ASkep Hernia Ready

download ASkep Hernia Ready

of 22

Transcript of ASkep Hernia Ready

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    1/22

    MAKALAH

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA

    Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah KMB

    Disusun Oleh :

    1. Fitri Lestari2. Hesti Sururoh3. Priyatin Nur Indah Sari4. Tendi Danang Jaya5. Trisya Ayuning Tyas6. Yugo Heraniko

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

    GOMBONG

    2012

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    2/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahPencernaan adalah suatu proses metabolisme dimana makhluk

    hidup memproses suatu zat dalam mengubah baik secara kimia atau

    mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Apabila dalam suatu proses dalam

    system pencernaan maka akan menimbulkan berbagai penyakit seperti

    Hernia salah satunya.

    Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral

    terhadap tuberkulum pabikum , tonjolan bisa timbul apabila pasienmenangis , mengejan atau dan biasanya akan hilang dengan spontan

    apabila dalam keadaan istarahat atau dalam posisi terlentang.

    Insiden hernia pada populasi umum adalah 1% , bayi premature 5%

    sedangkan pengidap hernia mayoritas adalah laki-laki yaitu sekitar 85%

    kasus. Setengah dari kasus hernia ingunialis selama masa kanak-kanak

    terjadi pada bayi dibawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering

    dibandingkan pada sisi kiri perbandingannnya 2 : 1 .25% pasien

    mengalamai hernia bilateral insiden tertinggi pada masa bayi ( 50% )

    selebihnya pada masa kanak-kanak kurang dari 5 tahun.

    B. Rumusan Masalaha. Bagaimana Anatomi hernia ?b. Apa etiologi hernia ?c. Apa definisi dari hernia?d. Bagaimana manifestasi kliniknya ?e. Klasifikasi hernia ?f. Bagaimana patofisiologi dan pathway hernia ?g. Bagaimana penatalaksanaan pada hernia ?h. Bagaimana komplikasi hernia ?i. Bagaimana cara pencegahan hernia?

    C. Tujuan1. Supaya mahasiswa memahami tentang penyakit hernia secara lebih

    detail.

    2. Supaya mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan yangbenar pada klien dengan penyakit hernia .

    3. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas diskusi dan kelompokpresentasi mata kuliah KMB ( Keperawatan Medikal Bedah ).

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    3/22

    D. Metode PenulisanMakalah ini disusun dengan melakukan tinjauan pusaka yaitu dari

    referensi buku dan intenet.

    E. Sistematika PenulisanMakalah ini tersusun atas 3 bab yaitu Bab I Pendahuluan yang terdiri dari

    latar belakang masalah ,rumusan masalah, tujuan , metode penulisan dan

    sistematika penulisan. Bab II Pembahasan dan Bab III Penutup .

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    4/22

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. DefinisiHernia berasal dari bahasa latin yaitu herniae,ikat artinya adalah

    penonjolan isi pada suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah

    pada dinding rongga . Kemudian dinding rongga yang lemah tersebut akan

    membentuk suatu kantong dengan pintu yang berbentuk cincin.Gangguan

    ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari

    usus ( Giri Made Kusala , 2009 ).

    Hernia adalah prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui

    defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada

    hernia abdomen , isi perut menonjol pada bagian lemah atau defek dari

    lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas kantong ,

    cincin dan isi hernia (Syamsuhidayat,2004).

    Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan

    isi abdomen seperti peritoneum ,lemak , usus dan kandung kemih

    memasuki defek tersebut sehingga membentuk sebuah kantong yang

    berisi materi abnormal ( Tambayong ,2000)

    Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hernia

    merupakan penonjolan isi bagian defek abdomen yang mengakibatkan

    terbentuknya kantong yang berisi cairan abnormal .

    B. Anatomi Hernia

    http://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia1.jpg
  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    5/22

    Keterangan Gambar :

    a) Kantong hernia: pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis;b) Isi hernia: berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia.Pada hernia abdominalis berupa usus;

    c) Locus Minoris Resistence (LMR);d) Cincin hernia: Merupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui

    kantong hernia;

    e) Leher hernia: Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengankantong hernia.

    C. Etilogi HerniaHal-hal yang menyebabkan terjadinya hernia menurut Giri Made Kusala ,2009 adalah :

    a) UmurPenyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan dari yang

    tua sampai yang munda baik yang pria maupun wanita. Pada anak

    hernia bisa menyerang karen akibat dari kurang sempurnanya

    prosesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnnya testis.

    Pada orang dewasa atau usia lanjut penyakit ini timbul disebabkan

    oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau suatu penyakit

    yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga

    abdomen.

    b) Jenis KelaminHernia yang sering dialami oleh laki-laki adalah jenis

    hernia inguinal yaitu penonjolan yang berada diselakangan.

    Disebabkan karena perkembangan alat reproduksi atau karena

    pekerjaan seperti buruh pabrik atau buruh angkat. Pekerjaan ini

    membutuhkan kekuatan otot yang akan mengakibatkanpeningkatan tekanan dalam ronggga perut yang akan meyebabkan

    hernia.

    c) Penyakit PenyertaContoh penyakit penyerta yang dapat menjadi terjadinya

    hernia adalah pembesaran prostat,penyakit colon , batuk kronis,

    sembelit atau konstipasi kronis. Pada kondisi penyakit diatas akan

    mengakibatkan tekanan berlebih pada rongga perut sehingga

    dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    6/22

    d) KeturunanApabila salah satu keluarga terdekat ada yang menderita

    penyakit hernia maka secara otomatis akan menurun ke anaknya

    atau yang lainya.

    e) ObesitasBerat badan yang berlebih menyebakan tekanan berlebih

    pada tubuh, termasuk bagian perut. Hal ini juga akan

    mengakibatkan terjadinya penonjolan maka akan menjadi hernia.

    f) KehamilanPada masa kehamilan dapat melemahkan otot disekitar

    perut sekaligus memberi tekanan lebih pada perut.

    g) PekerjaanContoh pekerjaannya adalah buruh angkat barang ,

    pekerjaan ini apabila dilakukan secara terus-menerus akan

    mengakibatkan peningkatan otot-otot abdomen . Peningkatan

    tekanan otot abdomen yang terus-menerus akan dapat menjadi

    pencetus terjadinya hernia.

    h) Kelahiran PrematurBayi yang lahir premature akan sangat beresiko terkena

    hernia dibandingkan bayi yang lahir normal. Hal ini disebakan

    karena penutupan kanalis ingunalis belum sempurna , sehingga

    memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus

    melewati kanalis ingunalis tersebut.

    D. KlasifikasiBanyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam,

    sifat dan proses terjadinya. Berikut ini penjelasannya :

    Macam-macam hernia :

    1) Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya,seperti :a. Inguinalis. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :

    a.) Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalisdan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini

    umumnya terjadi pada pria dari pada wanita. Insidennya tinggi

    pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat

    besar dan sering turun ke skrotum. Umumnya pasien

    mengatakan turun berok, burut atau kelingsir atau mengatakan

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    7/22

    adanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut

    bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila

    menangis, mengejan atau mengangkat benda berate tau bila

    posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.

    b.) Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di areakelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia

    inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia.

    Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang

    lemah ini karena defisiensi kongenital. Hernia ini disebut

    direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna

    sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila

    pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bilahernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke

    bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus

    spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Padapasien

    terlihat adanya massa bundar pada annulus inguinalis eksterna

    yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya

    defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali

    menjadi ireponibilis.

    b. Femoralis : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral danlebih umum pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai

    penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara

    bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari

    kandung kemih masuk kedalam kantung. Ada insiden yang tinggi

    dari inkarseratadan strangulasi dengan tipe hernia ini.

    c. Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umumpada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini

    biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara. Tipe

    hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah

    sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca operasi seperti

    infeksi,nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan.d. Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan

    parut yang lemah.

    2) Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :a. Hernia bawaan atau kongenital

    Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis

    (indirek):Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus.

    Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal

    tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    8/22

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    9/22

    darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini

    merupakan keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat

    pertolongan segera.

    E. Manifestasi Klinik

    Pada umumnya keluhan orang dewasa berupa benjolan di

    inguinalis yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat

    beban berat dan menghilang pada waktu istirahat berbaring. Pada inspeksi

    perhatikan keadaan asimetris pada kedua inguinalis, skrotum, atau labia

    dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk

    sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat. Palpasi

    dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan

    dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi. Setelah benjolan

    dapat direposisi dengan jari telunjuk, kadang cincin hernia dapat diraba

    berupa anulus inguinalis yang melebar (Jong,2004).

    Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaaan isi

    hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adanya benjolan di

    lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk bersin, atau mengejan

    dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau

    ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupanyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus

    halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau

    muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi

    karena nekrosis atau gangren.

    Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.

    Pada inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis

    lateralis muncul sebagai penonjolan di regio ingunalis yang berjalan dari

    lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong kadang dapat

    diraba pada vunikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong

    yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda inidisebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar

    ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ,tergantung isinya, pada

    palpasi mungkin teraba usus,omentum (seperti karet),atau ovarium.

    Dengan jari telunjuk atau kelingking pada anak, dapat dicoba mendorong

    isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus

    sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.

    Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam

    anuluseksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari menyentuh

    hernia,berarti hernia inguinalis lateralis, disebut hernia inguinalis lateralis

    karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior.

    Disebut juga indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu,

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    10/22

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    11/22

    muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat

    dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah (Syamsuhidajat 2004).

    2. Pathway

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    12/22

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    13/22

    berat, biasakan untuk selalu menekuk lutut dan jangan

    membungkuk dengan bertumpu pada pinggang.

    d) Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadappenyakit-penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung,

    merokok seringkali menyebabkan batuk kronik yang dapat

    menyebabkan hernia inguinalis.

    I. Komplikasi HerniaAkibat yang dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :

    1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantung herniasehingga isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini

    disebut hernia ingunalis lateralis ireponibins pada keadaan ini belum

    gangguan penyaluran isi usus, isi hernia yang menyebabkan ireponibilis

    adalah omentum, karena melekat pada dinding hernia.

    2. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia, akibat makin benyaknya usus yangmasuk cincin hernia relatif semakin sempit dan menimbulkan gangguan isiperut, ini dsebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.

    3. Bila hernia dibiarkan maka akan timbul edema dan terjadi penekananpembuluh darah sehingga terjadi nekrosis keadaan ini disebut hernia

    ingunalis lateralis stranggulasi, terjadi karena usus berputar (melintar)

    pada keadaan inkarserasi dan stranggulasi maka timbul gejala

    illeusmuntah, kembung dan obstipasi pada stranggulasi nyeri hebat daerah

    tonjolan menjadi lebih merah dan penderita sangat gelisah.

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    14/22

    J. Pengkajian Fokus1. Pengkajian

    Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 2000) adalah meliputi :

    a. Sirkulasi

    Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit

    vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan

    trombus).

    b. Integritas ego

    Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis, faktor-faktor stress

    multiple misalnya: financial, hubungan, gaya hidup.

    Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang,

    stimulasi simpatis.

    c. Makanan / cairan

    Gejala: insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk

    hipoglikemia/ketoasidosis), malnutrisi (termasuk obesitas), membrane

    mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra

    operasi).

    d. Aktivitas atau istirahat

    Tanda : mengangkat beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu

    lama,membutuhkan papan matras untuk tidur, penurunan rentang gerak,

    tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasa, atrofi otot, gangguan

    dalam berjalan.

    e. Neurosensori

    Gejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan tangan atau kaki, penurunan

    reflek tendon dalam, nyeri tekan atau nyeri abdomen.

    f. Pernapasan

    Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.

    g. Keamanan

    Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan.

    Tanda:munculnya proses infeksi yang melelahkan, demam.

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    15/22

    h. Kenyamanan

    Gejala : nyeri seperti ditusuk-tusuk, fleksi pada kaki, keterbatasan

    mobilisasi.

    2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri berhubungan dengan luka insisi dan distensi abdominal,

    ditandai dengan adanya rasa nyeri, perilaku yang sangat hati-hati,

    melindungi bagian tertentu, memusatkan diri, mempersempit

    fokus, perilaku distraksi (tegang, mengerang, menangis, mondar-

    mandir, gelisah), raut wajah kesakitan (mata kuyu, terlihat lelah,gerakan kaku, meringis),perubahan tonus otot, respons autonom

    (diaforesis), perubahan tekanan darah dan nadi, dilatasi pupil,

    penurunan atau peningkatan frekuensi nafas.

    b. Resiko infeksi berhubungan dengan inkontinuitas jaringansekunder terhadap tindakan invasive (insisi bedah).

    c. Perubahan pola eliminasi konstipasi berhubungan denganpenurunan peristaltic usus sekunder terhadap efek anesthesi yang

    ditandai dengan feses keras, berbentuk, defekasi terjadi kurang dari3 kali seminggu,bising usus menurun, melaporkan adanya perasaan

    penuh pada rectum.

    d. Imobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerake. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

    tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna/makan-

    makanan

    (Carpenito,2000).

    3. Fokus Intervensi dan RasionalI. Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedaha. Tujuan

    Klien melaporkan nyeri berkurang dengan kriteria menunjukkan

    perilaku/ketrampilan relaksasi dan aktivitas terapeutik, tampak rileks,tidur

    dan istirahat dengan tepat.

    b. Intervensi

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    16/22

    a) Observasi nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10).Rasional:pengkajian nyeri mendasari bagi perencanaan intervensi

    keperawatan.b) Latih klien menggunakan metode distraksi.

    Rasional: Latihan pernafasan dan tehnik relaksasi menurunkan

    konsumsi O2, frekuensi nafas, frekuensi jantung, ketegangan otot

    yang menghentikan siklus nyeri.

    c) Ubah posisi yang nyaman, misalnya posisi semi fowler denganbagian lutut ditopang dengan bantal.

    Rasional: posisi yang tepat dapat mengurangi stres pada area insisi.

    d) Pantau tanda vital tiap 4 jam.Rasional: Untuk mengetahui perubahan KU pasien.

    e) Berikan tindakan kenyamanan (sentuhan terapeutik, pengubahanposisi, pijatan punggung).Rasional: Rangsang kutan mengaftifkan serabut besar yang

    bereaksi terhadap nyeri yang mengatur pesan nyeri yang

    dibawaoleh serabut kecil.

    f) Kolaborasi pemberian analgetic sesuai indikasi.Rasional: Obat-obat anti inflamasi non steroid dianjurkan untuk

    nyeri pasca operasi ringan sampai sedang.

    II. Resiko infeksi berhubungan dengan inkontiunitas jaringan sekunderterhadap tindakan invasive/ insisi pembedahan.

    a. TujuanKlien terbebas dari infeksi selama proses penyembuhan dengan

    kriteria tidak ada tanda infeksi.

    b. Intervensia.) Observasi adanya tanda-tanda infeksi.

    Rasional: sebagai respon jaringan terhadap infiltrasi

    pathogen dengan peningkatan darah dan aliran limfe,

    penurunan epitelisasi,peningkatan suhu tubuh oleh

    rangsangan hipotalamus.

    b.)Pantau tanda vital, perhatikan demam ringan menggigil,nadi dan pernafasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.

    Rasional: untuk mengetahui perubahan KU pasien.

    c.) Ganti balutan secara sering dengan tehnik steril.Rasional: dapat mencegah masuknya mikroorganisme ke

    dalam luka dan mengurangi resiko transmisi infeksi pada

    orang lain.

    d.) Sarankan klien untuk tidak menyentuh area luka operasi.Rasional: tanpa cuci tangan dan sarung tangan menambah

    resiko infeksi pada luka.

    e.) Anjurkan klien untuk makan TKTP

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    17/22

    Rasional: untuk memperbaiki jaringan tubuh harus

    meningkatkan masukan protein dan karbohidrat serta

    hidrasi adekuat untuk transport vaskuler dari oksigen danzat sampah.

    f.) Kolaborasi pemberian antibiotik.Rasional: sebagai penghambat pertumbuhan dan pembunuh

    mikroorganisme pada luka, sehingga luka bersih dan

    terbebas dari infeksi.

    III. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus sekunderterhadap efek anesthesia.

    a. TujuanKlien mempunyai pola eliminasi fekal yang normal dengan kriteria

    mampu buang air besar dan bising usus normal.

    b. Intervensia.) Observasi adanya distensi, nyeri, dan pembatasan pasien

    dalam melakukan mobilisasi.

    b.) Sarankan klien untuk melakukan mobilisasi secara dini.Rasional: gerak fisik miring kanan/kiri merangsang

    eliminasi usus dengan memperbaiki tonus otot abdomen

    dan merangsang nafsu makan dan peristaltic usus.

    c.) Sarankan untuk makan makanan tinggi serat segerasetelah peristaltic aktif kembali.

    Rasional: diit seimbang tinggi serat merangsang

    peristaltic.

    d.) Sarankan klien minum banyak sesuai anjuran dokter.Rasional: minum yang cukup perlu untuk

    mempertahankan pola BAB dan meningkatkan

    konsistensi feses.

    IV. Imobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan geraka. Tujuan

    Pasien dapat beraktivitas dengan nyaman dengan kriteria hasil

    menunjukkan mobilitas yang aman, meningkatkan kekuatan dan

    fungsi bagian tubuh yang sakit.

    b. Intervensia.) Berikan aktivitas yang disesuaikan dengan pasien.

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    18/22

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    19/22

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

    atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin,

    kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan

    atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut

    letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral. Menurut sifatnya,

    hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masukUsus

    keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong

    masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi

    kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut

    hernia ireponibel. Etiologinya adalah keturunan , usia, pekerjaan , kehamilan dll.

    Diagnosa yang sering muncul adalah :

    a. Nyeri berhubungan dengan luka insisi dan distensi abdominal,b. Resiko infeksi berhubungan dengan inkontinuitas jaringan sekunder

    terhadap tindakan invasive (insisi bedah).

    c. Perubahan pola eliminasi konstipasi berhubungan dengan penurunanperistaltic usus sekunder terhadap efek anesthesi

    d. Imobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerake. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna/makan-makanan

    Penatalaksanaan medisnya ada 2 macam yaitu Secara konservatif (non operatif)

    dan oepratif.

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    20/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Sjamsuhidayat R,Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi2.Jakarta:EGC,2004.

    Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P,Maulany R.F, Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995.

    Anonim. Inguinal hernia.http://en.wikipedia.org Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Guyton, Arthur C., John E. Hall. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

    Jakarta: EGC

    Iskandar, H. Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia Barbara C. Lag, 1996, Keperawatan Medikal Bedah Bagian I dan 3,

    Yayasan TAPK Pengajaraan, Bandung.

    http://en.wikipedia.org/http://en.wikipedia.org/http://en.wikipedia.org/http://en.wikipedia.org/
  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    21/22

  • 7/31/2019 ASkep Hernia Ready

    22/22