Askep diare

32
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang. Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999) Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur 23 tahun dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “AS SYIFA” Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.

Transcript of Askep diare

Page 1: Askep diare

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah

masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada

anak di negara berkembang.

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk

tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)

Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya.

Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi

kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar

60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak

dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh

kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk.

Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur 23 tahun dengan

Gastroenteritis di Balai Pengobatan “AS SYIFA” Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan

nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”S” dengan

Gastroenteritis atau diare.

1.2.2 Tujuan khusus

1)      Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.”S”.

2)      Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.

1.3 Metode pembahasan

Page 2: Askep diare

1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada

klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “ AS SYIFA “ Desa Warukulon Pucuk

Lamongan.

1.3.2 cara mendapatkan data :

1)      Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien

2)      Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik

1.3.3 Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 : Pendahuluan

BAB 2 : Tinjauan Pustaka

BAB 3 : Tinjauan Kasus

BAB 4 : Penutupsss

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Askep diare

Daftar isi

Kata pengantar..................................................................................................................................iDaftar isi..........................................................................................................................................iiBAB 1PENDAHULUANBAB 2TINJAUAN PUSTAKABAB 3TINJAUAN KASUS3.1    PENGKAJIAN3.2 ANALISA DATA3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN3.4  INTERVENSI3.5  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN3.6  EVALUASI KEPERAWATANBAB 4PENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 Kritik dan SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk

tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan

oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995)

2.2 Etiologi

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :

Page 4: Askep diare

a) Faktor infeksi

Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama

diare meliputi :

1)      Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas

2)      Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll

3)      Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,

trimonas hominis), Jamur (candida albacus)

Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA),

Bronco pneumonia, dan sebagainya.

b) Faktor Malabsorbsi

1)      Malabsorbsi karbohidrat

2)      Malabsorbsi Lema

c) Faktor Makanan

Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

2.3 Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.

1)      Gangguan asmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan

tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkan sehingga timbul diare.

2)      Gangguan sekresi

Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan

sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3)      Gangguan motilitas usus

Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan,

sehingga timbul diare juga.

Page 5: Askep diare

2.4 Penggolongan Diare

2.4.1 Diare Akut

Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7

atau 14 hari.

a)      Penularan

1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi

2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)

b)      Penyebab

1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa

2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme

c)      Manifestasi klinis

Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan

pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan.

2.4.2 Diare Kronik

Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi

dan anak.

2.5 Patofisiologi

Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses

mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan

elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.

2.6 Komplikasi

Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai

komplikasi sebagai berikut :

a) Dehidrasi

b) Renjatan hipofolomi

c) Hipokalemi

Page 6: Askep diare

d) Hipoglikemi

e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik

f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)

2.7 Pengobatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau

tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain

(gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).

1) Obat anti sekres

a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg

b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr

2) Obat spasmolitik

Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut

lagi.

3) Antibiotik

Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan

tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,

faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)

2.8 Penatalaksanaan

2.8.1 Medik

Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obat-

obatan.

Pemberian cairan

Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan

umum.

1) Cairan per oral

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang

berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur

Page 7: Askep diare

6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering

disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya

air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.

2) Cairan parental

Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat

ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat

badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)

Page 8: Askep diare

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1    PENGKAJIANMRS : 02 Mei 2013 Jam : 18.00 WIB

No Ruangan : 5

Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013 Jam : 16.00 WIB

A.Identitas Pasien

Nama pasien : Ny.” S “

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 23 Tahun

Alamat : Ds.Waru kulon pucuk

Agama : islam

Pekerjaa : Swasta

Suku bangsa : Jawa

Diagnosa medic : Gastroenteritis

Yang bertanggung jawab

Nama : Tn. “ F “

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Ds. Waru Kulon Pucuk

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Hub. Dengan pasien : Ayah

B. Riwayat Kesehatan

I. Keluhan Utama

Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah

Page 9: Askep diare

Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai

muntah.

II. Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan

bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS

SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.

III. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna

kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.

IV. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang

di alami klien.

V. Riwayat Sosial

Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan

ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare

Kesadaran : composmentis

TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt

Pemeriksaan Head to toe

a.           Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.

b.           Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata

cowong.

c.           Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.

d.          Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada

polip.

e.           Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.

f.            Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada kaku kuduk.

g.      Dada

Page 10: Askep diare

Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak

ada retraksi otot bantu pernapasan.

Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan

Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes

Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.

h.      Perut

Inspeksi : simetris

Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt

Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi : Hipertimpan,perut kembung

      Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri

gerak.

      Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan

      Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.

      Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.

D. Pengkajian Fungsional Gordon

1.      Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka

akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

2.      Pola nutrisi dan metabolik

Makan : Ny. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau

menghabiskan 1 porsi makan.

Minum : Ny. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak.

3.      Pola Eliminasi

BAK :5x/hari

BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir

4.      Pola aktifitas dan latihan

Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan

5.      Pola istirahat tidur

Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur

Page 11: Askep diare

6.      Pola persepsi sensoris dan kognitif

Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya

7.      Pola hubungan dengan orang lain

Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya

8.      Pola reproduksi / seksual

Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia

9.      Pola persepsi diri dan konsep diri

Klien ingin sembuh dengan cepat

10.  Pola mekanisme koping

Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan

11.  Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.

  Pemeriksaa Serologi/ Imunologi

Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Tes widal

-O - (Negatif) Negatif

-H 1/80 Negatif

-PA - (Negatif) Negatif

-PB -(Negatif) Negatif

Therapy :

1.      Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

2.      Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik

3.      Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus

4.      Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

Page 12: Askep diare

3.2 ANALISA DATA Nama pasien : Ny. “S” No. Ruangan : 5

Umur : 23 tahun

Data Masalah keperawatan Etiologi

DS : klien mengatan berak

kuning kehijauan

bercampur lendir

DO : Turgor kulit menurun,

mulut kering, malas makan

Gangguan keseimbangan

cairan

Output yang berlebihan

DS : Pasien mengatakan

bahwa mengalami perut

kembung

DO : setelah dilakukan

perkusi diketahui klien

distensi, klien tampak

menahan kesakitan.

Peristaltik : 40x/ menit

Skala nyeri :

P : sebelum dan sesudah

Gangguan rasa nyaman

(nyeri)

Hiperperistaltik

Page 13: Askep diare

BAB

Q : nyeri seperti teremas

R : pada regio epigastrium

S : skala nyeri 5

T : sering

DS : klien mengatakan

bahwa klien BAB berkali-

kali

DO :klien tampak lemas,

mata cowong.

Gangguan pola eliminasi

BAB

Infeksi bakteri

3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan

2.      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik

3.      Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri

3.4  INTERVENSI

No.

DxTujuan dan KH Intervensi Rasional

1 Setelah Dilakukan

Tindakan Keperawatan

2x24 Jam dengan

Tujuan : volume cairan

dan elektrolit dalam

tubuh seimbang

1.        pantau tanda kekurangan

cairan

2.        observasi/catat hasil intake

output cairan

3.        anjurkan klien untuk banyak

minum

1.      Menentukan intervensi

selanjutnya

2.      Mengetahui keseimbangan

cairan

3.      Mengurangi kehilangan cairan

4.      Meningkatkan partisipasi dalam

Page 14: Askep diare

(kurangnya cairan dan

elektrolit terpenuhi)

Dengan KH :

        Turgor kulit cepat

kembali.

        Mata kembali normal

        Membran mukosa

basah

        Intake output seimbang

4.        jelaskan pada ibu tanda

kekurangan cairan

5.        berikan terapi sesuai advis :

        Infus RL 15 tpm

perawatan

5.      mengganti cairan yang keluar

dan mengatasi diare

2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

2x24 jam dengan

Tujuan : rasa nyaman

terpenuhi, klien

terbebas dari distensi

abdomen dengan KH :

        Klien tidak

menyeringai kesakitan.

        Klien mengungkapkan

verbal (-)

        Wajah rileks

        Skala nyeri 0-3

1.      Teliti keluhan nyeri, cacat

intensitasnya (dengan skala0-

10).

2.      Anjurkan klien untuk

menghindari allergen

3.      Lakukan kompres hangat

pada daerah perut

4.      Kolaborasi

        Berikan obat sesuai indikasi

        Steroid oral, IV, & inhalasi

        Analgesik : injeksi novalgin

3x1 amp (500mg/ml)

        Antasida dan ulkus : injeksi

ulsikur 3x1 amp (200mg/

2ml)

1.      Identifikasi karakteristik nyeri &

factor yang berhubungan

merupakan suatu hal yang amat

penting untuk memilih

intervensi yang cocok & untuk

mengevaluasi ke efektifan dari

terapi yang diberikan.

2.      Mengurangi bertambah beratnya

penyakit.

3.      Dengan kompres hangat,

distensi abdomen akan

mengalami relaksasi, pada kasus

peradangan akut/peritonitis akan

menyebabkan penyebaran

infeksi.

4.      Kortikosteroid untuk mencegah

reaksi alergi.

5.      Analgesik untuk mengurangi

nyeri.

3 Setelah Dilakukan

Tindakan Keperawatan

2x24 Jam dengan

1.      Mengobservasi TTV

2.      Jelaskan pada pasien tentang

penyebab dari diarenya

1.      kehilangan cairan yang aktif

secar terus menerus akan

mempengaruhi TTV

Page 15: Askep diare

Tujuan : Konsistensi

BAB lembek, frekwensi

1 kali perhari dengan

KH :

        Tanda vital dalam

batas normal (N: 120-

60 x/mnt, S; 36-37,50 c,

RR : < 40 x/mnt )

        Leukosit : 4000 –

11.000

        Hitung jenis leukosit :

1-3/2-6/50-70/20-80/2-

8

3.      Pantau leukosit setiap hari

4.      Kaji pola eliminasi klien

setiap hari

5.      Kolaborasi

-       Konsul ahli gizi untuk

memberikan diet sesuai

kebutuhan klien.

-       Antibiotik: cefotaxime 3x1

amp (500mg/ml)

2        Klien dapat mengetahui

penyebab dari diarenya.

3        Berguna untuk mengetahui

penyembuhan infeksi

4        Untuk mengetahui konsistensi

dan frekuensi BAB

5        Metode makan dan kebutuhan

kalori didasarkan pada

kebutuhan.

3.5  IMPLEMENTASI KEPERAWATANNama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan : 5

Umur : 23 tahun

TGL/

JAM

NO.

DxIMPLEMENTASI RESPON PS TTD

Jumat,

03/5/13

16.00

1,2,3         Mengkaji keluhan pasien

        Mengobservasi TTV setiap 8

jam

        Menentukan tanda-tanda

DS : Klien mengatakan bahwa

BAB berkali-kali, muntah,

dan perut kembung.

DO : Turgor kulit menurun,

mulut kering, mata cowong, dan

menahan kesakitan

TD = 80/50 mmHg, S = 390 C,

N= 112, tampak lemah ,RR

22x/mnt

Page 16: Askep diare

16.15

16.25

21.00

Sabtu,04/5/13

06.30

07.30

08.50

1

1,2

1,2

1,3

2,3

1,3

kekurangan cairan

        Memasang infus RL 15 tpm

Memberikan obat:

       Injeksi Novalgin 1 amp

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

        Menganjurkan untuk klien

banyak minum

        Menganjurkan klien untuk

istirahat dan melakukan

kompres hangat pada daerah

perut

        Mengobservasi TTV

        Mengganti infus RL 15 tpm

        Mengkaji pola eliminasi klien

Memberikan obat:

       Injeksi Novalgin 1 amp

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

Observasi/catat hasil intake

output cairan

Menganjurkan makan dalam

porsi sedikit tapi sering.

DS : klien mengatakan akan

minum yang banyak

DO :Turgor kulit berkurang,

mukosa mulut kering,disertai

muntah.

DS : expesi wajah klien sedikit

rileks

DO : keluarga kooperatif,dan

akan memberikan banyak minum

agar klien tidak dehidrasi

DS : -

DO : Ny. “ S “ keluarga

kooperatif

DS : -

DO : TD = 100/70, S = 380, N =

100x/mnt, RR = 20x/mnt

DS : -

DO : Keluarga kooperatif

DS : Klien mengatakan akan

Page 17: Askep diare

11.30

14.00

Minggu,

05/5/13

06.00

06.30

08.00

08.30

1,2

3,2

1,2,3

3

1,3

2,3

        Menyuruh pasien banyak

minum agar tidak dehidrasi

        Jelaskan pada keluarga tanda-

tanda kekurangan cairan

Memberikan obat:

       Injeksi Dexa 1 amp

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

        Mengopservasi TTV

        Mengganti cairan infus + drip

Neurobio

Menganjurkan makan dalam

porsi dikit tapi sering

Mengopservasi tanda tanda

dehidrasi

Memberikan obat

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

makan dalam porsi kecil tapi

sering.

DO : Keluarga kooperatif

DS : pasien mengatakan akan

minum sesering mungkin

DO : Ny. “S” keluarga

kooperatif

DS : -

DO : Ny. “ S “ keluarga

kooperatif

DS : -

DO : TD = 100/70, S = 370, N =

100x/mnt, RR = 22x/mnt

DS : klien mengatakan akan

makan dalam porsi kecil tapi

sering.

DO : keluarga kooperatif

DS : -

DO : Turgor kulis sedikit

membaik , mukusa mulut lembab,

muntah berkurang,diare

berkurang.

DS :pasien mengatakan nyeri

Page 18: Askep diare

10.00 3

Observasi leukosit

saat disuntik

DO : Obat masuk tidak ada

tanda alergi

DS : -

DO : Leukosit : 8600/mm3

Hitung jenis leukosit : 1-3/2-

6/50-70/20-80/2-8

3.6  EVALUASI KEPERAWATAN

No

.

Dx

Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD

Page 19: Askep diare

1.

2.

3.

Jumat,03/5/2013 S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas

O : - Klien masih tampak lemas

        Aktifitas klien masih dibantu keluarganya

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit

O : - Kien tampak menyeringai kesaklitan

        Klien terus memegangi perutnya

        Skala nyeri 3

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah

mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak

sampai muntah.

O : - klien BAB 2x/hari

- Turgor kulit kembali < 1 detik

- Mata tidak cowong

- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi

makannya

- Klien tidak muntah

A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian

P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan

        Kaji intak output cairan setiap 8 jam

        Pantau tanda-tanda dehidrasi

1. Sabtu,04/5/2013 S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat

O : - Klien tampak lebih sehat

        Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya

        Turgor kulit < 1 detik kembali

        Mata tidak cowong

Page 20: Askep diare

2.

3.

        Mukosa mulut tidak kering

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit

berkurang

O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2

A : Masalah tertasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari

mual sudah berkurang, tidak muntah lagi.

O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak

        Klien menghabiskan makanannya

        Klien tidak muntah

        Turgor kulit kembali < 1 detik

        Mata tidak cowong

        Mukosa mulut tidak kering

        Klien minum 1000cc/hari

A : Masalah teratasi sebagaian

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

1. Minggu,

05/5/2013

S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit

O : - Skala nyeri 0

        Klien tidak menyeringai kesakitan

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan

muntah, konsistensi BAB lunak.

O : - Klien BAB dengan konsistensi lunak

Page 21: Askep diare

2.

        Klien tidak merasa mual dan muntah

        Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang

lebih 1500cc/hari

        Jumlah leukosit normal

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 22: Askep diare

BAB 4

PENUTUP

4.1 KesimpulanSetelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis didapatkan

kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan

obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang

menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “

didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan

keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.

Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam

penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah

implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “ menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi

BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih

parah tidak terjadi.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep

yang akan datang. Terima kasih

 

Page 23: Askep diare

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta

Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart

Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta