KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

37
Bismillahirohmanirrohiem Kuliah Blok Kardiovaskular

Transcript of KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Page 1: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Bismillahirohmanirrohiem

Kuliah Blok Kardiovaskular

Page 2: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

KEGAWATDARURATANHIPERTENSI

Suryo A. Taroeno

Page 3: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Outline

• Terminologi

• Konsep Dasar

• Patologi Krisis Hipertensi

• Mengenali Krisis Hipertensi

• Hipertensi Emergensi

• Hipertensi Urgensi

• Antihipertensi pada Krisis Hipertensi

Page 4: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Terminologi

• Kegawatdaruratan hipertensi

• Krisis hipertensi

• Hipertensi maligna

• Hipertensi urgensi

• Hipertensi emergensi

Page 5: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Konsep Dasar

• Hipertensi – kenaikan tekanan darah (TD) di atas 140/90 mmHg

• Hipertensi adalah faktor risiko mayor aterosklerosis

• Hipertensi berhubungan dgn kerusakan organ target (target organ damage)

• Semakin tinggi TD, semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan organ target

• Semakin lama hipertensi diderita, semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan organ target

Page 6: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 7: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Konsep Dasar

Page 8: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 9: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Konsep DasarFaktor Risiko Mayor Aterosklerosis

• Merokok

• Hipertensi

• Kadar HDL rendah

• DM

• Riwayat keluarga dgn PJK dini

• Usia (>= 45th utk pria, >= 55th utk wanita)

• Faktor gaya hidup : obesitas, inaktivitas, diet aterogenik

• Emerging risk factors : lipoprotein(a), homosistein, faktor protrombin, faktor proinflamasi, glukosa puasa terganggu, aterogenesis subklinis

Page 10: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Konsep DasarKerusakan Organ Target

• Jantung– Gagal jantung, penyakit jantung koroner

• Otak– Stroke dan TIA, dementia vaskuler

• Ginjal – Penyakit ginjal kronik

• Arteri besar– Aneurisme aorta

• Arteri perifer – Penyakit arteri perifer oklusif

• Mata– Retinopati hipertensi

Page 11: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

ORGAN TARGET HIPERTENSI

Page 12: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

SLOW but (almost) SURE

Page 13: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Konsep Dasar

• Pada umumnya, kerusakan organ target berjalan kronik

• Pada kegawatdaruratan hipertensi, khususnya hipertensi emergensi, kenaikan TD disertai ancaman disfungsi organ target atau progresi disfungsi organ target (impending or progressive target organ dysfunction)

• Terapi penurunan TD secara agresif, dlm hal ini akan menghentikan atau membatasi disfungsi organ target tersebut

Page 14: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Konsep Dasar

• Penurunan TD secara agresif, di sisi lain tidak diperkenankan pada hipertensi berat kronik yang tidak disertai impending and progressive target organ dysfunction

• Penurunan TD terlalu agresif pd hipertensi kronik tsb berhubungan dgn peningkatan morbiditas : iskemia serebral, renal, atau koroner

• Perlu sekali membedakan kondisi– hipertensi emergensi– hipertensi urgensi– hipertensi berat/hipertensi stage II yg kronik

Page 15: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Patologi Krisis Hipertensi

• Kenaikan mendadak TD merupakan proses patologi utama rate kenaikan TD lebih penting dari tingginya TD

• Terjadi vaskulitis nekrotikan difus, trombus arteriol, dan deposit fibrin pd dinding arteriol

• Nekrosis fibrinoid didapatkan pd arteriol ginjal, retina, otak, dan organ lain

• Secara klinis terjadi retinopati progresif, gagal ginjal progresif, anemia hemolitik mikroangiopati, dan ensepalopati

Page 16: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 17: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 18: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 19: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Mengenali Krisis Hipertensi

• TD yang ekstrem tinggi

– TD > 180/120 mmHg

• Rate kenaikan TD yang cepat

– Kenaikan mendadak TD pasien hipertensi kronik

– Onset hipertensi mendadak pd individu normotensi

• Adanya tanda kerusakan organ target

Page 20: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Kerusakan Organ Target Krisis Hipertensi

• Ensepalopati hipertensi

• Perdarahan intraserebral

• Infark miokard akut

• Angina pektoris tidak stabil

• Gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru

• Diseksi aneurisme aorta

• Preeklamsia

• Retinopati progresif

• Gagal ginjal progresif

Page 21: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Skrining Kerusakan Organ Target Krisis Hipertensi

• Ensepalopati hipertensi penurunan kesadaran

• Perdarahan intraserebral nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran, HCTS menunjukkan ICH

• IMA, angina pektoris tak stabil nyeri dada kardial

• Gagal ventrikel kiri akut dgn edema paru sesak napas hebat, akut

• Diseksi aneurisme aorta nyeri hebat dada/punggung

• Preeklamsia kejang, penurunan kesadaran

• Retinopati progresif penurunan visus

• Gagal ginjal progresif kenaikan BUN, kreatinin, proteinuria

Page 22: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 23: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 24: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI
Page 25: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Hipertensi Emergensi

• Kenaikan TD dgn ancaman kerusakan organ target atau progresi disfungsi organ target (impending or progressive target organ dysfunction)

• Misal TD 220/130 mmHg dgn nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran, HCTS memperlihatkan perdarahan intraserebral

Page 26: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Hipertensi Emergensi

• Turunkan tekanan darah tidak lebih dari 25% mean arterial pressure dlm beberapa menit sampai 1 jam pertama

• Turunkan gradual ke level ‘aman’ (TD 160/100 - 110) pada 2 sampai 6 jam berikut

• Bila pasien stabil dan dapat mentoleransi penurunan TD tersebut, TD diturunkan ke normal pada 24-48 jam berikutnya

• Gunakan antihipertensi intravena dengan pengawasan TD kontinyu di ICU

Page 27: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Hipertensi Emergensi

• Berapa mean arterial pressure (MAP) bila TD awal 220/130 mmHg ?

• Berapa nilai 25% MAP ?

• Berapa target MAP terendah dalam beberapamenit sampai 1 jam pertama terapi ?

Page 28: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Hipertensi Emergensi

• Mean arterial pressure

– TD diastolik ditambah sepertiga (selisih sistolik –diastolik)

130+1/3(220-130) = 160

– Sepertiga TD sistolik ditambah dua pertigadiastolik

(220:3) +[(2 x 130):3} = ????? Pembulatannya harus160 yach…oke2….^_^

Page 29: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Hipertensi Urgensi

• Terdapat hipertensi berat tanpa disertai disfungsi organ target yang progresif

• Misal hipertensi stage II dengan gejala nyeri kepala berat, epistaksis, kecemasan, atau sesak napas. Tidak terkonfirmasi progresi disfungsi organ target

• Sering terjadi pada penderita hipertensi kronik dgn terapi inadekuat atau tidak taat

Page 30: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Hipertensi Urgensi

• Terapi hipertensi urgensi dgn pemberian berulang antihipertensi oral yg bersifat short-acting

• Kombinasi antihipertensi dapat dipertimbangkan

• Observasi beberapa jam diperlukan untuk memantau penurunan TD ke level ‘aman’

• Kontrol kembali dijadwalkan dalam beberapa hari

• Penekanan ketaatan berobat sangat diperlukan

Page 31: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Hipertensi Stage II (kondisi kronik)

• Hipertensi stage II

• Pasien tenang tanpa keluhan atau dengan keluhan ringan

• Tidak didapatkan tanda progresi disfungsi organ target

• Terapi ditujukan untuk secara bertahap mengontrol TD mencapai target dan seterusnya mempertahankannya

Page 32: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

TD TINGGI EKSTREM ?

HIPERTENSI URGENSI

HIPERTENSI EMERGENSI

HIPERTENSI STAGE IITenang ?

Keluhan ?

Disfungsi organ target ?

Page 33: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Antihipertensi pada Hipertensi Emergensi

Page 34: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Antihipertensi pada Hipertensi Emergensi

Page 35: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Antihipertensi pada Hipertensi Emergensi

• Diltiazem intravena

• Clonidin intravena

Page 36: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Antihipertensi pada Hipertensi Urgensi

• Short acting agent– ACE inhibitor : Captopril 25 mg– Betabloker : Labetalol 200 mg– Calcium channel blocker : Diltiazem 30 mg– Penghambat sentral : Clonidin 0,15 mg

• Pemberian berulang– Captopril / 1-2 jam– Labetalol / 2-3 jam– Clonidin / 1 jam

• Kombinasi antihipertensi bila diperlukan– Dipakai kombinasi agen dengan cara kerja berbeda

Page 37: KEGAWATDARURATAN HIPERTENSI

Alhamdulillahi robbil alamien