asfiksia neonatorum

7
Definisi Beberapa sumber mendefinisikan asfiksia neonatorum dengan berbeda : Ikatan Dokter Anak Indonesia Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis. WHO Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. ACOG dan AAP Seorang neonatus disebut mengalami asfiksia bila memenuhi kondisi sebagai berikut: Nilai Apgar menit kelima 0-3 Adanya asidosis pada pemeriksaan darah tali pusat (pH<7.0) Gangguan neurologis (misalnya: kejang, hipotonia atau koma) Adanya gangguan sistem multiorgan (misalnya: gangguan kardiovaskular, gastrointestinal, hematologi, pulmoner, atau sistem renal). Asfiksia dapat bermanifestasi sebagai disfungsi multiorgan, kejang dan ensefalopati hipoksik-iskemik, serta asidemia

description

afiksia

Transcript of asfiksia neonatorum

Page 1: asfiksia neonatorum

Definisi

Beberapa sumber mendefinisikan asfiksia neonatorum dengan berbeda :

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau

beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis.

WHO

Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.

ACOG dan AAP

Seorang neonatus disebut mengalami asfiksia bila memenuhi kondisi sebagai berikut:

Nilai Apgar menit kelima 0-3

Adanya asidosis pada pemeriksaan darah tali pusat (pH<7.0)

Gangguan neurologis (misalnya: kejang, hipotonia atau koma)

Adanya gangguan sistem multiorgan (misalnya: gangguan kardiovaskular, gastrointestinal,

hematologi, pulmoner, atau sistem renal).

Asfiksia dapat bermanifestasi sebagai disfungsi multiorgan, kejang dan ensefalopati hipoksik-

iskemik, serta asidemia metabolik. Bayi yang mengalami episode hipoksia-iskemi yang

signifikan saat lahir memiliki risiko disfungsi dari berbagai organ, dengan disfungsi otak sebagai

pertimbangan utama.

Page 2: asfiksia neonatorum

Faktor risiko

PATOFISIOLOGI

Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan

persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat

sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang

kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi “Primary gasping” yang kemudian akan berlanjut

dengan pernafasan.

Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan

terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak

Page 3: asfiksia neonatorum

teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak

tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu

periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi

akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.

Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam

periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan

tekanan darah.

Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan pemeriksaan

keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin

hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi

metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama

pada jantung dan hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan

menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan

kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen

dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan

mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan

jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya

resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan

mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat

buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa

pada kehidupan bayi selanjutnya.

IV. MAN1FESTASI KLINIS

Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan tanda:

- DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur

- Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala

- Apnea

- Pucat '

Page 4: asfiksia neonatorum

- sianosis

- penurunan terhadap stimulus.

V. PENATALAKSANAAN KLINIS

a. Tindakan Umum

- Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila

perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran nafas ayang lebih

dalam.

- Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak memperlihatkan bernafas

dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda achiles.

- Mempertahankan suhu tubuh.

b. Tindakan khusus

- Asfiksia berat

Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan

dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H

20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan

pertengahan sternum 80 –100 x/menit.

- Asfiksia sedang/ringan

Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan

pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2

1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-

bawah secara teratur 20x/menit

- Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Page 5: asfiksia neonatorum

- Pemeriksaan darah Kadar As. Laktat. kadar bilirubin, kadar PaO2, PH

- Pemeriksaan fungsi paru

- Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler

- Gambaran patologi