askep divertikulum
description
Transcript of askep divertikulum
askep divertikulum
BAB I
PENDAHLUAN
1.1. Latar Belakang
Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki
(sekitar1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter uus besar rata-rata
sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. Usus besar
dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum seperti dilukiskan pada gambar berikut.
Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum
menempati sekitar 2 atau 3 inci pertama pada usus besar. Katup ileosekal mengontrol aliran
kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi menjadi kolon asendens, transversumm, desendens dan
sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri
atas berturut-turut dinamakan fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai
setinggi krista iliaka dan berbentuk suatu lekukan berbentuk S. Lekukan bagian bawah
membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Bagian utama usus besar yang
terakhir dinamakan rektum dan terbentang dari kolon sigmoid sampai anus. Satu inci terakhir
dari rektum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter ani eksternus dan internus.
Panjang rektum dan kanalis ani sekitar 5,9 inci (15 cm).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi
usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit. Kolon
sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai
defekasi berlangsung.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas devertikulum colon mulai dari konsep medis
serta asuhan keperawatan ,Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka masalah yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Devertikulum ?
2. Bagaimana Etiologi dari Devertikulum ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Devertikulum ?
4. Bagaimana pathway divertikulum ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari Devertikulum ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari Devertikulum ?
7. Bagaimana terapi / penatalaksanaan dari Devertikulum ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawataan pada klien dengan Devertikulum pada colon ?
1.3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan makalah ini yaitu:
a. Tujuan umum
Secara umum tujuan penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliyah
pencernaan 1.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan secara langsung penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar memahami pengertian, Etiologi, patofisiologi, pathway, manifestasi klinis, pemeriksaan
diagnostic, terapi / penatalaksanaan
2. Agar bisa memahami konsep asuhan keperawatan klien dengan divertikilum pada kolon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kolon (usus besar) adalah suatu struktur seperti tabung yang panjang yang menyimpan dan
kemudian mengeliminasi material sisa. Tekanan didalam usus besar menyebabkan kantong-
kantong dari jaringan yang menonjol keluar yang mendorong keluar dari dinding-dinding usus
besar ketika seseorang menua (menjadi tua). Suatu kantong yang menonjol yang mendorong
keluar dari dinding usus besar disebut suatu diverticulum. Lebih dari satu kantong yang
menonjol dirujuk sebagai diverticula. Diverticula dapat terjadi diselururuh usus besar. Kondisi
yang mempunyai diverticula ini pada usus besar disebut diverticulosis.
Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar abnormal
berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan
otot,merupakan penonjolan dari mukosa serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan
manifestasi motalitas yang abnormal. Divertikulum dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran
gastrointestinal. Penyakit divertikular adalah penyakit yang umum diderita,namun kebanyakan
orang yang mengalaminya tidak merasakan gejala apapun. Penyakit divertikular terjadi ketika
area kecil dari lapisan usus melemah dan terbentuk tonjolan atau kantong selama bertahun-tahun.
Hal ini dikenal sebagai divertikular. Divertikula sebagian besar ditemukan di bagian bawah usus
besar meskipun pada beberapa orang didapati di bagian bawah dari usus mereka.
Ada 3 istilah yang biasanya digunakan untuk penyakit divertikulum, yaitu :
a. Diverticulosis. Banyak orang menderita diverticula tanpa merasakan gejala
apapun. Divertikula hanya bisa terlihat ketika dilakukan scan dan tes untuk masalah ini.
Divertikular tanpa gejala biasanya dikenal sebagai diverticulosis
b. Divertikular Jika terdapat gejala-gejala diverticula, ini dikenal
sebagai penyakit divertikular.
c. Diverticulitis. Jika diverticula menjadi meradang dan menyebabkan penyakit, atau terjadi bila
makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan inflamasi
yang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses.
Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%). Hal ini telah diperkirakan bahwa
kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami divertikulitis pada titik yang sama.
Divertikulitis paling umum terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada
individu dengan usia lebih dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan
pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai
penyebab utama penyakit.Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap
sebagai infeksi yang kontinu dan lama.
2.2 Anatomi
Devertikulum adalah lekukan luar seperti kantong yang terbentuk dari lapisan usus yang
meluas sepanjang defek dilapisan otot. Devertikula dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran
Devertikulitis terjadi bila makanan atau bakteri tertahan di suatuatu divertikulisis yang
menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan akhirnaya membentuk
abses.
2.3 Etiologi
a. Mikro dan makro perforasi
b. Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon.
c. Diet rendah serat
d. Kuman-kuman seperti taenia coli
2.4 Patofisiologi
Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon mengalami herniasi
sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal yang tinggi, volume colon yang
rendah(isi kurang mengandung serat),dan penurunan kekuatan otot dalam dinding
colon(hipertrofi muskuler akibat masa fekal yang mengeras). Diet rendah serat dihubungkan
dengan terjadinya divertikula, karena diet ini menurunkan bulk dalam feses dan
mempredisposisikan pada konstipasi.Pada adanya kelemahan otot di usus, dapat meningkatkan
tekana intramular yang dapat menimbulkan pembentukan divertikula. Bila makanan yang tidak
dicerna dapat menyumbat divertikulum, yang menimbulkan penurunan suplai darah ke area dan
mencetuskan usus pada invasi bakteri ke dalam divertikulum. Divertikulum menjadi sumbatan
dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke dinding
usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon. Abses dapat terjadi,
menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah (arterial) dapat menimbulkan
perdarahan.
2.5 Pathway
mukosa dan lapisan submukosa colon
herniasi akibat tekanan intraluminal
volume colon kekuatan otot
dalam dinding colon Diet rendah serat
Divertikulum bulk dalam fesesPresdisposisi KonstipasiKelemahan otot diusus obstruksiMakanan sulit dicerna perut terasa
penuhMenyumbat divertukula Inflamasi local divertikula
Suplai darah ke divertikula terganggu Usus besar menyempit Anoreksia
Kram konstipasi
2.6 Manifestasi Klinis
a. Konstipasi
b. Nyeri abdomen
c. Tanda-tanda divertikulosis akut adalah iregularitas usus dan interval diare, nyeri dangkal dan
ram pada kuadran kiri bawah dari abdomen dan demam ringan.
d. Mual, muntah
e. Pada inflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada striktur fibrotik,
yang menimbulkan kram,feces berukuran kecil-kecil, dan peningkatan konstipasi.
f. Perdarahan samar dapat terjadi, menimbulkan anemia defisiensi besi.
g. Kelemahan dan keletihan
Pasien sering hadir dengan klasik tiga serangkai kuadrat kiri bawah sakit demam,
danleukositosis (ketinggian dari sel darah putih jumlah dalam tes darah). Pasien juga
mungkin mengeluh mual atau diare lain mungkin sembelit.Seorang individu dengan
diverticulitis mungkin hadir dengan sisi kanan sakit perut. Hal inimungkin disebabkan oleh
diverticula sisi kanan kurang lazim atau kolon sigmoid yang sangat berlebihan.Divertikulitis
Gejala yang paling umum diverlikulitis adalah sakit perut Tanda paling umum adalah
kelembutan di sisi kiri perut bagian bawah. Jika infeksi adalah penyebab, kemudian
mual,muntah, rasa panas sementara yang tidak demam, kram, dan sembelit dapat terjadi
juga.Tingkat keparahan gejala tergantung pada sejauh mana infeksi dan komplikasi.
Diverticulitis memburuk sepanjang hari, karena mulai sakit sebagai kecil dan perlahan-lahan
berubah menjadi muntah dan nyeri tajam.Diverticulosis Kebanyakan orang dengan
diverticulosis tidak memiliki rasa tidak nyaman atau gejala dapat mencakup kram ringan,
kembung, dan sembelit penyakit lain seperti penyakit radang usus(IBD) dan bisul perut
menyebabkan masalah yang sama, sehingga gejala ini tidak selalu berarti seseorang memiliki
diverticulum.
2.7 Klasifikasi
Divertikuliss memiliki dua klasifikasi yang nampak yaitu, divertikulisis akut dan
divertikulisis kronik.
Pada divertikulisis akut, terdapat demam, leukositosis, nyeri tekan pada kuadran kiri
bawah dan abdomen. Selama serangan akut, dapat terjadipendarahan dari jaringan granulasi
vascular namunbiasanya ringan,. Kadang-kadang pendarahan terjadi massif akibat erosi yang
memebus pembuluh darah besar di dekat divertikula. Pendarahan biasanya di obati secara
konservatif, tetapi kadang-kadang diperlukan reseksi usus.
Sedangkan pada divertikulisis kronik menyebabkan usus mudah mengalami serangan
peradangan berulang. Akibatnya dapat berupa fibrosis dan perlekatan struktur-struktur
disekitarnya. Bila peradangan kronik menyebabkan penyempitan lumen dapat timbul
obstruksi parsial kronik pada kolon, menimbulkan gejala obsipasi, feses seperti pita, diare
intrmiten, dan peregangan abdomen. Gambaran akhir obstruksi mungkin dipercepat oleh
serangan akut, menyebabkan abses perikolon yang menyempitkan lumen yang sudah
menyempit.
2.8 Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang
Orang-orang dengan gejala di atas biasanya dipelajari dengan computed tomography,
atau CTscan sangat akurat (98%) dalam mendiagnosis diverticulitis. Dalam rangka untuk
mengekstrak informasi yang paling mungkin mengenai kondisi pasien, bagian tipis
(5mm)gambar melintang diperoleh melalui seluruh perut dan panggul setelah pasien telah
diberikankontras oral dan intravaskuler. Gambar mengungkapkan lokal penebalan dan
hiperemi(peningkatan aliran darah) yang melibatkan segmen dinding usus besar, dengan
perubahaninflamasi memperluas ke dalam jaringan lemak di sekitar usus besar. Diagnosis
diverticulitisakut dibuat percaya diri ketika segmen terlibat berisi diverticulae. CT scan juga
dapatmengidentifikasi pasien dengan diverticulitis yang lebih rumit, seperti mereka yang
memilikiabses terkait.
2.9 Penatalaksanaan
Usus di istirahatkan dengan menunda asupan oral,memberikan cairan intravena, dan
melakukan pengisapan nasogastrik bila ada muntah atau distensi
Antibiotika spektrum luas diberikan selama 7 sampai 10 hari Pemeridin (Demerol)
diberikan untuk menghilangkan nyeri.
Antispasmodik seperti propantelin bromide (Pro-Banthine) dan oksifensiklimin (daricon)
dapat diberikan
Menggunakan pelunak feces(colace)/supositoria
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
DIVERTIKULUM COLON
1.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : -
Umur : (terjadi pada usia diatas 40 tahun tapi paling umum terjadi pada usia lebih dari 60
tahun)
Jenis kelamin :
Suku/bangsa : -
Agama : -
Alamat : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien datang dengan keluhan nyeri didaerah perut (abdomen)
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan gejala devertikulum biasanya merasakan nyeri hebat dibagian perut yang
terinfeksi
c. Riwayat penyakit terdahulu
Tanyakan apakah klien pernah nyeri perut sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yg pernah mengalami divertikulum.
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien mengalami penurunan nafsu makan karena klien akan muntah bila makan
b. Pola aktifitas
Aktifitas klien akan terbatasi karena klien kehilangan sebagian energi akabat susah makan
c. Pola istirahat dan tidur
Terjadi perubahan pol tidur karena kadang-kadang klien merasakan nyeri
d. Pola eliminasi
Seseorang yang menderita devertikulum sebagian besar mengalami kesulitan dalam pola
eliminasi
e. Pola hubungan peran
Hubungan dan pern klien dalam keluarga mengalami perubahan karena adanya perubahan
kenyamanan pada klien
f. Pola penangulangan stres
Biasanya klien merasa cemas atau stres karena keadaan penyakitnya
g. Pola tata nilai dan kepercayaan
Dalam hal beribadah klien sedikit terganggu dengan adanya nyeri pada abdomen
h. Pola fungsi dan seksualitas
Reproduksi klien dalam batas normal
4. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran Composmentis, tampak lemah.
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : kadang-kadang takikardi
Suhu : suhu tubuh hangat bila terkena infeksi
TD : Hipertensi karena ansietas terhadap nyeri
c. Pemeriksaan kepala dan Leher
1. Kepala : Bentuk simetris tidak terdapat luka, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.
2. Rambut : Warnanya hitam, ikal, rambut panjang, tidak berketombe dan rambut rontok.
3. Muka : Muka tampak sayu, tidak terdapat luka.
4. Mata : Penglihatan normal, konjungtiva tidak enemis.
5. Hidung : Bentuk simetris tidak terdapat secret
6. Mulut : Bibir agak kering, tidak bau, lidah tidak kotor, gigi bersih.
7. Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar Tiroid.
d. Pemeriksaan Thorax
- Bentuknya Normal tidak ada kelainan
- Pemeriksaan paru:
Suara dan nafas normal tidak ada suara tambahan
- Pemeriksaan jantung:
Bunyi jantung teratur tidak ada suara tambahan
e. Pemeriksaan Abdomen
Terjadi ketegangan pada Abdomen sehingga sulit untuk buang air besar.
f. Pemeriksaan Muskuloskletal / Ekstermitas
Ekstermitas tidak terdapat kelainan.
g. Pemeriksaan Integumen
Kulit kering tidak terdapat kelainan.
h. Pemeriksaan Genetalia
Keadaan genetalia bersih.
i. Pemeriksaan Neurologi / Persyarafan
Sistem syaraf normal.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar-X abdomen
Enemabarium memberikan informasi diagnostic dengan menandai sisi dan luasnya penyalit
CT Scan
Test Laboratorium
Kolonoskopi
1.2 Contoh Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1DS : Klien mengeluh
nyeri pada perut.
DO :-Klien tanpak gelisah
: Nyeri karena adanya
penonjolan
: Seperti di tusuk –
tusuk
: di kuadran kiri
bawah
: Skala nyeri 6
: Hilang timbul
-Nadi=84x/mnt
Penahanan /
penonjolan keluar
pada mukosa dan
submukosa di
saluran
gastrointestinal.
Gangguan rasa
nyaman nyeri
-RR=24x/mnt
-TD=120/80 mmHg
2 DS:Klien mengeluh
kembung pada
abdomen
DO:-RR=24X/mnt
-perut Klien
membuncit,agak
keras
BAB : Padat keras
Penyempitan colon,
sekunder akibat
penebalan segmen
otot dan struktur
Gangguan BAB
(Konstipasi)
3 DS:-Klien
mengatakan mual,
tidak nafsu makan
DO:- Klien lemas,
letih, lesu, porsi
makan 3-4 sendok.
-BB = 40kg, TB :
160cm
- Hb = 10,40 gr%
- Albumin =
Penurunan nafsu
makan (anorexia)
terhadap nyeri
ditandai dengan
porsi yang diberikan
hanya dimakan
separo
Gangguan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
1.3 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penahanan pada saluran gastrointestinal
2. Konstipasi berhubungan dengan penyempitan kolon, sekunder akibat penebalan segmen otot
dan struktur.
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan penurunan napsu makan (anorexia)
terhadap nyeri ditandai dengan porsi yang diberikan hanya dimakan separoh.
1.4 Contoh Rencana Keperawatan
NoTujuan &Hasil Yang Diharapkan
Intervensi Rasional
1 Tujuan:
Setelah diberikan
tindakan asuhan
1. Kaji karakteristik
nyeri (PQRST)
1. Memberi
tindakan yang
sesuai dan
keperawatan selama
2x24jam nyeri dapat
diatasi
Kriteria hasil:
K : klien dapat
mengetahui penyebab
nyeri.
A : klien dapat
mengatasi nyeri
P : klien dapat
mengatasi nyeri
dengan cara
mengalihkan
perhatian dengan
menonton tv dll
P : -Nadi=84x/mnt
-RR=24x/mnt
-TD=120/80
mmHg
- skala nyeri = 0
2. Monitor TTV
3. Ajarkan teknik
relaksasi nafas
dalam.
4. Berikan posisi yang
nyaman dan
lingkungan yang
tenang.
5. Berikan terapi
sesuai advis dokter :
Remopain 3x30 mg
Cefotaxin 2x 1 gr
dibutuhkan klien.
2. Untuk
mengetahui
kegawatan.
3. Membantu
mengurangi nyeri
4. Membantu
mengurangi nyeri
5. Mengurangi
nyeri, mencegah
infeksi
2.Tujuan :
Setelah dilakukan
Tindakkan keperawatan
Selama 1x24 jam
Diharapkan konstipasi
teratasi
Kriteria hasil :
K : Klien dapat
mengetahui penyebab
konstipasi
A : Klien dapat
mengatasi konstipasi
P : Kllien dapat
mengatasi konstipasi
1. Awasi KU klien
2. Kaji kontipasi pada
abdomen
3. Kurangi mobilisasi
4. Jelaskan prosedur
tinda-kan yang akan
dilakukan.
1. Untuk
mengetahui KU
klien
2. Untuk
mengetahui
tingkat rasa nyeri
abdomen
sehingga dapat
menentu-kan
jenis tindakan.
3. Mencegah
pendarahan pada
saat BAB
4. Peningkatan vena
dengan membuat
jadwal makan dan
menyusun waktu
Defekasi
P : Feses menjadi lunak
dan menurunkan
inflamasi
Kolaborasi:
5. Berikan obat-obatan
pelancar bab sesuai
dosis dan berikan
makanan yang
tinggi serat.
return
menurunkan
edem &
mengurangi
nyeri.
5. Membantu klien
mempermudah
BAB
3. Setelah diberikan
tindakan 3x24 jam
kebutuhan nutrisi klien
dapat terpenuhi.
Kriteria hasil:
K : Klien dapat
mengetahui penyebab
kurangnya nutrisi
A : klien dapat
mengatasi
kekurangan nutrisi.
P : klien dapat
mengatasi
kekurangan nutrisi
dengan cara makan
secara teratur.
P : - Kebutuhan nafsu
makan meningkat
- BB meningkat
1. Perhatikan asupan
nutrisi pada klien
2. Usahakan klien
mendapatkan nutrisi
yang cukup
3. Beritahu klien
tentang makanan
yang baik untuk
dikonsumsi
4. Kolaborasi ahli gizi
Dalam pemberian
diet
1. Memberi tahu
klien tentang
pentingnya
asupan nutrisi
bagi tubuh
2. Mencegah
terjadinya
kekurangan gizi
pada klien.
3. Agar klien bisa
menentukan
makan yang
dikonsumsi.
4. Dapat
mengidentifikasi
kebutuhan kalori
klien.
1.5 Contoh Implementasi
Hari/ No. IMPLEMENTASI RESPONS PS TTD
Tgl Dx
Kamis,
15/11/1
2
15.30
16.00
16.30
1
2
1
1,2
Mengkaji keadaan umum ps
dan mengkaji tingkat nyeri
Mengkaji derajat konstipasi
- Mendorong teknik relaksasi
nafas dalam jika nyeri
timbul
- Memberi posisi yg nyaman
DS : Ps mengatakan nyeri
pada perut
: Nyeri karena adanya
penonjolan
Q :Seperti di tusuk – tusuk
R : di kuadran kiri bawah
: Skala nyeri 6
: Hilang timbul
DO : KU lemah, klien
Nampak menahan sakit
dan memegangi perut.
DS : - Klien mengeluh susah
BAB dan perut terasa
penuh
- Klien mengatakan
seharian belum BAB
DO : -
DS : -
DO: Klien memeperlihatkan
dan mempraktekkan
nafas dalam.
DS :Klien mengatakan lebih
enak berbaring.
DO: Klien kooperatif.
DS : -
DO : -Nadi = 84x/mnt
-RR=24x/mnt
-TD=120/80mmHg
- S = 37⁰C
17.00
17.30
18.00
18.30
19.00
19.30
1,3
1
2
3
2,3
1
pada klien
- Mengajarkan untuk
merubah posisi teratur
- Memonitor TTV
- Mengkaji kemampuan
mengunyah dan menelan
Melakukan injeksi IV :
Remopain 30 mg
Membantu klien BAB
Menganjurkan klien untuk
makan diet dari rumah sakit
Mengajarkan mobilisasi
ringan
Memberikan lingkungan
- BU = 15 x/mnt
Kemampuan
mengunyah dan
menelan baik.
DS : Klien mengatakan
nyeri saat disuntik.
DO : Obat masuk, tidak ada
tanda-tanda alergi.
DS : Klien mengatakan sakit
ketika mengejan.
DO :Klien susah bab, feses
keras dan sedikit.
DS : Klien mengatakan akan
segera makan
DO : Klien kooperatif
DS :-
DO : klien bergerak dari
posisi duduk ke posisi
berbaring
DS : -
DO : Lingkungan
tenang , klien
beristirahat.
DS : -
DO : KU lemah, klien
beristirahat.
20.00
21.00
1,2,3
yang tenang
Mengevaluasi KU klien
1.6 Contoh Evaluasi
No.Dx Hari/tgl Evaluasi TTD
1 Kamis,
15/11/12
S : Klien mengatakan nyeri pada perut
P :Nyeri karena adanya penonjolan
Q :Seperti di tusuk – tusuk
R : di kuadran kiri bawah
S : Skala nyeri 6
T : Hilang timbul
O : Klien tampak menahan sakit, hti-hati saat
melakukan pergerakan, ekspresi wajah tenang.
Nadi=84x/mnt, RR=24x/mnt, TD=120/80
mmHg
A : Nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 Kamis,
15/11/12
S : Klien mengatakan sulit BAB
O : Feses keras dan frekuensi sedikit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 Kamis,
15/11/12
S : Klien mengatakan masih terasa mual, tidak nafsu
makan, lemas
O : Porsi makan hanya 3-5 sendok
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Devertikulum kolon adalah akibat dari mengangkat tekanan kolonintraluminal. sigmoid
colon memiliki diameter terkecil dari setiap bagian dari usus besar, dan karena itu bagian
yang akan diharapkan memiliki tekanan intraluminal tertinggi. Klaim bahwa kurangnya serat
makanan, khususnya serat yang tidak larut (juga dikenal dalam bahasa yang lebih tua sebagai
" serat") predisposes individu untuk penyakit divertikular didukung dalam literatur medis.
4.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini,penulis sangat menyadari bahwa masih banyak
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.untuk itu, kami sangat berharap kepada para
pembaca untuk memberi kritik dan sarannya demi kesempurnaan pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Burner and Suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,-edisi 8,-volume 2,
EGC, Jakarta
Engram, Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2, EGC, Jakarta
Wong, Donna L, Marilyn Hockenberry- Eaton, Wilson- Winkelstein, Wong’s essentials of
pediatric nursing, America, Mosby, 2001
Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan,dkk. Jakarta, 2001