Blok 04 Bioetika - Paper Kasus

18
Bayu Panca Nugraha Tolak Rawat Bayi ‘Jalanan’, Dua RSUD Dikecam 1 TOLAK RAWAT BAYI ‘JALANAN’, DUA RSUD DIKECAM Bayu Panca Nugraha 130600146 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155 [email protected] PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Semua orang ingin dilayani dan mendapatkan kedudukan yang sama dalam pelayanan kesehatan. Dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 dan Pasal 34 menyatakan negara menjamin setiap warga negara mendapatkan hidup sejahtera, tempat tinggal, kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia, namun sering terjadi dikotomi dalam upaya pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan yang baik hanya diberikan bagi kalangan masyarakat yang mampu sedangkan masyarakat yang kurang mampu tidak mendapatkan perlakuan yang adil dan proporsional (Info Askes, 2010). 3 Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 1

description

Paper bioetika blok 4 2013

Transcript of Blok 04 Bioetika - Paper Kasus

Tolak Rawat Bayi Jalanan, Dua RSUD Dikecam

TOLAK RAWAT BAYI JALANAN, DUA RSUD DIKECAMBayu Panca Nugraha130600146MahasiswaFakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera UtaraJl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan [email protected]

PENDAHULUANPelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Semua orang ingin dilayani dan mendapatkan kedudukan yang sama dalam pelayanan kesehatan. Dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 dan Pasal 34 menyatakan negara menjamin setiap warga negara mendapatkan hidup sejahtera, tempat tinggal, kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia, namun sering terjadi dikotomi dalam upaya pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan yang baik hanya diberikan bagi kalangan masyarakat yang mampu sedangkan masyarakat yang kurang mampu tidak mendapatkan perlakuan yang adil dan proporsional (Info Askes, 2010).3Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;1 Tujuan dari Pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan demikian setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan Negara.Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu interaksi antara pengguna jasa pelayanan (user) dengan penyelenggara pelayanan (provider). Interaksi ini merupakan suatu hubungan yang kompleks yang bersifat multidimensional serta dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Green dalam Sarwono (2004),3 pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factor) meliputi pengetahuan, sikap, persepsi, sosial budaya, sosial ekonomi. Faktor pendukung (enabling factor) meliputi ketersediaan fasilitas kesehatan dan ketercapaiannya. Faktor penguat (reinforcing factor) meliputi sikap dan perilaku petugas kesehatan dan tokoh lainnya yang berpengaruh. Menurut Azwar (1996),3 bahwa pemanfaatan seseorang terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi orang tersebut. Bila tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi baik maka secara relatif pemanfaatan pelayanan kesehatan akan tinggi. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk menelusuri defenisi seputar pelayanan masyarakat seperti Rumah Sakit, bagaimana tugas dan fungsi rumah sakit, lalu seperti apa prinsip-prinsip dasar bioetika sehingga factor ini begitu penting bagi Rumah Sakit terutama dokter dalam melakukan pelayanan kesehatan. Penulis juga berniat untuk menuliskan satu kasus permasalahan yang berhubungan dengan pelayanan Rumah Sakit di Surabaya yang diambil dari website tempo.co Tahun 2014.A. Defenisi Rumah Sakit Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,2 yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit memainkan peran penting dalam sistem layanan kesehatan. Mereka adalah institusi kesehatan yang memiliki staf medis dan staf professional lainnya yang terorganisir, dan fasilitas rawat inap, dan juga memberikan pelayanan medis, keperawatan dan berhubungan dengan pelayanan 24 jam per hari, 7 hari per minggu. Rumah sakit menawarkan berbagai berbagai akut, penyembuhan dan perawatan terminal menggunakan layanan diagnostik dan kuratif dalam menanggapi kondisi akut dan kronis yang timbul dari penyakit serta cedera dan kelainan genetik. Dengan demikian mereka menghasilkan informasi penting untuk penelitian, pendidikan dan manajemen. Secara tradisional berorientasi pada perawatan individu, rumah sakit semakin menempa hubungan lebih dekat dengan bagian lain dari sektor kesehatan dan masyarakat dalam upaya untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk promosi dan perlindungan status kesehatan individu dan kolektif.B. Tugas Rumah SakitPada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004). C. Fungsi Rumah SakitRumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan. Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah :21. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.3. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.Maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit memberikan pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga merupakan fungsi yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian dan kesehatan masyarakat.2 Pelayanan Penderita Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan penderita melibatkan pemeriksaan dan diagnosa, pengobatan penyakit atau luka, pencegahan, rehabilitasi, perawatan dan pemulihan kesehatan.

Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas 2 bentuk utama: a) Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan. Yang mencakup dokter, apoteker, perawat, personel rekam medik, ahli gizi, teknisi sinar-X, laboran dan administrator rumah sakit. b) Pendidikan dan/atau pelatihan penderita. Merupakan fungsi rumah sakit yang sangat penting dalam suatu lingkup yang jarang disadari oleh masyarakat. Hal ini mencakup:

Pendidikan khusus dalam bidang rehabilitasi, psikiatri sosial dan fisik. Pendidikan khusus dalam perawatan kesehatan, misalnya: mendidik penderita diabetes, atau penderita kelainan jantung untuk merawat penyakitnya. Pendidikan tentang obat untuk meningkatkan kepatuhan, mencegah penyalahgunaan obat dan salah penggunaan obat, dan untuk meningkatkan hasil terapi yang optimal dengan penggunaan obat yang sesuai dan tepat. Penelitian Rumah sakit melakukan penelitian sebagai suatu fungsi dengan maksud utama, yaitu: 1. Memajukan pengetahuan medik tentang penyakit dan peningkatan/perbaikan pelayanan rumah sakit. 2. Ditujukan pada tujuan dasar dari pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita. Misalnya: pengembangan dan penyempurnaan prosedur pembedahan yang baru. Kesehatan Masyarakat Tujuan utama dari fungsi rumah sakit sebagai sarana kesehatan masyarakat adalah membantu komunitas dalam mengurangi timbulnya kesakitan dan meningkatkan kesehatan umum penduduk. Apoteker rumah sakit mempunyai peluang memberi kontribusi pada fungsi ini dengan mengadakan brosur informasi kesehatan, pelayanan pada penderita rawat jalan dengan memberi konseling tentang penggunaan obat yang aman dan tindakan pencegahan keracunan. Pelayanan Rujukan Upaya Kesehatan Yaitu suatu upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah yang timbul kepada pihak yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dan mempunyai kemampuan lebih tinggi (Siregar, 2004).

D. Prinsip-prinsip Dasar BioetikaKaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip ini harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika).5-7

Beneficience AutonomyNon-Maleficience JusticePrima Facie

Empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan prima facie sebagaijudge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika berada dalam konteks tertentu (ilat) yang relevan.1) Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.2) Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.Tindakan berbuat baik (beneficence) :a. General beneficence: Melindungi & mempertahankan hak yang lain Mencegah terjadi kerugian pada yang lain, Menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,b. Specific beneficence: Menolong orang cacat, Menyelamatkan orang dari bahaya. Mengutamakan kepentingan pasien Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya> akibat-buruk) Menjamin nilai pokok : apa saja yangada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya (apalagiadayg hidup).3) Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan kuno:first, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Sisi komplementerbeneficencedari sudut pandang pasien, seperti :a. Tidak boleh berbuat jahat(evil) atau membuat derita (harm) pasienb. Minimalisasi akibat buruk Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :a. Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang pentingb. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebutc. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektifd. Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal). Norma tunggal, isinya larangan.

4) Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter. Diperlukan nilai moral keadilan untuk menyediakan perawatan medis dengan adil agar ada kesamaan dalam perlakuan kepada pasien.9 Contoh dari justice misalnya saja: dokter yang harus menyesuaikan diri dengan sumber penghasilan seseorang untuk merawat orang tersebut. Treat similar cases in a similar way = justice within morality. Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagaifairness) yakni :a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan/membahagiakannya)b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien). Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baik Jenis keadilan :a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada : Setiap orang andil yang sama Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya Setiap orang sesuai upayanya. Setiap orang sesuai kontribusinya Setiap orang sesuai jasanya Setiap orang sesuai bursa pasar bebasc. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama : Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien. Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil). Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidupyang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).d. Hukum (umum) : Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang berhak. pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum.5) Prima Facie: dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah (dalam bahasa fiqh ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie.8

PERMASALAHAN

Tolak Rawat Bayi Jalanan, Dua RSUD DikecamTEMPO.CO, Surabaya- Dua rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya, yakni RSUD dr. Soewandhie dan RSUD dr. Soetomo dituding telah menelantarkan bayi yang dibuang di pinggir jalan. Sebab, pegawai rumah sakit tidak mau menerima saat bayi merah itu dibawa ke tempat tersebut. "Dua-duanya kan rumah sakit pelat merah. Bagi saya penolakan menampung bayi itu termasuk bentuk penelantaran," kata Ketua Komisi Kesejahteraan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya, Baktiono, Senin, 2 Desember 2013.Baktiono mengatakan, dia telah mengetahui kronologi penolakan bayi itu. Menurut Baktiono, persyaratan administrasi seharusnya dinomorduakan. Setidaknya bayi tersebut diterima dan dirawat lebih dulu. Dewan, kata Baktiono lagi, berencana memanggil pengelola rumah sakit untuk dimintai penjelasan. "Ini artinya mereka tidak memahami fungsi aparatur negara," katanya. Kepala Instalasi Rawat Darurat RSUD dr. Soewandhie Surabaya, dr. Bimo Sasono, menampik anggapan menelantarkan bayi yang diduga dibuang oleh orang tuanya itu. Apalagi jika alasannya hanya persoalan administrasi. "Administrasi bagi kami belakangan. Kami lihat kondisi pasien dulu," kata Bimo. Klaim Bimo dibantah polisi. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Simokerto, M. Roby, yang mengantar bayi itu ke RSUD Dr. Soewandi mengatakan bahwa petugas instalasi rawat darurat hanya memeriksa dengan stetoskop dan mengatakan bahwa bayi dalam kondisi sehat. Alih-alih langsung menangani bayi, petugas itu lama menelepon sehinggapolisi itu harus menunggu. Bayi yang diperkirakan baru lahir itu ditemukan seorang pemulung Jalan Pegirian pada Ahad, 1 Desember 2013 sekitar pukul 02.00. Bayi yang tali pusarnya dipotong sekenanya ditaruh di dalam kardus. Saat ini bayi itu dirawat di Rumah Sakit Al Irsyad setelah ditolak olehRSUD dr. Soewandhie dan RSUD dr. Soetomo.AGITA SUKMA LISTYANTI

PEMBAHASANMengingat pentingnya pelayanan kesehatan bagi setiap penduduk, menjadikan sebuah rumah sakit mempunyai peranan yang penting dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan haruslah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Peran Rumah Sakit sebagai pemberi pelayanan kuratif, rehabilitatif, promotif, dan preventif, menempati peran penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Karena pentingnya peran rumah sakit dalam sistem pelayanan kesehatan, maka berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit menjadi prioritas dalam pembangunan bidang kesehatan. Hal ini layak untuk diupayakan agar seluruh masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan secara terjangkau dan terlayani secara merata.Seorang bayi jalanan tidak mendapatkan perawatan oleh dua RSUD yaitu RSUD dr. Soewandhie dan RSUD dr. Soetomo di Surabaya setelah ditemukan terlantar dipinggir jalan. Pada kasus ini, RSUD sama sekali tidak memprioritaskan perawatan bayi tersebut namun mempersalahkan persyaratan administrasinya. Perawatan yang dilakukan terhadap bayi tersebut hanya sebatas pemeriksaan stetoskop lalu kemudian dirawat di RS Al Irsyad setelah penolakan perawatan lebih lanjut dari kedua RSUD. Dalam kasus ini, kedua RSUD melanggar seluruh prinsip-prinsip dalam bioetik:a. Pelanggaran beneficence Tidak mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih) Tidak bertanggung jawabb. Pelanggaran non-malefience Tidak meminimalisir akibat burukc. Pelanggaran autonomy Menolak perawatan d. Pelanggaran justice Kesehatan bayi tersebut tidak menjadi pertimbangan Dilihat dari kasus diatas, sama sekali tidak tercermin prinsip-prinsip dasar bioetika dimana notabenenya itu ialah bahwa prinsip-prinsip ini merupakan akses penalaran untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Sebagai tambahan catatan, kualitas pelayanan suatu rumah sakit itu sendiri dapat dilihat dari bagaimana rumah sakit itu melayani pasien-pasiennya, terutama jika pasien-pasien tersebut terkendala dengan urusan ekonominya. Seperti yang ditegaskan oleh Baktiono dalam wawancara kasus bayi tersebut, rumah sakit sebaiknya menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama ketimbang permasalahan administrasi. KESIMPULANDari pembahasan mengenai kasus yang ditangani kedua RSUD tersebut, penanganan terhadap anak bayi jalanan tersebut sama sekali tidak menerapkan prinsip-prinsip dasar bioetika. Sangat disayangkan bahwa pada kasus ini, kedua RSUD justru melangar seluruh prinsip-prinsip dalam bioetik. Diharapkan bagi setiap Rumah Sakit dapat melaksanakan seluruh prinsip bioetik dan seluruh kasus yang dihadapinya. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam bioetik, akan tercipta situasi dan hubungan yang baik antara dokter dengan pasien bahkan dengan pihak keluarga pasien.

Bayu Panca NugrahaTolak Rawat Bayi Jalanan, Dua RSUD Dikecam

9

DAFTAR PUSTAKA1. Kementrian Kesehatan. (2013). UU Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Tersedia: http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/UU%20Nomor%2036%20Tahun2%20009%20tentang%20Kesehatan.pdf. (08 Januari 2014)2. Kementrian Kesehatan. (2013). UU Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tinjauan Tentang Rumah Sakit. Tersedia: http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._44_Th_2009_ttg_Rumah_Sakit.pdf. (08 Januari 2014)3. Repository USU. (2011). Latar Belakang Pelayanan Kesehatan. Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18308/4/Chapter%20II.pdf. (08 Januari 2014)4. WHO. (2014). Tersedia: Rumah Sakit. http://www.who.int/topics/hospitals/en/ (08 Januari 2014)5. Konsil Kedokteran Indonesia. (2006) Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik Di Indonesia. Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html (08 Januari 2014)6. Agus Purwadianto. (Juni 2007). Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus Dilemma Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan bacaan Program Non Gelar Blok II FKUI. Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html (08 Januari 2014)7. Professor Omar Hasan Kasule. (8 9 September 2007). Filosofi Dalam Etika Kedokteran : Studi Banding Antara Sudut Pandang Islam dan Barat (Eropa); Seminar dan Lokakarya Implementasi Nilai-nilai Islam di dalam Pendidikan Kedokteran di Indonesia. Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html (08 Januari 2014)8. Agus Purwadianto. (Juni 2007). Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus Dilemma Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan bacaan Program Non Gelar Blok II FKUI. Tersedia: http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2007/11/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html (08 Januari 2014).9. Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011.Bioetik: Isu & Dilema.Jakarta Selatan: Pensil-324