Askep By Ny Dt

download Askep By Ny Dt

of 19

description

i

Transcript of Askep By Ny Dt

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KLIEN By. Ny. Dt (2 HARI) DENGAN PALATOSCHISIS DI RUANG PERINATOLOGIRSD dr. HARYOTO LUMAJANG

disusun guna memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)Stase Keperawatan Anak

Oleh

Ferry Dwi Cahya Riftana, S. Kep.NIM 082311101025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2014

PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Neonatus dengan Palatoschisis telah dilaksanakan pada tanggal 28 April 2014 di ruang Perinatologi - Isolasi I RSD dr. Haryoto Lumajang.

Lumajang, 2 Mei 2014 Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Ns. Yuni Puspita Dewi, S.Kep Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes NIP. 19810612 200604 2 023 NIP. 19780323 200501 2 002

Kepala Ruangan,

Ns. Yuyun Sri Wulandari, S.KepNIP. 19800623 200604 2 023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JEMBERPROGRAM PENDIDIKAN NERSJl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAKRuangan: Perinatologi Isolasi ITgl / Jam MRS: 26 April 2014 / pukul 16.50 WIBDx. Medis : Vomiting + palatoschisisNo. Reg.: 183711Tgl / Jam Pengkajian: 28 April 2014 / pukul 11.00 WIB

A. IDENTITAS KLIEN1. Nama: Bayi Ny. DtNama Panggilan: Bayi Ny. DtUmur/Tgl. Lahir: 2 hari / 26 April 2014 pukul 10.15 WIBJenis Kelamin: Perempuan2. Identitas Orang TuaNama Ayah: Tn. S Nama Ibu: Ny. DtUmur: 22 tahun Umur: 18 tahunAgama : Islam Agama : IslamSuku: Jawa Suku: JawaBahasa: Indonesia Bahasa: IndonesiaPendidikan: Tidak tamat SD Pendidikan: SMPPekerjaan: Wiraswasta Pekerjaan: IRTPenghasilan: - Penghasilan: -Alamat: KaliwunguTempeh Alamat: Tempeh

B. KELUHAN UTAMABayi dirawat di RS karena sering muntah saat diberi minum kurang lebih 4-5 kali dan bayi sering tersedak. Bayi sebelumnya dirawat di RS Muhammadiyah sebelum dibawa ke RSD dr. Haryoto Lumajang.C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGBayi lahir di RS Muhammadiyah tanggal 26 Januari 2014 pukul 10.15 WIB. Bayi lahir pada usia kehamilan 9 bulan (Neonatus Aterm/NA), lahir dengan spontan presentasi belakang kepala, ketuban keruh, AS 5-6, PB 48 cm, LK 33 cm, BBL 2500 gr. Bayi Ny. Dt terdiagnosis penyakit palatoschisis di RS muhammadiyah pasca kelahiran. Ny. Dt mengatakan anaknya sebelum dibawa ke RSD dr. Haryoto, mendapatkan perawatan bayi lahir di RS Muhammadiyah. Karena kondisinya yang sering muntah saat diberi minum serta tersedak, klien dibawa ke RSD dr. Haryoto Lumajang.Secara observasi dan pemeriksaan diagnostik, bayi Ny. Dt sering muntah saat diberi minum dengan susu formula, sianosis (+), BAB (+), orosianosis (+), sesak (+), akral dingin, dan palatoschisis. Hasil dari pemeriksaan diagnostik, GDA 100mg/dl.

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULUBayi Ny. Dt lahir aterm dengan usia kehamilan 9 bulan dengan berat badan lahir sebesar 2500 gram. Persalinan dibantu bidan di PB Muhammadiyah dan menuju ke sana dengan mobil. Bayi dibawa ke RSD dr. Haryoto karena bayi sering muntah saat diberi minum dan sering tersedak. Bayi menjalani rawat inap di ruang perinatologi dengan pemberian O2 headbox dan ASI diberikan melalui sonde melalui selang OGT. 1. Penyakit yang pernah dideritaBayi Ny. Dt baru lahir.2. Riwayat operasiBayi Ny. Dt baru lahir dan tidak pernah menjalani operasi sebelumnya3. Riwayat alergi Bayi Ny. Dt baru lahir dan tidak memiliki alergi.4. Riwayat imunisasi Bayi Ny. Dt baru lahir.5. Riwayat kehamilanNoKehamilan ke-Cara lahirHidup/matiPenyebabUmur

1PertamaSpontan belakang kepala, ketuban keruhHidup-0 bulan 2 hari

E. RIWAYAT PERINATAL1. AntenatalBerdasarkan pengakuan Ny. Dt, dirinya rutin melakukan ANC ke bidan setempat pada tiap trimester kehamilan. Makanan gizi selalu terjaga karena ini adalah kehamilan anak pertama. Ny. Dt mengaku dirinya jarang untuk beraktivitas dan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. Intensitas pertemuan dengan suami sering karena suami bekerja tidak jauh dari rumah. Ny. Dt jarang menggunakan obat-obatan kecuali dalam kondisi sakit. 2. IntranatalBayi Ny. Dt lahir secara spontan belakang kepala dengan ketuban keruh. Persalinan dibantu oleh bidan di RS Muhammadiyah pada tanggal 26 April 2014 pukul 10.15 WIB. Umur kehamilan 9 bulan. Ny. Dt mengalami KPD pasa usia kehamilan 7 bulan. Bayi mengalami asfiksia sedang dengan APGAR skor 5-6. Bayi dari Ny. Dt berjenis kelamin perempuan. Adapun kondisi fisik bayi Ny. Dt sejak lahir dengan berat badan lahir sebesar 2500 gram, panjang badan 38 cm, dan lingkar kepala 33 cm. ditemukan cacat bawaan pada bayi Ny. Dt yaitu terdapat celah pada atap/langitan mulut (palatoschisis).3. PostnatalBayi dirujuk dari PB Muhammadiyah ke RSD dr. Haryoto pada tanggal 26 April 2014 pukul 16.50 WIB. Keadaan di neonatologi GT cukup, sianosis (+), BAB (-), BAK (-), akral dingin (+), sesak (+), reflek hisap lemah.Upaya yang telah dilakukan keluarga adalah membawa By. Dt ke RSD dr. Haryoto untuk diberikan penatalaksanaan. Sebelum dibawa ke RSD dr. Haryoto lumajang, bayi menjalani tindakan di RS muhamadiyah pasca melahirkan yaitu pemberian vit K 1mg. bayi diberikan minuman namun selalu dimuntahkan,sehingga akhirnya bayi Ny. Dy dirujuk ke RSD dr. Haryoto. Bayi Ny. Dt telah menjalani rawat inap dan dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa penyakit seperti pemeriksaan darah lengkap, CRP, golongan darah, gula darah. Bayi Ny. Dt dipasangkan infus, OGT fr. 5, pemberian terapi secara bolus dan oral, serta thermoregulasi.Adapun terapi yang telah diberikan meliputi:1. Pemberian infus DS 10 NS 200 cc per 24 jam dan selanjutnya larutan PZ 50 cc per 2 jam.di ruang perinatologi diberikan larutan D10 160cc/hari2. Injeksi cefotaxime 200 mg3. O2 headbox 6 lpm4. Vit K 1mg (diberikan d RS muhammadiyah)5. Thermoregulasi di infant

F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGANy. Dt mengatakan anggota keluarga dari pihak istri ataupun suami tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular atau keturunan.Genogram

Keterangan: laki-laki: meninggal : Perempuan: tinggal satu rumah= pasienG. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN1. Perkembangan a. Adaptasi sosialSelama berada di Ruang Isolasi I, bayi berada di box bayi. Bayi hanya kontak langsung dengan petugas kesehatan dan Ny. Dt. Bayi Ny.b. Motorik kasarKondisi bayi Ny. Dt bersifat aktif dengan pergerakan ekstremitas atas dan bawah ke segala arah. Bayi Ny. Dt juga menangis keras. Reflek hisap By. Dt lemah.c. Motorik halusBayi Ny. Dt mampu menggenggam jari dan membuka mata dengan baik. Kemampuan refleks menelan dan menghisap masih lemah.d. Bahasa Bayi Ny. Dt hanya mampu menangis keras jika dalam kondisi tidak nyaman seperti haus atau kondisi underpad basah.

H. KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA PENYAKITBayi diletakkan di box bayi di dalam ruangan ber-AC dengan suhu 23 oC dan suhu ruangan 27 oC. Bayi dibedong, diselimuti, diberi baju dan popok.

I. POLA FUNGSI KESEHATAN1. Pola Persepsi & Tata laksana kesehatanTidak terkaji2. Pola Nutrisi & MetabolismeBayi memperoleh makanan melalui oral yang berupa susu formula. Susu formula diberikan ketika bayi merasa haus dan jumlah pemberiannya sesuai dengan yang dijadwalkan yaitu 8x12 cc. selama pemantauan, tidak ada residu saat diaspirasi sebelum memasukkan susu sesuai dengan jadwal. Klien selalu memuntahkan minumannta saat diberikan minum susu saat di RS muhammadiyah.

3. Pola EliminasiBayi bisa BAB dan BAK, warna feces dan kencing bayi masih berwarna kehitaman, frekuensi BAB dan BAK + 2 kali/hari.4. Pola Aktivitas/Bermain (termasuk kebersihan diri)Bayi mampu menggerakkan anggota tubuhnya, namun bayi menangis dengan lemah. Kebersihan diri bayi dilakukan oleh perawat Ruang Perinatologi. 5. Pola Istirahat TidurBayi dapat beristirahat/tidur dengan nyenyak, bayi tidak mudah terbangun dengan tepukan tangan.6. Pola Kognitif dan Persepsi SensoriTidak terkaji7. Pola Konsep DiriTidak terkaji8. Pola Hubungan-PeranTidak terkaji9. Pola Seksual-seksualitasJenis kelamin bayi adalah perempuan, dengan kondisi labia mayora menutupi labia minora.10. Pola Mekanisme KopingTidak terkaji11. Personal Nilai dan KepercayaanTidak terkaji

J. PEMERIKSAAN FISIK1. Status kesehatan umumKeadaan umum:Bayi dari Ny. Dt (2 hari) dengan kondisi gerakan tonus yang cukup lemah. Kesadaran: Composmentis (sadar penuh dengan keadaan normal)Tanda-tanda vital:Nadi: 148 kali/menitSuhu: 37 0CRR: 48 kali/menitTinggi badan: 48 cmLingkar kepala: 33 cmBerat badan lahir: 2500 gramBerat badan saat ini: 2500 gramPerkembangan BB: tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan berat badanGDA: 100 mg/dL2. KepalaKondisi kepala bayi Ny. Dt (2 hari), fontanel menutup, halus rata, masih teraba lunak/berdenyut, simetris, ubun-ubun besar, cembung. Distribusi rambut rata, berwarna hitam, dan tekstur halus. Tidak ada massa atau lesi pada kepala dan tidak nampak kelainan kongenital. mata simetris, kelopak mata tidak ada, sclera berwarna putih, tidak ada secret, hidung dan telinga simetris, tidak ada secret pada hidung dan telinga, tidak ada pernafasan cuping hidung, bibir simetris, kulit bibir masih mengelupas, orosianosis(-). Saat dilakukan palpasi fontanel mayor dan minor menutup.3. MukaMuka bayi Ny. Dt (2 hari) berbentuk bulat dan terdapat beberapa organ:a. MataKedua mata membuka, alis mata berbatas tegas dan bergerak simetris, bulu mata halus pendek dan sedikit, sklera ikterik, konjungtiva merah, warna kelopak mata seperti warna kulit sekitar, tidak teraba massa atau lesi, dan pandangan normal sepanjang garis khayal.b. HidungHidung mempunyai lubang yang paten dan terletak simetris di tengah. Hembusan nafas pada hidung yang sebelah kanan dan kiri adalah sama. Tidak terdapat pernafasan cuping hidung namun masih terlihat dari penggunaan otot bantu pernafasan, yang diketahui dari retraksi dada intercostal.

c. TelingaTerletak di bawah atau melewati garis mata dengan adanya aurikel dan lubang telinga. Recoil telinga sudah sempurna.d. Rongga mulutBibir utuh dengan warna merah muda yang terletak simetris, lidah juga berwarna merah muda yang lentur dan tipis, terdapat bau mulut, dan terdapat bercak putih pada pinggir mulut dan lidah, sariawan. Terdapat celah pada atap/langitan rongga mulut yaitu palatoschisis.4. LeherKondisi leher bayi Ny. Dt (2 hari), posisi leher lurus namun kepala masih terkulai saat bayi diposisikan duduk/digendong, tidak ada pembengkakan, tidak terdapat selaput lipatan kulit tambahan, saat dilakukan palpasi tidak teraba pembesaran pada daerah leher, tidak ada fraktur5. Thorax/dadaHasil inspeksi pada dada bayi Ny. Dt (2 hari), dada simteris dan nampak penggunaan otot bantu pernfasan yang diketahui dari adanya retraksi dada intercostal (adanya pengembangan nares eksterna), RR 48x/menit, skore downe 2-3. konfigurasi teratur, dan ekspirasi lebih lama daripada inspirasi. Hasil palpasi pada dada bayi Ny. Dt (2 hari) tidak adanya pembengkakakan atau lesi, teraba getaran pernafasan pada bagian bawah dada posterior dan anterior. tidak ada fraktur pada dada.6. AbdomenHasil inspeksi pada abdomen bayi Ny. Dt (2 hari), kontur abdomen ketika posisi terlentang adalah flat atau datar, tidak nampak penonjolan gerakan peristaltik usus. Tali pusat dalam keadaan segar, tidak berbau, dan tidak adanya kemerahan. Kulit bayi berwarna putih sedikit kekuningan dan turgor kulit cukup baik. Hasil palpasi pada abdomen bayi Ny. Dt (2 hari), tidak ada massa ataupun lesi.7. Keadaan punggungTidak ada kelainan tulang belakang dan tidak adanya spina bifida. Tulang belakang dalam kondisi lurus sesuai anatomis. Saat dilakukan palpasi tidak teraba tonjolan pada tulang belakang 8. EkstremitasEkstremitas pada bayi Ny. Dt (2 hari), tangan dan kaki simetris dalam kondisi hangat, kaki sedikit pengkar, tidak ada akrosianosis dengan CRT < 2 detik, warna kulit ekstremitas putih sedikit kuning. Hasil palpasi tidak ada pembengkakan. Akral dingin dan kaki sulit untuk diekstensikan.9. Genetalia dan AnusKondisi genetalia bayi Ny. Dt (2 hari), terdapat anus, labia mayora menutupi labia minora, terdapat secret berwarna putih. Kondisi anus berlubang dan mengkerut, tidak ada pembengkakan. Bayi melakukan BAB sebanyak 2 kali/hari. Saat dilakukan palpasi labia mayora tidak terlalu menonjol, tidak ada kelainan pada anus.10. Pemeriksaan NeurologisPemeriksaan neurologis yang dilakukan untuk mengkaji refleks fisiologis yang dimiliki oleh klien, yaitu:a. Sucking reflex positif namun masih lemahb. Grasping Reflex (+)c. Rooting Reflex (+)d. Reflex Moro (+)

K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi darah lengkap, CRP, gula darah acak, golongan darah. Adapun data hasil laboratorium sejak klien MRS hingga dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut:Jenis PeriksaTanggal Pemeriksaan

08/07/2013

Hemoglobin16,9 mg/dL

Leukosit17.150/cmm

Eritrosit4,97 juta/cmm

Laju Endap Darah-

Hematokrit50%

Trombosit206.000

Diffcount1/0/0/82/11/6

Golongan DarahB

Gula Darah Acak92 mg/dL

CRP KualitatifPOSITIF

2. Lain-lain-

L. TERAPI1. Oral-2. ParenteralAdapun terapi parenteral yang diberikan pada bayi Ny. Dt (2 hari) yaitu:a. Infus D10 1/5 NS sebanyak 160 cc/harib. Injeksi Ampicilin 2 x 150 mgc. Injeksi gentamicin 1 x 14 mg3. Lain-lainTerapi per oral yang didapatkan oleh bayi Ny. Dt (2 hari) adalah susu ASI atau susu formula dengan menggunakan sonde melalui selang OGT dengan dosis 8 x 12 cc.

Lumajang, 28 April 2014 Mahasiswa,

Ferry Dwi Cahya Riftana, S. Kep. NIM. 082311101025

ANALISA DATANoData FokusProblemEtiologi

1.DS:-DO:a. Retraksi dada (+)b. Orosianosis (+)c. RR 48x/menitd. Nilai skor downe 2-3e. Bayi Ny. DT sering muntahGangguan pola nafasTerbukanya atap/langitan mulut

Keabnormalan katup epiglottis

Pola nafas terganggu

Reflek batuk sekunder

2.DS: a. Ny. Dt mengatakan anaknya pernah muntah berwarna cairan putihDO:a. By. Dt pernah muntah setelah diberikan susu melalui sonde melalui selang NGT setelah berselang waktu 2 jamb. Klien pernah tersedak c. Reflek menghisap masih lemahResiko aspirasi Terbukanya atap/langitan mulut

katup epiglottis terbuka secara statis

keabnormalan faring akibat fistula

respon reflek faring terhadap benda asing makanan dikeluarkan

3.DS: -DO:a. Suhu klien 37oC, RR 48x/menitb. Terbukanya atap/langitan dalam mulut sehingga terdapat hubungan antara rongga mulut dan hidungc. Klien pernah tersedak

Resiko infeksiTerbukanya celah/langitan mulut

keabnormalan dalam faring akibat fistula

Makanan masuk

aspirasi ke dalam saluran pernapasan

1.DS:a. Ny. Dt berkata Mas, ini anak saya tidak apa-apa kan?DO:a. Ibu klien terlihat bingung dan gelisahb. Ibu klien tidak mengetahui tentang masalah yang dialami anaknyac. Ibu klien sering bertanya kepada perawat tentang kondisi anaknya.Ansietas keluargaTerbukanya celah langitan/atap mulut

kurangnya infomasi

kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit

koping keluarga inadekuat

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan supresi reflek batuk sekunder 2. Risiko Aspirasi berhubungan dengan fistula trakeoesofagus3. Resiko infeksi berhubungan dengan aspirasi ke dalam saluran pernapasan.4. Ansietas keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit

RENCANA KEPERAWATAN

NoDiagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilRencana Tindakan KeperawatanRasional

TujuanKriteria Hasil

1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan supresi reflek batuk sekunderSelama pemberian asuhan keperawatan selama 6 jam, bay tidak mengalami gangguan pola nafas1. RR dalam batas normal2. Retraksi dada(-)3. Tidak ada sianosis1. Observasi TTV2. Observasi skordowne

3. Pemberian oksigenasi

4. Rencana fotothorax

5. Kolaborasi pemberian obat-obatan1. Mengetahui perubahan status pasien2. Mengetahui keadaan pasien terkait kegawatan nafas pasien3. Oksigenasi membantu dalam pemberian oksigen untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat4. Mengetahui keadaan paru-paru pasien dan kelainan yang dialami5. Pemberian obat-obatan dapat membantu dalam membuka jalan nafas pasien

2

Risiko Aspirasi berhubungan dengan gangguan menelanSelama pemberian asuhan keperawatan selama 6 jam, bayi tidak mengalami aspirasi1. Menunjukkan peningkatan kemampuan menelan2. Bertolerasnsi terhadap asupan oral tanpa aspirasi

1. Kaji penyebab risiko aspirasi2. Kolaborasi pemasangan NGT

3. Atur pemberian makan yang masuk kedalam lambung dengan menggunakan jadwal intermitten4. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 30-45 menit selama periode makan dan 1jam setelahnya5. Periksa bahwa selang NGT tidak berubah letaknya1. Mengetahui kelainan yang terjadi pada bayi2. Memudahkan makanan masuk kedalam lambung bagi bayi yang memiliki gangguan menelan3. Memungkinkan terjadinya pengosongan lambung agar tidak melebihi batas normal4. Untuk mencegah refluks karena adanya gaya gravitasi5. Untuk memastikan kepatenan NGT dan makanan masuk ke dalam lambung

3.Resiko infeksi berhubungan dengan aspirasi ke dalam saluran pernapasan.Selama pemberian asuhan keperawatan selama 6 jam, infeksi tidak terjadi1. Mencegah infeksi2. Suhu dalam batas normal1. Kaji tanda-tanda vital2. Jelaskan pada orang tua penyebab dari resiko infeksi

3. Observasi tanda-tanda infeksi 4. Berikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan, kepala agak sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan mencegah aspirasi 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik profilaksis1. Mengetahui perubahan status bayi2. penyebab dari resiko infeksi ialah karena masuknya cairan/susu ke dalam saluran pernapasan dan telinga3. Deteksi dini terhadap tanda-tanda infeksi 4. meminimalkan terjadinya asporasi kedalam saluran pernafasan

5. Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan resiko infeksi

4.Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakitSelama pemberian asuhan keperawatan selama 6 jam, nutrisi bayi adekuat1. Peningkatan asupan nutrisi.2. Peningkatan BB3. Tidak ada hambatan dalam mencerna makanan4. Keefektifan dalam menyusu1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit anak

2. Kaji kecemasan pada keluarga3. Jelaskan penyakit anak pada keluarga (Diare dan nutrisi)4. Jelaskan pada keluarga sebelum melaksanakan prosedur tindakan 5. Evaluasi kecemasan dan pengetahuan tentang penyakit anak1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga2. Mengetahui kecemasan pada keluarga3. Memberikan informasi pada keluarga

4. Mengurangi kecemasan pada keluarga

5. Bahan evaluasi pemberian informasi telah berhasil

EVALUASI KEPERAWATAN

TanggalNoDxTindakan KeperawatanEvaluasi KeperawatanNama(TTD)

28/04/141

2

3

41. Observasi TTV2. Observasi skordowne3. Pemberian oksigenasi4. Rencana fotothorax5. Kolaborasi pemberian obat-obatan

1. Kaji penyebab risiko aspirasi2. Kolaborasi pemasangan NGT3. Atur pemberian makan yang masuk kedalam lambung dengan menggunakan jadwal intermitten4. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 30-45 menit selama periode makan dan 1jam setelahnya5. Periksa bahwa selang NGT tidak berubah letaknya

1. Kaji tanda-tanda vital2. Jelaskan pada orang tua penyebab dari resiko infeksi3. Observasi tanda-tanda infeksi 4. Berikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan, kepala agak sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan mencegah aspirasi 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik profilaksis

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit anak2. Kaji kecemasan pada keluarga3. Jelaskan penyakit anak pada keluarga 4. Jelaskan pada keluarga sebelum melaksanakan prosedur tindakan5. Evaluasi kecemasan dan pengetahuan tentang penyakit anakS: a. Ny. Dt mengatakan bayinya dibawa di sini karena muntah ketika diberi minum susu dan sering tersedakb. Ny. Dt mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang masalah yang dialami anaknyaO:a. Klien terpasang selang OGT fr 5 dan tindakan minum susu diberikan melalui sonde dengan frekuensi 8x12cc.b. Klien terpasang infuse pada tangan sebelah kiri dengan terapi yang diberikan Infus D10 1/5 NS sebanyak 160 cc/hari, c. Terapi diberikan melalui bolus yaitu Injeksi ampicilin 2 x 150 mg, gentamicin 1 x 14 mg.d. Bayi tersedak dan muntah cairan berwarna putih e. Nadi 108x/menit,suhu 37oC, RR 48x/menit.f. Retraksi dada (+)g. Sianosis (+), skor downe 2h. Fotorhorax masih dalam prosesi. Klien terpasang oksigenasi headbox 6 lpmskor downe 2-3.j. Klien masih sering bertanya pada perawat tentang kondisi anaknyak. tampak celah pada langit-langit di mulut bayiA:Masalah 1, 2, 3,4 teratasi sebagianP:Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,4Ferry

29/04/141

2

31. Observasi TTV2. Observasi skordowne3. Pemberian oksigenasi4. Rencana fotothorax5. Kolaborasi pemberian obat-obatan

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit anak2. Kaji kecemasan pada keluarga3. Jelaskan penyakit anak pada keluarga 4. Jelaskan pada keluarga sebelum melaksanakan prosedur tindakan5. Evaluasi kecemasan dan pengetahuan tentang penyakit anak

1. Kaji penyebab risiko aspirasi2. Kolaborasi pemasangan NGT3. Atur pemberian makan yang masuk kedalam lambung dengan menggunakan jadwal intermitten4. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 30-45 menit selama periode makan dan 1jam setelahnya5. Periksa bahwa selang NGT tidak berubah letaknya

1. Kaji tanda-tanda vital2. Jelaskan pada orang tua penyebab dari resiko infeksi3. Observasi tanda-tanda infeksi 4. Berikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan, kepala agak sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan mencegah aspirasi 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik profilaksis

S: a. Ny. Dt mengatakan dirinya sudah mengerti tentang pemberian susu dengan menggunakan sonde dan waktu yang sudah ada sesuai jadwalb. Ny. Dt mengatakan dirinya masih belum mengetahui tentang masalah pada bayinyaO:a. Klien terpasang nasal canul 1lpmb. Retraksi dada berkurang, sianosis (-), skor downe 1c. Keluarga tampak tenang setelah mendapat informasi dari perawatd. Klien terpasang selang OGT fr 5 dan tindakan minum susu diberikan melalui sonde dengan frekuensi 8x15cc.e. OGT klien masih paten dan tidak berubah letaknya.f. Nadi 150x/menit, suhu 38,4oC, RR 54x/menitg. Tampak celah pada langit-langit di muluth. Bayi dilakukan fototerapi seri II pukul 14.00 WIB karena terlihat sedikit menguningi. Terapi yang diberikan Infus D10 1/5 NS sebanyak 170 cc/hari, Injeksi cefotaxime 2 x 150 mg, indexon 3 x 1 mg, aminophylline 2 x 4 mg, gentamicin 1 x 1 mg, nymiko 3 x 0,5 ccj. Bayi terlihat masih tersedak ketika Ny. Dt ingin memberikan ASI melalui selang NGT,muntah(-)k. Hasil foto thorax sudah keluarA:Masalah 1,2,3 teratasi sebagian, masalah 4 teratasiP:Hentikan intervensi 4, pertahankan intervensi 1,2,3Ferry

30/04/20141

2

31. Observasi TTV2. Observasi skordowne3. Pemberian oksigenasi4. Rencana fotothorax5. Kolaborasi pemberian obat-obatan

1. Kaji penyebab risiko aspirasi2. Kolaborasi pemasangan NGT3. Atur pemberian makan yang masuk kedalam lambung dengan menggunakan jadwal intermitten4. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 30-45 menit selama periode makan dan 1jam setelahnya5. Periksa bahwa selang NGT tidak berubah letaknya

1. Kaji tanda-tanda vital2. Jelaskan pada orang tua penyebab dari resiko infeksi3. Observasi tanda-tanda infeksi 4. Berikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan, kepala agak sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan mencegah aspirasi 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik profilaksis

S: a. Ny. Dt mengatakan anaknya sudah tidak muntah dan tidak tersedak lagi

O:a. Klien terpasang selang OGT fr 5 dan tindakan minum susu diberikan melalui sonde dengan frekuensi 8x12cc.b. Tidak ada residu saat aspirasi sebelum memasukkan susu melalui selang OGTc. Klien terpasang nasal canul 1lpmd. Retraksi dada ringan, sianosis (-), skor downe 1e. OGT klien masih paten dan tidak berubah letaknya.f. Nadi 140x/menit, suhu 36,3oC, RR 50x/menitg. Tampak celah pada langit-langit di muluth. Terapi yang diberikan Infus D10 1/5 NS sebanyak 170 cc/hari, Injeksi cefotaxime 2 x 150 mg, indexon 3 x 1 mg, aminophylline 2 x 4 mg, gentamicin 1 x 1 mg, nymiko 3 x 0,5 cci. Bayi terlihat tidak tersedak, muntah (-)

A:Masalah 1 teratasi sebagian, masalah 2, 3 teratasi

P:Masalah 1 teratasi sebagian , hentikan intervensi 2, 3.