Askep TBC .ketik

download Askep TBC .ketik

of 26

Transcript of Askep TBC .ketik

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

     

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit pada sistem pernafasan merupakan masalah yang sudah umum terjadi di

    masyarakat. Dan TB paru merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan kematian

    dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit

    (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama. Penyakit ini biasanya banyak 

    terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi

    menengah ke bawah.

    Di ndonesia TB paru merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan

    dengan urutan teratas setelah !P". ndonesia menduduki urutan ketiga setelah ndia

    dan #hina dalam jumlah penderita TB paru di dunia.

    $icobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia,

    menurut %&' sekitar juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian juta

    orang per tahun (%&', *++). Di negara berkembang kematian ini merupakan -

    dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan

    +- penderita TB berada di negara/negara berkembang. Dengan munculnya epidemi&01"D! di dunia jumlah penderita TB akan meningkat. &asil sur2ey kesehatan

    rumah tangga (!34T) tahun *++- menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan

     penyebab kematian nomor setelah penyakit kardio2askuler dan penyakit saluran

     pernapasan pada semua golongan usia dan nomor dari golongan infeksi. "ntara

    tahun *+5+/*+ telah dilakukan sur2ey pre2alensi di *- propinsi dengan hasil 66/

    766 penderita tiap *66.666 penduduk.

    Diperkirakan setiap tahun 7-6.666 kasus baru TB dimana sekitar *1 penderita

    terdapat disekitar puskesmas, *1 ditemukan di pelayanan rumah sakit1klinik 

     pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanankesehatan. !edangkan kematian karena TB diperkirakan *5-.666 per tahun.

    Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB

    kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari *++-/*++, cakupan

     penderita TB Paru dengan strategi D'T! (Directly 'bser2ed Treatment !hortcourse

    #hemotherapy) atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek1setiap hari

     baru mencapai 8 dengan angka kesembuhan 5. !ebelum strategi D'T! (*+8+/

    *++7) cakupannya sebesar -8 dengan angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya

    76/86. 3arena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup

    di masa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB terhadap '"T (obat

    anti tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance ($D4).

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …1 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    2/26

    1.2 Rumusan masalah

    *. Bagaimana TB# pada klien dewasa bisa terjadi 9

    . "pa penyebab TB# 9

    . Bagaiman perjalanan penyakit (patofisiologi) dari TB# 9

    7. "pa tanda dan gejala yang muncul (manifestasi klinis) dari TB# 9

    -. "pa pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan TB# 9

    8. Bagaimana penatalaksanaan gangguan pernapasan akibat penyakit TB# 9

    5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan TB# 9

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan Umum

    $ampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan TB#.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    *. $enjelaskan konsep dasar TB#

    . $enjelaskan asuhan keperawatan klien dewasa dengan TB#, meliputi :

    a) pengkajian TB#

     b) $engidentifikasi diagnosa keperawatan pada klien dewasa dengan TB#

    c) $elakukan perencanaan pada klien dewasa dengan TB#

    1. !an"aat

    $anfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:

    *. $endapatkan pengetahuan tentang TB#

    . $endapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan

    TB#

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …2 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    3/26

    BAB II

    TIN#AUAN TE$RITI%

    2.1 De"en&s&

    Tuberculosis adalah nyakit yang disebabkan mycobacterium tuberculosis yang hampir 

    seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya tapi yang paling banyak adalh paru/paru.

    (;";D" ;#/;'#.6*)

    TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB

    ($ycobacterium tuberculosis). !ebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat

     juga mengenai organ tubuh lain (Dep 3es, 66). 3uman TB berbentuk batang

    mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang disebut pula Basil

    Tahan "sam (BT").

    Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh  Mycobacterium

    tuberculosis. 3uman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen

    maupun saprofit. "da beberapa mikrobakteria patogen , tetapi hanya strain bo2in dan

    human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 6, < sampai

    7 =m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.

    2.2 Et&'l'g&

    Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis

    dengan ukuran panjang * > 7 um dan tebal *, > 6,8 um, termasuk golongan bakteriaerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam. Basil ini tidak berspora

    sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar ?0. "da

    macam mycobacteria tuberculosis yaitu tipe &uman dan tipe Bo2in. Basil tipe bo2in

     berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human

     bisa berada dibercak ludah (droplet) di udara yang berasal dari penderita TB# terbuka

    dan orang yang rentang terinfeksi TB# ini bila mmenghirup bercak ini. Perjalanan

    TB# setelah infeksi melalui udara.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …3 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    4/26

    2.3 Klas&"&kas&

    *. 3lasifikasi Tuberculosis dari system lama :

    a) Pembagian secara patologis.

    a. Tuberculosis primer (childhood tuberculosis)

     b. Tuberculosis post > primer ("dult tuberculosis)

     b) Pembagian secara akti2itas radiologis tuberculosis paru (3och pulmonum) aktif,

    non aktif dan @uiescent (bentuk aktif yang menyembuh)

    c) Pembagian secara radiologis (luas lesi)

    a. Tuberculosis minimal

     b. $oderately ad2anced tuberculosis

    c. Aar ad2anced tuberculosis

    . 3lasifikasi menurut "merican thoracic society :

    a) 3atergori 6 : Tidak pernah terpajan , dan tidak terinfeksi, riwayat kontak

    negati2e, tes tuberculin negati2e.

     b) 3ategori * : Terpajan tuberculosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Disini riwayatkontak positi2e, tes tuberculin negati2e.

    c) 3ategori : Terinfeksi tuberculosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberculin positi2e,

    radiologis dan sputum negati2e.

    d) 3ategori : Terinfeksi tuberculosis dan sakit.

    . 3lasifikasi di ndonesia dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologis dan macro

     biologis :

    a) Tuberculosis paru

     b) Bekas tuberculosis paru

    c) Tuberculosis tersangka, yang terbagi dalam :

    a. Tuberculosis tersangka yang diobati : !putum BT" negati2e, tetapi tanda >

    tanda lainpositi2.

     b. Tuberculosis positi2e yang tidak diobati : !putum BT" negati2e dan tanda >

    tanda lain juga meragukan.

    7. 3lasifikasi menurut %&' *++* TB dibagi dalam 7 kategori yaitu :

    a) 3ategori *, ditujukan terhadap :

    a. 3asus baru dengan sputum positi2e

     b. 3asus baru dengan bentuk TB berat

     b) 3ategori , ditujukan terhadap :

    a. 3asus kambuh b. 3asus gagal dengan sputum BT" positi2e

    c) 3ategori , ditujukan terhadap :

    a. 3asus BT" negati2e dengan dengan kelainan apru yang luas

     b. 3asus TB ekstra paru selain dari yang di sebut dalam kategori *.

    d) 3ategori 7, ditujukan terhadap : TB kronik 

    2. Pat'"&s&'l'g&

    Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet

    nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama * >

     jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra 2iolet. dan 2entilasi yang baik dan

    kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …4 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    5/26

     berhari > hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat

    akan menempel pada al2eoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai

     puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati

     pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru > paru yang lain atau jaringan tubuh

    yang lain.

    !etelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah

    limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage,

     berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. 3arena

    fungsinya adalah membunuh kuman 1 basil apabila proses ini berhasil macrofage

    lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat.

    Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam

     jaringan paru/paru dengan membentuk tuberkel (biji > biji kecil sebesar kepala

     jarum).

    Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama/

    lama timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan

    saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan

     batuk darah (hemaptoe).

    P"T%"C. (;";D" ;# > ;'#)

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …5 | P a g e

    Mycrobacteriu

    m tuberculosaro!let

    i"#ectio"

    Me"eta!

    $i%ari"ga" !aru

    Me"em!el

    !a$a !aru

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    6/26

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …6 | P a g e

    Keluar $ari

    trac&eobio"cialbersama secret

    ibersi&'a"

    ole& magro#ag

    Me"eta!

    $i%ari"ga"

     Ter%a$i

    !rosesSembu& ta"!a

    !e"gobata"

    Pe"geluara"

    (at !iroge" Tumbu& $a"

    ber'emba"g $i

    sito!lasma

    Mem!e"garu&

    i &i!otalamusSara"g !rimer )

    e#e' !rimer

    HiperteMem!e"garu&i

    sel !oi"t

    Lim#a"gitis

    lo'alimfadinitis regionalKom!le' !rimer

    Sembu&

    $e"ga" be'as

    Sembu& se"$iri

    ta"!a

    Me"yebar 'e orga"

    lai" *!aru- salura"

    !e"cer"aa"- tula"g+

    melalui me$ia

    *bro"c&oge"

    !erco"ti"uitum-

    &ematoge"-lim#oge"+

    Perta&a"a"

    !rimer ti$a'

    a$a"g ta&u"a"

    $ibro"'us

    /er'emba"g

    me"g&a"cur'a"

     %ari"ga" i'at

    Kerusa'a"

    membra"e

    Pembe"tu'

    a" tuber'el

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    7/26

    2.( !an&"estas& Kl&n&s

    Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :

    *. 3eadaan postur tubuh klien yang tampak terangkat kedua bahunya.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …7 | P a g e

    /agia" te"ga&

    "e'rosis Me"uru""ya

    !ermu'aa" e#e'

    Pembe"tu'a"

    s!utum

    Membe"tu'

     %ari"ga" 'e%ualeolusKeti$a'e#e'ti#a

    " bersi&a"

    Aleolus

    me"galami

    Secret 'eluar

    saat batu'

    /atu' !ro$u'ti#

    *batu' terus 2a"ggua"

    ertu'ara"

    /atu'ro!let

    iste"si Ter&iru! orga"

    Mual- mu"ta&esi'o

    I"ta'e "utrisi

    Keti$a'seimba"

    ga" "utrisi

    'uura"g $ari

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    8/26

    . BB klien biasanya menurunE agak kurus.

    . Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 76 / 7*F #.

    7. Batuk lama, G * bulan atau adanya batuk kronis.

    -. Batuk yang kadang disertai hemaptoe.

    8. !esak nafas.

    5. ;yeri dada.

    . $alaise, (anore

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    9/26

    5. Biopsi jarum pada jarinagn paru E positif untuk granula TB E adanya sel raksasa

    menunjukan nekrosis.

    . Ilektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi E e<

    E&yponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. JD"

    dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.

    +. Pemeriksaan fungsi pada paru E penurunan kapasitas 2ital, peningkatan ruang mati,

     peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi

    oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim 1 fibrosis, kehilangan jaringan paru

    dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).

    2.* K'm+l&kas&

    1.Pembesaran kelenjar se2ikalis yang superfisial

    . Pleuritis tuberkulosa

    . Ifusi pleura

    7. Tuberkulosa milier 

    -. $eningitis tuberkulosa

    2., Penatalaksanaan

    Dalam pengobatan TB paru dibagi bagian :

    *. Kangka pendek.

    Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu * > bulan.

    o !treptomisin inj 5-6 mg.

    o Pas *6 mg.

    o Ithambutol *666 mg.

    o soniaLid 766 mg.

    3emudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah

    setiap < seminggu, selama * > * bulan, tetapi setelah perkembangan

     pengobatan ditemukan terapi.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …9 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    10/26

    Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan

    dengan jenis :

    o ;&.

    o 4ifampicin.

    o Ithambutol.

    Dengan fase selama < seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi

    8/+ bulan.

    . Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam

     pemeriksan sputum BT" ( M ) dengan kombinasi obat :

    o 4ifampicin.

    o soniaLid (;&).

    o Ithambutol.

    o Pyrido

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    11/26

    meningitis TB, anak dan remaja di bawah 6 tahun dengan hasil tes

    tuberkulin positif yang bergaul erat dengan penderita TB yang menular,

    indi2idu yang menunjukkan kon2ersi hasil tes tuberkulin dari negatif

    menjadi positif, penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat

    imunosupresif jangka panjang, penderita diabetes mellitus.

    o 3omunikasi, informasi, dan edukasi (3I) tentang penyakit tuberkulosis

    kepada masyarakat di tingkat Puskesmas maupun di tingkat rumah sakit

    oleh petugas pemerintah maupun petugas !$ (misalnya Perkumpulan

    Pemberantasan Tuberkulosis Paru ndonsia > PPT).

    2.,.2 Peng'atan Tuerkul's&s Paru

    $ekanisme kerja obat anti/tuberkulosis ('"T) :

    *. "kti2itas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat

    . "kti2itas sterilisasi, terhadap the pesisters (bakteri semidormant)

    . "kti2itas bakteriostatis, obat/obatan yang mempunyai akti2itas bakteriostatis

    terhadap bakteri tahan asam.

    Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu

    1. /ase &ntens&" 023 ulan

    Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif membelah

    sebanyak/banyaknya dan secepat/cepatnya dengan obat yang bersifat

     bakterisidal. !elama fase intensif yang biasanya terdiri dari 7 obat, terjadi

     pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang infeksi

    menjadi noninfeksi dalam waktu minggu. !ebagian besar pasien dengan

    sputum BT" positif akan menjadi negatif dalam waktu bulan. $enurut

    The Joint Tuberculosis Committee of the British Thoracic Society, fase

    awal diberikan selama bulan yaitu ;& - mg1kgBB, 4ifampisin *6

    mg1kgBB, PiraLinamid - mg1kgBB dan Itambutol *- mg1kgBB.

    2. /ase lanjutan 0* ulan. 

    !elama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang

    lebih panjang. Penggunaan 7 obat selama fase awal dan obat selama

    fase lanjutan akan mengurangi resiko terjadinya resistensi selektif.

    $enurut The Joint Tuberculosis Committee of the British Thoracic

    Society fase lanjutan selama 7 bulan dengan ;& dan 4ifampisin untuk 

    tuberkulosis paru dan ekstra paru. Itambutol dapat diberikan pada pasien

    dengan resistensi terhadap ;&.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …11 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    12/26

    Pada pasien yang pernah diobati ada resiko terjadinya resistensi. Paduan

     pengobatan ulang terdiri dari - obat untuk fase awal dan obat untuk fase

    lanjutan. !elama fase awal sekurang/kurangnya di antara obat yang

    diberikan haruslah yang masih efektif.

    Paduan obat yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat tambahan.

    Kenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi %&'

    adalah 4ifampisin, soniaLid, PiraLinamid, !treptomisin, dan Itambutol

    (Depkes 4, 667).

    ?ntuk program nasional pemberantasan TB paru, %&' menganjurkan

     panduan obat sesuai dengan kategori penyakit. 3ategori didasarkan pada

    urutan kebutuhan pengobatan dalam program. ?ntuk itu, penderita dibagi

    dalam empat kategori sebagai berikut:

    1. Kateg'r& I 02HR4E5H3R3

    3ategori adalah kasus baru dengan sputum positif dan penderita dengan

    keadaan yang berat seperti meningitis, TB milier, perikarditis, peritonitis,

     pleuritis massif atau bilateral, spondiolitis dengan gangguan neurologis,

    dan penderita dengan sputum negatif tetapi kelainan parunya luas, TB

    usus, TB saluran perkemihan, dan sebagainya. !elama bulan minum

    obat ;&, rifampisin, piraLinamid, dan etambutol setiap hari (tahap

    intensif), dan 7 bulan selanjutnya minum obat ;& dan rifampisin tiga

    kali dalam seminggu ( tahap lanjutan ).

    2. Kateg'r& II 0 HR4E5(H3R3E3  

    3ategori adalah kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap positif.

    diberikan kepada :

    *. Penderita kambuh

    . Penderita gagal terapi

    . Penderita dengan pengobatan setelah lalai minun obat

    3. Kateg'r& III 0 2HR45H3R3

    3ategori adalah kasus sputum negatif tetapi kelainan parunya tidak

    luas dan kasus TB di luar paru selain yang disebut dalam kategori .

    . Kateg'r& I6

    3ategori 0 adalah tuberkulosis kronis. Prioritas pengobatan rendah

    karena kemungkinan keberhasilan rendah sekali.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …12 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    13/26

    $at'atan ant& tuerkul'stat&k 

    1. Is'n&a7&8 0INH  merupakan obat yang cukup efektif dan berharga

    murah. !eperti rifampisin, ;& harus diikutsertakan dalam setiap

    regimen pengobatan, kecuali bila ada kontra/indikasi. Ifek samping yang

    sering terjadi adalah neropati perifer yang biasanya terjadi bila ada faktor/

    faktor yang mempermudah seperti diabetes, alkoholisme, gagal ginjal

    kronik dan malnutrisi dan &0. Dalam keadaan ini perlu diberikan

     peridoksin *6 mg1hari sebagai profilaksis sejak awal pengobatan. Ifek 

    samping lain seperti hepatitis dan psikosis sangat jarang terjadi.

    2. R&"am+&s&n merupakan komponen kunci dalam setiap regimen

     pengobatan. !ebagaimana halnya ;&, rifampisin juga harus selalu

    diikutkan kecuali bila ada kontra indikasi. Pada dua bulan pertama

     pengobatan dengan rifampisin, sering terjadi gangguan sementara padafungsi hati (peningkatan transaminase serum), tetapi biasanya tidak 

    memerlukan penghentian pengobatan. 3adang/kadang terjadi gangguan

    fungsi hati yang serius yang mengharuskan penggantian obat terutama

     pada pasien dengan riwayat penyakit hati. 4ifampisin menginduksi

    enLim/enLim hati sehingga mempercepat metabolisme obat lain seperti

    estrogen, kortikosteroid, fenitoin, sulfonilurea, dan anti/koagulan. Penting

    : efekti2itas kontrasepsi oral akan berkurang sehingga perlu dipilih cara

    3B yang lain.

    3. P9ra7&nam&8  bersifat bakterisid dan hanya aktif terhadap kuman

    intrasel yang aktif memlah dan mycrobacterium tuberculosis. Ifek 

    terapinya nyata pada dua atau tiga bulan pertama saja. 'bat ini sangat

     bermanfaat untuk meningitis TB karena penetrasinya ke dalam cairan

    otak. Tidak aktif terhadap  Mycrobacterium bovis. Toksifitas hati yang

    serius kadang/kadang terjadi.

    . Etamut'l   digunakan dalam regimen pengobatan bila diduga ada

    resistensi. Kika resiko resistensi rendah, obat ini dapat ditinggalkan. ?ntuk 

     pengobatan yang tidak diawasi, etambutol diberikan dengan dosis -mg1kg1hari pada fase awal dan *- mg1kg1hari pada fase lanjutan (atau *-

    mg1kg1hari selama pengobatan). Pada pengobatan intermiten di bawah

     pengawasan, etambutol diberikan dalam dosis 6 mg1kg kali seminggu

    atau 7- mg1kg kali seminggu. Ifek samping etambutol yang sering

    terjadi adalah gangguan penglihatan dengan penurunan 2isual, buta warna

    dan penyempitan lapangan pandang. Ifek toksik ini lebih sering bila

    dosis berlebihan atau bila ada gangguan fungsi ginjal. Jangguan awal

     penglihatan bersifat subjektifE bila hal ini terjadi maka etambutol harus

    segera dihentikan. Bila segera dihentikan, biasanya fungsi penglihatanakan pulih. Pasien yang tidak bisa mengerti perubahan ini sebaiknya tidak 

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …13 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    14/26

    diberi etambutol tetapi obat alternati2e lainnya. Pemberian pada anak/

    anak harus dihindari sampai usia 8 tahun atau lebih, yaitu disaat mereka

     bisa melaporkan gangguan penglihatan. Pemeriksaan fungsi mata harus

    dilakukan sebelum pengobatan.

    (. %tre+t'm&s&n saat ini semakin jarang digunakan, kecuali untuk kasus

    resistensi. 'bat ini diberikan *- mg1kg, maksimal * gram

     perhari. ?ntuk berat badan kurang dari -6 kg atau usia lebih dari 76

    tahun, diberikan -66/566 mg1hari. ?ntuk pengobatan intermiten yang

    diawasi, streptomisin diberikan * g tiga kali seminggu dan diturunkan

    menjadi 5-6 ng tiga kali seminggu bila berat badan kurang dari -6 kg.

    ?ntuk anak diberikan dosis *-/6 mg1kg1hari atau *-/6 mg1kg tiga kali

    seminggu untuk pengobatan yang diawasi. 3adar obat dalam plasma

    harus diukur terutama untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Ifek 

    samping akan meningkat setelah dosis kumulatif *66 g, yang hanya bolehdilampaui dalam keadaan yang sangat khusus. 'bat/obat sekunder 

    diberikan untuk TB# yang disebabkan oleh kuman yang resisten atau bila

    obat primer menimbulkan efek samping yang tidak bisa ditoleransi.

    Termasuk obat sekunder adalah kapreomisin, sikloserin, makrolid 

     generasi baru a!itromisin dan klaritromisin", #-kuinolon siprofloksasin

    dan ofloksasin" dan protionamid$

    Tael Pan8uan Pemer&an $at Ant&Tuerkul's&s

    $at ant&TB

    esens&alAks& P'tens&

    Rek'men8as& D's&s

    0mg5kgBB

    Per har&

    Per m&nggu

    3: 2:

    soniaLid (;&)

    4ifampisin (4)

    PiraLinamid (H)

    !treptomisin (!)

    Bakterisidal

    Bakterisidal

    Bakterisidal

    Bakterisidal

    Tinggi

    Tinggi

    4endah

    4endah

    -

    *6

    -

    *-

    *6

    *6

    -

    *-

    *-

    *6

    -6

    *-

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …14 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    15/26

    Itambutol (I) Bakteriostatik 4endah *-

     

    6 7-

    K'm&nas& 8's&s -'m&nat&'n 0 "&:e8 8'se -'m&nat&'n

    *. Dosis tiap hari :

    o 4&HI : 4 (*-6 mg) M & (5- mg) M H (766 mg) M I (5- mg)

    o 4&H : 4 (*-6 mg) M & (5- mg) M H (7-6 mg)

    o 4& : 4 (66 mg) M & (*-6 mg)

    4 (*-6 mg) M & (5- mg)

    • I& : & (*-6 mg) M I (766 mg)

    • 4&H : 4 (*-6 mg) M & (*-6 mg) M H (-66 mg)

    • 4& : 4 (*-6 mg) M & (*-6 mg)

    *. Dosis N1 minggu :

    !ANA#E!EN KEPERA;ATAN

    A. Pengkaj&an

    *. "kti2itas 1 istirahat.

    Jejala :

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …15 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    16/26

    o 3elelahan umum dan kelemahan.

    o  ;afas pendek karena bekerja.

    o 3esulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan

    atau berkeringat.

    o $impi buruk.

    Tanda :

    o Takhikardi, tachipnoe, 1 dispnoe pada kerja.

    o 3elelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).

    . ntegritas Igo.

    Jejala :

    o "danya faktor stres lama.

    o $asalah keuanagan, rumah.

    o Perasaan tak berdaya 1 tak ada harapan.

    o Populasi budaya.

    Tanda :

    o $enyangkal. (khususnya selama tahap dini).

    o "ncietas, ketakutan, mudah tersinggung.

    . $akanan 1 cairan.

    Jejala :

    o "nore

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    17/26

    o Penurunan BB.

    Tanda :

    o Turgor kulit buruk.

    o 3ehilangan lemak subkutan pada otot.

    7. ;yeri 1 kenyamanan.

    Jejala :

    o  ;yeri dada meningkat karena batuk berulang.

    Tanda :

    o Berhati/hati pada area yang sakit.

    o Perilaku distraksi, gelisah.

    -. Pernafasan.

    Jejala :

    o Batuk produktif atau tidak produktif.

    o  ;afas pendek.

    o 4iwayat tuberkulosis 1 terpajan pada indi2idu terinjeksi.

    Tanda :

    o Peningkatan frekuensi nafas.

    o Pengembangan pernafasan tak simetris.

    o Perkusi dan penurunan fremitus 2okal, bunyi nafas menurun tak secara

     bilateral atau unilateral (effusi pleura 1 pneomothora posttusic).

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …17 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    18/26

    o 3arakteristik sputum E hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur

    darah.

    o De2iasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).

    o Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap

    lanjut ).

    8. 3eamanan.

    Jejala :

    o "danya kondisi penekana imun, contoh E "D!, kanker, tes &0 positif (M)

    Tanda :

    o Demam rendah atau sakit panas akut.

    5. nteraksi sosial.

    Jejala :

    o Perasaan isolasi 1 penolakan karena penyakit menular.

    o Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab 1 perubahan kapasitas fisik

    untuk melaksankan peran.

    . Penyuluhan 1 pembelajaran.

    Jejala :

    o 4iwayat keluarga TB.

    o 3etidakmampuan umum 1 status kesehatan buruk.

    o Jagal untuk membaik 1 kambuhnya TB.

    o Tidak berpartisipasi dalam therapy.

    B. D&agn'sa ke+era

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    19/26

    . 3erusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran al2eolar/

    kapiler.

    . Jangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

    kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.

    . -4esiko tinggi infeksi ( penyebaran 1 akti2itas ulang ) berhubungan dengan

     pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia 1 statis penurunan

     pertahanan 1 penekanan proses imflamasi, malnutrisi, sekret, kurang pengetahuan

    untuk menghindari pemajanan patogen.

    -. Jangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan

     peningkatan suhu tubuh (hypertermi).

    =. Inter>ens&

    1.D&agn'sa Ke+eraens&

    a. Kelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

     penumpukan sekret di sal. pernapasan.

    4 1 : Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan

    klien terhadap rencana teraupetik.

     b. "jarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

    4 1 : Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif,

    menyebabkan frustasi.

    c. ;apas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

    4 1 : $emungkinkan ekspansi paru lebih luas.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …19 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    20/26

    d. akukan pernapasan diafragma.

    41 Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan 2entilasi

    al2eolar.

    e. Tahan napas selama / - detik kemudian secara perlahan/lahan, keluarkan

    sebanyak mungkin melalui mulut. akukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari

    dada dengan melakukan batuk pendek dan kuat.

    4 1 : $eningkatkan 2olume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi

    sekret.

    f. "uskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

    4 1 : Pengkajian ini membantu menge2aluasi keefektifan upaya batuk klien.

    g. "jarkan klien tindakan untuk menurunkan 2iskositas sekresi : mempertahankan

    hidrasi yang adekuatE meningkatkan masukan cairan *666 sampai *-66 cc1hari

     bila tidak kontraindikasi.

    4 1 : !ekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan

    mukus, yang mengarah pada atelektasis.

    h. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

    4 1 : &iegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah

     bau mulut.

    i. 3olaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    21/26

    • "dapti2e mengatasi faktor/faktor penyebab.

    Inter>ens&

    a. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.

    Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.

    4 1 : $eningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan 2entilasi

     pada sisi yang tidak sakit.

     b. 'bser2asi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan

    tanda/tanda 2ital.

    4 1 : Distress pernapasan dan perubahan pada tanda 2ital dapat terjadi sebagai

    akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock

    sehubungan dengan hipoksia.

    c. Kelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin

    keamanan.

    4 1 : Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan

    mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

    d. Kelaskan pada klien tentang etiologi1faktor pencetus adanya sesak atau kolaps

     paru/paru.

    4 1 : Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien

    terhadap rencana teraupetik.

    e. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan

    menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

    4 1 : $embantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat

    dimanifestasikan sebagai ketakutan1ansietas.

    f. 3olaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika,

     pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.

    4 1 : $enge2aluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …21 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    22/26

    3. D&agn'sa Ke+eraens&

    a. #atat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa

    mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual1rnuntah atau

    diare.

    4 5 Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan inter2ensi yang tepat.

     b. 3aji ulang pola diet pasien yang disukai1tidak disukai.

    4   5 $embantu inter2ensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet

     pasien.

    c. $onitor intake dan output secara periodik.

    4  5 $engukur keefektifan nutrisi dan cairan.

    d. #atat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan

    medikasi. "wasi frekuensi, 2olume, konsistensi Buang "ir Besar (B"B).

    4  5 Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk 

    meningkatkan intake nutrisi.

    e. akukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.

    4  5 $engurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat/obat yang digunakan yang

    dapat merangsang muntah.

    f. "njurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan

    karbohidrat.

    4 1  $emaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.

    .D&agn'sa ke+era

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    23/26

     penurunan pertahanan 1 penekanan proses imflamasi, malnutrisi, sekret, kurang

     pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.

    Tujuan : $engidentifikasi inter2ensi untuk mencegah 1 menurunkan resiko

     penyebaran infeksi.

    =r&ter&a has&l: $enunjukan tehnik 1 melakukan perubahan pola hidup untuk

    meningkatkan lingkungan yang aman.

    Inter>ens&

    a. "njurkan pasien untuk batuk 1 bersin dan mengeluarkan pada tissue

    menghindari meludah di tempat umum serta tehnik mencuci tangan yang tepat.

    4 1 : Perilaku yng diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi dapat

    membantu menurunkan rasa terisolir pasien membuang stigma sosial

    sehubungan dengan penyakit menular.

     b. 3aji patologi 1 penyakit ( aktif 1 tak aktif diseminasi infeksi melalui

     bronchus untuk membatasi jaringan atau melalui aliran darah 1 sistem limfatik )

    dan potensial penyebaran melalui droplet udara selama batuk, bersin,

    meludah,bicara, dll.

    4 1 : $embantu pasien menyadari 1 menerima perlunya mematuhi program

     pengobatan untuk mencegah pengaktifan berulang 1 komplikasi. pemahaman begaiman penyakit disebarkan kesadaran kemungkinan tranmisi membantu

     pasien 1 orang terdekat mengambil langkah untuk mencegah infeksi ke orang lain.

    c. dentifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah, anggota,

    sahabat karib 1 teman.

    4  5 'rang > orang yang terpajan ini perlu program therapy obat untuk mencegah

     penyebaran infeksi.

    (. D&agn'sa ke+eraens&

    a. $empertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dengan pemasangan infus

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …23 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    24/26

    4 1 : #airan dalam tubuh sangat penting guna menjaga homeostasis

    (keseimbangan) tubuh. "pabila suhu tubuh meningkat maka tubuh akan

    kehilangan cairan lebih banyak.

     b. $onitoring perubahan suhu tubuh

    4 1 : !uhu tubuh harus dipantau secara efektif guna mengetahui perkembangan

    dan kemajuan dari pasien.

    c. 3olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik guna mengurangi proses

     peradangan (inflamasi)

    4 1 : "ntibiotik berperan penting dalam mengatasi proses peradangan (inflamasi)

    d. "njurkan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang optimal sehingga

    metabolisme dalam tubuh dapat berjalan lancar 

    4  5  Kika metabolisme dalam tubuh berjalan sempurna maka tingkat kekebalan1

    sistem imun bisa melawan semua benda asing (antigen) yang masuk.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …24 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    25/26

    BAB III

    PENUTUP

     

    3.1 Kes&m+ulan

    TB paru dapat terjadi dengan peristiwa sebagai berikut: 3etika seorang klien TB#

     batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan

     jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. "kibat terkena sinar matahari atau suhu

    udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap. $enguapnya droplet bakteri ke udara

    dibantu dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung

    dalam droplet nuklei terbang ke udara. "pabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat,

    maka orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkolosis.

    3.2 %aran

    *. &endaknya mewaspadai terhadap droplet yang dikeluarkan oleh klien dengan

    TB# karena merupakan media penularan bakteri tuberkulosis

    . $emeriksakan dengan segera apabila terjadi tanda/tanda dan gejala adanya TB#.

    . !ebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai

    dengan rencana keperawatan pada penderita TB#.

    STIKMA’013. KELOMPOK 1 …25 | P a g e

  • 8/18/2019 Askep TBC .ketik

    26/26

    DA/TAR PU%TAKA

    Doengoes, $arilynn I. *+++. %encana &suhan 'epera(atan )edoman untuk )erencanaan dan )endokumentasian )era(atan )asien. Kakarta : IJ#

    ynda Kuall #arpenito, %encana &suhan dan *okumentasi 'epera(atan , edisi ,

    IJ#, Kakarta ,*+++.

    $ansjoer, "rif ,dkk. *+++. 'apita Selekta 'edokteran Idisi . Kakarta: Aakultas

    3edokteran ? $edia "escullapius.

     ;";D" ;# / ;'#.6*

    Price, !yl2ia "nderson.66-. )atofisiologi+ 'onsep 'linis )roses-)roses )enyakit  ,

    Idisi 8.Kakarta:IJ#

    !meltLer, !uLanne. # dan Bare, Brenda. J. 66*. Buku aar 'epera(atan Medikal

     Bedah .0olume *. Kakarta: IJ#

    !udoyo, "ruw. 668. Buku &ar lmu )enyakit *alam .jilid Idisi 0. Kakarta:

    Departemen lmu Penyakit Dalam A3?.

    !oeparman dan sarwono %aspadji. *++6. lmu )enyakit *alam. jilid . Kakarta : Balai

    Penerbit A3?.

    Tucker dkk.*++. !tandart . )era(atan )asien , IJ#, Kakarta.

    ?nderwood, K.#.I.*+++. )atologi .mum dan Sistematik . 0olume .Kakarta: IJ#