Asfiksia Dan Fisiologi

download Asfiksia Dan Fisiologi

of 16

Transcript of Asfiksia Dan Fisiologi

Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbondioksida (hiperkapnea).Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipokasik) dan terjadi kematian. Asfiksia karena sumbatan jalan napas, adalah satu dari beberapa penyebab kegagalan oksigenasi jaringan yang biasanya karena kekerasan. Asfiksia berasal dari bahasa yunani yang artinya tidak berdenyut, pengertian ini sering salah digunakan sehingga sering menimbulkan kebingungan untuk membedakan dengan status anoksia lain pada defisiensi Hb, racun sianida, sirkulasi darah yang terganggu dimana ambilan oksigen oleh jaringan terganggu. suatu perubahan patologis yang disebabkan oleh karena kekurangan oksigen pada udara respirasi, yang menimbulkan keadaan hipoksia dan hiperkapnea. Sementara itu asfiksia traumatic diartikan sebagai keadaan asfiksia yang terjadi sebagai akibat dari kompresi (penekanan) yang berat atau tiba-tiba pada thoraks maupun abdomen bagian atas ataupun keduanya.HIPOKSIA ( ANOKSIA ) Suatu keadaan di mana tubuh sangat kekurangan oksigen

Sel gagal melakukan metabolisme secara efisien

Berdasar penyebab :

Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik)

Asfiksia mekanik Hipoksia hipoksik adalah hipoksia yang disebabkan oleh rendahnya tekanan parsial oksigen dalam darah arteri yang disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk paru-paru sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah dan gagal untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa disebabkan adanya sumbatan / obstruksi di saluran pernapasan, baik oleh sebab alamiah (misalnya penyakit yang disertai dengan penyumbatan saluran pernafasan seperti laringitis difteri, status asmatikus, karsinoma bronchonenik, dan sebagainya) atau oleh trauma/kekerasan yang bersifat mekanik, seperti tercekik, penggantungan, tenggelam dan sebagainya. Hipoksia anemik (anoksia anemik)

hipoksia anemik, dimana PO2 darah arteri normal tetapi jumlah hemoglobin yang tersedia untuk mengangkut oksigen berkurang. Contohny, keracunan Karbon monoksida yang menghambat kemampuan hemoglobin berikatan dengan oksigen. Hipoksia stagnan (anoksia stagnan)

di mana ada pembatasan lokal aliran darah beroksigen ke jaringan. Oksigen diberikan ke seluruh tubuh namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Contohnya adalah iskemia otak, penyakit jantung iskemik dan hipoksia Intraurine, yang merupakan penyebab kematian perinatal tersering. Hipoksia histotokik (anoksia histotoksik)hipoksia histotoksik di mana jumlah oksigen yang mencapai sel-sel normal, tetapi sel tidak dapat secara efektif menggunakan oksigen karena kerusakan enzim fosforilasi oksidatif. Contohnya adalah pengaruh minum minuman beralkohol.Ketiga jenis hipoksia yang terakhir (yakni hipoksia anemik, stagnan dan histotoksik) disebabkan penyakit atau keracunan, sedangkan hipoksia yang pertama (yakni hipoksia hipoksik) disebabkan kurangnya oksigen atau obstruksi pada jalan nafas baik karena penyakit maupun sebab kekerasan (yang bersifat mekanik). Asfiksia mekanik (mechanical asphixia) adalah jenis yang paling sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut nyawa manusia. Dalam kedokteran forensik istilah asfiksia, sering disebut dengan mati lemas.ASFIKSIA MEKANIKJenis jenisnya, antara lain :1. Penutupan saluran pernafasan bagian atas :

Suffocation : kekurangan oksigen akibat ketidakmampuan menghirup oksigenPeristiwa suffokasi dapat terjadi jika oksigen yang ada di udara lokal kurang memadai, seperti misalnya di dalam satu ruang kecil tanpa ventilasi cukup berdesak-desakan dengan banyak orang, pertambangan yang mengalami keruntuhan, ataupun terjebak di dalam ruang yang tertutup rapat. Kematian dalat terjadi dalam beberapa jam, tergantung dari luasnya ruangan serta kebutuhan oksigen bagi orang yang berada di dalamnya. Sebab kematian pada peristiwa sufokasi, biasanya merupakan kombinasi dari hipoksia, keracunan CO2, hawa panas dan kemungkinan juga cedera yang terjadi, misalnya pada saat peristiwa kebakaran gedung. Smothering : pembekapanSmothering (pembekapan) adalah bentuk safiksia yang disebabkan oleh penutupan lubang hidung dan mulut. Penutupan dpat dilakukan dengan mengguankan tangan atau suatu benda yang lunak, misalnya bantal atau selimut yang dilipat. Peristiwa pembekapan dapat terjadi karena pembunuhan, kecelakaan atau bunuh diri. Kecelakaan dapat terjadi ketika anak-anak bermain dengan memasukkan kepala ke dalam kantong plastik dan mengikatnya di leher, meskipun cara ini juga dapat digunakan oleh orang dewasa untuk melakan pembunuhan atau bunuh diri. Gangging & choking : sumbatan benda di saluran napasGangging di oropharynxChoking di laryngopharynxKeduanya merupakan jenis asfiksia yang disebabkan blokade jalan nafas oleh benda asing yang datangnya dari luar ataupun dari dalam tubuh, misalnya seperti inhalasi mutahan (aspirasi), tersedak makanan, tumor, jatuhnya lidah ke belakang ketika dalam keadaan tidak sadar, bekuan darah atau lepasnya gigi palsu. Gejalanya sangat khas, yakni dimulai dengan batuk-batuk yang terjadi secara tiba-tiba, kemudian disusul sianosis dan akhirnya meninggal. Peristiwa ini dapat karena bunuh diri (meskipun sulit untuk memasukkan benda asing ke dalam mulutnya sendiri, karena akan ada reflek batuk atau muntah), pembunuhan (umumnya korban adalah bayi, orang dengan fisik lemah atau tak berdaya) dan kecelakaan (misalnya tersedak makanan hingga menyumbat saluran nafas). Mekanisme kematian yang mungkin terjadi adalah asfiksia atau refleks vagal akibat rangsangan pada reseptor nervus vagus di arkus faring yang menimbulkan inhibisi kerja jantung dengan akibat cardiac arrest dan kematian.2. Penekanan dinding saluran pernafasan

Stranggulation : penjeratanPenjeratan, adalah penekanan benda asing yang permukaannya relatif sempit dan panjang, dapat berupa tali, ikat pinggang, rantai, stagen, dan sebagainya, melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat di mana kekauatan jeratan berasal dari tarikan keua ujungnya, sehingga secara berturutan pembuluh darah balik, arteri superfisial dan saluran nafas tertutup. Biasanya arteri vertebralis tetap paten, hal ini disebabkan karena kekuatan atau beban yang menekan pada penjeratan biasanya tidak besar. Mekanisme matinya bisa karena tertutupnya jalan nafas hingga terjadi asfikisa, atau tertutupnya vena hingga anoksia otak, atau refleks vagal atau karena tertutupnya arteri karotis sehingga otak kekurangan darah. Penjeratan biasanya merupakan peristiwa pembunuhan, meskipun dapat karena bunuh diri maupun kecelakaan (misalnya selendang yang dililitkan di leher tertarik roda saat mengendari motor). Manual strangulation/throttling : pencekikanPencekikkan adalah penekanan leher dengan tangan yang menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas, sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat. Mekanisme matinya adalah karena asfiksia ataupun refleks vagal yang terjadi akibat rangsang pada reseptor nervus vagus pada corpus caroticus di percabangan arteri karotis interna dan eksterna. Cekikkan merupakan jenis strangulasi yang hampir selalu disebabkan oleh pembunuhan. Dapat disebabkan kecelakaan, misal pada saat latihan bela diri atau pembuatan film, meskipun sangat jarang dan tidak mungkin digunakan untuk bunuh diri, sebab cekikkan akan lepas begitu orang yang melakukan bunuh diri itu muali kehilangan kesadaran. Hanging : penggantunganPenggantungan / peristiwa gantung adalah peristiwa di mana seluruh atau sebagian dari berat tubuh seseorang ditahan di bagian lehernya oleh sesuatu benda dengan permukaan yang relatif sempit dan panjang (biasanya tali) sehingga daerah tersebut mengalami tekanan. Kasus ini hampir sama dengan penjeratan, bedanya adalah asal tenaga yang dibutuhkan untuk memperkecil jeratan. Pada penjeratan, tenaga datang dari luar, sedangkan pada penggantungan, tenaga bersal dari berat badan korban sendiri, meskipun tidak perlu seluruh berat badan digunakan. Pada penggantungan tidak harus seluruh tubuh berada di atas lantai, sebab dengan tekanan berkekuatan 10 pon pada leher sudah cukup menghentikan aliran darah di daerah itu. Sehingga tindakan gantung diri dapat saja dilakukan dengan sebagian tubuh tetap berada/menempellantai.Peristiwa penggantungan tidak identik dengan bunuh diri, karena bisa saja karena pembunuhan maupun kecelakaan. Mekanisme kematian pada peristiwa penggantungan bisa karena asfiksia, gangguan sirkulasi darah ke otak (akibat terhambatnya aliran arteri-arteri leher), refleks vagal ataupun karena kerusakan medulla spinalis akibat dislokasi/fraktur vertebra cervicalisd (bisa pada sendi atlantoaxial).3. Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)

Keadaan asfiksia traumatik merupakan hasil dari penekanan yang terus-menerus pada dada dan abdomen oleh kejatuhan sesuatu, kendaraan yang berat, tekanan kerumunan orang dan sebagainya. Terjadi akibat penekanan dari luar pada dinding dada yang menyebabkan dada terfiksasi, kadang hingga perut, hingga menimbulkan gangguan gerak pernafasan, misalnya saat dada atau seluruh badan tertimbun pasir, tanah, runtuhan tembok, tergencet saat saling berdesakan, ataupun tergencet stir mobil. Akibatnya gerakan pernafasan tidak mungkin terjadi sehingga tubuh mengalami asfiksia. Istilah lain untuk asfiksia jenis ini adalah crush asphyxia.4. Saluran nafas terisi air (tenggelam/drowning)

Kematian karena tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan. Istilah tenggelam sebenarnya harus pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban dalam air yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa, meskipun pada peristiwa tenggelam tidak seluruh tubuh harus masuk dalam air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air, maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria peristiwa tenggelam. Berdasarkan pengertian tersebut, maka peristiwa tenggelam tidak hanya terjadi di laut atau sungai tetapi juga dapat terjadi di dalam watafel atau ember berisi airGejala Asfiksiaada empat stadium hingga terjadinya asfiksia, antara lain : Dispnue

Durasi 4 menit, dengan gejala nafas cepat dalam, tekanan darah naik, nadi cepat, dan sianosis terutama pada muka dan tangan. Gejala tersebut akibat rangsangan pusat pernafasan di medulla oblongata oleh karena kurangnya oksigen pada sel darah merah disertai penumpukan kadar CO2 berupa amplitudo-frekuensi nafas meningkat, nadi cepat, tensi tinggi, tanda-tanda sianosis pada muka-tangan Konvulsi

Durasi 2 menit, semula klonik tonik epistotonik

rangsangan susunan saraf pusat akibat peningkatan CO2 berupa kejang klonik, lalu tonik, akhirnya epistotonus, pupil dilatasi, denyut jantung menurun, tensi turun. Pupil dilatasi, bradikardi dan tekanan darah menurun oleh karena paralise pada pusat syaraf yang letaknya lebih tinggi. Apnue

Durasi 1 menit, dengan gejala nafas sangat lemah atau berhenti, tak sadar, pengeluaran feses, urin & sperma

depresi pusat nafas hingga berhenti, kesadaran menurun, relaksasi spinkter. Stadium akhir

Paralise total, jantung masih berdenyut beberapa saat postapneu. Pernafasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernafasan kecil pada leher. Lama proses asfiksia sampai timbulnya kematian umumnya antara 4-5 menit. Massa dari saat asfiksia timbul hingga terjadi kematian sangat bervariasi, tergantung dari tingkat penghalangan oksigen, bila tidak 100% maka waktu kematian akan lebih lama dan tanda - tanda asfiksia akan lebih jelas dan lengkap.

Tanda-tanda Asfiksiaa) Tanda klasik / umum : Sianosis