Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

download Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

of 21

Transcript of Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    1/21

    askep ibu hamil dengan TBC

    BAB IPENDAHULUAN

    I. LATAR BELAKANG

    Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basilMikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasanbagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan parumelalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focusprimer dari ghon.Penularan tuberculosis terjadi karena penderita TBC membuang ludah dan dahaknyasembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar.Dalam dahak dan ludahpenderita terdapat basil TBC-nya, sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan anginkemana-mana. Kuman yang terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah

    yang kemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru dan bersarang sertaberkembangbiak di paru-paru.Penyakit ini perlu diperhatikan dalam kehamilan, karena penyakit ini masih merupakanpenyakit rakyat; sehingga sering kita jumpai dalam kehamilan. TBC paru ini dapatmenimbulkan masalah pada wanita itu sendiri, bayinya dan masyarakat sekitarnya.Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap cepatnya perjalanan penyakitini, banyak penderita tidak mengeluh sama sekali. Keluhan yang sering ditemukanadalah batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, beratbadan menurun, kadang-kadang ada batuk darah, dan sakit sekitar dada.Tingginya angka penderita TBC di Indonesia dikarenakan banyak faktor, salah satunyaadalah iklim dan lingkungan yang lembab serta tidak semua penderita mengerti benartentang perjalanan penyakitnya yang akan mengakibatkan kesalahan dalam perawatandirinya serta kurangnya informasi tentang proses penyakitnya dan pelaksanaanperawatan dirumah kuman ini menyerang pada tubuh manusia yang lemah dan parapekerja di lingkungan yang udaranya sudah tercemar asap, debu, atau gas buangan.Pada penderita yang dicurigai menderita TBC paru sebaiknya dilakukan pemeriksaantuberkulosa tes kulit dengan PPD (purified protein derivate) 5u dan bila hasilnya positifditeruskan dengan pemeriksaan foto dada. Perlu diperhatikan dan dilindungi janin daripengaruh sinar X. Pada penderita dengan TBC paru aktif perlu dilakukan pemeriksaansputum, untuk membuat dianosis secara pasti sekaligus untuk tes kepekaan. PengaruhTBC paru pada ibu yang sedang hamil bila diobati dengan baik tidak berbeda denganwanita tidak hamil. Pada janin jarang dijumpai TBC kongenital, janin baru tertularpenyakit setelah lahir, karena dirawat atau disusui oleh ibunya.

    II. TUJUAN

    A. Tujuan UmumTujuan umum adalah memberikan asuhan keperawatan pada Ibu Hamil dengan TBparu.B. Tujuan Khususo Untuk mengetahui Definisi dan Etiologi TB paru

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    2/21

    o Untuk mengetahui Anatomi dan Fisiologi saluran pernapasan

    o Untuk mengetahui Patofisiologi

    o Untuk mengetahui Penegakan Diagnosa TB paru

    o Untuk mengetahui Kompilasi Hasil dan Interpretasi Akhir

    o Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada penderita TB paru

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    3/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    I. Definisi

    Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basilMikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasanbagian bawah karena sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan parumelalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focusprimer dari ghon, sedangkan batuk darah (hemoptisis) adalah salah satu manifestasiyang diakibatkannya. Darah atau dahak berdarah yang dibatukkan berasal dari saluranpernafasan bagian bawah yaitu mulai dari glottis kearah distal, batuk darah akanberhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas, sehingga penutupan lukadengan cepat terjadi.

    II. Etiologi

    Sebagaimana telah diketahui, TBC paru disebabkan oleh basil TB (Mycobacteriumtuberculosis humanis).

    M. tuberculosis termasuk familie Mycobacteriaceae yang mempunyai berbagaigenus, satu di antaranya adalah Mycobacterium, yang salah satu speciesnya adalah M.tuberculosis.

    M. tuberculosis yang paling berbahaya bagi manusia adalah type humanis(kemungkinan infeksi type bovinus saat ini diabaikan, setelah higiene peternakan makinditingkatkan).

    Basil TB mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaatkanoleh Robert Koch untuk mewarnai secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut

    pula Basil Tahan Asam (BTA).

    Karena sebetulnya Mycobacterium pada umumnya tahan asam, secara teoritis BTAbelum tentu identik dengan basil TB. Tetapi karena dalam keadaan normal penyakitparu yang disebabkan oleh Mycobacterium lain (y.i. M. atipik) jarang sekali ditemukan,dalam praktek BTA dianggap identik dengan basil TB. Di negara dengan prevalensiAIDS/infeksi HIV yang tinggi, penyakit paru yang disebabkan M. atipic(=Mycobacteriosis) makin sering ditemukan, sehingga dalam kondisi seperti ini, perlusekali diwaspadai bahwa BTA belum tentu harus identik dengan basil TB. Malahanmungkin saja BTA belum tentu harus identik dengan basil TB, mungkin saja BTA yang

    ditemukan adalah M. atipic yang menjadi penyebab Mycobacteriosis. Kalau untuk bakteri-bakteri lain hanya diperlukan beberapa menit sampai 20 menituntuk mitosis, basil TB memerlukan waktu 12 sampai 24 jam. Hal ini memungkinkanpemberian obat secara intermiten (2 3 hari sekali).

    Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari, sehingga dalam beberapa menitsaja akan mati. Ternyata kerentanan ini terutama terhadap gelombang cahayaultraviolet. Basil TB juga rentan terhadap panas-basah, sehingga dalam 2 menit sajabasil TB yang berada dalam lingkungan basah sudah akan mati bila terkena air bersuhu

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    4/21

    1000 C. basil TB juga akan terbunuh dalam beberapa menit bila terkena alkohol 70%,atau lisol 5%.

    III. Anatomi dan fisiologi

    System pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, sampai denganalveoli dan paru-paru. (lihat gambar anatomi saluran pernafasan dibawah ini)Hidung merupakan saluran pernafasan yang pertama, mempunyai dua lubang/cavumnasi. Didalam terdapat bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoranyang masuk dalam lubang hidung. Hidung dapat menghangatkan udara pernafasanoleh mukosa.Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan,faring terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelahdepan ruas tulang leher. faring dibagi atas tiga bagian yaitu sebelah atas yang sejajardengan koana yaitu nasofaring, bagian tengah dengan istimus fausium disebutorofaring, dan dibagian bawah sekali dinamakan laringofaring.Trakea merupakan cincin tulang rawan yang tidak lengkap (16-20cincin), panjang 9-11cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos dan lapisanmukosa. trakea dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus yaitu bronkus kanan danbronkus kiri.Bronkus merupakan lanjutan dari trakea yang membentuk bronkus utama kanan dankiri, bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri cabang bronkusyang lebih kecil disebut bronkiolus yang pada ujung-ujungnya terdapat gelembung paruatau gelembung alveoli.Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung. Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Paru-paru terletak pada rongga dada yang diantaranya menghadapke tengah rongga dada / kavum mediastinum. Paru-paru mendapatkan darah dari arteribronkialis yang kaya akan darah dibandingkan dengan darah arteri pulmonalis yangberasal dari atrium kiri. Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai5000 ml udara. Hanya sebagian kecil udara ini, kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalahudara pasang surut. sedangkan kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapatdi capai masuk dan keluar paru-paru yang dalam keadaan normal kedua paru-parudapat menampung sebanyak kuranglebih 5 liter.Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandungoksigen ke dalam tubuh (inspirasi) serta mengeluarkan udara yang mengandungkarbondioksida sisa oksidasi keluar tubuh (ekspirasi) yang terjadi karena adanyaperbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru .proses pernafasan tersebutterdiri dari 3 bagian yaitu:

    1. Ventilasi pulmoner.Ventilasi merupakan proses inspirasi dan ekspirasi yang merupakan proses aktif danpasif yang mana otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong dinding dadasedikit ke arah luar, akibatnya diafragma turun dan otot diafragma berkontraksi.Padaekspirasi diafragma dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi dengan demikian ronggadada menjadi kecil kembali, maka udara terdorong keluar.2. Difusi Gas.Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel lain dari area yang

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    5/21

    bertekanan tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas melalui membranpernafasan yang dipengaruhi oleh factor ketebalan membran, luas permukaanmembran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan tekanangas O2 dan CO2.Dalam Difusi gas ini pernfasan yang berperan penting yaitu alveolidan darah.

    3. Transportasi GasTransportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan keparu dengan bantuan darah (aliran darah). Masuknya O2 kedalam sel darah yangbergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin sebanyak97% dan sisa 3% yang ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel.

    IV. Patofisiologi

    Penyebaran kuman Mikrobacterium tuberkolusis bisa masuk melalui tiga tempat yaitusaluran pernafasan, saluran pencernaan dan adanya luka yang terbuka pada kulit.Infeksi kuman ini sering terjadi melalui udara (airbone) yang cara penularannya dengandroplet yang mengandung kuman dari orang yang terinfeksi sebelumnya.Penularan tuberculosis paru terjadi karena penderita TBC membuang ludah dandahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar.Dalam dahakdan ludah ada basil TBC-nya, sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan anginkemana-mana. Kuman terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yangkemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru dan bersarang sertaberkembangbiak di paru-paru.Pada permulaan penyebaran akan terjadi beberapa kemungkinan yang bisa munculyaitu penyebaran limfohematogen yang dapat menyebar melewati getah bening ataupembuluh darah. Kejadian ini dapat meloloskan kuman dari kelenjar getah bening danmenuju aliran darah dalam jumlah kecil yang dapat menyebabkan lesi pada organtubuh yang lain. Basil tuberkolusis yang bisa mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil. Dengan adanya basil yangmencapai ruang alveolus, ini terjadi dibawah lobus atas paru-paru atau dibagian ataslobus bawah, maka hal ini bisa membangkitkan reaksi peradangan. Berkembangnyaleukosit pada hari hari pertama ini di gantikan oleh makrofag. Pada alveoli yangterserang mengalami konsolidasi dan menimbulkan tanda dan gejala pneumonia akut.Basil ini juga dapat menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah beningregional, sehingga makrofag yang mengadakan infiltrasi akan menjadi lebih panjangdan yang sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitelloid yang dikelilingi olehlimfosit, proses tersebut membutuhkan waktu 10-20 hari. Bila terjadi lesi primer paruyang biasanya disebut focus ghon dan bergabungnya serangan Kelenjar getah beningregional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami

    pencampuran ini juga dapat diketahui pada orang sehat yang kebetulan menjalanipemeriksaan radiogram rutin. Beberapa respon lain yang terjadi pada daerah nekrosisadalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas.Pada proses ini akan dapat terulang kembali dibagian selain paru-paru ataupun basildapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus.Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa adanya pengobatan dan dapatmeninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkus dapatmenyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dengan perbatasan rongga

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    6/21

    bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melaluisaluran penghubung, sehingga kavitas penuh dengan bahan perkijauan dan lesi miripdengan lesi berkapsul yang tidak lepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejaladalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempatperadangan aktif.

    Batuk darah (hemaptoe) adalah batuk darah yang terjadi karena penyumbatan trakeadan saluran nafas sehingga timbul sufokal yang sering fatal. Ini terjadi pada batuk darahmasif yaitu 600-1000cc/24 jam. Batuk darah pada penderita TB paru disebabkan olehterjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kapitas.

    VI. Penegakan Diagnosa

    1. AnamnesisKeluhan-keluhan seseorang penderita TB sangat bervariasi, mulai dari sama sekalitidak ada keluhan sampai dengan adanya keluhan-keluhan yang serba lengkap. Padaumumnya, keluhan-keluhan ini dapat di bagi menjadi :

    Keluhan umumMalaise, anorexia, mengurus, cepat lelah.

    Keluhan karena infeksi kronikPanas badan yang tak tinggi (subfebril) dan keringat malam (agar lebih tepat lebih baikdeisebut berkeringat pada waktu subuh, pada jam-jam 02.30 05.00, yaitu saat orangsehat tak akan berkeringat). Khusus tentang keluhan keringat malam, walaupun disemua textbook hal ini disebut, untuk Indonesia perlu diperhatikan bahwa keluhan inibaru ada nilai diagnostik, bila pada saat yang sama orang normal pada lingkungan yangsama tidak mengalaminya. Dengan lain perkataan, kalau penderita tinggal dirumah/kamar yang sempit dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat, apalagi kalauada beberapa orang lain yang tidur di kamar tersebut, pastilah setiap malam semua

    penghuni kamar itu akan berkeringat. Sebaliknya, kalau penderita tinggal dirumah/kamar dengan ventilasi cukup, apalagi kalau kamar itu dilengkapi AC, tetapitetap saja berkeringat malam hari, barulah keluhan ini mempunyai nilai diagnostik yangberarti.

    Keluhan karena ada proses patologik di paru dan/atau pleuraBatuk dengan atau tanpa dahak, batuk darah, sesak, dan nyeri dada.Keluhan-keluhan ini dapat berdiri sendiri ataupun didapatkan bersama-sama. Makinbanyak keluhan-keluhan ini didapatkan, makin besar kemungkinan TB.Departemen Kesehatan dalam pemberantasan TB di Indonesia menentukan anamnesisresmi lima keluhan utama, yaitu batuk-batuk lama (lebih dari 2 minggu), batuk darah,sesak, panas badan, dan nyeri dada. Mengingat bahwa TB adalah penyakit menahun,

    keluhan-keluhan ini akan sudah dirasakan selama beberapa waktu dengankecendrungan progresif walau agak lambat. Secara khusus, barangkali ada baiknyameninjau sedikit dalam keluhan-keluhan yang berasal dari paru-paru yang sakit.Batuk-batuk pada TB dapat kering pada permulaan penyakit, karena sekret masihsedikit, tapi biasanya tak lama kemudian sudah menjadi produktif. Batuk adalah refleksparu untuk mengeluarkan sekret-sekret dan produk-produk proses destruksi paru.Berhubung saat ini begitu banyak obat-obat batuk bebas dengan dextro-metorphan HBratau derivat codein, mungkin keluhan-keluhan ini tak begitu ditonjolkan penderita,

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    7/21

    apalagi kalau penderita tersebut merokok, sehingga batuknya dianggap sebagai batukbiasa para perokok. (Khususnya, kalau proses TB hanya menyerang mukosa bronkussaja secara terbatas, y.i. endobronkitis TB, tak jarang batuknya tetap batuk kering saja).Berbeda sekali dengan batuk darah. Sejak dahulu batuk darah dianggap identik denganpenyakit paru yang memaksa penderita datang ke dokter/mantri/dukun untuk berobat.

    Darah yang dibatukkan keluar sangat bervariasi, dapat berupa coretan merah(bloodstreep/bloodstreak) pada sputum atau dapat pula profus sampai bergelas-gelassehingga dapat berakibat fatal karena shock ataupun karena aspirasi dan asfiksi.Sesak pada penderita TB disebabkan oleh kurangnya jaringan paru yang berfungsidengan baik (bisa karena destruksi, bisa juga karena atelektasis). Dengan lainperkataan, sesak ini disebabkan oleh gangguan restriksi, sementara lumen bronkeolustetap terbuka normal. Dengan demikian, tak akan terdengar wheezing (yang lazimditemukan pada penderita asthma dan bronkitis kronis).Walaupun keluhan-keluhan ini bersifat progresif, lajunya perlahan-lahan dan dapatmencapai bertahun-tahun. Hal ini berbeda sekali dengan karsinoma paru, yang dalambeberapa minggu saja sudah akan tampak kemunduran yang nyata dan progresif.

    2.

    Pemeriksaan FisikDi sini juga tidak satu pun gejala yang patognomonis untuk TB. Variabilitas gejala-gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini sangat besar. Bahkan tidak jarang padastadium permulaan belum dapat ditemukan hal-hal yang patologis sementara gambaranradiologis dan pemeriksaan sputum sudah menunjukkan adanya penyakit TB.Pada orang dewasa, biasanya penyakit ini dimulai di daerah paru atas, kanan atau kiri,yang disebut fruh infiltrat. Pada auskultasi, hanya akan ditemukan ronki basah halussebagai satu-satunya kelainan pemeriksaan jasmani. Bila proses infiltratif ini makinmeluas dan menebal, juga akan didapatkan fremitus yang menguat, dengan reduppada perkusi, suara nafas bronkeal, serta bronkopi yang menguat.Bila sudah terjadi kavitas, akan ditemukan gejala-gejala kavitas, berupa timpani pada

    perkusi yang disertai suara napas amforis. Sebaliknya bila terjadi atelektasis, misalnyapada destroyed lung, suara napas setempat akan melemah sampai hilang samasekali.Ronki basah pada umumnya selalu akan didapatkan, mengingat bahwa selalu pulaakan terbentuk sekret dan jaringan nekrotik. Makin banyak sekret itu berada, makinkasarlah ronki yang didengar.Melihat ini semua, makin nyatalah bahwa kelainan-kelainan yang dapat ditemukan padaTB sangat variabel, baik jenis, intensitas, jumlah, maupun tempat ditemukannya(pleiomorfi).3. Tes TuberkulinSebetulnya tes ini bertujuan untuk memeriksa kemampuan reaksi hipersensitivitas tipelambat (tipe IV), yang dianggap dapat mencerminkan potensi sistem imunitas selularseseorang, khususnya terhadap basil TB. Pada seseorang yang belum terinfeksi basilTB, tentunya sistem imunitas selulernya belum terangsang untuk melawan basil TB.Dengan demikian tes tuberkulin akan negatif. Sebaliknya bila seseorang pernahterinfeksi basil TB, dalam keadaan normal sistem ini sudah akan terangsang secaraefektif 3-8 minggu setelah infeksi primer dan tes tuberkulin akan positif (yaitu biladidapatkan diameter indurasi 10-14 mm pada hari ketiga atau keempat dengan dosisPPD 5 TU intrakutan).

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    8/21

    Kalau seseorang penderita sedang menderita TB aktif, tes tuberkulinnya dapat kelewatpositif (artinya diameter indurasi yang ditimbulkannya dapat melebihi 14 mm). Tetapikalau proses TB-nya hiperaktif, misalnya TB miliaris, seolah-olah seluruh kemampuanpotensi imunitas seluler sudah terkuras habis dan tes akan menjadi negatif.Selama TB masih endemik di Indonesia, yakni infeksi pada umumnya sudah akan

    terjadi pada usia yang masih muda sekali, tes tuberkulin sebagai tes diagnostik menjadikurang berarti. Vaksinasi BCG secara masal juga akan lebih menghilangkan arti testuberkulin sebagai sarana diagnostik. Mengingat juga ada begitu banyak faktor bukanTB yang dapat mempengaruhi hasil tes tuberkulin, khususnya di negara-negara sepertiIndonesia, tes ini makin kehilangan arti sebagai tes diagnostik.Faktor-faktor ini adalah penyimpanan bahan tes yang tak memenuhi syarat; gizi yangrendah dengan semua etiologinya, seperti misalnya cacingan, memang kekurangangizi, dan lain-lain; pemakaian kortikosteroid yang lama; baru sembuh dari penyakitinfeksi berat, seperti morbili, dan sebagainya; AIDS; dan lain-lain. Semuanya dapatmemberikan hasil negatif palsu .4. Pemeriksaan Serologik

    Tes ini disebut TBPAP (uji Peroksidase-Anti Peroksidase untuk TB paru). Berbedadengan tes tuberkulin, yang dinilai adalah sistem imunitas humoral (SIH), khususnyakemampuan untuk memproduksi suatu antibodi dari kelas IgG terhadap sebuah antigendalam basil TB.Tentunya bila seorang belum pernah terinfeksi basil TB, SIH-nya belumdiaktifkan. Dengan demikian, tes ini akan negatif. Sebaliknya bila sudah pernahterinfeksi, SIH-nya sudah akan membentuk IgG tertentu tadi sehingga hasil tes akanmenjadi positif. Handoyo (1998) mengemukakan bahwa sensitivitas tes ini adalah 98%dan spesifitasnya 94%, namun sampai sekarang di luar negeri tes ini tetap dianggapsebagai pemeriksaan pelengkap belaka, a.l. karena tak dapat menunjukkanpenyebabnya di satu pihak dan di pihak lain sensitivitas dan spesifisitasnya dianggapbelum baku (ada yang mengatakan hanya 85%.

    5.

    Foto Rontgen ParuPertama-tama perlu dikemukakan bahwa fluoroskopi saat ini sudah harus ditinggalkankarena tidak objektif dan selalu tersirat faktor terburu-buru (mengingat bahaya sinar-X).Di samping itu, pemeriksaan ini juga tidak akan meninggalkan dokumen otentik.Pada stadium permulaan, seperti telah diungkapkan di depan, TB mungkin akan lolospada pemeriksaan jasmani, tetapi pada pemeriksaan foto paru semua fruh infiltratpasti akan diketahui. Disinilah letaknya kepentingan pemeriksaan foto paru untukdiagnosis dini TB.Dalam rangka diagnosis diferensial, foto paru dapat memegang peranan yang sangatpenting, karena berdasarkan letak, bentuk, luas dan konsistensi kelainan, dapat didugaadanya lesi TB. Juga hanya foto paru yang dapat menggambarkan secara objektifkelainan anatomik paru dan luasnya kelainan. Pemeriksaan ini juga meninggalkandokumen otentik, yang sangat menentukan untuk evaluasi penyembuhan.Bagaimanapun besar manfaat pemeriksaan foto paru dalam diagnostik TB, selalu harusdiingat adanya faktor-faktor yang membatasi makna diagnostiknya, sebagai berikut :

    The human factor, yaitu adanya variasi individual dokter yangmenginterpretasikannya.

    Adanya organ-organ lain dalam rongga dada, sehingga 20-25% paru akanterlindung oleh organ lain dan tak akan tampak pada foto PA biasa.

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    9/21

    Gambaran penyakit TB yang begitu pleiomorfik, sehingga diagnosis diferensialnyameliputi puluhan penyakit paru lain.

    Adanya kasus-kasus TB dengan sputum BTA positif tetapi dengan foto paru yangnormal atau dengan gambaran penyakit paru lain yang bukan TB.Pada umumnya kelainan-kelainan yang dapat dijumpai pada foto paru seorang

    penderita TB akan bervariasi mulai dari suatu bintik kapur, garis fibrotik, bercak infiltrat,penarikan trakea atau mediastinum ke sisi yang sakit, kavitas, sampai ke gambaranatau atelektasis. Kelainan-kelainan ini dapat berdiri sendiri, tetapi dapat pula ditemukanbersama-sama. Destroyed lung merupakan contoh khas dalam hal ini. Pada keadaanini, ditemukan sekaligus atelektasis, kavitas, dan fibrosis dengan penarikan-penarikanmediastinum ke sisi yang sakit (DOUMA, 1980). Yang diartikan dengan vanishing lungialah adanya suatu kavitas teramat besar dalam suatu paru sehingga boleh dikatakanseluruh paru tersebut telah berubah menjadi suatu kavitas.Untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan dan pleiomorfi ini, bilamana dihadapkanpada keraguan-keraguan, hendaknya kita secepatnya melaksanakan pemeriksaantambahan, misalnya foto dari samping, toplordotik, sampai CT scan, bronkoskopi, serta

    ulangan foto setelah beberapa saat.6. Pemeriksaan Sputum (sekret bronkus, bahan aspirasi cairan pleura, dsb.)Tentang pemeriksaan mutakhir dengan Polymerase Chain Reaction, pada kesempatanini tidak akan dikupas karena mengingat sangat mahalnya dalam waktu dekat akanmustahil dikerjakan di Indonesia. Teknik pemeriksaan sputum sekarang ini bermacam-macam, tetapi pada dasarnya hanya berkisar pada pemeriksaan mikroskopis,pembenihan, dan tes resistensi. Selain sputum, spesimen lain yang harus diperiksaialah sekret bronkus yang dikeluarkan dengan bronkoskop, bahan aspirasi cairanpleura, dan getah lambung (sebelum makan pagi).Dengan demikian pada hakekatnya ada kemungkinan sebagai berikut :

    Mikroskopik akan menghasilkan BTA (Basil Tahan Asam) (+) atau (-)

    Perbenihan akan menunjukkan hasil hasil (+) atau (-)Walaupun secara teoritis, BTA (+) masih mungkin bukan Mycobacterium TB, melainkandapat juga Mycobacterium atipik, karena kemungkinan ini sangat kecil, dalamprakteknya dapat diabaikan, sehingga BTA (+) dapat dianggap sebagai MycobacteriumTB (+).Tentunya nilai tertinggi pemeriksaan sputum adalah hasil pembenihan yang positif,artinya yang tumbuh ialah basil TB yang sesungguhnya. Namun sayang sekalipembenihan ini tidak dapat dikerjakan di semua laboratorium di Indonesia. Di sampingitu, pemeriksaan ini cukup mahal dan memakan waktu 3 minggu.Oleh karena itu, diambil praktisnya, sekali sputum BTA (+) sudah dianggap cukup untukmenentukan dianosis TB dan sudah dapat dibenarkan pemberian pengobatan spesifik

    dalam rangka penyembuhan penderita yang bersangkutan.

    VII. Kompilasi Hasil dan Interpretasi Akhir

    Dari semua hasil yang telah disebutkan akan timbul kemungkinan-kemungkinansebagai berikut :

    Klinis (anamnesis dan pemeriksaan jasmani) (+) ataupun (-)

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    10/21

    Foto rontgen paru (+) ataupun (-)

    Sputum BTA (+) ataupun (-)Bila hanya klinis saja yang (+), maksimum hanya dapat dikatakan sebagai tersangka(suspec) TB saja, sehingga secara teoritis belum dibenarkan terapi spesifik. Tentunya,dalam hal ini, dokter yang menanganilah yang berkewajiban

    menanggulangi/menyempurnakan pemeriksaan diagnostik semaksimal mungkin, disamping memikirkan kemungkinan-kemungkinan non-TB lainnya. Dengan demikian,diagnosis tepat dan terapi yang semestinya tidak terkatung-katung. Tetapi bila fasilitaspemeriksaan foto rontgen paru dan laboratorium tidak tersedia, hendaknya dokter tetapberani menegakkan diagnosis TB hanya berdasarkan temuan-temuan klinis saja.Bila hanya klinis (+) dan foto (+), walaupun sputum telah diperiksa 3 kali tetapi selaluBTA (-), masih dapat dibenarkan penentuan diagnosis TB dan dibenarkan pemberianterapi spesifik (WHO, 1991). Kasus ini dianggap sebagai kasus yang belum menular.Apabila hanya foto saja yang (+), dalam bidang pemberantasan TB, penderita yangbersangkutan tak lebih dari seorang tersangka saja. Sputum harus diperiksa berulangkali, sehingga begitu didapatkan (+), dapat segera disembuhkan dengan tuntas. Dalam

    pelayanan kesehatan perorangan, hendaknya diagnosis TB benar-benar diperkirakankembali, sambil menyingkirkan begitu banyak penyakit yang serupa TB pada foto paru.Dengan lain perkataan, hendaknya diagnosis yang cepat diupayakan agar secepatnyadapat ditegakkan.Sebaliknya bila sputum (+), tanpa memperhatikan keadaan klinis ataupun foto paru,penderita yang bersangkutan harus diobati secepatnya sebagai penderita TB. Perludiketahui di sini bahwa mungkin saja foto paru (-) walaupun sputum jelas-jelas (+).Kemungkinan suatu endobronchitis TB (lesi TB yang terbatas pada mukosa bronkus)perlu dipikirkan. Di samping itu bila dipakai teknik lain, pemeriksaan foto rontgen parumungkin akan tampak kelainan, misalnya dengan foto toplordotik (untuk dapat melihatpuncak paru lebih jelas) ataupun foto lateral kiri depan (untuk melihat daerah paru yang

    tersembunyi di belakang jantung).

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    11/21

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    Dalam memberikan asuhan keperawatan digunakan metode proses keperawatan yangdalam pelaksanaannya dibagi menjadi 4 tahap yaitu : Pengkajian, perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi (H. Lismidar, 1990).A. PengkajianPengkajian adalah komponen kunci dan pondasi proses keperawatan, pengkajianterbagi dalam tiga tahap yaitu, pengumpulan data, analisa data dan diagnosakeperawatan (Lismidar, 1990).1) Pengumpulan dataDalam pengumpulan data ada urutan-urutan kegiatan yang dilakukan yaitu :

    Identitas klienNama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin, tempat tinggal

    (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status ekonomi menengah kebawah dan satitasikesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punyariwayat kontak dengan penderita TB patu yang lain (Hendrawan Nodesul, 1996)

    Riwayat penyakit sekarangMeliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakansaat ini.Dengan adanya sesak napas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makanmenurun dan suhu badan meningkat mendorong penderita untuk mencari pengobatan.

    Riwayat penyakit dahuluKeadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang mungkinsehubungan dengan tuberkulosis paru antara lain ISPA efusi pleura serta tuberkulosisparu yang kembali aktif.

    Riwayat penyakit keluargaMencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis paru yang menderita penyakittersebut sehingga sehingga diteruskan penularannya.

    Riwayat psikososialPada penderita yang status ekonominya menengah ke bawah dan sanitasi kesehatanyang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontakdengan penderita tuberkulosis paru yang lain (Hendrawan Nodesul, 1996).

    Pola fungsi kesehatana). Pola persepsi dan tata laksana hidup sehatPada klien dengan TB paru biasanya tinggal didaerah yang berdesak-desakan, kurangcahaya matahari, kurang ventilasi udara dan tinggal dirumah yang sumpek (Hendrawan

    Nodesul, 1996)b). Pola nutrisi dan metabolikPada klien dengan TB paru biasanya mengeluh anoreksia, nafsu makan menurun(Marilyn. E. Doenges, 1999).c). Pola eliminasiKlien TB paru tidak mengalami perubahan atau kesulitan dalam miksi maupun defekasid). Pola aktivitas dan latihanDengan adanya batuk, sesak napas dan nyeri dada akan menganggu aktivitas (Marilyn.

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    12/21

    E. Doegoes, 1999).e). Pola tidur dan istirahatDengan adanya sesak napas dan nyeri dada pada penderita TB paru mengakibatkanterganggunya kenyamanan tidur dan istirahat (Marilyn. E. Doenges, 1999).f). Pola hubungan dan peran

    Klien dengan TB paru akan mengalami perasaan asolasi karena penyakit menular(Marilyn. E. Doenges, 1999).g). Pola sensori dan kognitif Daya panca indera (penciuman, perabaan, rasa, penglihatan, dan pendengaran) tidakada gangguan.h). Pola persepsi dan konsep diriKarena nyeri dan sesak napas biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa kawatirklien tentang penyakitnya (Marilyn. E. Doenges, 1999).i). Pola reproduksi dan seksualPada penderita TB paru pada pola reproduksi dan seksual akan berubah karenakelemahan dan nyeri dada.

    j).

    Pola penanggulangan stressDengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatkan stress padapenderita yang bisa mengkibatkan penolakan terhadap pengobatan (HendrawanNodesul, 1996).k). Pola tata nilai dan kepercayaanKarena sesak napas, nyeri dada dan batuk menyebabkan terganggunya aktifitas ibadahklien.2) Pemeriksaan fisikBerdasarkan sistem-sistem tubuh :a). Sistem integumenPada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun.

    b).

    Sistem pernapasanPada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik dijumpai :

    Inspeksi : Adanya tanda-tanda penarikan paru, diafragma, pergerakan napas yangtertinggal, suara napas melemah (Purnawan Junadi dkk, 1982).

    Palpasi : Fremitus suara meningkat (Alsogaff, 1995).

    Perkusi: Suara ketok redup. (Soeparman, 1998).

    Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar dan yangnyaring (Purnawan. J. dkk, 1982. Soeparman, 1998).c). Sistem pengindraanPada klien TB paru untuk pengindraan tidak ada kelainan.d). Sistem kordiovaskuler

    Adanya takipnea, takikardia, sianosis, bunyi P2 yang mengeras (Soeparman, 1998).e). Sistem gastrointestinalAdanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun (Soeparman, 1998).f). Sistem muskuloskeletalAdanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan sehari-hariyang kurang meyenangkan (Alsogaff, 1995)g). Sistem neurologisKesadaran penderita yaitu komposmentis dengan GCS : 456

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    13/21

    h). Sistem genetaliaBiasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia3) Pemeriksaan penunjanga). Pemeriksaan RadiologiTuberkulosis paru mempunyai gambaran patologis, manifestasi dini berupa suatu

    koplek kelenjar getah bening parenkim dan lesi resi TB biasanya terdapat di apeks dansegmen posterior lobus atas paru-paru atau pada segmen superior lobus bawah(Soeparman. 1998).b). Pemeriksaan laboratorium

    DarahAdanya kurang darah, ada sel-sel darah putih yang meningkatkan serta laju endapdarah meningkat terjadi pada proses aktif (Alsogaff, 1995).

    SputumDitemukan adanya Basil Tahan Asam (BTA) pada sputum yang terdapat padapenderita tuberkulosis paru yang biasanya diambil pada pagi hari (Soeparman dkk,1998. Barbara. T. Long, 1996)

    Test TuberkulosisTest tuberkulosis memberikan bukti apakah orang yang dites telah mengalami infeksiatau belum. Tes menggunakan dua jenis bahan yang diberikan yaitu : Old tuberkulosis(OT) dan Purifled Protein Derivative (PPD) yang diberikan dengan sebuah jarumpendek (1/2 inci) no 24 26, dengan cara mecubit daerah lengan atas dalam 0,1 yangmempunyai kekuatan dosis 0,0001 mg/dosis atau 5 tuberkulosis unit (5 TU). Reaksidianggap bermakna jika diameter 10 mm atau lebih reaksi antara 5 9 mm dianggapmeragukan dan harus di ulang lagi. Hasil akan diketahui selama 48 72 jamtuberkulosis disuntikkan (Soeparman, 1998. Barbara. T. Long, 1996).B. Analisa DataData yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah klien.

    Masalah klien yang timbul yaitu, sesak napas, batuk, nyeri dada, nafsu makanmenurun, aktivitas, lemas, potensial, penularan, gangguan tidur, gangguan harga diri.C. Diagnosa KeperawatanTahap akhir dari perkajian adalah merumuskan Diagnosa keperawatan. Diagnosakeperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang masalah kesehatan klienyang dapat diatas dengan tindakan keperawatan (Lismidar, 1990).Dari analisa data diatas yang ada dapat dirumuskan diagnosa keperawatan pada kliendengan tuberkulosis paru komplikasi haemaptoe sebagai berikut :1). Ketidakefektifan pola pernapasan sehubungan dengan sekresi mukopurulen dankurangnya upaya batuk (Marilyn E. Doenges, 1999).2). Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang sehubungan dengan

    keletihan, anorerksia atau dispnea (Marilyn. E. Doenges, 1999).3). Potensial terhadap transmisi infeksi yang sehubungan dengan kurangnyapengetahuan tentang resiko potongan (Marilyn E. Doenges, 1999).4). Kurang pengetahuan yang sehubungan dengan kurangnya informasi tentangproses penyakit dan penatalaksanaan perawatan dirumah.5). Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubugan dengan sekret kental,kelemahan dan upaya untuk batuk (Marilyn. E. Doenges, 1999).6). Potensial terjadinya kerusakan pertukaran gas sehubungan dengan penurunan

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    14/21

    permukaan efektif proses dan kerusakan membran alveolar kapiler (Marilyn. E.Doenges, 1999).7). Ganggguan pemenuhan kebutuhan tidur sehubungan daerah sesak napas dannyeri dada (Lynda, J. Carpenito, 1998).D. Intervensi

    Setelah mengumpulkan data, mengelompokan dan menentukan diagnosakeperawatan, maka tahap selanjutnya adalah menyusun perencaan. Dalam tahapperencanaan ini dengan melihat diagnosa keperawatan diatas dapat disusun rencanakeperawatan sebagai berikut :1) Diagnosa keperawatan pertama : Ketidakefektifan pola pernapasan yangsehubungan dengan sekresi mukopurulen dan kurangnya upaya batuk.

    Tujuan : Pola nafas efektif

    Kriteria hasil :- Klien mempertahankan pola pernafasan yang efektif - Frekwensi irama dan kedalaman pernafasan normal (RR 16-20 kali/menit)- Dispneu berkurang

    Rencana tindakan dan rasionala). Kaji kualitas dan kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori pernapasan :catat setiap perubahanMengetahui penurunan bunyi napas karena adanya sekret b). Kaji kualitas sputum : warna, bau, knsistensiMengetahui perubahan yang terjadi untuk memudahkan pengobatan selanjutnyac). Auskultasi bunyi napas setiap 4 jamMengetahui sendiri mungkin perubahan pada bunyi napasd). Baringan klien untuk mengoptimalkan pernapasan : posisi semi fowler tinggiMembantu mengembangkan secara maksimal e). Bantu dan ajarkan klien berbalik posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam

    sampai 4 jamBatuk dan napas dalam yang tetap dapat mendorong sekret keluarf). Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat-obatanMencegah kekeringan mukosa membran, mengurangi kekentalan sekret danmemperbesar ukuran lumen trakeobroncial 2) Diagnosa keperawatan kedua : Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuhyang sehubungan dengan anoreksia, keletihan atau dispnea.

    Tujuan : terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan bebas tandamalnutrisi

    Kriteria hasil- Klien dapat mempertahankan status malnutrisi yang adekuat

    - Berat badan stabil dalam batas yang normal Rencana tindakan dan rasionala). Mencatat status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral,riwayat mual/muntah atau diareBerguna dalam mendefenisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan indervensiyang tepat b). Pastikan pola diet biasa klien yang disukai atau tidakMembantu dalam mengidentifukasi kebutuhan/kekuatan khusus. Pertimbangan

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    15/21

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    16/21

    individub) Identifikasi gejala yang harus dilaporkan keperawatan, contoh hemoptisis, nyeridada, demam, kesulitan bernafasDapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yangmemerlukan evaluasi lanjut

    c) Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasanpengobatan lama,kaji potensial interaksi dengan obat lainMeningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah penghentian obatsesuai perbaikan kondisi kliend) Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalahMencegah dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan terapi danmeningkatkan kerjasama dalam programe) Dorong klien atau orang terdekat untuk menyatakan takut atau masalah, jawabpertanyaan secara nyataMemberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan konsepsi / peningkatanansietas

    f)

    Berikan intruksi dan imformasi tertulis khusus pada klien untuk rujukan contoh jadwal Informasi tertulis menurunkan hambatan klien untuk mengingat sejumlah besarinformasi. Pengulangan penguatkan belajar g) Evaluasi kerja pada pengecoran logam/tambang gunung, semburan pasirTerpajan pada debu silikon berlebihan dapat meningkatkan resiko silikosis, yang dapatsecara nagatif mempengaruhi fungsi pernafasan5) Diagnosa keperawatan kelima : Ketidakefektifan jalan nafas yang sehubungandengan sekret kental, kelemahan dan upaya untuk batuk.

    Tujuan : jalan nafas efektif

    Kriteria hasil :

    - Klien dapat mengeluarkan sekret tanpa bantuan- Klien dapat mempertahankan jalan nafas- Pernafasan klien normal (16 20 kali per menit)

    Rencana tindakan :a) Kaji fungsi pernafasan seperti, bunyi nafas, kecepatan, irama, dan kedalamanpenggunaan otot aksesoriPenurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronki, mengi menunjukkanakumulasi sekret atau ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapatmenimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja penafasanb) Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektifPengeluaran sulit jika sekret sangat tebal sputum berdarah kental diakbatkan oleh

    kerusakan paru atau luka brongkial dan dapat memerlukan evaluasi lanjutc) Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi, bantu klien untuk batuk dan latihanuntuk nafas dalamPosisi membatu memaksimalkan ekspansi paru dan men urunkan upaya pernapasan.Ventilasi maksimal meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan napas bebas untukdilakukand) Bersihkan sekret dari mulut dan trakeaMencegah obstruksi/aspirasi penghisapan dapat diperlukan bila klien tak mampu

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    17/21

    mengeluaran sekret e) Pertahanan masukan cairan seditnya 2500 ml / hari, kecuali ada kontraindikasiPemasukan tinggi cairan membantu untuk mengecerkan sekret membuatnya mudahdilakukanf) Lembabkan udara respirasi

    Mencegah pengeringan mambran mukosa, membantu pengenceran sekretg) Berikan obat-obatan sesuai indikasi : agen mukolitik, bronkodilator , dankortikosteroidMenurunkan kekentalan dan perlengketan paru, meningkatkan ukuran kemen

    percabangan trakeobronkial berguna padu adanya keterlibatan luas denganhipoksemia6) Diagnosa keperawatan keenam : Potensial terjadinya kerusakan pertukaran gassehubungan dengan penurunan permukaan efektif paru dan kerusakan membranalveolar kapiler.

    Tujuan : Pertukaran gas berlangsung normal

    Kreteria hasil :

    - Melaporkan tak adanya / penurunan dispnea- Klien menunjukan tidak ada gejala distres pernapasan- Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat dengan GDA dalamrentang normal

    Rencana tindakan dan rasionala) Kaji dispnea, takipnea, menurunya bunyi napas, peningkatan upaya pernapasanterbatasnya ekspansi dinding dadaTB paru menyebabkan efek luas dari bagian kecil bronko pneumonia sampaiinflamasidifus luas. Efek pernapasan dapat dari ringan sampai dispnea berat sampaidistress pernapasanb) Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sionosis perubahan warna kulit,

    termasuk membran mukosaAkumulasi sekret, pengaruh jalan napas dapat menganggu oksigenasi organ vital danjariganc) Tujukkan/dorong bernapas bibir selama ekshalasiMembuat tahanan melawan udara luar, untuk mencegah kolaps membantumenyebabkan udara melalui paru dan menghilangkan atau menurtunkan napas pendekd) Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri sesuaikeperluanMenurunkan konsumsi oksigen selama periode menurunan pernapasan dapatmenurunkan beratnya gejalae) Awasi segi GDA / nadi oksimetri

    Penurunan kandungan oksigen (PaO2 ) dan atau saturasi atau peningkatan PaCO2menunjukan kebutuhan untuk intervensi / perubahan program terapif) Berikan oksigen tambahan yang sesuai

    Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi sekunder terhadap penurunanventilasi atau menurunya permukaan alveolar paru 7) Diagnosa keperawatan ketujuh : Gangguan pemenuhan tidur dan istirahatsehubungan dengan sesak napas dan nyeri dada.

    Tujuan : Kebutuhan tidur terpenuhi

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    18/21

    Kriteria hasil :- memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur - Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat- Tanda-tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada

    Rencana tindakan dan rasional

    a) Kaji kebiasaan tidur penderita sebelum sakit dan saat sakitUntuk mengetahui sejauh mana gangguan tidur penderitab) Observasi efek abot-obatan yang dapat di derita klienGangguan psikis dapat terjadi bila dapat menggunakan kartifosteroid temasuk

    perubahan mood dan uisomnc) Mengawasi aktivitas kebiasaan penderitaUntuk mengetahui apa penyebab gangguan tidur penderitad) Anjurkan klien untuk relaksasi pada waktu akan tidur Memudahkan klien untuk bisa tidur e) Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyamanLingkungan dan siasana yang nyaman akan mempermudah penderita untuk tidur

    E. ImplementasiPada tahap pelaksanaan ini, fase pelaksanaan terdiri dari berbagai kegiatanyaitu (Budi Anna keliat, 1994) :1. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan konsulidasi2. Keterampilan interpersonal, intelektual, tehnical, dilakukan dengan cermat danefisien pada situasi yang tepat3. Keamanan fisik dan psikologinya dilindungi4. Dokumentasi intervensi dan respon klienF. EvaluasiEvaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proseskeperawatan (diagnosa, tujuan untervensi) harus di evaluasi, dengan melibatkan klien,

    perawatan dan anggota tim kesehatan lainnya dan bertujuan untuk menilai apakahtujuan dalam perencanaan keperawatan tercapai atau tidak untuk melakukan perkajianulang jika tindakan belum hasil.Ada tiga alternatif yang dipakai perawat dalam menilai suatu tindakan berhasil atautidak dan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai dalam jangka waktutertentu sesuai dengan rencana yang ditentukan, adapun alternatif tersebut adalah(Budi Anna keliat, 1994) :1. Tujuan tercapai2. Tujuan tercapai sebagian3. Tujuan tidak tercapai

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    19/21

    BAB IVPENUTUPI. KesimpulanTingginya angka penderita TBC di Indonesia dikarenakan banyak faktor, salah satunyaadalah iklim dan lingkungan yang lembab serta tidak semua penderita mengerti benar

    tentang perjalanan penyakitnya yang akan mengakibatkan kesalahan dalam perawatandirinya serta kurangnya informasi tentang proses penyakitnya dan pelaksanaanperawatan dirumah kuman ini menyerang pada tubuh manusia yang lemah dan parapekerja di lingkungan yang udaranya sudah tercemar asap, debu, atau gas buangan.Karena prevalensi TBC paru di Indonesia masih tinggi, dapat diambil asumsi bahwafrekuensinya pada wanita akan tinggi. Diperkirakan 1% wanita hamil menderita TBparu. Menurut Prawirohardjo dan Soemarno (1954), frekuensi wanita hamil yangmenderita TB paru di Indonesia yaitu 1,6%. Dengan bertambahnya jumlah penduduktiap tahunnya, dapat diperkirakan penyakit ini juga mengalami peningkatan berbandinglurus dengan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.Pada umumnya, penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan dan persalinan

    nifas, kecuali penyakitnya tidak terkonrol, berat, dan luas yang disertai sesak napas danhipoksia. Walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan pada sistempernapasan, karena uterus yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paruke atas serta sisa udara dalam paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalumenjadi lebih parah. TBC paru merupakan salah satu penyakit yang memerlukanperhatian yang lebih terutama pada seorang wanita yang sedang hamil, karenapenyakit ini dapat dijumpai dalam keadaan aktif dan keadaan tenang. Karena penyakitparu-paru yang dalam keadaan aktif akan menimbulkan masalah bagi ibu, bayi, danorang-orang disekelilingnya.II. Penanganan1) Dalam kehamilan :

    Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamillainnya pada pemeriksaan antenatal.

    Untuk diagnosis pasti dan pengobatan selalu bekerjasama dengan ahli paru-paru.

    Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya di rawat dirumah sakit; dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untukmenjamin istirahat dan makan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur.

    Obat-obatan : INH, PAS, rifadin, dan streptomisin.

    TBC paru tidak merupakan indikasi untuk abortus buatan dan terminasi kehamilan.2) Dalam persalinan :

    Bila proses tenang, persalinan akan berjalan seperti biasa dan tidak perlu tindakanapa-apa.

    Bila proses aktif, kala I dan II diusahakan seringan mungkin. Pada kala I, ibu hamildi beri obat-obatan penenang dan analgetika dosis rendah.Kala II diperpendek denganekstraksi vakum/forseps.

    Bila ada indikasi obstetrik untuk seksio caesaria, hal ini dilakukan bekerjasamadengan ahli anestesi untuk memperoleh anestesi mana yang terbaik.3) Dalam masa nifas :

    Usahakan jangan terjadi perdarahan yang banyak; diberi uterus tonika dankoagulansia.

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    20/21

    Usahakan mencegah terjadinya infeksi tambahan dengan memberikan antibiotikayang cukup.

    Bila ada anemia sebaiknya diberikan transfusi darah, agar daya tahan ibu lebih kuatterhadap infeksi sekunder.

    Ibu dianjurkan supaya segera memakai kontrasepsi atau bila jumlah anak sudah

    cukup, segera dilakukan tubektomi.4) Perawatan bayiBiasanya bayi akan ditulari ibunya setelah kelahiran, dan TBC bawaan (konenital)sangat jarang.

    Bila ibu dalam proses TBC aktif - Secepatnya, bayi diberikan BCG.- Bayi segera dipisahkan dari ibunya selama 6-8 minggu.- Bila uji Mantoux sudah positif pada bayi, barulah bayi dapat ditemukan lagi denganibunya.

    Menyusukan bayi, pada proses aktif, dilarang karena kontak langsung dari mulut ibudan bayi.

    Dapat diberikan anti TBC profilaksis pada bayi yaitu INH 25 mg/kg berat badan/hari.5) TBC paru dan alat reproduksi :

    TBC paru dapat bersamaan dengan TBC alat genitalia. Wiknjosastro (1995)menemukan pada 15 wanita penderita TBC-genitalis; 40% sarang primernya terdapat diparu-paru.

    TBC-genitalis dapat menyebabkan :- Infertilitas (kemandulan)- Bila terjadi kehamilan, hasil konsepsi sering berakhir dengan abortus, KehamilanEktopik Terganggu (KET), dan partus prematurus.- TBC-genitalis yang sudah tenang dan pulih, dapat kambuh lagi setelah abortus danpersalinan.

  • 8/8/2019 Askep Ibu Hamil Dengan Tbc

    21/21

    DAFTAR PUSTAKAAmin, M., 1999. Ilmu Penyakit Paru. Surabaya . Airlangga Univerciti PressCarpenito, L.J., 1999.Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta :EGC

    (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC

    Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGCDanusastro, Halim. 2000. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Hipokrates : Jakarta.Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi. EGC :Jakarta.Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.

    Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :

    Media Aescullapius.

    Posted by LamZ at 05:21:17 | Permanent Link|Comments (0) |

    http://280381.blog.com/2429831/http://280381.blog.com/2429831/#cmtshttp://280381.blog.com/2429831/#cmtshttp://280381.blog.com/2429831/#cmtshttp://280381.blog.com/2429831/