Askep Tbc Asma

download Askep Tbc Asma

of 33

Transcript of Askep Tbc Asma

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    1/33

     ASKEP TBC

    BAB I

    PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang

    Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen yang infeksious

     yang ditransmisikan / ditularkan oleh manusia, binatang atau benda kepada

    host yang rentan. Penyakit dari manusia atau binatang yang diakibatkan dari

    adanya infeksi. Host merupakan manusia atau binatang meliputi burung dan

    antropoda dimana agen yang infeksious dapat masuk ke dalamnya. Agen yang

    infeksius merupakan organisme (virus, riketsia, bakteri, jamur, protozoa,cacing) yang mampu menimbulkan infeksi pada host.

    Sekarang banyak penyakit menular yang gagal berespon terhadap pengobatan

     yang dulu berhasil berespon terhadap antibiotik yang dikenal dengan resistensi

    obat (antibiotik resisten). Telah banyak penyakit yang sangat menular resisten

    terhadap antibiotik seperti TB paru, malaria, salmonella dan gonorhoe.

    Pengendalian tuberkulosis dirintangi oleh faktor, salah satunya masalah

    adalah ketidakpatuhan dengan obat yang dianjurkan. Kebanyakan klien

    memerlukan pengobatan selama 9 bulan, termasuk pemantauan toksisitasobat dan respon terhadap terapi. Kebanyakan individu tidak mau tahu tidak

     bisa menekuni perjalanan pengobatan yang begitu lama. Mereka memutuskan

    peraturan pengobatan dan seringkali menjadi terinfeksi lagi atau tetap

     bergejala.

    Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi di Indonesia pada

    tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar

    antara 0,2 -0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global

     yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada

    tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

    Pada dari data tahun 1997-2004 [Attachment: Tabel Identifikasi Kasus 1997-

    2004 dan Tingkat Pelaporan 1995- 2000] terlihat adanya peningkatan

    pelaporan kasus sejak tahun 1996. Yang paling dramatis terjadi pada tahun

    2001, yaitu tingkat pelaporan kasus TBC meningkat dari 43 menjadi 81 per

    100.000 penduduk, dan pelaporan kasus BTA positif meningkat dari 25

    menjadi 42 per 100.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan umur, terlihat

    angka insidensi TBC secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua

    (dengan puncak pada 55-64 tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasusmasih terjadi pada kelompok umur 15-64 tahun. [Attachment : Age Specific

    Notification Rate 2004].

    Pada negara dengan infeksi HIV endemik, tuberculosis merupakan penyebab

    tunggal morbiditas dan mortalitas yang terpenting pada pasien AIDS.

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    2/33

    Perkiraan yang beralasan tentang besarnya angka tuberculosis di dunia adalah

    sepertiga populasi dunia terinfeksi dengan M. tuberculosis, bahwa 30 juta

    kasus tuberculosis aktif di dunia, dengan 10 juta kasus baru terjadi setiap

    tahun, dan bahwa 3 juta orang meninggal akibat tuberculosis setiap tahun .

     Tuberculosis mungkin menyebabkan 6 % dari seluruh kematian di seluruh

    dunia.

    B. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    • Mahasiswa diharapkan mengetahui tentang konsep TB paru

    2. Tujuan Khusus

    • Mahasiswa mengetahui tentang TB paru

    • Mahasiswa mengetahui cara mendiagnosis TB Paru

    • Mahasiswa dapat membuat Asuhan Keperawatan pada klien dengan TB

    Paru

    BAB II

    Konsep Dasar Medis

     A. Pengertian TB Paru

     Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium tuberkulosis

    sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak

    di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer,

    2000)

     Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang

    parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,

    terutama meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda,2001)

    .

    B. Etiologi

     Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis adalah batang aerobik

    tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan

    sinar ultra violet, dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um.

     Yang tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis kompleks adalah:

    • Mycobakterium tuberculosis

    •  Varian asian

    •  Varian african I

    •  Varian asfrican II

    • Mycobakterium bovis

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    3/33

    Kelompok kuman mycobakterium tuberkulosis dan mycobakterial othetan Tb

    (mott, atipyeal) adalah :

    • Mycobacterium cansasli

    • Mycobacterium avium

    • Mycobacterium intra celulase

    • Mycobacterium scrofulaceum

    • Mycobacterium malma cerse

    • Mycobacterium xenopi

     Tuberkulosis paru pada manusia dapat dijumpai dalam 2 bentuk :

    1. Tuberkulosis Primer

    Bila penyakit terjadi pada infeksi pertama kali

    2. Tuberkulosis Paska Primer

    Bila penyakit timbul setelah beberapa waktu seseorang terkena infeksi primer

    menyembuh dan merupakan bentuk yang terpenting oleh karena merupakan

     bentuk yang paling sering ditemukan dan dengan terdapatnya kuman dalam

    sputum yang merupakan sumber penularan.

    Faktor Predisposisi

     Tubercolosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara.

    Individu terinsfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi,

    melepaskan droplet besar ( lebih besar dari 100u ) dan kecil ( 1 sampai 5 u ).

    Droplet yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan diudara

    dan tertiup oleh individu yang rentan. Individu yang beresiko tinggi untuk

    tertular tuberculosis adalah sebagai berikut:

    • Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.

    • Individu imunosupresif ( Termasuk lansia, pasien dengan kanker,

    mereka yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi dengan

    HIV ).

    • Pengguna obat-obatan IV dan alkoholik.

    • Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat

    ( tunawisma,tahanan, etnik dan ras minoritas terutama anak-anak dibawah

    usia 15 tahun atau dewasa muda antara yang berusia 15-44 tahun ).

    • Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya

    ( misalny diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi, bypass

    gasterektomi yeyunoileal ).

    • Imigran dari negara dengan insiden TB yang tinggi (Asia tenggara,

     Afrika, Amerika latin,karibia)

    • Setiap individu yang tinggal di institusi ( misalnya fasilitas perawatan

     jangka panjang, institusi psikiatrik, penjara ).

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    4/33

    • Indivudi yang tinggal didaerah perumahan substandart kumuh.

    • Petugas kesehatan

    C. Patofisiologi dan pathways

    Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan ataudibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini

    dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada

    tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam

    suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai

     berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan

    menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar

     bila ukurannya kurang dari 5 mikromilimeter.

     Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas

    perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit ( biasanya

    sel T ) adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal,

    melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan

    limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat).

    Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai

    unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar cendrung tertahan

    dihidung dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit ( Dannenberg

    1981 ). Setelah berada diruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas

    paru-paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel ini membangkitkanreaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak didaerah tersebut dan

    memfagosit bakteria namun tidak membunuh organisme ini.

    Sesudah hari-hari pertama leukosit akan digantikan oleh makrofag . Alveoli

     yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia

    akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada

    sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus difagosit atau

     berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening

    menuju kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi

    menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel

    epiteloid yang dikelilingi oleh limposit. Reaksi ini butuh waktu 10-20 hari.

    Nekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju yang biasa

    disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan

    granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast

    menimbulkan respon yang berbeda.Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa

    membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul

     yang mengelilingi tuberkel.

    Lesi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjargetah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Respon lain

     yang dapat terjadi didaerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair

    lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkel yang

    dilepaskan dari dindingkavitas akan masuk kedalan percabangan

    trakeobronkhial. Proses ini dapat terulang lagi kebagian paru lain atau

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    5/33

    terbawa kebagian laring, telinga tengah atau usus.

    Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan

    meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen brokus

    dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapt dekat dengan

    perbatasan bronkus rongga. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak

    dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan

     bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. Keadaan ini

    dapat dengan tanpa gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan

    dengan brokus sehingge menjadi peradangan aktif.

    Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.

    Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah

    dalam jumlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. Jenis

    penyeban ini disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri.Penyebaran hematogen biasanya merupakan fenomena akut yang dapat

    menyebabkan tuberkulosis milier.Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak

    pembuluh darah sehingga banyak organisme yang masuk kedalam sistem

     vaskuler dan tersebar keorgan-organ lainnya

    PATHWAYS DAN PATOFISIOLOGI

    D. Manifestasi Klinis

    Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    6/33

     yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak

    terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk

    menegakkan diagnosa secara klinik.

    1. Gejala sistemik/umum, antara lain sebagai berikut :

    • Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya

    dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang

    serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

    • Penurunan nafsu makan dan berat badan.

    • Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan

    darah).

    • Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

    2. Gejala khusus, antara lain sebagai berikut :

    •  Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadisumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat

    penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan

    suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. Kalau ada

    cairan dironggapleur a (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan

    keluhan sakit dada.

    • Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi

    tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara

    pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

    • Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)dan disebut sebagaim eningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah

    demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

    E. Pemeriksaan Diasnotik

    • Sputum Culture : Positif untuk mycobacterium tuberkulosa pada

    stadium aktif.

    • Ziehl Neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body fluid) : positif

    untuk BTA.

    • Skin Test (PPD, Mantoux, Tine, Vollmer Patch) : reaksi positif (areaindurasi 10 mm atau lebih, timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen

    intradermal) mengindikasikan infeksi lama dan adanya antibodi tetapi tidak

    mengindikasikan penyakit sedang aktif.

    • Chest X-Ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di

     bagian paru-paru bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer yang membaik

    atau cairan pada effusi. Perubahan mengindikasikanTB yang lebih berat dapat

    mencakup area berlubang dan fibrous.

    • Histologi atau Culture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan

    CSF, biopsi kulit) : positif untu mycobacterium tuberkulosa.• Needle Biopsi of Lung Tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel-

    sel besar yang mengindikasikan nekrosis.

    • Elektrolit : mungkin abnormal tergantung dari lokasi dan beratnya

    infeksi; misalnya hiponatremia mengakibatkan retensi air, mungkin ditemukan

    pada TB paru kronik lanjut.

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    7/33

    •  ABGs : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan

    paru.

    • Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat

    kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB.

    Darah : lekositosis, LED meningkat.

    •  Test Fungsi Paru : VC menurun, Dead Space meningkat, TLC meningkat

    dan menurunnya saturasi oksigen yang merupakan gejala sekunder dari

    fibrosis/infiltrasi parenchim paru dan penyakit pleura.

    F. Penatalaksanaan TBC

    Pengobatan penyakit Tuberculosis dahulu hanya dipakai satu macam obat

    saja. Kenyataan dengan pemakaian obat tunggal ini banyak terjadi resistensi.

    Untuk mencegah terjadinya resistensi ini, terapi tuberculosis dilskukan

    dengan memakai perpaduan obat, sedikitnya diberikan 2 macam obat yang

     bersifat bakterisid. Dengan memakai perpaduan obat ini, kemungkinan

    resistensi awal dapat diabaikan karena jarang ditemukan resistensi terhadap 2

    macam obat atau lebih serta pola resistensi yang terbanyak ditemukan ialah

    INH

    Pemberian obat-obatan : OAT (Obat Anti Tuberkulosa), Bronchodilator,

    Expectoran, OBH, dan Vitamin.

     Adapun jenis obat yang dipakai adalah sebagai berikut :

    • Obat Primer

    • Obat Sekunder

    1. Isoniazid (H)

    2. Ekonamid

    3. Rifampisin (R)

    4. Protionamid

    5. Pirazinamid (Z)

    6. Sikloserin7. Streptomisin

    8. Kanamisin

    9. Etambutol (E)

    10. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)

    11. Viomisin

    12. Kapreomisin

    Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu :

     Tahap INTENSIF●  

    Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah

    terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut

    diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam

    kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi negatif

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    8/33

    (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahab

    intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.

     Tahap lanjutan●  

    Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan

     jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Tahap lanjutan

     penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah

    terjadinya kekambuhan.

    Nonfarmakologi

    1. Modifikasi diet : banyak makan makanan yang bergizi (diet TKTP)

    2. Mengurangi aktivitas berlebihan

    3. Hindari merokok dan minum alkohol

    4. Jika terjadi sesak duduk semifowler dan latihan batuk efektif

    BAB III 

    Konsep Dasar Keperawatan

     A. Pengkajian

    a. Tanda dan gejala

    1). Aktivitas

    • Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan, napas pendek, kesulitan tidur

    pada mmalam atau demam malah hari, menggiggil dan atau berkeringat,

    mimpi buruk.

    •  Tanda : Takhikardia, takhipnea/dispnea pada kerja, kelelahan otot,

    nyeri, dan sesak

    2). Integritas ego

    •  Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini), ansietas

    • Gejala : adanya / faktor stres lama, masalah keuangan rumah.

    Perasaaan tidak berdaya, tidak ada harapan, populasi / budaya , etnik.

    3). Makanan / cairan

    •  Tanda : Turgor kulit buruk, kering / bersisik, kehilangan otot/ hilang

    lemak subkutan

    • Gejala : Kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, penurunan

     bear badan.

    4). Nyeri / kenyamanan

    •  Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi dan gelisah

    • Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang

    5). Pernapasan

    •  Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, pengembangan pernapasan

    tidak simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus. Bunyi napas :

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    9/33

    menurun/ tidak ada secara bilteral atau unilateral (Effusi pleural/

    pneumothorak). Bunyi napas tubuler dan atau bisikan pektoral diatas lesi

    luas. Krekel tercatat diatas apek paru selama inspirasi cepat setelah batuk

    pendek (Krekel Posttussic) karakteristik sputum : hijau / purulen, mukoid

    atau bercak carah. Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik), tak perhatian,

    mudah terangsang yang nyata, perubahan mental.

    • Gejala : Batuk produktif atau tidak produktif, napas pendek, riwayat

     TB / terpajan pada individu terinfeksi.

    6). Keamanan

    •  Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut

    • Gejala : Adanya kondisi penekanan imun

    7). Interaksi sosial

    • Gejala : Perasaan isolasi / penolakan karena menular, perubahan pola

     biasa dalam tanggungjawab/ perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan

    peran.

    8). Penyuluhan / pembelajaran

    • Gejala : Riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status kesehatan

     buruk, gagal untuk membaik/ kambuhnya TB, tidak berpartisipasi dalam

    terapi.

     b. Pemeriksaan fisik

    1. Tanda-tanda adanya infiltrasi luas atau konsolidasi, terdapat fremitus

    mengeras, perkusi redup, suara napas bronkial dengan atau tanpa ronki

    2. Tanda-tanda penarikan paru, diafragma, mediastinum atau pleura dada

    asimetris, pergerakan napas yang tertinggal, pergeseran dari batas-batas

    diafragma, jantung, suara nafas melemah dengan atau tanpa ronki.

    3. Tanda-tanda kavitas yang berhubungan dengan bronkus, suara amforik

    4. Sekret disaluran nafas : ronki basah / kering

    5. Lokasi kelainan : walaupun lesi tuberkulosis mempunyai predileksi dipuncak paru, namun kelainan dapat terjadi pada semua bagian paru.

    c. Pemeriksaan laboratorik

    1. Anemia terutama bila penyakit berjalan menahun

    2. Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit

    3. Laju endap darah (LED) meningkat terutama pada fase akut dan

    umumnya nilai-nilai tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan.

    4. Kelainan pada darah tepi adalah tidak khas dan tidak sensitif.

    d. Pemeriksaan radiologi

    • Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan

    kalsium lesi sembuh primer atau effusi cairan. Perubahan menunjukkan lebih

    luas TB dapat termasuk rongga, area fibrosa.

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    10/33

    e. Pemeriksaan baktererologik sputum

    • Positif untuk mycobakterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit.

    f. Uji tuberkulin

    • Rekasi positif (area 10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah

    injeksi, intradermal antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya

    antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi

     bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak

    dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda.

    B. Diagnosa Keperawatan

    a. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan

    1. Sekret kental atau sekret darah

    2. Kelemahan, upaya batuk buruk

    3. Edema trakeal / faringeal

     b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

    1. Penurunan permukaan efektif paru, atelektasis

    2. Kerusakan membran alveolar-kapiler

    3. Sekret kental, tebal

    4. Edema bronkial

    c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

     berhubungan dengan

    1. Kelemahan

    2. Sering batuk / produksi sputum, dispnea

    3. Anoreksia

    4. Ketidakcukupan sumber keuangan

    d. Risiko tinggi infeksi penyebaran / aktivitas ulang infeksi berhubungandengan

    1. pertahanan primer tidak adekuat

    2. fungsi silia menurun/ statis sekret

    3. kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar

    4. malnutrisi

    5. terkontaminasi oleh lingkungan.

    BAB IV

    PENUTUP

     A. Kesimpulan

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    11/33

     Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium tuberkulosis

    sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak

    di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer,

    2000)

     Tanda dan gejala yaitu malaise, anoreksia, berat badan menurun, keringat

    malam. Akut : Demam tinggi seperti flu, menggiggil. Kronis : demam akut,

    sesak nafas, sianosis. Respiratorik : batuk lebih dari 2 minggu, riak mukoid /

    mukopurulen, nyeri dada, batuk darah, nyeri pleuritik, sesak nafas. Gejala

    meningeal : nyeri kepala, kaku kuduk

    Etiologi dan sifat kuman yaitu mycobacterium Tuberculosis yang merupakan

    kuman tahan asam, mati oleh sinar matahari langsung, airbone infektion,

    penyebaran melalui aliran linfogen, hematogen.

    B. Saran

    1. Untuk penderita diharapkan untuk selalu kontrol dengan teratur, selalu

    konsultasi bila ada keluhan dan ketidaktahuan tentang penyakitnya.

    2. Untuk petugas sebaiknya dalam prosedur pengobatan dan perawatannya

    tidak dipersulit sehingga penderita dapat berobat tanpa halangan, dilakukan

    perawatan tidak lanjut dirumah dengan melakukan pengkajian penderita

    dirumah untuk menggali penyebab penyakit TB paru yang diderita.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Brunner dan Suddarth, 2001, Keperawatan Mediakal Bedah, edisi 8

     volume 3, buku Kedokteran EGC, Jakarta

    2. Doengoes, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, EGC, Jakarta

    3. Tri Susilo Hadi, 2005, Makalah Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

    Panyakit TB Paru, Semarang

    4. Arif Mansjoer dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius,

     Jakarta

    BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN Defnisi

     Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh

    meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan.

    Penyempitan saluran pernapasan ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti

    semula, baik tanpa obat maupun dengan obat (Admin, 2011). Pengertian lain dari asma

    adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reersible, bah!a trakea dan

    bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Asma

    dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk

    dan mengi.

     

    Epidemiologi

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    12/33

    "enurut #inas $esehatan %ula!esi %elatan 2010, &erdasarkan hasil sureilans

    penyakit tidak menular berbasis rumah sakit di %ula!esi selatan pada tahun 200'.

    #iperoleh informasi bah!a jumlah penderita asma adalah '00 orang. %edangkan pada

    tahun 200 sebanyak '0 orang, dan berdasarkan hasil sureilans penyakit menular

    berbasis puskesmas di %ula!esi selatan pada tahun 200'. #iperoleh informasi bah!a

     jumlah penderita asma adalah *+ orang sedangkan pada tahun 200 sebanyak *

    orang (-inda!ati, 2011). &erdasarkan dari data yang diperoleh dari bagian rekam

    medik, umah %akit dr. /ahidin %udirohusodo. "akassar. umlah penderita asma

    bronchial pada tahun 200 sebanyak 1** penderita, sedangkan pada tahun 2010

    terjadi penurunan yaitu sebanyak 121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi

    peningkatan sebanyak 1' penderita.

     

    Penyebab

    tiologi dari asma bronchial belum diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan

    presipitasi timbulnya serangan asma bronchial3

    1. Faktor predisposisi

    4enetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya,

    meskipun belum diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini,

    penderita akan sangat mudah terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor

    pencetusnya.

    2. Faktor presipitasi1. Alergen

    #imana alergen dapat menjadi jenis, yaitu 3

    1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

    5ontohnya 3 debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

    1. Ingestan, yang masuk melalui mulut

    5ontohnya 3 makanan dan obat6obatan

    1. Perubahan cuaca

    5uaca lembab dan ha!a pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.

    $adang6kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti 3 musim hujan, musim

    kemarau, musim bunga. 7al yang berhubungan dengan arah mata angin adalah debu

    dan serbuk bunga.

    1. Stress

    %tress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga

    bisa memperberta serangan asma yang sudah ada. ika stress masih belum bisa

    diatasi maka gejala asma juga belum bisa diobati.

    1. Lingkungan kera

    -ingkungankerjamempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan

    asma. 7al ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. "isalnya orang yang bekerja di

    laboratorium he!an, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    13/33

    1. Akti!tasFisik

     Asma yang timbul karena aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala6gejala

    asma selama atau setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita

    dalam keadaan istirahat, penderitaakan bernafas melalui hidung. %e!aktu udara

    bergerak melalui hidung, udara itu dipanaskan dan menjadi lembab. %aat melakukanaktifitas, pernafasan terjadi melalui mulut, nafasnya semakin cepat dan olume udara

    yang dihirup bertambah banyak. 7al ini dapat menyebabkan otot yang peka di sekitar

    saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara menjadi lebih sempit, yang

    menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma

    ("u8ayin, 200). %ebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas menjadi

    lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma ("u8ayin, 200).

    &erbagai keadaan dapat meningkatkan hiperaktiitas saluran pernafasan seseorang

    yaitu 3

    1. In"amasi saluran perna#asan

    %el6sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan

    gejala asma dan 7%9 (7iperaktiitas %aluran 9apas).

    2. $erusakan epitel

    %alah satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. $erusakan ini berariasi dari

    yang ringan sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi alergen,

    mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung6ujung saraf autonom.

    %. &ekanisme neurologis

    Pada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf para simpatik.

    '. (angguan instrinsik

    :tot polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga

    berperan dalam 7%9.

    ). *bstruksi saluran napas

    "eskipun bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam 7%9

    (%uyono, %lamet. 20023 22).

     

    "enurut 9A9#A etiologi dari asma adalah 3

    1. Lingkungan, seperti asap rokok.2. +alan napas, seperti spasme inhalasi napas, perokok pasi#, sekresi yang

    tertahan, dan sekresi di bronkus.%. Fisiologi, seperti inhalasi, penyakit paru obstruksi kronik

    (9anda, 200+3 6+)

     

    Tanda dan Gejala

    4ambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (!hee8ing) dan

    sebagian penderita disertai nyeri dada). Pada a!al serangan sering gejala tidak jelas,

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    14/33

    seperti rasa berat didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin,

    "eskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan

    selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang6kadang

    purulent (%uyono, %lamet. 20023 2).

    ;andadangejala yang ditemukanpadaanakdenganasmabronkhialadalah3

    1. Sesaknapasdispnea.2. -atuk yang disertailendirbatukkering.%. yeri dada.'. Adanya suara na#as mengi /0heeing, yang bersi#at paroksismal, yaitu

    membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari.).3. $emerahan pada aringan.

    4ejala pada asma yang lebih berat, antara lain

    1. -arrel chest2. Sianosis%. (angguan kesadaran'. 4akikardi). Peningkatan tekanan darah3. Perna#asan yang cepat dan dangkal.

      Paofsiologi

    5iri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan

    oleh spasme atau konstriksi otot6otot polos bronkus, pembengkakan atau edemamukosa bronkus, dan hipersekresi mukosa< kelenjar bronkus (%melt8er, 2002= %undaru,

    2001).Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang

    menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitiitas

    bronkhioulus terhadap benda6benda asing di udara. eaksi yang timbul pada asma tipe

    alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut 3 seorang yang alergi mempunyai

    kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody >g abnormal dalam jumlah besar 

    dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya.

    Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial

    paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. &ila seseorang

    menghirup alergen maka antibody >g orang tersebut meningkat, alergen bereaksi

    dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan

    mengeluarkan berbagai macam 8at, diantaranya histamin, 8at anafilaksis yang bereaksi

    lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. fek

    gabungan dari semua faktor6faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding

    bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan

    spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi

    sangat meningkat.

    #iameter bronkiolus pada asma akan berkurang selama ekspirasi dari pada selama

    inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan

    bagian luar bronkiolus. $arena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan

    selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    15/33

    terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi

    dengan baik dan adekuat, tetapi sekali6kali melakukan ekspirasi. 7al ini menyebabkan

    dispnea. $apasitas residu fungsional dan olume residu paru menjadi sangat meningkat

    selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. 7al

    ini bisa menyebabkan barrel chest.

     

    !lini"al Pa#$ay

     

    Pengakti#an respon imun /sel mast

    Pengakti#an mediator kimia0i /histamin, serotonin, kinin

    -ronkospasmePenyempitan alan na#as

    Sekresi mukus

    In"amasi

    5dema mukosa

    Serangan paroksimal

    6ispnea, 0heeing, batuk sputum-ersihan alan na#as tidak e#ekti# 

    $elemahan dan keletihan

    $etidakade7uatan suplai oksigen

    Intoleransi Akti!tas

    Al8eoli tertutup

    9ipoksemia(angguan pertukaran gas

    Anoreksia

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    6e!sit cairan dan nutrisi

    Faktor 5kstrinsik

    In#eksi kumanIn#eksi sal.na#as

    Alergen : Faktor genetik

    Faktor Intrinsik

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    16/33

     

    Peme%i&saan Diagnosi& 1. Pengukuran #ungsi paru /Spirometri

    Pengukuran fungsi paru bertujuan untuk mengukur olume paru secara static dan

    dinamik dan untuk mengetahui gangguan pada faal paru. 5ara yang paling cepat dan

    sederhana untuk menegakkan diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan

    dengan bronkodilator. ;etapi respon yang kurang dari 20 ? tidak berarti bukan asma.

    7al6hal tersebut bisa dijumpai pada pasien yang sudah normal atau mendekati normal.

    2. ;i pro8okasi bronkus

    @ji prookasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktiitas bronkus. @ji

    prookasi bronkus bermakna jika terjadi penurunan B1 sebasar 20 ? atau lebih.

    %. Pemeriksaan kulit@ntuk menunjukkan adanya antibody >g hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.

    '. Analisa (as 6arah /A(6 astrup

    7anya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea,

    dan asidosis respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai berikut3

    1. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pulateradi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

    2. $adang

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    17/33

    Penaala&sanaan 'edis

    Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu3

    1. Pengobatan non #armakologik@2. &emberikan penyuluhan

    %. &enghindari #aktor pencetus'. Pemberian cairan). Fisiotherapy3. -eri *2 bila perlu.

     

    2. Pengobatan #armakologik @%. -ronkodilator @ obat yang melebarkan saluran na#as. 4erbagi dalam 2

    golongan @'. Simpatomimetik andrenergik /Adrenalin dan e#edrin

    9ama obat 3

    1. *rsiprenalin /Alupent2. Fenoterol /berotec%. 4erbutalin /bricasma

    :bat6obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan

    semprotan. Cang berupa semprotan3 "#> ("etered dose inhaler). Ada juga yang

    berbentuk bubuk halus yang dihirup (Bentolin #iskhaler dan &ricasma ;urbuhaler) atau

    cairan broncodilator (Alupent, &erotec, briasma serts Bentolin) yang oleh alat khusus

    diubah menjadi aerosol (partikel6partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.

    1. Santin /teo!lin

    9ama obat 3

    1. Amino!lin /Amicam supp2. Amino!lin /5uphilin etard%. 4eo!lin /AmileB

    fek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya

    berbeda. %ehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.

    5ara pemakaian 3 &entuk suntikan teofillin < aminofilin dipakai pada serangan asma

    akut, dan disuntikan perlahan6lahan langsung ke pembuluh darah. $arena seringmerangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan.

    >tulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati6hati bila

    minum obat ini. ;eofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya

    dimasukkan ke dalam anus. %upositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal

    tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

    1. $romalin

    $romalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.

    "anfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak6anak. $romalinbiasanya diberikan bersama6sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat

    setelah pemakaian satu bulan.

    1. $etoli#en

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    18/33

    "empunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. &iasanya diberikan

    dengan dosis dua kali 1mg < hari. $euntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral

    (elin dan joyce -. kee, 1 = $arnen barata!ijaja, 1 )

      Penaala&sanaan (epe%a$aan

    Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah 3

    1. &enghilangkan obstruksi alan na#as dengan segara.2. &engenal dan menghindari #aktobu rumah tangga.

     Alamat tinggal l. $erinci %umbersari, ember. masuk % ;anggal 0 "aret 201+

    $lien masuk rumah sakit karena keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak

    yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir. $eluhan ini terjadi saat klien sesak dan

    batuk se!aktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktiitas.

    7asil pengkajian klien didapatkan klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak

    ber!arna putih kental, dan klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan

    pengasapan (nebuli8er). $lien terlihat cemas. $lien mengaku tidak nafsu makan. $lien

     juga mengatakan mempunyai ri!ayat asma sejak kecil dan klien mengatakan bah!a

    ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki ri!ayat asma, yaitu ibunya.

    Pemeriksaan fisik pada klien didapatkan hasil3 rongga dada simetris, retraksi dinding

    dada (D), taktil fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar

    !hee8ing, resonan pada perkusi dinding dada, dan sputum ber!arna putih kental. #ari

    hasil obserasi didapatkan hasil3 tingkat kesadaran3 kompos mentis, dan hasil ;;B3 ;#

    E 10

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    19/33

    uang 3 Alamanda

    9o. egister 3 H

    #F. "edis 3 Asma &ronkial

    ;anggal Pengkajian 3 0 "aret 201+. Pukul 1+.00 />&

      -denias (lien1. ama @ y. 92. ;mur @ 2C tahun%. +enis $elamin @ Perempuan'. Agama @ Islam). Suku bangsa @ +a0a3. -ahasa @ +a0a, Indonesia>. Pendidikan @ S&A?. Pekeraan @ Ibu rumah tanggaC. Status @ Sudah menikah1=. Alamat @ +l. $erinci %C Sumbersari, +ember

     

    Penanggung ja!ab 3

    1. ama @ 4n. +2. ;mur @ %= tahun

    %. Pekeraan @ S0asta'. Alamat @ +l. $erinci %C Sumbersari, +ember). 9ubungan dengan klien @ Suami

     

    (el,#an Uama

    $lien mengeluh dadanya sesak dan batuk.

      Ri$aya (epe%a$aan *e&a%ang

    $lien datang ke rumah sakit pukul 1300 />& $lien mengatakan selama 1 mingguterakhir menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.

     

    Ri$aya (epe%a$aan Da#,l,

    $lien mengatakan bah!a sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit

    di % Paru ember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. $lien mengatakan

    sedang menjalani pengobatan terapi yang di berikan dokter. $lien mengatakan Asma

    akan timbul saat dingin, akibat debu dan mencium bau yang menyengat.

     

    Ri$aya (ese#aan (el,a%ga

    $lien mengatakan bah!a ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.

     

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    20/33

    Peng&ajian 11 Pola ,ngsional (ese#aan da%i 'a%jo%y Go%don1. Pe%sepsi dan pemeli#a%aan &ese#aan

     Apabila sakit, klien segera berobat ke rumah sakitntake makanan 3

    1. Sebelum sakit @ %B sehari,makan habis 1 porsi, sayur, laukB sehari,0arna kuning.2. Selama sakit @ % D 'B sehari, 0arna kuning, tidak terpasang 6E%. Pola a&i0ias dan lai#an'. Sebelum sakit @

    (emamp,an pe%a$aan di%i 1 ) 2

    &akanminum

    &andi

     4oileting

    -erpakaian

    &obilitas ditempat tidur

    -erpindah

    Ambulasi rom

    $et 3

    0 E mandiri

    1 E alat bantu

    2 E dibantu oranglain

    E dibantu orang lain dan alat

    1. Selama sakit @

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    21/33

    (emamp,an pe%a$aan di%i 1 ) 2

    &akanminum

    &andi

     4oileting

    -erpakaian

    &obilitas ditempat tidur

    -erpindah

    Ambulasi rom

    $et 3

    G mandiri G alat bantu G dibantu oranglain G dibantu orang lain dan alat

     

    ). Pola id,% dan isi%a#a3. Lama tidur siang 2 am>. Lama tidur malam > am?. Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnyaC. Pola &ognii3 dan pe%sepsi senso%i

    $elainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan

    akhirnya dapat mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien sehingga

    kemungkinan terjadi serangan asma berulang akan semakin tinggi.

    >. Pola pe%sepsi di%i

    $lien yakin penyakitnya akan sembuh.

    ?. Pola se&s,alias dan %ep%od,&si

    $lien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

    C. Pola pe%an #,b,ngan

    $lien sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai hubungan

    baik dengan keluarganya.

    1=. Pola managemen &oping 4 s%ess

    $lien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.

    11. *isem nilai dan &epe%"ayaan

    $lien beragama >slam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

     

    Peme%i&saan isi& 

    Peme%i&saan Um,m

    $eadaan umum 3 klien tampak sesak

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    22/33

    $esadaran 3 kompos mentis

    ;ekanan darah 3 10

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    23/33

    Hasil Peme%i&saan Diagnosi& 1. 9asil Pemeriksaan Laboratorium

    7asil pemeriksaan 9y.7 didapatkan hasil sebagai berikut.

    Sputum ber0arna putih kental

    9b G 1),) grH Leukosit G 1>.===mm%

     4rombosit 23=.===mm%

    9t G '>8olH

     

    2. 9asil Pemeriksaan adiologi

    4ambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada !aktu serangan

    menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru6paru yakni radiolusen yang bertambah

    dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila

    terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut3

    1. -ila disertai dengan bronkitis, maka bercak

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    24/33

    2. $eluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk se!aktu bangun pagi dan semakin

    meningkat ketika beraktiitas.

     

    DO5Pemeriksaan isik3

    a. suara napas klien terdengar !hee8ing

    b. sputum ber!arna putih kental

    c. tingkat kesadaran3 kompos mentish

    d. ;;B3 E *F

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    25/33

    b. %elama sakit 3 F sehari makan habis 6 sendok sayur, lauk6pauk

    . >ntake cairan 3

    a. %ebelum sakit 3 + H gelas sehari, air putih

    b. %elama sakit 3 H gelas sehari, air putih

    DO5

    1. "akanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

    tubuhAnoreksia I deficit cairan dan nutrisiJ

     

    P%io%ias Diagnosis (epe%a$aan1. Dx I : Bersihan jalan naas tidak eekti !"d !ronkospasme ditandai

    dengan

    DS:1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang

    telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.2. $eluhan ini teradi saat klien sesak dan batuk se0aktu bangun pagi

    dan semakin meningkat ketika berakti8itas.

    D#:

    Pemeriksaan isik3

    1. suara napas klien terdengar 0heeing2. resonan pada perkusi dinding dada%. sputum ber0arna putih kental'. 44@ G %3Bmenit

     

    2. Dx II : $angguan pertukaran gas !"d gangguan suplai oksigen%!ronkospasme& ditandai dengan

    DS:

    1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yangtelah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

    2. $eluhan ini teradi saat klien sesak dan batuk se0aktu bangun pagidan semakin meningkat ketika berakti8itas.

    D#:

    Pemeriksaan isik3

    1. retraksi dinding dada /:2. suara napas klien terdengar 0heeing%. resonan pada perkusi dinding dada'. sputum ber0arna putih kental). 44@ G %3Bmenit3. Dx III : Intoleransi akti'itas !"d ketidakade(uatan suplai #ksigen

    ditandai dengan

    DS:1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum

    ber0arna putih kental yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    26/33

    2. $eluhan ini teradi saat klien sesak dan batuk se0aktu bangun pagidan semakin meningkat ketika berakti8itas.

    D#:1. $lien tampak cemas2. Suara napas klien terdengar 0heeing

    %. Pemeriksaan Fisik@;;B3 E *F

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    27/33

    c. @kur frekuensi pernafasan. 5atat rasio inspirasi6ekspirasi

    d. $aji pasien untuk posisi nyaman. "isalnya Peninggi kepala tempat tidur 

    e. &antu klien nafas dalam

    f. $olaborasi pemberian obat golongan &2

    g. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum seperti

    !arna, karakter, jumlah, dan baua. &eberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan

    obstruksi jalan nafas

    b. Pernafasan dapat melambat

    c. Peninggi kepala tempat tidur mempermudah pernafasan dengan menggunakan

    graitasi.

    d. Bentilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret

    ke dalam jalan nafas.

    e. Pemberian bronkodilator ia inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang

    mengalami spasme sehingga lebih cepat berdilatasi

    f. "encegah pasien dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret

    pasienJ$2.0 "aret 201+1.00 />&>>Pertukaran gas adekuat setelah dilakukanpera!atan selama 2L2 jam dengan

    $riteria hasil3

    1. $lien menunjukkan perbaikan entilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan

     A4# dalam batas normal (p7 E ,+ H ,+= Pa:2 E '0 H 100 mmhg= Pa5:2 E' H +

    mmhg)

    2. 1*620 F

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    28/33

    e. Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil pera!at jika pasien

    mengalami asmaa. &erguna dalam ealuasi derajat distress pernafasan

    b. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi semifo!ler 

    c. Pa5:2 yang meningkat dapat menandakan terjadinya kegagalan penafasan

    d. @ntuk memberikan aksi bronkodolator langsung kedalam pernafasan sehingga

    dapat memperbaiki pertukaran gas

    e. $eluarga adalah orang yang selalu berada disisi klien, yang akan mengetahui lebih

    banyak mengenai kondisi klienJ$.0 "aret 201+0.00 />&>>>%etelah dilakukan

    pera!atana selama 2L2 jam, pasien dapan menoleransi aktiitas yang biasa dilakukan

    ditandai dengan.

    1. $lien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur

    dengan tidak adanya dyspnea dan kelemahan yang berlebihan.

    2. ;;B dalam batas normal.

    . rekuensi pernafasan saat beraktiitas dalam batas normala. aluasi respon

    pasien terhadap aktiitas. 5atat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau

    kelelahan dan perubahan tanda ital selama dan setelah aktiitas.

    b. &erikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai

    indikasi, dorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat

    c. elaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya

    kesimbangan aktiitas dan istirahat

    d. &antu aktiitas pera!atan diri yang diperlukan. &erikan kemajuan peningkatan

    aktiitas selama fase penyembuhan

    e. -ibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.a. "enetapkan

    kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interensi

    b. "enurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat

    c. ;irah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan

    metabolik,menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktiitas ditentukan

    dengan respon indiidual pasien terhadap aktiitas dan perbaikan kegagalan

    pernapasan

    d. "eminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan

    oksigen

    e. menunjukan kerja sama dan pasien merasa lebih diperhatikanJ$.0 "aret

    201+1.00 />&>BPemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan

    interensi selama L2 jam dengan kriteria hasil 3

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    29/33

    a. nafsu makan pasien akan kembali normal

    b. menunjukan pemahaman kebutuhan diet indiidu

    c. menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium

    normalb. 5atat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan

    dan derajat kekurangan berat badan, ri!ayat mual

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    30/33

    e. $lien merasa lebih nyaman, spasme jalan nafas klien menurun

    f. $lien mampu melakukan nafas dalam dengan baik dan benarJ$

     

    2. No D7 --

    No Tanggal 6am -mplemenasi E0al,asi o%mai3 Pa%a3  

    1. =% &aret2=1)

    1C.=

    =JI-

    a. &engkai #rekuensi,

    kedalaman pernapasan.

    Eatat penggunaan ototaksesori, na#as bibir

    b. "eninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah

    bernafas

    c. &erkolaborasi untuk pemantauan analisis 4#A

    d. &erkolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

    e. "engajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil pera!at jika pasien

    mengalami asmaa. ;erlihat pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan

    b. Pasien merasa lebih baik saat posisi kepala lebih tinggi

     

    J$

     

    %. No D7 ---

    No

    Tangga

    l 6am -mplemenasi E0al,asi 3o%mai3 Pa%a3  

    1. ='&aret

    2=1)

    =>.==

    JI-

    a. &enge8aluasirespon pasien terhadap

    akti8itas. &encatat

    laporan dispnea,

    peningkatan kelemahan

    atau kelelahan dan

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    31/33

    perubahan tanda 8ital

    selama dan setelah

    akti8itas.

    b. "emberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut

    sesuai indikasi, mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat

    c. "enjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya

    keseimbangan aktiitas dan istirahat

    d. "embantu aktiitas pera!atan diri yang diperlukan. "emberikan kemajuan

    peningkatan aktiitas selama fase penyembuhan

    e. melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.a. ;#E110

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    32/33

    N

    o

    Tanggal/6

    am

    No.

    D7 E0al,asi Pa%a3

    1.

    =) &aret

    2=1)

     

    1+.00 />&>% E %esak berkurang, batuk berdahak masih ada

    : E ;# 3110&>B% E Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa

    mual

    : E makanan habis M porsi

  • 8/17/2019 Askep Tbc Asma

    33/33

     A E masalah teratasi sebagian

    P E lanjutkan interensi kepera!atan

    > E berikan makanan kesukaan pasien yang sesuai dengan diet pasien

    E pasien tidak mual, makanan habis 1 porsiJ$

     

    DATAR PU*TA(A

    BU(U

    #oenges, "arilynn . 1. *encana +suhan ,eperaatan: pedoman untuk

     perencanaan dan pendokumentasian peraatan pasien" akarta3 45