Askep Tbc Paru 1,5 Sp

35
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TBC PARU& HEMAPTOE DI RUANG PARU LK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PERIODE TANGGAL 20 MEI 2002 S/D 24 MEI 2002 DI SUSUN OLEH : SUBHAN NIM 010030170 B DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

description

eny

Transcript of Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Page 1: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

TBC PARU& HEMAPTOE

DI RUANG PARU LK RSUD DR. SOETOMO

SURABAYA

PERIODE TANGGAL 20 MEI 2002 S/D 24 MEI 2002

DI SUSUN

OLEH :

SUBHAN

NIM 010030170 B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROGRAM STUDI S.1 ILMU KEPERAWATAN

SURABAYA

2002

Page 2: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Klien dengan TBC Paru & Hemaptoe

Di Ruang Paru LK RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Surabaya, 24 Mei 2002

Mahasiswa

Subhan

NIM. 010030170 B

Mengetahui

Kepala Ruang Paru

Hj. Supini, S. W., SKM.

NIP. 140 066 020

Pembimbing Akademik

Tintin Sukartini

NIP. 132 255 158

Page 3: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE

DI RUANG PENYAKIT PARU LAKI RSUD DR. SOETOMO

SURABAYA

OLEH

SUBHAN

Pangertian

Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma

pada paru.

Etiologi

Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).

Faktor Resiko

Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari

Asia Tenggara.

Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan

penurunan status kesehatan.

Bayi dan anak di bawah 5 tahun.

Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid &

kemoterapi kanker.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 3

Page 4: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Patofisiologi

Mycobacterium TBC

Masuk jalan napas

Tinggal di Alveoli

Tanpa infeksi Inflamasi disebar oleh limfe

Fibrosis Timbul jar. Ikat

sifat

Elastik & tebal.

Kalsifikasi

- Batuk Alaveolus tidak

- Spuntum purulen Exudasi kembali saat

- Hemoptisis ekspirasi

- BB menurun Nekrosis/perkejuan

Gas tidak dapat

Kavitasi berdifusi dgn. Baik.

Sesak

Kuman

Infeksi primer

Sembuh total Sembuh dgn. Sarang Komplikasi

ghon - Menyebar ke seluruh

tubuh scr. Bronkhogen,

limphogen, hematogen

Infeksi post primer Kuman dormant

Muncul bertahun kemudian

Diresorpsi kembali/sembuh Membentuk jar. keju Sarang meluas

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 4

Page 5: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Jika dibatukkan sembuh dgn.

membentuk kavitas. Jar. Fibrotik

.

Kavitas meluas Memadat & membungkus diri Bersih &

menyembuh

Membentuk sarang tuberkuloma

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 5

Page 6: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Gejala Klinis

1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa.

2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh

darah).

3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.

4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.

5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat

malam.

Pengkajian (Doegoes, 1999)

1. Aktivitas /Istirahat

- Kelemahan umum dan kelelahan.

- Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.

- Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam.

- Mimpi buruk.

- Takikardia, takipnea/dispnea.

- Kelemahan otot, nyeri dan kaku.

2. Integritas Ego :

- Perasaan tak berdaya/putus asa.

- Faktor stress : baru/lama.

- Perasaan butuh pertolongan

- Denial.

- Cemas, iritable.

3. Makanan/Cairan :

- Kehilangan napsu makan.

- Ketidaksanggupan mencerna.

- Kehilangan BB.

- Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis.

4. Nyaman/nyeri :

- Nyeri dada saat batuk.

- Memegang area yang sakit.

- Perilaku distraksi.

5. Pernapasan :

- Batuk (produktif/non produktif)

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 6

Page 7: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

- Napas pendek.

- Riwayat tuberkulosis

- Peningkatan jumlah pernapasan.

- Gerakan pernapasan asimetri.

- Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan).

- Suara napas : Ronkhi

- Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink.

6. Kemanan/Keselamatan :

- Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip.

- Demam pada kondisi akut.

7. Interaksi Sosial :

- Perasaan terisolasi/ditolak.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 7

Page 8: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang

kental/darah.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran

alveolar-kapiler.

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan

dengan infornmasi kurang / tidak akurat.

Intervensi

Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang

kental/darah.

Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.

Kriteria hasil :

Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran

udara.

Mendemontrasikan batuk efektif.

Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Rencana Tindakan :

1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

penumpukan sekret di sal. pernapasan.

R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan

kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif,

menyebabkan frustasi.

3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 8

Page 9: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

4. Lakukan pernapasan diafragma.

R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan

ventilasi alveolar.

5. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan

sebanyak mungkin melalui mulut.

Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan

2 batuk pendek dan kuat.

R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran

sekresi sekret.

6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.

7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan

1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan

mukus, yang mengarah pada atelektasis.

8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan

mencegah bau mulut.

9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian expectoran.

Pemberian antibiotika.

Konsul photo toraks.

R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan

menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran

alveolar-kapiler.

Tujuan : Pertukaran gas efektif.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 9

Page 10: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Kriteria hasil :

Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Rencana tindakan :

1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat

tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak

mungkin.

R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan

ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau

perubahan tanda-tanda vital.

R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi

sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya

syock sehubungan dengan hipoksia.

3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin

keamanan.

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan

mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau

kolaps paru-paru.

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan

klien terhadap rencana teraupetik.

5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan

menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat

dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.

6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian antibiotika.

Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 10

Page 11: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Konsul photo toraks.

R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat

Kriteria hasil :

Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori

Menu makanan yang disajikan habis

Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Rencana tindakan

1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.

R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas

dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.

2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.

R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.

3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).

R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan

saluran GI dan menurunkan kapasitas.

4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum

dan sesudah makan.

R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan

masukan.

5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien

merasa paling suka untuk memakannya.

R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan

kalori adekuat.

6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut

a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).

b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 11

Page 12: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).

d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang segar).

R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan

metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.

7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang

cukup.

R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi

parenteral,total, atau makanan per sonde.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 12

Page 13: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Daftar Pustaka

Amin, M., (1999). Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :Airlangga Univerciti Press

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2

Jakarta : EGC

(2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC

Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas

Kedokteran UI : Media Aescullapius.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 13

Page 14: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Subhan

N I M : 010030170 B

Ruangan : Paru Laki-Laki No. Reg. : 10079691

Pengkajian : Tanggal 20 Mei 2002 Jam : 11.00 WIB

-------------------------------------------------------------------------------------------------

I. IDENTITAS

Nama : Tn. Diran (D) Tgl. MRS : 20 Mei 2002

Umur : 73 tahun Diagnosa : TB paru + Hemaptoe

Jenis kelamin : Laki-Laki

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta/pedagang makanan

Pendidikan : SLTA

Alamat : Girilaya 11/17 Surabaya

Alasan Dirawat : Batuk darah selama 1 jam kurang lebih 5 sendok makan,

dan GCS 4 - 4 - 4

Keluhan Utama : Klien mengatakan sesak napas

Upaya yang telah dilakukan : Telah diberikan bantuan oksigen 2l/menit .

Terapi/operasi yang pernah dilakukan : minum obat OAT teratur

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

Riwayat Penyakit Sebelumnya

Klien mempunyai TB paru sejak 5 tahun yang lalu, minum obat OAT

secara teratur dan mempunyai penyakit kencing batu sejak tahun 1996.

Riwayat Penyakit Sekarang

Batuk darah sejak 1 hari sebelum MRS, tanggal 30 - 8 - 2001 batuk darah

kira-kira 5 sendok makan, sebelumnya batuk berdahak putih. Lama-lama

penderita tidak sadar lalu di bawa ke rumah sakit.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 14

Page 15: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Riwayat Kesehatan Keluarga

Istrisekarang adalag istri ke dua, tidak mempunyai penyakit yang

berbahaya, menular atau menurun. Kedua anaknya juga tidak mempnyai

penyakit yang berat, hanya batuk pilek dibelikan obat sembuh.

Genogram

Keadaan Kesehatan Lingkungan

Klien bertempat tinggal di Surabaya, yang penduduknya padat, dan udara

panas, pada daerah tempat tinggalnya antar rumah sangat rapat, udara

bersih.

Alat Bantu yang Dipakai

Klien tidak memakai alat bantu, baik gigi, kaca mata maupun pendengaran.

III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Klien dalam keadaan lemah, kelin tidur dalamposisi head down

/trendenlenbeg, kaki terpasang infus RL tetesan 20 tetes/menit, dan

terpasang oksigen 2 l /menit.

Tanda-Tanda Vital

Suhu 36,8 celcius, pada axilla, nadi 92 x/menit, tidak teratur, Tensi : 160/90

mmHg. Lengan kanan, RR = 30 x/menit, dengan memakai pernapasan

perut dan bantuan otot pernapasan sternokleidomastoid.

Body System

Pernapasan (B1)

Hidung terpasang kanula oksigen 2l/menit

Trachea tidak ada kelainan

Terdapat retraksi dada, batuk darah kira-kira 200 cc, napas dangkal.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 15

Page 16: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Suara tambahan terdengar bunyi ronchi.

Bentuk dada simestris.

CardioVaskuler (B2)

Dada terasa neyri bila untuk membatukan dahak., palpitasi tidak ada,

clubbing fingger tidak ada.

Suara jantung normal.

Edema : tidak ada.

Persyarafan (B3)

Kesadaran Compomentis, GCS : 4 - 5 - 6

Kepala dan wajah : tak da kelainan.

Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor.

Leher : tak ada kelaianan.

Reflek batuk ada, tapi tidak keras.

Persepsi sensoris :

Pendengaran : normal /dbn.

Penciuman : normal /dbn.

Pengecapan : normal /dbn.

Penglihatan : normal /dbn.

Perabaan : normal /dbn.

Perkemihan

Produksi urine : ± 1500 ml. Tak tentu.

Warna : kuning kecoklatan, Bau : Khas.

Tidak ada masalah

Pencernaan - Eliminasi Alvi

Mulut dan tenggorokan : mulut keadaan kotor ada bekas cairan darah.

Abdomen : tak ada kelainan.

Rektum tak ada kelainan, BAB 1 x/hari,

Diet TKTP, Bubur, tiap makan dihabiskan.

Tulang - Otot - Integumen

Kemampuan pergerakan bebas, perese tidak ada.

Extrimitas atas dan bawah tidak ada kelainan

Tulang belakang tidak ada kelainan.

Kulit : kuning kecoklatan

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 16

Page 17: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

Akral dingin basah.

Turgor cukup.

Sistem Endokrine

Tidak ada kelainan

Sosial / Interaksi

Hubungan dnegan klien : kenal

Dukungan keluarga : aktif

Dukungan kelompok/teman/masyarakat : kurang.

Reaksi saat interaksi : kooperatif

Spiritual

Konsep tentang penguasa kehidupan Alloh

Sumber kekuatan/harapan di saat sakit : Alloh.

Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini : sholat

Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama

yang diharapkan saat ini lewat ibadah.

Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi

situasi sakit saat ini : Ya.

Keyakinan/kepercayaa bahwa penyakit dapat disembuhkan : ya

Persepsi terhadap penyebab penyakit : cobaan/peringatan.

Pemeriksaan Penunjang

Photo thoraks terakhir :

- Infiltrat pada kedua apex paru ka-ki

- Fenting diafragma ka-ki

- Kalsifikasi pada parenkhim paru ka-ki

- Laboratorium tanggal 31 - 8 - 2001

Hb. 14,1 (13,5 - 18,9)

Leukosit : 12.250 (4.000 - 11.000/cmm)

Kreatinin Serum: 2,1 (0,7 - 1,3 mg/dl)

BUN = 36 (10 - 20 mg/dl)

- Lab. Tanggal 3 - 9 - 2001

TTH = negatip,

Gram ; positip, negatif (saliva).

Terapi

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 17

Page 18: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

- Injeksi Transamin 3 x 1 amp.

- Ampicillin 4 x 1 gr.

- Codein 3 x 1

Tanda Tangan Mahasiswa

Subhan

NIM.: 010030170 B

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 18

Page 19: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

ANALISA DATA

NO DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

S: Klien

mengatakan

kemarin sudah

tidak batuk

darah lagi dan

sesak, sekarang

kalau batuk

darah lagi dan

sesak.

O : Klien

tampak diam,

(setelah batuk

darah)

: Nadi 92 x/menit

: Keluar

keringat dingin

basah

: Klien tampak

menanyakan

masalah klien ke

dokter

S. Klien

mengatakan

segala

keperluannya

dibantu karena

oleh dokter tidak

boleh bergerak.

= Kurang akurat informasi

yang diterima

= Pendidikan klien

= Stress

Fisiologi Emosional

Kognitip

- nadi cepat - diam -

sering

- Diaphoresis - takut

menanyakan

Ansietas

-Klien dengan dx. TB paru

dengan hemamptoe.

- Dapat advis dokter tidak

boleh bergerak

Segala kperluannya dibantu

oleh istrinya seperti makan,

minum BAB,BAK dll.

Ansietas

Sindrom

perawatan

diri

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 19

Page 20: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

O : Klien

tampak segala

keperluannya

dibantu istrinya

seperti makan,

minum

BAB,BAK dll.

: Skala AKS = 0

S : Klien

mengelun nyeri

dada bila untuk

batuk

O: Klien

tamapak kalau

batuk tidak

terlalu keras,

tampak

memegangi

dadanya.

: Klien tampak

dian

menyeringai.

: Nadi 92

x/menit.

: Skala nyeri = 2

S: Klien

mengatakan

napasnya sesak

Sindrom perawatan diri

Di alveoli terjadi inflamasi,

kalsifikasi, eksudasi, nekrosis,

dan akhirnya terjadi kavitasi

Batuk dengan tekanan keras

pembuluh darah arteri

pulmonalis pecah

Batuk darah

Merangsang ujung

saraf

terbuka

Nyeri

Inflamasi

Fibrosis disebar oleh

limfe

Timbul jar. Ikat sifat

Elalastik & tebal.

Alveolus tidak

kembali saat ekspirasi

Nyeri

Gangguan

pertukaran

gas

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 20

Page 21: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

lagi.

O : Klien

tampak

napasnya cepat

memakai

pernapasan

perut (RR = 30

x/menit).

: Tampak ada

bantuan otot

pernapasan

sternokleidomast

oid.

: Terpasang

oksiegen 2

l/menit

: Posisi klien

tredenlenbeg

(head down).

: Batuk darah ±

200cc.

S: Klien

mengatakan

baru saja batuk

darah ± 1/3 gelas

besar.

O : Klien

Gas tidak dapat

berdifusi dgn.

Baik.

Sesak

Gangguan pertukaran gas

Adanya inflamasi

Fibrosis

Kalsifikasi

- Batuk

Eksudasi - Spuntum

Pururlen

Nekrosisi/perkejuan

Kavitasi ----------------

Hemoptisis

Bersihan jalan

napas tak

efektif

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 21

Page 22: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

kedaaan posisi

tredelenbeg

(head down)

: Di mulut masih

ada bekas darah.

: Klien tampak

batuk sambil

mengeluarkan

darah.

: Sampai jam

10.00 WIB darah

yang

dikeluarakan ±

200 cc

Bersihan jalan napas tak efektif

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 22

Page 23: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN

Tanggal 20 Mei 2002

Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang

kental/darah.

Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif (1 hari).

Kriteria hasil :

Klien tidak ada suara napas tambahan.

Klien mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan

pertukaran udara bila diindikasikan.

Klien minum banyak ( 1500 - 2000 cc)untuk menurnkan kekentalan sekret.

Rencana Tindakan :

1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk agar tidak

keras-keras..

R/ Batuk yang keras menyebabkan perdarahan pembuluh adrah pada

pulmonal.

2. Lakukan pernapasan diafragma.

R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan

ventilasi alveolar.

3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.

4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan

1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan

mukus, yang mengarah pada atelektasis.

5. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 23

Page 24: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan

mencegah bau mulut.

6. Jelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan

perawat : seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta

bau-bauan.

R/ Dengan informasi yang jelas klien diharapkan dapat bekerja sama dalam

pemberian terapi.

7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab, posisi tredelenbeg

(head down)

R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari batuk

darahnya

Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran

alveolar-kapiler.

Tujuan : Pertukaran gas efektif (1 hari).

Kriteria hasil :

Klien mengetahui penyebab dari batuk daraha

Klien tidak sesak napas lagi ( R = normal)

Tidak memakai oksigen tambahan.

Rencana tindakan :

1. Berikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter.

R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan

ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau

perubahan tanda-tanda vital.

R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 24

Page 25: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya

syock sehubungan dengan hipoksia.

3. Berikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit

R/ dapat mengurangi sesak napas / menambahi kekurangan oksigennya.

4. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin

keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus adanya sesak..

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan

mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan

menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat

dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.

6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian antibiotika.

R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 25

Page 26: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 21 Mei 2002

Diagnosa : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang

kental/ sekresi darah.

1. Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk agar

tidak keras-keras.

2. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

3. Menganjurkan untuk minum agar menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan

1000 sampai 1500 cc/hari

4. Mendorong keluarga dalam memberikan perawatan mulut yang baik setelah

batuk.

5. Menjelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan

perawat : seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta

bau-bauan, menghindari banyak bergerak/bicara, tidak boleh batuk dengan

keras-keras.

6. Memberikan advis dokter :

Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab, posisi tredelenbeg

(head down)

R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari batuk

darahnya

Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran

alveolar-kapiler.

1. Memberikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter.

2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau

perubahan tanda-tanda vital.

3. Memberikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 26

Page 27: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

4. Menjelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk

menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus adanya

sesak..

5. Menganjurkanklien untuk berperilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol

diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 27

Page 28: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

DIAGNOSA KEPERAWATAN

(BERDASARAKAN PRIORITAS)

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang

kental/sekresi darah.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan kerusakan membran

alveolar - kapiler.

3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan pecahnya pembuluh

darah pulmonal bila batuk darah.

4. Ansietas berhubungan dnegan informasi yang kurang/tidak akurat tentang

terjadinya batuk darah.

5. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dnegan tindakan perawatan

dari batuk darah.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 28

Page 29: Askep Tbc Paru 1,5 Sp

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 21 Mei 2002

Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang

kental/sekresi darah.

S : Klien mengatakan sudah sesak lagi.

O ; Klien tampak memakai pernapasan perut (R ; 20 x/menit).

: Possi klien masih tredelenbeg.

: Tidak ada bantuan otot-otot pernapasan ketika bernapas.

: Terapi Oksigen sudah dilepas.

A : Masalah teratasi

P : Dihentikan, kecuali No. 3, 4, 7.

Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan kerusakan membran

alveolar - kapiler.

S : Klien mengatakan batuk darahnya sudah tidak lagi.

O: Klien keadaan masih agak lemah.

: Posisi tredelenbeg.

: Klien masih tampak batuk, tapi tidak keras dan tak ada darahnya.

: Klien tampak bisa tersenyum.

A : Masalah belum teratasi

P : Dilanjutkan No. 1, 2, 5, 6.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN III 29