GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

27
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM TAHUN 2013 DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta AIDA FRADILA WULANDARI 1311261 PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2014

Transcript of GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

Page 1: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA

NEONATORUM TAHUN 2013 DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

BANTUL YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan

STIKES A. Yani Yogyakarta

AIDA FRADILA WULANDARI

1311261

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2014

Page 2: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 3: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 4: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :

Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Tahun 2013 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

Penulis mengucapkan rasa terimakasih atas bimbingan, arahan dan bantuan

kepada berbagai pihak yaitu:

1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Dian Puspitasari, M.Keb selaku Plh. Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

4. Sujiyatini, M.Keb selaku Penguji yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah.

5. Melisa Putri Rahmadhena, SST selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak dukungan dan bimbingan dalam penulisan usulan

penelitian.

6. Dewi Zolekhah, SST selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

7. Selaku direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah memberikan

izin penelitian.

8. Kedua orang tua dan saudara yang telah membantu terselesainnya Karya

Tulis Ilmiah.

9. Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan usulan penelitian.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar

harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.

Penulis

Page 5: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. PERNYATAAN ……………………………………………………………….. HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….. HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. DAFTAR ISI…………………………………………………………………… DAFTAR TABEL………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………

INTISARI………………………………………………………………………. ABSTRACT ……………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………. B. Rumusan Masalah…………………………………………………… C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. D. Manfaat penelitian…………………………………………………… E. Keaslian penelitian…………………………………………………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asfiksia Neonatorum………………………………………………… B. Kerangka Teori……………………………………………………… C. Kerangka Konsep…………………………………………………… D. Pertanyaan Penelitian………………………………………………..

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian………………………………………………... B. Lokasi dan Waktu……………………………………………………. C. Populasi……………………………………………………………… D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian……………………………. E. Definisi Operasional…………………………………………………. F. Alat dan Metode Pengumpulan Data………………………………... G. Analisa Hasil………………………………………………………… H. Etika Penelitian……………………………………………………… I. Pelaksanaan Penelitian………………………………………………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………………………………………………………

B. Pembahasan…………………………………………………………. C. Keterbatasan Penelitian………………………………………………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xi

xii

xiii

1

3

3

3

4

6

15

16

16

17

17

17

17

18

18

19

19

19

21

24

31

Page 6: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………….. B. Saran…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

32

32

Page 7: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ..……………………….... 17

Tabel 4.1 Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

Disebabkan Faktor Ibu …………………………………………..… 21

Tabel 4.2 Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

Disebabkan Faktor Tali Pusat ...…………………...……………….. 21

Tabel 4.3 Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

Disebabkan Faktor Bayi……….. …………………………………... 22

Page 8: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Daftar Gambar

Hal

Gambar 1 Kerangka Teori ……………………………………..….……... 14

Gambar 2 Kerangka Konsep ……………………………………………… 15

Page 9: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari STIKES Jenderal Achmad Yani

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Iji Penelitian

Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 6 Lembar Kegiatan Bimbingan KTI

Page 10: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA

NEONATORUM TAHUN 2013 DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

INTISARI

Aida Fradila Wulandari1, Dewi Zolekhah

2

Latar Belakang: Angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi yaitu

sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran, 27% penyebab kematian neonatus

tersebut yaitu asfiksia neonatorum. Asfiksia dapat menyebabkan suplai oksigen ke

tubuh menjadi terlambat, jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan

perdarahan otak, kerusakan otak dan keterlambatan tumbuh kembang. Penyebab

tertinggi kematian neonatus di DIY adalah asfiksia neonatorum. Asfiksia

neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan

teratur segera setelah lahir. Faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum yaitu

faktor ibu, faktor tali pusat dan faktor bayi. Asfiksia neonatorum merupakan

penyebab utama kematian bayi di Kabupaten Bantul. Studi Pendahuluan yang

dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data angka kejadian

asfiksia neonatorum sebesar 339 bayi (10,88%).

Tujuan: Mengetahui gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum

Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Metode: Metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dengan metode total

sampling. Besar sampel dalam penelitian 339 bayi. Analisis data menggunakan

analisis univariate.

Hasil: Bayi yang mengalami asfiksia neonatorum disebabkan faktor ibu dengan

preeklamsia, eklamsia sebesar 31 (59,6%), faktor tali pusat 0 (0%), dan

disebabkan faktor bayi dengan persalinan tindakan sebesar 233 (81,2%).

Kesimpulan: Kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor ibu mayoritas

dikarenakan preeklamsia eklamsia, faktor tali pusat tidak ditemukan dan penyebab

asfiksia disebabkan faktor bayi didominasi persalinan tindakan.

Kata Kunci: faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum

1Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Page 11: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

THE DESCRIPTION OF FACTORS CAUSE OF 2013 INCIDENCE IN

NEONATAL ASPHYXIA PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HOSPITAL YOGYAKARTA

ABSTRACT

Aida Fradila Wulandari1, Dewi Zolekhah

2

Background: Neonatal mortality rate in Indonesia is still high at 19/1,000 births, 27% of the cause of neonatal deaths are neonatal asphyxia. Asphyxia can cause oxygen supply to

the body becomes too late, if it lasts too long can cause brain bleeding, brain damage and

developmental delays. Leading cause of neonatal death was asphyxia neonatorum in DIY. Neonatal asphyxia is a condition where the baby can not breathe spontaneously and

regularly soon after birth. The factors that cause the incidence of neonatal asphyxia

maternal factors, factors umbilical cord and infant factors. Neonatal asphyxia is a major

cause of infant mortality in Bantul. Preliminary studies conducted in Panembahan Senopati Bantul hospital obtained incidence of neonatal asphyxia of 339 infants

(10.88%).

Purpose: To determine the incidence overview of the causes of neonatal asphyxia 2013

in Panembahan Senopati Bantul Hospital.

Method: Descriptive research method. Sampling with total sampling method. A large

sample of 339 infants in the study. Analysis of the data using univariate analysis.

Result: Infants with neonatal asphyxia due to maternal factors with preeclampsia,

eclampsia many as 31 (59.6%), umbilical cord factor 0 (0%), and infant factors caused by

labor action many as 233 (81.2%).

Conclusion: Incidence of neonatal asphyxia due to maternal factors because the majority

of preeclampsia-eclampsia, cord factor was not found and the cause of asphyxia due to

factors dominated labor action baby.

Keywords: factors cause the incidence of neonatal asphyxia.

1Student DIII Midwifery STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2Supervisor of scientific papers

Page 12: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) mengatakan masalah kesehatan setiap

tahunnya sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir

1 juta bayi ini kemudian meninggal, 98 % dari kematian bayi terjadi di Negara-

negara yang sedang berkembang. Asfiksia merupakan penyebab kematian paling

tinggi, kurang lebih 23% dari sekitar 4 juta kematian neonatus diseluruh dunia

setiap tahunnya (Lancet, dalam American Academy of Pediatrics dan American

Heart Association, 2011).

Angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebesar 19

kematian per 1.000 kelahiran (SDKI, 2012). Penyebab dari kematian neonatus

tersebut meliputi asfiksia (27%), bayi berat lahir rendah (BBLR) (29%), trauma

lahir, tetanus neonatorum, kelainan kongenital dan infeksi. Berbagai upaya yang

aman dan efektif untuk mencegah dan megatasi penyebab utama kematian bayi

baru lahir adalah pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan

normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional, untuk

menurunkan kematian bayi baru lahir karena asfiksia persalinan harus dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan ketrampilan manajemen

asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008).

Asfiksia merupakan faktor yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir

terhadap kehidupan diluar uterus. Penilaian statistik dan pengalaman klinis atau

patalogi anatomis menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama

mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir, hal ini dibuktikan oleh Drage dan

Berendes yang mendapatkan bahwa skor apgar yang rendah sebagai manifestasi

hipoksia berat pada bayi saat lahir akan memperlihatkan angka kematian yang

tinggi.

Page 13: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Asfiksia termasuk dalam bayi baru lahir dengan resiko tinggi karena memiliki

kemungkinan lebih besar mengalami kematian bayi atau sakit berat dalam masa

neonatal. Asfiksia dapat menyebabkan suplai oksigen ke tubuh menjadi terlambat,

jika terlalu lama membuat bayi menjadi koma, walaupun sadar dari koma bayi

akan mengalami cacat otak. Kejadian asfiksia jika berlangsung terlalu lama dapat

menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan

tumbuh kembang. Asfiksia memerlukan intervensi dan tindakan yang tepat untuk

meminimalkan terjadinya kematian bayi yaitu dengan cara pelayanan manajemen

asfiksia pada bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan

hidup bayi, kegiatan difokuskan pada persiapan resusitasi, keputusan resusitasi

bayi baru lahir, tindakan resusitasi, asuhan pasca resusitasi dan pencegahan

infeksi (Depkes RI, 2008).

Kematian bayi di DIY pada tahun 2012 berjumlah 281, dengan penyebab

kematian asfiksia neonatorum (34,87%), BBLR (19,21%), infeksi (10,67%) dan

lain-lain (3,20%). Terlihat dari data tersebut bahwa angka kematian tertinggi di

DIY disebabkan oleh asfiksia neonatorum (Profil Kesehatan DIY, 2013). Angka

kematian bayi per kabupaten akibat asfiksia neonatorum di DIY pada tahun 2012

yaitu Bantul (29,59%), Gunung Kidul (23,46%), Yogyakarta (18,36%), Sleman

(16,32%), Kulon Progo (12,24%). Dari data tersebut angka tertinggi kematian

bayi akibat asfiksia neonatorum di DIY terdapat di kabupaten Bantul. Profil

Kesehatan Kabupaten Bantul (2013) menyatakan kematian bayi akibat kelainan

bawaan dan afiksia pada tahun 2012 merupakan penyebab kematian bayi paling

tinggi di kabupaten Bantul.

Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul,

pada tahun 2013 didapatkan data dari 3113 bayi yang dilahirkan di RSUD

Panembahan Senopati Bantul terdapat kejadian asfiksia neonatorum sebesar

10,88%. Dilihat dari masalah yang terjadi diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia

Neonatorum pada Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul”.

Page 14: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut “Bagaimana gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia

neonatorum tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran kejadian asfiksia neonatorum pada tahun 2013 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran kejadian asfiksia neonatorum yang disebabkan

oleh faktor ibu pada tahun 2013 di RSUD Panebahan Senopati Bantul.

2. Diketahuinya gambaran kejadian asfiksia neonatorum yang disebabkan

oleh faktor tali pusat pada tahun 2013 di RSUD Panebahan Senopati

Bantul.

3. Diketahuinya gambaran kejadian asfiksia neonatorum yang disebabkan

oleh faktor bayi pada tahun 2013 di RSUD Panebahan Senopati Bantul.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan bagi peneliti dalam melaksanakan penulisan karya

tulis ilmiah ini serta dapat mempraktekkan ilmu kebidanan yang telah

didapatkan dibangku kuliah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Bidan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Penelitian ini dapat memberikan masukan penting tentang faktor penyebab

dari kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul

sehingga dapat dilakukan upaya preventif dalam rangka menurunkan angka

kejadian asfiksia neonatorum.

Page 15: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

b. Bagi Perpustakaan STIKES A. Yani Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan penulisan ini dapat dijadikan bahan tambahan

bacaan dan sebagai dasar penelitian untuk melanjutkan penelitian

berikutnya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai masukan atau referensi

untuk penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

1. Evi Desfauza (2008) dengan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor

Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir yang di

Rawat di RSU dr Pirngadi Medan Tahun 2007” penelitian ini menggunakan

metode penelitian analitik observasional dengan desain case control, data

yang digunakan data sekunder dan pendekatan waktu yang digunakan

retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara 6 faktor yang menentukan kejadian asfiksia neonatorum di

RSU dr Pirngadi Medan pada tingkat kepercayaan (CI) 95% diperoleh p.

value faktor paritas 0.01, hipertensi p. value 0.019, anemia p. value 0.00,

penyakit preeklamsia, eklamsia p. value 0.032, perdarahan ante partum p.

value 0.33, berat badan lahir rendah, prematur p. value 0.00. Analisis regresi

logistic mendapatkan 3 faktor memiliki pengaruh paling dominan kejadian

asfiksia neonatorum yaitu faktor anemia, dengan nilai B expected paling

besar 6.196, urutan kedua adalah BBLR, prematur dengan nilai B expected

3.601 dan urutan ke 3 adalah paritas dengan nilai B expected 2.320.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian, variabel penelitian,

waktu penelitian, tempat penelitian, metode penelitian, desain penelitian dan

pendekatan waktu yang digunakan.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu data yang digunakan dalam penelitian.

2. Mulastin (2012) dengan penelitian yang berjudul “Hubungan Jenis Persalinan

dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSIA Kumala Siwi Pecangaan

Jepara” penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik, data

Page 16: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

yang digunakan adalah data sekunder, pendekatan waktu yang digunakan

yaitu retrospektif. Hasil penelitian ada hubungan jenis persalinan dengan

kejadian asfiksia neonatorum, p. value 0.00 dengan nilai keeratan hubungan

sedang (0,293).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian, variabel penelitian,

waktu penelitian, tempat penelitian, metode penelitian, serta pendekatan

waktu yang digunakan.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu data yang digunakan dalam penelitian.

3. Husin dan Eka Dewi Susanti (2011) dengan penelitian yang berjudul

“Hubungan Persalinan lama dengan Asfiksia Bayi Baru Lahir di RSUD dr H.

Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2011” penelitian ini menggunakan

metode penelitian survey analitik, jenis penelitian korelasi, data yang

digunakan adalah data sekunder, pendekatan waktu yang digunakan yaitu

retrospektif. Hasil penelitian ada hubungan yang bermakna antara persalinan

lama dengan kejadian asfiksia neonatorum.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian, variabel penelitian,

waktu penelitian, metode penelitian, jenis penelitian, pendekatan waktu yang

digunakan.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu data yang digunakan dalam penelitian.

Page 17: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

adalah sarana kesehatan milik pemerintah Kabupaten Bantul yang didirikan

sejak tahun 1953 yang terletak di jalan Wahidin Sudiro Husodo Bantul dengan

luas tanah 1856 m2. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Jetis, sebelah

selatan berbatasan dengan kecamatan Pandak dan sebelah utara berbatasan

dengan kecamatan Sewon.

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

menyelenggarakan pelayanan spesialis yang meliputi penyakit dalam, bedah,

anak, obgyn, syaraf, jiwa, THT, mata, kulit dan kelamin, umum, IGD 24 jam,

rehabilitasi medik. Tumbuh kembang bayi balita, KB dan pelayanan baru

berupa operasi unit hemodialisa, elektromedik, plasma parasis, laser dan kulit

kecantikan dengan pelayanan rawat jalan. Motto Rumah Sakit Umum Daerah

Panembahan Bantul Yogyakarta yaitu kepuasan anda adalah kebahagiaan

kami.

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

mempunyai tujuan yaitu:

a. Terwujudnya proses pelayanan yang berkualitas

b. Terwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan

c. Terwujudnya karyawan yang produktif dan berkomitmen

d. Terwujudnya proses pelaporan dan akses informasi yang cepat dan akurat

e. Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan dan

penelitian

f. Terwujudnya pelayanan non fungsional untuk kepuasan pelanggan

Page 18: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2. Data Hasil Penelitian

a. Data hasil penelitian faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum

disebabkan faktor ibu di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2013.

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian

Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Ibu Tahun 2013 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul

Faktor Ibu Frekuensi Prosentase

Preeklamsia, Eklamsia 31 59,6%

Perdarahan (plasenta previa) 10 19,2%

Demam Selama Persalinan dan Infeksi Berat 0 0%

Persalinan Lama 7 13,5%

Postterm 4 7,7%

Total 52 100%

Sumber data: Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa faktor ibu yang menjadi

penyebab terjadinya asfiksia neonatorum paling tinggi adalah preeklamsia,

eklamsia sebesar 31 (59,6%).

b. Data hasil penelitian faktor penyebab asfiksia neonatorum disebabkan

faktor Tali Pusat Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian

Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Tali Pusat Tahun 2013 di

RSUD Panembahan Senopati Bantul

Faktor Tali Pusat Frekuensi Prosentase

Prolaps Tali Pusat 0 0%

Tali Pusat Pendek 0 0%

Lilitan Tali Pusat 0 0%

Total 0 0%

Sumber data: Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ditemukannya

faktor tali pusat sebagai penyebab kejadian asfiksia neonatorum 0 (0%) .

Page 19: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

c. Data hasil penelitian faktor penyebab asfiksia neonatorum disebabkan

faktor Bayi Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian

Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Bayi Tahun 2013 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul

Faktor Bayi Frekuensi Prosentase

Kelainan Bawaan 0 0%

Persalinan Tindakan 233 81,2%

BBLR 15 5,2%

Preterm 14 4,9%

Ketuban Bercampur Mekonium (Aspirasi

Mekonium) 25 8,7%

Total 287 100%

Sumber data: Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa faktor Bayi yang

menjadi penyebab terjadinya asfiksia neonatorum paling tinggi adalah

persalinan tindakan sebesar 233 (81,2%).

B. Pembahasan

1. Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan

Faktor Ibu

Hasil penelitian tabel 4.1 faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum

disebabkan faktor ibu yang paling tinggi dikarenakan preeklamsia, eklamsia

sebesar 31 bayi (59,6%), sedangkan demam selama persalinan dan infeksi berat

tidak ditemukan sebagai penyebab kejadian asfiksia (0%). Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian Evi Desfauza (2008) yang menyatakan terdapat

pengaruh yang signifikan antara preeklamsia dengan kejadian asfiksia

neonatorum.

Perubahan fisiologi patalogi yang sering terjadi pada preeklamsia dan

eklamsia diantaranya perubahan pada plasenta yaitu gangguan fungsi plasenta

mengakibatkan menurunnya aliran darah ke plasenta dan aliran oksigen kejanin

berkurang akibatnya terjadi gawat janin, hal ini dapat menyebabkan asfiksia

pada bayi baru lahir (Winkjosastro, 2007). Ibu dengan eklamsia bisa

mengalami konvulsi, jika konvulsi terjadi selama prenatal atau ketika

Page 20: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

persalinan, ibu dan janinnya dapat mengalami hipoksia (Wylie Linda & Bryce

Helen, 2010).

Demam selama persalinan dan infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

tidak ditemukan sebagai salah satu penyebab kejadian asfiksia neonatorum di

RSUD Panembahan Senopati Bantul, hal ini dikarenakan RSUD Panembahan

Senopati Bantul sudah melakukan program Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI) sebagai salah satu bentuk dari program keselamatan pasien

(patient safety). Demam selama persalinan biasanya disebabkan karena

terjadinya infeksi berat, sehingga meningkatkan resiko infeksi pada neonatus.

Infeksi neonatus ini dapat terjadi intrauterine melalui transplasenta, intrapartum

melalui jalan lahir atau proses persalinan dan pascapartum (Kosim M.S, 2009).

Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) dapat ditularkan dari ibu ke janinnya

melalui plasenta atau ASI sehingga dapat menimbulkan komplikasi pada bayi

yang dilahirkan bahkan dapat menimbulkan kematian perinatal (Lissauer Tom

& Fanaroff Avroy, 2008).

2. Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan

Faktor Tali Pusat

Hasil penelitian tabel 4.2 faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum

disebabkan faktor tali pusat tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

tidak ditemukan 0 (0%), hal ini dikarenakan persalinan di RSUD Panembahan

Senopati Bantul mayoritas dilakukan dengan seksio caesarea sehingga dapat

memperingan komplikasi yang akan terjadi pada bayi. Lilitan tali pusat dapat

menyebabkan tali menjadi pusat pendek. Tali pusat yang pendek dapat

menyebabkan persalinan lama atau kala II lama, tali pusat putus dan solusio

plasenta, keadaan ini mengakibatkan penurunan aliran darah dan oksigen

melalui tali pusat ke janin sehingga bayi dapat mengalami asfiksia. Pertolongan

persalinan dengan prolaps tali pusat sering dilakukan dengan seksio caesarea,

artinya janin akan dilahirkan perabdomen sehingga janin tidak akan menekan

tali pusat dan tidak terjadi penurunan aliran darah ke janin akibat tali pusat

yang terjepit, berbeda apabila persalinan dilaksanakan secara normal (melalui

Page 21: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

jalan lahir), maka tali pusat akan terjepit pada saat tali pusat melewati jalan

lahir. Prolaps tali pusat merupakan indikasi mutlak untuk persalinan secara

seksio caesarea (Andry, 2013).

3. Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan

Faktor Bayi

Hasil penelitian tabel 4.3 faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum

disebabkan faktor bayi yang paling tinggi dikarenakan persalinan tindakan

sebesar 233 bayi (81,2%), sedangkan kelainan bawaan yang mempengaruhi

pernapasan seperti hernia diafragma dan atresia coana tidak ditemukan sebagai

penyebab kejadian asfiksia (0%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Mulastin (2012) dalam penelitiannya menyatakan ada hubungan yang

signifikan antara jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum.

Persalinan tindakan yang menyebabkan asfiksia neonatorum tahun 2013 di

RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu letak sungsang, induksi persalinan,

distosia bahu dan gamelli. Letak sungsang dapat menimbulkan komplikasi

pada bayi seperti hipoksia, asfiksia lahir yang terjadi karena kompresi pada tali

pusat, prolaps tali pusat atau pelepasan plasenta prematur (Boyle Maureen,

2007). Bayi sungsang lebih lambat untuk bernapas spontan dari pada bayi

dengan presentasi kepala, dan memerlukan resusitasi bag and mask untuk

menegakkan pernapasan. Bayi sungsang yang dilahirkan pervaginam biasanya

nilai apgar pada 1 menit pertama lebih rendah (Chapman Vicky, 2006).

Persalinan tindakan dengan induksi dapat menimbulkan kontraksi rahim yang

berlebihan, pecahnya vasa previa, prolaps bagian kecil janin terutama tali pusat

dan gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetania uteri atau solusia plasenta

sehingga dapat terjadi fetal distress (Manuaba, 2007). Persalinan dengan

distosia bahu dapat mengalami komplikasi perinatal diantaranya trauma

medula oblongata seperti gangguan pusat vital atau tergangguanya organ

terkait jantung dan pernapasan yang menimbulkan asfiksia dan gangguan

kesadaran (Manuaba, 2007). Persalinan gamelli dizigotik dapat terjadi

komplikasi, antara lain terdapat pertumbuhan plasenta yang baik pada satu

Page 22: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

janin yang mengalahkan tumbuh kembang plasenta yang lainnya sehingga

dapat terjadi asfiksia sampai dengan kematian. Kejadian ini sangat mungkin

jika implantasi plasentanya berdekatan (Manuaba, 2007).

Kelainan bawaan seperti hernia diafragma dan atresia coana tidak

ditemukan sebagai salah satu penyebab dari faktor bayi yang mempengaruhi

terjadinya asfiksia neonatorum tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati

Bantul, hal ini terjadi karena pada tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati

Bantul memang tidak ditemukannya kejadian kelainan bawaan dengan hernia

diafragma dan atresia coana. Usia Ibu yang melahirkan di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Tahun 2013 mayoritas ibu dengan usia reproduksi sehat (20-

35 tahun) sehingga dapat mengurangi kejadian kelainan bawaan. Faktor

penyebab terjadinya kelainan bawaan salah satunya adalah faktor dari umur

ibu, ibu dengan usia reproduksi yang tidak sehat merupakan kehamilan

beresiko tinggi. Hamil pada usia >35 tahun bayi dapat memberikan dampak

seperti bayi meninggal atau cacat (Winkjosastro, 2007). Kenner dkk (2007)

menyatakan komplikasi dari hernia diafragma diantaranya gangguan

pernapasan dikarenakan lambung, usus kecil dan besar, liver serta limpa

menekan paru-paru. Tekanan ke paru-paru mulai terjadi di awal kehidupan

gestasi (<25 minggu) kemungkinan terjadinya pulmonari hipoplasia di paru-

paru meningkat. Paru-paru pada umumnya tidak akan berkembang baik dengan

lebih sedikit bronchioles dan alveoli, serta mengalami perkembangan vaskular

yang buruk dengan sel-sel surfaktan kurang efektif. Kasus atresia koana

merupakan obstruksi jalan napas atas pada neonatal. Coana adalah sekat yang

memisahkan dari nasopharing dengan struktur yang dikenal sebagai membran

bucconasal, yang normalnya perforasi selama kehamilan. Kegagalan dari

pembentukan ini sehingga menghasilkan obstruksi jalan napas (Kenner dkk,

2007).

Page 23: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya meneliti menggunakan data sekunder, sehingga tidak

semua penyebab asfiksia neonatorum dapat diungkapkan atau dianalisa oleh

peneliti karena kekurangan data pendukung dari rekam medis serta peneliti juga

tidak dapat melihat kondisi responden secara langsung.

Page 24: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor

ibu tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul paling tinggi

dikarenakan preeklamsia, eklamsia.

2. Gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor

tali pusat tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak

ditemukan.

3. Gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor

bayi tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul paling tinggi

dikarenakan persalinan tindakan.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti dapat memotivasi diri untuk mengembangkan

penelitiannya sehingga bisa melakukan penelitian yang lebih baik lagi

2. Bagi Bidan

Diharapkan dapat melakukan upaya skrining pada ibu hamil sehingga

kehamilan patalogi seperti preeklamsia dan kehamilan malpresentasi dapat

diketahui serta dapat dilakukan upaya untuk mencegah komplikasi pada bayi

baru lahir seperti asfiksia neonatorum.

3. Bagi Perpustakaan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan tambahan bacaan bagi

pengguna perpustakaan.

Page 25: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian menggunakan data

primer atau observasi sehingga peneliti dapat mengupulkan data secara

lengkap yang tidak terfasilitasi di rekam medik.

Page 26: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrachman. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Indonesia

Andry. (2013). Health First. Vol. 23. Jakarta: Rumah Sakit Pondok Indah Group

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Boyle Maureen. (2007). Kedaruratan dalam Persalinan. Jakarta: EGC

Chapman, V., (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC

Dahlan, M.S. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta:

salemba Medika

Depkes RI. (2009). Asuhan Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaan Bayi Baru

Lahir dengan Asfiksia. Jakarta: Depkes RI

--------------. (2008). Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial, Pencegahan,

dan Penanggulangan segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru

Lahir. Jakarta : JNPK-KR

--------------. (2008). Pencegahan dan Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum.

Jakarta: Depkes RI

Dinas Kesehatan DIY. (2013). Profil Kesehatan DIY Tahun 2013. Yogyakarta

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul

Tahun 2013. Bantul

Kementrian Kesehatan RI.(2010). Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI

Kenner., & Lott. (2007). Comprehensive Neonatal Care: An Interdisciplinary

Approach. Philadelphia: Saunders, an Imprint of Elsevier Inc.

Kosim, MS. (2009). Infeksi Nonatal Akibat Air Ketuban Keruh. Sari Pediatri. Vol

11, No 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang.

Lorna, D,. & Sharon, M. (2011). Pemeriksaan Kesehatan Bayi. Jakarta: ECG

Manuaba, I.B.G,. dkk (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG

Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG

Page 27: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM ...

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Muslihatun, W.N. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:

Fitramaya

Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Patricia, W.L,. Marcia, L.L,. & Sally, B.O. (2006). Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi

Baru Lahir ed.5. Jakarta: ECG

Reeder,. dkk. (2011). Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi, &

Keluarga. Jakarta: ECG

Sastrawinata, S., dkk. (2004). Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patalogi.

Jakarta: EGC

Tom, L,. & Avroy, A.F. (2008). At a Glance Neonatalogi. Jakarta: Erlangga

USAID, BPS, BKKBN, MHS. (2012). Survey Demografi Kesehatan Indonesia.

Jakarta: Mini Of Health

Winkjosastro. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo