ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik...

76
73 BAB IV HASIL ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK 4.1 Hak untuk Mendapatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas kesehatan, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs. A. Penilaian situasi Penilaian situasi dilakukan sebagai dasar analisis dan pengembangan program selanjutnya. Penilaian situasi mencakup tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut: a) Jumlah kematian maternal masih tinggi 22 (tahun 2006), 15 (tahun 2007) dan 17 (tahun 2008) serta tahun 2009 terjadi sebanyak 12 kematian b) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masih tinggi sebesar 2.5% dari seluruh bayi yang dilahirkan c) Masih banyak ibu melahirkan dalam persalinan tidak ditolong tenaga kesehatan sebesar 22.83% sember data sector tahun 2009. d) Kematian bayi masih tinggi yaitu ditemukan 98 kematian pada tahun 2009 e) Case Fatality Rate daire pada saat Kejadian Luar Biasa tahun 2008 sebanyak 23 kematian dari 2.032 penderita dan pada tahun 2009 masih terjadi yaitu ditemukan 10 kematian 2. Penggambaran Besarnya Permasalahan Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan dengan Tabel 59 berikut:

Transcript of ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik...

Page 1: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

73

BAB IV

HASIL ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK

4.1 Hak untuk Mendapatkan Kesehatan dan Kesejahteraan

Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang

berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas kesehatan, Berdasarkan data situasi

ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data

sektoral MDGs.

A. Penilaian situasi

Penilaian situasi dilakukan sebagai dasar analisis dan pengembangan program

selanjutnya. Penilaian situasi mencakup tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:

a) Jumlah kematian maternal masih tinggi 22 (tahun 2006), 15 (tahun 2007) dan

17 (tahun 2008) serta tahun 2009 terjadi sebanyak 12 kematian

b) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masih tinggi sebesar 2.5% dari seluruh

bayi yang dilahirkan

c) Masih banyak ibu melahirkan dalam persalinan tidak ditolong tenaga

kesehatan sebesar 22.83% sember data sector tahun 2009.

d) Kematian bayi masih tinggi yaitu ditemukan 98 kematian pada tahun 2009

e) Case Fatality Rate daire pada saat Kejadian Luar Biasa tahun 2008 sebanyak

23 kematian dari 2.032 penderita dan pada tahun 2009 masih terjadi yaitu

ditemukan 10 kematian

2. Penggambaran Besarnya Permasalahan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka dapat

ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan dengan Tabel 59

berikut:

Page 2: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

74

Tabel 59Prioritas Masalah Situasi Ibu Dan Anak

No. MasalahMasalahStrategis

Melibatkanlintas Sektor

MasalahBersama

UrgensiJumlahNilai

UrutanPeringkat

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Jumlah kematian maternal masih tinggi22 (tahun 2006), 15 (tahun 2007) dan 17(tahun 2008) serta tahun 2009 terjadisebanyak 12 kematian

5

Kesehatan 3PertanianCapilSosial

5 5 18 1

2

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masihtinggi sebesar 2.5 % dari seluruh bayiyang dilahirkan

5

Kesehatan 3PertanianCapilSosial

5 5 18 1

3Masih banyak ibu melahirkan dalampersalinan tidak ditolong tenagakesehatan sebesar 22.83%.

3Kesehatan 1

3 3 10 3

4

Kematian bayi masih tinggi yaituditemukan 98 kematian pada tahun2009

5

Kesehatan 3PertanianCapilSosial

5 5 18 1

5

Case Fatality Rate daire pada saatKejadian Luar Biasa tahun 2008sebanyak 23 kematian dari 2.032penderita dan pada tahun 2009 masihterjadi yaitu ditemukan 10 kematian

5

Kesehatan 1PULH 5 5 16 2

Keterangan: Masalah strategis

1 = Kurang strategis3 = Strategis5 = Sangat strategis

Melibatkan lintas sektor yang tinggi1 = Tidak melibatkan3 = Melibatkan5 = Sangat melibatkan

Merupakan masalah bersama3 = Bukan masalah bersama5 = Masalah bersama

Menunjukkan urgensi1 = Tidak urgen3 = Urgen5 = Sangat Urgen

Dari tabel 59 di atas terilhat bahwa masalah yang paling prioritas ada 3 (tiga) yaitu:

1. Jumlah kematian maternal masih tinggi 22 (tahun 2006), 15 (tahun 2007) dan 17 (tahun

2008) serta tahun 2009 terjadi sebanyak 12 kematian (Presentase terbesar kematian Ibu

adalah faktor pendarahan)

2. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masih tinggi sebesar 2.5% atau gizi buruk dari seluruh

bayi yang dilahirkan

3. Kematian bayi masih tinggi yaitu ditemukan 98 kematian pada tahun 2009

Page 3: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

75

3. Pemilihan Indikator

Angka Kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat memberikan

gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKI diperoleh dari jumlah

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian ibu di Kab. Polewali

Mandar dinyatakan dalam bentuk jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai

100.000. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan bahwa keadaan ibu (ibu hamil,

ibu bersalinan dan nifas) memiliki banyak masalah di Polewali Mandar, bukan saja

masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, masalah pengetahuan, perilaku,

sosial budaya, peranan dukun dan masalah-masalah ibu lainnya. Oleh karenanya sangat

diperlukan identifikasi yang mendasar untuk upaya-upaya penanggulangan yang

komprehensif.

Angka kematian bayi adalah angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di

suatu wilayah, dipengaruhi oleh status kesehatan anak dan didukung oleh adanya status

pelayanan kesehatan anak yang optimal.Angka Kematian Bayi di Kab. Polewali Mandar

per 6.839 kelahiran hidup di tahun 2008.

Indikator Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Berat bayi lahir rendah adalah bayi

yang lahir mempunyai berat badan kurang dari 2,5 Kg. Hal ini disebabkan karena

kekurangan gizi pada masa kehamilan dan akan mempunyai resiko tinggi terhadap

kematian pada umur yang sangat dini atau lebih lanjut cenderung mengalami

pertumbuhan dan perkembangan di bawah normal.

Page 4: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

76

Tabel 60Penilaian Situasi Kematian Maternal Masih Tinggi di Kabupaten Polewali Mandar

No.Masalah

kunciKelompok sasaran

Besarnya masalah(Luasnya/Parahnya/penduduk yang

terkena dampak

Hak yang tidakterpenuhi

Indikator

1 KematianIbu yangmasihtinggi

1. Ibu hamil2. Ibu bersalin3. Ibu nifas4. Ibu menyusui5. Pasangan usia

subur

Jumlah kematian ibu

Tahun 2006 =22

Tahun 2007 =15

Tahun 2008 =17

Tahun 2009 = 12

Dengan presentase penyebab kematianterbesar adalah pendarahan baik sebelummelahirkan (7 bln- partus =5 ibu) maupunsetelah melahirkan (0-7hari= 7 ibu) yaitusekitar 65%

Jumlah kematian ibu pada tahun 2007tertinggi di Kec. Allu sebanyak 4kematian , sedangkan pada tahun 2008tertinggi terjadi di Kec. Camapalagian danLuyo masing 3 kematian, dan tahun 2009masih tertinggi di Kec. Luyo sebanyak 3kematian.

Hak akankesehatan dankesejahteraan

Angkakematianibu

Tabel 60 di atas menunjukkan bahwa untuk masalah kematian ibu yang masih tinggi,

besar masalahnya sebenarnya cenderung turun dari tahun 2006-2009. Dengan presentase

penyebab kematian terbesar adalah pendarahan baik sebelum melahirkan (7 bln - partus

= 5 ibu) maupun setelah melahirkan (0-7 hari = 7 ibu) yaitu sekitar 65% tetapi masalah

ini menjadi masalah prioritas karena sangat terkait dengan pemenuhan hak akan

kesehatan dan kesejahteraan.

Page 5: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

77

Tabel 61Penilaian Situasi Kematian Bayi Masih Tinggi di Kabupaten Polewali Mandar

No.Masalah

kunciKelompok sasaran

Besarnya masalah(Luasnya/Parahnya/penduduk yang terkena

dampak

Hak yang tidakterpenuhi

Indikator

1 Kematianbayi

1. ibu hamil danjanin

2. ibu melahirkanbayi baru lahir

3. ibu menyusui danbayi diberi ASI

1. Tahun 2008

Jml kematian janin = 53

Jml kematian bayi = 61 tahun 2008 dantahun 2009 sebanyak 98 bayi

2. Penyebab kematian bayi tertinggi padatahun 2008 adalah BBLR sebesar 53,2%, Asfiksia sebesar 19,1%, danpenyakit bayi berbasis lingkungan(misalnya diare, ISPA yaitu sebesar27,7 %)

1. Hak akankesehatan dankesejateraan

2. Hak untukperlindungananak

3. Hak untukmendapatkanlingkungankeluargapengasuhanalternatif

Angkakematianbayi

Pada tabel 61 di atas, menunjukkan bahwa kematian bayi masih cenderung naik. Namun

masalah ini masih menjadi prioritas terkait:

1. Hak akan kesehatan dan kesejateraan

2. Hak untuk perlindungan anak

3. Hak untukmendapatkan lingkungan keluarga pengasuhan alternatif

Tabel 62Penilaian Situasi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Masih Tinggi

di Kabupaten Polewali Mandar

No.Masalah

kunciKelompok

sasaran

Besarnya masalah(Luasnya/Parahnya/penduduk yang

terkena dampakHak yang tidak terpenuhi Indikator

1. Gizi burukdan kurang(kekuranganGizi)

Balita Luasnya : 17,74 %Penduduk yang terkena : Sebagian besarmasyarakat miskin

Hak kesejahteraan dankesehatan

Hak untuk mendapatkanperlindungan anak

Hak mendapatkanpendidikan, rekreasi danbudaya seni

PresentaseBBLR ataugizi buruk

2MasihtingginyaangkakekuranganGizi padabalita

Ibu dan balita BBLR : 8,94 %Gizi BurukBBLR : 2,21 % (2008)Jumlah anak yang terkena gizi buruktertinggi pada tahun 2007 terjadi di Kec.Binuang, sedangkan pada tahun 2008tertinggi di Kec. Tubbi Taramanu danKec. Wonomulyo

Pada tabel 62 di atas, menunnjukkan masih tingginya BBLR/gizi buruk untuk itudibutuhkan intervensi dalam pemenuhan:1. Hak kesejahteraan dan kesehatan2. Hak untuk mendapatkan perlindungan anak3. Hak mendapatkan pendidikan, rekreasi dan budaya seni

Page 6: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

78

B. Telaahan atau Analisis

Berdasarkan penentuan prioritas masalah kesehatan yaitu masalah masih tinggi

kematian ibu, presentase gizi buruk dan kurang yang masih tinggi dan masih tingginya

kemtaian bayi. Maka berikut ini hasil analisis kausalitas (sebab-akibat).

1. Analisis Kausalitas (sebab – akibat)

Gambar 1,Analisis Kausalitas Kematian Ibu

Gambar 1 Analisis Kausalitas Kematian Ibu karena pendarahan, hasil diskusi Tim

Kesehatan ASIA disebabkan oleh 5 faktor yang berkontribusi langsung (penyebab

Langsung) terhadap terjadinya pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian.

Keloima faktor itu adalah:

1) Retensio placenta dan atau atonia uteri

Stok Darah KurangRetensio PlasentaTerlambat Mengambil

Keputusan

Terlambat ke fasilitas

Pelayanan Kesehatan

Terlambat Mendapat

Pelayanan Kesehatan

Donor Darah

Kurang

Kantong Darah

Kurang

Gol Darah tidak

sesuai

Alat Kurang

Tenaga Kurang

Pusk PONED

belum memadai

Pengetahuan danketerampilan

Petugas kurang

4 Terlalu- Terlalu Tua- Terlalu Muda- Terlau dekat

lahir- Terlalu sering

Biaya kurang

Pengetahuan

factor resiko

Keluarga

Pengaruh Dukun

Geografis

Transportasi

tidak tersedia

Partisipadi dan permberdayaan keluarga

dan masyarakat bidang KIA masih

Kurang

Pemerintah Masih Kurang dalam memfungsikan

dan memotivasi Keluarga dan Masyarakat

Kematain ibu karena pendarahan

Page 7: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

79

Plasenta yang sulit atau terlambat dikeluarkan pada rahim seorang ibu yang baru

saja melahirkan (karena lengket dan tak berkontraksi) yang kebanyakan terjadi

pada mereka yang 4 T ( terlalu muda, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak

melahirkan dan terlalu tua) Apabila dipaksakan keluar atau dibiarkan, pengeluaran

darah atau pendarahan akan terus terjadi, bila tidak segera ditangani maka nyawa

ibu sulit untuk dipertahankan karena kehabisan darah.

2) Stok darah kurang.

Kematian ibu karena pendarahan, ini artinya pendarahan pada ibu maternal (ibu

hamil, ibu bersalin dan ibu masa nifas) sering terjadi, dan diantara mereka sangat

membutuhkan darah ketika terjadi obortus, saat persalinan maupun masa nifas.

Ketiadaan donor, kantong darah dan stok darah dengan golongan darah yang

sesuai pada unit pelayanan kesehatan ataupun pada unit tranfusi darah (bank

darah) akhirnya nyawa merekapun melayang.

3) Terlambat mengambil keputusan

Biaya yang kurang, ketidak tahuan tentang faktor resiko pendarahan, keluarga

maupun kerabat dan adanya pengaruh dukun maka ibu maupun suaminya ataupun

orang yang berpengaruh tidak dapat berbuat apa-apa ketika seorang ibu yang akan

melahirkan sudah mulai menunjukan tanda-tanda kedaruratan (pendarahan)

persalinan. Dan ketika terjadi pendarahan semua panik mencari tranportasi, belum

sempat didapat tranportasinya, nyawapun melayang.

4) Terlambat sampai kefasilitas pelayanan kesehatan

Ketiadaan tranportasi, jarak kepelayanan kesehatan yang seharusnya dapat

ditempu dengan 25-20 menit akhirnya dapat ditempu dengan 2-3 jam , keluarga

ataupun kerabat yang tidak menyiapkan kendaraan ketika seorang ibu akan

melahirkan akan lambat tiba di sarana pelayanan kesehatan, ketika tiba seorang

ibu sudah kepayahan/kelelahan kehabisan energi, tidak serta merta persalinan

dilakukan, kondisi seorang ibu harus diperbaiki terlebih dahulu, namun sebelum

pulih ibupun meninggal dunia, dan walaupun kondisi ibu segera pulih, janin

sudah tidak bisa diselamatkan, kematian janin dalam rahim dalam kasus seperti

ini sering terjadi.

5) Terlambat mendapat pelayanan.

Page 8: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

80

Ketiadaan paket pelayanan obstetrik neonatus emergensi dasar di puskesmas, alat

dan bahan pelayanan kesehatan habis pakai yang kurang, kualitas terutama

pengetahuan dan keterampilan petugas yang rendah serta jumlah petugas (bidan)

yang kurang. Merupakan penyebab-penyebab tidak langsung dari terlambatnya

pelayanan yang diberikan unit pelayanan kesehatan (puskesmas) kepada ibu-ibu

maternal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar.

Gambar 2Analisis Kausalitas Kematian Bayi

Pada Gambar 2 Analisis Kausalitas Kematian Bayi yang masih ditemukan

tinggi di Kabupaten Polewali Mandar, akar masalah atau penyebab utamanya, ada dua

faktor yang saling mempengaruhi, pertama; masih kurangnya partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang kesehatan dan faktor kedua;

pemerintah masih dianggap kurang dalam mengfungsikan dan memotivasi masyarakat

Status Gizi Ibu

Hamil kurang

Kematian Bayiyang masih tinggi

BBLR AsfiksiaPenyakit infeksi berbasis

lingkungan (Diare, Ispa)

Status Kesakitan

Ibu Air yang tidakmemenuhi syarat

Cakupan Jamban

Keluarga masih

rendahKetersediaan pangan di tingkat

RT kurang

Pengetahuan Gizi dan

Kesehatan yang kurang

Dampak

Penyebab

Langsung

Penyebab tdk

Langsung

Langsung

Penyebab UtamaPartisipasi dan pemberdayaanmasyarakat dan keluarga bidang

kesehatan masih kurang

Pemerintah masih kurangmengfungsikan dan memotivasi

masyarakat dan keluarga dalam bidangkesehatan

Status Kesehatan

BBL

Keadaan rumahyang tidak sehat

Page 9: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

81

dan keluarga dan upaya peningkatan kesehatan. Hasill diskusi Tim Kesehatan ASIA

yang didasarkan laporan penyebab kematian bayi ada 3 faktor penyebab langsung

kematian bayi yang selalu ditemukan tiap tahunnya, ketiga faktor penyebab langsung

itu adalah:

1. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah)

Keadaan status gizi ibu yang kurang sebelum hamil maupun selama hamil, akibat

dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang untuk dikonsumsi dan

akibat pengetahuan gizi dan kesehatan yang masih sangat kurang dari seorang ibu

merupakan factor-faktor utama yang mempengaruhi terjadi Bayi lahir dengan

berat badan rendah.

2. ASFIKSIA

Bayi baru Lahir (BBL) tidak bernapas secara spontan dan teratur (Asfiksia)

digategorikan sebagai bayi dengan Asfiksia, sering dapat menyebabkan kematian

bayi, terjadi karena beberapa keadaan pada ibu selama hamil atau ketika hendak

melahirkan. Keadaan ibu selama hamil diantaranya ibu menderita hipertensi,

mengalami post matur sesudah 42 minggu kehamilan, menderita penyakit infeksi

misalnya malaria, sifilis, ISPA dan lain-lain. Keadaan ketika hendak melahirkan

diantaranya partus lama atau partus macet, demam selama persalinan, pendarahan

abnormal dan lain-lain. Keadaan bayi baru lahir juga sangat mempengaruhi

terjadinya Asfiksia misalnya baru lahir dengan premature (sebelum 37 minggu

kehamilan), persalinan yang sulit, kelainan konginital, termasuk kedaan tali pusat

yang tidak normal.

3. Penyakit infeksi berbasis lingkungan.

Diare, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) merupakan beberapa penyakit infeksi

berbasis lingkungan yang prevalensi kesakitannya masih sangat tinggi, apabila

menginfeksi bayi dan bayi uang terinfeksi tidak ditangani dengan baik maka dapat

mengakibatkan kematian. Penyebab penyakit infeksi pada bayi ini adalah keadaan

sarana air bersih yang masih sangat kurang, membuat hajat disembarnag tempat

dan keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat.

Page 10: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

82

Gambar 3Analisis Kausalitas Kekurangan Gizi Balita (Sawangan)

Gambaran 3 Masalah kekurangan gizi balita (SAWANGAN) yang

merupakan dampak dari keadaan kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar

mempunyai dua faktor penyebab langsungnya yaitu:

1) Pertumbuhan fisik menurun dan sakit-sakitan (penyakit Ispa, Diare, Cacingan

dan lain-lain).

Anak balita telah menderita penyakit infeksi, berarti pada tubuh anak

ada mikroorganisme yang mengganggu pertumbuhan fizik. Hal ini

disebabkan (penyebab tidak langsung) karena kondisi tempat tinggal yang

tidak sehat ditambah dengan kurangnya kesadaran ibu hamil dan menyusui

mengkonsumsi makanan yang bergizi, pola makan tidak jelas dan tidak

terartur, dan ASI dinggap bukan hal yang utama (ASI tidak

dieklusifkan/dinomor duakan), sehingga daya tahan tubuh anak menjadi

lemah terhadap serangan mikroorganisme penyebab penyakit infeksi.

Penyebab tidak langsung ini semua berakar pada kurangnya daya dukung

kebijakan dari Instansi terkait atau pemerintah setempat dan sosial budaya

Kekurangan Gizi Balita

(SAWANGANG)Dampak

Penyebab Langsung

Penyebab Tidak

Langsung

Akar Masalah

Pertumbuhan fisik menurun

dan sakit-sakitan. (Penyakit

Ispa, Diare, Cacingan dst).

Anak kurang nafsu makan Kekurangan makan

(ASUPAN)

Org tua tdk pandaimengasuh anaknya

Kurangnya kesadaran ibu hamil & ibu menyusui mengkomsumsi

mknan bergizi

Pola mkan tdk jls dan tdk teratur

Kondisi tmp tinggl yg tdk sehat

ASI dianggap bkn hal yg utama (di no. 2 kan)

Dana/keuangan rumahtangga menipis

Kurangnya daya dukung kebijakan2

dari Instansi2 terkait atau Pemerintah Sosial budaya masyarakat tidakmendukung

Page 11: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

83

masyarakat yang belum mendukung upaya-upaya pencehagan dan

penanggulangan masalah kurang gizi, bahkan maslah gizi ini oleh

masyarakat Polewali Mandar mengistilahkan dengan SAWANGANG yaitu

sesuatu hal yang biasa terjadi pada anak-anak ditemukan kasus gizi buruk

dan kurang.

2) Anak kurang nafsu makan atau anak kekurangan makan

Anak kurang nafsu makan disamping disebabkan karena anak sering

sakit-sakitan juga karena pola asuh anak yang belum baik guna merangsang

selerah makan anak atau dengan kata lain “orang tua belum pandai mengasuh

anak”, Penyebab lainnya adalah Dana atau keungan rumah tangga balita tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan makan (gizi) ibu (jika bayi Masih ASI

Eksklusif) atau memenuhi kebutuahn makan (gizi) anak. Akar masalahnya

adalah sosial budaya masyarakat yang belum mendukung, disamping itu juga

karena kurangnya daya dukung kebijakan dari instansi terkait atau

pemerintah.

Page 12: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

84

2. Analisis Pola Peran

Matriks 1Pola Peran antara Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak (Klaim) untuk Masalah

Belum Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PemegangKlaim

PengembanTugas

Ibu dan Bayi Keluarga dan Masyarakat PosyanduPoskesdes/Polindes/

Bidan DesaPuskesmas RSUD

IBUMemperhatikan bayi daridalam kandungan sampai lahir

Melibatkan keluarga danmasyarakat

Aktif membawa bayinyake posyandu

Selalu control kehamilan Selalu control kehamilan Siap dirujuk

ORANG TUA (BAPAK) Suami SiagaMenjamin kebutuhan gizi dankesehatan keluarga

Berpartisipasi dalamkegiatan Posyandu

Berpartisipasi dalampelayanan kebidanan danSIAGA

SIAGA ke Puskesmas SIAGA ke RSUD

LSM/STAKEHOLDERS

Mengfasilitasi kegiatan ibu-ibu

Memotivasi dan mengfungsikankeluarga daan masyarakat

Menggerakan masyarakatuntuk berpartisipasi

Bermitra dengan bidandesa

Bermitra dengan PuskesmasMempermudah aksesterhadap pelayanan RSUD

PETUGASKESEHATAN

Memberikan pelayanan Pembinaan dan pemberdayaanMemberikan pelayanan diPosyandu

Melakukan pembinaan keBidan desa

Memberikan pelayanankesehatan di Puskesmas

Mendampingi Ibu dalampelayanan rujukan

PEMERINTAH DESAMengfasilitasi ibu-ibu dalamkegiatan PKK desa

Menetapkan ibu sebagai prioritaspembangunan

Bertanggung jawabterhadap fungsi Posyandu

Integrasi dalampembangunan kesehatandesa

Membantu puskesmas dalampembangunan kesehatan desa

mempermudah systemrujukan

PEM. KECAMATANMengfasilitasi ibu-ibu dalamkegiatan PKK kec. Bidangkesehatan

Menetapkan ibu sebagai prioritaspembangunan

Menetapkan danmeningkatkan fungsiPosyandu

Menetapkan danmeningkatkan fungsiposkesdes

Coordinator dalammelaksanakan tupoksipuskesmas

Mempermudak aksesterhadap pelayanan RSUD

PEMKAB (BAPPEDA/DINKES)

Menetapkan ibu sebagaiprioritas

Mengfungsikan dan memotifasikeluarga dan masyarakat

Menetapkan danmeningkatkan fungsiPosyandu

Menetapkan danmeningkatkan fungsiposkesdes

Mengalokasikan anggaranyang sesuai kebutuhan

Mengembangkan RSUsebagai pusat rujukan

DPRDMenetapkan ibu sebagaiprioritas pembangunan

Mengfungsikan dan memotifasikeluarga dan masyarakat

Mendorong Alokasi anggaranyang pro ibu dan anak

Catatan:

Pola peran antara pengemban tugas terhadap pemegang hak untuk masalah kematian ibu dan bayi dijadikan satu, dibuat satu maktris.

Satu Alasan yang penting adalah jika perhatian telah dilakukan terhadap ibu dalam hal ini ibu hamil secara otomatis perhatian telah

ditujukan pula pada bayi dalam kandungan sampai bayi tersebut dilahirkan dan hidup sampai batasan usia 1 tahun.

Page 13: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

Dari Matrik 1 diatas, yang termasuk pemegang hak (klaim) yaitu komponen yang harus

dipenuhi haknya dalam masalah terpenuhinya kesehatan dan kesejahteraan adalah:

1. Ibu dan bayi

2. Keluarga dan masyarakat

3. Posyandu

4. Poskesdes/Polindesa/Bidan Desa

5. Puskesmas

6. Rumah Sakit

Sementara dari komponen pengemban tugas yaitu komponen yang harus bertanggung jawab

dalam masalah terpenuhinya kesehatan dan kesejahteraan adalah

1. Ibu ( sebagai Ibu Rumah Tangga)

2. Orang Tua ( sebagai kepala Keluarga)

3. LSM dan Stakeholder

4. Petugas Kesehatan sebagai provider (Pemberi pelayanan kesehatan)

5. Pemerintahan Desa/Kelurahan

6. Pemerintahan Kecamatan

7. Pemerintahan Kabupaten diantaranya Bappeda dan Dinas Kesehatan

8. DPRD.

Page 14: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

86

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemegang Hak (klaim)

Analisis kesenjangan kapasitas pemegang hak (klaim) yaitu komponen yang harus dipenuhi haknya dalam masalah terpenuhinya

kesehatan dan kesejahteraan, Ibu dan bayi, Keluarga dan masyarakat, Posyandu, Poskesdes/Polindesa/Bidan Desa, Puskesmas dan

Rumah Sakit, kepada pengemban tugas berikut disajikan pada matriks-matriks sebagai berikut:

Matriks 2Analisis kesenjangan kapasitas ibu dan bayi sebagai pemegang hak dalam rangka Menuntut Hak-Haknya

kepada Pengemban Tugas dalam Kaitannya dengan Hak Ibu dan bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

Pengemban Tugas

KapasitasIbu Orang Tua (bapak)

Stakeholders(LSM / ORMAS)

KesehatanPemerintah Desa

(PEMDES)PemerintahKecamatan

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

Ibu tidak mempunyaikemampuan membuatkeputusan dan tidakpunya kemampuanmembagi tugasmerawat bayi dan anakkepada bapak

Ibu tidak tahubahwa ada orang-orang yang peduliterhadapnya

Ibu tidak tahu bahwa adapelayanan kesehatan gratis,ibu tidak dapatberkomunikasi denganorang-orang kesehatandengan baik dan benartentang kehamilan danmerawat bayi

Ibu tidak digayomioleh pemerintahdesa/kel, tidakdiikutkan dalamkegiatan desaterutama yangberhubungan denganKesehatan Ibu danAnak

Ibu merasa sendirianketika harusberhubungan dengankecamatan

Ibu tidak tahu bahwaia bersama ibu-ibuyang lain masukdalam targetpelayanan kesehatanibu dan anak

Ibu tidak tahubahwa ia bersamaibu-ibu yang lainmasuk dalamtarget pelayanankesehatan ibu dananak

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Secara keseluruhan kapasitas ibu dan bayi sebagai pemegang hak (klaim) terhadap pengemban tugas, masing-masing tidak memahami

dan melaksanakan hak dan kewajibannya misalnya dalam hal pelayanan kesehatan dan kesejahteraan, pemegang hak (kliam) kurang

memperhatikan dan tidak memanfaatkan hak kepada pengembang tugas. Sementara pengemban tugas ada sebagian yang kurang

bertanggung jawab atau tidak maksimal dalam melaksanakan tugasnya.

Page 15: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

87

Matriks 3Analisis Kesenjangan Kapasitas Keluarga dan Masyarakat sebagai Pemegang Hak

dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas dalam Kaitannya denganHak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PENGEMBANGTUGAS

KAPASITAS

IBU ORANG TUA (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

KESEHATAN PEMERINTAH DESAPEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

Kurang BertanggungJawab secara nonklinis terhadappelayanan KesehatanIbu dan Bayi

Kurang berwewenangdalam Memberikanpelayanan non klinis

Kurang dimotivasi dandifungsikan dalampelayanan KIA

Mendukung keputusanyang salah

Ibu tidak mampu atauberani menyampaikanpendapatnya

Kurang MendukungOrang tua

Tidak mampuketerlibatan laki-lakidalam menjaminKehamilan danpersalinan yang aman

Rendahnyapenghasilan.

Minimnya ketrampilandan kreatifitas untukmenangkap peluangusaha.

Dominasi suami dalampengambilan keputusan

Suami tidak mampuberkomunikasi denganbaik

Kurang Mendaptkanakses informasitentangbimbingan/konselingkeluarga danmasyarakatmengenai kesehatanibu dan anak.

Kurangmemanfaatkanfasilitas pelayanankesehatan Ibu danBayi.

Kurang ikutberpartisipasi dalamkegiatan kesehatan

Kurangnya tenagaahli kesehatan.

Kurang meratanyapersebaran tenagakesehatan.

Tidak mampumemberikaninformasi yangakurat

Mendukung danberpartisipasi dalamkegiatan Kesehatan ibudan bayi

Kurang Mendapatkaninformasi yang akurat.

Masih minimnyakepekaan aparat desaterhadap apa yangterjadi.

Kurang pengetahuan. Dana anggaran yang

tersedia minim. Tidak mampu

memberikan informasiyang akurat

Kurangmendapatkan prioritas

Mendapatkan informasiyang akurat.

Tidakmampumemberikaninformasiyang akurat

KurangMendapatkanmotivasi danfungsi dalampengambilankeputusan

KurangMendapatkaninformasi yangakurat.

Tidakmengenalwakilnya diDPRD

Tidakdilibatkan padasaat reses

Tidak mampumenungkapkanmasalahnya

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Berdasarkan Matriks 3. Terlihat bahwa cukup kesenjangan kapasitas keluarga dan masyarakat sebagai pemegang hak (klaim) terhadap

pengemban tugas, seperti yang terlihat pada matriks diatas, dimana keluarga dan masyarakat kurang peduli atau kurang berpartisipasi dalam

hal kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Page 16: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

88

Matriks 4Analisis Kesenjangan Kapasitas Posyandu sebagai Pemegang Hak dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya

kepada Pengemban Tugas dalam Kaitannya dengan Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PENGEMBANGTUGAS

KAPASITAS

IBU DAN BAYIORANG TUA

(BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGAS KESEHATANPEMERINTAH

DESAPEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

Masih kurangbertanggung jawabpelayanan kesehatanibu dan bayi

Tidak memberikaninformasi secara akuratmengenai pentingnyagizi dan kesehatan

-Tidak terjalinkomunikasi

Tidak bertanggungjawab terhadapKberadaan suami

Tidak memberikaninformasi secaraakurat mengenaipentingnya gizi dankesehatan

Tidak terjalinkomunikasi

Tidak adanyakoordinasidiantara keduabelah pihak

Tidak bermitra Tidak terjalinnya

komunikasi yangbaik dalam halpemberianpenyuluhan

Masih kurangnyakoordinasi dalampengaturan tugas danfungsi

Melibatkan posyandudalam pengumpulaninformasi dan data yangakurat.

Kurangnya ketersediaantenaga ahli kesehatan

- Masih ditemukan belum

sejalan tugas dan fungsi

Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASIRuang gerakmasih sangatdibatasi

Ruang gerakmasih sangatdibatasi

Tidak adanyakesempatan untukikut berkontribusi

Tidak adanyakesempatan untukikut berkontribusi

Untuk kesenjangan kapasitas posyandu sebagai pemegang hak (klaim) terhadap pengemban tugas, seperti yang terlihat pada matriks di

atas, dimana posyandu kurang mengembangkan diri karena pengembang tugas lemah dalam hal koordinasi, komuniasi, dan informasi

yang terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan posyandu dan permasalahannya.

Page 17: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

89

Matriks 5Matriks Kesenjangan Kapasitas Poskesdes/Polindes/Bidan Desa sebagai Pemegang Hak (Klaim) terhadap

Pengemban Tugas dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PENGEMBANTUGAS

KAPASITAS

IBU DAN BAYIORANG TUA

(BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAHDESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

Masih kurangbertanggung jawabpelayanankesehatan ibu danbayi

Tidak memberikaninformasi secaraakurat mengenaipentingnya gizi dankesehatan

Tidak sebandingdengan jumlahsasaran

Membuatrekomendasirujukan

Kurang terjalinkomunikas

Tidak bertanggungjawab terhadapKeberadaan suami

Tidak memberikaninformasi secaraakurat mengenaipentingnya gizi dankesehatan

Kurang tenagadisbanding denganjumlah sasaran

Membuatpersetujuan

Kurang terjalinkomunikasi

Tidak adanyakoordinasi diantarakedua belah pihak

Tidak bermitra tidak diberdayakan Tidak melibatkan

LSM Kurang terjalinnya

komunikasi yangbaik dalam halpemberianpenyuluhan

Masih kurangnyakoordinasi dalampengaturan tugasdan fungsi

Melibatkanposyandu dalampengumpulaninformasi dan datayang akurat.

Kurangnya tenagakesehatan (bidanPerdesa)

Membuat SuratTugas

Masih ditemukanbelum sejalan tugasdan fungsi

Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG

Wilayahkerjayang luas

Tidak cukup perdesa (Bidan Desa)

MelibatkanPemerintah Desa

Ruang gerakmasih sangatdibatasi

Ruang gerakmasih sangatdibatasi

Tidak adanyakesempatanuntuk ikutberkontribusi

Kualitaslayanan/kinerjayang kurangkarena saranyang kurangmemadai

Tidak adanyakesempatanuntuk ikutberkontribusi

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Untuk kesenjangan kapasitas poskesdes/polindes/bidan desa sebagai pemegang hak (klaim) terhadap pengemban tugas, seperti yang

terlihat pada matriks di atas, poskesdes/polindes/bidan desa telah memiliki pemahaman yang baik akan hak-hak yang harus didapatkan,

namun karena pengemban tugas baik sebagai sasaran pelayanan kesehatan ibu dan bayi maupun pengemban tugas lainnya, kurang

mendukung dalam pemenuhan hak akan pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang diberikan poskesdes/polindes/bidan desa.

Page 18: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

90

Matriks 6Analisis Kesenjangan Kapasitas Puskesmas sebagai Pemegang Hak (Klaim)

dalam rangka Menuntut Hak-Haknya kepada Pengemban Tugas dalam Kaitannya dengan Hak Ibu dan Bayiatas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PENGEMBANTUGAS

KAPASITAS

IBU DAN BAYIORANG TUA

(BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAH DESAPEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

Masih kurangbertanggung jawabpelayanan kesehatanibu dan bayi

Tidak bertanggungjawab terhadapKeberadaan suami

Tidak adanyakoordinasi diantarakedua belah pihak

Masih kurangnyakoordinasi dalampengaturan tugas danfungsi

Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG

Tidak memberikaninformasi secara akuratmengenai pentingnyagizi dan kesehatan

Tidak memberikaninformasi secara akuratmengenai pentingnyagizi dan kesehatan

Tidak bermitra

Melibatkan posyandudalam pengumpulaninformasi dan datayang akurat.

Wilayah kerja yangcukup luas sehingga tidaksemuanya bisa dijangkau

SUMBERDAYATidak sebandingdengan jumlah sasaran

Kurang tenagadisbanding denganjumlah sasaran

tidak diberdayakanKurangnya tenagakesehatan (bidanPerdesa)

Jumlah bidan desa Tidakcukup per desa an Desa)

PENGAMBILANKEPUTUSAN

Membuat rekomendasirujukan Membuat persetujuan Tidak melibatkan LSM Membuat Surat Tugas

Melibatkan PemerintahDesa

KOMUNIKASI

Kurang terjalinkomunikasi

Kurang terjalinkomunikasi

Kurang terjalinnyakomunikasi yang baikdalam hal pemberianpenyuluhan

Masih ditemukanbelum sejalan tugas danfungsi

Ruang gerak masihsangat dibatasi

Ruang gerakmasih sangatdibatasi

Tidak adanyakesempatan untukikut berkontribusi

Tidak adanyakesempatanuntuk ikutberkontribusi

Puskesmas sebagai pemengang hak (klaim) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan

bayi serta kepala keluarga sekaligus sebagai pemegang hak (klaim) kurang dapat ditindaklanjuti oleh ibu dan bapak sebagai satu

keluarga. Sementara itu pengemban tugas LSM, Petugas Kesehatan, Pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten serta DPRD kurang

mampu melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya untuk memenuhi hak (klaim Puskesmas) untuk memenuhi hak ibu dan bayi

atas kesehatan dan kesejahteraan.

Page 19: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

91

Matriks 7Analisis Kesenjangan Kapasitas Rumah Sakit sebagai Pemegang Hak dalam rangka Menuntut Hak-Haknya

kepada Pengemban Tugas dalam Kaitannya dengan Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PENGEMBANTUGAS

KAPASITAS

IBU ORANG TUA (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAHDESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

RSUD kurangbertanggung jawabkepada ibu-ibu yangmenginginkankeselamatan.

RSUD kadangsewenang-wenangkepada pengunjung iburawat jalan maupunrawat inap

RSUD kurang bertanggungjawab kepada kepalakeluarga yangmenginginkan keselamatan.

RSUD kadang tidakmemberikan penjelasankepada kepala keluargaterhadap ibu rawat jalanmaupun rawat inap

Tanggung jawabRSUD kurangmampu memberianpenjelasan

RSUD selalu tidakmau diintervensilebih jauh

RSUD kurangmemperdayakanpetugas kesehatandan kurangkomunikatif

RSUD kurangkomunikatifterhadap pemerintahDesa perihalpersyaratanadministrasi rujukan

RSUD kurangkomunikatifterhadappemerintahKecamatan perihalpersyaratanadministrasi rujukan

Kurang koordinasidan tindak lanjutkeluhan

Kurang koordinasidan tindak lanjutkeluhan

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Rumah sakit dalam hal ini Rumah Sakit Umum Polewali dalam kaitannya hak-haknya kepada pengembang tugas belum dijabarkan

secara maksimal, misalnya pada pengemban tugas ibu dan bapak masih kurang bertanggung jawab kepada pengunjung rawat jalan

maupun rawat inap dalam kaitannya haknya.

Page 20: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

92

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas Pengemban Tugas

Analisis kesenjangan kapasitas pengemban tugas yaitu komponen yang harus bertanggung jawab dalam masalah terpenuhinya

kesehatan dan kesejahteraan yaitu Ibu (sebagai Ibu Rumah Tangga), Orang Tua (sebagai kepala Keluarga), LSM dan atau Stakeholder,

Petugas Kesehatan sebagai provider (pemberi pelayanan kesehatan), Pemerintahan Desa/Kelurahan, Pemerintahan Kecamatan,

Pemerintahan Kabupaten diantaranya Bappeda dan Dinas Kesehatan serta DPRD, kepada pemegang hak (klaim) berikut disajikan pada

matriks sebagai berikut:

Matriks 8Kesenjangan Kapasitas Ibu sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak (Klaim) dalam Masalah

Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PEMEGANG HAK

KAPASITAS

Ibu dan bayi Keluarga dan masyarakat PosyanduPoskesdes/polindes/bidan

desaPuskesmas RSUD

TANGGUNGJAWAB

Ibu kurang mampumelaksanakan tugas sebagaiibu rumah tangga

Ibu kadang melaksanakankegiatan diluarwewenangnya,

kurang dapat mengambilkeputusan dalampemenuhan hak ibu danbayi

Ibu tidak mengantarbayi di Posyandu

Ibu tidak terlibat dalamkegiatan posyandu

Ibu tidak mengantar bayi

Ibu tidak terlibat dalamkegiatan poskesdes

Ibu tidak selalu kePuskesmas untukmemeriksaan diri danbayinya

Ibu tidak mampumenindak lanjuti arahan-arahan puskesmas

Ibu tidak siap diperiksa dandirawat di RUSD

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Matriks 8 di atas, memperlihatkan kesenjangan kapasitas ibu sebagai pengembang tugas terhadap pemegang hak (klaim) keluarga-

masyarakat, posyandu, poskesdes/polindes/bidan desa, puskesmas dan RSUD, bahwa ibu tidak mampu melaksanakan peran sebagai

ibu rumah tangga, tidak terlibat dalam kegiatan posyandu dan poskesdes serta tidak memanfaatkan pelayanan puskesmas dan Rumah

Sakit.

Page 21: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

93

Matriks 9Kesenjangan Kapasitas Bapak sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak dalam Masalah

Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PEMEGANG HAK

KAPASITAS

IBU DAN BAYIKELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDUPOSKESDES/POLINDE

S/BIDAN DESA PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Bapak kurang

bertanggung jawab

terhadap peran ibu

sebagai ibu rumah

tangga

Pengambil keputusan

sepenuhnya dilakukan

Bapak

Bapak dan ibu kurang

komunikatif

Bapak kurang terlibatdengan keluarga besar danmasyarakat disekitarnya.

Bapak tidak mempunyaiwewenang untuk ikut dalamkegiatan kemasyarakatan

Bapak tidak terlibatdalam kegiatanposyandu.

Tidak mengetahuipentingnya ibu dan anakterlibat dalam kegiatanposyandu

Bapak tidak terlibatdalam kegiatan poskesdes

Tidak mengetahuipentingnya ibu dan anakterlibat dalam kegiatanPoskesdes

Tidak masuk dalamkepengurusanPoskesdesa

Bapak tidak bersikapsebagai Suami SIAGA

Bapak tidak terlibatsebagai Suami SIAGA

Tidak terlibat dalamkeputusan-keputusanPuskesmas.

Bapak tidak tercata diRekam medicpuskesmas.

Bapak sebagai kepalaKeluarga tidakmampu membuatkeputusan gawatdarurat

Bapak tidakmempunyaikomunikasi yang baikdengan RSUD

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Matriks 9 di atas memperlihatkan bahwa, bapak sebagai pengemban tugas kurang mampu mengayomi ibu dan bayi, kurang teribat

dengan keluarga lain dan masyarakat disekitar dan tidak mengetahui peran yang sangat penting pada kegiatan-kegiatan di Posyandu,

Poskesdes/Polindes Bidan Desa, Puskesmas dan RSUD.

Page 22: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

94

Matriks 10Matrik Kesenjangan Kapasitas LSM/Stakeholders sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak

dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.

PEMEGANG HAK

KAPASITAS

IBU DAN BAYIKELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Masalah ibu belumdianggap sebagaimasalah yangmendesak diselesaikan(perspektif genderyang masih kurang)

Kurang melibatkan ibu(dari keluarga miskin)dalam kegiatan

Kurang melibatkankeluarga miskin dalamproses pengambilankeputusan di lingkunganmasyarakat

Tingkat Kepeduliansebagaian kelompokterhadap keluarga miskinyang kmasih kurang

Kurang memahamikebutuhan keluarga miskin(pemilik kepentingan)

Belum menjalinkerjasama dengankader posyandu

Kurang terjalinkomunikasi dengan baik

Kurang Integrasidan koordinasi

KurangKoordinasi danKomunikasi

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Matriks 10 di atas memperlihatkan LSM/Stakeholder sebagai pengemban tugas dalam memenuhi hak ibu dan bayi akan kesehatan dan

kesejahteraan Pemegang Hak belum terlalu dianggap penting atau masalah yang mendesak untuk peduli, melibatkan diri, menjalin kerja

sama, komunikasi dan koordinasi.

Page 23: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

95

Matriks 11Kesenjangan Kapasitas Petugas Kesehatan sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Hak

dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

PEM. KLAIM

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Tidak bisa menjangkausemua ibu dan bayi karenakondisi geografis danjumlah tenaga kesehatanyang sangat terbatas.

Data tentang ibu dan bayiyang tidak tersedia/tidakakurat

Tidak melibatkan ibu usiaproduktif khususnya darikeluarga miskin dalamproses pengambilankeputusan

Layanan kesehatan ke Ibudan bayi yang kurangmaksiml (kualitas layanan)karena keterbatasan fasilitas

Tidak bisamenjangkau semuakeluarga miskinkarena kondisigeografis

Data tentang keluargamiskin tidak akurat(by name and byaddress)

Tidak melibatkankeluarga miskin dalamproses pengambilankeputusan

Layanan kesehatan kekeluarga miskinkurang maksimal(kualitas layanan)

Koordinasi dankomunikasi dengankader kurangmaksimal

Kadang tidak hadirdalam kegiatanposyandu

Kadang tidak ada ditempat kerja (seringpulang kekampungnya/bukanwarga setempat)

Jumlah petugaskesehatan pada setiapPOSKEDES/POLINDES sangat terbatas(biasanya hanya 1orang)

Tidak memberikan dataIbu dan Bayi secaraakurat

Jarak desa denganpuskesmas yang jauhsehingga komunikasidan koordinasi kurangmaksimal

Kondisi jaringantransportasi yang kurangmemadai sehinggakomunikasi dankoordinasi kurangmaksimal

Jarak desa denganpuskesmas yangjauh sehinggakomunikasi dankoordinasi kurangmaksimal

Kondisi jaringantransportasi danKomunikasi yangkurang memadaisehinggakomunikasi dankoordinasi kurangmaksimal

Kesenjangan kapasitas petugas kesehatan sebagai pengemban tugas terlihat pada Matriks 11, dimana petugas kesehatan tidak mampu

menjangkau sasaran populasi ibu dan bayi, keluarga terutama keluarga miskin, serta kurang mampu berkoordinasi dengan posyandu.

Sementara tempat dimana mereka bekerja, Poskesdes, Puskesmas dan Rumah Sakit masih lemah dalam pengembangan diri.

Page 24: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

96

Matriks 12Kesenjangan Kapasitas Pemdes sebagai Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Hak dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi atas

Kesehatan dan Kesejahteraan

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Tidak bisamenjangkau semuaibu dan bayi karenakondisi geografis

Data tentang ibu danbayi yang tidaktersedia/tidak akurat

Tidak melibatkan ibuusia produktifkhususnya darikeluarga miskindalam prosespengambilankeputusan

Tidak bisamenjangkau semuakeluarga miskinkarena kondisigeografis

Data tentangkeluarga miskintidak akurat (byname and byaddress)

Tidak melibatkankeluarga miskindalam prosespengambilankeputusan

Tidak menyediakansarana posyanduyang memadai

Jumlah posyanduyang tersedia tidaksesuai dengankebutuhanmasyarakat (jumlahpenduduk dan luaswilayah/kondisigeografis)

Kurang melakukankoordinasi dengan baik

Dokumen perencanaandi tingkat desa tidakmemetakan kebutuhanterkait dengan saranadan prasaranaPOSKEDES/POLINDES

Tidak memberikan data Ibudan Bayi secara akurat

Jarak desa denganpuskesmas yang jauhsehingga komunikasi dankoordinasi kurang maksimal

Kondisi jaringantransportasi yang kurangmemadai sehinggakomunikasi dan koordinasikurang maksimal

Kurang memaksimalkanpotensi warga untukmenjadi warga siaga

Jarak desa denganRSUD yang jauhsehingga komunikasidan koordinasi kurangmaksimal

Kondisi jaringantransportasi dankomunikasi yangkurang memadaisehingga komunikasidan koordinasi kurangmaksimal

Kurangmemaksimalkanpotensi warga untukmenjadi warga siaga

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Kesenjangan kapasitas pemerintah desa terkait dengan kewajibannya sebagai pengemban tugas, terkendala oleh kondisi geografis dimana

jaringan transportasi terbatas, ketersediaan data yang belum akurat, serta belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Matriks 12 tersebut di atas.

Page 25: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

97

Matriks 13Matriks Kesenjangan Kapasitas Kecamatan sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan

Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Kecamatan tidakpunya data basetentang ibu dan bayi.

Kecamatan kurangmempunyai sumberdaya dalammemenuhi hak ibudan bayi

Kecamatan tidak punya database yang update tentangkeluarga dan masyarakat

Kurang mengkoordinirkeluarga dan masyarakat .

Kurang memaksimalkan(memberdayakan) potensikeluarga dan masyarakat

Tidak ada struktrukyang jelas tentangtentang tanggung jawabdan wewenangKecamatan tentangkeberadaan posyandu.

Hasil kegiatan posyandukurang ditindak lanjuti.

Tidak ada struktruk yangjelas tentang tentangtanggung jawab danwewenang Kecamatantentang keberadaanposkesdes.

Hasil kegiatan poskesdeskurang ditindak lanjuti ataukirang berkelanjutan

Tidak ada struktruk yang jelastentang tanggung jawab danwewenang antara kecamatan danpuskesmas terhadappembangunan kesehatankecamatan

Kecamatan kurang menindaklanjuti upayah-upaya yangdilakukan puskesmas

Kecamatan kurangkoordinasi denganRSUD

Kecamatan kurangmembangun hubunganyang jelas denganRSUD.

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Kapasitas yang dimiliki oleh kecamatan dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengemban tugas terkait dengan pemenuhan Hak Ibu dan

Bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan, memang masih ditemukan adanya kesenjangan dengan berbagai pihak dalam hal ini para pemegang

hak. Kesenjangan kapasitas yang dimilikinya yaitu ketersediaan data base, pelibatan pihak terkait yang belum maksimal, serta kejelasan

struktur terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan dengan Posyandu, Poskesdes dan Puskemas. Selain itu, juga belum terbangunnya

sistem komunikasi yang efektif dengan pihak RSUD.

Page 26: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

98

Matriks 14Kesenjangan Kapasitas Kabupaten (Pemda) sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu

dan Bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Tanggung jawab danwewenang pemda tidaksampai terjabarkankepada ibu dan bayi.

Aturan pemda tentangHak ibu dan bayi akankesehatan tidak sampai.

Tanggung jawab danwewenang pemda tidaksampai terjabarkan kepadakeluarga dan masyarakat

Aturan pemda tentang Hakibu dan bayi akankesehatan tidak sampai.

Pemda cenderung lebihmemberikan insentifKader dari padamemberdayakanposyandu.

Pemda tidak mengetahuihasil-hasil kegiatanposyandu

Pemda kurang menjadikanPoskesdes sebagai wadahmasyarakat untukmengembangkan kesehatandesa

Pemda kurangmenempatkan tugas dantanggung jawab puskesmasseperti hal Kecamatan yangmempunyai wilayah kerjayang sama

Pemda lambat dalammengembangkan RSUDyang peduli akan hal ibudan bayi.

Pemda kurangmenfasilitasi RSUDuntuk berhuhubungandengan Rumah Sakitlainnya. Danmasyarakatnya

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Kesenjangan kapasitas yang dimiliki oleh pemda dalam menjalankan kewajibannya terkait dengan Hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan

Kesejahteraan diantaranya persoalan tanggung jawab dan wewenang yang belum terjabarkan sampai dengan tingkat bawah. Selain itu,

pemda juga belum memaksimalkan fungsi dan peran kelembagaan di tingkat desa dalam menangani masalah ibu dan bayi. Kapasitas lainnya

lagi yaitu belum dikembangkannya secara optimal sarana dan prasarana layanan kesehatan ibu dan bayi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Matriks 15 di bawah ini:

Page 27: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

99

Matriks 15Kesenjangan Kapasitas DPRD sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak dalam Masalah Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi Atas

Kesehatan dan Kesejahteraan

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAt

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

DPRD kurangmemberikan porsiAnggaran yang layakuntuk ibu dan bayi

DPRD kurang mengawasidan menindaklanjutipermasalah kesehatan dankesejateraan ibu dan bayi

DPRD lambat membuataturan tentang kesehatandan kesejahteraan ibu danbayi

DPRD kurang memberikanporsi Anggaran yang layakpengembangan keluarga danmasyarakat

DPRD kurang mengawasidan menindaklanjutipermasalahan keluarga.

DPRD lambat membuataturan tentang keluarga yangpeduli terhadap gizi dankesehatan

DPRD tidakmemberikan porsianggaran untukkemandirian Posyandu.

DPRD tidakmengetahui hasil-hasilkegiatan posyandu

DPRD kurang menjadiPoskesdes sebagai wadahmasyarakat untukmengembangkan kesehatandesa dan sumber informasipengawasan, penganggarandan legislasi.

DPRD kurang menempatkantugas dan tanggung jawabpuskesmas seperti halKecamatan yang mempunyaiwilayah kerja yang samadalam aturan ligislatif,anggaran dan pengawasanyang dibuat.

DPRD lambat dalammendukung RSUDyang peduli akan halibu dan bayi.

kurang menfasilitasiRSUD untukberhuhubungandengan Rumah Sakitlainnya. Danmasyarakatnyasebagai bagian darifungsipengawasannya.

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Adapun kesenjangan kapsitas yang dimiliki oleh DPRD lebih banyak pada faktor kemampuan mereka dalam mendorong alokasi anggaran

yang lebih berpihak pada kebutuhan ibu dan bayi terkait dengan hak kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu hak pengawasan

mereka juga belum dijalankan secara optimal. Hal ini dapat dilihat secara jelas pada Matriks 16 di bawah ini:

Page 28: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

100

Analisis Pola Peran Masalah Perbaikan GiziMatriks 16

Telaah Pola Peran antara Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak untuk Masalahbelum Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANGKLAIM

PENGEMBANGTUGAS

BALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

ORTU (IBU)Merawat (memberi susu, makan, dll)anak

Membawa anaknya ke posyandusecara rutin

Pemeriksaan kesehatanBantuan tenaga kesehatan danPMT

ORTU (BAPAK)Suami siaga, perhatian dan kasihsaying

Memenuhi kebutuhan Suami siagaMengantar (kordinasi dankomunikasi)

LSM/STAKEHOLDERS Bantuan PMT Pendampingan Advokasi Advokasi Intervensi dan monev

PETUGAS KESEHATAN Memberi layanan gizi Konseling Memberi layanan Merujuk Member I laporan 24 jam

PEM. DES Bantua PMT Mendistribusikan raskinMenfasilitasi dan Mengembangkanposyandu

Adminitrasi dan kordinasi tiapbulan

Memberi laporan 24 jam

PEM. KECAMATANMenjamin terlaksananya status gizibalita

Menfasilitasi Penyedia data Penyedia data

PEMKAB(BAPPEDA/DINKES)

Mengalokasikan anggaran sesuaidengan masalah yang ada di lapangan

Mengalokasikan anggaran sesuaidengan masalah yang ada dilapangan

Merumuskan Kebijakan /keputusan aturan

DPRDMendorong Alokasi Anggaranuntuk penanganan gizi

Dari Matriks 16 terlihat bahwa yang termasuk sebagai pemegang hak akan hak anak atas perbaikan gizi yaitu:a. Balitab. Keluargac. Posyandud. Puskesmase. Dinas KesehatanSedangkan yang termasuk pengemban tugas yaitu:a. Orang tua (Ibu)b. Orang Tua (Bapak)c. LSM/Stakeholderd. Petugas Kesehatane. Pemerintah Desaf. Pemerintah Kecamatang. Pemerintah Kabupatenh. DPRD

Page 29: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

101

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemegang Hak

Matriks 17Analisis Kesenjangan Kapasitas Keluarga sebagai Pemegang Hak dalam rangka Kaitannya Hak-Haknya kepada Pengemban Tugas dalam

Kaitannya dengan Hak Anak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANGTUGAS

KAPASITAS

ORANG TUA (IBU) ORANG TUA (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

TENAGAKESEHATAN

PEMERINTAH DESAPEMERINTAH

KECAMATANPEMKAB

(BAPPEDA/DINKES)

DPRD

TANGGUNGJAWAB

Tidak membantu danmemberikan waktu yanglebih banyak dalammengurus rumah tangga.

Tidak memimpin ,memperhatikan danmenjamin pemenuhankebutuhan hidup keluarga

Tidak terlibat dalamkegiatan LSM

Tidak mampumengakses informasitentang kegiatan LSMyang terkait upayaperbaikan gizi

Tidak mampumemberikaninformasi yangakurat

Kurang berpartisipasiaktif dalam kegiatan ditingkat desa

Tidak mendapatkanundangan atauinformasi dari desa

Tidak mampumemberikan informasiyang akurat

Tidak mampumemberikaninformasi yangakurat

Tidak mampumengkomunikasikanmasalah keluarganya

Tidak memberikaninformasi yangakurat

Tidak menmgenalwakilnya di DPRD

Tidak mampumenkomunikasikanmasalah keluarganyake lembagaleguislatif

WEWENANG

Tidak menyajikan asupanmakanan yang bergizi.Memperhatikan kesehatandan tumbuh kembanganak.

Tidak memberikan nafkahyang mencukupikebutuhan hidup minimal.

SUMBERDAYA

Pengetahuan yangterbatas.Waktu untukmemperhatikan keluargatidak cukup karena harusbekerja

Rendahnya penghasilan.Minimnya ketrampilandan kreatifitas untukmenangkap peluangusaha.

PENGAMBILANKEPUTUSAN

Istri diabaikan dalammengambil keputusankeluarga

Dominasi suami dalampengambilan keputusan

KOMUNIKASIIstri tidak mampu atauberani menyampaikanpendapatnya

Suami tidak mampuberkomunikasi denganbaik

Dari Matriks 17 kapasitas yang dimiliki oleh keluarga sebagai pemegang kalim dalam kaitannya hak-haknya, lebih banyak disebabkan oleh

faktor pengetahuan, kemampuan komunikasi, dan kemampuan mengakses kegiatan ataupun informasi yang terkait dengan upaya pemenuhan

gizi bagi anak-anaknya.

Page 30: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

102

Matriks 18

Analisis Kesenjangan Kapasitas Posyandu sebagai Pemegang Hak terhadap Pengemban Tugas dalamMasalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PosyanduPENGEMBAN

TUGAS

KAPASITAS

ORANG TUA(IBU)

ORANG TUA(BAPAK)

STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAH

DESA

PEMERINTAH

KECAMATANPEMKAB

(BAPPEDA/DINKES)

DPRD

TANGGUNG JAWAB

Tidak memberikaninformasi secaraakurat mengenaipentingnya gizi

Tidak memberikaninformasi secaraakurat mengenaipentingnya gizi

Tidak adanyakoordinasi diantarakedua belah pihak

Masih kurangnyakoordinasi dalampengaturan tugas danfungsi

Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG - - -Kurang dilibatkandalam pengumpulaninformasi dan data.

- - - -

SUMBERDAYA - - - - -

Alokasi anggaranyang minim untukoperasionalposyandu

Mengalokasikananggaran sesuai denganmasalah yang ada dilapangan

PENGAMBILANKEPUTUSAN

-- - - - - - -

KOMUNIKASITidak terjalinkomunikasi

Tidak terjalinkomunikasi

Tidak terjalinnyakomunikasi yangbaik dalam halpemberianpenyuluhan

Masih ditemukanbelum sejalan tugas danfungsi

Ruang gerakmasih sangatdibatasi

Ruang gerakmasih sangatdibatasi

Tidak adanyakesempatan untukikut berkontribusi

Tidak adanya kesempatanuntuk ikut berkontribusi

Dari Matriks 18 kelihatan bahwa kesenjangan kapsitas Posyandu sebagai Pemegang Hak terhadap pengemban tugas, lebih banyak pada

kapasitas yang terkait dengan kemampuan memberikan informasi, koordinasi yang kurang, partispasi dalam pengumpulan informasi,

kemampuan komunikasi, serta masih minimnya alokasi anggaran untuk pengoperasional posyandu, khususnya bagi kader.

.

Page 31: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

103

Matriks 19

Analisis Kesenjangan Kapasitas Puskesmas sebagai Pemegang Hak dalam rangka Menuntut Hak-Haknya kepada Pengemban Tugas dalamKaitannya dengan Hak Anak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANGTUGAS

KAPASITAS

ORANG TUA (IBU) ORANG TUA (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAH DESAPEMERINTAH

KECAMATANPEMKAB

(BAPPEDA/DINKES)

DPRD

TANGGUNGJAWAB

Tidak mampumemberikanpenyadaran kesehatanseluruh ibu dan Tidakmampu menjangkauseluruh ibu d wilayahnya. Karena kurangsumber dayakesehatan, danmenganggap ibu tidakmempunyaikesadaran

Tidak mampumemberikan penyadaranseluruh Kepala Keluargadan Tidak mampumenjangkau danmenggerakan seluruhkepala keluarga di wilayahnya karena terbatasnyasumber daya

Tidak mampumenjalin kemitraanyang berkelanjutan,tidak merasaberwewenangan dankurang koordinasiserta keputusan yangdibuat berbeda.

Puskesmas tidakmampu menciptakanbudaya kerja yangbaik dan benar

Puskesmas tidak dapatberbagi tanggungjawab dan tidakberwewenang terhadapperan pemdes terhadapupaya perbaikan gizi

Tidakjelaspembagiantugas dan wewenangdalam pembangunankesehatan kecamatan

Tidak mampumelaksanakan tugassecara mandirikarena sebagainditangani olehkabupaten,

Tidak mampumelaksanakan tugassecara utuh karenaketiadaan aturanyang tegas.WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Berdasarkan Matriks 19 kesenjangan kapasitas Puskesmas sebagai pemegang hak terhadap pengemban tugas dalam kaitannya dengan

pemenuhan hak anak atas gizi, dapat dilihat dalam hal wilayah yang cukup luas, kemampuan pihak puskesmas dalam memberikan

penyadaran bagi warga khususnya kepada pihak orang tua, kemampuan membangun kemitraan yang masih terbatas, serta kinerja yang

belum optimal.

Page 32: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

104

Matriks 20

Analisis Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan sebagai Pemegang Hak dalam rangka Kaitannya Hak-Haknya kepada Pengemban Tugasdalam Kaitannya dengan Hak Anak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANGTUGAS

KAPASITAS

ORANG TUA (IBU)ORANG TUA

(BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAH DESAPEMERINTAH

KECAMATANPEMKAB

(BAPPEDA/DINKES)

DPRD

TANGGUNGJAWAB

Tidak mampumenyediakan data riiljumlah ibu, kurangsumber daya dalamkomunikasi dalamupaya peningkatanpendidikan gizi ibu

Tidak mampumenyediakan datajumlah kepala keluargadan tercatat dalam database kesehatan dalamupaya peningkatankeluarga sadar gizi

Pembagian peran yangbelum baik, koordinasiyang tidak maksimaluntuk mempercepatupaya-upaya perbaikangizi

Kurangpemantanpan sistempembangunankesehatan danperbaikan giziterutama sistemkewaspadaan pangandan gizi

Tidak mampu menjadipemerintah desasebagai bagaian darikomponenpembangunankesehatan dan gizitingkat desa

Tidak mampu menjadipemerintah Kecamatansebagai bagaian darikomponenpembangunankesehatan danperbaikan gizi tingkatKecamatan

Kurang menajlinkerja samahorizontal dalammempercepat upayaperbaikan gizi

Kurang menajlinkerja samahorizontal dalammempercepat upayaperbaikan gizi

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari Matriks 20 kesenjangan kapasitas Dinas Kesehatan sebagai pemegang hak dalam rangka kaitannya hak-haknya kepada pengemban

tugas dalam kaitannya dengan hak anak atas perbaikan gizi, dapat dilihat dari aspek kemampuan menyediakan data, pola kemitraan yang

belum optimal dengan pihak luar, kemampuan kerjasama secara horizontal dan perumusan perencanaan pembangunan yang belum optimal.

Page 33: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

105

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas Pengemban Tugas

Matriks 21Analisis Kesenjangan Kapasitas Ibu sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak

dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABIbu tidak mampu melihat gangguantumbuh kembang balita, dan tidakmerasa berwewenang untukmelaporkan kepada pihak-pihaktertentu

Ibu tidak mampu kaitannyakeluarga dalam pemenuhangizi anak

Ibu tidak sadar bahwaposyandu dapat menjadikananak sehat

Ibu tidak mempunyaikemampuan bahwa ia adalahsasaran puskesmas dalampendidikan gizi

Ibu tidak mempunyai kemampuanmelaporkan sebagai bagian daridata riil perbaikan gizi.

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari matriks 21 terlihat bahwa kemampuan ibu dalam kaitannya haknya memang masih merupakan hal yang perlu diperhatikan. Selain itu

pengetahuan yang rendah dan kemampuan mengakses pusat layanan apalagi instansi di tingkat kabupaten, masih merupakan kendala dalam

pemenuhan hak anak atas perbaikan gizi.

Page 34: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

106

Matriks 22

Analisis Kesenjangan Kapasitas Bapak sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang HakDalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABBapak tidak mampu melihatgangguan tumbuh kembangbalita, dan tidak merasaberwewenang untuk melaporkankepada pihak-pihak tertentu

Bapak tidak mampu kaitannyakeluarganya yang lain dalampemenuhan gizi anak

Bapak tidak sadar bahwaposyandu dapat menjadikan anaksehat dan kaitannya bahwaposyandu harus memperhatikanupaya perbaikan gizi

Bapak tidak mempunyaikemampuan bahwa ia adalahsasaran kepala keluargadalam kegiatan gizipuskesmas

Bapak tidak mempunyaikemampuan melaporkan iaadalah kepala keluarga bagiandari data riil perbaikan gizi.WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari Matriks 21 Kesenjangan kapasitas yang dimiliki oleh bapak sebagai pengemban tugas dalam memenuhi hak anak atas gizi yang baik

diantaranya pengetahuan dan kepedulian terhadap anak yang kurang. Selain itu, juga dipengaruhi oleh faktor kemampuan dalam kaitannya

dengan keluarganya yang lain. Hal ini juga karena belum menyadari manfaat posyandu, serta kemampuan dalam menyampaikan informasi

ke instansi terkait yang masih terbatas.

Page 35: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

107

Matriks 23Analisis Kesenjangan Kapasitas LSM/Stakeholders sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak

dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWAB Balita Tidak diintervensi Tidak adanya pendampingan Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

WEWENANG Tidak memberikan bantuan Tidak adanya pendampingan Tidak adanya penguatan kapasitas Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

SUMBERDAYA Tidak adanya survey lapangan Tidak adanya pendampingan Tidak adanya pendampingan Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

PENGAMBILANKEPUTUSAN

- - - - Tidak adanya advokasi

KOMUNIKASI -Tidak adanya kon seling danpenyuluhan

Tidak adanya pendampinganTidak adanya penguataninformasi

Tidak adanya kordinasi dankomunikasi

Dari Matriks 23 beberapa kesenjangan kapasitas LSM/Stakeholder dalam memenuhi kewajibannya untuk pemenuhan hak anak atas

perbaikan gizi yaitu:

a. Orientasi program yang belum mengintervensi balita

b. Ketersediaan data yang valid, karena tidak adanya survey lapangan

c. Belum melakukan pendampingan yang intens

d. Belum adanya strategi advokasi yang fokus pada isu ini.

e. Belum terjalinnya koordinasi dan komunikasi yang efelktif dengan instansi terkait.

Page 36: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

108

Matriks 24

Analisis Kesenjangan Kapasitas Petugas Kesehatan sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hakdalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABTidak semua balita menjadi binaangizi, tidak mengetahui kejadian gizikurang dan buruk.

Tidak semua keluarga menjadisasaran keluarga sadar gizi. Dantidak mengetahui ada keluargayang tidak mampu memenuhikebutuhan gizi balitanya

Petugas tidak mampu mengkoordinirkebutuhan posyandu dalam upayamemenuhi upaya perbaikan gizibalita dan ibu hamil

Petugas tidak mampumenindak lanjuti kebutuhangizi sasaran diwilayahpuskesmas

Petugas tidak mampumenindak lanjuti kebutuhangizi sasaran diwilayahpuskesmasWEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Kapasitas petugas kesehatan dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengemban tugas memang masih menemui berbagai kendala.

Diantaranya belum semua balita dan keluarga menjadi binaan gizi atau sasaran keluarga sadar gizi. Selain itu, luas wilayah juga menjadi

penghambat pelaksanaan tanggung jawab ini, karena luasnya wilayah sasaran dan susah dijangkau.

Selanjutnya mengenai kesenjangan kapasitas Pemerintah Desa sebagai pengemban tugas dapat dilihat pada Matriks 25 di bawah ini:

Page 37: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

109

Matriks 25Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Desa sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hak

dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANG HAK

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWAB Tidak adanya intervensi Tidak adanya pendampingan Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

WEWENANG Tidak memberikan bantuan Tidak adanya pendampingan Tidak adanya penguatan kapasitas Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

SUMBERDAYA Tidak adanya survey lapangan Tidak adanya pendampingan Tidak adanya pendampingan Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi

PENGAMBILANKEPUTUSAN

- - - - Tidak adanya advokasi

KOMUNIKASI -Tidak adanya kon seling danpenyuluhan

Tidak adanya pendampinganTidak adanya penguataninformasi

Tidak adanya kordinasi dankomunikasi

Dari Matriks 25 di atas, terlihat bahwa kesenjangan kapasitas pemerintah desa terhadap para pemegang hak diantaranya tidak adanya

intervensi dan survey lapangan terhadap balita. Selain itu masalah pendampingan dan koordinasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi

sehingga pemerintah desa tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam kaitannya dengan hak anak atas perbaikan gizi.

Page 38: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

110

Matriks 26

Analisis Kesenjangan Kapasitas Kecamatan sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hakdalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWAB Kecamatan tidak menyadaribahwa balita berhak dipenuhikebutuhan gizinya

Kecamatan tidak menyadaribahwa masih ada keluarga yangtidak terpenuhi kebutuhanpangan dan gizinya

Kecamatan tidak menyadaibahwa posyandu bukan milikKesehatan

Kecamatan tidak menyadaribahwa tanggung jawabPuskesmas adalah seluruhwilayah kecamatan

Kecamatan tidak menyadaribahwa upaya perbaikan giziadalah tanggung jawabnyaWEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari Matriks 26 terlihat bahwa pihak kecamatan sebagai pengemban tugas belum memiliki kesadaran dan menjadikan posyandu sebagai

kelembagaan yang penting dalam mewujudkan gizi yang lebih baik bagi anak.

Page 39: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

111

Matriks 27

Analisis Kesenjangan Kapasitas Kabupaten sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hakdalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABPemkab tidak menyadari bahwamemenuhi kebutuhan gizi anakadalah investasi masa depan. Kurangmampu menggerakan masyarakatuntuk peduli terhadap gizi balita

Pemkab kurang memperhatikankeluarga yang kurang pangandan gizi, terutama yang tidakterdata.

Pemkab lebihmementingkan insentifkader posyandu dari padamemandirikan posyandu

Pemkab belum mampumemberikan anggaran gizipuskesmas untukkeseluruhan sasaran gizi.

Pemkab belum sepenuhnyamenanggung kebutuhan paketgizi buruk dan kurang padakeluarga tidak mampuWEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari Matriks 27 kesenjangan kapasitas kabupaten sebagai pengemban tugas terhadap pemegang hak dalam masalah terpenuhinya hak anak

atas perbaikan gizi diantaranya adalah belum menyadari akan pentingnya kebutuhan gizi bagi anak. Hal ini juga karena ketersediaan alokasi

anggaran yang belum memadai serta dukungan pembangunan posyandu yang memadai juga masih merupakan kendala.

Page 40: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

112

Matriks 28

Analisis Kesenjangan Kapasitas DPRD sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Hakdalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak atas Perbaikan Gizi.

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABDPRD belum menetapkanperaturan daerah tentangperlindungan pada balita yangmengalami gizi buruk, kurangmenganggap anak sebagai generasipenerus cita-cita bangsa.

DPRD kurang peduli terhadappemberdayan keluarga mandirisadar gizi, Kurang mengetahuikeluarga mempunyai tugasyang besar untuk memenuhigizi anak.

DPRD kurangmengarahkan Posyanduuntuk mandiri, lebihmementingkan insentifkader, dari pada insentifposyandu.

wilayah kerja program gizi dankesehatan Puskesmas seluruhdesa/kel kurang ditanggapisebagai tanggung jawab yangbesar

DPRD kurang mendukungkebutuhan paket gizi buruk dankurang pada keluarga tidakmampu sebagai dana rutin yangsetiap saat dapat digunakan.WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Bagi DPRD, kapasitas yang masih kurang terkait dengan upaya pemenuhak hak anak atas perbaikan gizi adalah belum adanya peraturan

daerah yang ditetapkan terkait dengan perlindungan pada balita yang mengalami gizi buruk. Selain itu belum optimalnya upaya mereka

dalam mendorong kebijakan anggaran yang berkelanjutan untuk program gizi. Lebih jelasnya kesenjangan kapsitas DPRD ini, dapat dilihat

pada Matriks 28.

Page 41: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

113

C. Tindakan atau Aksi Kunci

1 Identifikasi Aksi-Aksi Utama (Peningkatan Kesehatan Ibu dan bayi)

Identifikasi aksi-aksi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemegang hak untuk kaitannya haknya dan usulan aksi bertujuan

untuk meningkatkan kapasitas pengembang tugas dalam rangka menjalankan tugasnya memenuhi hak tersebut.

Matriks 29Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Ibu dan Bayi (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PENGEMBAN

TUGAS

KAPASITAS

IBUORANG TUA

(BAPAK)

STAKEHOLDERS

(LSM / ORMAS)PETUGAS

KESEHATANPEMERINTAH DESA PEMERINTAH

KECAMATAN

PEMKAB

(BAPPEDA/

DINKES)

DPRD

TANGGUNG

JAWAB

- Memotivasi ibu agar

mempunyai

kemampuan

membuat keputusan.

membagi tugas

merawat bayi dan

anak kepada bapak

Memberi tahukan

kepada ibu bahwa

ada orang-orang

yang peduli

terhadapnya

Memberikan

pelayanan kesehatan

gratis,

Mengkomunikasikan

dengan orang-orang

kesehatan dengan baik

dan benar tentang

kehamilan dan

merawat bayi

Ibudigayomi oleh

pemerintah desa/kel,

diikutkan dalam

kegiatan desa

terutama yang

berhubungan dengan

Kesehatan Ibu dan

Anak

Mendampingi dan

menfasilitasi dengan

baik kepada Ibu

ketika harus

berhubungan dengan

kecamatan

Memberitahukan

kepada Ibu bahwa

ia bersama ibu-ibu

yang lain masuk

dalam target

pelayanan

kesehatan ibu dan

anak

Penyediaan

alokasi anggaran

yang memadaiWEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Agar hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan dapat terpenuhi maka usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas ibu danbayi dalam kaitannya dengan haknya kepada para pengemban tugas, adalah:a. Para bapak (suami) diharapkan agar memotivasi ibu (istrinya) supaya berani mengambil keputusan. Selain itu juga harus membagi

pekerjaan di dalam rumah tangga. Jadi pekerjaan rumah tangga bukan hanya beban istri.b. Pihak LSM/Stakeholder diharapkan dapat memberikan informasi kepada ibu akan perhatian pihak lain dalam mengatasi masalah gizi

burukc. Bagi petugas kesehatan, diharapkan memberikan pelayanan yang memadai, dan menjalin komunikasi terkait dengan masalah kehamilan

dan merawat bayi.d. Bagi pemerintah desa sampai dengan kabupaten, yang terpenting adalah bagaimana para ibu dan bayinya diberikan pelayanan yang

memadai, termasuk dalam hal akses informasi.e. Bagi DPRD, adalah mendorong pengalokasian anggaran yang dapat menjamin keberlanjutan program penanganan gizi bagi ibu dan

bayinya.

Page 42: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

114

Matriks 30Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Keluarga dan Masyarakat (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PENGEMBANTUGAS

KAPASITASIBU ORANG TUA (BAPAK)

STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

KESEHATAN PEMERINTAH DESAPEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

Memberikantanggung Jawabsecara non klinisterhadap pelayananKesehatan Ibu danBayi

Memberikan dukungan kepadaOrang tua/kepala keluarga

Mendaptkanbimbingan/konselingkeluarga danmasyarakat mengenaikesehatan ibu dan anak.

Mendukung danmemanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatanIbu dan Bayi.

Mendukung danberpartisipasi dalamkegiatan Kesehatan ibu danbayi

mendapatkanprioritas

Mendapatkanmotivasi danfungsi dalampengambilankeputusan

Bertanggungjawab untukmenyampaikaaspirasi.

WEWENANGBerwewenang dalamMemberikanpelayanan non klinis

Mengajak keterlibatan priadalam menjamin Kehamilandan persalinan yang aman

Advokasi danpenyuluhan.

ikut berpartisipasidalam kegiatankesehatan

Memberikan informasiyang akurat.

Memberikaninformasi yangakurat.

Memberikaninformasi yangakurat.

Memberikaninformasi yangakurat.

SUMBERDAYA

dimotivasi dandifungsikan dalampelayanan KIA

Memaksimalkan penghasilan.Memaksimalkan ketrampilandan kreatifitas untukmenangkap peluang usaha.

Memperluas ruanggerak LSM.Memberikan dana.

Menyiapkan tenagaahli kesehatan.Menata persebarantenaga kesehatan.

Meningkatkan kepekaanaparat desa terhadap apayang terjadi.Memberikan pengetahuan.Memaksimalkan Danaanggaran yang tersedia

PENGAMBILANKEPUTUSAN

Mendukungkeputusan yangbenar

Mengurangi dominasi suamidalam pengambilan keputusan

- - -

KOMUNIKASI

Meningaktkankemampuan ibu atauberanimenyampaikanpendapatnya

Meningakatkan kemampuanberkomunikasi dengan baik

-memberikan informasiyang akurat

memberikan informasi yangakurat

memberikaninformasi yangakurat

- -

Untuk mengurangi kesenjangan kapasitas keluarga dan masyarakat dalam kaitan haknya terkait dengan hak anak atas gizi, maka beberapa

usulan aksi kunci yang dirumuskan sebagai berikut:

a. Meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri para ibu dan bapak, agar mampu melaksanakan tanggung jawab dan kewenangannya

serta dapat berkomunikasi terkait dengan masalah yang mereka hadapi ke pihak terkait.

b. Mendorong kesetaraan gender dalam lingkungan rumah tangga, untuk mengurangi dominasi suami

c. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai.

Page 43: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

115

Matriks 31Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Posyandu (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PENGEMBAN

TUGAS

KAPASITAS

IBU DAN BAYIORANG TUA

(BAPAK)

STAKEHOLDERS

(LSM / ORMAS)

PETUGAS

KESEHATAN

PEMERINTAH

DESA

PEMERINTAH

KECAMATAN

PEMKAB

(BAPPEDA/

DINKES)

DPRD

TANGGUNG

JAWAB

bertanggung jawab dalam

pelayanan kesehatan ibu dan

bayi

bertanggung jawab

terhadap Keberadaan

suami

Melaksanakan kegiatan

koordinasi diantara kedua

belah pihak

Menjalin koordinasi

dalam pengaturan tugas

dan fungsi

Melaksanakan kegiatan koordinasi antara kedua pihak secara rutin

WEWENANG

memberikan informasi

secara akurat mengenai

pentingnya gizi dan

kesehatan

memberikan

informasi secara

akurat mengenai

pentingnya gizi dan

kesehatan

Membuat kermitraan

Melibatkan posyandu

dalam pengumpulan

informasi dan data

yang akurat.

SUMBERDAYAMenyediakan tenaga

ahli kesehatan

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

KOMUNIKASI Menjalin komunikasiSelalu menjalin

komunikasi

Menjalin komunikasi

yang baik dalam hal

pemberian penyuluhan

Melakukan pembagian

tugas dan fungsi yang

baik dan benar

Memperluas ruang

gerak

Memperluas ruang

gerak

Mempunyai

kesempatan untuk

ikut berkontribusi

Mempunyai

kesempatan

untuk ikut

berkontribusi

Aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas posyandu dalam kaitannya haknya atas hak kesehatan bagi ibu dan bayi dengan

pengemban tugas dapat dilihat pada Matriks 31.

Beberapa usulan aksi diantaranya:

a. Menjalankan tanggung jawab dan memberikan informasi yang akurat kepada ibu.

b. Melakukan koordinasi dan menjalin komunikasi secara efektif dengan pihak terkait

c. Pemerintah menfasilitasi pengadaan tenaga ahli pada setiap waktu pelayanan posyandu.

Page 44: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

116

Matriks 32Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Poskesdes/Polindes/Bidan Desa (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PENGEMBANTUGAS

KAPASITAS

IBU DAN BAYIORANG TUA

(BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAHDESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNG JAWAB

bertanggung jawabpelayanan kesehatanibu dan bayi

memberikan informasisecara akuratmengenai pentingnyagizi dan kesehatan

Membuat data riilsasaran

Membuat rekomendasirujukan

terjalin komunikasiyang baik dan benar

bertanggung jawabterhadap Keberadaansuami

memberikaninformasi secaraakurat mengenaipentingnya gizi dankesehatan

menyediakan tenagasesuai kebutuhansasaran

Membuatpersetujuan

terjalin komunikasiyang baik dan benar

koordinasi diantarakedua belah pihak

bermitra diberdayakan melibatkan LSM terjalinnya

komunikasi yangbaik dalam halpemberianpenyuluhan

koordinasi dalampengaturan tugas danfungsi

Melibatkan posyandudalam pengumpulaninformasi dan datayang akurat.

Menyediakan tenagakesehatan (bidanPerdesa)

Membuat Surat Tugas Menselaraskan tugas

dan fungsi

Melaksanakan kegiatan koordinasi antara kedua pihak secara rutin

WEWENANG Aktif menjangkau

Wilayah kerjayang luas

Menyediakan perdesa (Bidan Desa)

MelibatkanPemerintah Desa

Memperluasruang gerak

Kewenangansama denganKecamatan

Bagian integraldari kecamatan

MembuatBahan untukkoordinasi

Memperluasruang gerak

Melaksanakankebijakan

Bersempatanuntuk ikutberkontribusi

MenjaminKualitaslayanan/kinerjayang baik

Melaksanakanaturan perda

adanyakesempatanuntuk ikutberkontribusi

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas poskesdes/polindes/bidan desa, hampir sama dengan posyandu. Meskipun

demikian terdapat tambahan usulan aksi yaitu perlu diadakan data riil sasaran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Matriks 33.

Page 45: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

117

Matriks 33Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Puskesmas (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak atas Kesehatan dan Kesejateraan Ibu dan Bayi

PENGEMBANTUGAS

KAPASITAS

IBU DAN BAYI ORTU (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAH DESAPEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

bertanggung jawabpelayanan kesehatan ibudan bayi

bertanggung jawabterhadap Keberadaansuami

Melakukan kegiatankoordinasi diantarakedua belah pihak

Melakukan koordinasidalam pengaturan tugasdan fungsi

Melaksanakan kegiatan koordinasi antara kedua pihak secara rutin

WEWENANG

memberikan informasisecara akurat mengenaipentingnya gizi dankesehatan

memberikan informasisecara akurat mengenaipentingnya gizi dankesehatan

Bermitra

Melibatkan posyandudalam pengumpulaninformasi dan data yangakurat.

Menjangkau seluruhWilayah kerja

MemberikanKewenangan samadengan Kecamatan

Melaksanakankebijakan

Melaksanakanaturan perda

SUMBERDAYAMembuat data riil sasaranibu dan bayi

Membuat data riilsasaran KepalaKeluarga

DiberdayakanMnyediakan tenagakesehatan (bidan Perdesa)

Mengusulkan bidandesa pada semua desa

Bagian integral darikecamatan

- -

PENGAMBILANKEPUTUSAN

Membuat rekomendasirujukan Membuat persetujuan melibatkan LSM Membuat Surat Tugas

Melibatkan PemerintahDesa

Membuat Bahanuntuk koordinasi

- -

KOMUNIKASI

Menjalin komunikasiyang baik dan benar

Menjalin komunikasiyang baik dan benar

Menjalin komunikasiyang baik dalam halpemberian penyuluhan

Pembagian tugas danfungsi yang baik danbenar

Memperluas ruanggerak

Memperluas ruanggerak

ikut berkontribusiikutberkontribusi

Pengadaan data riil, informasi yang akurat, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai masih merupakan pilihan usulan aksi kunci

agar pemenuhan Hak Atas Kesehatan dan Kesejateraan ibu dan Bayi dapat diwujudkan. Adapun usulan aksi kunci yang lebih terinci dapat

dilihat pada Matriks 34.

Page 46: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

118

Matriks 34Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Rumah Sakit (Pemegang Hak)

dalam kaitannya hak Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PENGEMBAN

TUGAS

KAPASITAS

IBU ORANG TUA (BAPAK)STAKEHOLDERS

(LSM / ORMAS)PETUGAS

KESEHATANPEMERINTAH DESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB

(BAPPEDA/

DINKES)

DPRD

TANGGUNG

JAWABRSUD bertanggung jawab

kepada ibu-ibu yang

menginginkan

keselamatan.

RSUD mmberikan

wewenang kepada

pengunjung ibu rawat

jalan maupun rawat inap

secara baik

RSUD bertanggung

jawab kepada kepala

keluarga yang

menginginkan

keselamatan.

RSUD dapat memberikan

penjelasan kepada kepala

keluarga terhadap ibu

rawat jalan maupun rawat

inap

Tanggung jawab

RSUD selalu

memberian

penjelasan terhadap

pelayanan yang

diberikan

RSUD dapat

bekerja sama

RSUD dapat

memperdayakan

petugas kesehatan

RSUD komunikatif

kepada seluruh

petugas

RSUD komunikatif

terhadap pemerintah

Desa perihal

persyaratan

administrasi rujukan

RSUD komunikatif

terhadap

pemerintahKecamata

n perihal

persyaratan

administrasi rujukan

Melaksanan

kegiatan

koordinasi dan

tindak lanjut

keluhan

Melaksanan kegiatan

koordinasi dan

tindak lanjut keluhan

terutama hal-hal

yang berhubungan

dengan penerapan

legislasi,

pengawasan dan

penganggaran

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas RSUD sebagai pemegang hak adalah bagaimana pihak rumah sakit

melaksanakan tanggung jawabnya secara maksimal dalam melayani ibu ataupun keluarga yang membutuhkan pertolongan kesehatan. Selain

itu rumah sakit juga diharapkan dapat memberdayakan tenaga yang tersedia dan melakukan koordinasi dengan baik dengan beberapa pihak

terkait baik dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar maupun dengan angggota DPRD khususnya dengan komisi yang terkait

dengan masalah pelayanan kesehatan. Adapun usulan aksi kunci yang lebi rinci dapat dilihat pada Matriks 35

Page 47: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

119

Matriks 35

Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Ibu (Pengemban Tugas)dalam Kaitannya Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITAS

IBU DAN BAYIKELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

melaksanakantanggungjawabnya denganmemberikan pelayanankepada bayinya.

melaksanakan kegiatansesuai wewenangnya,

dapat mengambil keputusandalam pemenuhan hak ibudan bayi

Ibu mengantar bayi diPosyandu

Ibu terlibat dalamkegiatan posyandu

mengantar bayi

terlibat dalam kegiatanposkesdes

memeriksaan diri dan bayinya

menindak lanjuti arahan-arahanpuskesmas

Ibu siap diperiksa dandirawat di RUSD

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Ibu, sebagai pihak yang paling dekat dengan anak, membutuhkan langkah-langkah agar kapasitasnya bisa lebih meningkat sehingga

kewajibannya sebagai pengemban tugas untuk memenuhi hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan bayi. Adapun usulan aksinya yaitu

seorang ibu memberikan pelayanan yang maksimal kepada bayinya, dapat mengambil keputusan sendiri tanpa tergantung kepada pihak lain,

aktif dalam kegiatan posyandu, dan pro aktif memeriksakan diri dan bayinya ke lembaga pelayanan kesehatan. Adapun usulan aksi ini

secara jelas dapat dilihat pada Matriks 36.

Page 48: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

120

Matriks 36

Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Bapak (Pengemban Tugas)dalam kaitannya Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITAS

IBU DAN BAYIKELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Bapak bertanggung

jawab terhadap peran

ibu sebagai ibu rumah

tangga

Pengambil keputusan

berdasarkan

musyawara mufakat

Bapak dan ibu

komunikatif

Bapak selalu diarahkanterlibat dengan keluargabesar dan masyarakatdisekitarnya.

Bapak diberi wewenanguntuk ikut dalam kegiatankemasyarakatan

Bapak terlibat dalamkegiatan posyandu.

mengetahui pentingnyaibu dan anak terlibatdalam kegiatanposyandu

Bapak terlibat dalamkegiatan poskesdes

mengetahui pentingnya ibudan anak terlibat dalamkegiatan Poskesdes

masuk dalam kepengurusanPoskesdesa

Bapak bersikap sebagaiSuami SIAGA

Bapak terlibat sebagai SuamiSIAGA

Terlibat dalam keputusan-keputusan Puskesmas.

Bapak tercatat di Rekam medicpuskesmas.

Bapak sebagai kepalaKeluarga dibuatmampu membuatkeputusan gawatdarurat

Bapak memilikikemampuankomunikasi yang baikdengan RSUD

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Usulan aksi kunci untuk mengurangi kapasitas bapak selaku orang tua terkait dengan kewajibannya sebagi pengemban tugas diantaranya, dia

juga harus berperan dalam urusan rumah tangganya. Jadi tidak hanya dibebankan kepada ibu (istri). Selain itu dia juga harus memiliki

pengetahuan tentang masalah kesehatan ibu dan bayi, serta menjadi suami siaga dan berperan aktif dalam proses-proses pengambilan

keputusan. Adapun lebih jelasnya usulan aksi ini dapat dilihat pada Matriks 37.

Page 49: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

121

Matriks 37

Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas LSM/Stakeholder (Pengemban Tugas) dalam kaitannya Hak atasKesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITAS

IBU DAN BAYIKELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Masalah ibu segerahdianggap sebagaimasalah yangmendesakdiselesaikan(perspektif genderyang sesuai)

Melibatkan ibu (darikeluarga miskin)dalam berbagaikegiatan

Melibatkan keluarga miskindalam proses pengambilankeputusan di lingkunganmasyarakat

Meningkatkan TingkatKepedulian sebagaiankelompok terhadap keluargamiskin.

Keluarga dan masyarakatdisekitar berpartisipasidalam kebutuhan keluargamiskin (pemilikkepentingan)

menjalin kerjasama(jaringan kemitraan)dengan kader posyandu

Menjalin komunikasidengan baik dan benar danberkelanjutan

Melaksanakan kegiatan Integrasidan koordinasi secara rutin danterbuka

Koordinasi danKomunikasi sertaedukatif

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Bagi LSM/Stakeholder, usulan aksi untuk dapat mengurangi kesenjangan kapasitasnya dalam mengemban tugas diantaranya adalah menjalin

kemitraan, komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam menangani masalah kesehatan ibu san bayi. Usulan aksi yang lebih

lengkap dapat dilihat pada Matriks 38.

Page 50: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

122

Matriks 38

Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Petugas Kesehatan (Pengemban Tugas) dalam kaitannya Hak atasKesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEM. KLAIM

KAPASITASIbu dan Bayi

KELUARGA danMasyarakat

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNG

JAWAB

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

KOMUNIKASI

menjangkau semua ibu danbayi karena kondisi geografisdengan memaksimalkan tenagakesehatan yang sangat terbatas.

Pendataan tentang ibu dan bayiyang akurat

melibatkan ibu usia produktifkhususnya dari keluarga miskindalam proses pengambilankeputusan

Layanan kesehatan ke Ibu danbayi yang prima denganmemaksimalkan keterbatasanfasilitas

menjangkau semuakeluarga miskin walaupunkondisi geografis sulit

Data tentang keluargamiskin diupdate (by nameand by address)

melibatkan keluargamiskin dalam prosespengambilan keputusan

Layanan prima kesehatanke keluarga miskin.

Koordinasi dankomunikasidengan kader dimaksimalkan

Hadir dalamkegiatanposyandu

Selalu ada di tempat kerja

Pembagian waktu kerja yangbaik

petugas kesehatan padasetiapPOSKEDES/POLINDES

memberikan data Ibu dan Bayisecara akurat

Jarak desa dengan puskesmasyang jauh diimbangi denganlayanan prima denganinformative dan edukatif

Kondisi jaringan transportasiyang kurang memadai diimbangidengan layanan prima denganinformative dan edukatif

Jarak desa denganpuskesmas yang jauhdiimbangi layananprima denganinformative danedukatif

Kondisi jaringantransportasi yangkurang memadaidiimbangi denganlayanan prima denganinformative danedukatif

Usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas petugas kesehatan (pengemban tugas) dalam kaitannya hak atas kesehatan dan

kesejateraan ibu dan bayi, adalah bagaimana agar para petugas kesehatan mampu menjangkau semua wilayah tanpa terkendala oleh kondisi

geografis. Selain itu, masalah data dan pelibatan target sasaran serta peningkatan kualitas layanan juga menjadi hal yang cukup penting

dilakukan. Adapun usulan aksi selengkapnya dapat dilihat pada Matriks 39.

Page 51: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

123

Matriks 39Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Desa (Pengemban Tugas) dalam kaitannya Hak atas

Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDUPOSKESDES/POLINDES/

BIDAN DESAPUSKESMAS RSUD

TANGGUNGJAWAB

menjangkau semua ibudan bayi tampa alasankondisi geografis

Data tentang ibu danbayi diup date secaraberkala

melibatkan ibu usiaproduktif khususnya darikeluarga miskin dalamproses pengambilankeputusan

menjangkau semuakeluarga miskin tampaalasan kondisi geografis

Data tentang keluargamiskin selalu di up date(by name and by address)secara berkala

melibatkan keluargamiskin dalam prosespengambilan keputusan

menyediakan saranaposyandu yang memadai

Memaksimalkan peranposyandu sesuai dengankebutuhan masyarakat(jumlah penduduk danluas wilayah/kondisigeografis)

melakukan koordinasidengan baik dan benar

Dokumen perencanaan ditingkat desa dapatmemetakan kebutuhanterkait dengan sarana danprasaranaPoskedes/Polindes

memberikan data Ibu dan Bayisecara akurat

Jarak desa dengan puskesmasyang jauh diimbangi denganlayanan prima yangkomunikatif dan koordinasiyang maksimal

Kondisi jaringan transportasiyang kurang dimaksimalkandengan komunikasi dankoordinasi yang baik dan benar

memaksimalkan potensi wargauntuk menjadi warga siaga

Jarak desa dengan RSUDyang jauh diimbangidengan layanan primayang komunikatif,informative dan edukatifserta dengan memaksimalkoordinasi

memaksimalkan potensiwarga untuk menjadiwarga siaga

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Upaya menjangkau semua wilayah dan target sasaran tanpa terkendala kondisi geografis merupakan salah satu usulan aksi untuk

mengurangi kesenjangan kapasitas pemerintah desa dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengemban tugas dalam mengatasi masalah

pemenuhan hak kesehatan bagi ibu dan bayi. Persoalan data dan memaksimalkan peran lembaga terkait juga penting diperhatikan. Terkait

dengan usulan aksi berdasarkan hubungannya dengan para pemegang hak, dapat dilihat pada Matriks 39.

Selanjutnya usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas pemerintah kecamatan (pengemban tugas) dalam kaitannya hak atas

kesehatan dan kesejateraan ibu dan bayi, dapat dilihat pada Matriks 40.

Page 52: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

124

Matriks 40

Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kecamatan (Pengemban Tugas) dalam kaitannya Hak atasKesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Kecamatanmempunyai data basetentang ibu dan bayi.

Kecamatanmemaksimalkansumber daya dalammemenuhi hak ibudan bayi

Kecamatan mempunyaidata base yang updatetentang keluarga danmasyarakat

mengkoordinir keluargadan masyarakat dalamberbagai kegiatan

memaksimalkan(memberdayakan) potensikeluarga dan masyarakat

Membuat struktrukyang jelas tentangtentang tanggung jawabdan wewenangKecamatan tentangkeberadaan posyandu.

Hasil kegiatan posyandusegara ditindak lanjuti.

Membuat struktruk yangjelas tentang tentangtanggung jawab danwewenang Kecamatantentang keberadaanposkesdes.

Hasil kegiatan poskesdessegera ditindak lanjuti

Membuat struktruk yang jelastentang tanggung jawab danwewenang antara kecamatan danpuskesmas terhadappembangunan kesehatankecamatan

Kecamatan segera menindaklanjuti upayah-upaya yangdilakukan puskesmas

Kecamatan selalukoordinasi denganRSUD

Kecamatanmembangun hubunganyang jelas denganRSUD.

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari Matriks 40 diketahui bahwa untuk mengurangi kesenjangan kapasitas pemerintah desa dapat dilakukan dengan beberapa aksi kunci

sesuai pihak yang menjadi pemegang hak. Misalnya dengan menyediakan data base yang akurat, memaksimalkan potensi masyarakat,

membuat struktur yang jelas dengan kelembagaan pelayanan kesehatan (Posyandu, Poskesdes, dan Puskesmas), serta meningkatkan

koordinasi dengan pihak terkait.

Adapun usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas pemerintah kabupaten (pengemban tugas) dalam kaitannya hak atas

kesehatan dan kesejateraan ibu dan bayi, dapat dilihat pada Matriks 41.

Page 53: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

125

Matriks 41Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten (Pengemban Tugas) dalam kaitannya Hak atas

Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAt

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

Tanggung jawab danwewenang pemdaterjabarkan kepadaibu dan bayi.

Aturan pemda tentangHak ibu dan bayiakan kesehatan dapatdioperasionalkandengan baik danbenar

Tanggung jawab danwewenang pemdaterjabarkan kepadakeluarga danmasyarakat

Aturan pemda tentangHak ibu dan bayi akankesehatan dapatdioperasionalkandengan baik dan benar

Pemda disampingmemberikan insentifKader juga lebihmemberdayakanposyandu.

Pemda mengetahuihasil-hasil kegiatanposyandu dan menindaklanjutinya

Pemda menfasilitasiPoskesdes sebagai wadahmasyarakat untukmengembangkan kesehatandesa

Pemda menempatkantugas dan tanggung jawabpuskesmas seperti halKecamatan yangmempunyai wilayah kerjayang sama

Pemda mempercepatpengembangkan RSUD yangpeduli akan hal ibu dan bayi.

Pemda menfasilitasi RSUDdalam berhuhubungan denganRumah Sakit lainnya danmasyarakatnya

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari Matriks 41 terlihat bahwa untuk mengurangi kesenjangan kapasitas pemerintah kabupaten dalam hubungannya dengan para pemegang

hak, dibutuhkan aksi kunci diantaranya membuat peraturan daerah tentang hak ibu dan bayi, menyediakan sarana dan prasarana pendukung,

serta memaksimalkan fungsi dan peran kelembagaan pelayanan kesehatan yang ada di Polewali Mandar.

Mengenai aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas DPRD (pengemban tugas) dalam kaitannya hak atas kesehatan dan

kesejateraan ibu dan bayi, dapat dilihat pada Matriks 42.

Pada matriks tersebut, terlihat bahwa fungsi dan peran DPRD khususnya yang terkait dengan fungsi budgeting, legislasi, dan controlling

perlu lebih dioptimalkan agar masalah kesehatan ibu dan bayi bisa diselesaikan secara bersama.

Page 54: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

126

Matriks 42Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas DPRD (Pengemban Tugas)

dalam kaitannya Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

PEMEGANG HAK

KAPASITASIBU DAN BAYI

KELUARGA DANMASYARAKAT

POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA

PUSKESMASRSUD

TANGGUNGJAWAB

DPRD memberikanporsi Anggaran yanglayak untuk ibu dan bayi

DPRD mengawasi danmenindaklanjutipermasalahan kesehatandan kesejateraan ibu danbayi

DPRD membuat aturantentang kesehatan dankesejahteraan ibu danbayi

DPRD memberikan porsiAnggaran yang layakpengembangan keluargadan masyarakat

DPRD mengawasi danmenindaklanjutipermasalahan keluarga.

DPRD membuat aturantentang keluarga yangpeduli terhadap gizi dankesehatan

DPRD memberikanporsi anggaran untukkemandirian Posyandu.

DPRD mengetahuihasil-hasil kegiatanposyandu

DPRD menfokuskanPoskesdes sebagai wadahmasyarakat untukmengembangkan kesehatandesa dan sumber informasipengawasan, penganggarandan legislasi.

DPRD menempatkan tugasdan tanggung jawabpuskesmas seperti halKecamatan yang mempunyaiwilayah kerja yang samadalam aturan ligislatif,anggaran dan pengawasanyang dibuat.

DPRD mendukungRSUD yang peduli akanhal ibu dan bayi.

DPRD menfasilitasiRSUD untukberhuhubungan denganRumah Sakit lainnya.Dan masyarakatnyasebagai bagian darifungsi pengawasannya.

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Page 55: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

127

1.2. Identifikasi Aksi-Aksi Utama (Pembinaan Gizi Balita)

Identifikasi aksi-aksi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemegang hak untuk kaitannya haknya dan usulan aksi bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas pengembang tugas dalam rangka menjalankan tugasnya memenuhi hak tersebut.

Matriks 43Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Keluarga (Pemegang Hak)

dalam kaitannya dengan Hak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANGTUGAS

KAPASITAS

ORANG TUA (IBU) ORANG TUA (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAHDESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

Mampu membantu danmemberikan waktu yang lebihbanyak dalam mengurus rumahtangga.

Mampu memimpin ,memperhatikan danmenjamin pemenuhankebutuhan hidup keluarga

Terlibat aktif dalamkegiatan LSM

mampu mengaksesinformasi tentangkegiatan LSM yangterkait upayaperbaikan gizi

mampu memberikaninformasi yangakurat

berpartisipasi aktifdalam kegiatan ditingkat desa

mampu memberikaninformasi yangakurat

mampu memberikaninformasi yangakurat

mampumengkomunikasikanmasalah keluarganya

memberikaninformasi yangakurat

Lebih menmgenalwakilnya di DPRD

mampumenkomunikasikanmasalah keluarganyake lembagaleguislatif

WEWENANG

Mampu menyajikan asupanmakanan yang bergizi.Memperhatikan kesehatan dantumbuh kembang anak.

Mampu memberikan nafkahyang mencukupi kebutuhanhidup minimal.

SUMBERDAYA

Adanya Pengetahuan yangcukup dan.Waktu untuk memperhatikankeluarga cukup walaupunharus bekerja

Memaksimalkanpenghasilan.ketrampilan dan kreatifitasuntuk menangkap peluangusaha.

PENGAMBILANKEPUTUSAN

Istri selalu diperhatikan dalammengambil keputusan keluarga

Tidak mendominasi peransuami dalam pengambilankeputusan

KOMUNIKASIIstri mampu atau beranimenyampaikan pendapatnya

Suami mampuberkomunikasi dengan baik

Pada Matriks 43 untuk mengurangi kesenjangan kapasitas keluarga (pemegang hak) dalam kaitannya dengan hak atas perbaikan gizi,dibutuhkan berbagai aksi kunci diantanaya:a. Meluangkan waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan masalah dan kebutuhan anggota keluarga.b. Menjamin kebutuhan ekonomi keluargac. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah desa maupun oleh LSM atau stakeholder lainnya.d. Memberikan informasi yang akurat dan lebih mengenal anggota DPRD minimal dari daerah pemilihannya, agar dapat menyampaikan

persoalan yang dihadapinya kepada wakil rakyat tersebut.

Page 56: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

128

Matriks 44Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Posyandu (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANGTUGAS

KAPASITAS

ORANG TUA (IBU)ORANG TUA

(BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAHDESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNG JAWABMampu memberikaninformasi secara akuratmengenai pentingnya gizi

Mampu memberikaninformasi secara akuratmengenai pentingnyagizi

Menciptakankoordinasi diantarakedua belah pihak

Mantapkan koordinasidalam pengaturan tugasdan fungsi

Menciptakan adanya koordinasi antara kedua pihak

WEWENANG - - -

Melibatkan posyandudalam pengumpulaninformasi dan data yangakurat.

- - - -

SUMBERDAYA - - -Mencukupi ketersediaantenaga ahli kesehatan

- - - -

PENGAMBILANKEPUTUSAN

-- - - - - - -

KOMUNIKASI Merjalin komunikasi Menjalin komunikasiMenata komunikasiyang baik dalam halpemberian penyuluhan

Jalankan pekerjaan sesuaidengan tugas dan fungsi

Memperluas geraktanggung jawabdan wewenangdesa

Memperluas geraktanggung jawabdan wewenang

Ciptakan adanyakesempatan untukikut berkontribusi

adanyakesempatan untukikut berkontribusi

Adapun usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas posyandu (pemegang hak) dalam kaitannya hak atas perbaikan gizi,

adalah bagaimana agar posyandu lebih mengoptimalkan tanggung jawabnya khususnya dalam menyampaikan informasi akan pentingnya

gizi bagi anak dan keluarga. Selain itu juga perlu menjalin kerjasama dan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk dengan LSM ataupun

Stakeholder lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Matriks 44.

Sedangkan bagi puskesmas, yang paling penting dilakukan adalah dengan mengoptimalkan kinerja aparatur yang bertugas di puskesmas

tersebut. Selain itu juga dapat mengoptimalkan sumberdaya yang ada dalam masyarakat serta menjalin kemitraan dengan organisasi lain

termasuk LSM.

Page 57: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

129

Matriks 45

Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Puskesmas (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEMEGANGTUGAS

KAPASITAS

ORTU (IBU) ORTU (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAHDESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

memberikan penyadarankesehatan seluruh ibu

menjangkau seluruh ibu diwilayahnya. Karena adanyasumber daya kesehatan,

Menciptakan kesadaran

memberikanpenyadaran seluruhKepala Keluarga

menjangkau danmenggerakan seluruhkepala keluarga diwilayah nya

Menyediakan sumberdaya

menjalin kemitraanyang berkelanjutan,

Memberikankewewenangan danmenciptakan koordinasiserta mmbuatkeputusan yang dapatdifahami semua orang

Puskesmas dapatmenciptakan budayakerja yang baik danbenar

Puskesmas segeraberbagi tanggungjawab danberwewenangterhadap peranpemdes dalam upayaperbaikan gizi

Memperjelaspembagian tugasdan wewenangdalam pembangunankesehatan kecamatan

melaksanakan tugassecara mandirikarena sebagiankarena dijamin olehkabupaten,

Mampumelaksanakan tugassecara utuh denganmenyediakan aturanyang tegas.WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Selanjutnya, usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas Dinas Kesehatan (pemegang hak) dalam kaitannya hak atas

perbaikan gizi, dapat dilihat pada Matriks 45.

Pada Matriks 45 tersebut terlihat bahwa salah satu usulan aksi kunci adalah ketersediaan data yang riil. Hal ini memang sangat penting

karena data adalah salah satu input dalam penyusunan dokumen perencanaan. Melalui data yang akurat diharapkan capaian kinerja

khususnya yang terkait dengan masalah gizi anak dan keluarga dapat terukur secara jelas, termasuk jaminan keberlanjutannya.

Page 58: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

130

Matriks 46Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan (Pemegang Hak)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PENGEMBANTUGAS

KAPASITAS

ORTU (IBU) ORTU (BAPAK)STAKEHOLDERS(LSM / ORMAS)

PETUGASKESEHATAN

PEMERINTAHDESA

PEMERINTAHKECAMATAN

PEMKAB(BAPPEDA/

DINKES)DPRD

TANGGUNGJAWAB

menyediakan datariil jumlah ibu,

mencukupi sumberdaya dalamkomunikasi dalamupaya peningkatanpendidikan gizi ibu

menyediakan datajumlah kepalakeluarga dan tercatatdalam data basekesehatan dalamupaya peningkatankeluarga sadar gizi

Mengatur Pembagian peranyang baik dan benar

Memaksimalkan koordinasiuntuk mempercepat upaya-upaya perbaikan gizi

Memantanpkansistem pembangunankesehatan danperbaikan giziterutama sistemkewaspadaan pangandan gizi

Menjadikanpemerintah desasebagai bagaian darikomponenpembangunankesehatan dan gizitingkat desa

Menjadikan pemerintahKecamatan sebagai bagaiandari komponenpembangunan kesehatan danperbaikan gizi tingkatKecamatan

menjalin kerja samahorizontal dalammempercepat upayaperbaikan gizi

Menjalin kerja samahorizontal dalammempercepat upayaperbaikan gizi

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Page 59: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

131

3. Analisis Kesenjangan Kapasitas Pengemban Tugas

Matriks 47Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Ibu (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABIbu diupayakan mampu melihatgangguan tumbuh kembang balita,

Ibu diupayakan mempunyaiwewenang untuk melaporkan kepadapihak-pihak tertentu

Mengupayakan Ibu agarmampu kaitannya keluargadalam pemenuhan gizi anak

Menciptakan kesadaran Ibuakan pentingnya posyandudapat menjadikan anak sehat

Menciptakan kemampuan ibubahwa keluarganya adalahsasaran puskesmas dalampendidikan gizi

Menciptakan kemampuan ibubahwa keluarganya adalahsasaran puskesmas dalampendidikan gizi

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas ibu (pengemban tugas) dalam kaitannya hak atas perbaikan gizi, diantaranya

adalah ibu perlu memiliki kemampuan dalam melihat gangguan tumbuh kembang balita. Selain itu bagaimana juga seorang ibu mampu

mengakses layanan kesehatan baik di posyandu maupun di puskemas. Usulan aksi kunci ini lebih jelasnya dapat dilihat pada Matriks 47

Sedangkan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kapasitas Bapak dapat dilihat secara jelas pada Matriks 48

Page 60: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

132

Matriks 48Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Bapak (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABBapak dilatih untuk mampumelihat gangguan tumbuhkembang balita,

Memberikan wewenang untukmelaporkan kepada pihak-pihaktertentu

Meningkatkan kemampuan Bapakuntuk dapat menjalin hubunganyang baik dengan keluarganyayang lain dalam pemenuhan gizianak

Menciptakan kesadaranBapak bahwa posyandu dapatmenjadikan anak sehat dankaitannya bahwa posyanduharus memperhatikan upayaperbaikan gizi

Menciptakan kesadaranBapak agar mempunyaikemampuan bahwa iaadalah sasaran kepalakeluarga dalam kegiatan gizipuskesmas

Menciptakan kesadaran bahwaBapak sebagai kepala keluargamempunyai kemampuanmelaporkan peran kepala keluargasebagai bagian dari data riilperbaikan gizi.

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Dari Matriks 48 tersebut, beberapa usulan aksi kunci diantaranya peningkatan kapasitas bapak agar lebih memahami pentingnya masalah

tumbuh kembang anak. Selain itu juga harus lebih mampu menjalin kerjasama dengan pihak keluarga lainnya serta menyadari akan

pentingnya posyandu sebagai tempat pelayanan untuk peningkatan gizi anak.

Page 61: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

133

Matriks 49Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan LSM/Stakeholders (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWAB Balita dapat diintervensi Memberikan pendampinganMenciptakan advokasi yangberkelanjutan

Menciptakan advokasi yangberkelanjutan

WEWENANG memberikan bantuan Memberikan pendampingan Penguatan kapasitasMenciptakan advokasi yangberkelanjutan

Menciptakan advokasi yangberkelanjutan

SUMBERDAYA Melakukan survey lapangan Memberikan pendampingan Memberikan pendampinganMenciptakan advokasi yangberkelanjutan

Menciptakan advokasi yangberkelanjutan

PENGAMBILANKEPUTUSAN

- - - -Menciptakan advokasi yangberkelanjutan

KOMUNIKASI -Melakukan kegiatan konselingdan penyuluhan

Melakukan kegiatanpendampingan

Melakukan kegiatan penguataninformasi

Melakukan kegiatan kordinasidan komunikasi

Untuk mengurangi kesenjangan kapasitas LSM/Stakeholder sebagai pengemban tugas dalam kaitannya pemenuhan hak atas perbaikan gizi,

diperlukan beberapa aksi kunci diantaranya melakukan intervensi program dengan sasaran balita. Selain itu juga perlu melakukan

pendampingan dan penguatan kapasitas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Matriks 50 dibawah ini:

Page 62: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

134

Matriks 50Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Petugas Kesehatan (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABMenjaring semua balita menjadibinaan gizi,

Menginformasikan kejadian gizikurang dan buruk.

Menjaring semua keluarga menjadisasaran keluarga sadar gizi.

Menginformasikan ada keluargayang tidak mampu memenuhikebutuhan gizi balitanya

Petugas dilengkapikemampuan mengkoordinirkebutuhan posyandu dalamupaya memenuhi upayaperbaikan gizi balita dan ibuhamil

Petugas dilengkapikemampuan menindak lanjutikebutuhan gizi sasarandiwilayah puskesmas

Petugas dilengkapi kemampuanmenindak lanjuti kebutuhan gizisasaran diwilayah puskesmas

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Berdasarkan Matriks 50 usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas petugas kesehatan sebagai pengemban tugas dalam kaitannya

hak atas perbaikan gizi, adalah :

a. Menjaring semua balita dan keluarga sebagai sasaran pembinaan gizi

b. Menginformasikan kejadian gizi kurang dan buruk

c. Melengkapi fasilitas untuk upaya perbaikan dan tindak lanjut kebutuhan gizi bagi sasaran yang berada di wilayahnya.

Selanjutnya usulan aksi untuk pemerintah desa sebagai pengemban tugas dapat dilihat pada Matriks 51 dibawah ini:

Page 63: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

135

Matriks 51Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Pemerintah Desa (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABMengupayakan adanya intervensipemenuhan hak atas kebutuhan gizi

Memberikan pendampinganperbaikan gizi

Melakukan kegiatanadvokasi

Melakukan kegiatan advokasi

WEWENANG memberikan bantuan giziMemberikan pendampinganperbaikan gizi

Mengupayakan kegiatanpenguatan kapasitas

Melakukan kegiatanadvokasi

Melakukan kegiatan advokasi

SUMBERDAYA Melakukan survey lapanganMemberikan pendampinganperbaikan gizi

Memberikan pendampinganperbaikan gizi di Posyandu secaramandiri dan berkelanjutan

Melakukan kegiatanadvokasi

Melakukan kegiatan advokasi

PENGAMBILANKEPUTUSAN

- - - - Melakukan kegiatan advokasi

KOMUNIKASI -Melakukan kegiatan kon selingdan penyuluhan

Memberikan pendampinganperbaikan gizi di Posyandu secaramandiri dan berkelanjutan

Melaksanakan kegiatanpenguatan informasi

Melaksanakan kegiatan kordinasidan komunikasi secara rutin

Dari Matriks 51 di atas terlihat bahwa beberapa usulan aksi untuk mengurangi kesenjangana kapasitas

Page 64: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

136

Matriks 52

Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kecamatan (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABKecamatan harus diadvokasibahwa balita berhak dipenuhikebutuhan gizinya

Kecamatan harus diadvokasiibahwa masih ada keluargayang tidak terpenuhikebutuhan pangan dan gizinya

Kecamatan harus diadvokasibahwa posyandu bukan milikKesehatan dan harusdikembangkan oleh kecamatan

Kecamatan harus dapatmemahami peran puskesmasbahwa tanggung jawabPuskesmas adalah seluruhwilayah kecamatan

Kecamatan dapat memahamibahwa upaya perbaikan giziadalah tanggung jawabnya

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Usulan aksi kunci untuk mengurangi kesenjangan kecamatan selaku pengemban tugas dalam kaitannya dengan hak atas perbaikan gizi,

adalah perlu advokasi dari pihak luar agar pihak kecamatan lebih memahami bahwa balita berhak atas gizi yang lebih baik. Selain itu pihak

kecamatan juga harus menyadari bahwa masih ada keluarga yang belum terpenuhi kebutuhan gizinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Matriks 53 dibawah ini:

Page 65: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

137

Matriks 53Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan Kabupaten (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABPemkab melakukan kegiatanpenggerakan bahwa memenuhikebutuhan gizi anak adalah investasimasa depan.

Pemkab melakukan kegiatankepedulian kepada keluarga yangkurang pangan dan gizi, terutamayang tidak terdata.

Pemkan bukan saja lebhmementingkan insentif kaderposyandu tetapi juga insentif untukmemberdayakan dan memandirikanposyandu

Pemkab memberikananggaran gizipuskesmas untukkeseluruhan sasarangizi.

Pemkab menanggungkebutuhan paket gizi burukdan kurang pada keluargatidak mampu

WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Pengalokasian anggaran pelayanan gizi khususnya bagi keluarga miskin, merupakan salah satu usulan aksi kunci untuk mengurangi

kesenjangan kapsitas pemerintah kabupaten selaku pengemban tugas dalam memenuhi hak atas perbaikan gizi. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada Matriks 54 dibawah ini:

Page 66: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

138

Matriks 54Usulan Aksi Kunci untuk Mengurangi Kesenjangan DPRD (Pengemban Tugas)

dalam Kaitannya Hak atas Perbaikan Gizi

PEM. KLAIM

KAPASITASBALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES

TANGGUNG JAWABDPRD berkoordinasi denganPemkab dan menetapkan peraturandaerah tentang perlindungan padabalita yang mengalami gizi buruk,

DPRD diadvokasi bahwa anaksebagai generasi penerus cita-citabangsa.

DPRD menciptakan kepedulianterhadap pemberdayan keluargamandiri sadar gizi,

DPRD melakukan kegiatanuntuk mengetahui keluargamempunyai tugas yang besaruntuk memenuhi gizi anak.

DPRD mengarahkanPosyandu untuk mandiri,lebih mementingkan insentifkader, dari pada insentifposyandu.

wilayah kerja program gizidan kesehatan Puskesmasseluruh desa/kel dapatditanggapi sebagaitanggung jawab yangbesar

DPRD mendukung kebutuhanpaket gizi buruk dan kurang padakeluarga tidak mampu sebagaidana rutin yang setiap saat dapatdigunakan.WEWENANG

SUMBERDAYA

PENGAMBILANKEPUTUSAN

KOMUNIKASI

Pada Matriks 54 untuk mengurangi kesenjangan kapasitas DPRD selaku pengemban tugas, maka perlu koordinasi yang lebih dengan pemda

untuk menetapkan peraturan daerah tentang perlindungan balita yang mengalami gizi buruk. Selain itu, persepektif anggota DPRD untuk

mendorong alokasi anggaran untuk memenuhi hak ini juga sangat penting. Mengingat persoalan anggaran kadang menjadi factor utama

dalam mensukseskan pencapaian tujuan.

Page 67: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

139

D. Identifikasi dan Analisis Potensi Kemitraan

Untuk mengeimplementasikan aksi-aksi kunci perlu dilakukan analisis pengembangan kemitraan yang bertujuan untuk mengembangkan

kapasitas dan sumberdaya diluar pemerintah. Untuk menganalisis pengembangan kemitraan perlu dilakukan identifikasi mitra potensial

dan starategi pengembangan untuk dapat mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan apa saja yang mereka butuhkan dalam

mengatasi masalah ibu dan anak.

1. Pemetaan pemangku kepentingan

Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pemetaan pemangku kepentingan, yang dimaksudkan untuk memetakan pemangku

kepentingan yang dapat menjadi mitra potensial.

Matriks 55Pemetaan Pemangku Kepentingan Hak atas Kesehatan dan Kesejahteraan (Ibu dan Bayi)

Berdasarkan arti penting

Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting

Berdasarkan Pengaruh

Kurang/tidak ada/tidak diketahui- Janin- Bayi

- Ibu hamil, Ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui- Keluarga dan masyarakat sekitar

Besar atau bahkan sangat besar

- Petugas Kesehatan (Bidan,Gizi, Perawat dan dokter)

- LSM- Kader Posyandu- Para pelaksana lapangan non

medic

- DPRD- Bupati,- Kadis Kesehatan,- Camat,Kades, dan Ka.lingkungan

Dari Matriks 55 terlihat bahwa pemangku kepentingan yang menganggap masalah hak atas kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayiadalah penting atau bahkan sangat penting, dan memiliki pengaruh yang besar atau bahkan sangat besar yaitu DPRD, Bupati, KadisKesehatan, Camat, Kades, dan Kepala Lingkungan. Adapun pemangku kepentingan lainnya yang teridentifikasi berdarak arti pentingdan besarnya pengaruh, selengkapnya dapat dilihat pada Matriks di atas.Selanjutnya pemetaan pemangku kepentingan terkait dengan hak atas perbaikan gizi dapat dilihat pada Matriks 56 dibawah ini:

Page 68: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

140

Matriks 56Pemetaan Pemangku kepentingan Hak atas Perbaikan Gizi

Berdasarkan arti penting

Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting

Berdasarkan Pengaruh

Kurang/tidak ada/tidak diketahuiBayi dan balita baik yang gizi kurang,buruk dan gizi baik

- Keluarga yang mempunyai masalah gizi(kurang dan buruk)

- Keluarga dan masyarakat sekitar

Besar atau bahkan sangat besar

- Petugas kesehatan (gizi, perawat dandokter)

- LSM- Kader Posyandu- Para pelaksana lapangan non medic

- DPRD- Bupati,- Kadis Kesehatan,- Camat,Kades, dan Ka.lingkungan

Dari Matriks 56 terlihat bahwa yang teridentifikasi sebagai pihak yang menganggap hak atas perbaikan gizi adalah penting atau bahkan

sangat penting dan juga memiliki pengaruh yang besar atau bahkan sangat besar, juga sama dengan identifikasi sebelumnya, yaitu yaitu

DPRD, Bupati, Kadis Kesehatan, Camat, Kades, dan Kepala Lingkungan.

Page 69: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

141

2. Strategi Pengemban Kemitraan

Berdasarkan matriks pemetaan pemangku kepentingan di atas, maka selanjutnya dirumuskan strategi pengembangan kemitraan

seperti yang terlihat pada Matriks 57 untuk Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi, dan Matriks 58 untuk Hak Perbaikan

Gizi

Matriks 57Pengembangan Kemitraan Atas Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi

Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkanStrategi pengembangan kemitraan yang

perlu dilakukan

A. Janin dan bayi Hidup dalam lingkungan yang aman, sehat dan gizi yangterpenuhi

Tumbuh-kembang yang normal Menciptakan hubungan yang baik

B. Ibu hamil, Ibu bersalin,ibu nifas dan ibumenyusui, Keluarga danmasyarakat sekitar

Aktif dalam Kegiatan Kesehatan Perhatian dan Perlindungan akan KesehatanIbu dan Bayi

Dimotifasi dan difungsikan dalam berbagaikegiatan KIA

C. Petugas Kesehatan (Bidan,Gizi, Perawat dan dokter),LSM, Kader PosyanduPara pelaksana lapangannon medic

- Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak- memberikan informasi secara akurat mengenai

pentingnya gizi dan KIA

- Sarana-prasarana pelayanan kesehatanibu dan anak

- Melibatkan posyandu dalampengumpulan informasi dan data yangakurat.

- Pengembangan Skill dan Pengetahuan

Menjalin kemitraan,

- Bidan-dukun- Bidan –bidan- Tim Kerja KIA- LSM- Pelaksana non medic lainnya

Kerja sama Triparti LSM Lokal, KelompokMasyakarakt dan Provider Kesehatan

D. DPRD, Bupati, KadisKesehatan,Camat,Kades, danKa.lingkungan

- Memantau kebijakan mengenai Perbub pelayanankesehatan gratis bagi masyarakat miskin danmenganggarkan dana sosialisasi menu makananbergizi dan pola hidup sehat

- Mensosialisasikan mengenai pelayanan kesehatangratis bagi masyarakat miskin dan mensurveijumlah anak kurang gizi

- Dukungan semua pihak- Dukungan semua pihak dan dana

untuk sosialisasi

- Berkoordinasi dengan pemerintahkabupaten

- Koordinasi dan komunikasi yang baikdengan semua unsur masyarakat

Page 70: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

142

Matriks 58Pengembangan Kemitraan Atas Hak Perbaikan Gizi

Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkanStrategi pengembangan kemitraan yang

perlu dilakukan

A. Bayi dan balita baik yanggizi kurang, buruk dangizi baik

Hidup dalam lingkungan yang aman, sehat dan giziyang terpenuhi

Tumbuh-kembang yang normal Menciptakan hubungan yang baik

B. Keluarga yangmempunyai masalah gizi(kurang dan buruk).Keluarga dan masyarakatsekitar

Aktif dalam Kegiatan gizi dan Kesehatan diposyandu maupun di desa maupun Puskesmas

- Pengetahuan dan keterampilan dalampola asuh bayi dan balita

- Memaksimalkan penggunaanpendapatan untuk tumbuh-kembangbalita

Dimotivasi dan difungsikan dalam berbagaikegiatan perbaikan gizi

C. Petugas kesehatan (gizi,perawat dan dokter),LSM, Kader Posyandu,Para pelaksana lapangannon medik

- Memberikan pelayanan gizi secara prima- Memberikan informasi secara akurat

mengenai pentingnya gizi- Memberikan pelayanan gizi secara local (non

medic)

- Dana untuk sosialisasi- Sarana-prasarana pelayanan- Melibatkan posyandu dalam

pengumpulan informasi dan data yangakurat.

- Pengembangan Skill dan Pengetahuan

- Mensosialisasikan mengenai menumakanan yang sehat dan bergizi

- Kerja sama Triparti LSM Lokal,Kelompok Masyakarakt dan ProviderKesehatan

D. DPRD, Bupati, KadisKesehatan, Camat,Kades,dan Ka.lingkungan

- Memantau kebijakan mengenai Perbubpelayanan kesehatan gratis bagi masyarakatmiskin dan menganggarkan dana sosialisasimenu makanan bergizi dan pola hidup sehat

- Mensosialisasikan mengenai pelayanankesehatan gratis bagi masyarakat miskin.

- Dukungan semua pihak- Dukungan semua pihak dan dana

untuk sosialisasi

- Berkoordinasi dengan pemerintahkabupaten

- Koordinasi dan komunikasi yang baikdengan semua unsur masyarakat

3. Rancangan Program

3.1. Pohon Tujuan

Dari berbagai tahapan analisis di atas maka langkah selanjutnya adalah membuat pohon tujuan yang menunjukkan hirarki hasil.

Adapun pohon tujuan dari 3 (tiga) pohon masalah yang dirumuskan sebelumnya, dapat dilihat pada Gambar 4, 5, dan 6.

Page 71: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

143

Gambar 4Pohon Tujuan mencegah Kematian Ibu karena pendarahan

Menurunnya angka kemaitian ibu karena pendarahan

Perbaikan Sarana danprasarana Transportasikhususnya ke daerah terpencil Penyuluhan/Kampanye 4

terlalu

Penyeddiaan bidan di setiapdesa

Kemitraan Bidan dan Dukun

Dibangun/diperbaikinyasejumlah sarana transportasi(jalan) khususnya ke daerahterpencil

Tersedianya prasaranatransportasi ke daerahterpencil

Meningkatnya aksesmasyarakat ke pusatpelayanan kesehatan

Tersedianya tenaga bidan disemua desa se Kab.PolewaliMandar

Penyuluhan tentang“Pengenalan Faktor Resiko”

Pemberdayaan ekonomikeluarga/Tabungan bagi ibuHamil

Meningkatnya pendapatankeluarga/Tersedianya danakhusus bagi ibu hamil Hamil

Sejumlah ibu/calon ibumeningkat pengetahuannyatentang factor resiko

Terjalinnya kerjasama bidandan dukun dalam menanganiproses melahirkan

Ibu Hamil/Keluarganya cepatmengambil keputusan untuk prosesmelahirkan

Sejumlah ibu/calonibu/bapak/calon bapakmengetahui dan memahamitentang dampak 4 terlalu

Penyediaan stok darah: Penyediaan donor darah Penyediaan kantong darah Pemeriksaan golongan

darah

Meningkatnyapengetahuan danpemahaman masyarakattentang 4 terlalu

Berkurangnya Retensioplasenta

Tersedianya stok darahyang memadai

Terlaksananya sejumlahrangkaian kegiatanpenyediaan stok darah

Meningkatnya jaminanpenyediaan stok darah bagipasien, termasuk bagi ibuhamil

Pengadaan/Peningkatanketersediaan sarana danprasarana pelayananmaternal. penyediaan alat dan bahan Penyediaan tenaga Pengadaan sarana

PONED Peningkatan skill dan

keterampilan

Tersedianya sarana danprasarana pelayananmaternal yang memadai

Meningkatnya kualitaspelayanan materna

Page 72: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

144

Gambar 5PohonTujuan Masalah Kematian Bayi

Pendidikan penggunaan air bersih Pendidikan penggunaan pemanfaatan

jamban keluarga Pendidikan penataan rumah sehat

Menurunnya Angka

Kematian Bayi

Pemberian PMT Penyuluhan dan pemulihan pada bumil

Sejumlah anak mendapatkanPMT

Meningkatnya pengetahuanibu tentang gizi anak

Sejumlah bumilmendapatkanpemulihan

Menurunnya kasus BBLR

penanganan ibu hamil resti

penanganan BBL dgn akfiksia

Sejumlah ibu hamil restitertangani

Sejumlah kasus BBL denganafeksi tertangani oleh petugaskesehatan

Menurunnya kasus akfiksia

Meningkatnya pengetahuanmasyarakat di 14 kecamatantentang penggunaan airbersih, pemanfaatan jambankeluarga, dan penataanrumah sehat

Menurunnya penyakit Infeksi

berbasis lingkungan

Page 73: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

145

Gambar 6PohonTujuan Masalah Gizi Kurang dan Buruk

1. Pendidikan dan penyuluhanpangan dan gizi

2. Penyadaran penggunaan ASI

Eksklusif

1.1.1. Sejumlah masyarakat mendapatkanpendidikan dan penyuluhan pangan dan gizi

1.1.2. Meningkatnya pengetahuan masyarakatkhususnya ibu tentang pangan dan gizi bagibalita

1.2.1. Sejumlah ibu/calon ibu mendapatkanpenyluhan tentang pentingnya penggunaanASI ekslusif

1.2.2. Meningkatnya pengetahuan ibu/calon ibutentang pentingnya penggunaan ASI ekslusif

Peningkatan konsumsi kalori

dan protein balita

Pendidikan dan penyuluhan Pola Asuh Pemanfaatan pekarangan

Sejumlah masyarakat/keluargamendapatkan pendidikan danpenyulihan tentang pola asuh

Adanya pemanfaatan lahan pekarangan

untuk tanaman pangan (untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga)

Meningkatnya pengetahuanmasyarakat/keluarga tentang polaasuh

Tersedianya jaminan pangan dan gizirumah tangga

Menurunnya kasus

gizi kurang dan buruk

Page 74: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

146

3.2. Logframe

Berdasarkan kegiatan dan program yang teridentifikasi pada pohon tujuan di atas, maka langkah selanjutnya adalah menyusunperencanaan program dengan mengacu pada Renja SKPD Kesehatan. Adapun perencanaan program dari pohon tujuan (gambar 4, 5, dan6) dapat dilihat pada Matriks 59 dan 60.

Matriks 59Logframe Hak atas Kesehatan dan Kesejahateraan Ibu dan Bayi

Hirarki hasil IndikatorWaktu

(dalam tahun) Cara verifikasiSKPD yangbertanggung

jawabPerkiraan anggaran Risiko dan asumsi

2010 2011 2012 2013 2014Tujuan 1Menurunkan kematian Ibu karenaPendarahan

Presentase kematian ibukarena pendarahan turun

Laporan RutinKematian

DinasKesehatan

Output 1.1Mempercepat Akses ke pelayananKesehan

Presentase Desamempunyai alat transportrujukan desa

Laporan KegiatanDesa

PMD pelayanan prima

Aktifitasi. Menyediakan transportasi

ii. Menyediakan Bidan Rp. 150.000.000

Output 1.2Mempercepat pengambilankeputusan

Presentase Ibu hamildengan amanah persalinan

Laporan Rutin KIADinas

KesehatanPersalinan yangaman

Aktifitas1.2.1. Tabungan ibu bersalin1.2.2. Pengenalan factor resiko1.2.3. Kemitraan dukun

Rp. 150.000.000

Output 1.3.Mencegah Retensio plasenta

Presentase kematiandengan retensio plasenta

Laporan rutin KIADInas

Kesehatan

kasus RetensioPlasenta dapatdilayani

Aktifitas1.3.1. Pengenalan 4 terlalu

Rp.100.000.000

Output 1.4.Peningkatan penyedian Stok Darah

Presentase ibu hamil yangmembutuhkan stok darah

Laporan rutin KIA/Unit Transpusi

Darah

stok darah bukanmerupakanmasalah

Aktifitas1.4.1. Penyediaan donor darah1.4.2. Penyediaan kantong darah1.4.3. Pemeriksaan golongan darah

Rp. 150.000.000

Output 1.5Mempercepat pelayanan maternal

Presentase unit pelayananyang memenuhi standar

Laporan hasilmonev KIA

DinasKesehatan

Unit pelayanansiap memberikanpelayanan

Aktifitas1.5.1. penyediaan alat dan bahan1.5.2. Penyediaan tenaga1.5.3. Pengadaan sarana PONED

Rp. 1 M

Page 75: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

147

1.5.4. Peningkatan skill danketerampilan

Tujuan 2Menurunkan Jumlah Kematian Bayi

Angka Kematian bayiturun dua pertiga

Laporan rutinKematian Bayi

DinasKesehatan

Output 2.1Menurunkan kasus BBLR

Presentase BBLRLaporan rutinpersalinan

DinasKesehatan

Kasus BBLRbukan masalahBayi

Aktifitas2.1.1. Pemberian PMT Penyuluhandan pemulihan pada bumil

Rp. 100.000.000

Output 2.2Menurunkan kasus akfiksia

Presentase kematian kasusakfiksia

Laporan RutinKematian bayi

Dinas KehatanKasus kematianAkfiksia bukanmasalah

Aktifitas2.2.1. penanganan ibu hamil resti2.2.2. penanganan BBL dgnakfiksia

Rp. 100.000.000

Output 2.3Menurunkan penyakit Infeksiberbasis lingkungan

- Inciden Diare turun- Incident

ISPA/pneumonia turun

Laporan Diare danISPA

DinasKesehatan

Kasus Diare danISPA terkendali

Aktfitas2.3.1. Pendidikan penggunaan air

bersih2.3.2. Pendidikan penggunaan

pemanfaatan jambankeluarga

2.3.3. Pendidikan penataan rumahsehat

Rp.200.000.000

Page 76: ASIA 2010 BAB 4-1 Kesehatan - · PDF filematernal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus dasar. Gambar 2 ... dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang

148

Matriks 60Logframe Hak atas Perbaikan Gizi bagi Balita

Hirarki hasil IndikatorWaktu

(dalam tahun) Cara verifikasiSKPD yang

bertanggung jawabPerkiraananggaran

Risiko danasumsi

2010 2011 2012 2013 2014

Tujuan 1Menurunnya kasus gizi kurang dan buruk

- Presentase Status GiziBalita

- Presentase N/D

Laporan bulandan tah unan

Dinas Kesehatan

Outcome 1.1Peningkatan konsumsi kalori dan protein balita

Presentase ASI eksklusifLaporan RutinGizi

Dinas KesehatanSemua bayiASIEksklusif

Output1.1.1. Sejumlah masyarakat mendapatkan

pendidikan dan penyuluhan pangan dangizi

1.1.2. Meningkatnya pengetahuan masyarakatkhususnya ibu tentang pangan dan gizibagi balita

1.2.1. Sejumlah ibu/calon ibu mendapatkanpenyluhan tentang pentingnyapenggunaan ASI ekslusif

1.2.2. Meningkatnya pengetahuan ibu/calonibu tentang pentingnya penggunaan ASIekslusif

Aktifitas1. Pendidikan dan penyuluhan pangan dangizi2. Penyadaran penggunaan ASI Eksklusif

Frekuensi pendidikandan penyuluhan

Jumlah sasaran perkecamatan/desa/kelurahan

Rp. 100.000.000

Outcome Meningkatnya pengetahuan

masyarakat/keluarga tentang pola asuh Tersedianya jaminan pangan dan gizi

rumah tangga

Presentase Pola Makan Laporan RutinDinkes dan BadanKetahanan Pangan

Pola makanbaik

Output Sejumlah masyarakat/keluarga

mendapatkan pendidikan dan penyulihantentang pola asuh

Adanya pemanfaatan lahan pekaranganuntuk tanaman pangan (untuk memenuhikebutuhan rumah tangga)

Aktifitas1.2.4. Pendidikan dan penyuluhan Pola Asuh1.2.5. Pemanfaatan pekarangan

Frekuensi pendidikan danpenyuluhan

Jumlah sasaran pekecamatan/desa/kelurahan

Rp. 150.000.000