askep divertikulum

29
askep divertikulum BAB I PENDAHLUAN 1.1. Latar Belakang Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter uus besar rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum seperti dilukiskan pada gambar berikut. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati sekitar 2 atau 3 inci pertama pada usus besar. Katup ileosekal mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi menjadi kolon asendens, transversumm, desendens dan sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut dinamakan fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan berbentuk suatu lekukan berbentuk S.

description

,m.l

Transcript of askep divertikulum

Page 1: askep divertikulum

askep divertikulum

BAB I

PENDAHLUAN

1.1.    Latar Belakang

Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki

(sekitar1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter uus besar rata-rata

sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. Usus besar

dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum seperti dilukiskan pada gambar  berikut.

Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum

menempati sekitar 2 atau 3 inci pertama pada usus besar. Katup ileosekal mengontrol aliran

kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi menjadi kolon asendens, transversumm, desendens dan

sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri

atas berturut-turut dinamakan fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai

setinggi krista iliaka dan berbentuk suatu lekukan berbentuk S. Lekukan bagian bawah

membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Bagian utama usus besar yang

terakhir dinamakan rektum dan terbentang dari kolon sigmoid sampai anus. Satu inci terakhir

dari rektum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter ani eksternus dan internus.

Panjang rektum dan kanalis ani sekitar 5,9 inci (15 cm).

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi

usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit. Kolon

sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai

defekasi berlangsung.

Page 2: askep divertikulum

1.2.    Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas devertikulum colon mulai dari konsep medis

serta asuhan keperawatan ,Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka masalah yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1.         Apa pengertian dari Devertikulum ?

2.         Bagaimana Etiologi dari Devertikulum ?

3.         Bagaimana patofisiologi dari Devertikulum ?

4.         Bagaimana pathway divertikulum ?

5.         Bagaimana manifestasi klinis dari Devertikulum ?

6.         Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari Devertikulum ?

7.         Bagaimana terapi / penatalaksanaan dari Devertikulum ?

8.         Bagaimana konsep asuhan keperawataan pada klien dengan Devertikulum pada colon ?

1.3.    Tujuan penulisan

Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan makalah ini yaitu:

a.         Tujuan umum

Secara umum tujuan penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliyah

pencernaan 1.

b.        Tujuan Khusus

Adapun tujuan secara langsung penyusunan makalah ini adalah :

1.        Agar memahami pengertian, Etiologi, patofisiologi, pathway, manifestasi klinis, pemeriksaan

diagnostic, terapi / penatalaksanaan

2.        Agar bisa memahami konsep asuhan keperawatan klien dengan divertikilum pada kolon.

 

 

 

 

Page 3: askep divertikulum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Definisi

Kolon (usus besar) adalah suatu struktur seperti tabung yang panjang yang menyimpan dan

kemudian mengeliminasi material sisa. Tekanan didalam usus besar menyebabkan kantong-

kantong dari jaringan yang menonjol keluar yang mendorong keluar dari dinding-dinding usus

besar ketika seseorang menua (menjadi tua). Suatu kantong yang menonjol yang mendorong

keluar dari dinding usus besar disebut suatu diverticulum. Lebih dari satu kantong yang

menonjol dirujuk sebagai diverticula. Diverticula dapat terjadi diselururuh usus besar. Kondisi

yang mempunyai diverticula ini pada usus besar disebut diverticulosis.

Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar abnormal

berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan

otot,merupakan penonjolan dari mukosa serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan

manifestasi motalitas yang abnormal. Divertikulum dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran

gastrointestinal. Penyakit divertikular adalah penyakit yang umum diderita,namun kebanyakan

orang yang mengalaminya tidak merasakan gejala apapun. Penyakit divertikular terjadi ketika

area kecil dari lapisan usus melemah dan terbentuk tonjolan atau kantong selama bertahun-tahun.

Hal ini dikenal sebagai divertikular. Divertikula sebagian besar ditemukan di bagian bawah usus

besar meskipun pada beberapa orang didapati di bagian bawah dari usus mereka.

Ada 3 istilah yang biasanya digunakan untuk penyakit divertikulum, yaitu :

Page 4: askep divertikulum

a.    Diverticulosis. Banyak orang menderita diverticula tanpa merasakan gejala

apapun. Divertikula hanya bisa terlihat ketika dilakukan scan dan tes untuk masalah ini.

Divertikular tanpa gejala biasanya dikenal sebagai diverticulosis

b.    Divertikular Jika terdapat gejala-gejala diverticula, ini dikenal

sebagai penyakit divertikular.

c.     Diverticulitis. Jika diverticula menjadi meradang dan menyebabkan penyakit, atau terjadi bila

makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan inflamasi

yang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses.

Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%). Hal ini telah diperkirakan bahwa

kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami divertikulitis pada titik yang sama.

Divertikulitis paling umum terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada

individu dengan usia lebih dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan

pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai

penyebab utama penyakit.Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap

sebagai infeksi yang kontinu dan lama.

2.2    Anatomi

Devertikulum adalah lekukan luar seperti kantong yang terbentuk dari lapisan usus yang

meluas sepanjang defek dilapisan otot. Devertikula dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran

Devertikulitis terjadi bila makanan atau bakteri tertahan di suatuatu divertikulisis yang

menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan akhirnaya membentuk

abses.

2.3    Etiologi

a.    Mikro dan makro perforasi

b.    Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon.

c.    Diet rendah serat

d.   Kuman-kuman seperti taenia coli

2.4    Patofisiologi

Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon mengalami herniasi

sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal yang tinggi, volume colon yang

Page 5: askep divertikulum

rendah(isi kurang mengandung serat),dan penurunan kekuatan otot dalam dinding

colon(hipertrofi muskuler akibat masa fekal yang mengeras). Diet rendah serat dihubungkan

dengan terjadinya divertikula, karena diet ini menurunkan bulk dalam feses dan

mempredisposisikan pada konstipasi.Pada adanya kelemahan otot di usus, dapat meningkatkan

tekana intramular yang dapat menimbulkan pembentukan divertikula. Bila makanan yang tidak

dicerna dapat menyumbat divertikulum, yang menimbulkan penurunan suplai darah ke area dan

mencetuskan usus pada invasi bakteri ke dalam divertikulum. Divertikulum menjadi sumbatan

dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke dinding

usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon. Abses dapat terjadi,

menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah (arterial) dapat menimbulkan

perdarahan.

Page 6: askep divertikulum

2.5    Pathway

mukosa dan lapisan submukosa colon

  herniasi akibat tekanan intraluminal

volume colon kekuatan otot

dalam dinding colon Diet rendah serat

Divertikulum bulk dalam fesesPresdisposisi KonstipasiKelemahan otot diusus obstruksiMakanan sulit dicerna perut terasa

penuhMenyumbat divertukula Inflamasi local divertikula

Page 7: askep divertikulum

Suplai darah ke divertikula terganggu Usus besar menyempit Anoreksia

Kram konstipasi

Page 8: askep divertikulum

2.6    Manifestasi Klinis

a.         Konstipasi

b.         Nyeri abdomen

c.         Tanda-tanda divertikulosis akut adalah iregularitas usus dan interval diare, nyeri dangkal dan

ram pada kuadran kiri bawah dari abdomen dan demam ringan.

d.        Mual, muntah

e.         Pada inflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada striktur fibrotik,

yang menimbulkan kram,feces berukuran kecil-kecil, dan peningkatan konstipasi.

f.          Perdarahan samar dapat terjadi, menimbulkan anemia defisiensi besi.

g.         Kelemahan dan keletihan

Pasien sering hadir dengan klasik tiga serangkai kuadrat kiri bawah sakit demam,

danleukositosis (ketinggian dari sel darah putih jumlah dalam tes darah). Pasien juga

mungkin mengeluh mual atau diare lain mungkin sembelit.Seorang individu dengan

diverticulitis mungkin hadir dengan sisi kanan sakit perut. Hal inimungkin disebabkan oleh

diverticula sisi kanan kurang lazim atau kolon sigmoid yang sangat berlebihan.Divertikulitis

Gejala yang paling umum diverlikulitis adalah sakit perut Tanda paling umum adalah

kelembutan di sisi kiri perut bagian bawah. Jika infeksi adalah penyebab, kemudian

mual,muntah, rasa panas sementara yang tidak demam, kram, dan sembelit dapat terjadi

juga.Tingkat keparahan gejala tergantung pada sejauh mana infeksi dan komplikasi.

Diverticulitis memburuk sepanjang hari, karena mulai sakit sebagai kecil dan perlahan-lahan

berubah menjadi muntah dan nyeri tajam.Diverticulosis Kebanyakan orang dengan

diverticulosis tidak memiliki rasa tidak nyaman atau gejala dapat mencakup kram ringan,

kembung, dan sembelit penyakit lain seperti penyakit radang usus(IBD) dan bisul perut

menyebabkan masalah yang sama, sehingga gejala ini tidak selalu berarti seseorang memiliki

diverticulum.

2.7    Klasifikasi

Divertikuliss memiliki dua klasifikasi yang nampak yaitu, divertikulisis akut dan

divertikulisis kronik.

Pada divertikulisis akut, terdapat demam, leukositosis, nyeri tekan pada kuadran kiri

bawah dan abdomen. Selama serangan akut, dapat terjadipendarahan dari jaringan granulasi

Page 9: askep divertikulum

vascular namunbiasanya ringan,. Kadang-kadang pendarahan terjadi massif akibat erosi yang

memebus pembuluh darah besar di dekat divertikula. Pendarahan biasanya di obati secara

konservatif, tetapi kadang-kadang diperlukan reseksi usus.

Sedangkan pada divertikulisis kronik menyebabkan usus mudah mengalami serangan

peradangan berulang. Akibatnya dapat berupa fibrosis dan perlekatan struktur-struktur 

disekitarnya. Bila peradangan kronik menyebabkan penyempitan lumen dapat timbul

obstruksi parsial kronik pada kolon, menimbulkan gejala obsipasi, feses seperti pita, diare

intrmiten, dan peregangan abdomen. Gambaran akhir obstruksi mungkin dipercepat oleh

serangan akut, menyebabkan abses perikolon yang menyempitkan lumen yang sudah

menyempit.

2.8    Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang

Orang-orang dengan gejala di atas biasanya dipelajari dengan computed tomography,

atau CTscan sangat akurat (98%) dalam mendiagnosis diverticulitis. Dalam rangka untuk

mengekstrak informasi yang paling mungkin mengenai kondisi pasien, bagian tipis

(5mm)gambar melintang diperoleh melalui seluruh perut dan panggul setelah pasien telah

diberikankontras oral dan intravaskuler. Gambar mengungkapkan lokal penebalan dan

hiperemi(peningkatan aliran darah) yang melibatkan segmen dinding usus besar, dengan

perubahaninflamasi memperluas ke dalam jaringan lemak di sekitar usus besar. Diagnosis

diverticulitisakut dibuat percaya diri ketika segmen terlibat berisi diverticulae. CT scan juga

dapatmengidentifikasi pasien dengan diverticulitis yang lebih rumit, seperti mereka yang

memilikiabses terkait.

2.9    Penatalaksanaan

      Usus di istirahatkan dengan menunda asupan oral,memberikan cairan intravena, dan

melakukan pengisapan nasogastrik bila ada muntah atau distensi

      Antibiotika spektrum luas diberikan selama 7 sampai 10 hari Pemeridin (Demerol)

diberikan untuk menghilangkan nyeri.

      Antispasmodik seperti propantelin bromide (Pro-Banthine) dan oksifensiklimin (daricon)

dapat diberikan

      Menggunakan pelunak feces(colace)/supositoria

Page 10: askep divertikulum
Page 11: askep divertikulum

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DIVERTIKULUM COLON

1.1    Pengkajian

1.         Identitas Klien

Nama : -

Umur : (terjadi pada usia diatas 40 tahun tapi paling umum terjadi pada usia lebih dari 60

tahun)

Jenis kelamin :

Suku/bangsa : -

Agama : -

Alamat : -

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

2.         Riwayat Kesehatan

a.    Keluhan utama

Klien datang dengan keluhan nyeri didaerah perut (abdomen)

b.    Riwayat penyakit sekarang

Klien dengan gejala devertikulum biasanya merasakan nyeri hebat dibagian perut yang

terinfeksi

c.    Riwayat penyakit terdahulu

Tanyakan apakah klien pernah nyeri perut sebelumnya

d.   Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada keluarga yg pernah mengalami divertikulum.

3.         Pola Fungsi Kesehatan

a.    Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengalami penurunan nafsu makan karena klien akan muntah bila makan

b.    Pola aktifitas

Aktifitas klien akan terbatasi karena klien kehilangan sebagian energi akabat susah makan

c.    Pola istirahat dan tidur

Terjadi perubahan pol tidur karena kadang-kadang klien merasakan nyeri

d.   Pola eliminasi

Page 12: askep divertikulum

Seseorang yang menderita devertikulum sebagian besar mengalami kesulitan dalam pola

eliminasi

e.    Pola hubungan peran

Hubungan dan pern klien dalam keluarga mengalami perubahan karena adanya perubahan

kenyamanan pada klien

f.     Pola penangulangan stres

Biasanya klien merasa cemas atau stres karena keadaan penyakitnya

g.    Pola tata nilai dan kepercayaan

Dalam hal beribadah klien sedikit terganggu dengan adanya nyeri pada abdomen

h.    Pola fungsi dan seksualitas

Reproduksi klien dalam batas normal

4.         Observasi dan Pemeriksaan Fisik

a.    Keadaan Umum

Kesadaran Composmentis, tampak lemah.

b.    Tanda-tanda Vital

Nadi : kadang-kadang takikardi

Suhu : suhu tubuh hangat bila terkena infeksi

TD : Hipertensi karena ansietas terhadap nyeri

c.    Pemeriksaan kepala dan Leher

1.    Kepala : Bentuk simetris tidak terdapat luka, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.

2.    Rambut : Warnanya hitam, ikal, rambut panjang, tidak berketombe dan rambut rontok.

3.    Muka : Muka tampak sayu, tidak terdapat luka.

4.    Mata : Penglihatan normal, konjungtiva tidak enemis.

5.    Hidung : Bentuk simetris tidak terdapat secret

6.    Mulut : Bibir agak kering, tidak bau, lidah tidak kotor, gigi bersih.

7.    Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar Tiroid.

d.   Pemeriksaan Thorax

-       Bentuknya Normal tidak ada kelainan

-       Pemeriksaan paru:

Suara dan nafas normal tidak ada suara tambahan

-       Pemeriksaan jantung:

Bunyi jantung teratur tidak ada suara tambahan

e.    Pemeriksaan Abdomen

Page 13: askep divertikulum

  Terjadi ketegangan pada Abdomen sehingga sulit untuk buang air besar.

f.     Pemeriksaan Muskuloskletal / Ekstermitas

  Ekstermitas tidak terdapat kelainan.

g.    Pemeriksaan Integumen

  Kulit kering tidak terdapat kelainan.

h.    Pemeriksaan Genetalia

  Keadaan genetalia bersih.

i.      Pemeriksaan Neurologi / Persyarafan

  Sistem syaraf normal.

5.         Pemeriksaan Diagnostik

      Sinar-X abdomen

      Enemabarium memberikan informasi diagnostic dengan menandai sisi dan luasnya penyalit

      CT Scan

      Test Laboratorium

      Kolonoskopi

1.2    Contoh Analisa Data

No DATA ETIOLOGI MASALAH

1DS : Klien mengeluh

nyeri pada perut.

DO :-Klien tanpak gelisah

: Nyeri karena adanya

penonjolan

: Seperti di tusuk –

tusuk

: di kuadran kiri

bawah

: Skala nyeri 6

: Hilang timbul

-Nadi=84x/mnt

Penahanan /

penonjolan keluar

pada mukosa dan

submukosa di

saluran

gastrointestinal.

Gangguan rasa

nyaman nyeri

Page 14: askep divertikulum

-RR=24x/mnt

-TD=120/80 mmHg

2 DS:Klien mengeluh

kembung pada

abdomen

DO:-RR=24X/mnt

-perut Klien

membuncit,agak

keras

BAB : Padat keras

Penyempitan colon,

sekunder akibat

penebalan segmen

otot dan struktur

Gangguan BAB

(Konstipasi)

3 DS:-Klien

mengatakan mual,

tidak nafsu makan

DO:- Klien lemas,

letih, lesu, porsi

makan 3-4 sendok.

-BB = 40kg, TB :

160cm

- Hb = 10,40 gr%

- Albumin =

Penurunan nafsu

makan (anorexia)

terhadap nyeri

ditandai dengan

porsi yang diberikan

hanya dimakan

separo

Gangguan

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

1.3    Diagnosa Keperawatan

1.         Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penahanan pada saluran gastrointestinal

2.         Konstipasi berhubungan dengan penyempitan kolon, sekunder akibat penebalan segmen otot

dan struktur.

3.         Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan penurunan napsu makan (anorexia)

terhadap nyeri ditandai dengan porsi yang diberikan hanya dimakan separoh.

1.4    Contoh Rencana Keperawatan

NoTujuan &Hasil Yang Diharapkan

Intervensi Rasional

1 Tujuan:

Setelah diberikan

tindakan asuhan

1.      Kaji karakteristik

nyeri (PQRST)

1.  Memberi

tindakan yang

sesuai dan

Page 15: askep divertikulum

keperawatan selama

2x24jam nyeri dapat

diatasi

Kriteria hasil:

K : klien dapat

mengetahui penyebab

nyeri.

A : klien dapat

mengatasi nyeri

P : klien dapat

mengatasi nyeri

dengan cara

mengalihkan

perhatian dengan

menonton tv dll

P : -Nadi=84x/mnt

-RR=24x/mnt

-TD=120/80

mmHg

- skala nyeri = 0

2.      Monitor TTV

3.      Ajarkan teknik

relaksasi nafas

dalam.

4.      Berikan posisi yang

nyaman dan

lingkungan yang

tenang.

5.      Berikan terapi

sesuai advis dokter :

Remopain 3x30 mg

Cefotaxin 2x 1 gr

dibutuhkan klien.

2.  Untuk

mengetahui

kegawatan.

3.  Membantu

mengurangi nyeri

4.  Membantu

mengurangi nyeri

5.  Mengurangi

nyeri, mencegah

infeksi

2.Tujuan :

Setelah dilakukan

Tindakkan keperawatan

Selama 1x24 jam

Diharapkan konstipasi

teratasi

Kriteria hasil :

K : Klien dapat

mengetahui penyebab

konstipasi

A : Klien dapat

mengatasi konstipasi

P : Kllien dapat

mengatasi konstipasi

1.      Awasi KU klien

2.      Kaji kontipasi pada

abdomen

3.      Kurangi mobilisasi

4.      Jelaskan prosedur

tinda-kan yang akan

dilakukan.

1.  Untuk

mengetahui KU

klien

2.  Untuk

mengetahui

tingkat rasa nyeri

abdomen

sehingga dapat

menentu-kan

jenis tindakan.

3.  Mencegah

pendarahan pada

saat BAB

4.  Peningkatan vena

Page 16: askep divertikulum

dengan membuat

jadwal makan dan

menyusun waktu

Defekasi

P : Feses menjadi lunak

dan menurunkan

inflamasi

Kolaborasi:

5.      Berikan obat-obatan

pelancar bab sesuai

dosis dan berikan

makanan yang

tinggi serat.

return

menurunkan

edem &

mengurangi

nyeri.

5.  Membantu klien

mempermudah

BAB

3. Setelah diberikan

tindakan 3x24 jam

kebutuhan nutrisi klien

dapat terpenuhi.

Kriteria hasil:

K : Klien dapat

mengetahui penyebab

kurangnya nutrisi

A : klien dapat

mengatasi

kekurangan nutrisi.

P : klien dapat

mengatasi

kekurangan nutrisi

dengan cara makan

secara teratur.

P : - Kebutuhan nafsu

makan meningkat

-   BB meningkat

1.  Perhatikan asupan

nutrisi pada klien

2.  Usahakan klien

mendapatkan nutrisi

yang cukup

3.  Beritahu klien

tentang makanan

yang baik untuk

dikonsumsi

4.  Kolaborasi ahli gizi

Dalam pemberian

diet

1.     Memberi tahu

klien tentang

pentingnya

asupan nutrisi

bagi tubuh

2.     Mencegah

terjadinya

kekurangan gizi

pada klien.

3.     Agar klien bisa

menentukan

makan yang

dikonsumsi.

4.     Dapat

mengidentifikasi

kebutuhan kalori

klien.

1.5    Contoh Implementasi

Hari/ No. IMPLEMENTASI RESPONS PS TTD

Page 17: askep divertikulum

Tgl Dx

Kamis,

15/11/1

2

15.30

16.00

16.30

1

2

1

1,2

Mengkaji keadaan umum ps

dan mengkaji tingkat nyeri

Mengkaji derajat konstipasi

-    Mendorong teknik relaksasi

nafas dalam jika nyeri

timbul

-    Memberi posisi yg nyaman

DS : Ps mengatakan nyeri

pada perut

: Nyeri karena adanya

penonjolan

Q :Seperti di tusuk – tusuk

R : di kuadran kiri bawah

: Skala nyeri 6

: Hilang timbul

DO : KU lemah, klien

Nampak menahan sakit

dan memegangi perut.

DS : - Klien mengeluh susah

BAB dan perut terasa

penuh

-  Klien mengatakan

seharian belum BAB

DO : -

DS : -

DO: Klien memeperlihatkan

dan mempraktekkan

nafas dalam.

DS :Klien mengatakan lebih

enak berbaring.

DO: Klien kooperatif.

DS : -

DO : -Nadi = 84x/mnt

-RR=24x/mnt

-TD=120/80mmHg

- S = 37⁰C

Page 18: askep divertikulum

17.00

17.30

18.00

18.30

19.00

19.30

1,3

1

2

3

2,3

1

pada klien

-    Mengajarkan untuk

merubah posisi teratur

-    Memonitor TTV

-    Mengkaji kemampuan

mengunyah dan menelan

Melakukan injeksi IV :

Remopain 30 mg

Membantu klien BAB

Menganjurkan klien untuk

makan diet dari rumah sakit

Mengajarkan mobilisasi

ringan

Memberikan lingkungan

- BU = 15 x/mnt

Kemampuan

mengunyah dan

menelan baik.

DS : Klien mengatakan

nyeri saat disuntik.

DO : Obat masuk, tidak ada

tanda-tanda alergi.

DS : Klien mengatakan sakit

ketika mengejan.

DO :Klien susah bab, feses

keras dan sedikit.

DS : Klien mengatakan akan

segera makan

DO : Klien kooperatif

DS :-

DO : klien bergerak dari

posisi duduk ke posisi

berbaring

DS : -

DO : Lingkungan

tenang , klien

beristirahat.

DS : -

DO : KU lemah, klien

beristirahat.

Page 19: askep divertikulum

20.00

21.00

1,2,3

yang tenang

Mengevaluasi KU klien

1.6    Contoh Evaluasi

No.Dx Hari/tgl Evaluasi TTD

1 Kamis,

15/11/12

S : Klien mengatakan nyeri pada perut

P :Nyeri karena adanya penonjolan

Q :Seperti di tusuk – tusuk

R : di kuadran kiri bawah

S : Skala nyeri 6

T : Hilang timbul

O : Klien tampak menahan sakit, hti-hati saat

melakukan pergerakan, ekspresi wajah tenang.

Nadi=84x/mnt, RR=24x/mnt, TD=120/80

mmHg

A : Nyeri belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2 Kamis,

15/11/12

S : Klien mengatakan sulit BAB

O : Feses keras dan frekuensi sedikit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3 Kamis,

15/11/12

S : Klien mengatakan masih terasa mual, tidak nafsu

makan, lemas

O : Porsi makan hanya 3-5 sendok

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi.

Page 20: askep divertikulum

BAB IV

PENUTUP

4.1    KESIMPULAN

Devertikulum kolon adalah akibat dari mengangkat tekanan kolonintraluminal. sigmoid

colon memiliki diameter terkecil dari setiap bagian dari usus besar, dan karena itu bagian

yang akan diharapkan memiliki tekanan intraluminal tertinggi. Klaim bahwa kurangnya serat

makanan, khususnya serat yang tidak larut (juga dikenal dalam bahasa yang lebih tua sebagai

" serat") predisposes individu untuk penyakit divertikular didukung dalam literatur medis.

4.2    SARAN

Dalam penyusunan makalah ini,penulis sangat menyadari bahwa masih banyak

kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.untuk itu, kami sangat berharap kepada para

pembaca untuk memberi kritik dan sarannya demi kesempurnaan pembuatan makalah.

Page 21: askep divertikulum

DAFTAR PUSTAKA

Burner and Suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,-edisi 8,-volume 2,

EGC, Jakarta

Engram, Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2, EGC, Jakarta

Wong, Donna L, Marilyn Hockenberry- Eaton, Wilson- Winkelstein, Wong’s essentials of

pediatric nursing, America, Mosby, 2001

Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan,dkk. Jakarta, 2001