MAKALAH OBSTETRIK

39
BAB I PENDAHULUAN Epidemiologi World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99 persen diantaranya terjadi di negara berkembang (WHO, 1992). Dari angka tersebut diperkirakan bahwa hampir satu orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan mencapai 100 sampai 1000 lebih per 100.000 kelahiran hidup, sedang di negara maju berkisar antara tujuh sampai 15 per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti bahwa di negara berkembang risiko kematian maternal satu diantara 29 persalinan sedangkan di negara maju satu diantara 29.000 persalinan. Salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kesehatan dalam suatu negara atau daerah adalah angka kematian maternal (maternal mortality). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) (Hasnah et al, 2003). Di Indonesia menjumpai kematian ibu 450 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 1992 Angka Kematian Ibu (AKI) sekitar 421 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Departemen Kesehatan (SDKI Depkes) (Hasnah et al, 2003). 1

Transcript of MAKALAH OBSTETRIK

Page 1: MAKALAH  OBSTETRIK

BAB I

PENDAHULUAN

Epidemiologi

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000

kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99 persen diantaranya

terjadi di negara berkembang (WHO, 1992). Dari angka tersebut diperkirakan

bahwa hampir satu orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan dan

persalinan. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan

mencapai 100 sampai 1000 lebih per 100.000 kelahiran hidup, sedang di negara

maju berkisar antara tujuh sampai 15 per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti

bahwa di negara berkembang risiko kematian maternal satu diantara 29 persalinan

sedangkan di negara maju satu diantara 29.000 persalinan.

Salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

pelayanan kesehatan dalam suatu negara atau daerah adalah angka kematian

maternal (maternal mortality). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) (Hasnah

et al, 2003). Di Indonesia menjumpai kematian ibu 450 per 100.000 kelahiran

hidup. Pada tahun 1992 Angka Kematian Ibu (AKI) sekitar 421 per 100.000

kelahiran hidup. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Departemen

Kesehatan (SDKI Depkes) (Hasnah et al, 2003). menetapkan AKI di Indonesia

secara nasional sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan angka

tertinggi dibanding dengan negara negara ASEAN lainnya. Sumber data yang lain

pada tahun 1994 dari hasil penelitian di rumah sakit umum di Indonesia terdapat

angka kematian ibu sebesar 550 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

mengalami penurunan sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup(Hasnah et al,

2003). Angka ini tiga sampai enam kali lebih besar dari negara di wilayah

ASEAN dan lebih besar 50 kali dibanding dengan negara maju.

Komplikasi kehamilan dan persalinan yang terjadi di berbagai negara

berkembang menjadi penyebab utama kematian wanita pada usia reproduksi. Ini

berarti Lebih dari satu wanita meninggal setiap menit dari penyebab komplikasi,

atau ini berarti 585.000 wanita meninggal setiap tahun. Kurang dari satu persen

1

Page 2: MAKALAH  OBSTETRIK

kematian ini terjadi di negara maju, ini memperlihatkan bahwa wanita dapat

menghindari kematian tersebut jika sumber daya dan jasa tersedia. Bertambahnya

jumlah tenaga kesehatan yang melayani wanita hamil dan melahirkan ternyata

belum menurunkan angka kematian ibu secara bermakna. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa penyelesaian masalah secara medis teknis bukan merupakan

jaminan penyelesaian masalah tingginya mortalitas ibu. Ada faktor lain yang akan

menyumbang keberhasilan intervensi medis yaitu dengan ditopang oleh cepatnya

pengambilan keputusan ibu atau keluarga untuk mencari pertolongan. Tindakan

ini sangat banyak dipengaruhi oleh sikap waspada ibu dan keadaan sosial

ekonomi keluarga. Ibu yang telah diberi informasi bahwa kehamilan mungkin

berisiko tinggi biasanya lebih waspada bila menghadapi permasalahan selama

kehamilan. Sejauh ini informasi yang diberikan terbatas pada ibu dan bersifat

umum sehingga kurang terkait dengan anggota keluarga lain. Pada keadaan kritis

atau bahaya bukan hanya ibu yang berperan memutuskan untuk mencari

pertolongan tetapi seluruh keluarga(Hasnah et al, 2003).

Perawatan selama persalinan dan kehamilan yang telah diperbaiki dapat

mengurangi kematian maternal 50 sampai 80 persen serta kematian perinatal 30

sampai 40 persen. Perbaikan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan,

dapat membantu mengatasi 64 persen penyebab kematian ibu. Perbaikan

penanganan klinis, bisa mengatasi 36 persen kematian ibu. Sementara itu lebih

dari 70 persen kasus kematian maternal akibat komplikasi kehamilan dan

persalinan, para suami yang mengambil keputusan yang utama di dalam mencari

perawatan untuk istrinya (Hasnah et al, 2003).

Kesadaran masyarakat akan tanda-tanda bahaya pada kehamilan

merupakan upaya meminimalkan kegawat daruratan obstetri, namun banyak

kepercayaan tradisional dan penundaan pengambilan keputusan untuk mencari

perawatan pada fasilitas kesehatan yang masih dijalankan di masyarakat.

Ketiadaan dana dan keterlambatan transportasi yang cepat untuk mencapai

fasilitas kesehatan menjadi penyebab faktor kematian. Keterlambatan

kegawatdaruratan obstetri lebih lanjut juga dapat disebabkan oleh tidak

tersediannya kapasitas untuk melakukan perawatan obstetri di kalangan petugas

medis. Kepercayaan tradisional yang dianut masyarakat tertentu akan

2

Page 3: MAKALAH  OBSTETRIK

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh suami sebagai kepala keluarga atau

orang yang memegang peranan penting di dalam keluarga. Akibatnya jika terjadi

kasus kegawatdaruratan pada ibu hamil, melahirkan atau setelah melahirkan harus

melibatkan beberapa pihak untuk berembuk. Hal ini akan mengakibatkan

terjadinya keterlambatan di dalam pengambilan keputusan yang mengakibatkan

kematian pada ibu (Hasnah et al, 2003).

Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia di samping

perdarahan adalah pre-eklampsia atau eklampsia dan penyebab kematian perinatal

yang tinggi. Pre-eklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, penyebabnya belum diketahui.

Pada kondisi berat pre-eklamsia dapat menjadi eklampsia dengan penambahan

gejala kejang-kejang (Rozikhan, 2007).

Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia

adalah iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan

semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,

melainkan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya preeklampsia dan

eklampsia ( multiple causation ). Faktor yang sering ditemukan sebagai faktor

risiko antara lain nulipara, kehamilan ganda, usia kurang dari 20 tahun atau lebih

dari 35 tahun, punya riwayat keturunan, dan obesitas. Namun diantara faktor

faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang menjadi sebab dan

mana yang menjadi akibat.

Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, yakni yang

langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal ini

terjadi, istilah kesatuan penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama

karena eklamsia merupakan peningkatan dari pre-eklamsia yang lebih beratdan

berbahaya dengan tambahan gejala-gejala tertentu (Rozikhan, 2007).

Pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan risiko yang membahayakan

ibu di samping membahayakan janin melalui placenta. Setiap tahun sekitar 50.000

ibu meninggal di dunia karena eklampsia. Incidens eklampsia di negara

berkembang berkisar dari 1:100 sampai 1:1700. Beberapa kasus memperlihatkan

keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan. Pada stadium akhir yang disebut

eklampsia, pasien akan mengalami kejang. Jika eklampsia tidak ditangani secara

3

Page 4: MAKALAH  OBSTETRIK

cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian karena kegagalan jantung,

kegagalan ginjal, kegagalan hati atau perdarahan otak. Oleh karena itu kejadian

kejang pada penderita eklampsia harus dihindari. Karena eklampsia menyebabkan

angka kematian sebesar 5% atau lebih tinggi (Rozikhan, 2007).

Pre-eklampsia itu sendiri mempunyai arti penyakit dengan tanda-tanda

khas tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan

ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan.

Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga

terjadi pada trimester kedua kehamilan. Sering tidak diketahui atau diperhatikan

oleh wanita hamil yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu

singkat pre-eklampsia berat bahkan dapat menjadi eklampsia yaitu dengan

tambahan gejala kejang-kejang dan atau koma (Rozikhan, 2007).

Menurut Derek Lewellyn John, Dasar-dasar obstetric dan ginkologi

menyatakan ada beberapa penyebab kematian pada ibu hamil di beberapa negara :

Gejala-gejala

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Bila

peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam

trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa penderita

menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat

pada akhir trimester kedua dan ketiga, mungkin penderita menderita preeklampsia

(Rozikhan, 2007).

4

Page 5: MAKALAH  OBSTETRIK

Peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mm/Hg, atau

peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mm/Hg, atau adanya

tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mm/Hg, atau tekanan diastolik

sekurang-kurangnya 90 mm/Hg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mm/Hg atau

lebih, ini sudah dapat dibuat sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah

dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi

bila diastolik sudah mencapai 100 mm/Hg atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi

preeklampsia berat. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada

kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosa pre-

eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih

diangap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali atau 3 kg dalam

sebulan pre-eklampsia harus dicurigai.3),19) Atau bila terjadi pertambahan berat

badan lebih dari 2,5 kg tiap minggu pada akhir kehamilan mungkin merupakan

tanda preeklampsia (Rozikhan, 2007).

Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3

g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau

2 + ( menggunakan metode turbidimetrik standard ) atau 1g/liter atau lebih dalam

air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream untuk memperoleh

urin yang bersih yang diambil minimal 2 kali dengan jarak 6 jam (Rozikhan,

2007).

Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat, tanda /gejala pre-

eklampsia ringan adalah:

1. Tekanan darah sistol 140 mm/Hg atau kenaikan 30 mm/Hg dengan

interval pemeriksaan 6 jam

2. Tekanan darah diastol 90 mm/Hg atau kenaikan 15 mm/Hg dengan

interval pemeriksaan 6 jam

3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu

4. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai

2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.

5

Page 6: MAKALAH  OBSTETRIK

Sedangkan penyakit preeklampsia digolongkan berat apabila satu atau

lebih tanda / gejala dibawah ini ditemukan:

1. Tekanan darah sistolik 160 mm/Hg atau lebih, atau tekanan

diastole 110 mm/Hg atau lebih

2. Proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam, 3+ atau 4+ pada

pemeriksaan semikuantitatif

3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam

4. Keluhan cerebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah

epigastrium

5. Edema paru-paru atau sianosis.

Kebanyakan wanita dengan hipertensi kronik (Hipertensi esensial ) telah

didiognose sebelum kehamilan; kebanyakan wanita didapat menderita hipertensi

pada kunjungan antenatal pertama. Bila tanpa penyebab sekunder hipertensi

(misalnya stenosis arteri renalis atau feokromositoma), peninggian tekanan darah

(> 140/90) yang menetap dan terjadi sebelum kehamilan atau dideteksi sebelum

kehamilan minggu ke 20, diagnosis hipertensi esensial dapat ditegakkan

(Rozikhan, 2007).

Hipertensi esensial menjadi penyulit pada 1-3 persen kehamilan, dan lebih

sering terdapat pada wanita di atas usia 35 tahun.

6

Page 7: MAKALAH  OBSTETRIK

Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori –

teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh

karena itu disebut “ penyakit teori ” namun belum ada memberikan jawaban yang

memuaskan. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab pre eklamsia adalh

teori “ iskemia plasenta ”. namun teori belum dapat menerangkan semua hal yang

bertalian dengan penyakit ini.

7

Page 8: MAKALAH  OBSTETRIK

Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan :

a. Mengapa frekuensi menjadi tinggi pada : primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion, dan mola hidatidosa.

b. Mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan,

umumnya pada triwulan III.

c. Mengapa terjadi perbaikan keadan penyakit, bila terjadi kematian janin

dalam kandungan.

d. Mengapa frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya.

e. Penyebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema, dan konvulsi sampai

koma.

Dari hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan

banyak faktor yang menyebabkan pre eklamsi dan eklamsi.

Patofisiologi

Pada per eklamsi terjadi psasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam

dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola gomerulus. Pada

beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempiynya sehingga hanya dapat

dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh

mengalami spasme, maka tekanan darah dengan akan naik, sebagai usaha untuk

mengatasi kenaikan tekanan perifer aga oksigenasi jaringan dapat dicukupi.

Sedangkan kenaikan berat badan dan edama yang disebabkan oleh penimbunan

air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin

karena retensi air dan garam.proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola

sehingga terjadi perubahan pada gromeulus.

Perubaha pada organ – organ

Otak

Pada pre eklamsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas –

batas normal. Pada eklamsi, resistensi pembuluh darah meninggi, ini

terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak

8

Page 9: MAKALAH  OBSTETRIK

dapat menimbulkan kelainan serebral dan gangguan visus, bahkan pada

keadaan lanjut.

Plasenta dan rahim

Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta,

sehingga terkjadi gangguan pertumbuhan janin dan kaerna kekurangan

oksigen terjadi gawat janin. Pada pre eklamsi dan eklamsi sering terjadi

peningkatan tonus rahim dan kepekaanya terhadap rangsang, sehinnga

terjadi partus prematurus.

Ginjal

Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena itu gijal menurun. Hal ini

menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, sebagai

akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi golmerulus dapat turun

sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi

oliguria dan anuria.

Paru – paru

Kematian ibu pada pre rklamsi dan eklamsi biasanya disebabkan oleh

edema parunyang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa pula karena

terjadinya aspirasi pnemonia, atau abses paru.

Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila

terdapat hal – hal tersebut, maka harus dicurigai terjadinya pre – eklamsi

berat. Pada eklamsi dapat terjadi ablasio retina yang di sebabkan edema

intra okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi

kehamilan. Gejala lain yang dapat menunjukkan tanda pre eklamsi berat

yang mengarah pada eklamasi adalh adanya skotoma, diplopia, dan

ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah

dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina.

9

Page 10: MAKALAH  OBSTETRIK

Keseimbangan air dan elektrolit

Pada pre eklamsi ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata

pada metabolisme air, elektrolit, kristaloid, dan protein serum. Jadi, tidak

terjadi gangguan keseimbangan elektrolit. Gula darah, kadar natrium

bikarbonat, dan pH darah berada pada batas normal. Pada pre eklamsi

berat dan eklamsi, kadar gula darah naik sementara, asam laktat asam

organik lainnya naik, sehingga cadangan alkali akan turun, keadaan ini

biasanya disebabkan oleh kejang – kejang. Setelah konvulsi selesai zat –

zat organik dioksidasi, dan dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan

karbonik sehingga terbebtuk natrium bikarbonat. Dengan demikian

cadangan alkali dapat kembali pulih normal.

Pre eklamsi

Klasifikasi

Di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Pre eklamsi ringan, bila disertai keadaan berikut :

a. Tekanan darah 140/90 mm/Hg atau lebih yang diukur pada posisi

berbaring terlentang, atsu kenaikan sistolik 15 mm/Hg atau lebih,

atau kenaikan sistolik 30 mm/Hg atau lebih. Cara pengukuran

sekurang – kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak

periksa 1 jam sebaiknya 6 jam.

b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat

badan 1kg atau lebih perminggu.

c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau

2 + pada urin kateter atau midstream.

2. Pre eklamsi berat, bila disertai keadaan berikut :

a. Tekanan darah 160/110 mm/Hg atau lebih.

b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter

c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam

d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di

epigastrium

e. Terdapat edema paru dan sianosis.

Frekuensi

10

Page 11: MAKALAH  OBSTETRIK

Ada yang melaporkan angka kejdian sebanyak 6% dari seluruh kehamilan, dan

12% pada kehamilan primigravida. Menurut beberapa penulis frekuensi

dilaporkan sekitar 3 – 10 %. Lebih banyak dijumpai pada primigravida dari pada

multigravida, terutama primigravida usia muda. Faktor – faktor predisposisi untuk

terjadinya pre eklamsia adalah molahidatidosa, diabetes melitus, kehamilan

ganda, hidrops fetalis, obesitas, dan umur yang lebih dari 35 tahun.

Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan.

1) Gambaran klinik pertambahan berat badan yang berlebihan, edema,

hipertensi, dan timbul proteinuria. Gejala subjektif sakit kepala di daerah

frontal, nyeri epigastrium, gangguan visus, penglihatan kabur, skotoma,

diplopia, mual dan muntah. Gangguan selebral lainnya : reflek meningkat,

dan tidak tenang.

2) Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, reflek meningkat, dan proteinuria

pada pemeriksaan laboratorium.

Penatalaksanaan

a. Pencegahan

o Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti,

mengenali tanda – tanda sedini mungkin ( pre eklamsi ringan ),

lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak

menjadi lebih berat.

o Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre

eklamsi kalau ada faktor – faktor predisposisi.

o Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan

serta pentingnya mengatur diet rendah garam, lemak, serta

karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan

yang berlebihan.

b. Penanganan

Tujuan utama penanganan adalah :

o Untuk mencegah pre eklamsi dan eklamsi.

11

Page 12: MAKALAH  OBSTETRIK

o Hendaknya janin hidup.

o Trauma pada janin seminimal mungkin.

BAB II

12

Page 13: MAKALAH  OBSTETRIK

STUDI KASUS OBSTETRIK

Seorang pasien bernama Ny. S usia 41 tahun dengan berat badan 59 kg,

tinggi badan 152 cm. Pekerjaan ibu rumah tangga. Mengeluh pusing sejak 1

minggu sebelum masuk rumah sakit. Setelah didiagnosa ia mengalami pre

eklampsia berat, anemia ringan dengan susp defisiensi Fe.

Riwayat penyakit sekarang yang dialami pasien adalah :

1. Mengaku hamil 9 bulan. Hari pertama haid terakhir 1 januari 2012.

2. Tekanan darah tinggi (150/90 mm/Hg)

3. Mual (+), muntah (-), riwayat kejang (-), riwayat keluar air (-), keluar darah

lender (-), gerakan janin (+)

Riwayat kelahiran :

1. 16 tahun, perempuan, 2800 gram

2. 11 tahun, laki-laki, 2700 gram

3. 6 tahun, laki-laki, 3800 gram

4. Meninggal, tahun 2009

Riwayat penyakit dahulu :

1. Hipertensi 4 tahun yang lalu, obat (-)

2. DM, Jantung, asma, paru (-)

Riwayat penyakit keluarga : DM, jantung, paru (-)

Riwayat pengobatan : Mengkonsumsi pil KB tidak teratur

Pemeriksaan laboratorium

13

Page 14: MAKALAH  OBSTETRIK

Parameter Harga normal Nilai

Hb 12-14 g/dl 10,4

Ht 37-43 % 31

Leukosit 5-10 (x1000)/µl 9

Trombosit 150-400 (x1000)/µl 249

GDS 70-200 mg/dl 84

Albumin 3,4-4,8 mg/dl 3,7

LDH 200-480 U/L 439

Asam Urat 2-4; 5-7 mg/dl 4

Ureum 10-50 mg/dl 10

Kreatinin 0,5-1,5 mg/dl 0,6

BJ Urine 1,005-1,030 1,015

pH urine 4,5-8 5,5

SGOT 10-35 U/L 44

SGPT 10-36 U/L 19

Ureum darah 10-50 md/dl 31

Cacatan Pengobatan Terkini (Rawat Inap)

14

Page 15: MAKALAH  OBSTETRIK

Obat Dosis Rute Frekuensi Tanggal (Maret)

1 2 3 4 5 6

MgSO4 4 g IV √

1 g Iv Tiap jam selama 24 jam

√ √

Na-Acetyl cystein

600 mg

PO 3x1 √ √ √ √ √ √

Vit E 1000 mg

PO 1x1 √

Vit E 200 mg

PO 1x1 √ √ √ √ √

Vit C 400 mg

PO 2x1 √ √

Vit C 400 mg

IV 2x1 √ √

Vit C (CDR) 1000 mg

PO 1x1 √ √ V

Asam folat 400 mg

PO 1x1 √

Nifedipin 10 mg PO 3x1 √ √

Nifedipin 10 mg PO 4x1 √ √ √ √

Hematinik 1x1 √ √

Deksametason 6 mg IV √ √

Perkembangan Pasien :

15

Page 16: MAKALAH  OBSTETRIK

Tanggal S O1/10 2012 Gerakan janin (+)

Nyeri ulu hati (-)Sakit kepala (-)

S : 36,6HR : 92RR : 20TD : 140/90

2/10 2012 Gerakan janin (+)Nyeri ulu hati (-)Sakit kepala (-)

S : 36,6HR : 92RR : 18TD : 140/90

3/10 2012 Gerakan janin (+)Nyeri ulu hati (-)Sakit kepala (-)

S : 36,6HR : 92RR : 20TD : 150/90

4/10 2012 Gerakan janin (+)Nyeri ulu hati (-)Sakit kepala (-)

S : 36,6HR : 92RR : 20TD : 150/90

5/10 2012 Gerakan janin (+)Nyeri ulu hati (-)Sakit kepala (-)

S : 36,6HR : 92RR : 20TD : 150/90

6/10 2012 Gerakan janin (+)Nyeri ulu hati (-)Sakit kepala (-)

S : 36,6HR : 92RR : 20TD : 130/90

BAB III

16

Page 17: MAKALAH  OBSTETRIK

PENYELESAIAN KASUS METODE SOAP

SUBJECTIVE

Nama pasien : Ny. S

Usia : 41 tahun

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Keluhan : pusing sudah 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

OBJECTIVE

Riwayat pasien yang terdokumentasi :

1. Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Hasil pengamatan KeteranganKehamilan 9 bulan, hari pertama haid

terakhir 1 januari 2012Normal

Tekanan darah 150/90 mm/Hg Gejala pre-eklamsia ringan

Mual + Abnormal, akibat tensi tinggi.

Muntah - normalRiwayat kejang - normalRiwayat keluar air - abnormalKeluar darah lendir - abnormalGerakan janin + normal

2. Riwayat kelahiran ( anak )

Anak ke Usia Jenis kelamin Berat badan Keterangan

1 16 tahun Perempuan 2800 gram Normal

2 11 tahun Laki – laki 2700 gram Normal

3 6 tahun Laki – laki 3800 gram Normal

4 - - - Meninggal tahun 2009

3. Riwayat penyakit dahulu

17

Page 18: MAKALAH  OBSTETRIK

Penyakit Keterangan

Hipertensi 4 tahun lalu, tanpa terapi

DM, jantung, asma dan paru -

Keluarga : DM, jantung, paru -

Riwayat obat Komsumsi pil KB tidak teratur

4. Tanda – tanda vital dan hasil uji fisik

Parameter Hasil Keterangan

Berat badan 59 kg BMI : 25,5

Tinggi badan 152 cm Mendekati normal,

sedikit kegemukan

5. Hasil uji laboratorium

Parameter Harga normal Nilai Keterangan

Hb 12-14 g/dl 10,4 Rendah, pasien anemia

Ht 37-43 % 31 Rendah, pasien anemia

Leukosit 5-10 (x1000)/µl 9 normal

Trombosit 150-400 (x1000)/µl 249 normal

GDS 70-200 mg/dl 84 normal

Albumin 3,4-4,8 mg/dl 3,7 normal

LDH 200-480 U/L 439 normal

Asam Urat 2-4; 5-7 mg/dl 4 normal

Ureum 10-50 mg/dl 10 normal

Kreatinin 0,5-1,5 mg/dl 0,6 normal

BJ Urine 1,005-1,030 1,015 normal

pH urine 4,5-8 5,5 normal

SGOT 10-35 U/L 44 tinggi

SGPT 10-36 U/L 19 normal

18

Page 19: MAKALAH  OBSTETRIK

Ureum darah 10-50 md/dl 31 normal

6. Kerasionalan obat yang digunakan pasien

a. Tepat Indikasi

Nama Obat Indikasi Mekanisme Aksi Ket

MgSO4 Anti kejang preeklamsia

vasodilator serebral dan stabilisator membran, mengurangi iskemia dan kerusakan neuron yang mungkin terjadi

Tepat indikasi

Na-Acetyl cystein

Terapi tambahan untuk sekresi mukus abnormal

Mengurangi kekentalan / viskositas sekrert dengan memecah ikatan disulfida pada mukoprotein, memfasilitasi pengeluaran sekret melaui batuk

Tepat indikasi

Vit E Defisiensi vitamin E

Mencegah oksidasi vitamin A dan vitamin C; mencegah oksidasi asam lemak tak jenuh dalam membran.; mencegah hemolisis sel darah merah

Tepat indikasi

Vit C Defisiensi vitamin C

Pembentukan kolagen dan perbaikan jaringan;terlibat dalam beberapa reaksi oksidasi-reduksi seperti jalur metabolik lain, seperti sintesis karnitin, steroid, dan katekolamin dan konversi asam folat menjadi asam folinik.

Tepat indikasi

Asam folat megaloblastik anemia, makrositik anemia karena defisiensi asam folat, Suplement : mencegah neural tube defect

Asam folat diperlukan untuk pembentukan koenzim dalam proses sistem metabolisme terutama sintesis purin dan pirimidin, sintesis nukleoprotein dan pemeliharaan eritropoesis. Menstimulasi produksi sel darah putih dan platelet pada anemia defesiensi folat. Asam folat meningkatkan eliminasi asam format, metabolik toksik metanol.

Tepat indikasi

Nifedipin Profilaksis dan pengobatan hipertensi

Menghambat ion kalsium ketika memasuki slow channel,atau area sensitif tegangan pada otot polos vaskular dan myokardium selama depolarisasi, relaksasi otot polos

Tepat indikasi

19

Page 20: MAKALAH  OBSTETRIK

vaskular koroner dan vasodilatasi koroner,

Hematinik Anti anemia Menstimulasi pembentukan sel darah merah.

Tepat indikasi

Deksametason glukokortikoid dan obat untuk anafilaksis,

Mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi mediator inflamasi, dan menurunkan permeabilitas kapiler yang semula tinggi dan menekan respon imun.

Tepat indikasi

b. Tepat Obat

Nama obat Alasan dipilih Obat Ket

MgSO4 Untuk menangani kejang yang dirasa oleh

pasien, MgSO4 adalah rekomendasi yang

umum digunakan

Tepat obat

Na-Acetyl cystein

Sebagai terapi tambahan untuk menangani

sekresi mukus yang abnormal, asma COPD

dan saluran nafas.

Tepat obat

Vit E Digunakan untuk membantu dalam

kekurangan vitamin E

Tepat obat

Vit C Digunakan untuk membantu dalam

kekeurangan vitamin C

Tepat obat

Asam folat Membantu dalam gejala anemia Tepat obat

Nifedipin Tensi pasien yang tinggi ( gejala pre-

eklamsia )

Tepat obat

Hematinik Sebagai terapi anemia yang dialami pasien Tepat obat

Deksametason Obat golongan glukokortikoid untuk

mengurangi udem yang terjadi

Tepat obat

20

Page 21: MAKALAH  OBSTETRIK

c. Tepat Dosis

d. Tepat Pasien

Nama Obat Kontraindikasi Ket

MgSO4 - Tepat pasien

Na-Acetyl cystein Hipersensitif terhadap

asetil sistein

Tepat pasien

Vit E Hipersensitivitas terhadap

vitamin E atau komponen

lain dalam formulanya.

Penggunaan secara

intravena pada bayi

Tepat pasien

Vit C Hipersensitivitas terhadap

komponen dalam sediaan

Tepat pasien

Asam folat Hipersensiifitas terhadap

asam folat

Tepat pasien

Nifedipin Syok kardiogenik;

stenosis aorta lanjut;

Tepat pasien

21

Nama Obat Regimen Dosis yang

diberikan

Ket

MgSO4 1 g IV tiap jam selama 24 jam Tepat Dosis

Na-Acetyl cystein 600 mg 3x 1 sehari P.O Tepat Dosis

Vit E 200 mg 1x1 sehari PO Tepat Dosis

Vit C 400 mg 2x 1 sehari PO Tepat Dosis

Asam folat 400mg 1x1 sehari PO Tepat Dosis

Nifedipin 10 mg PO. 4x1 sehari Tepat Dosis

Hematinik 1x1 sehari Tepat Dosis

Deksametason 6 mg IV Tepat Dosis

Page 22: MAKALAH  OBSTETRIK

kehamilan

Hematinik Tepat pasien

Deksametason Hipersensitif terhadap

deksametason

Tepat pasien

e. Waspada ESO

Nama Obat Efek Samping Ket

MgSO4 - -

Na-Acetyl cystein Reaksi hipersensitivitas,

bronkospasme, hipotensi

Waspada Efek Samping

Vit E lelah, lemah, sakit kepala,

pandangan kabur, rasa malas

Waspada Efek Samping

Vit C Pusing, faintness, fatigue, flank

pain, sakit kepala

Waspada Efek Samping

Asam folat Reaksi alergi, bronkospasme,

wajah memerah, gatal, erupsi

sementara

Waspada Efek Samping

Nifedipin Pusing, sakit kepala, muka

merah, letargi; takikardi,

palpitasi; juga edema kaki, ruam

kulit

Waspada Efek Samping

Hematinik - Waspada Efek Samping

Deksametason Aritmia, bradikardia, henti

jantung, kardiomiopati

Waspada Efek Samping

ASSESSMENT

Assesment dari kasus tersebut adalah penderita mengalami preeklamsia

ringan dengan anemia, defisiensi Fe.

22

Page 23: MAKALAH  OBSTETRIK

Problem 1 pasien dengan kehamilan 36 minggu mengalami hypertensi

karena pre-eklamsia ringan, gejalanya yang ada terlihat pada tekanan darah

melebihi 140/90 mm/Hg, TD pasien 150/90 mm/Hg dan kenaikan diastole 10

mm/Hg.

Problem II pasien mengalami anemia dan defisiensi Fe, terlihat pada hasil

pengukuran laboratorium yang menunjukkan angka Hb 10,4 dan hematokrit 31

yang dibawah dari angka normal.

Problem III nilai SGOT pasien tinggi kemungkinan adanya kerusakan otot

dan menyebabkan pembengkakan pada betis.

PLAN

Terapi Farmakologi

Monitoring

1. Monitoring tekanan darah pada range normal yaitu 120/80 mm/Hg

2. Monitoring kepatuhan minum obat pasien.

23

Nama Obat Regimen Dosis yang diberikan Keterangan

MgSO4 1 g IV tiap jam selama 24 jam Mengatasi kejang

Na-Acetyl cystein 600 mg 3x 1 sehari P.O Mengatasi sekresi lendir dan pengelolaan terhadap nilai SGOT.

Vit E 200 mg 1x1 sehari PO Nutrisi janin

Vit C 400 mg 2x 1 sehari PO Nutrisi janin

Asam folat 400mg 1x1 sehari PO Nutrisi janin dan

mengatasi anemia

Nifedipin 10 mg PO. 4x1 sehari Mengatasi hypertensi

Hematinik 1x1 sehari Mengatasi anemia

Deksametason 6 mg IV Mengatasi edema dan peradangan

Page 24: MAKALAH  OBSTETRIK

3. Monitoring Ht pada range normal yaitu 37 – 43 %

4. Monitoring Hb pada range noraml yaitu 12 – 14 g/dL

5. Monitoring SGOT pada range normal 10 – 35 U/L

KIE

1. Informasikan kepada pasien maupun keluarga tentang penyakit yang

diderita.

2. Perlu diinformasikan kemungkinan terjadi komplikasi karena pengobatan

3. Pasien perlu diberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan obat,

kepatuhan dan kemungkinan efek samping agar didapatkan hasil yang baik

24

Page 25: MAKALAH  OBSTETRIK

BAB IV

KESIMPULAN

Pasien Ny. S didiagnosa menderita pre-eklamsia ringan. Pre-eklampsia

merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang

timbul karena kehamilan. Pasien Ny. S juga mengalami anemia dengan defisiensi

Fe.

Diagnosis pre-eklamsia pada Ny. S dapat ditegakkan berdasarkan

adanya dua atau tiga gejala yang ada yaitu :

Penambahan berat badan yang berlebihan → terjadi kenaikan 1 kg seminggu

beberapa kali ( BMI 25,5 > N: 25 )

Edema → peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka

Hipertensi (diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)

Tekanan darah ≥ 140/90 mm/Hg ATAU ( TD pasien 150/90mm/Hg ).

Tekanan sistolik meningkat > 30 mm/Hg ATAU ( Sistolik meningkat 10

mm/Hg ).

Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk penegakan diagnosa pasien

Ny. S adalah:

1. Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah lengkap antara lain

penurunan hemoglobin dan hematokrit.

2. Pemeriksaan fungsi hati

Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat.

Terapi Farmakologi

25

Page 26: MAKALAH  OBSTETRIK

Terapi Non Famakologi

1. Pasien supaya banyak istirahat.

2. Pasien supaya diet cukup protein dan rendah karbohidrat, lemak serat

garam.

3. Makan sayur dengan kandungan Fe tinggi.

Monitoring

1. Monitoring tekanan darah pada range normal yaitu 120/80 mm/Hg

2. Monitoring kepatuhan minum obat pasien.

3. Monitoring Ht pada range normal yaitu 37 – 43 %

4. Monitoring Hb pada range noraml yaitu 12 – 14 g/dL

5. Monitoring SGOT pada range normal 10 – 35 U/L

KIE

1. Informasikan kepada pasien maupun keluarga tentang penyakit yang

diderita.

2. Perlu diinformasikan kemungkinan terjadi komplikasi karena pengobatan

3. Pasien perlu diberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan obat,

kepatuhan dan kemungkinan efek samping agar didapatkan hasil yang baik

26

Nama Obat Regimen Dosis yang diberikan

MgSO4 1 g IV tiap jam selama 24 jam

Na-Acetyl cystein 600 mg 3x 1 sehari P.O

Vit E 200 mg 1x1 sehari PO

Vit C 400 mg 2x 1 sehari PO

Asam folat 400mg 1x1 sehari PO

Nifedipin 10 mg PO. 4x1 sehari

Hematinik 1x1 sehari

Deksametason 6 mg IV

Page 27: MAKALAH  OBSTETRIK

27