BAB III METODE PENELITAN 3.1. Setting · 2016. 8. 25. · 24 BAB III METODE PENELITAN. 3.1. Setting...
Transcript of BAB III METODE PENELITAN 3.1. Setting · 2016. 8. 25. · 24 BAB III METODE PENELITAN. 3.1. Setting...
24
BAB III
METODE PENELITAN
3.1. Setting Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas IV SD Negeri Delik 1 Kabupaten
Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
3.1.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Delik 1 Kabupaten
Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas IV adalah 21
siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
3.1.3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah hasil belajar IPA pada materi memahami
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
3.1.4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2014
yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Waktu Februari Maret April Mei
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pelaksanaan
Analisis Data
Penyusunan
Laporan
25
3.1.5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, Menurut Suyanto dalam
Subyantoro (2014), Penelitian Tindakan Kelas sebagai bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas yang diselenggarakan oleh guru
(peneliti) sendiri atau meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas
bersifat reflektif artinya dalam proses penelitian itu sebagai guru sekaligus peneliti
selalu memikirkan apa dan mengapa suatu dampak tindakan terjadi di kelas. Dengan
itu dapat mencari pemecahannya melalui tindakan-tindakan pembelajaran tertentu
Sedangkan pendapat Wardhani (2007) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
penelitian yang bersifat reflektif yang di selengarakan oleh guru sebagai peneliti,
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelasnya, dengan tujuan memperbaiki
kenerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menurut John Elliot dalam
Subyantoro (2014) yaitu melalui empat tahap meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Gambaran dari prosedur pelaksanaanya terdapat pada
gambar 1.
26
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian tindakan kelas selain mengunakan prosedur Prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menurut John Elliot dalam Subyantoro
(2014), peneliti juga mengunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif, yang
melibatkan guru dan peneliti, dimana guru sebagai penggajar dikelas dan peneliti
sebagai observer. Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan koparatif.
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Siklus 1
Siklus 2
27
3.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2013). Dalam penelitian
ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, Sugiyono (2013).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model picture and picture.
3.2.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2013). Variabel terikatnya yaitu
hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Delik 1 Kabupaten Semarang.
3.3 Rencana Tindakan
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus,
yakni siklus pertama dan siklus kedua. Siklus pertama terdiri atas dua kali pertemuan
dan siklus kedua terdiri atas dua kali pertemuan.
3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I
1. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I yakni 2 kali pertemuan tatap muka (4 X 35
menit). Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model picture and
picture Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan
digunakan dalam tindakan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode picture and
picture
28
2. Menyusun instrumen pengamatan atau observasi untuk guru dan siswa
3. Menyediakan media gambar
4. Lembar evaluasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan siklus 1 akan dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
Dalam setiap pertemuan 1 dan pertemuan ke 2, akan dilaksanakan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan apersepsi dan motivasi, yaitu berdoa untuk mengawali pelajaran,
memeriksa kehadiran siswa dan memeriksa kesiapan siswa.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pelajaran melalui pengamatan teradap gambar
4. Guru menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi yang akan di sampaikan
5. Guru membagikan gambar kepada masing-masing siswa, setelah itu guru
memanggil atau menunjuk siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan gambar yang logis
6. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
7. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
8. Kesimpulan dan rangkuman
9. Melakukan evaluasi
3. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan (observasi) pada proses
pembelajaran yang berlangsung menggunakan model paicture and picture
dengan mengamati tindakan guru dan aktivitas siswa. Peneliti selanjutnya
mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran, termasuk hasil yang
dicapai siswa.
29
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.
Menguraikan kesulitan, hambatan dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran paicture and picture di
siklus 1. Refleksi dilakukan atas dasar hasil observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti sebagai observer. Apabila hasil belajar siswa belum mencapai kriteria
ketuntasan yang diharapkan maka kegiatan dilanjutkan pada siklus II.
3.3.2 Rencana Tindakan Siklus 2
Perencanaan dan pelaksanaan siklus 2 untuk memperbaiki dari siklus 1.
Kekurangan dalam siklus 1 didiskusikan dengan guru kelas dan diperbaiki pada
siklus 2. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 yakni dua kali pertemuan tatap muka (4 X 35
menit). Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model picture and
picture. Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan
digunakan dalam tindakan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode picture and
picture
2. Menyusun instrumen pengamatan atau observasi untuk guru dan siswa
3. Menyediakan media gambar
4. Lembar evaluasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Adapaun pelaksanaan paada kegiatan siklus 2 akan dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan. Dalam setiap pertemuan 1 dan pertemuan ke 2, akan dilaksanakan
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan apersepsi dan motivasi, yaitu berdoa untuk mengawali pelajaran,
memeriksa kehadiran siswa dan memeriksa kesiapan siswa
30
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pelajaran melalui pengamatan teradap gambar
4. Guru menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi yang akan di sampaikan
5. Guru membagikan gambar kepada masing-masing siswa, setelah itu guru
memanggil atau menunjuk siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan gambar yang logis
6. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
7. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
8. Kesimpulan dan rangkuman
9. Melakukan evaluasi
3. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan (observasi) pada proses
pembelajaran yang berlangsung menggunakan model paicture and picture
dengan mengamati tindakan guru dan aktivitas siswa. Peneliti selanjutnya
mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran, termasuk hasil yang
dicapai siswa.
4. Refleksi
Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan pelaksanaan siklus II. Kemudian
menganalisis hasil pengamatan lembar observasi dan hasil tes kemudian dikaji
dan direfleksi untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data yang
dibutuhkan agar dapat diolah dan disajikan sesuai masalah yang dihadapi dalam
31
penelitian ini. Dalam teknik pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode
sebagai berikut : observasi, dokumentasi, tes tertulis / penilaian.
3.4.1 Observasi
Observasi dilakukan di Kelas IV SD Negeri Delik 1 Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk mendapatkan gambaran secara langsung aktifitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran. Dalam metode ini peneliti menggunakan
lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa (panduan observasi
terlampir).
3.4.2 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data maupun keterangan yang
relevan dan dibutuhkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data tentang nama siswa, nomor induk, foto, hasil tes siswa kelas IV SDN Negeri
Delik 1 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 khusunya pada
mata pelajaran IPA semester II tahun 2013/2014.
3.4.3 Tes Tertulis
Tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes dilakukan pada akhir
kegiatan tiap–tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subyek
penelitian sesuai dengan materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. (instrument tes tertulis
terlampir).
3.5 Alat Pengumpulan Data
Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas dibuat perangkat pembelajaran
yang berupa:, 1 lembar evaluasi. Kisi-kisi soal evaluasi siswa siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada tabel 3.2
32
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siswa Siklus 1 dan siklus 2
Standar
Kopetensi
Kopetensi
Dasar siklus 1
Indicator
siklus 1 Nomor Item
10. Memahami
perubahan
lingkungan fisik
dan
pengaruhnya
terhadap daratan
10.1.
Mendeskripsik
an berbagai
penyebab
perubahan
lingkungan
fisik (angin,
hujan, cahaya
matahari, dan
gelombang air
laut).
1. Menjelaskan
proses
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh angin
3, 6, 8, 11, 13,15,
2. Menjelaskan
proses
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh hujan
7, 9, 10, 14, 16, 19,
3. Menjelaskan
proses
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh cahaya
matahari
17, 20
4. Menjelaskan
proses
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh
gelombang
air laut
2, 4, 5, 12,
33
Kopetensi
Dasar Siklus
2
Indicator
Siklus 2 Nomor Item
10.2
Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik terhadap
daratan (erosi,
abrasi, banjir,
dan longsor).
1. Menjelaska
n pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh erosi
11, 17,
10.3Mendeskrip
sikan cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan
(erosi, abrasi,
banjir, dan
longsor)
2. Menjelaska
n pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh abrasi
9, 10, 14, 15
3. Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh banjir
4
4. Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik yang
disebabkan
oleh longsor
1, 7
5. Menjelaskan
cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan
yang
3
34
disebabkan
oleh erosi
6. Menjelaskan
cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
oleh abrasi
5, 13,
7. Menjelaskan
cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
oleh banjir
2
8. Menjelaskan
cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
oleh longsor
19
35
3.6 Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila hasil belajar siswa meningkat
dengan pencapaian ketuntasan secara klasikal sebanyak 90% dan nilai rata-rata kelas
lebih besar dari KKM. Untuk KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA
adalah 65.
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal, diperoleh
dengan rumus:
Ketuntasan Klasikal = x 100%
3.7 Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif sederhana dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II, karena penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Delik 1
Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran
IPA melalui model pembelajaran paicture and picture .
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen pada tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran paicture and
picture . Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di
kelas uji coba yaitu kelas 5 SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten
Grobogan. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk mengetahui
tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item To Total Correlation).
Menurut Azwar dalam Priyatno (2010) semua aitem yang mencapai koefisien
korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar
36
mengatakan bila jumlah aitem belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas
kriteria 0,30 menjadi 0,25 tapi menurunkan batas kriteria dibawah 0,20 sangat tidak
disarankan. Hasil perhitungan validitas di kelas 5 SD Negeri 2 Jatiharjo sebagai SD
uji coba, menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Haasil uji validitas soal siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Siklus I
Jumlah Soal Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27
,28, 29, 30
1, 2, 5, 6, 8, 10, 11, 15,18,
19, 20, 21, 22, 24, 25, 26,
27, 28, 29,30
3, 4, 7, 9, 12, 13, 14,
16, 17, 23
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Siklus II
Jumlah Soal Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27
,28, 29, 30
1, 3, 5, 7, 9,10, 11, 13,14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
24, 26, 27,28,30
2, 4, 6, 8, 12, 19, 23,
25, 29
37
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.
Reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Untuk menentukan tingkat reliabilitas
instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Sekaran dalam Priyatno
(2010) dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Tingkat Reliabilitas Instrumen
Indeks Kriteria
α ≥ 0.8
α ≥ 0.7
α ≤0.6
Reliabilitas baik
Reliabilitas dapat
diterima
Reliabilitas kurang baik
Hasil uji reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 20,0 for windows pada saat
uji instrumen tes, reliabilitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.3 dan
tabel 3.4.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Cronbach's
Alpha
N of Items
.782 30
38
Dari output Tabel 3.6 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom
Cronbach's Alpha menunjukkan 0,782. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai
0,782 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang
dipakai pada tingkat reliabbilitas dapat diterima atau reliabel.
Tabel 3.7
Hasil Reliabilitas Siklus 2
Cronbach's
Alpha
N of Items
.822 30
Dari output Tabel 3.7 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom
Cronbach's Alpha menunjukkan 0,822. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai
0,822 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang
dipakai pada tingkat reliabbilitas dapat diterima atau reliabel.