BAB 1 - Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN...

26
Laporan Kasus PSORIASIS VULGARIS Oleh: Andik Sunaryanto Pembimbing: Dr. I Made Gede Palguna, Sp.KK LABORATORIUM/SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/ 1

Transcript of BAB 1 - Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN...

Page 1: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

Laporan Kasus

PSORIASIS VULGARIS

Oleh:Andik Sunaryanto

Pembimbing:Dr. I Made Gede Palguna, Sp.KK

LABORATORIUM/SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/

RUMAH SAKIT UMUM SINGARAJA

DENPASAR

2009

1

Page 2: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2

2.1 Definisi .................................................................................................. 2

2.2 Sinonim ................................................................................................ 2

2.3 Epidemiologi.......................................................................................... 2

2.4 Etiologi .................................................................................................. 2

2.5 Cara penularan........................................................................................ 2

2.6 Patogenesis............................................................................................. 2

2.7 Gambaran klinis .................................................................................... 3

2.8 Variasi klinis........................................................................................... 4

2.9 Laboratorium & Histopatologi .............................................................. 5

2.10 Diagnosis.............................................................................................. 5

2.11 Diagnosis Banding............................................................................... 5

2.12 Pengobatan........................................................................................... 6

2.13 Prognosis.............................................................................................. 6

BAB 3. LAPORAN KASUS ............................................................................. 7

3.1 Identitas pasien ...................................................................................... 7

3.2 Anamnesis ............................................................................................. 7

3.3 Pemeriksaan fisik .................................................................................. 8

3.4 Diagnosis banding.................................................................................. 9

3.5 Resume................................................................................................... 9

3.6 Diagnosis kerja....................................................................................... 9

3.7 Penatalaksanaan...................................................................................... 10

3.8 Prognosis................................................................................................ 10

BAB 4. PEMBAHASAN................................................................................... 11

2

Page 3: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 12

5.1 Kesimpulan............................................................................................ 12

5.2 Saran...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

3

Page 4: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

BAB 1

PENDAHULUAN

Ada berbagai macam kelainan kulit salah satunya adalah psoriasis vulgaris. Kelainan kulit ini

merupakan bagaian dari penyakit kulit Dermatosis Eritroskuamosa yaitu penyakit kulit yang terutama

ditandai dengan adanya eritama dan skuama yang meliputi psoriasis, parapsoriasis, pitiriasis rosea,

dermatitis seboroik, lupus erimatosus, dan dermatofitosis. Kasus psoriasis ini makin sering dijumpai.

Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih-

lebih mengingat perjalannya menahun dan residif. Penyebabnya masih belum jelas, biasanya lebih

banyak mengenai usia dewasa muda, frekuensi pria dan wanita hampir sama. Insiden pada orang kulit

putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika

Serikat 1-2%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada bangsa berkulit hitam, misalnya di Afrika, jarang

dilaporkan, demikian pula bangsa indian di Amerika. Lesi pada psoriasis adalah sangat khas, sering

disebut dengan plak karena terdapat peninggian pada kulit yang berwarna merah dan berbatas tegas.

Psoriasis dapat mengenai kulit hampir seluruh bagian tubuh umumnya meliputi lutut, siku, kulit kepala,

badan, dan kuku. Diatas plak tersebut terdapat skuama yang berlapis-lapis yang tersusun atas sel kulit

yang mati. Kulit dengan psoriasis biasanya sangat kering, bisanya sakit, dan juga gatal.1,2,3

4

Page 5: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan

adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan transparan;

disertai dengan fenomenon tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.1,2

2.2 Sinonim

Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain,

misalnya psoriasis pustulosa.1,2

2.3 Epidemiologi

Kasus psoriasis makin sering dijumpai. Insiden pada orang kulit putih lebih tinggi daripada

penduduk kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika 1-2%, sedangkan di Jepang

0,6%. Pada bangsa kulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, demikian pula bangsa indian di

amerika. Insiden pada pria agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat pada semua usia tetapi

umumnya pada orang dewasa.1,2

2.4 Etiologi

Penyebab Psoriasis Vulgaris adalah belum jelas, tetapi yang pasti adalah pembentukan

epidermis yang dipercepat. Faktor-faktor lain yang diduga menimbulkan penyakit ini antara lain

genetik, imunologik, dan beberapa faktor pencetus lainnya seperti stres psikik, infeksi lokal, truma,

gangguan metabolik, obat, juga alkohol dan merokok.2,3,4

2.5 Cara Penularan (Transmisi)

Penyakit ini tidak dapat ditularkan secara langsung melainkan dapat diturunkan karena

merupakan penyakit autoimun sehingga faktor genetik, imunologi, dan beberapa faktor pencetus (stres

psikis, obat, gangguan metaabolik) sangat berperan.2,3

2.6 Patogenesis

5

Page 6: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

Perubahan morfologik dan kerusakan sel epidermis akan menimbulkan akumulasi sel monosit

dan limfosit pada puncak papil dermis dan di dalam stratum basalis sehingga menyebabkan

pembesaran dan pemanjangan papil dermis. Sel epidermodermal bertambah luas, lipatan di

lapisan bawah stratum spinosum bertambah banyak.

Proses ini menyebabkan pertumbuhan kulit lebih cepat dan masa pertukaran kulit menjadi lebih

pendek dari normal, dari 28 hari menjadi 3-4 hari. Stratum granulosum tidak terbentuk dan di

dalam stratum korneum terjadi parakeratosis.

2.7 Gambaran Klinis dan Diagnosis

Gambar 1.1 dan 1.2 lesi Psoriasis Vulgaris di punggung

Pada penderita psoriasis keadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada psoriasis yang menjadi

eritroderma. Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Tempat predileksinya pada skalp, perbatasan

daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah

lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama

diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang di

tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih

seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi: lentikuler, numular atau plakat, dapat

berkonfluensi.

6

Page 7: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin (kaarsvlek phenomena), Auspitz dan Kobner (isomorfik).

Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu diangggap khas, sedangkan ynag terakhir tak khas, hanya

kira-kira 47% yang positif dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka plana

juvenilis. Pada fenomena tetesan lilin ialah skuama dikerok, maka akan timbul garis-garis putih pada

goresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Sedangkan pada fenomena

Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis yaitu dengan

dikerok terus secara hati-hati sampai ke dasar skuama. Truma pada kulit penderita psoriasis misalnya

garukan, dapat menyebabkan kelainan psoriasis dan disebut fenomena Kobner yang timbul kira-kira

setelah 3 minggu.

2.8 Variasi Klinis

Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis :1,2

Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan

pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak.

Psoriasis gutata: Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. timbulnya mendadak dan

diseminata, umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas sehabis

influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat timbul

setelah infeksi yang lain, baik bacterial maupun viral.

Psoriasis inverse: Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai

dengan namanya.

Psoriasis eksudativa: Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi

pada bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut.

Psorisis seboroik: Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan

dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak.

Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.

Psoriasis pustulosa: Terdapat 2 bentuk psoriasis pustulosa, bentuk lokalisata dan bentuk

generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber).

Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von

Zumbusch).

Eritroderma psoriatik: Disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu kuat atau oleh

penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi

7

Page 8: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

karena eritema dan skuama yang tebal dan universal. Ada kalanya lesi psoriasis masih tampak

samar-samar, yakni lebih erimatosa dan kulitnya lebih meninggi.

2.9 Laboratorium & Histopatologi

Pemeriksaan darah rutin, mencari penyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk

penyakit diabetes mellitus.1

Hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, papilomatosis dan hilangnya stratum granulosum.1

2.10 Diagnosis

Gambaran klinis yang khas, yaitu makulo-papula eritema dengan batas tegas, ditutup skuama

kasar, putih mengkilat seperti perak, disertai adanya fenomena bercak lilin dan tanda Auspitz.3

Bila gambaran klinis kurang jelas, dilakukan pemeriksaan histopatologi.3

2.11 Diagnosis Banding

Pada diagnosis banding hendaknya selalu diingat, bahwa pada psoriasis terdapat tanda-tanda

khas, yakni skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis, fenomena tetesan lilin, dan fenomena

Auspits. Psoriasis vulgaris dapat dibedakan dengan bebberapa kelainan dibawah ini:1,4

1. Dermatitis seboroik

Biasanya menunjukkan kulit yang berminyak tanpa

skuama yang berlapis-lapis.

2. Lues stadium II (psorisisform)

Skuama berwarna coklat tembaga dan sering disertai

demam pada malam hari (dolores nocturnal). Lesi tidak gatal,

dapat ditemukan di telapak tangan dan telapak kaki, terdapat

pembesaran kelenjar getah bening yang generalista dan tes

serologi untuk sifilis (TSS) positif.

3. Ptiriasis rosea

Biasanya berjalan subakut,lesi berbentuk oval, tepi sedikit

meninggi dan ditutupi skuama halus. Predileksi biasanya

didaerah badan yang tertutup pakaian.

2.12 Pengobatan

8

Page 9: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

Dalam kepustakaan terdapat banyak cara pengobatan. Pengobatan psoriasis ada 2 macam

meliputi pengobatan topikal dan sistemik.1,2

Pengobatan Topikal

1. Preparat tar

Preparat tar mempunyai efek sebagai antiradang serta dapat menghambat proliferasi

keratinosit

Dibagi menjadi 3 yaitu :

fosil, misalnya iktiol

kayu, misalnya olium cadini dan olium ruski

batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens

2. Kortikosteroid topikal

Mempunyai efek ant inflamasi dan anti mitosis.

Dipakai kortikosteroid potensi sedang sampai kiuat

Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan frekuensinya dikurangi.

3. Anthralin

Mempunyai efek antiinflamasi dan menghambat proliferasi keratinosit.

Efek sampingnya adalah bersifat iritasi dan mewarnai kulit dan pakaian.

Pengobatan sistemik

1. Antihistamin

Bersifat simptomatik untuk mengurangi rasa gatal

2. Kortikosteroid

Hanya dipakai bila sudah terjadi eritroderma atau psoriasis pustulosa

generalisata.

Dosis setara dengan 40-60 mg prednison perhari.

Penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan

dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata.

2.13 Prognosis

9

Page 10: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan residif. Belum ada

cara yang efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna.1,2

BAB 3

10

Page 11: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas

Nama : SN

Umur : 40 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Ds Tulamben

Pekerjaan : Buruh

Suku : Bali

Bangsa : Indonesia

Agama : Hindu

Pendidikan : SD

Status perkawinan : Menikah

Tanggal pemeriksaan : 6 Oktober 2009

3.2 Anamnesis

Keluhan utama :

Bercak kepuutihan dan bercak berwarna merah di kulit.

Perjalanan penyakit :

Penderita mengeluh muncul bercak-bercak berwarna merah yang pertama kali di tungkai

bawah, kemudian bercak tersebut meluas ke seluruh badan. Bercak itu muncul Kira-kira 1 tahun yang

lalu. Diatas bercak tersebut berisikan sisik yang berwarna putih, bercak itu dirasakan gatal dan

bertambah enak jika digaruk. Sakit tidak ada, bercak dikatakan bertambah banyak jika penderita makan

telur ayam. Bercak dikatakan Sangat menggangu aktivitas penderita.

Riwayat pengobatan :

Penderita awalnya mendapatkan pengobatan terhadap penyakitnya ini di puskesmas kemudian rutin

kontol di poliklinik Kulit dan Kelamin RSU Singaraja.

Riwayat penyakit terdahulu :

Sebelumnya penderita tidak pernah mengalami keluhan yang sama.

Riwayat penyakit dalam keluarga :

Tidak ada anggota keluarga penderita yang menderita penyakit yang sama.

11

Page 12: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

Riwayat sosial :

Penderita sudah menikah dan sekarang bekerja sebagai buruh. Merokok dan minum-minuman

beralkohol tidak ada.

3.3 Pemeriksaan Fisik

Status Present :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Nadi : 88 x/menit reguler

Respirasi : 22 x/menit

Temperatur : 36,8 o C

Status General :

Kepala : Normocephali

Mata : Anemia -/-, ikterus -/-

THT : Dalam batas normal

Thoraks : Cor : S1 S2 normal, reguler, murmur (-)

Pulmo : vesikuler +/+, rhonci -/-, wheezing -/-

Abdoment : dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba

Ektremitas : dalam batas normal

Status Dermatologi :

Lokasi : Tungkai atas kanan dan kiri.

Effloresensi : Makula hipopigmentasi batas tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan

diameter 0,5-1,5 cm, terdapat skuama kasar berwarna putih diatasnya.

Lokasi : Badan dan Punggung.

Effloresensi : Makula hipopigmentasi batas tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan

diameter 0,5-1,5 cm, terdapat skuama kasar berwarna putih diatasnya.

Effloresensi : Plak eritema batas tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran 1x2 cm

yang terdapat skuama putih kasar diatasnya.

Lokasi : Tungkai bawah kanan dan kiri.

Effloresensi : Makula hipopigmentasi batas tegas dengan bentuk geografika dengan

ukuran 15x8 cm, terdapat skuama kasar berwarna putih diatasnya dan terdapat

12

Page 13: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

likhenifikasi di pinggirnya.

3.4 Diagnosis Banding

1. Psoriasis Vulgaris

2. Pitiriasis rosea

3. Dermatosis seborroik

3.5 Resume

Penderita perempuan, 40 tahun, dikeluhkan timbul bercak kemerahan pada seluruh badan sejak 1

tahun yang lalu, awalnya muncul bercak kemerahan itu mucul di tungkai bawah kemudian bercak

tersebut menyebar keseluruh badan, terasa gatal dan bertambah jika penderita makan telur ayam.

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, tidak ada. Riwayat pengobatan dapat dibawa ke

puskesmas dan sekarang rutin kontrol di poliklinik Kulit dan Kelamin RSU Singaraja.

Pemeriksaan fisik :

Status present : dalam batas normal

Satus general : dalam batas normal

Status Dermatologi :

-Lokasi : Tungkai atas kanan dan kiri.

Effloresensi : Makula hipopigmentasi batas tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan

diameter 0,5-1,5 cm, terdapat skuama kasar berwarna putih diatasnya.

-Lokasi : Badan dan Punggung.

Effloresensi : Makula hipopigmentasi batas tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan

diameter 0,5-1,5 cm, terdapat skuama kasar berwarna putih diatasnya.

Effloresensi : Plak eritema batas tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran 1x2 cm

yang terdapat skuama putih kasar diatasnya.

-Lokasi : Tungkai bawah kanan dan kiri.

Effloresensi : Makula hipopigmentasi batas tegas dengan bentuk geografika dengan

ukuran 15x8 cm, terdapat skuama kasar berwarna putih diatasnya dan terdapat

likhenifikasi di pinggirnya.

3.6 Diagnosis Kerja

13

Page 14: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

Psoriasis Vulgaris

3.7 Penatalaksanaan

Pengobatan medikamentosa

Topikal :

- Asam salisilat 3%

- Asam benzoat 6%

- Olium Cadini 9%

- Betamethason cr gr 30

- Vaselin Album ad 60

Sistemik :

- Antihistamin 3x selama 7 hari

KIE :

Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya, dari jenis

penyakit, penyebab, perjalanan penyakit sampai prognosisnya

Cara penggunaan obat, kontrol kembali jika obat habis untuk mengevaluasi pengobatan.

3.8 Prognosis

Dubius ad bonam

BAB 4

14

Page 15: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

PEMBAHASAN

Dari anamnesis didapatkan bahwa penderita mengeluh timbul bercak-bercak kemerahan sejak

setahun yang lalu, bercak kemerahan itu agak meninggi dan diatasnya bercak-bercak kemerahan itu

terdapat skuama kasar yang berlapis-lapis berwarna putih, ini merupakan tanda khas dari psoriasis

vulgaris, penderita juga merasa gatal pada bercak tersebut yang menimbulkan lesi baru yang sama

dengan sebelumnya. Penderita belum pernah mendapat pengobatan untuk penyakit ini dan

dikeluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama. Penderita tidak memiliki riwayat alergi

demikian juga pada keluarganya. Lesi pada kulit yang bersifat kronik residif, dimana pencetusnya

adalah stres psikologis, infeksi, tidak didasari oleh suatu kelainan genetik oleh karena dikeluarga pasien

tidak mengeluh kelainan yang sama, sehingga lebih dihubungkan dengan adanya gangguan sistem

imun.

Dari status dermatologinya didapatkan letak lesi yang menunjukkan tempat predileksi Psoriasis

Vulgaris yaitu lutut, siku, tungkai atas kanan dan kiri, serta tungkai bawah kanan dan kiri. Dari

effloresensi didapatkan makula hipopigmentasi yang berbentuk bulat sampai lonjong dengan skuama

halus diatasnya yang menandakan lesi tersebut sudah mulai menyembuh serta terdapat beberapa plak

eritema dengan skuama kasar yang berwarna putih diatasnya yang menandakan lesi tersebut masih

aktif. Dari gambaran klinis diatas sangat menunjang diagnosis kita ke arah suatu psoriasis vulgaris.

Pengobatan medikamentosa pada pasien ini diberikan secara topikal dan sistemik. Pengobatan

topikal yang diberikan adalah preparat ter yaitu ter kayu (oleum kadini 9%) yang ditambahkan asam

salisilat 3%, asam benzoat 6%, betamethason cream sebagai vehikulumnya digunakan vaselin, karena

penetrasi obat ini paling baik dalam bentuk salep. Khasiat kombinasi ini adalah sebagai antipruritus,

keratoplastik, akantoplastik, vasokonstriksi dan antiradang. Selain itu kombinasi obat tersebut juga

ditujukan untuk memperbesar efek antimitosis, oleh karena pada psoriasis pembentukan epidermis

(turn over time) lebih cepat hanya 3-4 hari sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Pengobatan

sistemik pada kasus ini adalah antihistamin 3x1 selama 7 hari sebagai terapi simptomatik oleh karena

pasien mengeluh gatal. Apabila gatal berkurang, infeksi sekunder dapat dicegah karena pasien tidak

menggaruk daerah yang gatal. Selain pengobatan KIE kepada pasien juga sangat penting. Prognosis

psoriasis vulgaris pada pasien ini baik walaupun tidak terjadi penyembuhan yang sempurna.

15

Page 16: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Psoriasis Vulgaris adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,

ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan

transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, Kobner. Faktor pencetusnya antara lain faktor

genetik, imunologik, dan beberapa faktor lainnya seperti stres psikis, infeksi fokal, trauma, gangguan

metabolik, dan obat. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian tetapi tidak dapat disembuhkan dengan

sempurna.

5.2 Saran

Dalam pengobatan Psoriasis Vulgaris, selain pengobatan secara farmakologis, juga penting adanya KIE

terhadap penderita mengenai penyakitnya sehingga penderita dapat selalu menjaga kesehatan fisiknya

agar tidak terlalu capek dan cukup istirahat serta mmenghindari faktor-faktor pencetus yang dapat

menimbulkan penyakitnya tersebut.

16

Page 17: BAB 1 -    Web viewLaporan Kasus . PSORIASIS VULGARIS. Oleh: ... PENDAHULUAN 1. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Definisi 2. ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta (2002).

Siregar, R. S.: Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta (1996).

Sularsito, Sri Adi. Dkk.: Dermatologi Praktis. Perkumpulan Ahli Dermato – Venereologi Indonesia,

Jakarta (1986).

Wirya Duarsa. Dkk.: Pedoman Diagnosis Dan Terapi Penyakit Kulit Dan Kelamin RSUP Denpasar.

Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar

(2000).

17