Psikiatri Ready
-
Upload
putri-harmen -
Category
Documents
-
view
260 -
download
0
Transcript of Psikiatri Ready
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan skizoafektif merupakan kelainan mental yang rancu yang
ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala
gangguan afektif. Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat
model konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia
atau gangguan mood . Gangguan skizoafektif merupakan tipe psikosis ketiga yang
berbeda, yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan mood.
Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah
kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan pertama.
Gambaran utama gangguan skizoafektif adalah adanya episode depresi
mayor, manik, atau campuran yang terdapat bersamaan dengan gejala-gejala
skizofrenia (memenuhi kriteria skizofrenia!. Kriteria skizofrenia tersebut
yaitu adanya waham, halusinasi, perilaku aneh, atau gejala negatif. Gejala-gejala
ini berlangsung paling sedikit " bulan.
Kriteria episode depresi mayor yaitu mood terdepresi yang per#asif (tidak
cukup hanya kehilangan atau anhedonia!. $pisode depresi mayor berlangsung
paling sedikit % minggu.
$pisode manik ditandai dengan adanya suasana perasaan melambung,
meningkat, ekspansif atau irritabel yang berlangsung paling sedikit " minggu.
$pisode campuran ditandai dengan campuran kedua suasana perasaan tersebut
yang berlangsung paling sedikit " minggu.
Gambaran utama harus terjadi dalam periode tunggal yang terus-menerus
atau pada suatu periode waktu yang indi#idunya terus-menerus memperlihatkangejala aktif atau residual psikosis. &kizoafektif berlangsung paling sedikit " bulan.
Pada indi#idu tertentu, gejala-gejala ini dapat berlangsung bertahun-tahun.
Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, pemeriksaan medis
harus lengkap dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. &emua kondisi
yang dituliskan didalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood perlu
dipertimbangkan. &ebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif
mempunyai prognosis dipertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia
dan prognosis pasien dengan gangguan mood. &ebagai suatu kelompok, pasien
1
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
2/21
dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang lebih buruk daripada
pasien dengan gangguan depresisi maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki
prognosis yang lebih baik dari pada pasien dengan skizofrenia.
1.2 Rumusan Masalah
Pada rumusan masalah ini kami dari kelompok '' ingin menjelaskan tentang
definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pedoman
diagnostik, penatalaksanaan, diagnosa banding dan prognosis dari gangguan
skizoafektif.
1.3 Tujuan Penulsan
ujuan case ini adalah )
a. *elengkapi syarat tugas &tase Psikiatri +& . &aanin Padang.b. *elengkapi syarat Kepaniteraan Klinik &enior ( KK& ! di +& .
&aanin Padang.
1.! Man"aat Penulsan
&emoga case ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penyusun maupun
pembaca untuk lebih mengetahun dan memahami tentang definisi, epidemiologi,
etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pedoman diagnostik, penatalaksanaan,
diagnosa banding dan prognosis dari gangguan skizoafektif.
BAB II
TIN#AUAN PU$TA%A
2.1 De"ns $k&'a"ekt"
Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai
dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan
afektif. Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model
konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe
2
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
3/21
gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis ketiga
yang berbeda, yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan
mood.
2.2 E()em'l'g
Pre#alensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah kurang dari "
persen, kemungkinan dalam rentang /,0 sampai /,1 persen. etapi angka tersebut
adalah angka pekiraan, karena berbagai penelitian terhadap gangguan skizoafektif
telah menggunakan kriteria diagnostik yang ber#ariasi. Pre#alensi gangguan telah
dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibandingkan wanita, khususnya wanita
yang menikah. 2sia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk
laki-laki. 3aki-laki dengan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku
antisocial dan memiliki pendataran atau ketidak sesuaian afek yang nyata.
2.3 Et'l'g
Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat
model konseptual telah diajukan)". Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau
suatu tipe gangguan mood
%. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari
skizofrenia dan gangguan mood
4. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang
berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu
gangguan mood
5. Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah
kelompok gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga
kemungkinan yang pertama.
Penelitian yang dilakukan untuk menggali kemungkinan-kemungkinan
tersebut telah memeriksa riwayat keluarga, petanda biologis, respon pengobatan
jangka pendek, dan hasil akhir jangka panjang.
6alaupun banyak pemeriksaan terhadap keluarga dan genetika yang
dilakukan untuk mempelajari gangguan skizoafektif didasarkan pada anggapan
3
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
4/21
bahwa skizofrenia dan gangguan mood adalah keadaan yang terpisah sama sekali,
namun beberapa data menyatakan bahwa skizofrenia dan gangguan mood
mungkin berhubungan secara genetik. eberapa kebingungan yang timbul dalam
penelitian keluarga pada pasien dengan gangguan skizoafektif dapat
mencerminkan perbedaan yang tidak absolute antara dua gangguan primer.
7engan demikian tidak mengejutkan bahwa penelitian terhadap sanak saudara
pasien dengan gangguan skizoafektif telah melaporkan hasil yang tidak konsisten.
Peningkatan pre#alensi skizofrenia tidak ditemukan diantara sank saudara pasien
yang pasien dengan skizoafektif, tipe bipolar8 tetapi, sanak saudara pasien dengan
gangguan skizoafektif, tipe depresif, mungkin berada dalam resiko yang lebih
tinggi menderita skizofrenia daripada suatu gangguan mood.
2.! *am+aran %lns
Anamness
danya perasaan sedih dan hilangnya minat, berlangsung paling sedikit
% minggu atau rasa senang berlebihan yang berlangsung paling sedikit satu
minggu. Gejala-gejala tersebut muncul bersamaan dengan pembicaraan kacau,waham, halusinasi, prilaku kacau atau gejala negatif.
Pemerksaan
erdapat tanda-tanda gangguan mood depresi (misalnya mood hipotim
dan isolasi sosial! atau tanda-tanda mania (mood hipertim, iritable, banyak bicara,
meningkatnya aktifitas motorik! atau campuran.
2.,. %rtera Dagn'ss
Konsep gangguan skizoafektif melibatkan konsep diagnostik baik
skizofrenia maupun gangguan mood, beberapa e#olusi dalam kriteria diagnostik
untuk gangguan skizoafektif mencerminkan perubahan yang telah terjadi di dalam
kriteria diagnostik untuk kedua kondisi lain.
4
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
5/21
Kriteria diagnostik utama untuk gangguan skizoafektif (abel "! adalah
bahwa pasien telah memenuhi kriteria diagnostik untuk episode depresif berat
atau episode manik yang bersama-sama dengan ditemukannya kriteria diagnostik
untuk fase aktif dari skizofrenia. 7isamping itu, pasien harus memiliki waham
atau halusinasi selama sekurangnya dua minggu tanpa adanya gejala gangguan
mood yang menonjol. Gejala gangguan mood juga harus ditemukan untuk
sebagian besar periode psikotik aktif dan residual. Pada intinya, kriteria dituliskan
untuk membantu klinisi menghindari mendiagnosis suatu gangguan mood dengan
ciri psikotik sebagai suatu gangguan skizoafektif.
Ta+el 1. %rtera Dagn'stk untuk *angguan $k&'a"ekt" -D$MI/0
%rtera Dagn'stk Untuk *angguan $k&'a"ekt"
. &uatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu.
erdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran
dengan
gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia.
atatan $pisode depresif berat harus termasuk kriteria ") mood terdepresi.
. &elama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
sekurangnya % minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.
9. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
7. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat
yang disalahgunakan, suatu medikasi! atau suatu kondisi medis umum.
Sebutkan tipe:
T(e +('larjika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran (atau
5
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
6/21
suatu manik
suatu episode campuran dan episode depresif berat!
T(e )e(res"jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat.
abel dari 7&*-':, 7iagnostic and &tatistical *anual of *ental 7isorders. $d. 5.
Ta+el 2. Pe)'man Dagn'stk *angguan $k&'a"ekt" +er)asarkan PPD*#
III
7iagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan
afektifsama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously!,
atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik
atau depresif.
idak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofreniadan gangguan afektif tetapi dalam episode penyaki yang berbeda.
ila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis ;%/.5 (7epresi
Pasca-skizofrenia!. eberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif
berulang, baik berjenis manik (;%0./! maupun depresif (;%0."! atau
campuran dari keduanya (;%0.%!. Pasien lain mengalami satu atau dua
episode manik atau depresif (;4/-;44!
2,.4 *angguan $k&'a"ekt" T(e Mank
Pe)'man )agn'stk
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang
tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode
skizoafektif tipe manik.
6
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
7/21
fek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yangmemuncak.
7alam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik
lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk
skizofrenia, ;%/!.
2,.1 *angguan $k&'a"ekt" T(e De(res
Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresi
yang tunggal dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar
didominasi oleh skizoafektif tipe depresi.
fek depresi harus menonjol, disertai paling sedikitnya % gejala khas baik
depresi maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian
untuk episode depresif (;4%!.
7alam episode yang sama harus jelas paling sedikitnya satu, atau lebih
baik lagi dua gejala skizofrenia yang khas.
2.5. Dagn'ss +an)ng
&emua kondisi yang dituliskan didalam diagnosis banding skizofrenia
dan gangguan mood perlu dipertimbangkan didalam diagnosis banding gagguan
skizoafektif. Pasien yang diobati dengan steroid, penyalahgunaan amfetamin dan
phencyclidine (P9P!, dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporalis secara
khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenia dan gangguan mood yangbersama-sama.
7iagnosis banding psikiatrik juga termasuk semua kemungkinan yang
biasanya dipertimbangka untuk skizofrenia dan gangguan mood. 7idalam praktek
klinis, psikosis pada saat datang mungkin mengganggu deteksi gejala gangguan
mood pada masa tersebut atau masa lalu. 7engan demikian, klinisi boleh menunda
diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut telah terkendali.
7
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
8/21
2.6 Perjalanan Pen7akt Dan Pr'gn'ss
&ebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif
mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia
dan pasien dengan gangguan mood. &ebagai suatu kelompok, pasien dengan
gangguan skizoafektif mempunyai prognosis yang jauh lebih buruk dibandingkan
pasien dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk dari
pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada
pasien dengan skizofrenia. Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa
penelitian yang mngikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode
yang ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan
gangguan itu sendiri.
7ata menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe
bipolar, mempunyai prognosis yang mirip dengan pasien dengan gangguan bipolar
' dan bahwa pasien dengan gangguan pramorbid yang buruk8 onset yang perlahan-
perlahan8 tidak ada faktor pencetus8 menonjolnya gejala psikotik, khususnya
gejala defisit atau gejala negatif8 onset yang awal8 perjalanan yang tidak
mengalami remisi8 dan riwayat keluarga adanya skizofrenia. 3awan dari masing-
masing karakteristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik. danya atau
tidak adanya gejala urutan pertama dari &cheneider tampaknya tidak meramalkan
perjalanan penyakit.
2.8 Tera(
*odalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah
perawatan di rumah sakit, medikasi, dan inter#ensi psikososial. Prinsip dasar yang
mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif adalah bahwa protocol
antidepresan dan antimanik diikuti jika semuanya diindikasikan dan bahwa
antipsikotik digunakan hanya jika diperlukan untuk pengendalian jangka pendek.
ika protocol thymoleptic tidak efektif dalam mengendalikan gejala atas dasar
berkelanjutan, medikasi antipsikotik dapat diindikasikan. Pasien dengan gangguan
skizoafektif, tipe bipolar, harus mendapatkan percobaan lithium, carbamazepine
8
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
9/21
(egretol!, #alporate (7epakene!, atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika
satu obat saja tidak efektif. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif,
harus diberikan percobaan antidepresan dan terapi elektrokon#ulsan (9!
sebelum mereka diputuskan tidak responsif terhadap terapi antidepresan.
$k&'a"ekt" t(e mank atau 9am(uran
%rtera akut: 7atu
". otal skor Possitive and Negative Symptom Scale- Excited Component
(P=Permusuhan8 G5=Ketegangan8
G1=Ketidak kooperatifan8 G"5=uruknya pengendalian impuls, minimal satu
butir skornya 5 atau lebih.
%. Kategori nilai The gitation-Calmness Evaluation Scale(9$&! adalah " atau
% ("= gitasi berat yaitu meningkatnya aktifitas fisik, banyak pembicaraan, dapat
terjadi kekerasan fisik, bila diminta diam, pasien tidak bisa mengotrol agitasinya,
memerlukan perhatian atau super#isi terus mennerus atau perlu pengikatan8
%=agitasi sedang yaitu peningkatan aktifitas fisik derajat sedang, banyak bicara
dan mungkin mengancam secara #erbal, tidak ada kekerasan fisik, dapat
mengontrol tanda-tanda agitasi bila diminta, memerlukan super#isi atau pewatan
standar!.
4.
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
10/21
". @lanzapin " A "/-4/mgBhari atau risperidone % A "-4mgB hari atau Cuetiapin
hari " (%//mg!, hari '' (5//mg!, hari ''' (D//mg! dan seterusnya atau aripirazol "
A "/-4/mgB hari
%. 3itium karbonat % A 5//mg, dinaikkan sampai kisaran terapeutik /,1-",% m$CB3
atau di#alproat dengan dosis 4 A %0/ mgBhari.
4. 3orazepam 4 A "-%mgB hari kalau perlu
E;aluas resk' +unh )r: 7atu)
".danya ide, keinginan yang kuat atau rencana bunuh diri.
%.ksesnya ke sarana-sarana bunuh diri tersebuta atu letalitasnya.
4.danya halusinasi komando, gejala psikotik lain atau anAietas yang berat.
5.danya penyalahgunaan zat atau alkohol.
0.+iwayat atau pernah melakukan usaha-usaha bunuh diri sebelumnya.
D.+iwayat bunuh diri dalam keluarga.
Psk'tera(
7apat diberikan psikoterapi indi#idual, jarang dilakukan terapi kelompok, karena
biasanya mereka sering tidak nyaman atau kurang mampu bertoleransi dalam
terapi kelompok terutama bila dengan pasien yang beraneka ragam diagnosisnya.
ila akan dilakukan, lebih baik pada saat pasien dirawat inap, bukan saat paien
dirawat jalan.
Psikoterapi indi#idual yang diberikan berupa psikoterapi supportif, atau terapi
prilaku.
E)ukas keluarga
10
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
11/21
Penting dilakukan agar keluarga siap menghadapi deteriorasi yang mungkin dapat
terjadi. 7iskusi dapat tentang problem sehari-hari, hubungan dalam keluarga, dan
hal-hal khusus lainnya, misal tentang rencana pendidikan atau pekerjaan pasien.
BAB III
La('ran %asus
I. I)enttas Pasen
anuari %/"D
Perawatan ) ke "5
11
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
12/21
7atang di antar oleh ) suami
II. R
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
13/21
lebih suka menyendiri karena merasa lebih tenang. Pasien merasa ditubuhnya ada
berbagai ular semenjak ia sakit. Pasien mengaku bahwa beberapa minggu ini 'a
merasa sedih dan kecewa karena memikirkan kehidupannya. 'a berpikir bahwa
orang tuanya tidak menyayanginya dan terus menerus berpikir apakah suaminya
sudah menikah lagi atau tidak.
. R
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
14/21
Pendiam, lebih suka main dirumah, jarang main ke rumah tetangga karena
ia merasa dirinya idiot.
e. Masa De
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
15/21
I/. $tatus Mental
a. Deskr(s Umum
Penam(lan6anita usia 4% tahun, penampilan sesuai usia, postur tubuh normal, kulit sawo
matang, cukup rapi.
Perlaku )an Akt;tas M't'rk
&ebelum wawancara tampak tenang dan ramah. Pasien cukup tampak tenang
selama wawancara berlangsung, duduk dengan sikap duduk tegak, kontak mata
baik, suara dapat terdengar jelas, kadang tenang dan beberapa pertanyaan di
jawab dengan cara memperagakan. &etelah wawancara pasien tampak tenang.
$ka( Terha)a( Pemerksa
Pasien kooperatif, dapat mengikuti wawancara dengan baik.
+. M'') )an A"ek
M'') ypertim
A"ek menyempit
%eserasan idak &erasi
9. Pem+9araan
Pasien menjawab pertanyaan wawancara dengan spontan,#olume cukup, kadang
sedikit bersemangat, gangguan berbicara tidak ada.
). *angguan Perse(s
alusinasi audiotorik, halusinasi #isual, halusinasi olfaktorik, halusinasi taktil.
e. Pkran
Pr'ses )an Bentuk Pkr ssosiasi 3onggar,&light o& ideas
Is kr 6aham kejar, 6aham kebesaran, thought
insertion' thought (ithdra(al' delusion o& control' delusion o& in&luence ,
dan delusion o& passivity.
". $ens'rum )an %'gns
%esa)aran 9ompos mentis G9& "0
?rentas
@aktu erganggu
Tem(at aik
?rang aik
15
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
16/21
Da7a Ingat
Da7a ngat jangka (anjangaik
Da7a ngat jangka se)ang
aik
Da7a ngat jangka (en)ek
aik
Da7a ngat segera
idak terganggu
%'nsentras )an (erhatan
Konsentrasi tidak terganggu
Perhatian tidak terganggu
%emam(uan mem+a9a )an menuls
aik
%emam(uan ;su's(asal
aik
Pkran a+strak
aik
Intelegensa )an %emam(uan In"'rmasidak terganggu
g. %emam(uan Pengen)alan Im(uls
idak terganggu
h. Da7a Nla )an Tlkan
Da7a nla s'sal )an uj )a7a nla
7aya nilai sosial baik,(jika ada rumah tetangga yang kebakaran apa yang 'bu
lakukanH!
2ji daya nilai personal baik (jika tangan 'bu teriris pisau apa yang bapak
lakukanH!
Penlaan Realta
erganggu
Tlkan
7erajat 4 ( menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakit pasien !
16
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
17/21
. Tara" )a(at ) (er9a7a
&ebagian dapat dipercaya
/.Pemerksaan Dagn'stk Le+h Lanjut
$tatus Interna
%ea)aan ampak sakit sedang
%esa)araan 9ompos mentis
$tatus g& aik
Tan)atan)a ;tal
Tekanan Darah 12484mmhg
rekuens Na) 84>ment
rekuens Na"as 24>ment$uhu 35.,4
%ult &awo matang, turgor kulit normal, tidak ada kelainan kulit
Mata Konjungti#a anemis (-B-! &klera ikterik (-B-!
THT &ekret hidung dan telinga (-!
Leher :P normal, tidak ada pembesaran kelenjar getah beningTh'raks (6hezing (-B-! +onki (-B-! nafas #esikuler pada kedua lapang paru
A+)'men ising usus (! epar dan lien tidak teraba
Ekstremtas 7alam batas normal
$tatus Neur'l'gs
Tan)a Rangsang Menngeal Pemeriksaan tidak dilakukan
Tan)a E"ek Ekstra(ram)al
Trem'r idak ada
Akatsa idak adaBra)knesa idak ada
ara Berjalan idak ada gangguan
%esem+angan idak ada
Rg)tas tidak ada
Pemerksaan Penunjang
La+'r tidak dilakukan
Pemerksaan Pskatr Tam+ahan idak dilakukan
17
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
18/21
/I. 'rmulas Dagn'stk
erdasarkan pemeriksaan pada pasien tidak ditemukan riwayat gejala dan
perilaku yang bermakna yang menimbulkan penderitaan maupun hendaya dalam
kehidupan pasien dengan demikian dapat di katakan bahwa pasien mengalami
gangguan jiwa.
Akss I
erdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami
trauma kepala dan penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan
disfungsi otak sebelum menunjukkan gangguan jiwa. @leh karena itu, gangguan
mental organik dapat disingkirkan (;//-/E!.
Pada pasien tidak ditemukan riwayat pemakaian
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
19/21
Akss I/
Primary Support $roup
Akss /
*enggunakan skala $lobal ssesment o& )unctioning (G;! D/ 0" gejala
sedang (moderate!, dissabilitas sedang.
'rmulas Multaksal
Akss I ) &kizoafektif ipe *anik (;%0./! 77B &kizofrenia Paranoid
(;%/./!
Akss II ) elum ada diagnosa
Akss III ) idak ada diagnosa
Akss I/ ) *asalah dengan keluarga
Akss / ) G; D/ - 0"
Pr'gn'ss
Quo ad vitam ) onam
Quo ad functionam )7ubia ad bonam
Quo ad sanationam )7ubia ad bonam
. Penatalaksanaan
A. Psk'tera(
. Psk'tera( $u('rt"
*emberikan kehangatan, empati, dan optimistik kepada pasien.
*embantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosinya serta
membantu untuk #entilasi. *engidentifikasi faktor presipitasi dan
membantu mengoreksinya. *embantu memecahkan problem eksternal
secara terarah.
. Psk'e)ukas
*embantu pasien untuk mengetahui lebih banyak tentang gangguan yang
19
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
20/21
di deritanya, diharapkan pasien mempunyai kemampuan yang semakin
efektif untuk mengenali gejala, mencegah munculnya gejala dan segera
mendapatkan pertolongan.
B. armak'tera(
herapi oral ) +isperidon % A % mg
3orazepam " A % mg
3ithium 9arbonat %A5// mg
BAB I/
%E$IMPULAN
!.1. %esm(ulan
Gangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang gejala
skizofrenia dengan gejala afektif terjadi bersamaan dan sama-sama menonjol.
Pre#alensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibandingkan
para wanita8 khususnya wanita yang menikah8 usia onset untuk wanita adalah
lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki seperti juga pada skizofrenia. eori
etiologi mengenai gangguan skizoafektif mencakup kausa genetik dan lingkungan.
anda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dan
gejala skizofrenia, episode manik, dan gangguan depresif. 7iagnosis gangguan
skizoafektif hanya dibuat apabila gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan
afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa
hari sesudah yang lain, dalam episode yang sama. &ebagian diantara pasien
gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik yang tipe
manik, depresif atau campuran keduanya. erapi dilakukan dengan melibatkan
keluarga, pengembangan skill sosial dan berfokus pada rehabilitasi kognitif. Pada
farmakoterapi, digunakan kombinasi anti psikotik dengan anti depresan bila
memenuhi kriteria diagnostik gangguan skizoafektif tipe depresif. &edangkan
apabila gangguan skizoafektif tipe manik terapi kombinasi yang diberikan adalah
antara anti psikotik dengan mood stabilizer. Prognosis bisa diperkirakan dengan
melihat seberapa jauh menonjolnya gejala skizofrenianya, atau gejala gangguan
20
-
7/26/2019 Psikiatri Ready
21/21
afektifnya. &emakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya maka
prognosisnya buruk, dan sebaliknya semakin persisten gejala-gejala gangguan
afektifnya, prognosis diperkirakan akan lebih baik.
DATAR PU$TA%A
". *aslim, +. %//".*iagnosis $angguan +i(a : #ujukan #ingkas dari
PP*$+-%%%. agian 'lmu Kedokteran iwa ;K-2nika tmajaya ) akarta
%. *aramis, 6.&. Catatan %lmu ,edokteran +i(a. irlangga 2ni#ersity Presss )
&urabaya. "EE5.
4. Kaplan,'. . and &adock,. . Sinopsis Psikiatri %lmu Perilaku Psikiatri
,linis' Edisi ,etujuhinarupa ksara Publisher) akarta. %/"/.
5. awari, 7. %lmu ,edokteran +i(a dan ,esehatan +i(a. 7ana hakti Prima
?asa) ?ogyakarta. "EE>.0. eck, 9. *., +awlins, +. P., and 6illiams, &. +. "ental .ealth Psychiatric
Nursing .olistic' /i&e Cycle pproach. he 9:. *osby 9ompany)
&.3ouis. %//%.
D. merican Psychiatric ssociation. *iagnosis dan Statistical "anual o&
"ental disorders 0*S" %1 T"2. merican Psychological ssociation (P!)
6ashington 79. "EED.
21