Asuhan Keperawatan Pada Ny

13
Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang HCU Neuro RS Dr. Moewardi Surakarta Disusun Oleh : Dyah Arum Puspitasari P 27220012 019

description

ux

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Ny

Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang HCU Neuro RS Dr. Moewardi Surakarta

Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang HCU Neuro RS Dr. Moewardi SurakartaDisusun Oleh :Dyah Arum PuspitasariP 27220012 019Latar Belakang Stroke merupakan satu masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini. Bahkan menyerang kaum anak muda. Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 7 per 1000 penduduk dan yang telah didiagnosis tenaga kesehatan adalah 12,1 per 1000 penduduk. Hal ini menunjukkan sekitar 57,9 persen kasus stroke di masyarakat telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan, 2013).

Pengertian Stroke non hemoragik adalah kehilangan fungsi yang tiba-tiba sebagai akibat dari gangguan suplai darah ke bagian-bagian otak, akibat sumbatan baik sebagian atau total pada arteri (Goldszmidt & Caplan, 2011).b Pathway

Asuhan keperwatan pada Ny. WPengkajian

1. Pengkajian primer 2. Pengkajian Sekunder3. Data penunjang4. Program terapi

Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekretData subyektif : - , data obyektif : suara nafas ronchi basah, tampak sesak nafas, respirasi 24 x / menit, SpO2 : 98 %, terpasang O2 6 lpm dengan NRM, terdapat secret di mukosa bibir.2.Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark jaringan serebralData subyektif: -, sedangkan data obyektif : terpasang mayo, kesadaran somnolent dengan GCS 6 (E: 2,M : 2,V:2), TTV : TD 150/100 mmHg, N: 98x/menit, R:24 x / menit, S: 36,8 C, SaO2 98%, hasil CT Scan multiple infark pada lobus frontotemporaperietal bilateral porencephaly lobus occipitalis kanan.

3. Ketidakmampuan pemenuhan ADL berhubungan dengan penurunan kesadaran. Data subyektif : - , sedangkan data obyektifnya : kesadaran somnolent GCS 6 (E: 2,M : 2,V:2), kekuatan tonus otot anggota gerak kiri 0 dan anggota gerak kanan 1, ADL pasien tergantung total oleh perawat dan keluarga, anggota gerak kiri pasien mengalami kelemahan.4. Risiko gangguan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama.Data subyektif :- , data obyektif kesadaran somnolent GCS 6 (E: 2;M : 2,V:2), pasien bedrest total, kepala ditinggikan 30 derajat, kekuatan tonus otot anggota gerak kanan 1 dan anggota gerak kiri 0, KU pasien lemah, anggota gerak kiri pasien mengalami kelemahan.

Intervensi 1. observasi keadaan jalan nafas, observasi pergerakan dada dan auskultasi suara nafas pada kedua paru, lakukan pengisapan lendir jika dibutuhkan, dan kolaborasi pemberian terapi obat sesuai indikasi.2. ubah posisi klien secara bertahap, atur posisi pasien bedrest, Tinggikan kepala pasien, monitor perubahan tanda tanda vital, pantau tanda dan gejala peningkatan TIK, berikan terapi sesuai indikasi.

3. lakukan oral hygine, bantu pasien mandi, bantu pasien mengganti baju, bantu pasien mengganti alas tidur. 4. tindakan ubah posisi tiap 2 jam, gunakan bantal atau pengganjal lunak dibawah daerah yang menonjol, jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma, lakukan massase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi, anjurkan pasien untuk menggunakan lotion dan bedak pada area kulit yang tertekan.

Pembahasan Pengkajian data fokus yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus nyata adalah sebagai berikut :a. Sulit berbicara Pada kasus nyata tidak terkaji untuk masalah kemampuan berbicara pasien. Hal ini disebabkan karena pasien mengalami penurunan kesadaran (somnolent). b. Vertigo Pada kasus nyata tidak ditemukan tanda dan gejala vertigo, hal ini disebabkan karena pasien datang di HCU Neuro RS Dr Moewardi sudah mengalami penurunan kesadaran.

2. Diagnosa Ada tiga diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak muncul dalam kasus yaitu :a. Resiko peningkatan TIK berhubungan dengan peningktan volume intrakranial, penekanan jaringan otak, dan edema serebri, b. Resiko keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan, c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovaskuler.

3. Intervensi Pada diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret terdapat 2 intervensi yang tidak dicantumkan pada rencana tindakan yaitu berikan minum air hangat dan ajarkan batuk efektif. Hal ini dikarenakan pasien mengalami penurunan kesadaran dan pasien terpasang NGT.4. Implementasi Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Tetapi penulis tidak melakukan pendelegasian kepada perawat. 5. Evaluasi Hasil evaluasi akhir dari masalah keperawatan yang ada secara umum telah teratasi sebagian.

Kesimpulan Pengakajian dilakukan dengan cara observasi langsung, autoanamnesa, alloanamnesa dan catatan keperawatan. Tanda gejala yang ada dalam teori tetapi tidak muncul di kasus nyata yaitu vertigo dan sulit berbicara.Tiga diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak muncul dalam kasus yaitu resiko peningkatan TIK berhubungan dengan peningktan volume intrakranial, penekanan jaringan otak, dan edema serebri, resiko keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovaskuler.

Lanjutan... 3. Rencana tindakan keperawatan ditetapkan berdasarkan permasalahan keperawatan yang ada pada kasus nyata, dengan mengacu pada rencana tindakan keperawatan yang ada pada teori dan disesuaikan dengan keadaan pasien. 4. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Tetapi tidak dilakukan pendelegasian.5. Hasil evaluasi akhir dari masalah keperawatan yang ada secara umum telah teratasi sebagian.