Askep Dermatitis

17
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DERMATITIS A. PENGKAJIAN Pengkajian didasarkan pada semua gejala klinis yang ditemukan pada berbagai jenis dermatitis. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan fungsi barier kulit ( lesi dan reaksi inflamasi ) 2. Nyeri dan gatal b.d lesi kulit 3. Gangguan pola tidur b.d pruritus 4. Gangguan citra tubuh b.d rasa malu terhadap penampakan kulit yang tidak baik dan persepsi diri tentang ketidakbersihan. 5. kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara-cara menangani kelainan kulit yang b.d. kurang terpapar informasi. C. INTERVENSI / PERENCANAAN KEPERAWATAN DIAGNOSA 1 INTERVENSI RASIONAL Tujuan : mencapai kulit yg lebid halus dan pengendalian lesi Criteria hasil : - pasien menunjukan prilaku untuk mempertahankan integritas kulit (memakai obat topikla 1. lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi ( hindari stratum korneum yang berlebihan ) ketika memasang balutan basah. 2. anjurkan agar tidak mencubit 1. maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan perluasan kelainan primer. 2. menghindari cedera kulit.

description

askep dermattits tk 3b gerk,ucik,enao,bolo,tari,cekong yului

Transcript of Askep Dermatitis

Page 1: Askep Dermatitis

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN DERMATITIS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian didasarkan pada semua gejala klinis yang ditemukan pada berbagai jenis

dermatitis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan fungsi barier kulit ( lesi dan reaksi inflamasi )

2. Nyeri dan gatal b.d lesi kulit

3. Gangguan pola tidur b.d pruritus

4. Gangguan citra tubuh b.d rasa malu terhadap penampakan kulit yang tidak baik dan

persepsi diri tentang ketidakbersihan.

5. kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara-cara menangani kelainan kulit

yang b.d. kurang terpapar informasi.

C. INTERVENSI / PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA 1 INTERVENSI RASIONAL

Tujuan : mencapai kulit yg

lebid halus dan pengendalian

lesi

Criteria hasil :

- pasien

menunjukan prilaku

untuk mempertahankan

integritas kulit

(memakai obat topikla

sesuai program )

- mempertahankan

kulit agar selalu

terlumasi dan lunak

- tidak ada tanda-

tanda infeksi,serta tidak

ada lesi baru.

1. lindungi kulit yang

sehat terhadap

kemungkinan maserasi (

hindari stratum korneum

yang berlebihan ) ketika

memasang balutan

basah.

2. anjurkan agar tidak

mencubit atau

menggaruk daerah yg

sakit.

3. jaga dan cermati

resiko terjadinya cedera

termal akibat

penggunaan kompres

hangat dengan suhu

terlalu tinggi dan akibat

panas yang tidak berasa

(bantalan pemanas,

radiator ).

4. anjurkan

menggunakan

pembersih emolien atau

1. maserasi pada kulit

yang sehat dapat

menyebabkan pecahnya

kulit dan perluasan

kelainan primer.

2. menghindari cedera

kulit.

3. penderita dermatitis

dapat mengalami

penurunan sensitivitas

terhadap panas.

4. menambah rasa nyaman

dan mengurangi

pembentukan sisik serta

Page 2: Askep Dermatitis

bath oil untuk mencegah

kekeringan kulit.

5. jelaskan pentingnya

terapi yg adeukat serta

mengenai efek samping

obat topikal yg

diguinakan

mencegah skuama.

5. memberikan

pengtahuan pentingnya

terapi yg adekuat yg

mendukung proses

penyembuhan serta

menjelaskan pedoman

terapi dan berbagai

masalahnya.

DIAGNOSA 2 INTERVENSI RASIONAL

Tujuan : nyeri / gatal

berkurang

atau menghilang

Criteria hasil :

- px melaporkan

penurunan rasa gatal /

peredaan rasa gatal

- memperlihatkan

tidak adany gejala

ekskoriasi kulit karena

garukan

- px mematuhi

terapi yang

diprogramkan

- mempertahankan

keadekuatan hidrasi

dan lubrikasi kulit

1. periksa daerah yang

terlihat terhadap adanya

tanda gangguan kulit

a. kaji penyebab

gangguan rasa

nyaman

b. catat hasil observasi

secara rinci dengan

memakai terminology

deskriptif

c. kaji riwayat pemakain

obat untuk

mengantisipasi reaksi

alergi

2. kendalikan factor-factor

iritan

a. pertahankan kelembaban

kulit, gunakan alat pelembab

sesuai indikasi misalnya bath

oil.

1. periksa daerah yang

terlihat terhadap adanya

tanda gangguan kulit

a. pemahaman tentang

luas dan

karakteristik kulit

meliputi bantuan

dalam meyusun

rencana intervensi

untuk memberikan

kenyamanan.

b. deskripsi yang

akurat tentang

erupsi kulit

diperlukan untuk

diagnosis dan

pengobatan

c. ruam yang

menyeluruh

terutama dengan

awitan yang

mendadak dapat

menunjukan reaksi

alergi terhadap obat

2. kendalikan factor-factor

iritan

a. kelembaban

mengurangi rasa gatal

dan memberikan rasa

nyaman.

Page 3: Askep Dermatitis

b. Pertahankan lingkungan

dingin

c. gunakan sabun ringan

atau sabun untuk kulit

sensitive

(neutroguna )

d. lepaskan kelebihan

pakaian atau peralatan

di tempat tidur

e. cuci linen tempat

tidur dan pakainan

dengan sabun ringan

f. hentikan pemajanan

berulang terhadap

detergen, pembersih

dan pelarut pakaian.

3. lakukan tindakan

perawatan kulit untuk

mempertahankan

integritas kulit dan

meningkatkan

kenyamanan px.

a. lakukan kompres

hangat/dingin sesuai

indikasi.

b. atasi kekeringan

sebagaiman

dipreskripsikan

c. oleskan krim atau

losien segera setelah

b. kesejukan

mengurangi sensasi

gatal

c. upaya ini mencakup

tidak adanya larutan

detergen , zat

pewarna atau bahan

yang menyebabkan

alergi.

d. meningkatkan

kenyamanan dengan

lingkungan yang

sejuk.

e. sabun yang keras atau

berlebihan dapat

menimbulkan iritasi

kulit

f. setiap subsatnsi yang

menghilangkan

protein dari epidermis

akan mengubah

fungsi barier kulit.

3. lakukan tindakan

perawatan kulit untuk

mempertahankan

integritas kulit dan

meningkatkan

kenyamanan px.

a. memberikan

kenyamanan dan

mengurangi sensari

gatal

b. kulit yang kering

dapat menunjukan

gejala dermatitis dan

memeperburuk

keadaan psoriasis

c. hidrasi yang efektif

pada stratum

korneum meredakan

Page 4: Askep Dermatitis

mandi sesuai indikasi.

d. jaga agar kuku

pendek dan bersih

e. gunakan terapi topikal

sesuai order dokter.

f. bantu pasien

menerima terapi yang

lama untuk beberapa

kelainan kulit.

g. anjurkan pasien untuk

tidak menggunakan

obat-obatan atau salep

yang tidak

berdasarkan oreder

dokter

gangguan lapisan

barier pada kulit

d. mengurangi

kerusakan kulit akibat

garukan

e. membantu meredakan

gejala, misalnya

menutup lesi dan

mengurangi rasa

gatal.

f. tindakan koping

biasanya

meningkatkan

kenyamanan

g. menghindari iritasi /

sensitasi karena

pengobatan yang

tidak sesuai indikasi.

DIAGNOSA 3 INTERVENSI RASIONAL

Tujuan : Gangguan tidur

teratasi atau berkurang

Kriteria hasil :

- pasien dapat tidur

nyenyak, tanpa

pruritus

- mengenali

tindakan untuk

meningkatkan

tidur yang tepat

1. cegah dan obati kulit

yang kering

a. anjurkan pasien untuk

menjaga sprai/alas

tidur agar tetap

memiliki ventilasi

dan kelembaban yang

baik.

b. jaga agar kulit selalu

lembab

c. anjurkan px untuk

menggunakan losion

setelah mandi

1. cegah dan obati kulit

yang kering

a. lingkungan yang

nyaman

meningkatkan

relaksasi

b. kulit yang kering dan

gatal biasanya sulit

untuk disembuhkan,

tapi dapat

dikendalikan

c. menjaga kelembaban

kulit, mencegah gatal

dan menciptakan

tidur yang nyenyak.

Page 5: Askep Dermatitis

2. anjurkan pasien untuk

melakukan hal berikut

yang dapat membantu

meningkatkan tidur.

a. jaga jadwal tidur yang

teratur, tidur dan

bangun pada saat

yang sama.

b. Hindari minuman

yang mengandung

cafein menjelang

tidur dimalam hari

c. Lakukan gerakan

senam secara teratur

sebelum tidur

2. anjurkan pasien untuk

melakukan hal berikut

yang dapat membantu

meningkatkan tidur.

a. mempertahankan

waktu tidur yang

optimal

b. kafein memiliki efek

puncak 2-4 jam

setelah dikonsumsi.

c. gerak badan

memberikan efek

yang menguntungkan

untuk tidur jika

dilakukan pada sore

hari.

DIAGNOSA 4 INTERVENSI RASIONAL

TuJuan : mengembangkan

kesadaran untuk penerimaan diri.

Kriteria hasil :

- pengembangan

peningkatan

penerimaan diri

- px turut berpartisipasi

dalam tindakan

perawatan – mandiri

- mengungkapkan

perasan dalam

pengendalian situasi

- menguatkan kembali

dukungan positif dari

diri sendiri

( mengekspresikan

optimisme tentang hasil

akhir terapi ).

1. kaji adanya gangguan

pada citra diri pasien

seperti menghindari

kontak mata, ucapan

merendahkan diri

sendiri, ekspresi

perasaan terhadap

kondisinya.

2. Identifikasi stasium

psikososial tahap

perkembangan.

3. Berikan kesempatan

untuk

mengungkapkan

keluhan, serta

dengarkan keluhan

pasien serta tunjukan

perhatian terhadap

1. kesan seseorang

terhadap dirinya akan

berpengaruh terhadap

konsep diriny

( gambaran diri )

2. terdapat hubungan

antara stadium

perkembangan, citra

diri dan respon pasien

serta pemahaman

pasien terhadap

kondisi kulit.

3. pasien membutuhkan

pengalaman

didengarkan dan

dipahami

Page 6: Askep Dermatitis

perasaannya.

4. Nilai rasa

keprihatinan dan

ketakutan pasien.

Bantu pasien yang

cemas dalam

mengembangkan

kemampuan untuk

menilai diri,

mengenali serta

mengatasi masalah.

5. Dukung upaya pasien

untuk memperabaiki

citra diri.

6. Dorong sosialisasi

dengan orang lain.

7. Berikan nasihat

kepada pasien

mengenai cara-cara

perawatan kosmetik

untuk

menyembunyikan

kondisi kulit yang

abnormal.

4. memberikan

kesempatan pada

petugas kesehatan

untuk menetralkan

kecemasan yang tidak

perlu terjadi dan

memulihkan realitas

situasi

5. meningkatkan harga

diri

6. Meningkatkan harga

diri

7. pendekatan dan

sasaran yang positif

tentang kosmetik

seringkali membantu

dalam meningkatkan

penerimaan diri dan

meningkatkan

sosialisasi

DIAGNOSA 5 INTERVENSI RASIONAL

Tujuan : mencapai pengetahuan

dan pemahaman tehadap proses

penyakit sert a terapinya.

Kriteria hasil :

- Pasien dapat

mendiskripsikan

penyakit dan terapi yg

dipreskripsikan.

- Mengutarakan dengan

kata-kata bahwa

trauma, infeksi dan

stres emosinal

1. kaji pengetahuan klien

mengenai kondisi

penyakitnya

2. Berikan informasi yg

benar mengenai

kondisi pasien.

3. Ajarkan penerapan

terapi yg

diprogramkan,

misalnya kompres

1. memberikan data dasar

untuk mengembangkan

rencana penyuluhan.

2. memperbaiki kesalahan

persepsi klien

mengenai penyakit yg

dideritanya dan

terapinya.

3. memungkinkan pasien

untuk memperoleh

kesempatan untuk

menunjukan cara yg

Page 7: Askep Dermatitis

merupakan faktor

pemicu.

- mengikuti terapi

sesuai indikasi

- memperagakan

penggunaan terapi

topikal yg benar.

- memahami

pentingnya nutrisi

untuk kesehatan kulit

hangat, penggunan

obat topikal serta efek

farmakologis dan efek

samping obat.

4. Anjurkan px untuk

menjaga kelembaban

kulit agar tetap

fleksibel dengan

tindakan hidrasi dan

pengolesan krim serta

losion kulit.

5. Dorong pasien untuk

mendapatkan status

nutrisi yg sehat,

mengkonsumsi lebih

banyak sumber

vitamin untuk

kesehatan kulit.

tepat untuk melakukan

terapi.

4. stratum korneum

memerlukan air agar

fleksibelitas kulit tetap

terjaga. Losion dan

krim untuk

melembabkan kulit dan

mencegah agar kulit

tidak menjadi kering,

kasar, retak dan

bersisik.

5. vitamin E baik untuk

kesehatan kulit.

perubahan pada kulit

dapat meredakan status

nutrisi yg abnormal.

Page 8: Askep Dermatitis

KONSEP DERMATITIS

A. Pengertian

Dermatitis ialah peradangan epidermis dan dermis yg memberikan gejala subyektyf

gatal dan dalam perkembangannya memberikan efloresensi yg polimorf. Peradangan

tersebut merupakan reaksi kulit terhadap berbagai zat endogen dan eksogen : misalnya zat

kimia, bakteri atau fungsus.

B. Patofisiologi

Efloresensi yg polimorf tersebut mungkin tibul stimultan atau berturut-turut. Dimulai

dengan eritema yg didasari oleh dilatasi pembuluh darah perifer dan selanjutnya terjadi

edema. Karena terjadi edema Intrraseluler, terbentuklah vesikel, pecah timbul erosi dan

ekskoriasi serta eksudasi. Pengeringan eksudat membentuk krusta yg berwarna

kekuningan atau kehitaman. Vesikel yg mengering dapat menimbulkan skuama.

Bila dermatitis ini tidak diobati dan akibat garukan yg terus menerus terjadi penebalan

kulit dengan gambaran garis kulit yg makin jeras disebut likenifikasi dan hiperpigmentasi.

Akibat garukan tidak jarang terjadi infeksi infeksi sekunder.

C. Klasifikasi

Menurut perjalanan penyakitnya , dermatitis dibagi menjadi stadium :

a. akut : gambaran klinik eritema, edema, vesikel dan eksudasi.

b. subakut : eritema tidak begitu menonjol, terdapat krusta, erosi, ekskoriasi. Pada

penyembuhannya tampak krusta mulai melepas, terdapat skuama dan kulit mulai

mengering.

c. kronik : likenifikasi, hiperpigmentasi, atau hipopigmentasi.

Menurut etiologinya, dibedakan atas penyebab eksogen dan endogen.

a. penyebab endogen misalnya : dermatitis statis, neurodermatitis, juga dermatitis karena

penyakit sistemik.

b. Penyebab eksogen : misalnya pada dermatitis kontak, dermatitis medikamentosa, dan

dermatitis solaris.

DERMATITIS KONTAK

a. Suatu dermatitis yg disebabkan oloeh kontak dengan bahan/zat yg berasal dari luar

kulit (kontakan).

b. Dermatitis kontak ada 2 tipe, yaitu : tipe alergik (kontakta / toksikoderma ) dan tipe

alergik ( kontakta alergika).

1. Dermatitis Kontak tipe toksik disebabkan bahan yg bersifat iritasi, seperti H2SO4.

KOH, detergen, sabun. Keluhan subyektif : rasa terbakar dan tidak begitu gatal.

2. Dermatitis Kontak tipe alergika disebabkan zat yg memberi sensitasi, biasanya

alergen/antigen yg belum komplit. Hapten akan terkonjugasi dengan protein kulit,

kemudian terjadi reaksi antigen-antibodi reaksi lambat. Makin sering terjadi reaksi

antigen antibodi, makin hebat reaksinya. Pada toksiderma terjadi eritema lokal

Page 9: Askep Dermatitis

disertai penipisan kulit “soap effect” dan edema dan eritema yg lebih intensiv

dengan vesikel diatasnya “ shampoo effect. Faktor predisposisi dermatitis kontak

adalah memar, friksi, maserasi dan transfirasi eksesif. Keluhan subyektif : gatal.

DERMATITIS STASIS

a. Dermatitis yg terjadi akibat suatu stasis/bendungan pembuluh darah balik (vena) yg

ada ditungkai.

b. Etiologi : kerusakan katup / tromboplebitis, varises.

c. bendungan aliran balik tertahan & mengumpul di tungkai menekan

pemb.darah edema

d. Manifestasi klinik : gatal, skuama, hiperpigmentasi dan erosi.

DERMATITIS MEDIKAMENTOSA

a. Penyakit yg manifestasinya pada kulit dan selaput lendir sebagi akibat obat-obatan

( melalui injeksi, oral, inhalasi, vagina, luka, konjungtiva, selaput kandung kencing).

b. Manifestasi klinik : makula-papula ( morbiliform ), urtikaria, vesikobulosa, purpura,

eritema multiforma oleh penisilin, eritema nodosum oleh sulfonamid dan yodium.

c. Kriteria : mudah kambuh bila penderita mendpat obat serupa yg struktur kimianya

hampir bersamaan.

D. Penatalaksanaan

Pengobatan sistemik :

a. kortokosteroid : digumakan pada keadaan yg berat sebagai antiinflamasi dan anti

alergik.

b. Antibiotik : bila ada infeksi sekubder.

c. Sedatif dan tranquilizer : menghilangkan / mengurangi rasa gelisah dan gatal.

Pengobatan topikal :

a. pada keadaan akut, dilakukan kompres terbuka

b. bila kering dapat diberikan bedak atau bedak kocok

c. pada keadaan menahun diberikan salep

Page 10: Askep Dermatitis

DAFTAR PUSTAKA

Purnawarman, Junaidi Dermatitis Kontakk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah (volume III). J akarta : EGC

Sylvia A. Priece & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi (volume2). Jakarta : EGC

J.C.E.Underwood. 1999. Patologi (volume 2). Jakarta : EGC.

Page 11: Askep Dermatitis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga tugas mata kuliah ”Keperawatan Medikal Bedah III” ini dapat

terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan sebagai salah satu media penambahan nilai

mata kuliah yang bersangkutan. .

Dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada ibu Dewi

Purnawati S kep. M.Kes selaku dosen mata kuliah ”Keperawatan Medikal Bedah III” .

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas ini dapat bermanfaat

bagi kami dan juga pihak-pihak yang membutuhkan.

Mataram, April 2013

Penyusun