Makalah Penyuluhan ATONIA UTERI

16
ATONIA UTERI MAKALAH DISAMPAIKAN PADA PENYULUHAN KESEHATAN Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas I OLEH : Afrilita Putri Yuza 133110192 IIA Dosen Pembimbing : Ns.Hj. Elvia Metti, M.Kep, Sp.Kep.Mat DIII KEPERAWATAN PADANG

description

maternitas

Transcript of Makalah Penyuluhan ATONIA UTERI

ATONIA UTERI MAKALAH

DISAMPAIKAN PADA PENYULUHAN KESEHATANMata Kuliah : Keperawatan Maternitas I

OLEH :Afrilita Putri Yuza 133110192IIADosen Pembimbing : Ns.Hj. Elvia Metti, M.Kep, Sp.Kep.Mat

DIII KEPERAWATAN PADANGPOLTEKKES KEMENKES PADANG2014/2015

ATONIA UTERII. PENDAHULUAN Insidensi perdarahan postpartum pada negara maju sekitar 5% dari persalinan, sedangkan pada Negara berkembang bisa mencapai 28% dari persalinan dan menjadi masalah utama dalam kematian ibu. Penyebabnya 90% dari atonia uteri, 7% robekan jalin lahir, sisanya dikarenakan retensio plasenta dan gangguan pembekuan darah (Parisaei, et all., 2008). Di Indonesia diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan. Setiap tahunnya paling sedikit 128.000 perempuan mengalami perdarahan sampai meninggal. Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kematian ibu melahirkan adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor utama kematian ibu. Menurut data WHO, di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen (PP dan KPA, 2010). Menurut WHO, Negara yang berkembang memiliki angka kematian ibu 25% kematian ibu itu disebabkan oleh Perdarahan Post Partum. Terhitung lebih dari 100.000 kematian maternal pertahun. Menurut bulletin american collage of obstetrician and gynecologists menempatkan perkiraan 140.000 kematian ibu pertahun.

II. ATONIA UTERIA. Pengertian Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan Persalinan Normal, Depkes Jakarta; 2002)Atoni uteri yaitu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan apabila ini terjadi maka darah yan keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali ( Depkes RI , 2008)Sebagian besar perdarahan pada masa nifas (75-80%) adalah akibat adanya atonia uteri. Sebagaimana kita ketahui bahwa aliran darah uteroplasenta selama masa kehamilan adalah 500-800 ml/menit, sehingga bisa kita bayangkan ketika uterus itu tidak berkontraksi selama beberapa menit saja, maka akan menyebabkan kehilangan darah yang sangat banyak. Sedangkan volume darah manusia hanya berkisar 5-6 liter saja.

B. Penyebab Pada atonia uteri, penyebabnya antara lain :1. Uterus overdistensi (makrosomia, kehamilan kembar, hidramnion atau bekuan darah), 2. Induksi persalinan, 3. Penggunaan agen anestetik (agen halogen atau anastesia dengan hipotensi),4. Persalinan lama, 5. Korioamnionitis, 6. Persalinan terlalu cepat dan riwayat atonia uteri sebelumnya(Kemenkes,2013)

Menurut Depkes RI (2008), faktor predisposisi dibagi menjadi 2 yaitu :1. Saat kehamilan hal-hal yang menyebabkan uterus meregang lebih dari normal, diantaranya :a. Jumlah air ketuban yang berlebihan (polihidramnion)b. Kehamilan gemelic. Janin besar2. Saat persalinan hal-hal yang menyebabkan uterus meregang lebih dari normal diantaranya :a. Kala satu dan atau kala dua yang menmanjangb. Persalinan cepat ( partus presipitatus )c. Persalinan yang dilindungi atau dipercepat dengan oksitosin ( augmentasi)d. Infeksi Intra Partume. Multiparitasf. Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada preeklamsi

C. Tanda dan Gejala Menurut Kemenkes (2013) tanda dan gejala atonia uteri antara lain :1. Perdarahan segera setelah anak lahira2. Uterus tidak berkontraksi atau lembek

Menurut Saifudin ( 2002) , gambaran klinis atonia uteria adalah1. Uterus tidak berkontrasi dan lembek2. Perdarahan segera anak alahir3. Fundus uteri naik ( apabila pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah atau selaput janin)4. Ada tanda-tanda syok antara lain :a. Pasien tamoak gelisah, ketakutan, kesadaran menurun dampai tidak sadarb. Berkeringatc. Muka pucatd. Pernafasan cepat > 30 x/menite. Nadi cepat > 110 x/menitf. Tekanan darah turun , sitolik < 90 mmHg

D. Penanganan Atonia UteriMenurut WHO (2002), penanganan atonia uteri adalah :1. Massase uterus agar berkontraksi2. Kaji kondisi pasien ( denyut nadi, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, tonus, uterus)3. Berikan oksitosin ( Oksitosin 10 IU atau Ergometrin 0,5 mg secara IV)4. Ambil darah untuk pencocokan silang dan estimasi kadar hemoglobin5. Kosongkan kandung kemih dan jaga agar tetap kosong6. Periksa bahwa plasenta dan selaput ketuban dilahirkan dengan lengkap7. Awasi uterus tetap berkontraski dengan baik, tambahkan 40 IU oksitosin sampai 1 liter dan alirkan sampai 40 tetes per menit8. Jika perdarahan itu persisten dan uterus tetap rileks lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit. Kompresi itu memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontaksi. Jika kompreis bimanual internal tidak berhasil setelah 5 menit, diperlukan tindakan lain yaitu kompreis bimanual eksternal9. Jika perdarahan itu persisten dan uterus berkontraksi dengan baik, maka lakukan pemeriksaan vagina dan serviks untuk menemukan laserasi yang menyebakan perdarahan tersebut.10. Pada kasus syok yang parah gunakan transfusi darah yang tersedia11. Jika ada indikasi bahwa terjadi infeksi yang diiukuti dengan demam, menggigil segara berikan antibiotik spectrum luas12. Lakukan pencatatan yang akuran13. Bila upaya diatas tidak menolong, maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan dapat ditempuh dengan dua cara yaitu melakukan irigasi arteri uterina dan utero-ovarika atau histeroktomi supravaginal

E. PencegahanAntenatal care (ANC) yang baik dan mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan merupakan hal yang paling penting. Karena pada persalinan nanti, kehilangan darah dalam jumlah normal dapat membahayakan ibu yang menderita anemi.Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Menejemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada manajemen kala III harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20 unit per liter IV drip 100-150 cc/jam. Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini. Karbetosin merupakan obat long-acting dan onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10 menit. Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan oksitosin drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih efektif dibanding oksitosin.

F. Daftar PustakaCunningham FG etc, editor. Williams Obstetrics 20th edition. Connecticut: Applenton Lange. 1998.Febrianto H.N. Perdarahan Pasca Persalinan. Fakultas Kedokteran. Universitas Sriwijaya. 2007.Heller, Luz. Gawat darurat ginekologi dan obstetric. Alih bahasa H. Mochamad martoprawiro, Adji Dharma. Jakarta: EGC, 1997.Kemenkes Republik Indonesia.2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan .James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002.Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Atonia UteriHari/Tanggal : Waktu Pertemuan: 35 menitTempat: Di ruang Ibu dan AnakSasaran : Pasien, keluarga pasien atau pengunjungMetode: Ceramah dan Tanya jawabPenyuluh: Afrilita Putri Yuza

A. TUJUAN1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMSetelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga pasien atau pengunjung mengetahui dan memahami tentang antonia uteri

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah pemberian penyuluhan ini diharapkan peserta akan mampu : a. Menjelaskan pengertian atonia uterib. Menjelaskan penyebab atonia uteric. Menjelaskan tanda dan gejala atonia uterid. Menjelaskan penanganan atonia uterie. Menjelaskan pencegahan atonia uteri

B. SUB POKOK BAHASAN1. Pengertian Atonia Uteri2. Penyebab Atonia Uteri3. Tanda dan Gejala Atonia Uteri4. Penanganan Atonia Uteri5. Pencegahan Atonia Uteri

C. KEGIATANNO.WAKTUKEGIATAN PENYULUHANPESERTA

1.

5 menitPEMBUKAAN Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan topik, waktu dan tujuan penyuluhan Menjawab Mendengar Mendengarkan dan memperhatikan

2.20 menitKEGIATAN INTI Menggali pengetahuan pasien, keluarga pasien atau pengunjung mengenai atonia uteri Menjelaskan pengertian atonia uteri Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan penyebab atonia uteri Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan tanda dan gejala atonia uteri Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan penanganan atonia uteri Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement Menjelaskan pencegahan atonia uteri Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya Memberikan kesempatan peserta lain untuk menjawab Memberikan reinforcement

Menyampaikan

Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan Memperhatikan

Mengajukan pertanyaan

Mengemukakan pendapat Mendengarkan

3.10 menitPENUTUP Bersama menyimpulkan atau merangkum kembali apa yang telah disampaikan Mengevaluasi pengetahuan pasien, keluarga pasien atau pengunjung tentang materi yang telah disampaikan Penyerahan/ pembagian leaflet Melakukan terminasi Memberi salam untuk menutup pertemuan Bersama-sama menyimpulkan

Menjawab pertanyaan

Menerima leaflet Memperhatikan dan mendengarkan menjawab salam

METODE1. Ceramah2. Tanya jawabMEDIA/ALAT BANTU1. Leaflet2. Lembar balikKRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur :a. Pasien, keluarga pasien atau pengunjung hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukanb. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara

2. Evaluasi Proses: a. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balikb. Waktu penyuluhan adalah 35 menitc. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhand. Penyuluh diharapkan menguasai materi dengan baike. Pasien, keluarga pasien atau pengunjung antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil: a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan pasien, keluarga pasien atau pengunjung diharapkan mampu menjelaskan mengenai pengertian atonia uteri, penyebab atonia uteri, tanda dan gejala atonia uteri, penanganan atonia uteri dan pencegahan atonia uteri