ASKEP Gastritis

30
ASKEP gastritis TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Fisiologi Lambung 2.1.1 Pengertian Lambung adalah bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofogus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diagfragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri. 2.1.2 Anatomi dan Fisiologi a. ke kanan sampai ke pylorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa.

Transcript of ASKEP Gastritis

Page 1: ASKEP Gastritis

ASKEP gastritis

TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Anatomi Fisiologi Lambung

2.1.1        Pengertian

Lambung adalah bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di

daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofogus

melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diagfragma di depan pankreas dan limpa, menempel

di sebelah kiri fundus uteri.

2.1.2        Anatomi dan Fisiologi

a. ke kanan sampai ke pylorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas

kurvatura mayor sampai ke limpa.

b. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esofogus bagian abdomen masuk ke lambung.

Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.

2.1.1 Fungsi Lambung

Page 2: ASKEP Gastritis

a. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan

getah lambung.

b. Getah cerna lambung yang dihasilkan :

1. Pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).

2. Asam garam (HCL) fungsinya, mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan

membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.

3. Renin fungsinya, sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen

(kasinogen pada protein susu).

4. Lapisan lambung : jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang

sekresi getah lambung.

(Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2, EGC 1997 : 77-78).

2.2.   Konsep Gastritis

2.2.1.  Pengertian Gastritis

     Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submucosa lambung. Adanya

infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.  (Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2001, Hal : 127).

     Gastritis adalah segala radang mucosa lambung (Ilmu Bedah, EGC 2004, Hal : 555).

         Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung (www. Medicastore.com, 1 Februari

2007) 

 Gastristis atau tukak lambung  sering dikenal sebagai ‘sakit maag” yakni proses 

inflamasi/peradangan, iritasi dan infeksi pada mukosa ( jaringan lunak )  lambung.  Lambung 

merupakan  tempat  berkumpulnya makanan dan cairan yang telah dikunyah kemudian digiling

kembali menjadi bentuk yang lebih kecil dan disalurkan ke usus dua belas jari, bagian awal dari

Page 3: ASKEP Gastritis

usus kecil (www.Suara Merdeka.com). Penyakit maag, atau yang dikenal sebagai gastritis dalam

dunia medis, merupakan salah satu penyakit pada lambung.

2.2.2.Ada banyak klasifikasi dari gastristis beberapa klasifikasi gastristis   yaitu :

a.       Gastritis erosif, hemarogik, dan gastropati, keluhan yang timbul berupa nyeri uluhati yang

seperti terbakar dan nyeri. Keluhan lain berupa mual, muntah, diare, bahkan bisa muntah darah.

Penyebab antara lain obat-obatan (aspirin, NSAID), alkohol dan bahan korosif lain, trauma

langsung pada lambung (laser diatermi), kelainan pembuluh darah pada lambung, luka akibat

operasi lambung, dan yang tidak diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan

pada daerah lambung (perut kiri atas) dan daerah uluhati.

b.      Gastritis spesifik, keluhan yang timbul adalah nyeri pada daerah uluhati (anoreksia), keluhan lain

berupa mual dan bisa muntah. Pada pemeriksaan bisa terdapat nyeri tekan pada daerah uluhati,

atau bisa pula pada seluruh perut, tanpa tegangnya otot perut. Penyebabnya antara lain : infeksi

(bakteri, virus, jamur, parasit dan nematodo) bagian dari penyakit saluran pencernaan lain (misal

penyakit crohn) bagian dari penyakit sistemik (misalnya sarkoidosis). Bila disebabkan oleh

infeksi/toksin biasanya sering disertai diare, nyeri perut yang hilang timbul, panas badan,

menggigil, dan kejang otot.

c.       Gastritis kronis-non erosif non spesifik, keluhannya tidak spesifik, berupa perasaan tidak enak

pada uluhati yang terkadang disertai mual, muntah, perasaan penuh di uluhati pada penderita

biasanya juga ada riwayat keluhan serupa yang sering timbul, dan pola makan yang tidak 

teratur. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah uluhati penyebabnya antara lain

infeksi (khususnya helicobacter pylori) gastropati reaktif, autoimun (pada anemia perniciosa) dan

tumor pada lambung. Faktor kejiwaan, stres biasanya juga berperan dalam timbulnya serangan

ulang pada penyakit ini. (www.google.com).

Page 4: ASKEP Gastritis

Didasarkan pada manifestasi klinik, gastritis dapat dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan

kronik :

1.      Gastritis akut

     Gastritis  (inflamasi akut mukosa lambung) sering akibat  diet yang sembrono (Buku Ajar

keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, EGC, 2001 Hal : 1062)

     Salah satu bentuk Gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit berat

adalah Gastritis erosif dan Gastritis hemoragik. Disebut  hemoragik karena pada penyakit ini

akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat  dan terjadi erosi yang berarti

hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa

lambung tersebut (Ilmu Penyakit dalam FKUI, 2001 Hal : 127).

a.       Etiologi

1.      Obat  analgetik antiinflamasi terutama aspirin

2.      Bahan kimia misalnya lysol

3.      Merokok

4.      Alkohol

5.      Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernapasan,

gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat

6.      Refluks usus lambung

7.      Endotoksin

8.      Makan terlalu banyak

9.      Makan terlalu cepat

10.  Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikrooganisme, dan terapi radiasi.

Page 5: ASKEP Gastritis

Patofisiologi

     Membran mucosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan

dan darah) dan mengalami erosi superfisial, bagian ini mengsekresi sejumlah getah lambung,

yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Ulserasi superfisial dapat  terjadi 

dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala,

mulas, mual, dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan. Beberapa pasien

asimtomatik. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Sudarth vol. 2, EGC, 2001,

Hal : 1062).

PATOFISIOLOGI

Makanan yang merangsang /                                     Bakteri H.Pylory                         Alkohol                             Refluks empedu

             Asam                                                                                                              Aspirin

             Melekat pada epitel lambung                                                 Pengeluaran garam empedu

                                                                                                                            Perubahan kualitatif Iritasi mukosa lambung                                                Merusak lapisan pelindung              mukus lambung               Sawar mukosa lambung

                                                                                                                                                                        Terganggu

                                                                                                                           Perubahan permeabilitas

Ganggren / perforasi                                                                                                    Sawar epitel

Penghancuran Sawar epitel            

                                                                                                                                   

Page 6: ASKEP Gastritis

                                                Asam kembali berdifusi ke mukosa                                  Peningkatan Histamin

(1)     

Nyeri                                                              Penghancuran sel mukosa

                                                                                                                                             Merangsang peningkatan sekresi asam dan pepsin

      Mual dan Muntah                                      Meningkatkan permeabilitas  kapiler  thd protein

(3)  Resti kekurangan        (2)  Perubahan Nutrisi              Mukosa menjadi udema        Volume cairan                                                    

                                                                                    Terjadi erosi 

                                                                              Mukosa kapiler rusak                                                                       

                        ( 4)  Resti kekurangan cairan               Perdarahan                   Resti terhadap kerusakan perfusi jaringan

  

                                                                                  (5) Cemas

Gambaran Klinis

     Gambaran klinis Gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan

asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat,

gejala yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat  berlangsung sangat

hebat sampai terjadi rejatan karena kehilangan darah. Pada sebagian besar kasus gejalanya amat

ringan bahkan asimtomatis keluhan-keluhan tersebut misalnya nyeri timbul pada uluhati,

Page 7: ASKEP Gastritis

biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. Kadang-kadang disertai dengan

mual-mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala, pada

kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara

fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia difisiensi dengan etiologi yang tidak jelas. (Ilmu penyakit

dalam FKUI, 2001, Hal : 127).

Penatalaksanaan

     Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan

makanan sampai gejala  berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung

gizi  dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara  parenteral. Bila perdarahan

terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi

saluran gastrointestinal atas. Bila Gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat

asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

1.      Untuk menetralisir asam digunakan antasida umum (misalnya aluminium hiroksida), untuk

menetralisir alkali digunakan jus lemon encer  atau cuka encer.

2.      Bila korosif luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.

Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan intravena.

Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi.

Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.

(Buku ajar keperawaran medikal bedah brunner and Suddarth vol 2, EGC, 2001, Hal : 1062).

Pemeriksaan Penunjang

1.      Endoskopi

2.      Histopatologi biopsi mukosa lambung

3.      Radiologi dengan kontras ganda

Page 8: ASKEP Gastritis

Komplikasi

1.      Perdarahan saluran cerna bagian atas

2.      Terjadi ulkus

1.      Gastritis kronis

     Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. (Asuhan Keperawatan

pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika, 2004, Hal : 59).

a.       Gastritis kronis

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung

atau bakteri helicobacter pylory (H.Pylory) (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

and Suddarth vol 2, EGC,2001, Hal : 1062).

b.      Etiologi

1.      Anemia penyakit adisson dan gondok

2.      Anemia kekurangan besi idiopatik

3.      Ulkus lambung kronik

4.      Imunologi

(Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika,

2004, Hal : 59)

Aspek imunologi dan bakteriologis

1.      Aspek imunologi

Hubungan antara sistem imun dan Gastritis kronis jelas dengan ditemukannya autoantibodi

terhadap faktor intristik lambung dan sel parietal pada pasien dengan anemia pernisiosa, pasien

Gastritis kronik yang antibodi sel parietalnya positif dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa

Page 9: ASKEP Gastritis

mempunyai ciri-ciri khusus, secara histopalogis berbentuk Gastritis kronik atrofik predominasi

korpus dapat menyebar ke antrum dan hipergastrinemia.

2.      Aspek bakteriologis

Gastritis yang ada hubungannya dengan helicobacter pylori lebih sering dijumpai dan bisanya

berbentuk Gastritis kronik aktif antrum (Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 130).

c.       Patofisiologis

     Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut

sebagai Gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan seluler. Hal ini dihubungkan dengan

penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.

Tipe B (kadang disebut sebagai Gastritis H.pylori) mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung

bawah lambung dekat duodenum), dihubungkan dengan bakteri H.pylori : faktor diet seperti

minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus

kedalam lambung (Buku ajar keperawaran medikal bedan Brunner and Suddarth, Vol. 2, EGC,

2001. Hal : 1062).

d.      Gambaran klinis

Nyeri uluhati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptikum, anemia, nyeri tekan epigastrium,

cairan lambung terganggu, aklorhidria, kadar gastrin serum tinggi pada gastrin kronik fundus

yang berat. (Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba

Medika, 2004. Hal : 59-60).

e.       Penatalaksanaan

Page 10: ASKEP Gastritis

Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi

stres, dan memulai farmokoteropi, H.pylory dapat diatasi dengan antibiotik (seperti tesrosiklin

atau amoksisilin) dan garam bismul (pepto-Bismol). Pasien dengan Gastritis tipe A biasanya

mengalami malabsorpsi vitamin B 12 yang disebabkan oleh adanya antibodi terhadap faktor

intrinsik (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, vol. 2 EGC, 2001.

Hal : 1062).

f.       Pemeriksaan Penunjang

1.      Endoskopi

2.      Serangkaian pemeriksaan sinar x-gastroincestinal (61) atas

3.      Pemeriksaan histologis

4.      Tindakan diagnostik, tes serologis  untuk antibodi terhadap antigen H.pylori

5.      Tes pernapasan

g.      Komplikasi

1.      Pendarahan saluran cerna bagian atas

2.      Terjadinya ulkus

2.3.    Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A.    Pengkajian

      Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

Page 11: ASKEP Gastritis

mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer at al, 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar

utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena

itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan,  kebenaran data  sangat penting

dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai

dengan respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan  dalam standar praktek keperawatan

dari ANA (American Nursing Association).

(Nursalam, 2001. Hal : 17)

     Dalam pengkajian pasien dengan gastritis sumber data dapat diperoleh dari pasien sendiri atau

keluarga, status kesehatan klien dan tim kesehatan lainnya.

Data-data yang perlu dikumpulkan antara lain :

1.      Identitas

Mencakup identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan,

pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan tanggal masuk rumah sakit. Identitas penanggung

jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, suku bangsa,

hubungan dengan penderita/pasien.

2.      Keluhan Utama

Umumnya keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yaitu nyeri ulu hati, tidak dapat makan,

mual dan muntah.

3.      Riwayat Penyakit Sekarang

Tanggal mulai sakit, kapan terjadi keluhan apakah sehabis makan atau sebelum makan, jenis

makanan apa yang dimakan sebelumnya (pedas, mencerna obat-obatan tertentu atau alkohol),

apakah pasien sekarang mengalami ansietas, stres, alergi, makan dan minum terlalu banyak.

4.      Riwayat Penyakit Dahulu

Page 12: ASKEP Gastritis

Apakah pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya atau kebiasaan pada pola

makan klien yang tidak teratur. Adakah riwayat penyakit lambung atau pembedahan lambung

sebelumnya, riwayat diet.

5.      Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah di dalam keluarga pernah ada yang menderita  penyakit gastritis sebelumnya.

6.      Pemeriksaan Fisik

Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan abdomen, identifikasi

lamanya waktu dimana gejala hilang, identifikasi metode yang digunakan untuk mengatasi

gejala, dehidrasi ( tungor kulit membran mukosa kering ), dan bukti adanya gangguan sistemik

yang menyebabkan gejala gastritis.

B.     Diagnosa Keperawatan

     Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status

kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok  dimana perawat secara

akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga 

status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah      (A. Carpenito, 2000.

(Nursalam. 2001. Hal : 35 ).

     NANDA menyatakan bahwa bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang

respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial

sebagai, dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai

dengan kewenangan perawat”.

     Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastritis antara lain :

1.      Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

2.      Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

Page 13: ASKEP Gastritis

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak

adekuat.

4.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup dan

kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

5.      Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

C.     Perencanaan Keperawatan

     Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau

mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai

setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer,

Taptich dan Bernocchi. Losey, 1996). Perencanaan keperawatan juga diartikan sebagai rencana

tindakan keputusan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuannya terpenuhinya kebutuhan

pasien.

Perencanaan meliputi beberapa tahap yaitu :

1.      Menentukan prioritas masalah.

Masalah yang perlu segera dipecahkan mendapat prioritas utama.

Pertimbangan untuk menentukan prioritas masalah adalah :

A.    Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam kehidupan dan

keselamatan pasien.

B.     Masalah yang sedang dihadapi diberi perhatian lebih dahulu daripada masalah yang mungkin

(potensial).

Urutan prioritas masalah pasien dengan Gastritis adalah :

1.      Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

Page 14: ASKEP Gastritis

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak

adekuat.

3.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan

kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

4.      Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

5.      Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

2.      Menentukan Tujuan / Kriteria Hasil

     Tujuan keperawatan hasil yang ingin dicapai dari asuhan keperawatan yang direncanakan.

Menentukan Rencana Tindakan

     Penyusunan rencana tindakan harus secara jelas dan singkat rencana tindakan itu sendiri

adalah langkah menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat dalam

rangka menolong pasien untuk mencapai suatu tujuan keperawatan.

3.      Rasional

     Merupakan dasar atau landasan dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan pada pasien

masalah tersebut diatas maka prioritas, tujuan kriteria hasil dan rasionalisasi dari gastritis

adalah :

4.      Rencana Asuhan Keperawatan

: Nyeri berhubungan dengan mukosa

lambung teriritasi

Tujuan

2.      Hasil yang  diharapkan

:

:

Menghilangkan rasa nyeri klien

Melaporkan nyeri berkurang intervensi

keperawatan.

3.      Intervensi

Page 15: ASKEP Gastritis

                           a.      Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan.

                           b.      Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi

mukosa lambung.

                           c.      Gunakan teknik relaksasi.

4.      Rasional

                           a.      Dengan mengkaji tingkat nyeri klien dapat

mempermudah dalam memberikan tindakan keperawatan.

                           b.      Membatasi/menghindari makanan yang dapat

mengiritasi lambung, menurunkan resiko pendarahan gaster/ulkus    

pada beberapa individu.

                           c.      Teknik relaksasi dengan mengalihkan perhatian pasien

dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.

: Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan nutrien yang tidak adekuat.

Tujuan

2.      Hasil yang diharapkan

:

:

Menjamin masukan nutrisi adekuat.

Pasien menghindari makanan-

makanan pengiritasi atau minuman

yang mengandung kafein atau alkohol.

Intervensi

                           a.      Dukungan fisik dan emosional diberikan  dan pasien

dibantu untuk menghadapi gejala yang dapat mencakup mual,

Page 16: ASKEP Gastritis

muntah, sakit uluhati dan kelelahan.

                           b.      Makanan dan cairan tidak diijinkan melalui mulut

selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala akut

berkurang.

                           c.      Bila terdapat terapi intravena pemberiannya dipantau

secara teratur.

                          d.      Hindari minum yang mengandung kafein

                           e.      Penggunaan alkohol dihindari

                            f.      Pasien disarankan untuk mengurangi/menghindari

merokok

Rasional

                           a.      Membantu klien untuk mengurangi stres yang timbul

akibat dari penyakit yang diderita.

                           b.      Memberikan istirahat pada traktus gastrointestinal

selama fase akut/kronis sampai kembali berfungsi normal.

                           c.      Memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi sampai masukan

oral dapat dimulai, indikator kebutuhan cairan/nutrisi dan

keefektifan terapi dan menghindari terjadinya komplikasi.

                          d.      Kafein dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang

dapat meningkatkan aktifitas lambung dan sekresi pepsin.

                           e.      Zat yang terkandung di dalam alkohol dapat mengiritasi

lambung.

                            f.      Zat yang terkandung di dalam rokok yaitu nikotin akan

mengurangi sekresi bikarbonat pankreas dan dapat menghambat

Page 17: ASKEP Gastritis

netralisasi asam lambung dalam duodenum. Nikotin juga dapat

meningkatkan aktivitas otot dalam usus yang dapat menimbulkan

mual dan muntah.

Diagnosa III : Resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan masukan cairan

tidak cukup dan kehilangan cairan

berlebihan karena muntah.

          Tujuan

2.      Hasil yang diharapkan

:

:

Mempertahankan keseimbangan cairan.

Mempertahankan keseimbangan

cairan :

a.       Mentoleransi terapi intravena

sedikitnya 1,5 liter setiap hari.

b.      Minum 6-8 gelas setiap hari

c.       Mempunyai keluaran urine kira-kira 1

liter setiap hari.

d.      Menunjukkan turgor kulit yang

adekuat.

3.      Intervensi

                           a.      Pantau masukan dan keluaran cairan setiap hari.

                           b.      Pantau nilai elektrolit.

                           c.      Waspada terhadap adanya indiator gejala hemoragik.

                          d.      Ikuti pedoman penatalaksanaan pendarahan saluran

Page 18: ASKEP Gastritis

gastrointestinal.

4.      Rasional

                           a.      Haluan dan masukan cairan setiap hari dipantau untuk

mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi.

                           b.      Nilai elektrolit perlu dikaji setiap 24 jam untuk

mendeteksi indikator awal ketidakseimbangan.

                           c.      Untuk menghindari metastase penyakit yang

menimbulkan hematemesis, takikardia dan hipotensi.

                          d.      Untuk menghindari kesalahan dalam melakukan

tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya syok.

Diagnosa IV : Ansietas berhubungan dengan

pengobatan

1.      Tujuan

2.      Hasil yang diharapkan

:

:

Mengurangi ansietas

Menunjukkan berkurangnya ansietas

3.      Intervensi Keperawatan

                           a.      Bila mencerna asam atau alkali, lakukan tindakan

darurat.

                           b.      Persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostik

endoskopi atau pembedahan.

                           c.      Jelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai tingkat

pemahaman pasien.

Page 19: ASKEP Gastritis

4.      Rasional

a.      Menghindari stres pasien yang berkelanjutan.

                           b.      Membantu klien untuk menekan tingkat kecemasan

yang dirasakan.

                           c.      Dengan mengetahui prosedur dan pengobatan klien

dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.

: Kurang pengetahuan tentang

penatalaksanaan diet dan proses

penyakit.

: Meningkatkan kesadaran tentang

penatalaksanaan diet.

     diharapkan

: Mematuhi  program pengobatan

 a.      Memilih makanan dan minuman

bukan mengiritasi.

 b.      Menggunakan obat-obatan sesuai resep.

                    a.      Evaluasi pengetahuan pasien tentang gastritis.

                    b.      Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari.

                    c.      Obat-obatan diberikan sesuai resep.

                   d.      Jelaskan tentang pola makan.

                           a.      Memudahkan dalam memberikan tindakan keperawatan.

                           b.      Untuk menghindari/mencegah terjadinya gastritis

berulang dikarenakan mengkonsumsi zat-zat yang dapat mengiritasi

Page 20: ASKEP Gastritis

mucosa lambung.

                           c.      Mempercepat proses penyembuhan dan menghindari

obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung.

                          d.      Pola makan yang teratur dapat mempercepat

penyembuhan dan meminimalkan timbulnya penyakit gastritis.

D.    Evaluasi

     Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan

seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil

dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi

selama pengkajian, analisa,

 perencanaan, dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicus dan Bayne, 1994). (Nursalam, 2001. Hal :

17).