Apendisitis Css

9
APPENDICITIS I. Definisi Apendisitis adalah peradangan dari apendiks veriformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. II. Epidemiologi Penyakit ini dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering mengenai laki-laki berusia 10-30 tahun. III. Etiologi Appendicitis akut merupakan infeksi dari bakteri. Berbagai hal berperan sebagai pencetusnya yaitu sumbatan (obstruksi) lumen appendix, hiperplasia jaringan limfoid, fekalit ( feses yang mengeras ), tumor appendix, biji buah-buahan, cacing ascaris dan parasit E. histolytica yang dapat pula menyebabkan sumbatan. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap kejadian appendicitis. Konstipasi menyebabkan peningkatan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional appendix dan meningkatnya pertumbuhan flora normal kolon. Semua ini akan mempermudah timbulnya appendicitis akut IV. Patofisiologi:

Transcript of Apendisitis Css

Page 1: Apendisitis Css

APPENDICITIS

I. Definisi

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks veriformis, dan merupakan penyebab

abdomen akut yang paling sering.

II. Epidemiologi

Penyakit ini dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih

sering mengenai laki-laki berusia 10-30 tahun.

III. Etiologi

Appendicitis akut merupakan infeksi dari bakteri. Berbagai hal berperan sebagai

pencetusnya yaitu sumbatan (obstruksi) lumen appendix, hiperplasia jaringan limfoid, fekalit

( feses yang mengeras ), tumor appendix, biji buah-buahan, cacing ascaris dan parasit E.

histolytica yang dapat pula menyebabkan sumbatan.

Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan rendah serat dan pengaruh

konstipasi terhadap kejadian appendicitis. Konstipasi menyebabkan peningkatan tekanan

intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional appendix dan meningkatnya

pertumbuhan flora normal kolon. Semua ini akan mempermudah timbulnya appendicitis akut

IV. Patofisiologi:

Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia

folikel limfoid, fekalit,benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau

neoplasma.

Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan.

Makin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai

keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat

tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan

ulserasi mukosa. Padasaat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri

epigastrium.

Page 2: Apendisitis Css

Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan

menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.

Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan

nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut

Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti

dnegan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah

rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.

Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan

bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrat apendikularis.

Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.

Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding

apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang

memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena

telah ada gangguan pembuluh darah.

Bagan Patogenesis Appendicitis

Obstruksi lumen appendix

Obstruksi lumen appendixSekresi mucus terus berlangsung

Akumulasi mucus pada lumen yang terobstruksi

Peningkatan tekanan intraluminal

Collapse the draining veins

Proliferasi bakteri, dengan edema dan eksudasi

Proses inflamasi terus berlanjut

Appendicitis

Page 3: Apendisitis Css

V. Manifestasi Klinis

Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus

yang berhubungan dengan muntah.Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah,

yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia,

malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-

kadang terjadi diare, mual, dan muntah.

Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun

dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif, dan dengan

pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan

pada kuadran kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan spasme

biasanya juga muncul. Bila tanda Rovsing sign, psoas, dan obturator positif, akan semakin

meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.

VI. Evaluasi

1. Pemeriksaan Fisik :

Pada pemeriksaan umum, pasien mempertahankan posisi supinasi karena jika sedikit

bergerak maka rasa sakit akan meningkat,

nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen, nyeri maksimal pada atau dekat McBurney’s

point,

terdapat pula nyeri lepas ( rebound tenderness ), kadang-kadang terdapat reffered or

indirect rebound tenderness.

Rovsing’s sign ( nyeri pada kuadran kiri bawah ketika palpasi pada kuadran kanan bawah

) juga positif ( menandakan peritonitis ),

cutaneus hyperesthesia juga terkadang menyertai appendicitis akut,

muscular resistance yang diawali guarding kemudian berlanjut menjadi muscle spasm

( muscular rigidity ).

Psoas’s sign atau obturator’s sign menandakan iritasi pada otot-otot tersebut.

Perkusi : Rebound tenderness/Reffered rebound tenderness di Right lower quadrant

Tachycardia ≈ suhu tubuh meningkat

Page 4: Apendisitis Css

2. Pemeriksaan Lab

Akan terjadi leukosistosis ringan (10.000-20.000/ml) dengan peningkatan jumlah

neutrofil.

Pemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada

ginjal dan saluran kemih.

3. Imaging studies

plain film jarang berguna dalam mendiagnosis appendisitis ( fekalith jarang terlihat,

namun jika terlihat, maka ini adalah highly suggestive of diagnosis ),

USG (cepat dan tidak memerlukan kontras) dapat digunakan untuk melihat appendicolith,

dan jika terlihat, maka diagnosis dapat ditegakkan.

CT scan dapat mendiagnosis appendicitis dengan melihat inflammed appendix yang

berdilatasi ( lebih dari 5 cm ) dan dindingnya menebal.2

VII. Diagnosis Banding

Page 5: Apendisitis Css

a. Gastroenteritis akut

b. Divertikulitis Meckeli

c. Enteritis regional

d. Ileitis akut

e. Perforasi ulkus duodeni

f. Kolik ureter

g. Kehamilan ektopik

VIII. Penatalaksanaan

Persiapan pasien :

Rehidrasi adekuat

Koreksi ketidakseimbangan elektrolit

Nilai status kardiak, pulmo, dan renal

Pemberian antibiotik preoperatif : menurunkan komplikasi infeksi, dan profilaksis

Open Appendectomy

o Dilakukannya insisi (1-2 cm) ke medial SIAS dari superficial fascia hingga

aponeurosis otot external oblique pada daerah quadrant kanan bawah dengan Oblique

(McBurney) atau pun transversal (Rocky-Davis) pada otot abdomen.

o Insisi dilakukan pada pusat rasa nyeri atau pun pada daerah yang ditemukan adanya

massa.

o Jika terdapat abses, maka dilakukan pada daerah lateral untuk drainage

retroperitoneal, sehingga mencegah terkontaminasinya kavitas peritoneal yang

menyeluruh. Hal ini juga sangat penting sekali dilakukan pada pasien yang lebih tua

dengan kemungkinan keganasan atau pun diverticulitis.

o Ada beberapa teknik untuk menentukan lokasi appendiks. Salah satunya dengan

mengikuti colon cecum dan ditelusuri hingga ke dasarnya appendiks ditemukan.

Biasanya terjadi mobilitas yang terbatas pada appendiks karena inflamasi. Lakukan

mobilisasi dengan memisahkan mesoappendix dan lakukan ligasi artery appendiceal

untuk mencegah perdarahan.

Page 6: Apendisitis Css

Ujung artery appendiceal tersebut dapat pula dilakukan inversi dengan Z stich atau pun

purse-string.

Keuntungan open appendectomy : biaya lebih murah, luka hanya pada satu tempat, waktu

pelaksanaan lebih singkat

Kerugian : luka operasi lebih besar ukurannya

IX. Komplikasi

Yang paling sering ditemukan adalah perforasi, Komplikasi lainnya adalah absess,

peradangan vena porta, septikemia dan kematian.

X. Prognosis

Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan, tingkat mortilitas dan morbiditas

penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditasdan mortalitas

bila terjadi komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak diangkat.

Page 7: Apendisitis Css

DAFTAR PUSTAKA

1. Seymour I. Schwartz, MD., F.A.C.S. Schwartz’s, Principles of Surgery. 8th Edition.

McGraw-Hill. 2005..

2. Friedman, Scott L., Kenneth R. McQuiad., James H. Grendell. Current Diagnosis &

Treatment in Gastroenterology. 2nd Edition. Lange,McGraw-Hill. 2003

3. Robbins, Cotran, Kumar & Colin. Pathology Basic of Disease. 6th Ed. WB Saunders

Company;1999.

4. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani Wi, Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran. 2 ed.

Jakarta: Media Aesculapius Universitas Indonesia; 2000.