Atonia Uteri

7
ATONIA UTERI A. Pengertian Atonia uteri (relaksi otot uterus) adalah uterus yang tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri plasenta telah lahir. ( JN PKR,Asuhan persalinan normal,depkes jakarta,2002) Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana otot myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta tidak terkendali (April,2007) Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus otot atau kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi lahir dan plasenta lahir. B. Etiologi 1. Partus cepat/partus presipitatus Uterus berkontraksi kuat sampai-sampai persalinan menjadi kurang dari sati jam,membuat kesempatan otot beretraksi tidak ada atau kurang. otot miometrium memforsir tenaga saat melahirkan sehingga saat setelahnya kontraksi melemah dan tidak globuler. 2. Persalinan lama Dalam persalinan yang fase aktifnya berlangsung lebih dari 12 jam pada primigravida atau lebih dari 8 jam pada multigravida inersia uterus (kontraksi lemah,dan

description

BBFGGGDD

Transcript of Atonia Uteri

ATONIA UTERI

A. Pengertian Atonia uteri (relaksi otot uterus) adalah uterus yang tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri plasenta telah lahir. ( JN PKR,Asuhan persalinan normal,depkes jakarta,2002) Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana otot myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta tidak terkendali (April,2007)Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus otot atau kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi lahir dan plasenta lahir.

B. Etiologi 1. Partus cepat/partus presipitatus Uterus berkontraksi kuat sampai-sampai persalinan menjadi kurang dari sati jam,membuat kesempatan otot beretraksi tidak ada atau kurang. otot miometrium memforsir tenaga saat melahirkan sehingga saat setelahnya kontraksi melemah dan tidak globuler.2. Persalinan lama Dalam persalinan yang fase aktifnya berlangsung lebih dari 12 jam pada primigravida atau lebih dari 8 jam pada multigravida inersia uterus (kontraksi lemah,dan tidak sesuai fase) dapat terjadi karena pada otot miometrium.3. Plasenta previa Kelainan letak plasenta mengakibatkan uterus harus berkontraksi keras untuk mengekuarkan plasenta tersebut sehingga setelah plasenta keluar rahimlelah dan kontraksi menurun.4. PolihidramnionPada kasus ini memaksakan uterus untuk meregang berlebihan sehingga terjadi overdistensi uterus yang akan menyulitkan otot miometrium berkontraksi.5. Kandung kemih penuh Kandung kemih berada di belakang uterus,apabila kandung kemih penuh akan mempersulit uterus berkontraksi.6. Anastesi umumAnastesi umum digunakan untuk pembiusan total artinya pasien menjadi tidak sadarkan diri dan tidak dapat merasakan nyeri dan efek dari anastesi jenis ini ialah menyebabkan relaksasi uterus.7. Kesalahan penatalaksanaan kala III Gerakan fundus (manipulasi uterus) dapat menyebabkan kontraksi aritmik sehigga plasenta hanya sebagian terpisah dan kehilangan retraksi.8. Retensi kotiledon,pragmen plasenta atau membran Adanya benda asing pada uterus yang seharusnya sudah waktunya untuk dikeluarkan akan menggangu kontraksi yang efektif.9. Pemisahan plasenta inkomplet.Tertinggalnya sebagian plasenta MAK III akan terganggu kontraksi dan retraksi yang efisien dari otot miometrium.

C. Predisposisi1. Paritas Ibu yang pernah menggalami lima kelahiran atau lebih,meningkatkan risiko terjadinya atonia uteri karena kontraktilitasnya menurun dan pembuluh darah di uterus menjadi lebih sulit dikompresi.2. Fibroid Adalah tumor yang terdiri atas jaringan fibrosa yang dapat menggangu efektifitas kerja uterus.3. Anemia Ibu yang memasuki persalinan dengan konsentrasi dengan hemoglobin yang rendah dapat mengalami penurunan yang lebih cepat lagi jika terjadi perdarahan,baimanapun kecilnya anemia berkaintandengan debilitas(kekurangan gizi) yang merupakan penyebab lebih langsung terjadinya atonia uteri.4. Riwayat perdarahan pasca partum atau retensio plasenta.Terdapat resiko pengulanggan pada kehamilan berikutnya.

D. Komplikasi Disamping menyebabkan kematian,syok hemoragig post-partum memperbesar kemungkinan terjadi infeksi peurpeal karena daya tahan tubuh penderita berkurang. Perdarahan banyak kelak bisa menyebabkan sindroma sheehan sebagai akibat nekrosis pada hipofisis pars anterior sehingga terjadi insufisiensi bagian tersebut. Gejala-gejalanya adalah hipotensi,anemia,turunya berat badan,penurunan fungsi seksual dengan atrofi alat-alat genital,kehilangan rambut pubis dan ketiak,penurunan metabolisme dan hipotensi,dan kehilangan fungsi laktasi.

E. Patofisiologi. Perdarahan obsetri sering disebabkan oleh kegagalan uterus untuk berkontraksi secara memadai setelah melahirkan.uterus yang mengalami overdistensi besar,janin multipel, atau hidramnion rentan terhadap perdarahan akbat atonia uteri.wanita yang persalinanya ditandai dengan his yang terlalu kuat untuk tidak efektif juga dengan kemungkinan mengalami perdarahanberlebihan akibat atonia uteri setelah melahirkan.Setelah plasnta lepas dari dinding uterus teganggan yang ditimbulkan menyebabkan lapisan dan desidua spongia yang longgar memberi jalan dan pelepasan plasenta ditempat itu.pembuluh darah yang terdapat di uterus berada diantara serat-serat otot miometrium yang bersilangan.kontraksi serat-serat otot ini menekan pembuluh darah dan retraksi otot membuat pembuluh darah terjepit, sehingga pembuluh darah terhenti.dalam kasus atonia uteri,uterus tidak berkontaksi setelah plasenta lahir oleh karena itu berakibat terjadi pendarahan.F. Penanganan 1. Mesase fundud uteri segera setelah lahirnya plasenta ( maksimal 15 detik )2. Bersihkan bekuan darah dan selaput ketuban dari vagina dan saluran serviks3. Pastikan kandung kemih kosong4. Kompresi bimanual internal selama 5 menit.a. Pakai sarung tangan steril, dengan lembut masukan tangan secara obstetri ( menyatukan kelima ujung jari ) melalui introitus vagina.b. Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.c. Kepalkan tangan dalam tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding uterus kearah tangan luar yang menahan dan yang mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang upayakan tangan luar mencakup bagian belakang corpus uteri sebanyak mungkin.d. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan, kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah terbuka(bekas implantasi plasenta) dinding uterus dan juga merangsang miometrium unyuk berkontraksi.e. Jika uterus mulai berkontraksi perdarahan berkuranng, pertahankan pasien tersebut selama dua menit kemudian berlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu secara mendekat salama kala IV.f. Jika uterus berkontraksi,tetapi masih ada perdarahan pada perineum,vagina,serviks apakah ada laserasi. g. Jika uterus tidak berkontraksi dalam 5 menit ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna.5. Lakukan kompresi bimanual eksterna oleh keluargaa. Letakan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan dengan korpus uteri dan diatas simfisis pubis.b. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding depan korpus uteri sejajar dengan dinding depan korpus uteri,usakahan untuk mencakupkan/memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.c. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan dan tangan belakang agar pembuluh darh dalam anyaman miometrium dapat dijepit secara manual, cara ini dapat menjepit pembuluh darah uterus untuk berkontaksi.6. Keluarkan tangan perlahan,suntukan ergometrium 0,2 mg IM (kecuali pada hipertensi)7. Pasang infus dengan jarum ukuran 16 atau 18 berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin habiskan 500 ml pertama secepat mungkin8. Ulangi bimanuar interna9. Rujuk segera10. Dampingi ibu ketempat rujukan teruskan KBI11. Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 ml larutkan dengan laju 500ml/jamhingga tiba ditempat rujukan atau hingga menghabiskan 1,5 liter infus kemudian berikan 125 ml / jam jika tidak tersedia cairan yang cukup berikan 500 ml kedua dengan perlahan dan berikan minum untuk rehidrasi.