Blok 16 Deng

download Blok 16 Deng

of 15

description

pbl

Transcript of Blok 16 Deng

Gangguan Pencernaan akibat Keracunan Makanan

Nama : Martin Prayiggo Utomo*NIM : 10.2010.018Kelompok : C6

Alamat KorespondesiMartin Prayiggo UtomoUKRIDA 2010 Semester 4, Jl. Arjuna Utara Nomor : 6 Jakarta Barat 11510,E-mail : [email protected] makanan digunakan dengan luas untuk semua penyakit yang disebabkan akibat pemasukan makanan yang mengandung toxin. Pada penyakit keracunan makanan, gejala-gejala terjadi karena bahan beracun yang ikut tertelan bersama dengan makanan, sedangkan pada penyakit yang ditularkan melalui makanan, yang umumnya berupa penyakit infeksi, bibit penyakit tertelan bersama dengan makanan, dan penyakit timbul oleh bibit penyakit tersebut. Umumnya pada penyakit akibat keracunan makanan, gejala-gejala terjadi tidak lama setelah menelan bahan peracun tersebut, bahkan dapat segera setelah menelan bahan beracun itu dan tidak melebihi 24 jam setelah tertelannya racun.1Gejala keracunan yang mencolok merupakan cerminan dari gangguan saluran cerna dan jaringan saraf. Gangguan saluran cerna timbul sebagai rasa nyeri perut, diare, muntah dengan/atau tanpa disertai muntah. Sementara kesemutan, paralisis merupakan tanda bahwa jaringan saraf telah terganggu.Ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan seperti Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Pseudomonas cocovenenans.

AnamnesisSesuai dengan Anamnesis secara umum yang telah dipelajari, berikut ini adalah panduan anamnesis untuk gangguan system digesti:1. Anamnesis identitas pasien, yaitu nama lengkap, umur, jeniskelamin, alamat, danpekerjaan.2. Menanyakan keluhan utama. Pada gangguan system digesti, keluhan utama yang sering muncul adalah: Nyeriperut Konstipasi Diare Dispepsia Sulit menelan/disfagia Perdarahan saluran cerna Ikterus Mual dan muntah3. Menggali riwayat penyakit sekarang. Berdasarkan keluhan utama, dilakukan penggalian lebih mendalam dengan menanyakan riwayat penyakit sekarang. Seperti pada waktu anamnesis umum, hal-hal yang harus ditanyakan adalah: Onset: kapan pertama kali muncul keluhan. Frekuensi: berapa sering keluhan muncul. Sifat munculnya keluhan: apakah keluhan muncul secara akut (mendadak), kronis (sudah lama), atau intermitten (hilang timbul). Durasi: sudah berapa lama menderita keluhan. Sifat sakit/keluhan utama: sakitnya seperti apa, merupakan penjelasan sifat dari keluhan utama, yang biasanya spesifik untuk setiap keluhan utama di atas. Lokasi: di mana letak pasti keluhan, apakah tetap, atau berpindah-pindah/menjalar. Hubungan dengan fungsi fisiologis lain: apakah ada gangguan sistem fisiologis yang diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, dan sebagainya. Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari, seperti tidak dapat bekerja, hanya bisa tiduran, dan sebagainya. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: pemberian obat/tindakan tertentu, pengambilan posisi tertentu, dan sebagainya. Apabila diberikan obat, ditanyakan pula berapa dosis yang diberikan dan sudah berapa lama. Pada saat membicarakan obat, yang digali tidak hanya obat yang diberikan dokter, tetapi juga obat bebas yang dikonsumsi sendiri oleh pasien, serta obat herbal. Digali pula bagaimana efek dari upaya untuk mengurangi keluhan itu, apakah berhasil tapi tidak maksimal, atau tidak berhasil sama sekali. Di bagian berikutnya akan diberikan beberapa contoh penggalian mendalam terhadap riwayat penyakit sekarang untuk masing-masing keluhan utama di atas.24. Menggali riwayat penyakit dahulu, baik penyakit serupa maupun penyakit lain. Selain itu, ditanyakan juga 5. Menggali penyakit keluarga, baik yang serupadengan yang dideritasekarang, maupunpenyakit yang diturunkan.6. Menanyakan keluhan penyerta (keluhansistem) yang terkait dengan gangguan digesti. Penelusuran anamnesis sistem harus relevan dengan keluhan utama pasien dan dugaan terhadap diagnosis yang akan ditegakkan, termasuk diagnosis bandingnya. Membuat resume anamnesis.Padatahapini, jawaban yang diberikan oleh pasien dirangkai menjadi suatu alur riwayat penyakit yang kronologis. Jawaban pasien tidak harus semuanya dimasukkan ke dalam resume, harus dipilah-pilah yang berguna dalam perencanaan pemeriksaan, diagnosis, atau terapi. Hasil anamnesis disusun dimulai dari waktu dan tanggal anamnesis, identitas, keluhan utama (KU), riwayat penyakit sekarang (RPS), riwayat penyakit dahulu (RPD), riwayat penyakit keluarga (RPK)/lingkungan (RPL), dan anamnesis sistem

Dari skenario yang didapatkan bahwa sekelompok remaja tersebut menderita mual, muntah, dan nyeri perut hebat yang diderita setelah menyantap daging yang dipanaskan 3 jam yang lalu.

Pemeriksaan

Pemeriksaan fisikAda dua macam cara pembagian topografi abdomen yang umum dipakai untuk menentukan lokalisasi kelainan, yaitu: Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah.

Gambar 2. Pembagian empat kuadran(Sumber: Mardi Santoso. Pemeriksaan Fisik Diagnosis. Pemeriksaan Fisis Sistem Organ. Jakarta: Bidang Penerbit Yayasan Diabetes Indonesia; 2004.p.75)

Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis vertikal. Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS). Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line abdomen. Terbentuk daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri, lumbal kanan, umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/ suprapubik, dan iliaka kiri.

Gambar 3. Pembagian Regio Abdomen(sumber: Mardi Santoso. Pemeriksaan Fisik Diagnosis. Pemeriksaan Fisis Sistem Organ. Jakarta: Bidang Penerbit Yayasan Diabetes Indonesia; 2004.p.75.)

Pada keadaan normal, di daerah umbilical pada orang yang agak kurus dapat terlihat dan teraba pulsasi arteri iliaka. Beberapa organ dalam keadaan normal dapat teraba di daerah tertentu, misalnya kolon sigmoid teraba agak kaku di daerah kuadaran kiri bawah, kolon asendens dan saecum teraba lebih lunak di kuadran kanan bawah. Ginjal yang merupakan organ retroperitoneal dalam keadaan normal tidak teraba. Kandung kemih pada retensio urine dan uterus gravid teraba di daerah suprapubik.3

Inspeksi4,5Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah: Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman) elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites) adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal). Besar dan bentuk abdomen: rata, menonjol, atau scaphoid (cekung). Simetrisitas: adanya benjolan lokal (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovarii, hidronefrosis). Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas. Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau tumor apa. Peristaltik: gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour). Pulsasi: pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.

Palpasi4,5Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen. Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.Palpasi bimanual, palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian depan dinding abdomen.Pemeriksaan ballottement, cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites. Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul. Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa ginjal, dimana gerakan penekanan pada organ oleh satu tangan akan dirasakan pantulannya pada tangan lainnya.

PerkusiPerkusi menggambarkan batas-batas statik antara jaringan-jaringan dengan kepadatan yang berbeda.5 Pada pemeriksaan abdomen perkusi berguna untuk menilai keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat).4Pada daerah epigastrium dan hipokondrium kiri akan menimbulkan bunyi timpani karena adanya gelembung gas di dalam lambung.5

AuskultasiKegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan suara vaskuler.Dilakukan selama 2-3 menit.Pemeriksaan penunjangSpesimen yang diperiksa: Makanan yang dikonsumsi pasien Muntahan pasien Pemeriksaan tinjaPemeriksaan yang dilakukan: 1. Pemeriksaan labolatorium untuk menentukan jenis toksin (ELISA).2. Kultur dan pewarnaan Gram dari specimen.3. Pemeriksaan molekuer PCR dan hibridasi untuk mendeteksi gen toksin atau bakteri penyebab keracunan.

Pemeriksaan tanda dehidrasi4. Table 1. Clinical Findings of DehydrationSymptom/SignMild DehydrationModerate DehydrationSevere Dehydration

level of consciousnessAlertLethargicObtunded

Capillary refill*2 s2-4 s>4 s, cool limbs

Mucous membranesNormalDryParched, cracked

TearsNormalDecreasedAbsent

Heart rateSlightly increasedIncreasedVery increased

Respiratory rate/pattern*NormalIncreasedIncreased and hyperpnea

Blood pressureNormalNormal, but orthostasisDecreased

PulseNormalThreadyFaint or impalpable

Skin turgor*NormalSlowTenting

FontanelNormalDepressedSunken

EyesNormalSunkenVery sunken

Urine outputDecreasedOliguriaOliguria/anuria

* Best indicators of hydration status

Diagnosis KerjaKeracunan makanan akibat bakteri Bacillus cereus .Diagnosis BandingDiagnosis banding dari bakteri penyebab keracunan makanan dapat kita lihat dari tabel berikut ini.TipeKejadian dan SumberPatogenisitasManifestasi Klinis

Keracunan makanan akibat Clostridium botulinumTerjadi di seluruh duniaOrganisme hidup dalam tanah dan mengkontaminasi beras dan sereal lainnyaNasi goreng paling terlibatEnterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri yang cenderung tahan panas (thermostabil) yang akan mencetuskan diare serta mual dan muntah setelah beberpa jam keracunan.Gejala botulisme pada orang dewasa biasanya muncul sekitar 18 sampai 36 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi.tidak ada muntah dan diare yang berhubungan dengan botulisme. Awalnya, seseorang yang menderita botulisme merasakan lemah, pusing, dan gangguan penglihatan. Gejala berikutnya berupa kesulitan berbicara dan menelan

Keracunan makanan akibat Staphylococcus aureusTerjadi di seluruh duniaPastri, produk susuOrganisme yang bermultiplikasi pada makanan yang tidak dibekukan menghasilkan enterotoksin tahan panas yang tidak rusak selama pemanasan ulangMasa inkubasi 2-4 jam (berkisar 1-6 jam)Mual, muntah, nyeri perut diare jarang, tidak ada demam, menghilang secara cepat.

Keracunan makanan akibat Colostridium perfringensKeracunan makanan akibat daging merah yang paling sering terjadi di baratOrganisme hidup pada usus manusia dan hewanDaging sapi dan domba (sendi besar), unggas kurang umumSpora tahan panas berthan dalam proses pemasakan dan bertunas selama pemanasa ulangMenghasilkan enterotoksin yang tidak tahan panas dalam usus yang sudah tertelanMasa inkubasi: 12-18 jamDiare, nyeri abdomen. Muntah jarang, tidak ada demam, menghilang