Askep Cholangitis
Transcript of Askep Cholangitis
![Page 1: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/1.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 1/16
ASKEP
CHOLANGITIS/KOLANGITIS1. PENDAHULUAN
Cholangitis akut merupakan infeksi bakteri dari sistem duktus bilier, yang bervariasi
tingkat keparahannya dari ringan dan dapat sembuh sendiri sampai berat dan dapat
mengancam nyawa.
Pertama kali dikemukakan pada tahun 1877 oleh Charcot, ia mempostulatkan bahwa
penyakit ini berhubungan dengan proses patologi berupa obstruksi bilier dan infeksi bakteri.
Cholangitis merupakan salah satu komplikasi dari batu pada ductus choledochus.
Penyakit ini perlu diwaspadai karena insidensi batu empedu di Asia enggara cukup
tinggi, serta kecenderungan penyakit ini untuk ter!adi pada pasien berusia lan!ut, yang biasanyamemiliki penyakit penyerta yang lain yang dapat memperburuk kondisi dan mempersulit terapi.
Penting bagi dokter umum untuk mengetahui penyakit ini, agar dapat menegakkan
diagnosis secara tepat, melakukan penanganan pertama, memberikan pen!elasan yang baik
kepada pasien, dan meru!uk secara tepat.
2. DEFINISI
"olangitis akut merupakan superimposa infeksi bakteri yang ter!adi pada obstruksi
saluran bilier, terutama yang ditimbulkan oleh batu empedu, namun dapat pula ditimbulkan oleh
neoplasma ataupun striktur.
3. INSIDENSI
#i Amerika $erikat, Cholangitis cukup !arang ter!adi. %iasanya ter!adi bersamaan
dengan penyakit lain yang menimbulkan obstruksi bilier dan bactibilia &misal' setelah prosedur
()CP, 1*+ pasien mengalami cholangitis-. )esiko tersebut meningkat apabila cairan pewarna
diin!eksikan secara retrograd.
nsidensi nternasional cholangitis adalah sebagai berikut. Cholangitis pyogenik
rekuren, kadangkala disebut sebagai cholangiohepatitis /riental, endemik di Asia enggara.
"e!adian ini ditandai oleh infeksi saluran bilier berulang, pembentukan batu empedu intrahepatik
dan ekstrahepatik, abses hepar, dan dilatasi dan striktur dari saluran empedu intra dan
ekstrahepatik.
4. MORTALITAS/MORBIDITAS
0ortalitas dari cholangitis tinggi karena predisposisinya pada penderita dengan
penyakit penyerta yang lain. Pada aman dahulu, tingkat mortalitasnya mencapai 122.
![Page 2: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/2.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 2/16
#engan ditemukannya (ndoscopic retrograde cholangiography, sphincterotomy terapeutik
secara endoskopik, ekstraksi batu dan stenting bilier, tingkat mortalitas telah menurun sampai
kira*kira 3*12.
Pasien*pasien dengan karakteristik berikut berhubungan dengan tingkat morbiditas
dan mortalitas yang lebih tinggi'o 4ipotensi
o 5agal gin!al akut
o Abses hepar
o $irosis
o nflammatory bowel disease
o $triktur karena malignansi
o )adiologic cholangitis 6 post percutaneus transhepatic cholangiography
o enis kelamin perempuan
o sia lebih tua dari 32 tahuo "egagalan merespon terhadap terapi antibiotik dan konservatif.
sia lan!ut, masalah medis penyerta, dan keterlambatan dekompresi bilier
meningkatkan tingkat kematian operatif yang timbul &17*92-. ingkat mortalitas dari
pembedahan elektif setelah stabilisasi keadaan pasien lebih rendah secara signifikan &kira*kira
+-. Pada masa lalu, cholangitis suppurativa diduga meningkatkan morbiditas: namun, studi
prospektif tidak menun!ukkan bahwa dugaan tersebut benar.
Cholangitis seringkali ter!adi secara sekunder karena batu empedu yang
mengobstruksi ductus choledochus, oleh karena itu memiliki faktor resiko yang sama dengan
cholelithiasis. Prevalensi batu empedu tertinggi terdapat pada orang*orang berkulit terang
keturunan (ropa utara, !uga pada populasi 4ispanik, $uku*suku asli amerika, dan ndian Pima.
$ebagai tambahan, populasi Asia tertentu dan penduduk negara dimana insidensi
parasit intestinal tinggi !uga memiliki resiko yang lebih tinggi. /rang Asia lebih mungkin memiliki
batu primer karena infeksi bilier kronis, parasit, stasis bilier, dan striktur bilier. Cholangitis
pyogenik )ekuren !arang ter!adi di Amerika $erikat. /rang kulit hitam dengan penyakit sickle
cell anemia memiliki resiko yang lebih tinggi.
;alaupun batu empedu lebih sering ter!adi pada wanita daripada pada pria, rasio
pria*wanita sama pada cholangitis.
Pasien berusia lan!ut dengan batu empedu asimtomatik lebih mungkin mengalami
komplikasi serius dan cholangitis. Cholangitis pada pasien tua yang datang dengan sepsis dan
perubahan status mental harus selalu dipikirkan, pasien tua lebih rentan terhadap batu kandung
empedu dan batu saluran empedu, dan oleh karena itu, cholangitis. sia median presentasi
cholangitis adalah antara usia 32*<2 tahun.
5. PATOFISIOLOGI
![Page 3: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/3.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 3/16
=aktor utama dalam patogenesis dari cholangitis akut adalah obstruksi saluran bilier,
peningkatan tekanan intraluminal, dan infeksi saluran empedu. $aluran bilier yang terkolonisasi
oleh bakteri namun tidak mengalami pada umumnya tidak akan menimbulkan cholangitis. $aat
ini dipercaya bahwa obstruksi saluran bilier menurunkan pertahanan antibakteri dari inang.
;alaupun mekanisme se!atinya masih belum !elas, dipercaya bahwa bakteria memperolehakses menu!u saluran bilier secara retrograd melalui duodenum atau melalui darah dari vena
porta. $ebagai hasilnya, infeksi akan naik menu!u ductus hepaticus, menimbulkan infeksi yang
serius. Peningkatan tekanan bilier akan mendorong infeksi menu!u kanalikuli bilier, vena
hepatica, dan saluran limfatik perihepatik, yang akan menimbulkan bacteriemia &>3*92-.
nfeksi dapat bersifat supuratif pada saluran bilier.
$aluran bilier pada keadaan normal bersifat steril. "eberadaan batu pada kandung
empedu &cholecystolithiasis- atau pada ductus choledochus &choledocholithiasis- meningkatkan
insidensi bactibilia. /rganisme paling umum yang dapat diisolasi dalam empedu adalah
(scherischia coli &>7-, $pesies "lebsiella &1<-, $pesies (nterococcus &13-, $pesies$treptococcus &8-, $pesies (nterobacter &7-, dan spesies Pseudomonas aeruginosa &7-.
/rganisme yang ditemukan pada kultur darah sama dengan yang ditemukan dalam empedu.
Patogen tersering yang dapat diisolasi dalam kultur darah adalah ( coli &3?-, spesies
"lebsiella &1<-, Pseudomonas aeruginosa &3- dan spesies (nterococcus &9-. $ebagai
tambahan, infeksi polimikrobial sering ditemukan pada kultur empedu &+2*87- namun lebih
!arang terdapat pada kultur darah &<*1<-.
$aluran empedu hepatik bersifat steril, dan empedu pada saluran empedu tetap steril
karena terdapat aliran empedu yang kontinu dan keberadaan substansi antibakteri seberti
immunoglobulin. 4ambatan mekanik terhadap aliran empedu memfasilitasi kontaminasi bakteri.
"ontaminasi bakteri dari saluran bilier sa!a tidak menimbulkan cholangitis secara klinis:
kombinasi dari kontaminasi bakteri signifikan dan obstruksi bilier diperlukan bagi terbentuknya
cholangitis.
ekanan bilier normal berkisar antara 7 sampai 19 cm. Pada keadaan bactibilia dan
tekanan bilier yang normal, darah vena hepatica dan nodus limfatikus perihepatik bersifat steril,
namun apabila terdapat obstruksi parsial atau total, tekanan intrabilier akan meningkat sampai
18*>? cm 4>/, dan organisme akan muncul secara cepat pada darah dan limfa. #emam dan
menggigil yang timbul pada cholangitis merupakan hasil dari bacteremia sistemik yang
ditimbulkan oleh refluks cholangiovenososus dan cholangiolimfatik.
Penyebab tersering dari obstruksi bilier adalah choledocholithiasis, striktur !inak,
striktur anastomosis bilier*enterik, dan cholangiocarcinoma atau karsinoma periampuler.
$ebelum tahun 1?82*an batu choledocholithiasis merupakan 82 penyebab kasus cholangitis
yang tercatat.
6. PENYEBAB
![Page 4: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/4.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 4/16
Pada negara*negara barat, Choledocholithiasis merupakan penyebab utama
cholangitis akut, diikuti oleh ()CP dan tumor.
$etiap kondisi yang menimbulkan stasis atau obstruksi saluran bilier pada ductus
choledochus, termasuk striktur !inak atau ganas, infeksi parasit, ataupun kompresi ekstrinsik
yang ditimbulkan oleh pancreas, dapat menimbulkan infeksi bakteri dan cholangitis. /bstruksiparsial memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi daripada infeksi komplit.
%atu saluran empedu merupakan predisposisi bagi cholangitis. "ira*kira 12*13
pasien dengan cholecystitis memiliki choledocholithiasis, kira*kira 1 pasien pasca
cholecystectomy memiliki choledocholithiasis yang tersisa. $ebagian besar choledocholithiasis
bersifat simtomatik, sementara sebagian dapat bersifat asimtomatik selama bertahun*tahun.
umor yang bersifat obstruktif dapat menyebabkan cholangitis. /bstruksi parsial
berhubungan dengan peningkatan tingkat infeksi dibandingkan dengan obstruksi neoplastik
total. umor*tumor yang dapat menyebabkan cholangitis adalah'
o "anker pancreaso Cholangiocarcinoma
o "anker ampulla vateri
o umor porta hepatis atau metastasis
Penyebab lain yang dapat menimbulkan cholangitis adalah'
o $triktur atau stenosis
o 0anipulasi C%# secara endoskopik
o Choledochocele
o $clerosing cholangitis &dari sklerosis bilier-
o A#$ cholangiopathy
o nfeksi cacing Ascaris lumbricoides.
7. PEMERIKSAAN KLINIS
a. Riw!"
Pada tahun 1877, Charcot men!elaskan cholangitis sebagai @triad yang ditemukan
pada pemeriksaan fisik berupa' nyeri kuadran kanan atas, demam, dan aundice. Pentad
)eynolds menambahkan perubahan status mental dan sepsis pada triad tersebut. erdapat
berbagai spektrum cholangitis, mulai dari ge!ala yang ringan sampai sepsis. Apabila terdapat
shock septik, diagnosis cholangitis mungkin dapat tidak terduga. Pikirkan cholangitis pada
setiap pasien yang nampak septik, terutama pada pasien*pasien tua, mengalami !aundice, atau
yang mengalami nyeri abdomen. )iwayat nyeri abdomen atau ge!ala kolik bilier dapat
merupakan petun!uk bagi penegakkan diagnosis.
riad Charcot terdiri dari demam, nyeri abdomen kanan atas, dan audice. #ilaporkan
ter!adi pada 32*72 pasien dengan cholangitis. Bamun, penelitian yang dilakukan baru*baru
ini mengemukakan bahwa ge!ala tersebut ter!adi pada 13*>2 pasien. #emam ter!adi pada
![Page 5: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/5.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 5/16
kira*kira ?2 kasus. Byeri abdomen dan !aundice diduga ter!adi pada 72 dan <2 pasien.
Pasien datang dengan perubahan status mental pada 12*>2 kasus dan hipotensi ter!adi pada
+2 kasus. anda*tanda tersebut , digabungkan dengan triad Charcot, membentuk pentad
)eynolds.
%anyak pasien yang datang dengan ascending cholangitis tidak memiliki ge!ala*ge!alaklasik tersebut. $ebagian besar pasien mengeluhkan nyeri pada abdomen kuadran lateral atas:
namun sebagian pasien &misal' pasien lansia- terlalu sakit untuk melokalisasi sumber infeksi.
5e!ala*ge!ala lain yang dapat ter!adi meliputi' aundice, demam, menggigil dan
kekakuan &rigors-, nyeri abdomen, pruritus, tin!a yang acholis atau hypocholis, dan malaise.
)iwayat medis pasien mungkin dapat membantu. Contohnya riwayat dari keadaan*
keadaan berikut dapat meningkatkan resiko cholangitis'
o %atu kandung empedu atau batu saluran empedu
o Pasca cholecystectomy
o 0anipulasi endoscopik atau ()CP, cholangiogramo )iwayat cholangitis sebelumnya
o )iwayat 4 atau A#$' cholangitis yang berhubungan dengan A#$ memiliki ciri edema bilier
ekstrahepatik, ulserasi, dan obstruksi bilier. (tiologinya masih belum !elas namun dapat
berhubungan dengan cytomegalovirus atau infeksi Cryptosporidium. Penanganannya akan
di!elaskan di bawah, dekompresi biasanya tidak diperlukan.
b. P#$#%i&'( Fi'i&
Pada umumnya, pasien dengan cholangitis nampak sakit cukup berat dan cukup
sering datang dalam keadaan shock septik tanpa sumber infeksi yang !elas.
Pemeriksaan fisik dapat ditemukan keadaan sebagai berikut'o #emam &?2- walaupun pasien tua dapat tidak mengalami demam
o Byeri abdomen kuadran lateral atas &<3-
o 4epatomegali ringan
o aundice &<2-
o Perubahan status mental &12*>2-
o $epsis
o 4ipotensi &+2-
o akikardia
o Peritonitis &!arang ter!adi, dan apabila ter!adi, harus dicari diagnosis alternatif yang lain-
). DIAGNOSIS DIFERENTIAL
o Cholecystitis dan kolik %ilier
o Penyakit #ivertikuler
o 4epatitis
o skemia mesenterika
![Page 6: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/6.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 6/16
o Pancreatitis
o $hock $eptik
#iagnosis lain yang perlu dipertimbangkan'
o $irosis
o Diver =ailureo Abses hepar
o Appendicitis accuta
o lcus pepticum yang mengalami perforasi
o Pyelonephritis
o #iverticulitis colon kanan
*. PEMERIKSAAN PENUN+ANG
a. U,i L-%"%i$
Pemeriksaan darah rutin' Deukositosis' Pada pasien dengan cholangitis, 7? memilikisel darah putih melebihi 12.222EmD, dangan angka rata*rata 1+.<22. Pasien sepsis dapat
leukopenik.
Pemeriksaan elektrolit dengan fungsi gin!al dapat dilakukan. Pemeriksaan kadar
kalsium darah diperlukan untuk memeriksa kemungkinan pancreatitis, yang dapat menimbulkan
hipokalsemia, dicurigai. es fungsi liver kemungkinan besar konsisten dengan keadaan
cholestasis, hiperbilirubinemia terdapat pada 88*122 pasien dan peningkatan kadar alkali
fosfatase pada 78 pasien. $5/ dan $5P biasanya sedikit meningkat.
P dan aP biasanya tidak meningkat kecuali bila terdapat sepsis yang
menimbulkan "oagulasi intravaskuler diseminata &#C- atau apabila terdapat sirosis padapasien tersebut. Pemeriksaan koagulasi tersebut diperlukan apabila pasien memerlukan
intervensi operatif. 5olongan darah, screening darah dan crossmatch biasanya dilakukan
apabila pasien memerlukan cadangan darah untuk operasi.
"adar C*reactive protein dan D(# pada umumnya meningkat. "ultur darah &> set-'
antara >2 dan +2 kultur darah memberikan hasil yang positif, banyak diantaranya
menun!ukkan infeksi polimikrobial
4asil urinalisis biasanya normal
Dipase' keterlibatan ductus choledochus bagian bawah dapat menimbulkan
pancreatitis dan peningkatan kadar lipase. $epertida dari pasien mengalami sedikit peningkatan
pada kadar lipase. Peningkatan enim pankreas menun!ukkan bahwa batu saluran empedu
menimbulkan cholangitis, dengan ataupun tanpa gallstone pancreatitis &pancreatitis yang
disebabkan oleh batu empedu-. "ultur empedu' kultur empedu dilakukan apabila pasien
mengalami drainase bilier oleh interventional radiology atau endoscopy.
b. S"0i P#(i"%(
![Page 7: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/7.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 7/16
$tudi pencitraan penting untuk mengkonfirmasi keberadaan dan penyebab obstruksi
bilier dan untuk menyingkirkan kondisi yang lain. ltrasonografi dan C scan merupakan
pemeriksaan yang paling sering dilakukan.
ltrasonografi sangat baik untuk melihat batu empedu dan cholecystitis. Pemeriksaan
ini sangat sensitif dan spesifik untuk memeriksa kandung empedu dan menilai dilatasi saluranbilier, namun pemeriksaan ini sering melewatkan batu yang terdapat pada ductus biliaris distal.
ltrasonografi transabdominal merupakan pemeriksaan awal pilihan. ltrasonografi
dapat membedakan obstruksi intrahepatik dari obstruksi ekstrahepatik dan memperlihatkan
dilatasi ductus. Pada sebuah penelitian, hanya 1+ choledocholithiasis dapat diamati pada
$5, namun dilatasi C%# terdapat pada <9 kasus. "euntungan $5 adalah dapat dilakukan
secara cepat di 5# &dengan $5 portabel-, kemampuan untuk melihan struktur lain &aorta,
pancreas, liver-, kemampuan untuk mengidentifikasi komplikasi &misal perforasi, empyema,
abscess- dan tidak terdapatnya resiko radiasi
"erugian dari $5 adalah hasil pemeriksaan yang bergantung pada kemampuanoperator dan pasien &kadar lemak pasien dll-, tidak mampu untuk melihat ductus cysticus, dan
penurunan sensitivitas bagi batu saluran empedu distal. 4asil $5 yang normal tidak dapat
menyingkirkan diagnosis cholangitis.
(ndoscopic retrograde cholangiopancreatography &()CP- merupakan pemeriksaan
yang bersifat diagnostik dan terapeutik, dan merupakan kriteria standar bagi pencitraan sistem
bilier. ()CP hanya dilakukan bagi pasien yang memerlukan intervensi terapeutik. Pasien
dengan kecurigaan klinis yang tinggi bagi cholangitis sebaiknya segera dilakukan ()CP. ()CP
memiliki tingkat keberhasilan yang besar &?8- dan dianggap lebih aman daripada intervensi
bedah dan percutaneus.
Penggunaan ()CP sebagai alat diagnostik memiliki tingkat komplikasi sebesar 1,+8
dan tingkat mortalitas sebesar 2,>1. "omplikasi utama dari ()CP terapeutik sebesar 3,9
dan tingkat mortalitasnya sebesar 2,9?. "omplikasinya meliputi pancreatitis, perdarahan, dan
perforasi.
Pemeriksaan C bersifat tambahan dan dapat menggantikan $5. C helical atau
spiral dapat meningkatkan pencitraan saluran bilier. C cholangiography mempergunakan at
kontras yang diambil oleh hepatosit dan disekresi menu!u saluran bilier. 4al ini meningkatkan
kemampuan untuk memvisualisasikan batu radioluscent dan meningkatkan tingkat deteksi dari
patologi bilier lain. #uctuc intrahepatik dan ekstrahepatik dan inflamasi saluran bilier dapat
terlihat pada C scan. %atu empedu tidak dapat terlihat dengan baik pada C $can biasa,
"euntungan dari C adalah' "emampuan untuk melihat proses patologis lain yang
merupakan penyebab ataupun komplikasi dari cholangitis &misal' tumor ampulla, cairan
pericholecystic, abses hepar-. #iagnosis diferential !uga kadang dapat terlihat &misal'
diverticulitis kolon kanan, nekrosis papilla, sebagian bukti pyelonephritis, iskemia mesenterium,
![Page 8: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/8.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 8/16
dan appendiF yang ruptur. #eteksi patologi bilier dengan C cholangiography lewat pendekatan
()CP.
"erugian dari C meliputi kemampuan pencitraan batu empedu yang buruk, reaksi
alergi terhadap kontras, paparan terhadap radiasi, dan kurangnya kemampuan untuk
memvisualisasikan saluran bilier dengan kadar bilirubin serum yang meningkat.0agnetic resonance cholangiopancreatography &0)CP- merupakan studi noninvasif
yang semakin sering dipergunakan untuk diagnosis batu bilier dan patologi bilier lain. 0)CP
akurat untuk mendeteksi choledocholithiasis, neoplasma, striktur, dan dilatasi sistem bilier.
"eterbatasan 0)CP meliputi ketidakmampuan untuk melakukan tes diagnostik invasif seperti
pengambilan sample empedu, u!i sitologis, pengambilan batu, ataupun stenting. Pemeriksaan
0)CP memiliki keterbatasan dalam melihat batu dengan ukuran kecil &G<mmH
"ontraindikasi absolutnya sama dengan 0) tradisional, termasuk keberadaan alat
pacu !antung &pacemaker-, klip aneurisma serebral, implan okuler atau cochlear, dan benda
asing pada okuler. "ontraindikasi relatif meliputi terdapatnya prosthesa katup !antung,neurostimulator, prosthese logam dan implan pada penis. )esiko 0)CP pada kehamilan masih
belum diketahui.
Pada umumnya, foto polos abdomen tidak banyak membantu pada diagnosis
cholangitis akut. leus dapat diamati pada kasus tersebut. Antara 12*+2 batu empedu memiliki
cincin kalsium, sebagai akibatnya bersifat radioopak. =oto abdomen dapat menun!ukkan udara
dalam saluran bilier setelah manipulasi endoscopik apabila pasien mengalami cholecystitis
emphysematosa, cholangitis, ataupun fistula cholecystic*enteric. dara dalam dinding kandung
empedu mengindikasikan cholecystitis emphysematosa.
c. P#$#%i&'( i(
$cintigrafi bilier &hepatic >,<*dimethyliminodiacetic acid I4#AJ dan diisopropyl
iminodiacetic acid I#$#AJ-. $can 4#A dan #$#A merupakan u!i fungsional dari kandung
empedu. /bstruksi C%# menimbulkan nonvisualisasi dari usus kecil. $can 4#A pada obstruksi
total dari saluran bilier tidak memperlihatkan saluran bilier. "euntungannya adalah kemampuan
untuk menilai fungsi empedu dan hasilnya dapat positif dapat muncul sebelum pembesaran
ductus dapat dilihap melalui $5.
"erugiannya adalah apabila terdapat kadar bilirubin yang tinggi &H9,9- dapat
menurunkan sensitifitas pemeriksaan ini. "eadaan baru makan atau tidak makan selama >9
!am !uga dapat mempengaruhi pemeriksaan ini, selain itu pencitraan anatomis bagi struktur*
struktur lain selain saluran bilier tidak memungkinkan. Pemeriksaan ini memerlukan waktu
beberapa !am, sehingga tidak direkomendasikan pada pasien kritis atau pada pasien yang tidak
stabil.
1. PENANGANAN
![Page 9: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/9.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 9/16
Deukositosis, hiperbilirubinemia, dan peningkatan fosfatase alkali dan transaminase
cukup sering ter!adi, dan apabila ter!adi, mendukung diagnosis klinis dari cholangitis. $5
berguna apabila pasien belum pernah didiagnosa dengan batu empedu, karena $5 dapat
memperlihatkan batu kandung empedu, memperlihatkan ductus yang berdilatasi, dan dapat
menentukan lokasi obstruksi. es diagnostik definitif adalah ()CP. Pada kasus dimana ()CPtidak dapat dilakukan, PC diindikasikan. ()CP dan PC akan menun!ukkan tingkat obstruksi,
namun penyebabnya tidak dapat ditentukan dengan cara ini. ()CP dan PC dapat
memungkinkan kultur empedu, memungkinkan pengangkatan batu &apabila ada-, dan drainase
saluran empedu dengan kateter drain atau stent.
Pengobatan pertama pada pasien dengan cholangitis meliputi antibiotik intravena dan
resuscitasi cairan. Antibiotik cephalosporin &misal cefaolin, cefoFitin- merupakan obat pilihan
pada kasus*kasus ringan sampai sedang. Apabila kasusnya berat atau memburuk secara
progresif, obat*obatan aminoglikosida ditambah clindamycin ataupun metronidaole sebaiknya
ditambahkan pada regimen pengobatan. Pasien tersebut mungkin memerlukan pemantauan diC dan dukungan vassopressor. $ebagian besar pasien akan merespon terhadap tindakan ini.
Bamun, saluran empedu yang mengalami obstruksi harus didrainase sesegera mungkin setelah
pasien stabil. $ekitar 13 pasien tidak akan merespon terhadap terapi antibiotik intravena dan
resusitasi cairan, dan dekompresi bilier darurat mungkin diperlukan. #ekompresi bilier dapat
diakukan melalui endoskopi, melalui rute transhepatic percutaneus, ataupun secara bedah.
Pemilihan prosedur tersebut sebaiknnya berdasarkan pada tingkat dan sigat obstruksi bilier.
Pasien dengan choledocholithiasis atau keganasan periampuler paling baik ditangani
menggunakan pendekatan endoskopik, dengan sphincterotomy dan pengangkatan batu, atau
dengan penempatan stent bilier secara endoskopi. Pada pasien dengan obstruksi yang lebih
proksimal atau terletah pada perihiler, atau penyakitnya disebabkan striktur pada anastomosis
enterik*bilier, atau apabila usaha melalui !alur endoskopi mengalami kegagalan, drainase
transhepatik perkutaneus dipergunakan. Apabila ()CP atau PC tidak memungkinkan, operasi
darurat dan dekompresi ductus choledochus dengan tube mungkin diperlukan untuk
menyelamatkan nyawa. Bamun perlu diingat bahwa mortalitas pasien yang diobati dengan
terapi bedah lebih tinggi daripada pasien yang berhasil diobati dengan endoskopi. $ecara
keseluruhan tingkat kematian pada pasien dengan cholangitis karena batu empedu sebesar >
dan kematian pada pasien dengan toFic cholangitis adalah sebesar 3.
erapi operasi definitif sebaiknya ditunda sampa cholangitis selesai ditangani dan
diagnosis yang tepat ditegakkan. Pasien dengan stent yang terpasang dan mengalami
cholangitis biasanya memerlukan u!i pencitraan berulang dang penggantian stent dengan
guidewire.
ntervensi segera &misal' sphincterotomy endoscopik, PC, atau operasi dekompresi-
diperlukan pada 12 pasien dengan cholangitis akut. ?2 sisanya pada akhirnya akan diobati
![Page 10: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/10.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 10/16
dengan pembedahan elektif atau sphincterotomy endoskopik setelah terapi antibiotik dan
evaluasi diagnostik yang seksama.
Cholangitis akut berhubungan dengan tingkat mortalitas total sebesar 3. $aat
terdapat gagal gin!al, gangguan !antung, abses hepar dan keganasan, tingkat mortalitas dan
morbiditasnya !auh lebih tinggi.
11. PENGOBATAN LAIN
(Ftracorporeal shock*wave lihotripsy &($;D- pertama kali dipergunakan untuk
menghancurkan batu gin!al. eknik ini telah dikembangkan untuk pengobatan batu empedu,
baik pada kandung empedu maupun pada saluran empedu. Pengobatan ini sering
dikombinasikan dengan prosedur endoskopik untuk memudahkan lewatnya batu yang telah
terfragmentasi atau pengobatan oral yang dapat melarutkan fragmen tersebut. "adang kala,
batu dapat dilarutkan dengan mempergunakan berbagai bahan kimia yang dimasukkan
langsung pada slauran bilier,
![Page 11: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/11.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 11/16
ASUHAN KEPERAATAN
1. PENGKA+IAN
a. dentitas
Cholangitis cukup !arang ter!adi. %iasanya ter!adi bersamaan dengan penyakit lain yangmenimbulkan obstruksi bilier dan bactibilia &misal' setelah prosedur ()CP, 1*+ pasien
mengalami cholangitis-.
b. "eluhan tama
Pada penderita kolangitis, klien mengeluh nyeri perut kanan atas, nyeri tidak men!alarEmenetap,
nyeri pada saat menarik nafas dan nyeri seperti ditusuk 6 tusuk.
c. )iwayat Penyakit
)iwayat Penyakit #ahulu
)iwayat medis pasien mungkin dapat membantu. Contohnya riwayat dari keadaan*
keadaan berikut dapat meningkatkan resiko cholangitis'o %atu kandung empedu atau batu saluran empedu
o Pasca cholecystectomy
o 0anipulasi endoscopik atau ()CP, cholangiogram
o )iwayat cholangitis sebelumnya
o )iwayat 4 atau A#$' cholangitis yang berhubungan dengan A#$ memiliki ciri edema bilier
ekstrahepatik, ulserasi, dan obstruksi bilier. (tiologinya masih belum !elas namun dapat
berhubungan dengan cytomegalovirus atau infeksi Cryptosporidium. Penanganannya akan
di!elaskan di bawah, dekompresi biasanya tidak diperlukan.
)iwayat Penyakit $ekarang
%anyak pasien yang datang dengan ascending cholangitis tidak memiliki ge!ala*ge!ala
klasik tersebut. $ebagian besar pasien mengeluhkan nyeri pada abdomen kuadran lateral atas:
namun sebagian pasien &misal' pasien lansia- terlalu sakit untuk melokalisasi sumber infeksi.
5e!ala*ge!ala lain yang dapat ter!adi meliputi' aundice, demam, menggigil dan
kekakuan &rigors-, nyeri abdomen, pruritus, tin!a yang acholis atau hypocholis, dan malaise.
)iwayat penyakit keluarga
Perlu dika!i apakah klien mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi,
anemia sel sabit.
d. Pemeriksaan body system
i. $ystem Pernapasan
nspeksi ' #ada tampak simetris, pernapasan dangkal, klien tampak gelisah.
Palpasi ' ocal vremitus teraba merata.
Perkusi ' $onor.
Auskultasi ' idak terdapat suara nafas tambahan &ronchii, wheeing-
![Page 12: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/12.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 12/16
ii. $ystem "ardiovaskuler
erdapat takikardi dan diaforesis.
iii. $istem Beurology
idak terdapat gangguan pada system neurology.
iv. $ystem Pencernaan
nspeksi ' tampak ada distensi abdomen diperut kanan atas, klien mengeluh mual dan
muntah.
Auskultasi ' peristaltic & 3 6 1> FEmnt- flatulensi.
Perkusi ' adanya pembengkakan di abdomen atasEKuadran kanan atas, nyeri tekan
epigastrum.
Palpasi ' hypertympani.
v. $ystem (liminasi
;arna urine lebih pekat dan warna feses seperti tanah liat.
vi. $ystem integument
erdapat icterikE!aundice dengan kulit berkeringat dan gatal.
vii. $ystem muskuluskeletal
erdapat kelemahan otot karena gangguan produksi AP.
2. DIAGNOSA KEPERAATAN
1. nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
>. gangguan pemenuham nutrisi berhubungan dengan mual muntah
+. gangguan pola tidurEistirahat berhubungan dengan iritasi peritonial.
9. gangguan keseimbangan berhubungan dengan reaksi inflamasi
3. resiko anemia berhubungan dengan kekurangan vitamin "
<. resiko dehidrasi berhubungan dengan mual muntah.
3. INTERENSI
. N!#%i &" -#%-(( 0#(( 8%'#' i(9$'i
tu!uan ' nyeri berkurang setrelah dilakukan tindakan keperwatan 1 F >9 !am.
kriteria hasil ' keadaan umum normal
klien mengatakan nyerinya berkurang
wa!ah tampak rileks tidak lagi menyeringai keskitan.
$kala nyeri & 1 6 + -
tv dalam batas normal
ntervensi '
1. observasi dan catat lokasi, beratnya & skala 2 6 12 - dan karakter nyeri & menetap, hilang
timbulEkolik -
![Page 13: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/13.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 13/16
)E membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang
kema!uanEperbaikan penyakit, ter!adinya komplikasi, dan keefektifan intervensi.
>. tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.
)E tirah baring pada posisi fowler rendah meurunkan tekanan intra abdomen.
+. dorong menggunakan tehnik relaksasi, contoh bimbingan ima!inasi, visualisasi, latihan nafasdalam.berikan aktivitas senggang.
)Emeningkatkan istirahat, memusatkan kembali perhatian dapat meningkatkan koping.
9. berikan obat sesuai indikasi '
L antikolinergik, contoh atrophin propantelin&probantine-
)Emenhilangkan reflek spasmeEkontraksi otot halus dan membantu dalam mana!emen nyeri.
L $edative, contoh fenobarbitol.
)E meningkatkan istirahat dan merilekskan otot halus, menhilangkan nyeri.
-.
G(( 8#$#(( ("%i'i -#%-(( 0#(( $ $("u!uan ' Pemenuhan nutrisi adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama >F>9 !am
"riteria hasil '
* "lien menyebutkan penyebab mualEmuntah
* "lien mengatakan mualEmuntah berkurang
* "lien menun!ukkan kema!uan mencapai berat badan ideal
* dalam batas normal '
' 112E<2*1+2E?2 mm4g n ' <2*122 FEmenit
$ ' +?*+7> 2C )) ' 1<*>2 FEmenit
%% ' &%*122- 6 12 &%*122-
ntervensi '
1. %erikan pen!elasan kepada klien dan keluarga tentang penyebab mual E muntah serta tindakan
yang akan dilakukan
)E meningkatkan pengetahuan klien tentang penyebab masalah serta mendorong klien agar
lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
>. "a!i distensi abdomen
).E tanda nonverbal ketidaknyamanan bEd gangguan pencernaan
+. 4itung pemasukan kalori
)E mengidentifikasi kekurangan E kelebihan kebutuhan nutrisi
+. %erikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan rangsangan berbau
)E untuk meningkatkan nafsu makan E menurunkan mual
9. %erikan kebersihan oral sebelum makan
)E mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
3. awarkan minuman seduhan saat makan, bila toleran
)E dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas
![Page 14: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/14.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 14/16
<. $a!ikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering
)E menurunkan frekuensi mual
7. "olaborasi dengan ahli gii E diet tentang pemberian diet rendah lemak
)E pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu dan nyeri sehubungan
dengan tidak semua lemak dicerna dan berguna dalam mencegah kekambuhan8. "olaborasi dengan tim dokter tentang pemberian garam empedu & %iliron ' Manchol, decholin-
sesuai indikasi
. K#&%(( :$# i%( ;%#'i& "i(i "#%08< -#%-(( 0#(( $("=
0i'"#('i 0( i8#%$"ii"' '"#%= (( 8%'#' 8#$-#&(
u!uan ' 0enun!ukkan keseimbangan cairan yang adekuat
"riteria hasil '
* urgor kulit yang baik
* 0embran mukosa lembab* Pengisian kapiler baik
* rine cukup
* stabil
* idak ada muntah
)encana intervensi '
1. Pertahankan intakke dan output cairan
)E mempertahankan volume sirkulasi
>. Awasi tanda rangsangan muntah
)E muntah berkepan!angan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan oral menimbulkan
degfisit natrium, kalium dan klorida
+. An!urkan cukup minum &1 botol aKua 1322 mlEhr-
)E mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh
9. "olaborasi '
* Pemberian antiemetik
* Pemberian cairan
* Pemasangan B5
0. K%( 8#(#"( "#("( 8#(!&i"= 8%('= 8#(-"( -#%-(( 0#((
' i("#%8%#"'i i(9%$'i
u!uan ' menyatakan pemahaman klien
"riteria hasil ' 0elakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan
)encana intervensi '
1. "a!i informasi yang pernah didapat
)E mengka!i tingkat pemahaman klien
![Page 15: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/15.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 15/16
>. %eri pen!elasn tentang penyakit, prognosa, dan tindakan diagnostik
)E memungkinkan ter!adinya partisipasi aktif
+. %eritahukan diit yang tepat, teknik relaksasi, untuk persiapan operasi
9. An!urkan teknik istirahat yang harus dilaporkan tentang penyakitnya
3. An!urkan untuk menghindari makanan atau minuman tinggi lemak)E mencegah E membatasi terulangnya serangan kandung empedu
<. #iskusikan program penurunan berat badan
)E kegemukan adalah faktor resiko ter!adinya cholangitis
7. "a!i ulang program obat, kemungkinan efek samping
)E batu empedu sering berulang, perlu terapi !angka pan!ang
![Page 16: Askep Cholangitis](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021110/5695d2981a28ab9b029b07b1/html5/thumbnails/16.jpg)
7/24/2019 Askep Cholangitis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cholangitis 16/16
DAFTAR PUSTAKA
1. %arbara C. Dong &1??<-, Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan,he C. 0osby Company $t. Douis, $A.
>. %arbara (ngram &1??8-, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid I, Peneribit %uku"edokteran (5C, akarta.
+. C0 ownsend, )# %eauchamp et al., >229. $abiston eFtbook of $urgery, %iological basis of
modern surgical practice, 17th (d, (lsevier*$aunders
9. C Albanese, Anderson et al., >22<. Current surgery diagnosis and treatment. 0c 5raww 4ill
Companies.
3. =C %runicardi, #" Andersen et al., >227. $chwart PrincipleNs of $urgery, 8 th (d. 0c 5raww 4ill
Companies.
<. 0arylin (. #oenges &>222-, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman ntuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi !, Penerbit %uku "edoketran (5C, akarta.