BAB 1 Hemofilia

5
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia dalam mencapai sehat secara fisik, harus tahu bahwa sistem imunlah yang bekerja dalam menangkal semua penyakit yang menyerang tubuh. Sistem imun dibentuk oleh sistem hematologi yaitu dari leukosit yang menghasilkan limfosit yang nantinya akan melinduni tubuh kita dari berbagai ancaman pathogen. Hematologi bersangkutan mengenai darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskul. Darah akan bekerja lebih efektif jika tidak terserang pathogen dan tidak memiliki kelainan-kelainan tertentu. Namun, ada sebagian pada sistem hematologi manusia memiliki kelainan pada proses fase koagulasi seperti penyakit hemofilia. Hemofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada kromosom X (X h ). Meskipun hemofilia merupakan penyakit herediter tetapi sekitar 20-30% pasien tidak memiliki riwayat keluarga

description

latar belakang

Transcript of BAB 1 Hemofilia

Page 1: BAB 1 Hemofilia

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Manusia dalam mencapai sehat secara fisik, harus tahu bahwa sistem

imunlah yang bekerja dalam menangkal semua penyakit yang menyerang tubuh.

Sistem imun dibentuk oleh sistem hematologi yaitu dari leukosit yang

menghasilkan limfosit yang nantinya akan melinduni tubuh kita dari berbagai

ancaman pathogen. Hematologi bersangkutan mengenai darah serta jaringan yang

membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah

merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar yaitu

plasma darah dan bagian korpuskul. Darah akan bekerja lebih efektif jika tidak

terserang pathogen dan tidak memiliki kelainan-kelainan tertentu. Namun, ada

sebagian pada sistem hematologi manusia memiliki kelainan pada proses fase

koagulasi seperti penyakit hemofilia.

Hemofilia adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor

pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada

kromosom X (Xh). Meskipun hemofilia merupakan penyakit herediter tetapi

sekitar 20-30% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dengan gangguan

pembekuan darah, sehingga diduga terjadi mutasi spontan akibat lingkungan

endogen maupun eksogen. Hemophilia merupakan penyakit keturunan berupa

kelianan pembekuan darah. Di Eropa hemophilia sudah dikenal sejak ratusan

tahun yang lalu, sedangkan di Amerika penyakit ini pertama kali ditemukan

sekitar awal tahun 1800 pada seorang anak laki-laki yang diturunkan dari ibu

dengan carier hemofilia. Dugaan adanya penurunan secara genetik hemofilia

pertama kali dikenal pada massa Babylonia, ketika seorang pendeta

memberikan izin untuk dilakukan sirkumsisi (sunatan) pada seorang anak laki-

laki dari seorang wanita yang diketahui merupakan pembawa hemofilia (carier

hemofilia), akibatnya terjadi perdarahan yang berat dan mengakibatkan

kematian. Nasib penderita kelainan darah hemofilia di Indonesia masih

Page 2: BAB 1 Hemofilia

memprihatinkan. Dari puluhan ribu penderita yang ada, hanya segelintir saja yang

tercatat, terdiagnosis dan tertangani. Sedangkan sisanya tidak terdiagnosis dan

mendapatkan mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Dari uraian di atas, penulis menuliskan makalah yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Glomerulonefritis” dengan harapan dapat memberikan

informasi dan pemahaman terhadap tenaga kesehatan serta para pembaca agar

dapat waspada dan lebih mengenali sejak dini tenatang penyakit

glomerulonefritis.

1.2 Tujuan

1.3.1 Dapat mengetahui apa itu hemofilia.

1.3.2 Dapat mengetahui apa saja penyebab terjadinya penyakit hemofilia.

1.3.3 Dapat mengetahui apa saja tanda dan gejala penyakit hemofilia.

1.3.4 Dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan

penyakit hemofilia.

1.3.5 Dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan dan asuhan keperawatan

pada pasien dengan penyakit hemofilia.

1.3 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penyakit hemofilia.

1.4.2 Manfaat Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa calon perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien hemofilia pada anak.

1.4.3 Manfaat Bagi Perawat

Dapat digunakan sebagai bahan observasi untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan dan menambah keterampilan dalam melakukan asuhan

keperawatan terhadap pasien hemofilia.

Page 3: BAB 1 Hemofilia

1.4.4 Manfaat Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan bacaan dalam

perpustakaan.

1.4 Implikasi Keperawatan

Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan sebelum turun ke

lapangan dapat memahami konsep dasar dari sistem hematologi. Gangguan yang

dapat terjadi pada sistem hematologi juga perlu dipahami oleh petugas kesehatan,

misalnya salah satunya yaitu penyakit hemofilia. Seorang perawat harus mampu

memberikan asuhan keperawatan secara optimal pada pasien khususnya pada

pasien anak. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien meliputi:

pengkajian, diagnosa, perencanaan, intervensi dan evaluasi. Jika asuhan

keperawatan dilakukan dengan baik dan tepat maka dapat membantu kesembuhan

pasien.

Perawat ketika bertemu dengan pasien yang mengalami tanda dan gejala

yang mengindikasikan adanya gangguan pada sistem hematologi baik itu

disebabkan gangguan sel darah merah, sel darah putih, sel plasma, dan gangguan

koagulasi baik itu faktor herediter maupun non herediter. Gangguan koagulasi

faktor herediter, misalnya glomerulonefritis, perawat dapat melakukan pengkajian

kemudian menganalisanya dan mengambil masalah keperawatan yang terjadi pada

pasien sehingga dapat menarik diagnosa keperawatan. Setelah diagnosa

dirumuskan, perawat dapat membuat rencana asuhan keperawatan yang

mempunyai tujuan dan kriteria hasil. Diharapkan dengan adanya pelaksanaan dari

rencana asuhan keperawatan tersebut, masalah pasien dapat teratasi sebagian

maupun teratasi sepenuhnya. Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan

diaplikasikan, perawat lalu membuat evaluasi yang berguna untuk mengetahui

efektivitas tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien. Dari evaluasi,

perawat dapat mengkaji kembali data-data kesehatan pasien yang dapat meliputi

aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural. Ketika perawat

melakukan asuhan keperawatan secara holistik maka masalah kesehatan yang

Page 4: BAB 1 Hemofilia

dialami pasien dapat tertangani dengan baik sehingga pasien dapat kembali pada

kondisinya yang optimal.