kemudian melalui sistem metabolisme tubuh akan diubah menjadi energi. Dari molekul-molekul kaya energi tadi yang paling lambat dicerna dan diserap oleh tubuh ialah lemak. Karena itulah kita sering sekali merasa begah dan kembung yang lama sehabis makan-makanan yang berminyak. Berikut ini akan di bahas lebih lanjut mengenai sistem

description

z

Transcript of blok 9 pbl

Tinjauan Pustaka

Sistem Pencernaan Manusia dan Fungsinya dalam Pencernaan Lemak

Mikhail Halim (B-10)

102013162

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida, jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, Indonesia

Alamat Korespondensi : [email protected]

Abstrak

Dalam kehidupan ini kita senantiasa membutuhkan energi untuk bertahan hidup, untuk bergerak, bertumbuh, sintesis, regenerasi dan sebagainya. Terdapat 3 kompenen atau zat utama yang kaya akan energi yakni karbohidrat, protein, dan lemak, hanya saja manusia tidak dapat menghasilkan semua molekul-molekul atau zat tersebut karena manusia adalah mahkluk heterotrof yang membutuhkan energi dari luar, sedangkan mahkluk hidup lain seperti tumbuhan, dapat membuat energinya sendiri dengan fotosintesis. Karena manusia tidak dapat melakukan fotosintesis, harus ada suatu sistem atau suatu mekanisme yang di butuhkan untuk menjaga homeostasis dengan cara memindahkan dan menyederhanakan zat-zat tersebut dari luar, kedalam lingkungan intertnal tubuh kita, untuk kemudian melalui sistem metabolisme tubuh akan diubah menjadi energi. Dari molekul-molekul kaya energi tadi yang paling lambat dicerna dan diserap oleh tubuh ialah lemak. Karena itulah kita sering sekali merasa begah dan kembung yang lama sehabis makan-makanan yang berminyak. Berikut ini akan di bahas lebih lanjut mengenai sistem pencernaan dari struktur anatomi, mikroskopik, kemudian 4 proses umum pencenaan terutama pada organ-organ yang berhubungan langsung dengan pencernaan lemak yakni lambung, intestinum( duodenum, jejunum, ileum), serta organ-organ pencernaan tambahan yang juga terlibat langsung yakni pancreas, hati, dan vesica billiaris, atau vesica fellea, serta enzim-enzim apa yang dilepaskanya.

Kata kunci: Sistem pencernaan, gaster, intestinum, vesica fellea.

Abstract

in this life we always need energy to survive, to move, grow, synthesis, regeneration and so on. There are 3 main molecule or substance that’s can be used for energy carbohydrates, protein, and fat, humans can’t produce all the molecules or substances, human require energy from outside, while other living things such as plants, can create its own energy by photosynthesis.

Because humans can’t perform photosynthesis, there must be a system or a mechanism is needed to maintain homeostasis by moving and simplify these substances from the outside environment into the body internal, and then through the body's metabolic system is converted into energy. Of energy-rich molecules was the most slowly digested and absorbed by the body is fat. That's why we often feel fullness and bloating after meals-old greasy food. This literature view will be discussed further about digestive system of anatomical structures, microscopic, then 4 general process of digestive especially in organs that are directly related to the digestion of fat, such is: stomach, intestine (duodenum, jejunum, ileum), as well as additional digestive organs which also involved the pancreas, liver, and vesica fellea.

Key word : Digestive system, gaster, intestine, vesica fellea.

Pendahuluan

Seorang laki-laki berusia 40 tahun mengeluh bila mengkonsumsi makanan berlemak terlalu banyak, perutnya akan terasa tidak enak (kembung dan agak penuh). Oleh dokter ia diberi obat yang mengandung enzim pencernaan dan di anjurkan mengurangi mengkonsumsi makanan yang berlemak. Sistem pencernaan sendiri adalah suatu sistem untuk menjaga homeostasis, dengan memindahkan dan menyederhanakan zat-zat tersebut dari luar, kedalam lingkungan intertnal tubuh kita, untuk kemudian melalui sistem metabolisme tubuh akan diubah menjadi energi.1

Hanya saja proses pencernaan dan penyerapan lemak lebih lambat dari pada molekul yang lain, kareana itu penyimpananya di lambung juga lebih lama, mungkin itulah yang menyebabkan orang tersesbut merasa kembung dan penuh. Tinjauan pustaka kali ini akan membahas tentang sistem pencernaan manusia, terutama yang berhubungan langsung dengan penceranaan lemak seperti lambung, intestinum( duodenum, jejunum, ileum), serta organ-organ pencernaan tambahan yang juga terlibat langsung yakni pankreas, hati, dan vesica billiaris, atau vesica fellea, serta enzim-enzim apa yang dilepaskanya. Secara makroskopik maupun mikroskopik, serta proses pencernaan yang terjadi pada organ-organ tersebut, sekresi-sekresi enzim serta pengaturan alat-alat tersebut.

Struktur Makroskopis Alat-Alat Pencernaan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (tractus digestivus) dan organ-organ pencernaan tambahan seperti kelenjar-kelenjar pencernaan. Alat-alat tersebut sebagian besar terdapad dalam rongga perut atau abdomen, pertama-tama makanan akan masuk melalui cavum oris atau yang dikenal sebagai mulut, kemudian makanan akan melewati oropharynx, oesophagus atau kerongkongan, kemudian makanan dikirim masuk dan disimpan sementara di dalam gaster atau lambung, kemudian dilanjutkan makanan akan melalui intestine yang terdiri dari duodenum, jejenum¸ ileum, kemudian makanan yang telah diserap akan masuk ke caecum, dan akhirnya mencapai colon, kemudian rectum, dan sisa makanan (faces) akan dikeluarkan dari

dalam tubuh melalui anus. Selain itu dalam sistem pencernaan juga terdapat organ-organ tambahan yang tidak di lalui makanan tetapi sangat berperan dalam proses pencernaan karena sekresinya, antara lain kelnjar-kelenjar saliva, hepar, pancreas, dan vesica fellea.2 (lihat gambar 1). Fungsi alat-alat tersebut akan di bahas pada subbab berikutnya. Berikutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai struktur organ-organ pencernaan yang terlibat secara langsung atau kerjanya di pengaruhi dan mempengaruhi pencernaan lemak, antara lain gaster, intestinum, hepar, pancreas, dan vesica fellea.1

Gaster

Sebelumnya perlu diketahui bahwa perut kita terbagi menjadi 4 kwardan hayal. Yakni kwardan kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah, hal ini digunakan untuk memudahkan mengelompokan organ-organ dalam. Gaster atau yang biasa disebut ventriculus atau lambung,terletak pada kwardan kanan dan kiri atas, akan tetapi lebih banyak bagian yang terletak pada kwardan kiri. Gaster memiliki bagian 3 bagian utama, yakni pars cardiaca yang merupakan muara dari oesophagus, kemudian corpus gastricum yang merupakan ruangan utama lambung tempat penyimpanan makanan, dan pada bagian ini terdapat fundus yang berfungsi sebagai atap, kemudian yang terakhir adalah pars pylorica yang merupakan bagian terbawah atau terdistal dari gaster terbagi menjadi 2 bagian lagi yakni yang tebal disebut sebagai antrum pylorus dan yang merupakan canal saluran menuju duodenum yakni canalis pylorus atau sphincter pylorus. Gaster memiliki 2 sisi atau 2 tepi yakni tepi kanan yang terdapat lekukan kecil disebut sebagai curvature minor sedangkan sisi lateral sebelah kiri, membentuh huruf c disebut sebagai curvatura major. Pada gaster juga terdapat 2 lekukan yakni incisura angularis yang terdapat pada curvatura minor dan incisura cardiaca yang sesuai dengan namanya berada di antara pars cardiaca dengan fundus. Pada bagian dalam lambung akan terlihat struktur seperti lekuk-lekukan atau jalan (rugae) yang di kenal sebagai plicae gastricae. Struktur ini terputus-putus akan tetapi pada daerah bagian dalam curvature minor, rugae ini berjalan lurus dan tidak terputus-putus sehingga namanya berubah menjadi canalis gatricae. Biasanya organ-organ pencernaan memiliki 2 lapis otot yakni lapisan yang sirkular dan longitudinal akan tetapi pada lambung ototnya menjadi 3 lapis yakni terdapat lapisan otot oblique.2(lihat gambar 2)

Gambar no.1 digestivus tract.3

Gambar no.2 Gaster bagian luar dan dalam.3

Vaskularisasi dan Inervasi Gaster

Lambung di darahi oleh arteri-arteri percabangan dari truncus coeliacus yang sebenarnya merupakan percabangan dari arteri besar Ao.abdominalis. Truncus coeliacus akan bercabang menjadi 3 cabang yakni A.gastrica sinistra yang akan secara langsung mendarahi lambung, A. lienalis, dan A.hepatica communis A.hepatica communis juga akan bercabang menjadi A.gastrica dextra kemudian akan beranastomosis dengan yang sinistra tadi. Cabang berikutnya dari arteri A.hepatica communis juga mempercabangkan A.gastroduodenale yang nantinya akan mempercabangkan A.gastro epiploica dextra. Yang akan beranastomosis dengan A. gastro epiploica sinistra yang merupakan percabangan dari A.lienalis yang juga mempercabangkan A.gastrica brevis.2 Sama halnya seperti Organ otonom lain, lambung dipersarafi oleh persarafan simpatis(menghambat) dan parasimpatis(merangsang). Persarafan simpatis oleh N.splanchnicus thoracalisi(preganglionic), dan ganglion plexus celiacus (post ganglionic). Sedangkan persarafan parasimpatisnya oleh N.X kanan dan kiri yang di bagian depan.2

Intestine

Usus halus merupakan tempat terjadinya sebagian besar pencernaan, dan penyerapan makanan fungsi usus halus akan di bahas lebih lanjut pada subbab berikutnya. Usus halus atau intestinum terdiri dari 3 bagian organ utama yakni bagian pertama yang dilewati makanan ketika pertama 4keluar dari lambung ialah duodenum atau biasa disebut sebagai usus 12 jari karena panjangnya kira-kira 12 jari atau sekitar 25 cm. Berikutnya setelah melewati duodenum makanan akan masuk ke jejunum, kemudian ke ileum. Duodenum memiliki 4 pars atau 4 bagian utama yakni pars superior, pars descendens, pars horizontalis, dan pars ascendens. Pars superior adalah bagian yang berbatasan langsung dengan pylorus lambung. Bagian dalam dari duodenum, jejunum, ileum adalah sama yakni terdapat plica circularis, vili, dan microvili yang sudah tidak terlihat. Disamping itu mengingat enzim-enzim pencernaan di usus sebagian besar di hasilkan oleh pancreas, dan hati atau hepar, maka harus ada saluran dan pintu masuk bagi enzim-enzim

tersebut pada duodenum oleh karena itulah, pada permukaan dalam duodenum terdapat 2 muara ductur yakni papilla vateri atau papilla duodeni major yang merupakan tempat bermuaranya ductus pancreas dan ductus billiaris atau ductus choledocus. Dan papilla duodeni minor yang hanya merupakan tempat bermuaranya saluran dari pancreas.2 Pada duodenum juga terdapat lig suspensorium treitz yang merupakan pengikat atau penghubung antara duodenum dengan oesophagus. Struktur jejunum dan ileum kurang lebih sama akan tetapi perbedaan terdapat pada struktur mikroskopik. Yang akan lebih banyak dibahas pada subbab berikutnya.2 Vaskularisasi duodenum dilakukan oleh a.gastroduodenalis yang merupakan cabang dari a.hepatica communis, a.pancreatico duodenalis sup.anterior & posterior dan a. pancreatico duodenalis inf.anterior&posterior.2

Hepar, Pancreas, dan Vesika Fellea

Hepar merupakan organ viseral terbesar pada tubuh manusia. Hepar difiksasi oleh beberapa jaringan ikat sehingga dapat melekat dengan baik di abdomen, jaringan-jaringan ikat tersebut antara lain: lig. falciforme yang melkatkan dingding anterior abdomen dengan hepar kecuali pada bagian yang berhadapan langsung pada diaphragma (bare area) disebut bare area karena bagian itu tidak dilapisi oleh peritoneum. disamping itu, lig. hepatogastricum berfungsi untuk menghubungkan hepar dengan gaster, terdapat juga lig. hepatoduodenale menghubungkan hepar dengan duodenum, kemudian terdapat lig. triangulare dextrum (pada lobus dextra) dan lig. triangulare sinistrum (pada bagian lobus sinitra) yang kemudian akan bergabung sehingga menjadi lig.coronarium yang melekatkan hepar dengan diaphragma. Lig.coronarium kemudian

akan menjadi lig, teres hepatis.2,4 Hepar secara umum terbagi menjadi lobus dexter dan sinister hepatik oleh fossae vesicae (jejas bekas vesica fellea) dan vena cava inferior. Lobus dexter hepatik berukuran lebih besar dibandingkan dengan lobus sinister. Juga terdapat Lobus caudatus dan lobus quadratus yang terletak di lobus dexter hepatik.4 Pembuluh-pembuluh yang terdapat pada hepar yakni terdapat vena cava inferior, vena porta yang masuk kedalam hepar, kemudian terdapat A.hepatica propria, yang mendarahi hepar. Kemudian sesuai dengan fungsi hepar yakni menghasilkan garam empedu untuk memecah lemak, yang nantinya akan dibahas lebih lanjut pada subbab berikutnya. Garam empedu di hantarkan kepada duodenum melalui ductus hepatica sinstra dan dextra yang kemudian bergabung menjadi ductus hepatica communis, dan akan bercabang menjadi ductus cysticus yang menghantarkan garam empedu ke vesica fellea sebagai cadangan garam empedu apabila tidak ada makanan yang masuk. Kemdian ductus cysticus dan ductus hepatica communis akan bergabung menjadi ductus choledochus atau ductus billiaris. Berbeda dari hepar, kantong empedu atau vesica fellea didarahi oleh a.cysticus.2 (lihat gambar 3).

Pancreas

Merupakan organ penghasil enzim pencernaan yang penting bagi pencernaan di usus halus. Merupakan kelenjar endocrine dan eksocrine sekaligus, tetapi yang berfungsi untuk pencernaan adalah bagian eksocrine-nya. Terbagi menjadi 3 bagian utama, yakni caput(kepala), corpus(badan), dan yang terakhir tentu saja cauda(ekor). Bagian-bagian lain pada pancreas antara lain terdapat proc.uncinatus pada bagian caput pancreas, kemudian pada lekukan caput terdapat incissura pancreatic. Dan kemudian terdapat tuber omentale suatu tonjolan pada corpus pancreas. Pendarahan pancreas oleh a. pancreaticoduodenale superior dan yang inferior.2(lihat gambar 4).

Gambar no.3 Hepar tampak posterior.3

Gambar no.4 Pankreas in situ.3

Struktur Mikriskopis Saluran Pencernaan

Struktur mikroskopis saluran pencernaan mulai dari oesophagus hingga anus sebenarnya memiliki struktur yang sama, hanya saja memiliki beberapa perbedaan pada strukturnya. Struktur umum tersebut antara lain adalah, dari dalam keluar terdiri dari lumen, T.mucosa yang di dalamnya terdapat stratum jaringan ikat yang disebut lamina propria, kemudian masih di lapisan T.mucosa, terdapat T. Muscularis Mukosa (TMM) yang berfungsi sebagai pembatas atas lapisan berikutnya yakni T.submucosa yang merupakan jaringan ikat yang padat, disini terdapat plexus saraf meissner yang berguna untuk mensarafi TMM. Setelah T.submucosa terdapat T.muskularis yang terdiri dari otot sirkular di dalam dan otot yang longitudinal diluarnya, diantaranya terdapat plexus saraf myentericus aurbacah. Yang merupakan faktor interinsik untuk merangsang T.muskularis, dan lapisan yang terakhir ialah T.Adventesia/serosa. Pada gaster, epitelnya pada mukosanya merupakan epitel setingkat torak tanpa sel goblet, kemudian terlihat struktur berpa faveola gastric atau gastric pit. Dan dari sumur-sumur tersebut dapat ditemukan kelnjar gaster yang diberi nama sesuai dengan bagian atau pars dari gaster (cardiac, fundus, pylorus). Perbedaan ketiga bagian tersebut adalah pada pylorus dapat dilihat gastric pit jauh lebih dalam, sedangkan pada fundus terlihat kelenjar kelenjar fundus yang tampak seperti batang-batang dan mengandung 4 sel utama yakni, sel parietal, chief cells, mucus neck cells, dan sel argentifan. Sedang pada bagian cardiac terlihat gastric pit yang dangkal.5 Struktur usus halus yang membedakannya dengan yang lain ialah epitelnya yang epitel selapis torak bersel goblet, dan semakin ke distal sel goblet semakin banyak dan akan berakhir pada colon sigmoideum. Lalu terlihat vili-vili intestinalis dan plica circularis atau krekringi yang merupakan lipatan kedalam lapisan mukosa dan submukosa. Vili berfungsi sebagai alat absorpsi, vili dikelilingi mikrovili yang bertujuan memperluas area penyerapan. Intestine juga memiliki suati kelenjar pada T.mucosa yang di namakan cryptus lieberkhun. Pada duodenum terdapat struktur tambahan yakni terdapat gl. Brunner yang berfungsi menghasilkan mucus. Juga terlihat plica serta vili yang pendek-pendek. Pada jejunum, tidak ada struktur yang khusus hanya saja plica-nya lebih tinggi-tinggi. Serta vili yang berbentuk seperti lidah. Pada ileum, vili intestinalis nya tinggi-tinggi seperti pensil, lalu terlihat struktur nodule limfatisi agregat yang berada pada T.mukosa tapi berlanjut menembus T.submukosa sehingga merusak lapisam TMM, yang disebut sebagai plague peyeri, atau agmina peyeri.5

Pancreas, Hepar, dan Vesica Felleae

Pancreas seperti yang telah dikatakan sebelumnya merupakan kelenjar endokrin serta eksokrin secara bersanaan, endokrin oleh pulau-pulau langerhans, sedangkan eksokrin, sekretnya dihasilkan oleh asinus pancreas. Sel asinus pancreas akan menghasilkan secret yang 100% sereous. Setiap sel asinus akan mengelilingi suatu saluran yang disebut sentroductular yang kemudian bersatu menjadi ductus interkalaris. Yang nantiya akan membawa keluar hasil sekret pancreas tersebut. Pada setiap saluran centroductular pasti ada terdapat sedikit sel centroacinus dicirikan dengan warna sel yang hitam pekat. Selain itu terlihat pada pancreas terlihat struktur glanuler zymogen.2 1 tempat kerja atau 1 sistem fungsional hepar, berbentuk polygonal/lingkran, dengan 1 lobus dengan lobus yang lainya dibatasi oleh septa, pada hewan babi, septa ini terlihat

jelas, tetapi tidak demikian pada manusia. Disetiap lobus terdapat bagian tengah yang berlubang yang merupakan vena sem tralis dan seluruh bagian fungsional yang mengelilinginya disebut sebagai hepatosit. Pada hepatosit, akan terlihat struktur seperti bangunan segitiga yang di kenal sebagai segitiga Kiernan segitiga ini sama fungsinya dengan hilus pada organ, yakni berisi pembuluh-pembuluh, dalam segitiga ini akan terlihat pembuluh lymph, cabang dari a/v hepatica, dan ductus billiaris.2 Struktur vesica fellea tidak memiliki TMM dan lapisan T.muskularnya jugas tidak jelas, selain itu pada bagian T.mukosa dapat didapati ruangan yang dikenal sebagai sinus rokistansi aschoff dan pada daerah pre-adventisia terdapat suatu struktur yang disebut ductus aberans luschka.5

Sistem Pencernaan Melakukan 4 Proses Pencernaan Dasar

Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, bahwa dalam mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh, terjadi 4 proses utama yakni, motilitas yang mengarah kepada pergerakan makanan di dalam saluran pencernaan yang spesifik seperti contoh, mastikasi pada rongga mulut. Sekresi meliputi pengeluaran enzim-enzim atau zat lain dari alat pencernaan yang akan mempengaruhi proses pencernaan, terutama untuk mencerna makanan itu sendiri, sebagai contoh lambung mensekresiksan HCL untuk membersihkan makanan yang masuk, serta mengaktifkan suatu enzim, yakni pepsinogen menjadi pepsin sehingga dapat mencerna protein. Digest atau mencerna, adalah proses proses pencernaan yang paling utama, proses mencerna dalam hal ini, tidak mengarah kepada memasukan zat dari lingkungan luar tubuh ke lingkungan internal, akan tetapi lebih merujuk kepada penyerdehanaan molekul makanan yang masuk, karena untuk dapat diserap tubuh, makromolekul harus terlebih dahulu dipecahkan menjadi mikromolekul, lalu zat yang memecahkan atau mencernanya sudah tentu enzim yang disekresikan tadi. Dan proses yang terakhir ialah absropsi atau penyerapan, makanan yang sudah disederhanakan tentu saja harus diserap oleh tubuh untuk dapat diedarkan keseluruh tubuh melalui aliran darah, dan proses penyerapan ini sebagian besasr atau bahkan seluruhnya terjadi di dalam usus halus (intestine), serta penyerapan cairan yang terjadi di colon.1 Berikut ini akan di bahas mengenai sistem atau proses pencernaan yang terjadi pada organ-organ yang terkait dengan pencernaan lemak, dan terutama pencernaan lemak itu sendiri. Organ lambung sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap pencernaan lemak, tetapi prosesnya di pengaruhi oleh kadar lemak dalam makanan.

Pencernaan di Lambung, serta Enzim-Enzim yang Diproduksinya

Sama halnya seperti organ-organ pencernaan lain di dalam lambung terjadi 4 proses tersebut, hanya saja di lambung terjadi proses penyerapan alcohol, dan aspirin tapi tidak dengan makanan , karena seperti yang terltulis sebelumnya, sebagian besar proses pencernaan terjadi di usus halus. Fungsi utama lambung adalah sebagai storage atau tempat penyimpanan sementara, di karenakan proses penyerapan di doedenum berlangsung lama, sehingga makanan sedikit demi sedikit di masukan kedalam duodenum mengikuti kecepatan pencernaan dan penyerapan pada duodenum, sistem pengosongan lambung ini lah yang kemdian bisa di hambat oleh kadar lemak dalam makanan. kemudian di lambung juga terjadi proses pensekresian HCL, Pepsin guna

mencerna protein, dan makananan yang masuk akan di campur dengan enzim-enzim tersebut sehingga menjadi bubur yang disebut sebagai kimus, yang kemudian di masukan ke dalam duodenum. Proses motilitas lambung meliputi pengisian lambung, penyimpanan, pencampuran, dan yang terakhir pengosongan. Lambung memiliki lipatan-lipatan yang dikenal sebagai rugae, ketika makanan masuk, lipatan yang tadinya tanggi-tinggi ini menjadi mendatar, sehingga volume lambung menjadi semakin besar untuk menampung makanan ini dikenal sebagai relaksasi reseptif, mengingat otot-otot lambung tidak ikt secara aktif dalam membesarkan rongga gaster. Ketika makanan sudah masuk maka akan terjadi proses peristaltik yang berfungsi untuk mencampur makanan tersebut dengan sekret lambung terutama HCL dan pepsin yang berfungsi untuk mencerna protein, pencampuran terutama terjadi pada antrum pylorus mengingat otot-otot bagian itu paling tebal. Kemudian terjadi pengosongan sedikit, demi sedikit lambung, akan tetapi sfingter pylorus selalu berada dalam keadaan tertututup demi menjaga agar asam lambung tidak masuk ke duodenum karena itu akan merusak ding-ding mukosa duodenum. Karena tertutup rapat seperti itu, maka harus ada dorongan peristaltik yang kuat. Karena itu lah terjadi yang dikenal dengan retropulsi dimana ketika makanan di dorong menuju sfingter, karena sfinger itu masih tertutup rapat, maka kimus berbalik ke antrum lagi, dan ketika antrum melakukan peristaltik lagi, itu akan memperkuat gelombang peristaltik sehingga dapat membuka sfingter. Hanya saja hanya sebagian yang masuk ke duodenum sebagian lagi tertinggal dan tersimpan di gaster hingga waktunya untuk di keluarkan sedikit-demi sedikit. Waktu pengosongan lambung di pengaruhi oleh beberapa hal yakni: banyaknya kimus, karena semakin banyaknya kimus, motilitas akan meningkat dan ototmatis pengosongan menjadi lebih cepat, kekentalan kimus juga mempengaruhi, semakin cair kimus,maka akan semakin mudah melewati sfingter. Faoktor dari duodenum sendiri adalah asam. Keadaan makanan yang asam akan mengganggu enzim-enzim pancreas untuk bekerja karena itulah harus ada suatu mekanisme yang digunakan untuk menetralkan asam itu, pancreas akan mensekresiakan natrium bikarbonat, tetapi apabila tidak terjadi proses penetralan, maka pencernaan dan penyerapan terhambat karena harus menunggu PH makanan itu sesuai, oleh karena itu pengosongan terhambat. Hipertonisitas, pencernaan berlangsung lebih cepat dari penyerapan, oleh karena itu molekul-molekul yang akan diserap cederung menumpuk pada usus halus. Sehingga lumen lambung menjadi hipertonis dan diluar lumen lebih hipotonis, maka cairan akan masuk ke lumen menyebabkan lumen teregang sehingga lumen yang penuh kembali menghambat kerja pengosongan gaster, kemudian peregangan duodenum, karena peregangan artinya lumen dalam keadaan penuh. Dan akhirnya lemak. Lemak, hanya dapat dicerna dan diserap di usus halus, dan dari semua molekul, lemak akan dicerna dalam waktu yang paling lama , bahkan harus dipecah-pecah menjadi ukruan lebih kecil oleh garam empedu yang akan lebih di bahas di subbab berikutnya, karena pencernaan dan penyerapan lemak lama, maka tentu saja lambung harus menunggu cukup lama untuk memasukan sedikit demi sedikit makanan tersebut ke duodenum sehingga biasnya, kita merasa begah.1

Sekresi Lambung

Mukosa lambung seperti yang telah di jelaskan pada subbab sebelumnya memiliki kelenjar-kelenjar yang namanya sesuai dengan letaknya, yakni kelenjar fundus, kelenjar kardiak, dan kelenjar pylorus. Kelenjar fundus bentuknya besar-besar dan memiliki 3 sel utama yakni sel parietal yang menghasilkan HCL dan faktor interinsik yang membantu absrobsi vitamin B12 di ileum, chief cells yang mengsekresiskan pepsinogen yang nantinya akan di aktifkan HCL dan kemudian otokatalis karena akan merangsang pengaktifan pepsinogen-pepsinogen lain. kemudian terdapat mucous neck cells yang memproduksi lendir atau mucus guna melindungi dingding mukosa lambung. Dan pada kelenjar pilorus terdapat sel argentifan yang mensekresikan hormon gastrin, yang akan masuk ke pembuluh darah, kemudian di masukan lagi ke corpus lambung, guna merangsang sel parietal mengahsilkan HCL lebih banyak.1,6 HCL sendiri di bentuk dan disekresikan memlalui suatu proses. Dimana terjadi metabolisme CO2 yang masuk kedalam sel parietal akan bereaksi dengan H2O sehingga menjadi H2CO3 dengan bantuan enzim carbamino anhidrase (CA) kemudian pecah lagi menjadi H+ dan HCO3,6 seperti biasa ion bikarbonat di keluarkan kembali kedarah guna digunakan untuk mempertahankan PH tubuh, dan seperti yang telah kita ketahui bersama pula akan terjadi chloride sift yang menyebabkan Cl-

akan masuk kedalam sel parietal, dalam upaya menjaga keadaan keseimbangan ion-ion di dalam sel parietal. Cl- kemudian berdifusi keluar sel kelumen. Lalu bagaimana dengan ion H+, ia juga akan di keluarkan ke lumen akan tetapi tidak bisa melalui difusi karena gradient konsentrasi H+ 3 sampai 4 juta kali lebih besar di lumen, karena itu pengeluaranya akan menggunakan suatu sistem transport aktif yang menggunakan ATP dengan menggunkan kanal KH ATP-ase. Dan sesuai nama kanalnya, ion K+ akan di masukan kedalam sel, guna terjadinya keseimbangan ion-ion (bersifat elektro netral). Kemudian supaya tidak terjadi hiperkalemia, dan dalam rangga menjaga PH, ion K akan dikeluarkan kembali kedalam lumen. Sedangkan ion H dan ion Cl yang telah ada di lumen gaster akan bereaksi dan membentuk HCL yang bersifat asam, sehingga terjadi perbedaan PH di dalam dan di luar sel. HCL yang diceiptakan kemudian akan mengaktifkan Pepsinogen yang disekresi Chief cells dan menjadi Pepsin yang kemudian mengotokatalis teman-temanya sehingga tercipta lebih banyak pepsin untuk mencerna protein karena pepsin merupakan enzim proteolitik, sehingga satu-satunya pencernaan yang terjadi di lambung adalah pencernaan protein. Perlu diingat bahwa pepsin bekerja pada PH yang rendah.1

Perananan Pancreas dan Hepar, Terutama terhadap Pencernaan Lemak di Duodenum

Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan makanan terjadi di usus halus dan proses tersebut dapat terjadi karena adanya sekret dari pancreas dan juga hati, terutama dalam pencernaan lemak, kantung empedu atau vesica fellea hanya bersifat penyimpanan sementara garam empedu dan akan dikeluarkan jika ada rangsangan dari hormon yang dikeluarkan oleh usus halus. Pankreas merupakan suatu organ kelenjar pencernaan yang mengeluarkan banyak sekali sekret penting dalam pencernaan di usus halus. Pancreas seperti yang tertulis pada subbab sebelumnya, memiliki 2 bagian kelenjar yakni kelenjar endokrin yaitu pulau-pulau langerhans dan asinus yang merupakan kelenjar eksokrin yang mensekresikan enzim ke organ pencernaan

dalam hal ini adalah duodenum,1,5 karena adanya tempat muara dari pancreas ke duodenum seperti yang sebelumnya telah di jelaskan yakni papilla duodeni major yang merupakan tempat bermuaranya ductus pancreas dan ductus billiaris atau ductus choledocus. Dan papilla duodeni minor yang hanya merupakan tempat bermuaranya saluran dari pancreas.2 Selain sel asinus yang mensekresikan enzim-enzim pencernaan, juga terdapat sel duktus yang berfungsi menghasilkan sekret berupa natriumbikarbonat NaHCO3 yang seperti yang telah tertulis, berfungsi untuk menetralkan makanan yang masuk ke duodenum dari lambung, karena kimus bersifat asam, sedang enzim-enzim pancreas bersifat netral atau basa. Dan pelepasan natrium bikarbonat ini, di atur atau dirangsang oleh pelepasan sekretin oleh usus halus yang dikarenakan ada kimus asam yang masuk ke lumen duodenum, sehingga bisa dikatakan jumlah sekretin yang dikeluarkan oleh usus halus berbanding lurus dengan tingkat keasaman kimus. Enzim-enzim yang dihasilkan pankreas adalah enzim-enzim proteolitik yakni tripsinogen, kimotripsinoegen, dan prokarboksipeptidase. Enzim-enzim tersebut sama-sama berfungsi untuk melakukan pencernaan protein, hanya saja melisis ikatan peptide yang berbeda-beda, sama seperti pepsinogen, enzim-enzim proteolitik ini di sekresikan dalam bentuk yang tidak aktif, alasanya pun sama, agar tidak mencerna sel-sel yang mensekresikanya. Kemudian ketika disekresikan, enzim-enzim tersbut akan diaktifkan oleh enzim enetrokinase yang di hasilkan usus halus sehingga tripsinogen menjadi tripsin, tripsin sama halnya dengan pepsin akan mengkatalis tripsinogen lain sehingga menjadi tripsin, bukan hanya itu, tripsin mengkatalis kimotripsinogen hingga menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidase menjadi karboksipeptidase. Enzim-enzim lain yang dihasilkan pankreas yakni lipase dan amilase, lipase menjadi satu-satunya enzim yang dapat mencerna lipid, sebenarnya lipase sudah di hasilkan di lambung, hanya saja tidak dapat aktif, mengingat PH lambung yang asam tidak kondusif untuk lipase. Hal itu menyebabkan pencernaan lipid hanya bisa dilakukan di usus halus dan memakan waktu yang lama, sedangkan amilase adalah enzim yang digunakan untuk mencerna karbohidrat, dari polisakarida menjadi monosakarida. Kedua enzim tersebut disekresi dalam keadaan aktif, karena tidak ada masalah yang akan ditimbulkan. Enzim-enzim pankreas pengeluaranya akan dirangsang oleh pelepasan hormone Cholesitokinin (CCK) yang akan di keluarkan oleh usus halus apa bila makanan yang masuk mengandung banyak lemak dan protein. Oleh karena itu pelepasan CCK juga merangsang Gaster untuk menurunkan aktivitasnya karena lemak butuh waktu lama untuk di cerna.1 Karena itulah orang dalam skenario merasa perutnya penuh dan kembung.

Hepar dan Sekresi Garam Empedu

Pencernaan lemak berlangsung dalam waktu yang lama, oleh karena itu selain dicerna oleh enzim lipase harus ada suatu mekanisme untuk membantu pencernaan lemak yakni dengan sekresi garam empedu yang berfungsi untuk menhancurkan molekul lemak besar menjadi lebih kecil-kecil sehingga luar permukaan yang terpapar enzim menjadi lebih besar. Garam empedu ini di hasilkan oleh hepar atau hati, sebenarnya fungsi hepar tidak hanya itu, fungsi hepar di antaranya adalah pengolahan metabolic karbohidrat, lemak, protein, yang dilakukan setelah penyerapan oleh saluran pencernaan, kemudian detoksifikasi darah sebelum di masukan kedalam

sirkulasi tubuh, mensintesis beberapa protein plasma, pengaktivan vitamin D, penyimpanan glikogen, lemak, besi, dan tembaga, menghancurkn eritrosit yang rusak, dan menghasilkan bilirubin (pigmen empedu) terkonjugasi sehingga dapat di buang keluar tubuh. Serangkaian fungsi itu dapat di lakukan karena hepar berfungsi sebagai portal, sebelum darah-darah dari tubuh bagian bawah mencapai Vena cava inferior, darah-darah tersebut harus masuk terlebih dahulu ke hati melalui vena porta, dari vena porta, tersebar ke setiap unit fungsional dari hepar melalui sinusoid, kemudian vena sentralis, dan kemudian masuk ke vena hepatica, dan berakhir pada vena cava inferior. Kembali lagi empedu, komposisi empedu antara lain garam-garam empedu,kolestrol,lesitin., dan bilirubin. Garam empedu yang berfungsi membantu memecahkan lemak, di alirkan dari hepar melalui suatu saluran yang disebut kanalikuli billiaris (tidak terlihat), kemudian menjadi preductuli billiaris, kemudian berubah menjadi ductus hepatica sinistra dan dextra, bergabung dan keluar dari hepar menjadi ductus hepatica communis, kemudian melalui ductus billiaris atau ductus choledochus dimasukan ke duodenum, melalui sfingter oddi atau sfingter duodeni major.1 Apabila tidak ada makanan maka empedu yang disekresikan akan di belokan menuju kantong empedu atau vesica fellea dan disimpan disana. Jika ada makanan yang masuk, apa lagi kaya akan lipid dan protein, maka akan merangsang pelepasan CCK (seperti pada subbab sebelumnya) yang berakibat meningkatnya sekresi Empedu dan kantong Vesica fellea akan berkontraksi, sehingga bertambahlah sekresi empedu yang masuk ke duodenum. Seperti yang telah di katakana sebelumnya, garam empedu yang disekresikan oleh hepar memecahkan globules-globulus besar lemak hingga menjadi kecil kecil, sehingga luas penampang yang terpapar lipase akan meningkat. Garam empedu memiliki 2 permukaan dimana permukaan pertama larut dalam lemak (nantinya berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang larut dalam lemak) dan permukaan yang bermuatan negative yang larut dalam air. Garam empedu menunaikan tugasnya dalam membentuk emulsi lemak dengan cara membentuk misel , misel akan mempermudah penyerapan lemak. Jadi ketika empedu sampai di duodenum, garam empedu dan lesitin akan menggumpalkan lemak menjadi kelompok kecil-kecil, dimana permukaan yang larut dalam lemak berada di bagian tengah gumpalan(untuk melarutkan lemak dan zat-zat terlarut), sedang permukaan yang negative berada disebelah luar, sehingga dapat di gambarkan kalau garam empedu ini menyelubungi emulsi lemak inilah yang disebut misel, ukuran misel adalah seperjuta ukuran gumpalan lemak, dengan cara ini, selain luas permukaan lemak menjadi besar, ini menybabkan lemak yang sudah terpecah-pecah tidak dapat menyatu lagi di karenakan molekul luarnya yang negatife, bagaimana mau bersatu lagi, malah akan terjadi tolak menolak antar emulsi lemak. Oleh karena struktur ini pula, tercipta batu empedu, karena kolestrol larut pada bagian tenga misel, kelebihan kolestrol menybabkan misel memngeras dan mengkristal, sehingga terciptalah batu empedu. Penghasilan dan pengeluaran garam empedu tidak lah sebanding. Total garam empedu di dalam tubuh kita hanya sekitar 3-4gr tetapi ketika kita makan, kita membutuhkan 3-15 gr garam empedu, oleh karena itu garam empedu harus di daur ulang. Caranya adalah sebagai berikut, setelah ikut membantu pencernaan lemak, garam empedu tetap ikut dalam makanan sampai mencapai ileum, di ileum, garam empedu akan direabsorbsi dan di kirimkan kemnali ke hepar melalui sistem porta hepatica, ingatlah bahwa setiap darah dari tubuh bagian bawah akan di alirkan ke hepar sebelum kembali ke jantung, untuk mengalami

detoksisasi, dan disaat yang bersamaan terjadilah daur ulang empedu ini, yang di kenal sebagai sirkulasi enterohepatik.1

Penutup

Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang berupaya menjaga homeostasis dengan cara memindahkan nutrisi dari luar kelingkungan internal tubuh, sistem pencernaan terdiri dari organ-organ saluran pencernaan dan organ-organ tambahan seperti kelenjar-kelenjar pencernaan, organ-organ yang terlibat langsung dalam pencernaan lemak ialah gaster, intestine, hepar, pancreas, vesica fellea. Struktur mikroskopis organ pencernaan pada umumnya sama, yakni terdiri dari lapisan-lapisan T.mukosa,T,submukosa, T.muskularis, dan T.adventisia. Sistem pemcernaan menganut 4 proses utama yakni motilitas, sekresi, digestive, dan penyerapan. Pencernan lemak, berlangsung lebih lama dari pada molekul-molekul lain, lemak dicerna dengan hidrolisis menggunakan enzim lipase dari pankreas, dan di hancurkan menjadi misel-misel oleh garam empedu hasil sekresi dari hepar. Karena pencernaan lemak berlangsung dalam waktu yang lebih lama, maka makanan yang berlemak akan tetampung lebih lama di gaster, oleh karena itulah kita akan merasa begah dan kembung terutama sehabis, makan makanan yang berlemak. Sekresi enzim-enzim pencernaan yang mecerna lemak, di rangsang oleh pelepasan CCK, oleh karena itu dapat disimpulkan, CCK akan merangksang pelepasan enzim-enzim pankreas, merangsang sekresi empedu di hepar, merangsang kontraksi vesica fellea, dan tentu saja mengahambat kerja lambung.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2014.

2. Paulsen F, Waschke J. Sobotta: Atlas of human anatomy. 15 th edition. Munich : Elsevier; 2011.

3. Yokochi, Rohen, lutjen D. Color atlas of anatomy. 7th edition. Philadhelpia : Schatauuer; 2011.

4. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Dasar – dasar anatomi grey. Singapura: Elsevier; 2012.

5. Eroschenko VP. Difiore’s: Atlas of histology. 11th edition. Philadhelpia : Walters Kluwer;2008

6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi 1. Jakarta :EGC;2004.