askep

7
. PROSES KEPERAWATAN Pengkajian Fokus pengkajian keperawatan ditujukan untuk mngobservasi adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan ciaran paru dan tanda serta gejala sistemis. Aktifitas /istirahat Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan ktifitas, gelisah, dispnea saa istirahat atau aktifitas, perubhan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas. irkulasi !iwayat "# $% akut, &'K sebelumnya, penyakit katup jantung,anemia , syok dll #(, tekanan nadi frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical buny jantung ) galop nadi perifer bekurang perubahan dalam denyutan nadi jugularis warna kulit kebiruan punggung kuku pucat atau sianosi hepar adakag pembesaran bunyi nafas krekles atau ronkhi edema. $negritas ego Ansietas stress marah takut dan mudah tersinggung *liminasi &ejala penurunan berkemih urun berwarna pekat, berkemih malam hari diare/ konsipasi. %akanan / cairan Kehilangan nafsu makan mual, muntah, penambahan +bsignifikan, embengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi garam pengunaan diuretic distensi abdomen edema umum dll. "ygiene Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang eurosensori Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung

description

chf

Transcript of askep

BAB I

.

PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian

Fokus pengkajian keperawatan ditujukan untuk mngobservasi adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan ciaran paru dan tanda serta gejala sistemis.

Aktifitas /istirahat

Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan ktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubhan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.

Sirkulasi

Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katup jantung,anemia , syok dll

TD, tekanan nadi frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical bunyi jantung S3 galop nadi perifer bekurang perubahan dalam denyutan nadi jugularis warna kulit kebiruan punggung kuku pucat atau sianosis hepar adakag pembesaran bunyi nafas krekles atau ronkhi edema.

Inegritas ego

Ansietas stress marah takut dan mudah tersinggung

Eliminasi

Gejala penurunan berkemih urun berwarna pekat, berkemih malam hari diare/ konsipasi.

Makanan / cairan

Kehilangan nafsu makan mual, muntah, penambahan Bbsignifikan, Pembengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi garam pengunaan diuretic distensi abdomen edema umum dll.

Hygiene

Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang

Neurosensori

Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung

Nyeri/kenyamanan

Nyeri dada akut kronuk nyeri abdomen sakit pada otot gelisah

Pernafasankeamanan

Dispnea saat aktifitas tidur sambil duduk atau dngan beberapa bantal.btuk dengan atau tanpa sputum penggunaan bantuan otot pernafasan oksigen dll. Bunyi nafas warna kulit.

Interaksi social Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan

Pemeriksaan Diagnostik :

a) Foto torak dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.

b) EKG dapat mengungkapkan adanya takhikardi, hipertropi bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan oleh AMI).

c) Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah sebagai hasil hemodilusi darah dari adanya kelebihan retensi air.d) Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.e) Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemiaf) Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Penurunan perfusi jaringan behubungan dngan menurunnya curah jantung , hipoksemia jaringan, asidosis, dan kemungkinan thrombus atau emboli

Kemungkinan dibuktikan oleh :

Daerah perifer dingin

EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu

RR lebih dari 24 x/ menit

Kapiler refill Lebih dari 3 detik

Nyeri dada

Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru

( tidak selalu )

HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg

Nadi lebih dari 100 x/ menit

Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL

Interfensi :

Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan di RS.

Kriteria :

Daerah perifer hangat, tak sianosis, gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark RR 16-24 x/ menit tak terdapat clubbing finger, kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-100x / menit, TD 120/80 mmHg

Rencana Tindakan :

Monitor Frekuensi dan irama jantung

Observasi perubahan status mental

Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa

Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya

Kolaborasi : Berikan cairan IV l sesuai indikasi

Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis EKG, elektrolit , GDA( Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2 ). Dan Pemberian oksigen

Kerusakan pertukarann gas

Dapat dihubungkan oleh :

Gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif

Kemungkinan dibuktikan oleh :

Dispnea berat, gelisah, sianosis, perubahan GDA, hipoksemia

Tujuan :

Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg ) setelah dilakukan tindakan keperawtan selama di RS.

Kriteria hasil :

Tidak sesak nafas, tidak gelisah, GDA dala batas Normal ( pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg )

Tindakan :

Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan

Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ronki dll.

Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas misalnya , batuk, penghisapan lendir dll.

Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien

Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah.

Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler

Faktor resiko meliputi :

Penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium/ retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam area interstisial/ jaringan )

Kemunkinan dibuktikan oleh : tidak adanya tanda-tanda dan gejala gejala membuat diagnosa actual.

Tujuan :

Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan selama di RSKriteria :

Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas normal, tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen, paru bersih dan berat badan ideal ( BB idealTB 100 10 %)

Perencanaan tindakan :

Ukur masukan / haluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan

Observasi adanya oedema dependen

Timbang BB tiap hari

Pertahankan masukan total caiaran 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.

Kaji JVP setelah terapi diuretic

Pantau CVP dan tekanan darah.

Pola nafas tidak efektif

Yang berhubungan dengan :

Penurunan volume paru, hepatomegali, splenomigali

Kemungkinan dibukikan oleh :

Perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan ,gangguan pengembangan dada, GDA tidak normal.

Tujuan :

Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selam di RS, RR Normal , tak ada bunyii nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan. Dan GDA Normal.

Interfensi :

Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan ekspansi dada.

Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas

Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan

Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapi posisi yang senyaman mungkin.Kolaborasi pemberian Oksigen dan px GDA

Intoleransi aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Dapat dihubungakan dengan : ketidakseimbangan antar suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard.

Kemungkinan dibuktikan oeh :

Gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum

Tujuan :

Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama di RS

Kriteria : frekuensi jantung 60-100 x/ menit dan TD 120-80 mmHg

Rencana tindakan ::

Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas

Tingkatkan istirahat ( di tempat tidur )

Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bengun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1 jam setelah mkan.

Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter.

PAGE

8