Artikel Jurnal New Ready

12
1 PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI KLINIK PENTAKIT DALAM RSD.BALUNG JEMBER Dewi krisdianawati¹, Awatiful Azza², Zuhrotul Eka Yulis³. ¹Mahasiswa S1 Keerawatan !akultas "l#u Kesehatan $%M$& 'e#(er, Dewi)krisdianawati *+ahoo. o# ²Dosen !akultas "l#u Kesehatan $%M$& 'e#(er, awatiful.azza*+ahoo. o# ³Dosen !akultas "l#u Kesehatan $%M$& 'e#(er,+ulisan--raeni*+ahoo. o.id ABSTRACT Introduce: Complianceis thenumberwherethe behaviorof patientsin accordancewith theprovisions givenbyhealthprofessionals. Adherencemeans takingmedicationexactlyin accordance withthe rules, that isthe correct medication, at the right time, the way to improvecomplianceistheprovision ofeducation. Method: This studyusesa pre-experimental researchdesignwithpre postdesaignapproa to determinethe effect ofeducationwithmedication adherencein hypertensive patientsdipoliklinikdiseasein!"#alung$ember. The populationinthis studywerepatients withhypertensionwhocametothe clinic#alung!"diseasein$ember. Totalsample of %&respondents. !ampling techni'uesin this studyis'uota sampling. This research used (ilcoxontest. Result: The results showedthatafter agiveneducationalrespondentssaidthere)ffect of)ducation withmedication adherencein hypertensivepatientsusing*+ &.& obtained/value of &.&&&.The conclusionof thisresearchshowsthatthere istheeffect ofeducationwithmedication adherence. Discuss: "iscussionofthis studyareexpectedin futurestudiesmayexamine theprovision ofeducationonmedication adherencein hypertensive patientsatanotherclinicinvolvingfamilymemberswholive at ho#e. Keywords: )ducation0 1edication adherence0 hypertension

description

jurnal

Transcript of Artikel Jurnal New Ready

1

10

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI KLINIK PENTAKIT DALAM RSD.BALUNG JEMBERDewi krisdianawati, Awatiful Azza, Zuhrotul Eka Yulis.Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,Dewi_krisdianawati @yahoo.comDosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, [email protected] Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,[email protected]

ABSTRACTIntroduce: Complianceis thenumberwherethe behaviorof patientsin accordancewith theprovisions givenbyhealthprofessionals. Adherencemeans takingmedicationexactlyin accordance withthe rules, that isthe correct medication, at the right time, the right way. One way to improvecomplianceistheprovision ofeducation. Method:This studyusesa pre-experimental researchdesignwithpre postdesaignapproachaims to determinethe effect ofeducationwithmedication adherencein hypertensive patientsdipoliklinikdiseaseinRSDBalungJember. The populationinthis study werepatients withhypertensionwhocametothe clinicBalungRSDdiseaseinJember. Totalsample of 30respondents. Sampling techniquesin this studyisquota sampling. This research used Wilcoxontest.Result: The results showedthatafter agiveneducationalrespondentssaidthereEffect ofEducation withmedication adherencein hypertensive patientsusing( =0.05) obtainedvalue of 0.000. The conclusionof this researchshowsthatthere isthe effect ofeducationwithmedication adherence.

Discuss: Discussionofthis studyareexpectedin future studiesmayexamine theprovision ofeducationonmedication adherencein hypertensive patientsatanotherclinicinvolvingfamilymemberswholive at home.

Keywords:Education; Medication adherence; hypertension

1

1

1

PENDAHULUANPenyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi.Persentasi penderita hipertensi saat ini paling banyak di negara berkembang. Sedang di negara maju hanya 35%. Dikawasan asia tenggara 36% persen orang dewasa menderita hipertensi.Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi.Keadaan ini sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat (Balitbangkes, 2007).Seseorang dikatakan Hipertensi Ringan jika sistolik 140-159mmHg dan tekanan diastoliknya 90-99mmHg.Hipertensi Sedang jika sistolik 160-179mmHg dan diastoliknya 100-109mmHg.Hipertensi Berat jika sistolik 180-209 mmHg dan diastoliknya 110-119 mmHg.Apabila sistoliknya 120 mmHg dinamakan Hipertensi Maligna.Masalah terbesar dalam menghadapi penderita hipertensi adalah kepatuhan.Kepatuhan pasien mengikuti nasihat yang diberikan oleh dokterdan tidak melupakan minum obat sesuai dengan instruksi dokter. Edukasi tentang bahaya penyakit hipertensi dan deteksi dini sangat diperlukan guna meminimalisir tingkat kematian dan kerusakan organ serta cacat total penderita hipertensi. mengetahui dan mengenal lebih jauh akan penyakit hipertensi(Arieska, 2014).METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode penelitian Pra Experimental.Desain yang digunakan adalah one group pre test post test design yaitu dengan menggunakan satu kelompok saja tanpa kelompok kontrol.Penelitian bertempat di poliklinik penyakit dalam RSD Balung Jaember pada bulan september-desember 2014.Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang kontrol di poliklinik penyakit dalam RSD Balung Jember.Sampel diambil dengan tehnik quota sampling, kriteria inklusinya Pasien yang menjalani terapi hipertensi minimal dua kali sebelum dilakukan penelitian, Bersedia sebagai respoden, Berusia 30-70 tahun.HASIL PENELITIAN Berikut akan disajikan hasil penelitian pengaruh pemberian edukasi terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSD Balung Jember.A. Data Umuma. Distribusis Responden Berdasarkan Jenis KelaminTabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NoJenis KelaminJumlah%

1Laki-laki1860%

2Wanita1240%

Total30100%

Berdasarkan tabel 5.1 hasil distribusi frekuensi jenis kelamin didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamn laki-laki yaitu sebanyak 18 responden (60%).b. Distribusi Responden Berdasarkan UsiaTabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan UsiaNoUsiaJumlah%

130-4026,7%

241-50723,3%

351-601033,3%

461-701136,7%

Total30100%

Sumber: Data primer yang diolahDari tabel 5.2 jumlah tertinggi usia 61-70 tahun sebanyak 36,7%.c. Distribusi Responden Berdasarkan Suku BangsaTabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku Bangsa NoSuku BangsaJumlah %

1Jawa2376,7%

2Madura723,3%

Total30100%

Sumber: Data primer yang telah diolahBerdasarkan hasil tabel 5.3 didapatkan bahwa sebagian besar responden bersuku bangsa jawa, yaitu sebanyak 23 responden (76,7%).d. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir NoPendidikan TerakhirJumlah %

1SD620%

2SMP723,3%

3SMA1136,7%

4PT620%

Total30100%

Sumber: Data primer yang telah diolahPada tabel 5.4 jumlah terbanyak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 11 responden (36,7%).e. Distribusi Responden Berdasarkan PekerjaanTabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan NoPekerjaanJumlah%

1PNS723,4%

2Petani826,7%

3Pedagang413,3%

4IRT413,3%

5Swasta26,7%

6Pensiunan516,7%

Total30100%

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak responden bekerja sebagai petani 26,7%.f. Distribusi Responden Berdasarkan PendapatanTabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan NoPendapatanJumlah%

11.271.000)2066,7%

Total30100%

Sumber: Data primer yang telah diolahBerdasarkan tabel 5.6 sebagian besar responden berpendapatan > UMR yaitu 66,7%.

g. Distribusi Responden Berdasarkan Tinggal Serumah DenganTabel 5.7 Distribusi Responden Frekuensi Berdasarkan Tinggal NoTinggal serumah denganJumlah%

1Suami/Istri2480%

2Anak620%

Total30100%

Sumber: data primer yang telah diolahBerdasarkan tabel 5.7mayoritas responden tinggal serumah dengan suami/istri 80%.h. Distribusi Responden Berdasarkan Status PernikahanTabel 5.8 Distribusi Responden Frekuensi Berdasarkan Status Pernikahan NoStatus PernikahanJumlah %

1Menikah2480%

2Tidak menikah00%

3Janda413,3%

4Duda26,7%

Total30100%

Sumber: Data primer yang telah diolahMenurut tabel 5.8 didapatkan hasil mayoritas responden berstatus menikah yaitu 80%.i. Distribusi Responden Berdasarkan Pengobatan Pernah DilakukanTabel 5.9 Distribusi Responden Frekuensi Berdasarkan Pengobatan yang Pernah Dilakukan NoPengobatan yang pernah dijalaniJumlah %

1Pengobatan sendiri413,3%

2Alternatif413,3%

3Petugas Kesehatan930,0%

4Puskesmas516,7%

5RS826,7%

Total30100%

Sumber: Data primer yang telah diolahMenurut tabel 5.9 pengobatan yang pernah dijalani sebelumnya jumlah tertinggi berobat ke petugas kesehatan sebanyak 30%.j. Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan yg Pernah DiikutiTabel 5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyuluhan yang Pernah Diikuti NoPenyuluhan yg diikutiJumlah%

1Pernah2170%

2Tidak Pernah930%

Total30100%

Sumber: Data primer yang telah diolahBerdasarkan tabel 5.10 didapatkan sebagian besar responden pernah mengikuti penyuluhan yaitu sebanyak 21 responden (70%).B. Data Khususa. Identifikasi Kepatuhan Minum Obat sebelum dilakukan edukasi pada Pasien Hipertensi dipoliklinik penyakit dalam RSD Balung JemberTabel 5.11 Identifikasi Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Hipertensi sebelum diberikan edukasi Kepatuhan Minum Obat Sebelum Edukasi

Jumlah %

Patuh12 40%

kurang patuh7 23,3%

tidak patuh11 36,7%

Total 30 100%

Sumber: Data primer yang telah diolahBerdasarkan tabel 5.11 Didapatkan hasil kepatuhan dan ketidak patuhan responden hampir sama yaitu patuh 40% dan tidak patuh 36,7%.b. Identifikasi Kepatuhan pada Pasien Hipertensi Setelah diberikan EdukasiTabel 5.12 Identifikasi Kepatuhan pada Pasien Hipertensi Setelah diberikan EdukasiKepatuhan Minum Obat Setelah Edukasi

Jumlah %

Patuh 20 66,7%

kurang patuh 8 26,7%

tidak patuh 2 6,7%

Total 30 100%

Sumber: Data primer yang telah diolahBerdasarkan Tabel 5.12 Mengalami peningkatan kepatuhan yaitu sebesar 66,7%.c. Analisis terhadap pengaruh edukasi dan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien HipertensiTabel 5.13 Analisis terhadap pengaruh edukasi dan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien hipertensiKepatuhanSebelum EdukasiSetelah Edukasi

Jmlh %Jmlh %

Patuh1240%2066,7%

kurang patuh723,3%826,7%

tidak patuh1136,7%26,7%

Total 30100%30100%

Sumber: Data primer yang telah diolahBerdasarkan tabel 5.13 Menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian edukasi terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi sebagian besar mengalami peningkatan, yaitu sebelum edukasi patuh 40% setelah edukasi menjadi 66,7%, sedangkan responden tidak patuh sebelum edukasi 36,7% setelah edukasi 6,7%.d. Analisa HasilHasil analisa kepatuhan responden terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi dipoliklinik RSD Balung sebagai berikut:Tabel 5.13 Pengaruh Pemberian Edukasi terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Hipertensi variabelMean Z HitungP value

Kepatuhan seteleh EdukasiNegative ranks8,00

Kepatuhan sebelum EdukasiPositif ranks 0,00-3,6900,000

Ties 0

Total30

Sumber: Data primer yang telah diolahHasil uji analisis statistik nonparametrik dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p = 0,00 dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima. P = 0,00 < 0,05 menunjukkan bahwa pemberian edukasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSD Balung Jember.PEMBAHASAN1. Identifikasi Kepatuhan pasien hipertensi sebelum diberikan edukasiBerdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar tingkat kepatuhan responden sebelum diberikan edukasi adalah kurang patuh. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.11 bahwa pada responden patuh dan tidak patuh hampir sama yaitu patuh 40%, dan tidak patuh sebanyak 36,7%. Menurut Niven (2002), Kepatuhan adalah sejumlah mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Kepatuhan berarti memakai obat persis sesuai dengan aturan, yaitu obat yang benar, pada waktu yang benar, dengan cara yang benar. Faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien hipertensi dalam mengonsumsi obat adalah: Faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi dampak pendidikan dan kesehatan, hubungan antara pasien dengan petugas kesehatan serta dukungan dari lingkungan sosial dan keluarga. Faktor internal: Faktor internal meliputi usia, gaya hidup, sikap dan emosi yang disebabkan oleh lama penyakit yang diderita, dan kepribadian pasien. Faktor eksternal dari kepatuhan yaitu dampak pendidikan.Yang mana pendidikan yang dimaksud disini yaitu pendidikan kesehatan atau edukasi yang diberikan pada pasien sesuai dengan penyakitnya.Faktor yang tidak dapat dikontrol terdiri dari jenis kelamin, dimana menurut pendapat Jaya (2009), laki-laki dianggap lebih rentan mengalami hipertensi dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan gaya hidup yang lebih buruk dan tingkat stres yang lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan. Faktor selanjutnya adalah usia pasien, dimana usia 45 tahun hingga 59 tahun dianggap mengalami kecenderungan hipertensi karena pada usia middle age merupakan usia dimana kondisi tubuh mulai menurun dan rentang mengalami penyakit kronis (Santrock, 2002).Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.1 distribusi responden berdasarkan jenis kelamin didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60% dan wanita 40%. Serta pada tabel 5.2 distribusi responden berdasarkan usia didapatkan responden terbanyak berusia diatas 50 tahun yaitu 70%. Keberhasilan pengobatan pada pasien hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu di antaranya adalah kepatuhan dalam mengonsumsi obat, sehingga pasien hipertensi dapat mengendalikan tekanan darah dalam batas normal.Tetapi 50% dari pasien hipertensi tidak mematuhi anjuran petugas kesehatan untuk mengonsumsi obat, yang menyebabkan banyak pasien hipertensi yang tidak dapat mengendalikan tekanan darah dan berujung pada kematian pasien, meskipun para pasien telah pernah mengikuti penyuluhan kesehatan sebelumnya.Hal ini ditunjukkan tabel 5.10 distribusi frekuensi responden berdasarkan penyuluhan yang pernah diikuti sebelumnya sebagian besar pernah mendapatkan penyuluhan sebelumnya yaitu 70%. Meskipun sudah pernah mendapatkan edukasi atau penyuluhan pasien masih sering tidak patuh dalam meminum obat hal ini berkaitan dengan usia. Semakin bertambah umur, semakin matang seseorang.Sehingga dapat dikatakan umur dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang. Induvidu lanjut usia mangalami kemunduran fungsi kognitif akibat proses menua yang diperkirakan mulai diatas usia 60 tahun. Selain itu kemampuan menerima suara menurun. Pada usia 40 tahun titik dekat penglihatan dapat terlihat dengan jelas sudah hampir sampai 23 cm. Hal tersebut diatas akan mempengaruhi proses belajar pada individu lansia (Robbins, 2001)2. Identifikasi Kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi setelah diberikan edukasi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kepatuhan sebagian besar responden setelah diberikan edukasi mengalami peningkatan yaitu patuh sebanyak 66,7%, kurang patuh sebayak 26,7% dan responden yang tidak patuh mengalami penurunan yaitu sebanyak 6,7%. Pernyataan ini dapat dilihat pada tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Responden Setelah diberikan Edukasi pada Pasien Hipertensi dipoliklinik Penyakit Dalam RSD Balung Jember Desember 2014.Menurut Notoatmodjo (2003) tujuan edukasi adalah menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.Untuk memperoleh hasil yang efektif dalam penelitian ini peneliti memberikian edukasi pada individu lanjut usia dengan menggunakan alat bantu edukasi yang menarik. Faktor alat bantu dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi edukasi. Media edukasi membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Didalam menerima sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk lupa terhadap pengertian yang diterima (Notoadmodjo, 2005).Dalam hal ini alat bantu akan membantumenegakkan pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima akan lebih tersimpan didalam ingatan. Salah satu media yang sering digunakan dalam eduksi adalah penggunaan bukku panduan/ booklet.Media booklet biasanya dikombinasi dengan metode ceramah, karena media ini dapat dibaca dan dipelajari oleh peserta didik setelah pulang kerumah. Sejauh yang peneliti ketahui masih belum ada metode yang efektif digunakan untuk pemberian edukasi terhadap usia lanjut atau lansia. Sesuai perannya sebagai pendidik, perawat mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memfasilitasi klien memperoleh informasi tentang penyakit hipertensi.Edukasi kepada klien tentang penyakit, pengobatan, promosi kesehatan atau aktifitas perawatan diri termasuk dalam standar praktek keperawatan sebagai bentuk tanggung jawab keperawatan terhadap klien.3. Analisa pengaruh pemberian edukasi terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi sebelum dan setelah diberikan edukasi Hasil uji analisis wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p = 0,00dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima. P = 0,00< 0,05 menunjukkan bahwa pemberian edukasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di poliklinik penyakit dalam RSD Balung Jember.Tujuan dari pendidikan adalah membentuk dan meningkatkan cipta atau pengetahuan, rasa atau emosi, dan karsa atau perilaku.Hasil pendidikan kesehatan juga dapat dilihat dari 3 domain yang meliputi perubahan pengetahuan dan perilaku.Pengetahuan tentang hal-hal yang berhhubungan dengan hipertensi merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseoramg dalam pencegahan Metode yang dpenyakit hipertensi.Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu (Notoadmodjo, 2005). Panca indra yang mempunyai peran besar dalam memperoleh pengetahuan adalah mata dan telinga, terutama dalam proses pendidikan, pengalaman diri sendiri, maupun pengalaman orang lain, media masa bahkan lingkungan.Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2005).Untuk mencapai tujuan tersebut, pemberian informasi lebih bersifat fleksibel untuk keberhasilan tujuan pemberian edukasi. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2005).Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif yang dibuat manusia terhadap diri sendiri., orang lain, objek atau isu-isu. Sikap adalh sekumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek sehingga melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan (Notoadmodjo, 2005).Sedangkan tindakan adalah sesuatu yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.Untuk mewujudkan untuk menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung.Terbentuknya perilaku baru (terutama pada orang dewasa) dimulai dari perubahan pengetahuan yang berlanjut terjadinya perubahan dan akhirnya terbentuk perilaku baaru. Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi yang merupakan pengalaman melalui panca indra ( Notoadmodjo, 2003). Untuk meningkatkan pemahaman individu tentang materi yang akan diberikan, petugas kesehatan dapat mengunakan berbagai metode pembelajaran dalam konteks pendidikan. Beberapa metode tersebut adalah metode pendidikan Individu, kelompok dan massa.Hal itulah yang membuat Ha diterima yang artinya menujukkan bahwa pemberian edukasi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian Alfrina Hany (2012) yang berjudul hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di poli jantung RSSA Malang Didapatkan hasil sebanyak 60,2% termasuk kepatuhan menengah dan 33,7% kepatuhan rendah. Salah satu upaya untuk menciptakan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi adalah meningkatkan pemberian edukasi dan dukungan dari keluarga. Keluarga dan tenaga kesehatan harus bekerja sama agar pasien hipertensi patuh minum obat agar tekanan darah pasien hipertensi terkontrolKESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu:1. Tingkat kepatuhan sebelum diberikan edukasi dikatakan kurang patuh. Dapat diketahui perbedaan responden yang patuh dan tidak patuh berimbang, yaitu patuh sebesar 40%, kurang patuh 23,3%, dan tidak patuh sebesar 36,7%.2. Tingkat kepatuhan setelah diberikan edukasi kepatuhan responden meningkat, yaitu responden patuh menjadi 66,7% dan tidak patuh dari 36,7% menjadi 6,7%3. Ada pengaruh pemberian edukasi terhadap kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di poliklinik RSD Balung Jember.SARAN Saran penelitian ini ditujukan bagi:1. Tenaga KesehatanTenaga kesehatan dapat mengoptimalkan peran sebagai pendidik dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya edukasi bagi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.Pemberian edukasi ini dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang berada di puskesmas ataupun RS.Edukasi yang diberikan tentang penyakit, tujuan pengobatan dan dampak yang dapat ditimbulkan apabila pasien tidak patuh dalam meminum obatnya serta menjadwalkan waktu yang tepat sesuai kesepakatan bersama antara tenaga kesehatan dan pasien.2. Masyarakat Penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi, cara penanganan, pengobatan, dampak yang dapat ditimbulkan 3. Institusi Pelayanan KesehatanDapat menyelenggarakan program pemberian edukasi tentangperawatan hipertensi, Konseling ini dapat dilakukan ninimal 1 bulan sekali pada saat pasien kontrol.4. Penelitian selanjutnyaDapat dilakukan penelitian lebih lanjut, dengan instrumen yang telah dimodifikasi.DAFTAR PUSTAKAArikunto, S.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: RinekaCipta.

Bruner, Sudrath.(2002). Keperawatan Medikal Bedah, Jakrta Edisi 8,vol 3 EGCBalitbangkes Depkes RI. (2007). Laporan Hasil Kesehatan Dasar (Riskesdas) , Jakarta: Indonesia Tahun 2007

Chang, Loise. (2011). Hipertensi: Gejala, Penyabab dan pengobatannya, http://.medicinenet.com/high_blood_pressure_picture_slideshow/article.htm diakses tanggal 6 juli 2014Chobanian., et al. (2003). The Seventh Report of The Joint National Commite on Prevention, Detection, Evaluation, and Thretment of High Blood Pressure. JAMA.

Depkes RI. (2006). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Jakarta: Direktorat pengendalian penyakit tidak menular Depkes RI.Depkes RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: EGC.Depkes RI.(2010). Hasil Riskerdas RI Tahun 2010, JakartaDinasKesehatan Propinsi Jawa Timur.(2010).Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur.(online).http://dinkes.jatimprov.gp.id.diakses tanggal 16 juli 2014

Horne. (2010). Implications for Asthma Treatment: CHEST Official Publication Of America Colledge Of Chest Physicians. Compliance, Adherence, & Concordance.

Hastono, S. P. (2007). Analisa Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.Kaplan dan Saddocks. (2007). Synopsis of psychiatry. New york: Walter Kluwer Health.Magadza., C,et al. (2009).The Effect of an Education Intervention on Patients Knowladge About Hypertention, Beliefts About Medicines, and Adherence. Research in Social and Administrative Pharmacy 5 (2009).

Maxine.(2010). Medical Diagnosis & Treatment. Amerika Serikat : The McGraw-Hill Companies.

Morisky DE, Ang A, Krousel-Wood M, Ward H. (2008). Predictive validity of a medication adherence measure for hypertension control. J Clin Hypertens.

Niven, N. (2008). Psikologi kesehatan: pengantar untuk perawat dan professional kesehatan lain. Jakarta: EGC

Notoatmojo, Soekidjo.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan, , Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo.(2003).Pendidikan dan Perilaku Kesehatn. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan metodelogi Penelitian Ilmu Keperwatan : Pedoman skripsi, Tesis dan Intrumen Keperawatan. (Edisi 2). Jakarta : Salemba Medika.

Purwanto, M.N. (2000). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis edisi Kedua. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.Riskesdas. (2007). Hindari Hipertensi,http://hipertensi/index.php.htm, diakses tanggal 6 juli 2014Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha IlmuSheps,G. Sheldon. (2010). Mayo Klinik Hipertensi, Mengatasi tekanan darah tinggi, Jakarta: PT Intisari mediatama

Suliha, U. (2002). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGCWHO. (2010). Global Status Report on Noncommunicable Dieses 2010.http://www.who.int/nmh/publications/net_report_chapter1.pdfYogantoro, Mohammad. (2006). Hipertensi Esensial. Dalam Sudoyo, Aru W, Setitohadi, Bambang, Alwi, Idrus, Simadibrata K., Marcellus, Setiati, Siti (Ed 1). (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Ed. Ke-4). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1