BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tijauan Mutakhir. BAB II... · Gea. Analisis Trafik Menggunakan MRTG...
-
Upload
trinhthien -
Category
Documents
-
view
232 -
download
7
Transcript of BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tijauan Mutakhir. BAB II... · Gea. Analisis Trafik Menggunakan MRTG...
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Tijauan Mutakhir
Usulan Tugas Akhir “Analisis Trafik Jaringan Kampus Universitas
Udayana dengan Simple Network Management Protokol” ini menggunakan sistem
monitoring yang ditawarkan oleh beberapa refrensi. Penggunaan dari beberapa
refrensi digunakan untuk menentukan batasan masalah yang dilakukan oleh
penelitian serupa namun menggunakan aplikasi yang berbeda serta metoda
penyelesaian dan solusi untuk masing-masing masalah yang dikaji.
Berikut adalah uraian singkat dari refrensi yang digunakan.
1. Klasifikasi Penggunaan Protokol Komunikasi pada Network traffic
menggunakan naive bayes sebagai penentuan QoS. ( Made Sudarma dan
Dandy Pramana Hostiadi, Universitas Udayana, Bali, 2013). Pada
penelitian ini digunakan metoda Naḯve Bayes yang mampu menunjukan
klasifikasi jaringan berdasarkan protokol , ukuran komunikasi data yanng
ditransmisikan dalam bentuk length byte dan juga berdasarkan counting
(record yang sering muncul sebagai aktifitas). Selain menggunakan
metoda Naḯve Bayes digunakan juga metoda Data filtering serta Netwrok
Capturing yang akan menggunakan aplikasi wireshark. Hasil dari
penelitian ini adalah berupa hasil klasifikasi network trafik dari sisi
protokol terhadap prioritas menjelaskan bahwa protokol HTTP memiliki
prioritas menengah hingga tinggi dalam penentuan QoS. Prioritas QoS
dapat diberikan terhadap proses komunikasi sama yang memiliki banyak
kemunculan diatas 300 record. Pada penelitian Tugas Akhir ini akan
mengikuti metoda yang dilakukan yaitu dengan Network Capturing
dengan menggunakan aplikasi Wireshark.
2. Traffic analysis and characterization of Internet user behavior (Penelitian
Maria Kilh dan koleganya, Dept. of electrical and information
Technology, Lund University, Sweden, 2009). Pada penelitian ini penulis
analisis pengukuran lalu lintas jaringan di swedia municipical akses
broarband jaringan dan memeperoleh penggunaan jaringan sesuai dengan
model prilaku pengguna jaringan. Penulis memfokuskan pada penggunaan
internet dalam istilah trafik data jaringan, volume trafik dan aplikasi serta
karkteristik aktivitas dari pengguna jaringan. Hasil dari penelitian ini
adalah didapatkan perbedaan hasil model untuk panjang sesi pengguna
jaringan berbeda dari yang telah diasumsikan penulis berdasarkan asumsi
tradisional. Pada penelitian tugas akhir ini penulis ingin memfokuskan
juga pada penggunaan internet berdasarkan data trafik jaringan, volume
trafik, dan aplikasi serta karkteristik aktivitas dari pengguna jaringan di
Universitas Udayana.
3. Analisis Trafik Menggunakan MRTG berbasis SNMP pada jaringan
Kampus Universitas Sumatra Utara. (Penelitian Juliman Yasonasa Gea,
Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009). Pada penelitian ini penggunaan
bandwidth pada jaringan ini dianalisis dengan protocol SNMP yang
nantinya akan dapat menampilkan informasi dari protocol SNMP tersebut
ke dalam bentuk grafik menggunakan perangkat lunak Multi Router
Traffic Grapher (MRTG). Trafik yang dianalisis adalah trafik jaringan
hanya didasarkan pada jaringan gateway-Universitas Sumatra Utara
dengan rentan periode tertentu yaitu, per hari, per minggu, perbulan, dan
pertahun. Hasil dari penelitian ini mendapatkan nilai intensitas Trafik serta
volume trafik dari rentan periode waktu yang sudah ditentukan. Rata rata
intensitas trafik yang didapatkan sebesar 1,756 erlang. Jika ditinjau dari
pemakaian bandwidth hasil yang didadpatkan adalah pemakaian
bandwidth yang paling tinggi pada bulan juni tahun 2008 yang merupakan
trend musiman yaitu awal tahun ajaran baru dan pengisian KRS
mahasiswa Universitas Suatra Utara. Pada tugas akhir ini akan mengadopsi
metoda yang dilakukan dengan menampilkan grafik dari jaringan yang
dimonitoring berdasarkan periode waktu per-hari, per-minggu, per-bulan.
Tabel 2.1 Tinjauan Muktahir
No Nama
Penulis Judul Metode Hasil
1.
Made
Sudarma,
Dandy
Pramana
Hostiadi
Klasifikasi
penggunaan
protokol
Komunikasi pada
Nework Traffic
Menggun
akan
naïve
bayes
sebagai
Penentuan QoS.
Naḯve Bayes, Data
filtering serta Network
Capturing
Hasil dari penelitian ini
adalah berupa hasil
klasifikasi network trafik
dari sisi protokol terhadap
prioritas menjelaskan
bahwa protokol HTTP
memiliki prioritas
menengah hingga tinggi
dalam penentuan QoS.
Prioritas QoS dapat
diberikan terhadap proses
komunikasi sama yang
memiliki banyak
kemunculan diatas 300
record.
2
Maria Kihl,
Chistina
Lagerstedt,
Andreas
Aurelius dan
Per Odlling
Traffic analysis
and
characterization
of Internet user
behavior
Analisis pengukuran
lalu lintas jaringan di
swedia municipical
akses broarband
jaringan dan
memeperoleh.pengguna
an jaringan sesuai
dengan model prilaku
pengguna jaringan
dengan menggunakan
commmercial lanjutan
monitoring tools
dan host perilaku
klasifikasi dari lalu
lintas, yang berarti
bahwa lebih dari 95%
dari lalu
lintas dapat
diidentifikasi.
Perbedaan hasil model
untuk panjang sesi
pengguna jaringan
berbeda dari yang telah
diasumsikan penulis
berdasarkan asumsi
tradisional.
Tabel 2.2 Tinjauan Muktahir (lanjutan)
No Nama
Penulis Judul Metoda Hasil
3 Juliman
Yasonasa
Gea.
Analisis Trafik
Menggunakan
MRTG berbasis
SNMP pada
jaringan Kampus
Universitas
Sumatra Utara.
Trafik yang dianalisis
adalah trafik jaringan
hanya didasarkan pada
jaringan gateway
Universitas Sumatra
Utara dengan rentan
periode tertentu yaitu,
per hari, per minggu,
perbulan, dan pertahun
dengan menggunakan
MRTG berbasis
SNPM.
Hasil dari penelitian ini
mendapatkan nilai
intensitas Trafik serta
volume trafik dari rentan
periode waktu yang
sudah ditentukan. Rata
rata intensitas trafik
yang didapatkan sebesar
1,756 erlang. Jika
ditinjau dari pemakaian
bandwidth hasil yang
didadpatkan adalah
pemakaian bandwidth
yang paling tinggi pada
bulan juni tahun 2008
yang merupakan trend
musiman yaitu awal
tahun ajaran baru dan
pengisian KRS
mahasiswa Universitas
Suatra Utara.
2.2 Jaringan Komputer
Jaringan komputer saat ini bukanlah hal yang baru lagi di dalam dunia
teknologi informasi. Hampir semua perusahaan di instansi memanfaatkan jaringan
komputer untuk mempercepat dan melancarkan laju arus informasi yang sangat
diperlukan dalam perusahaan dan instansi tersebut. Jaringan komputer adalah
kumpulan komputer dan peralatan lainnya seperti printer, scanner, dan yang
lainnya yang saling terhubung satu sama lainnya. Jaringan komputer melakukan
hubungan untuk melakukan pemakaian bersama atas sumber daya yang ada pada
jaringan komputer tersebut. (Sinaga A, 2006)
Definisi sederhana dari sebuah jaringan adalah dua atau lebih komputer
yang dihubungkan secara fisik melalui sebuah media penghubung dan di antara
keduanya terjadi interaksi. Ada beberapa hal yang harus dimiliki sebuah sistem
agar dapat dikatakan sebagai sebuah jaringan, yaitu:
a. Sesuatu yang dapat digunakan secara bersama. Dalam hal ini dapat berupa
software ataupun hardware.
b. Hubungan secara fisik antar sistem komputer. Untuk dapat berinteraksi
suatu sistem komputer harus dihubungkan melalui suatu media tertentu
yang dapat mentransmisikan suatu data.
c. Aturan-aturan dalam berkomunikasi antar system komputer.
Suatu sistem harus mempunyaI aturan-aturan tertentu yang dapat diterima
oleh sistem lain dalam satu jaringan agar data yang dikirim oleh komputer
pengirim dapat diterima dengan baik oleh komputer penerima. Aturan yang
mengatur tentang komunikasi komputer disebut dengan protocol. Tujuan jaringan
komputer bukan hanya untuk membagi sumber daya (resource) yang dimiliki
secara bersama atau hanya untuk saling bertukar data, tetapi lebih dari itu
tujuannya adalah agar dapat saling mengerti entity dan dapat menggunakan data
yang diterima dan entity lain dalam suatu jaringan. (Rusanto S, 2009)
2.2.1 Local Area Network
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam
sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN
seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan
workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai
bersama sumber daya (resouce misalnya printer) dan saling bertukar informasi.
(Suhartono B, 2012)
Gambar 2.1 Jaringan LAN (Suhartono B, 2012)
2.2.2 Metropolitan Arean Network
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN
yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama
dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya
berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi
(swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat
berhubungan dengan jaringan televisi kabel. (Suhartono B, 2012)
Gambar 2.2 Jaringan MAN (Suhartono B, 2012)
2.2.3 Wide Arean Network
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis
yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari
kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program
(aplikasi) pemakai. (Suhartono B, 2012)
Gambar 2.3 Jaringan WAN (Suhartono B, 2012)
2.3 Topologi Jaringan
Topologi merupakan suatu pola hubungan antara terminal dalam jaringan
komputer. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media
pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak
geofrapis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam
komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data.
(Zulkarnain I., 2012)
2.3.1 Topologi Star
Dalam topologi bintang, sebuah element pusat (hub, bridge, atau switch)
bertindak sebagai pengatur dan pengendalian semua komunikasi data. Station
pusat merupakan titik krisis yang berfungsi sebagai pengatur semua komunikasi
data yang terjadi dan menyediakan jalur komunikasi khusus antara dua station
yang akan berkomunikasi. Banyaknya station yang dapat terhubung tergantung
jumlah port yang tersedia pada station pusat yang digunakan. Topologi jaringan
star sangat mudah dikembangkan, baik penambahan maupun pengurangan system.
Keutungan dari topologi bintang adalah jika kabel terputus, maka hanya satu
terminal yang terputus koneksinya. Terminal dapat ditambahkan dengan mudah,
tanpa mempengaruhi keseluruhan jaringan. (Farina A, 2009)
Gambar 2.4 Model Jaringan Bintang (Zulkarnain, 2012)
2.3.2 Topologi Tree
Topologi Pohon adalah kombinasi karakteristik antara topologi bintang
dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi bintang yang
dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai jalur tulang punggung atau
backbone. Komputer-komputer dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain di
hubungkan sebagai jalur tulang punggung. Topologi jaringan ini disebut juga
sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk
interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda.
Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan
semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini
cocok digunakan pada sistem jaringan komputer. Pada jaringan pohon, terdapat
beberapa tingkatan simpul atau node. Pusat atau simpul yang lebih tinggi
tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data
yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak
dari komputer dengan node-3 kekomputer node-7 seperti halnya pada gambar,
data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-
7. Keungguluan jaringan pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu
kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. (Yudianto M, 2005)
Gambar 2.5 Topologi Jaringan Tree (Wijaya A, 2007)
2.4 Monitoring Jaringan
Monitoring jaringan komputer adalah proses pengumpulan dan melakukan
analisis terhadap data-data pada lalu lintas jaringan dengan tujuan
memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki jaringan komputer.
Monitoring jaringan ini merupakan bagian dari manajemen jaringan. Monitoring
jaringan komputer dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Connection Monitoring
Connection monitoring adalah teknik monitoring jaringan yang dapat
dilakukan dengan melakukan tes ping antara monitoring stationdan device
target, sehingga dapat diketahui bila koneksi terputus.
b. Traffic Monitoring
Traffic monitoring adalah teknik monitoring jaringan dengan melihat paket
aktual dari traffic pada jaringan dan menghasilkan laporan berdasarkan
traffic jaringan.
Tujuan monitoring jaringan komputer adalah untuk mengumpulkan informasi
yang berguna dari berbagai bagian jaringan sehingga jaringan dapat diatur dan
dikontrol dengan menggunakan informasi yang telah terkumpul. Dengan demikian
jika terjadi permasalahan dalam jaringan akan cepat diketahui dan diperbaiki
sehingga stabilitas jaringan lebih terjamin. Berikut ini beberapa alasan utama
dilakukan monitoring jaringan :
a. Untuk menjaga stabilitas jaringan.
b. Untuk mendeteksi kesalahan pada jaringan, gateway, server, maupun user.
c. Untuk memberitahu trouble kepada administrator jaringan secepatnya.
d. Mempermudah analisis troubleshooting pada jaringan.
e. Mendokumentasikan jaringan.
Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam
tiga proses besar, yaitu:
a. Proses di dalam pengumpulan data monitoring.
b. Proses di dalam analisis data monitoring.
c. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.
Gambar 2.6 Proses dalam sistem monitoring (Ohara G, 2005)
Sumber data dapat berupa network traffic, informasi mengenai hardware, atau
sumber-sumber lain yang ingin diperoleh informasi mengenai dirinya. Proses dalam
analisis data dapat berupa pemilihan data dari sejumlah data telah terkumpul atau bisa
juga berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan.
Sedangkan tahap menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna
di dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap sistem yang sedang berjalan
dapat berupa sebuah tabel, gambar, gambar kurva, atau dapat juga berupa gambar
animasi.
Aksi yang terjadi di antara proses-proses yang ada di dalam sebuah sistem
monitoring adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan
pada interval waktu tertentu. Proses yang dijalankan dapat berupa pengumpulan data
dari objek yang di-monitor, atau melakukan analisis data yang telah diperoleh dan
menampilkannya. Proses yang terjadi tersebut bisa saja memiliki interval waktu yang
berbeda. (Prasetyo I, 2014)
2.5 Protokol Jaringan
Protokol merupakan istilah strandar dalam konteks komunikasi data di
anatara mesin mesin dalam jaringan. Protokol memungkinkan data diambil dan
dikirimkan bagian perbagian agar diperoleh transmisi data yang handal, kemudian
di padukan kembali ke dalam susunan yang tepat begitu data sampai pada tujuan.
Ketika data hendak di transmisikan diantara dua atau lebih device,
protocol bertanggung jawab dalam menjaga keutuhannya diantaranya dengan
memberikan cara pemeriksaan error, mengenali jenis gangguan, memberikan cara
bagi pengirim untuk dapat mengenali akhir transmisi, dan memeberikan cara bagi
penerima untuk mengenali bahwa pesan telah diterima. Protokol digunakan untuk
beragam tujuan pada komunikasi komputer. Fungsi utama protocol adalah untuk
memberikan standar pada jaringan komputer walaupun aplikasi yang digunakan
sangat luas. (Gea J, 2009)
2.6 Model Open System Interconnection
(Gea J. 2009) Model refrensi Open System Interconnection (OSI)
merupakan salah satu model refrensi atau arsitektur jaringan yang utama. OSI
menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari aplikasi
yang berada di komputer lain. Tujuan utama dari setiap model refrensi, khususnya
OSI model adalah untuk mengijinkan berbagai macam perangkat dari manufaktur
yang berbeda dapat saling beroprasi. Keunutngan lainnya antara lain:
1. Membagi kompleksitas yang terdapat dalama jaringan
2. Mengidentifikasi standarisasi Interface agar antar vendor dapat saling
berintegrasi.
3. Perubahan yang terjadi pada satu layer tidak dapat mempengaruhi semua
layer. Hal ini dapat mengijinkan developer mengambil spesialisasi dalam
membangun sebuah aplikasi.
Model referensi OSI terdiri dari 7 lapis (layer) yang secara umum terbagi
dalam dua kelompok, yakni Upper Layer (Application Layer) dan Lower Layer
(data Transport Layer). Lapis yang tergolong dalam Upper Layer mendefinisikan
bagaimana aplikasi pada sebuah host yang akan berkomunikasi dengan user dan
host lainnya. Sedangkan Lower Layer mendefinisikan bagaimana data terkirim
dari suatu host ke host yang lainnya. Pada tabel 2.2 diperlihatkan pengelempokan
lapis-lapis pada model refrensi OSI.
Tabel 2.3 model refrensi OSI (Januar D, 2011)
Layer Fungsi Contoh
Application
(layer 7)
Menyediakan layanan seperti email, file transfer,
file server, dan lain-lain.
FTP, TFTP, DNS, SNMP,
RLOGIN,
Presentation
(layer 6)
Menyediakan eksripsi, konversi dan performadata MPEG, JPEG, HTTP,
TIFF
Sesion
(layer 5)
Megadakan sambungan dnegan komputer lain. SQL-X, ASP, DNA, SCP,
NFS
Transport
(layer 4)
Mendukung koneksi end-to-end TCP, UDP
Network
(layer 3)
Melakukan routing paket data IP, OSPF, ICMP, RIP,
ARP, RARP
Data Link
(layer 2)
Penegcekan kemungkinan terjadinya kesalahan
dan pembetukan frame.
SLIP, PPP, MTU
Physical
(layer 1)
Interface atau media transmisi data. EIA, RS-232, EIA RS-
449, IEEE 802
Lapis aplikasi berfungsi sebagai interface anatar user dan komputer. Lapis
ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ketersediaan komunikasi,
menentukan ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi
komunikasi. Lapis presentasi berfungsi sebagai penyedia sistem penyajian data ke
lapis aplikasi. Lapis ini berfungsi menyediakan sistem pembentuk kode (format
coding) dan menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda.
Lapis sesi bertanggung jawab pada proses pembentukan , pengelolaan dan
pemutus sesi antar sistem aplikasi. Lapis sesi bertugas mengendalikan dialog antar
devide dan node.
Lapis Transport bertanggung jawab dalam proses pengemasan data uppe
layer ke dalam segmen dan menyediakan mekanisme multiplexing aplikasi dari
upper layer, pengiriman segmen antar host, penetapan hubungan antar host
pengirim dan host penerima dengan bentuk virual circuit, yaitu menjamin proses
pengiriman data yang dapat diandalkan. Lapis Network bertangggung jawab
untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork an bertanggung
jawab mengelola sistem pengalamatan network. Router merupakan device yang
bekerja di lapis network dan bertanggung jawab untuk membawa trafik antar
device yang terletak dalam network yang berbeda.
Lapis Data link menjamin bahwa pesan dikirim ke media yang tepat dan
menterjemahkan pesan dari lapis network kedalam bentuk bit di lapis fisik untuk
dikirimkan ke host lain. Lapis data link membentuk paket kedalam bentuk frame
dan menambhkan sebuah header yang berisi alamat hardware. Lapis fisi
melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Lapis fisi secara langsung
menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda. (Gea J. 2009)
2.7 Simple Netwrok Management Protocol
Simple Netwrok Management Protocol (SNMP) adalah Internet Protocol
Suite yang dibuat oleh Internet Engginering Task Force (IETF) pada sekitar tahun
1988. Tujuan awal diciptakannya protocol SNMP ini adalah untuk mengatur
berbagai device yang semakin banyak seiring dengan berkembangnnya jaringan
internet. SNMP dikembangkan untuk menyediakan peralatan manajemen jaringan
yang mendasar dan mudah diimplementasikan untuk rangkaian protocol jenis
TCP/IP. SNMP merupakan protocol dari lapis aplikasi yang digunakan untuk
network Management system untuk memonitor perangkat jaringan sehingga dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pengelolanya. SNMP mencakup
protocol yang actual, definisi yang ditangani (managed information), dan
komponen komponen terikat lainnya.
Server Manajemen SNMP dapat melakukan tes untuk memeriksa status
antara perangkat jaringan yang merupakan fungsi pada lapis fisik. Pada lapis Data
Link, Server Manajemen SNMP dapat digunakan untuk mengkonfigurasi,
mengaktifkan, dan mematikan jaringan, Server manajemen dapat menerima frame
keluar dan masuk, dan perhitungan error pada setiap perangkat. Server
manajemen SNMP bekerja pada lapis Network dengan memeriksa IP address
assignment, address translation tabels, dan routting tabelz. Dengan demikian,
server manajemen SNMP dapat menghitung trafik IP dan error. Di lapis
Transport, server manajemen SNMP dapat durasi koneksi TCP pada system dapat
menghitung trafik TCP dan UDP serta error yang terjadi. (Gea J. 2009).
SNMP dapat digunakan untuk pengawan, statistic serta pemerikasan
unjuk kerja dan keamanan dari suatu jaringan. Untuk melakukan fungsi-fungsi
tersebut SNMP dibagi menjadi tiga bagian yang berkerja sama satu sama lainnya
yaitu device, agen dan Netwrok Management System (NMS). Berikut deskripsi
mengenai fungsi dari ketiga element tersebut:
1. Managed device
Managed devide adalah node jaringan yang memiliki SNMP agen dan berada
dalam jaringan yang dimanajemenkan. Managed device akan mengumpulkan
informasi yang nantinnya bias diakses oleh NMS dengan menggunakan
SNMP. Managed device bias berupa router, switch, Ethernet/NIC, ataupun
elemenn network lainnya. Berikut ini merupakan tiga atribut yang
merepresentasikan sebuah managed object atau yang sering juga disebut
dengan managed device, yaitu:
a. Nama
Nama atau object identifier (OID), dengan jelas mendefenisikan sebuah
managed object. Nama-nama ini umumnya dipakai dalam dua bentuk
yaitu numeiric dan “human readable”.
b. Tipe dan sintaks
Tipe data dari sebuah managed object merupakan subset dari Abstract
Syntax Notation One (ASN.1) merupakan cara untuk menspesifikasikan
bagaimana data direpresentasikan dan dikirimkan antara manajer dan
agen. Tipe dan sintaks dari ASN.1 bersifat independent sehingga komputer
dengan sistem operasi yang berbeda dapat saling berkomunikasi.
c. Encoding
Sebuah managed object diencoded ke sebuah string menggunakan Basic
Encoding Rules (BER). BER mendefenisikan bagaimana objek di-
encoded dan didecoded maka object tersebut ditransmisikan melalui media
transport seperti Ethernet.
2. Agent
(Ohara J, 2005) Untuk membuat suatu perangkat yang dapat dimonitor dengan
SNMP, harus dibuat aplikasi yang disebut agent SNMP. Agent SNMP adalah
sebuah aplikasi yang berjalan di perangkat jaringan dan bertugas menjawab
pesan-pesan SNMP dan mengirimkan pesan SNMP tentang suatu kejadian di
perangkat tersebut.
Gambar 2.7 Interaksi antara manager dan agent (Ohara J, 2005)
Agent menerima masukan pesan dari manager. Pesan ini meminta request
untuk membaca atau menulis data pada device. Kemudian agent membawa
request tersebut dan mengirimkan kembali respon. Agent tidak selalu harus
menunggu untuk dimintai informasi. Ketika suatu masalah yang signifikan terjadi,
agent mengirim suatu notification message yang disebut trap kepada satu
manager atau lebih. Untuk membuat suatu agent SNMP, perlu diketahui
subsistem-subsistem yang ada pada agent SNMP. Gambar 2.8 memperlihatkan
subsistem-subsistem yang ada pada agent SNMP.
Gambar 2.8 subsistem dalam agent SNMP (Ohara J, 2005)
Dari gambar 2.8 dapat didefinisikan subsistem-subsistem yang ada dalam
agent SNMP, yaitu:
• Subsistem jaringan
Subsistem ini berfungsi untuk menghubungkan agent SNMP dengan jaringan
komputer. Jika subsistem ini meerima pesan SNMP, maka pesan tersebut akan
diberikan kepada subsistem protocol. Setelah diproses, subsistem protokol
akan memberikan pesan SNMP yang harus dikirimksn oleh subsistem
jaringan.
• Subsistem protokol
Subsistem ini melakukan dua hal, yaitu: encoding/decoding dan otentifikasi.
Encoding/decoding mengubah pesan SNMP yang diterima sesuai aturan
pengkodean BER (Basic Encoding Rule). Sedangkan otentifikasi mengecek
apakah pesan SNMP yang diterima tersebut otentik. Pada SNMPv1,
otentifikasi dilakukan hanya dengan mengecek nama community yang ada
dalam pesan SNMP.
• Subsistem MIB
Subsisten ini melakukan dua hal, yaitu: mencari identitas object yang diminta,
kemudian memanggil fungsi tersebut. Pencarian identitas object dilakukan
sesuai jenis pesannya. Sedangkan fungsi yang dipanggil adalah fungsi yang
mengakses parameter-parameter system yang berhubungan dengan object
yang diminta.
3. Nework Managemnt System
(Cahyadi D, 2010) NMS merupakan tool untuk melakukan
monitoring/pengawasan pada elemen-elemen dalam jaringan komputer. Fungsi
dari NMS adalah melakukan pemantauan terhadap kualitas SLA (Service Level
Agreement) dari banwidth yang digunakan. Hasil dari pantauan tersebut biasanya
dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, disisi lain
digunakan oleh administrator jaringan (technical person) untuk menganalisa
apakah terdapat kejanggalan dalam operasional jaringan.
Terdapat 10 alasan utama menggunakan aplikasi monitoring jaringan
komputer, yaitu:
a. Mengetahui apa yang sedang terjadi dalam jaringan, dimana solusi NMS
selalu memberikan informasi tentang operasional dan konektifitas dari
peralatan dan sumber daya yang ada dalam jaringan.
b. Untuk perencanaan peningkatan (upgrade) dan perubahan peralatan
jaringan.
c. Dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah-masalah dalam jaringan.
d. Sebagai bahan untuk keperluan SLA (service level agreement).
e. Mengetahui kapan saat yang tepat untuk mengimplementasikan solusi
disaster recovery system (pemulihan bencana/masalah) dapat
dilaksanakan.
f. Memastikan keamanan sistem beroperasi dengan baik.
g. Memastikan pengguna (client) layanan dalam jaringan terkoneksi dengan
server yang mereka butuhkan.
h. Mendapatkan infomasi status jaringan secara remote.
i. Memastikan uptime untuk keperluan pengguna yang tergantung dengan
ketersediaan jaringan komputer.
j. Menghemat pengeluaran dengan menekan jumlah waktu jaringan down
dan memangkas waktu untuk menganalisa masalah.
Melakukan monitoring pada komponen atau elemen-elemen jaringan serta
mengumpulkan informasi yang sangat banyak dari aktifitas jaringan, melihat,
menganalisa secara tepat dan cepat memerlukan sebuah solusi dalam
menampilkan informasi-informasi tersebut (dimana di dalamnya termasuk peta
jaringan, pelaporan, sistem peringatan, informasi historis, pengelompokan
masalah dan informasi yang berguna lainnya) dalam sebuah dashboard NMS di
NOC. Selain mempermudah troubleshooting, sistem ini akan membantu dalam
mengumpulkan data historis jaringan untuk melihat kecendrungan yang timbul
pada penggunaan sumber daya dan kapasitas jaringan sehingga dapat didesain dan
direncanakan sebuah jaringan yang akurat dan efektif.
SNMP merupakan protokol fleksibel yang mengizinkan penggunanya
untuk mengelola dan memonitor kinerja peralatan jaringan, penanganan masalah
dan persiapan dalam pengembangan jaringan. Banyak peralatan jaringan yang
mendukung penggunaan SNMP, hal ini memudahkan monitoring dengan
menggunakan NMS yang juga mendukung SNMP.
2.8 Transmission Control Protocol/Internet Protocol
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan
protokol jaringan komputer terbuka dan bisa terhubung dengan berbagai jenis
perangkat keras dan lunak. TCP terdiri beberapa layer atau lapisan yang memilik
fungsi tertentu dalam komunikasi data. Setiap fungsi dari layer selain dapat
bekerjasama dengan layer pada tingkat lebih rendah atau lebih tinggi, juga bias
berkomunikasi dengan layer sejenis pada remote host (peering). IP adalah jantung
TCP/IP memiliki peran sebagai pembawa data yang independent.
Semua dokumen TCP/IP dalam bentuk public document IEN dan RFC. IP
dibagi atas kelas network A, B, dan C. Sedangkan kelas D untuk keperluan
reverse IP yang boleh diabaikan. IP ditulis dalam bilangan desimal dari 0 sampai
255. Data yang mengalir antar layer atau antar host dienkapsulasi dan diberi
header agar tiap layer bias memprosesnya. Sebuah host tidak tahu alamat IP
gateway di network lain, tetapi data mengalir ke host tujuan di network lain
melalui gateway networknya setelah diberi penentuan routing alamat IP. TCP
singkatan dari transfer control protocol dan IP singkatan dari Internet Protocol.
TCP/IP menjadi satu nama karena fungsinya selalu bergandengan satu sama lain
dalam komunikasi data. TCP/IP saat ini dipergunakan dalam banyak jaringan
komputer lokal (LAN) yang terhubung ke Internet. (Indarto W. 2005)
2.8.1 Model TCP/IP
Protokol TCP/IP tidak mengikuti benar model refrensi OSI. Sebuah
lapisan pengirim hanya perlu berhubungan dengan lapisan yang sama dipenerima
(jadi misalnya ;apisan data link penerima hanya berhubungan dengan data link
pengirim) selain dengan satu layer diatas atau dibawahnya (misalnya lapisan
netwrok berhubungan dengan lapisan transport diatasnya atau dengan lapisan data
link di bawahnnya. Berikut adalah susunan model TCP/IP:
Gambar 2.9 Model TCP/IP (Addah Roni H. 2005)
Dalam TCP/IP, terjadi penyampaian data dari protokol yang berbeda di
satu layer ke protokol yang berbeda layer lainnya. Setiap protokol
memperlakukan semua informasi yang di terimannya sebagai data. Jika suatu
protokol menerima data dari suatu protokol lain pada layer diatasnnya, makan
akan menambahkan informasi tambahan milikknyake data tersebut. Informasi ini
memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi dari protokol tersebut. Setelah itu data
ini akan diteruskan lagi ke protokol yang dibawahnnya.
Hal ini sebalikknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol
lainnya yang berada pada layer dibawahnnya. Jika data ini dianggap valid,
protokol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan
data itu ke protokol lain yang berada pada layer diatasnnya.
Application Layer
Transport Layer
Internet Layer
Network Access Layer
Gambar 2.10 Pergerakan data dalam Layer TCP/IP (Addah Roni H. 2005)
Lapisan/layer terbawah, yaitu Network interface Layer, bertanggung
jawab dalam mengirim dan menerima data ke media fisik dan dari media fisik.
Media fisik dapat berupa kabel, serat optik, atau gelombang radio. Karena
tugasnnya ini, protokol pada layer ini harus mampu dimengerti komputer. Yang
berasal dari peralatan lain yang sejenis. Lapisan/Layer selanjutnnya ialah internet
layer. Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam proses
pengirimiman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam
protokol yaitu IP, ARP dan ICMP.
IP (internet protokol) berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat
yang tepat. ARP ( Address Resoltion Protocol) ialah protokol yang digunakan
unuk menemukan alamat hardware dari host/komputer yang terletak pada network
yang sama. Sedangkan ICMP ( Internet Control Massage Protokol) merupakan
protokol yang digunakan untuk mengirimpkan pesan dan melaporkan kegagalan
pengiriman data. Layer berikutnya adalah transport layer, berisi protokol yang
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi pada dua host/komputer.
Kedua protokol tersebut adalah TCP (Transmission Control Protokol) dan UDP
(User Dtaa Protokol). Layer atas adalah aplication Layer yang dimana pada layer
inilah terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP ini. (Addah
Roni H. 2005)
2.9 User Datagram Protocol
(Januar D, 2011) UDP (User Datagram Protocol) merupakan protokol
yang dimana suatu paket yang dikirim melalui jaringan dan mencapai komputer
lain tanpa membuat suatu koneksi. Sehingga dalam perjalanan ke tujuan paket
dapat hilang karena tidak ada koneksi langsung antara kedua host, jadi UDP
bersifat tidak realibel namun UDP lebih cepat dari pada TCP karena tidak
memerlukan koneksi langsung.
(Sukaridhoto S, 2014) UDP (User Datagram Protocol) pada dasarnya
adalah interface untuk aplikasi IP. Dimana UDP tidak memiliki fungis reliabilitas
data, flow control, dan error-recovery untuk komunikasi IP. UDP memiliki proses
seperti multiplexing/demultiplexing untuk mengirimkan datagram, dari port
menuju IP datagram. Karena itu UDP juga disebut sebagai connectionless-
oriented protocol. Aplikasi yang biasannya menggunakan UDP anatara lain:
• Trivial File Transfer Protocol (TFTP)
• Domain Name System (DNS) name server
• Remote Procedure Call (RPC) pada Network File System (NFS)
• Simple Network Management Protocol (SNMP)
• Lighweight Directory Access Protocol (LDAP)
2.10 Internet Control Massage Protokol
(Lafif M, 2013) Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah salah
satu protokol inti dari keluarga protokol internet. ICMP utamanya digunakan oleh
sistem operasi komputer jaringan untuk mengirim pesan kesalahan yang
menyatakan bahwa komputer tujuan tidak bisa dijangkau. ICMP berbeda tujuan
dengan TCP dan UDP dalam hal ICMP tidak digunakan secara langsung oleh
aplikasi jaringan milik pengguna. Salah satu pengecualian adalah aplikasi ping
yang mengirim pesan ICMP Echo Request (dan menerima Echo Reply) untuk
menentukan apakah komputer tujuan dapat dijangkau dan berapa lama paket yang
dikirimkan dibalas oleh komputer tujuan.
Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah bagian dari keluarga
protokol Internet dan didefinisikan di dalam RFC 792. Pesan-pesan ICMP
umumnya dibuat sebagai jawaban atas kesalahan di datagram IP atau untuk
kegunaan pelacakan serta routing. Versi ICMP terkini juga dikenal sebagai
ICMPv4, yang merupakan bagian dari Internet Protocol versi 4. Dalam suatu
sistem connectionless setiap gateway akan melakukan pengiriman. Dalam koneksi
dengan internet pengirim tidak dapat memberitahukan sebab kegagalan suatu
koneksi. Untuk mengatasinya diperlukan suatu metode yang mengijinkan gateway
melaporkan error atau menyediakan informasi mengenai kejadian yang tidak
diinginkan sehingga dipakai mekanisme ICMP. Pesan ICMP merupakan bagian
dari datagram IP. Tujuan akhir dari suatu pesan ICMP bukan merupakan program
atau user melainkan software internet-nya. ICMP menyediakan komunikasi antar
software protocol Internet.
Pada dasarnya terdapat dua macam pesan ICMP: ICMP Error Message &
ICMP Query Message. ICMP error message digunakan pada saat terjadi
kesalahan pada jaringan, sedangkan query message adalah jenis pesan yang
dihasilkan oleh protokol ICMP jika pengirim paket menginginkan informasi
tertentu yang berkaitan dengan kondisi jaringan.
Fungsi dari ICMP antara lain adalah:
• Memberitahukan jika ada paket yang tidak sampai ketujuan.
• Memberitahukan pengirim jika memory buffer di router penuh.
• Untuk memberitahukan pengirim bahwa paket telah melewati jumlah hop
maksimum dan akan di abaikan.
• Redirect paket dari gateway ke host.
• Ping menggunakan ICMP echo untuk memeriksa hubungan
2.11 HyperText Transfer Protocol
HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah sebuah protokol untuk
meminta dan menjawab antara client dan server. Sebuh client HTTP seperti web
browser, biasanya memulai permintaan dengan membuat hubungan TCP/IP ke
port tertentu di tempat yang jauh (biasanya port 80). Sebuah server HTTP yang
mendengarkan di port tersebut menunggu client mengirim kode permintaan
(request) yang akan meminta halaman yang sudah ditentukan, diikuti dengan
pesan MIME yang memiliki beberapa informasi kode kepala yang menjelaskan
aspek dari permintaan tersebut, diikut dengan badan dari data tertentu.
HTTP berkomunikasi melalui TCP / IP. Klien HTTP terhubung ke server
HTTP menggunakan TCP. Setelah membuat sambungan, klien dapat mengirim
pesan permintaan HTTP ke server. HTTP digunakan untuk mengirimkan
permintaan dari klien web (browser) ke web server, dikembali kan ke konten web
(halaman web) dari server ke klien. HTTP tidaklah terbatas untuk penggunaan
dengan TCP/IP, meskipun HTTP merupakan salah satu protokol aplikasi TCP/IP
paling populer melalui Internet. Memang HTTP dapat diimplementasikan di atas
protokol yang lain di atas Internet atau di atas jaringan lainnya.
2.12 Trafik
Secara umum trafik dapat diartikam sebagai perpindahan informasi dari
satu tempat ke tempat lainnya melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu
trafik telekomunikasi diukur dengan satuan waktu, sedangkan nilai trafik dari
suatu kanal adalahnnya lamanya waktu pendudukan pada kanal tersebut. Salah
satu tujuan perhitungan trafik adalah untuk mengetahui unjuk kerja jaringan
(Network performance) dan kualitas pelayanan jaringan telekomunikasi.
(Syafiudin I, 2009)
Trafik juga dapat diartikan sebagai pemakaian (pendudukan) terhadap
suatu sistem peralatan/saluran telekomunikasi yang diukur dengan waktu (kapan
dan berapa), juga terkait dengan yang dipakai, dari mana, kemana dan lain-lain.
Sibuknya sistem CPU sehingga tidak dapat memproses data atau menunda
pemrosesan data merupakan suatu indikasi kepadatan trafik. ( Gea J. 2009)
Pengaturan trafik harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
• Besar/banyaknya perpindahan objek.
• Tujuan perpindahan objek.
• Waktu perpindahan.
• Sarana yang digunakan untuk mengatur trafik.
2.12.1 Satuan Trafik
Satuan Trafik yang umum digunakan adalah erlang, yang diambil dan
diberi Nama seorang ilmuan Denmark, Agner Kraup Erlang (1878-1929), seorang
penemu teori trafik.
1 erlang adalah pendudukan suatu sirkuit yang terus-menerus selama 1 jam
Satuan trafik lainnya yang biasa di pakai dan hubungannya dengan erlang
adalah:
1 erlang = 1 TU (Traffic Unit)
= 1 VE (Verkehrseintheit)
= 38 CCS (Cent Call Second)
= 36 HCS (Hundred Call Seconds)
= 36 UC (Unit Call)
= 30 EBCH (Equited Busy Hour Call)
Besaran trafik merupakan objek pengukuran trafik terhadap jumlah
pendudukan pada suatu peralatan/saluran yang diukur berdasarkan waktu (kapan
dan berapa lama). Besaran Trafik yang dikenal adalah:
1. Volume trafik
Volume Trafik dalam satu jam dapat diketahui dengan cara membagi
Bandwidth total pada suatu periode pengamatan dengan Bit Rate rata-rata setiap
kanal seperti yang terlihat pada rumus 2.1
Volume Trafik = = …… Jam (2.1)
Maka diperoleh nilai Intensitas Trafik pada suatu periode pengamatan dengan
menggunakan persamaan 2.2
2. Intensitas Trafik Intensitas Trafik (Traffic density) Kepadatan arus trafik
yang melalui sirkuit yang telah di sediakan umumnya yang sering dihitung
adalah intensitas trafik pada saat jam sibuk di tiap sirkuit (route) karena
berguna untuk perencanaan penyediaan asilitas. Intensitas ini dapat
ditentukan dari jumlah server, kecepatan pelayanan server, dengan
kecepatan panggilan yang datang lamannya rata rata trafik tersebut
dilayani. (average holding time). Itensitas trafik jumlah waktu pendudukan
persatuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu
pengamatan (T).
Intensitas Trafik (A) = =……. Erlang (2.2)
A= Intensitas trafik.
V= Volume Trafik
T= Waktu Pengamatan
2.13 Parameter Kualitas Jaringan
Parameter merupakan karakteristik dari hasil pengukuran suatu objek.
Ukuran parameter kualitas jaringan LAN terhitung dari data sampel atau populasi.
Beberapa parameter yang dijadikan refrensi umum untuk dapat melihat
performasi dari jaringan LAN adalah bandwidth, delay, packet loss dan troughput.
2.13.1 Bandwith
(Septiawan D, 2011) Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk
transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan
bandwith yang berbeda. Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi
yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu.
Bandwidth dapat dibaratkan sebagai sebuah pipa air yang memiliki diameter
tertentu. Semakin besar bandwidth, maka semakin banyak pua air yang dapat
mengalir didalam pipa tersebut. Umunya bandwidth dihitung dalam satuan bit,
kbit atau bps (bit rate per second). Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat
menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan
jaringan (QoS = Quality of Service).
2.14 CACTI
(Berri I, 2012) CACTI adalah salah satu aplikasi open source yang
merupakan solusi pembuatan grafik network yang lengkap yang didesign untuk
memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan
pembuatan grafik. CACTI menyediakan pengumpulan data yang cepat, pola
grafik advanced, metoda perolehan multiple data, dan fitur pengelolaan user.
Semuanya dikemas secara intuitif, sebuah interface yang mudah digunakan dan
mudah dipahami untuk local area network hingga network yang kompleks dengan
ratusan device. Dengan menggunakan CACTI kita dapat memonitor trafik yang
mengalir pada sebuah server.
CACTI dapat disebutkan bahwa CACTI adalah aplikasi frontend dari
RRDTool yang menyimpan informasi kedalam database MySQL dan membuat
grafik berdasarkan informasi tersebut. MySQL merupakan software open source
yang tersedia baik di bawah GNU general Publik License (GPL) ataupun dibawah
lisensi lain. (http://www.CACTI.net/)
Proses pengambilan data (lewat SNMP maupun skrip) sampai kepada
pembuatan grafik dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
Keuntungan penggunaan CACTI sebagai alat pengawasan jaringan antara lain:
Dapat diinstal dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu
dalam mengkonfigurasinya.
Tidak membutuhkan banyak alat – alat pendukung lain
Memiliki interface yang sangat flexibel dibuat melalui PHP/MySQL
Memiliki forum publik yang sangat aktif, sehingga memudahakan dalam
hal support dan update.
CACTI template dapat di share sehingga akan menghemat banyak waktu
dibandingkan mendisain segalanya dari awal.
Plug-in dapat ditambahkan ke dalam CACTI sehingga penggabungan
dengan alat lain dapat dilakukan.
Sebagai aplikasi monitoring jaringan yang cukup kompleks, aplikasi dari
CACTI ini sudah memiliki banyak fitur. Beberapa fitur yang dimiliki oleh CACTI
diantaranya:
a. Data Sources
Untuk dapat mengambil alih pengumpulan data, dapat dibuat external
script atau command dengan data-data yang dapat diisi oleh pengguna sesuai
kebutuhannya. Kemudian CACTI akan mengumpulkan data secara periodik dan
menyimpannya kedalam database MySQL atau Round Robin Archives. Data
sources juga dapat dibuat sesuai dengan data yang sudah ada di grafik.
b. Graph
Ketika satu atau lebih data telah didefinisikan, maka sebuah grafik
RRDtool dapat dibuat menggunakan data tersebut. CACTI memungkinkan user
untuk membuat hampir semua grafik yang dapat digambar RRDtool dengan
menggunakan semua standarisasi tipe grafik dan penggabungan fungsi RRDtool.
Pemilihan warna suatu area dan fungsi tambahan text otomatis juga menjadikan
proses pembuat grafik menjadi lebih mudah.
Inbound
Inbound merupakan status dari trafik yang masuk ke dalam DSLAM dari
modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, inbound adalah
upload yang dilakukan oleh pelanggan melalui modem ADSL menuju DSLAM
dan sebaliknya apabila dilihat dari sisi server Inbound merupakan download
yang dilakukan pelangan. Inbound biasanya dituliskan dalam satuan bps, Kbps
atau Mbps.
Outbound
Outbound merupakan status dari trafik yang keluar dari DSLAM menuju
modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, outbound
merupakan download yang dilakukan oleh pelanggan dan sebaliknnya dari sisi
server outbound merupakan upload ang dilakukan oleh pelanggan melalui modem
ADSL menuju DSLAM. Outbound biasanya diukur dalam satuan bps, Kbps atau
Mbps.
Current
Current menunjukkan besarnya trafik yang ada pada saat pengambilan
data dimulai, biasanya dalam satuan Kbps atau Mbps.
Average
Average adalah rata-rata dari jumlah total trafik yang ada dari titik
pengambilan data sebelumnya sampai ke titik pengambilan data yang terakhir dan
biasanya dituliskan dalam satuan Kbps atau Mbps.
Maximum
Maximum merupakan nilai trafik yang paling tinggi dari titik pengambilan
sebelumnya sampai dengan titik pengambilan data yang terkahir, biasanya diukur
dalam satuan Kbps atau Mbps.
a. User Management
Dikarenakan CACTI memiliki banyak fungsi didalamnya, maka dibuat
sebuah fungsi berupa user management sehingga dapat menambah user dan
memberikan mereka wewenang pada beberapa bagian CACTI. Fungsi ini
memungkinkan seseorang membuat sebagian user dapat merubah grafik
parameter sedangkan yang lain hanya dapat melihatnya saja. Setiap user juga
dapat membuat pengaturan sendiri ketika ingin melihat grafik.
b. Template
CACTI dapat mengumpulkan data dalam jumlah yang banyak dan
membuat grafiknya dengan menggunakan template. Host Template
memungkinkan mendefinisikan kemampuan sebuah host sehingga CACTI dapat
memilihnya untuk informasi pada penambahan host baru.
Gambar 2.11 Struktur Kerja CACTI (Berri I, 2012)
Operasi CACTI dibagi dalam tiga tugas yang berbeda diantarannya:
Pengumpulan Data
CACTI mengumpulkan data melalui poller, yaitu sebuah aplikasi yang
dieksekusi dalam interval waktu konstan sebagai layanan penjadwalan dalam
sistem operasi yang berbeda. Dengan semakin berkembangnya infrastruktur
jaringan yang mengandung banyak variasi device seperti router, switch, server,
UPS dan lain sebagainya, CACTI menggunakan SNM P untuk mengumpulkan
data dari device – device tersebut. Dengan demikian, semua device yang dapat
menggunakan SNMP dapat di monitor oleh CACTI.
Data yang dikumpulkan oleh Poller akan dieksekusi oleh operating
system. Interval pengumpulan data atau dengan kata lain eksekusi Poller dapat
kita atur melalui fasilitas penjadwalan yang tersedia di operating system seperti
crontab. Data yang telah tersedia di host atau remote target dapat kita dapatkan
dengan Simple Network Management Protocol (SNMP). Sehingga tiap perangkat
yang dapat menjalankan fungsi SNMP (managed agents/nodes) dapat dipantau
secara bersamaan oleh CACTI.
Penyimpanan Data
Dalam penyimpanan data, CACTI menggunakan RRDTool. RRDTool
adalah sebuah sistem untuk menyimpan dan menampilkan data yang dikumpulkan
perwaktu dari device – device yang dapat menggunakan SNMP. RRDTool
mampu mengkonsolidasikan data histories berdasarkan fungsi – fungsi
konsolidasi seperti AVERAGE, MINIMUM, MAXIMUM dan lainnya untuk
menjaga kapasitas penyimpanan tetap minimum. Untuk proses ini, CACTI
menggunakan Round Robin Database (RRD) dimana data akan didata dalam
urutan waktu (time-series).
Data yang didapat berupa traffic jaringan, suhu mesin, server load average,
mounting load dan lainnya yang berbentuk file berekstensi .rra dan selanjutnya
siap dipresentasikan dalam bentuk grafik.
Representasi Data
Salah satu fitur utama dari RRDTool adalah fungsi grafik built-in. CACTI
menggunakan fungsi grafik built-in ini untuk menghasilkan laporan berbentuk
grafik dari data – data yang dikumpulkan melalui device – device pengguna
SNMP per-waktu tertentu. Fungsi grafik built-in ini mendukung auto-scaling dan
logaritma y-axis. Fitur ini memungkinkan untuk menampilkan satu atau lebih item
dalam satu grafik dan juga penambahan simbol lain seperti maksimum, rata – rata,
minimum dan lain sebagainya. (Berri I, 2012)
2.15 NTOPNG
NTOPNGadalah perangkat lunak komputer unutuk memantau lalu lintas
pada jaringan komputer. Nama NTOPNGberasal dari generasi sebelumnnya yaitu
NTOP. NTOPNGmerupakan perangkat lunak open sourceyang dirilis dibawah
GNU General Public License (GPLv3) unutk perangkat lunak. Perangkat lunak
ini tersedia untuk sistem operasi: Unix, Linux, BSD, Mac OS X, dan Windows.
Mesin NTOPNGditulis dalam Bahasa pemrograman C++ antarmuka web
browser. Pengguna NTOPNGdapat melihat informasi lalulintas penggunaan
protokol jaringan dan dapat menangkap status jaringan yang sedang berlangsung
dalam format Lua. (http://www.ntop.org.com/)