makalah tbc

27
MAKALAH MIKROBIOLOGI Tentang TUBERCULOSIS (TBC) Disusun Oleh : 1. Ary Septiyaning P. (05.113.051) 2. Budi Santoso (05.113.052) 3. Dodik Tomilana (05.113.054) 4. Elok Safitri (05.113.055) E N M Y

description

tbc

Transcript of makalah tbc

Page 1: makalah tbc

MAKALAH MIKROBIOLOGITentang

TUBERCULOSIS (TBC)

Disusun Oleh :

1. Ary Septiyaning P. (05.113.051)

2. Budi Santoso (05.113.052)

3. Dodik Tomilana (05.113.054)

4. Elok Safitri (05.113.055)

E

N

MY

Page 2: makalah tbc

AKADEMI KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURABAYA 2006

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada Kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan Tugas Makalah dengan baik.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, bimbingan dan bantuan

serta saran dari semua pihak yang terkait, yang sifatnya membangun masih kami

harapkan.

Ucapan terima kasih kepada Dosen Pengajar Mikrobiologi juga kepada

teman-teman yang telah memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi kita

umumnya.

Surabaya, April 2006

Penyusun

ii

Page 3: makalah tbc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

I.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2

I.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

II.1 Landasan Teori .......................................................................... 4

II.2 Riwayat Terjadinya TBC .......................................................... 4

II.3 Penyebab Penyakit TBC ........................................................... 5

II.4 Gejala-gejala Tuberculosis ........................................................ 5

II.5 Cara Penularan .......................................................................... 6

II.6 Diagnosis Tuberculosis ............................................................. 7

II.7 Pengobatan TBC ....................................................................... 9

II.8 Cara Mencegah Penularan Penyakit TBC ................................. 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12

III.1 Kesimpulan ............................................................................... 12

III.2 Saran ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

iii

Page 4: makalah tbc

iv

Page 5: makalah tbc

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Sejak tahun 1995, program pemberantasan Tuberkulosis Paru, telah

dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment

Shortcourse Chemotherapy) yang direkomendasikan oleh WHO. Kemudian

berkembang seiring dengan pembentukan GERDUNAS-TBC, maka

pemberantasan penyakit Tuberkulosis Paru berubah menjadi Program

Penanggulangan Tuberkulosis (TBC).

Penanggulangan dengan strategi DOTS dapat memberikan angka

kesembuhan yang tinggi. Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan

strategi kesehatan yang paling Cost – Effective.

a. Masalah Dunia

Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan

global penyakit TBC, karena pada sebagian besar negara di dunia,

penyakit TBC tidak terkendali. Ini disebabkan banyaknya penderita

yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA

Positif)

Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar

9 juta penderita baru TBC dengan kematian 3 juta orang (WHO,

Treatment of Tuberculosis, Guidelines for National Programmes,

1997). Di negara-negara berkembang kematian TBC merupakan 25%

dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan

95% penderita TBC berada di negara berkembang, 75% penderita

TBC adalah kelompok usia produktif (15 – 50 tahun).

Munculnya epidemi HIV/AIDS didunia, diperkirakan

penderita TBC akan meningkat.

Kematian wanita karena TBC lebih banyak dari pada

kematian karena kehamilan, persalinan atau nifas (WHO).

1

Page 6: makalah tbc

b. Masalah Indonesia

Penyakit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat :

Tahun 1995, hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT)

menunjukkan bahwa penyakit TBC merupakan penyebab kematian

nomor 3 (tiga) setelah penyakit kardiovaskuler atau penyakit saluran

pernafasan pada semua kelompok, usia, dan nomor satu dari golongan

penyakit infeksi.

Tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun itu

terjadi 583.000 kasus baru TBC dengan kematian karena TBC sekitar

140.000 secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia

terdapat 130 penderita baru TBC paru BTA positif.

Pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang

tidak lengkap di masa lalu, diduga telah menimbulkan kekebalan

ganda kuman TBC terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi

Drug Resistance (MDR)

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Riwayat terjadinya TBC ?

2. Apa yang menyebabkan penyakit TBC ?

3. Apa saja gejala – gejala TBC ?

4. Bagaimana cara penularan TBC tersebut ?

5. Bagaimana cara mendiagnosis terjadinya TBC ?

6. Bagaimana cara melakukan pengobatan dan pencegahan pada

orang yang terkena penyakit TBC ?

I.3 TUJUAN PENULISAN

a. Jangka Panjang

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC

dengan cara memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TBC tidak

lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.

2

Page 7: makalah tbc

b. Jangka Pendek

1. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari

semua penderita baru BTA positif yang ditemukan

2. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara

bertahap sehingga pada tahun 2005 dapat mencapai 70% dari

perkiraan semua penderita baru BTA positif.

3

Page 8: makalah tbc

BAB II

PEMBAHASAN

II.1LANDASAN TEORI

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman

TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan

terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil

Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari

langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap

dan lembab dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dermant, tertidur lama

selama beberapa tahun.

II.2RIWAYAT TERJADINYA TUBERKULOSIS (TBC)

1. Infeksi Primer

Infeksi Primer terjadi pada saat seseorang terpapar pertama kali

dengan kuman TBC, droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya,

sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan

terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap di sana. Infeksi

dimulai saat kuman TBC berkembang biak dengan cara pembelahan diri

di paru yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe

akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru dan

ini disebut kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai

pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4 – 6 minggu. Adanya

infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi Tuberkulin

dari negatif menjadi positif.

Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya

kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas

seluler) pada umumnya reaksi imunitas seluler tersebut dapat

menghentikan perkembangan kuman TBC, meskipun demikian ada

4

Page 9: makalah tbc

beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persiter atau dormant

(tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan

perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang

bersangkutan akan menjadi penderita TBC.

Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi

sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.

2. Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TBC).

Ini biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah

infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat

terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari TBC pasca

primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau

efusi pleura.

3. Perjalanan Alamiah TBC yang tidak diobati

Tanpa pengobatan, setelah 5 tahun 50% dari penderita TBC akan

meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi,

dan 25% sebagai “kasus kronik” yang tetap menular (WHO, 1996)

II.3PENYEBAB PENYAKIT TBC

1. Penyakit TBC disebabkan oleh kuman Mycobacterium

Tuberculosis

2. Kuman ini ukurannya sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui

mikroskop.

3. TBC dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling

sering terkena adalah organ : paru-paru.

II.4GEJALA – GEJALA TUBERKULOSIS (TBC)

1. Gejala Utama

Batuk terus menerus dan berdahak selama hampir 3 (tiga)

minggu atau lebih.

2. Gejala Tambahan, yang sering dijumpai :

- Dahak becampur darah

- Batuk darah

5

Page 10: makalah tbc

- Sesak nafas dan nyeri dada

- Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun,

rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun

tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

II.5CARA PENULARANNYA.

Sumber penularannya adalah penderita TBC BTA positif. Pada

waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam

bentuk droplet (Percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat

bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat

terinfeksi kalau drolet tersebut terhirup ke dalam tubuh manusia melalui

pernafasan.

Setelah kuman masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan,

kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya

melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau

penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya

kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil

pemeriksaan dahak, maka menular penderita tersebut. Bila hasil

pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut

dianggap tidak menular.

Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi

droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Ada juga faktor

yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TBC adalah

daya tahan tubuh yang rendah. Diantaranya karenba gizi buruk atau

pengaruh infeksi HIV/AIDS. Dimana infeksi HIV mengakibatkan kerusakan

luas sistem daya tahan tubuh seluler (Cellular Immunity) sehingga jika

terjadi infeksi oportumistik, seperti Tuberkulosis (TBC), maka yang

bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan

kematian.

6

Page 11: makalah tbc

II.6DIAGNOSIS TUBERKULOSIS

1. Diagnosis TBC pada orang Dewasa

Diagnosis TBC pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan

ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis, hasil

pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga

spesimen sps RTA hasilnya positif.

Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan

lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak sps diulang.

- Kalau hasil rontgen mendukung TBC, maka penderita

didiagnosis sebagai penderita TBC BTA positif.

- Hasil rontgen tidak mendukung TBC, maka pemeriksaan dahak

sps diulangi.

Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan

pemeriksaan lain, misalnya biakan.

2. Diagnosis TBC pada Anak

Diagnosis paling tepat adalah dengan ditemukannya kuman TBC

dari bahan yang diambil dari penderita, misalnya : dahak, bilasan

lambung, biopsi dan lain-lain. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang

didapat sehingga sebagian besar diagnosis TBC anak didasarkan atas

gambaran klinis, gambaran foto rontgen dada dan uji tuberkulin.

Untuk itu perlu memikirkan adanya TBC pada anak kalau

terdapat tanda-tanda atau gejala-gejala yang mencurigakan :

a. Seorang anak harus dicurigai menderita TBC,

kalau :

- Mempunyai sejarah kontak erat

(serumah) dengan penderita TBC BTA positif

- Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah

penyuntikan BCG (dalam 3 – 7 hari)

- Terdapat gejala-gejala TBC.

b. Uji Tuberkulin (Mantoux)

7

Page 12: makalah tbc

Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux

(penyuntikan intrakulan) dengan semprit tuberkulin 1 cc. Jarum

nomor 26 tuberkulin yang dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23

kekuatan 2 TU. Pembacaan dilakukan 48 – 27 jam setelah

penyuntikan. Diukur diameter transversal dari indurasi yang

terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter. Uji tuberkulin

positif bila indurasi > 10 mm (pada gizi yang baik), atau >5 mm

pada gizi buruk..

Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi

TBC dan kemungkinan ada TBC pada anak. Namun, uji

tuberkulin dapat negatif pada anak TBC berat dengan energi

(malnutrisi, penyakit sangat berat, pemberian imunosupresif,

dll). Jika uji tuberkulin meragukan dilakukan uji ulang.

c. Foto Rontgen dada.

Gambaran rontgen TBC paru pada anak tidak khas dengan

interpretasi foto biasanya sulit, harus hati-hati, kemungkinan

bisa overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling mungkin kalau

ditemukan infiftrat dengan pembesaran kelenjar hrius atau

kelenjar paratrakeal.

Gejala lain dari foto rontgen yang mencurigai TBC

adalah :

- Miler

- Atelektasis/kolaps konsolidasi

- Infiltrat dengan pembesaran kelenjar halus atau

paratrakeal.

- Konsolidasi (lobus)

- Reaksi pleura dan atau efusi pleura.

- Kalsifikasi.

- Bron kiektasis.

- Kavitas.

- Destroyed lung.

8

Page 13: makalah tbc

Bila ada diskongruensi antara gambaran klinis dan

gambaran rontgen harus dicurigai TBC. Pada rontgen dada

sebaiknya dilakukan PA (Postero – Anterior) dan lateral, tetapi

kalau tidak mungkin PA saja.

d. Pemeriksaan Mikrobiologi dan Serologi.

Pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak

biasanya dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit di

dapat pada anak. Pemeriksaan BTA secara biaran (kultur)

memerlukan waktu yang lama. Cara baru untuk mendeteksi

kuman TBC dengan cara PCR (Polymery Chain Reaction) atau

Bactec masih belum dapat dipakai dalam klinis praktis.

Demikian juga pemeriksaan serologi seperti Ellsa, PAP,

Mycodot dan lain-lain. Masih memerlukan penelitian lebih

lanjut pemakaian dalam klinis praktis.

II.7PENGOBATAN TBC

1. Jenis dan Dosis OAT

a. Isoniasid (H)

Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90%

populasi kuman dalam beberapa hari pertama. Obat ini sangat efektif

terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang

sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB,

sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan

dengan dosis 10 mg/kg BB.

b. Ripampisin (R)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi dormant

(persister) yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid. Dosis 10 mg/kg

BB diberikan sama untuk pegobatan harian maupun intermiten 3

kali seminggu.

c. Pirosinamid (Z)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel

dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB,

9

Page 14: makalah tbc

sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan

dengan dosis 35 mg/kg BB.

d. Streptomisin (S)

Bersifat bakterisid. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB,

sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan

dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75

gr/hari, sedangkan untuk berumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50

gr/hari.

e. Etambutol (E)

Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan 15

mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu

digunakan dosis 30 mg/kg BB.

2. Prinsip Pengobatan

Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa

jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya

semua kuman (termasuk kuman persister) dapat dibunuh. Dosis tahap

intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya

pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang digunakan tidak

adekuat (jenis, dosis dan jangka waktu pengobatan), kuman TBC akan

berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Untuk menjamin

kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu dilakukan dengan

pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh

seorang Pengawas Menelan Obat (PMO)

Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif

dan lanjutan.

1. Tahap Intensif

Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari

dengan diawasai langsung untuk mensegah etrjadinya kekebalan

terhadap semua OAT, terutama rikampisin. Bila pengobatan tahap

intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita penular

Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk

mencegah terjadinya kekebalan obat.

10

Page 15: makalah tbc

menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu, sebagian besar

penderita TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada

akhir pengobatan intensif.

2. Tahap Lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit,

namun dalam jangka waktu yang lebih lama.

II.8CARA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT TBC

Budaya “Hidup Sehat” dengan cara :

1. Jika batuk tutuplah mulut dengan sapu tangan atau tisu

2. Jika batuk berdahak, agar dahaknya ditampung dalam pot berisi

lisol 5% atau dahak ditimbun dengan tanah.

3. Jangan meludah disembarang tempat

4. Jika sudah jelas dalam pemeriksaan laboratorium BTA (Bakteri

Tahan Asam) positif, maka segera berobat secara teratur selama 6 bulan.

5. Tidak merokok

6. Penderita TB paru dianjurkan tidak tidur satu kamar dengan

keluarganya, terutama selama 2 bulan pengobatan pertama

7. Keluarga penderita sebaiknya memeriksakan diri ke Puskesmas

untuk memastikan sudah tertular atau belum

8. Bila ada bayi harus mendapat imunisasi BCG, setelah dites

Tuberkulosis.

9. Untuk mempertinggi daya tahan tubuh, makanlah makanan bergizi

yang terjangkau, misalnya tahu, tempe, ikan asin, sayur-sayuran dan

buah-buahan.

10. Jangan bekerja terlalu berat.

11. Istirahat yang cukup.

Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant)

sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

11

Page 16: makalah tbc

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) sebagian kuman TBC

menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

1. Riwayat Terjadinya TBC

a. Infeksi Primer

Infeksi primer terjadi pada saat seseorang terpapar pertama kali

dengan kuman TBC.

b. Tuberkulosisn Pasca Primer

Ini biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah

infeksi primer.

c. Perjalanan Alamiah TBC yang tidak diobati.

Tanpa pengobatan setelah 5 tahun 50% dari penderita TBC akan

meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh

tinggi, 25% sebagai “kasus kronik” yang tetap menular (WHO,

1996)

2. Penyebab penyakit TBC

Disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis

3. Gejala-gejala TBC

a. Gejala Utama

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu/lebih.

b. Gejala Tambahan

- Dahak bercampur darah

- Batuk darah

- Sesak nafas dan nyeri dada

12

Page 17: makalah tbc

- Badan lemas, nafsu makan menurun, BB

turun, dan lain-lain.

4. Cara Penularannya.

Sumber penularannya adalah penderita TBC BTA positif. Pada waktu

batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam

13

Page 18: makalah tbc

bnentuk droplet. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di

udara pada suhu kamar selama beberapa jam orang dapat terinfeksi

kalau droplet tersebut terhirup ke dalam tubuh manusia melalui

pernapasan.

5. Diagnosis TBC

- Pada orang dewasa

- Pada anak-anak

6. Pengobatan

a. Jenis dan Dosis OAT

- Isomiasid (H)

- Ripampisin (R)

- Pirasinamid (Z)

- Streptomisin (S)

- Etambutol (E)

b. Prinsip pengobatan ada 2 tahap :

- Tahap intensif

- Tahap lanjutan

7. Cara mencegah penularan TBC.

a. Jika batuk tutuplah mulut dengan sapu tangan atau tisu.

b. Jika batuk berdahak, agar dahaknya ditampung dalam pot

berisi lisol 5% atau dahak ditimbun dalam tanah.

c. Jangan meludah disembarang tempat, dan lain-lain.

III.2 SARAN

Mudah-mudahan makalah ini bisa menambah wawasan atau

pemahaman kesehatan tentang bagaimana penanggulangan penyakit TBC

dan bisa membantu dalam memberantas penularan penyakit TBC.

Tetapi makalah ini masih banyak memerlukan pembenahan-

pembenahan. Maka dari itu kami selaku penulis mengharap pada rekan-

rekan pembaca atas saran dan kritikannya guna melengkapi makalah ini agar

menjadi lebih baik.

Demikianlah makalah yang kami buat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

131

Page 19: makalah tbc

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO, Tuberculosis Handbook, 1998 (WHO/TB/98.253)

2. WHO, Treatment of Tuberculosis : Guidelines for National

Programmer, Second Edition, 1997 (WHO/TB/97.220)

3. WHO, TB – A Global Emergency, WHO Report on The

Tuberculosis Epidemic, 1994 (WHO/TB/94.177)

4. Crofyah J. Horne N and Miller F. Clinical Tuberculosis, The

Macmllan Pres Limited, 1992.

5. Stop TB dengan DOTS. Gerakan Terpadu Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis (Gerdunas TB), 1994.

142

Page 20: makalah tbc

1