Apendisitis Pp

27
Disusun oleh : Disusun oleh : K K E E L L O O M M P P O O K K 1 1

Transcript of Apendisitis Pp

Page 1: Apendisitis Pp

Disusun oleh :Disusun oleh :

KKEELLOOMMPPOOKK 11

Page 2: Apendisitis Pp

Anatomy and FisiologyAnatomy and Fisiology• Usus Buntu atau Appendix vermiformis

merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit termasuk ke dalam salah satu organ sistem pencernaan yang terletak tepat dibawah dan melekat pada saekum. Panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin. Apendiks menghasilkan lender 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum.

Page 3: Apendisitis Pp
Page 4: Apendisitis Pp

• Fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid. Apendiks menghasilkan suatu imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue), yaitu Ig A. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi.

Page 5: Apendisitis Pp

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum).

DefinitionDefinition

Page 6: Apendisitis Pp
Page 7: Apendisitis Pp

• Adanya sumbatan pada saluran apendiks. Sumbatan tersebut adalah fekalit. Fekalit terbentuk dari feses yang terperangkap di dalam saluran apendiks.

• Life Style atau Kebiasaan makan makanan rendah serat

• Karena infeksi bakteri atau kuman. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli

• Ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. Histolytica.

Page 8: Apendisitis Pp

1. Apendisitis Akut, peradangan yang terjadi pada umbai cacing

secara mendadak dan meluas melalui peritoneum parietal sehingga timbul rasa sakit yang mendadak.

2. Apendisitis Kronis, peradangan appendiks yang terjadi secara

menahun yang merupakan kelanjutan appendiks akut yang tidak mendapat pengobatan dan perawatan intensif sehingga gejalanya menghilang dan suatu saat akan timbul lagi gejala tersebut.

Page 9: Apendisitis Pp
Page 10: Apendisitis Pp

1. Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah.

2. Muntah dan mual3. Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat 4. Rasa sakit hilang timbul5. Diare atau konstipasi6. Tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit

jika diluruskan7. Perut kembung8. Badan lemah 9. Kurang nafsu makan10. Hasil pemerikasaan leukosit meningkat

Page 11: Apendisitis Pp

Sumbatan Bakteri/cacing Life Style

Page 12: Apendisitis Pp

PEMERIKSAANPEMERIKSAAN

• Pemeriksaan Fisika. Inspeksib. Palpasic. Pemeriksaan

colok dubur

• Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium2. Pemeriksaan darah3. Pemeriksaan urine4. Radiologi5. Abdominal X-Ray6. USG7. Barium enema8. Laparoscopi

Page 13: Apendisitis Pp

• Penatalaksanaan standar untuk apendisitis adalah operasi. Pernah dicoba pengobatan dengan antibiotik, walaupun sembuh namun tingkat kekambuhannya mencapai 35 %. Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan atau apendektomi, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari.

• Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (pecah), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis).

Page 14: Apendisitis Pp
Page 15: Apendisitis Pp

• Perforasi dengan pembentukan abses.• Peritonitis generalisata, masuknya kuman usus ke

dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal.

• Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.

• Pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran indung telur yang bisa menyebabkan kemandulan.

• Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang terjadi.

Page 16: Apendisitis Pp

ASUHAN ASUHAN KEPERAWATANKEPERAWATAN

Next...Next...

Page 17: Apendisitis Pp

PengkajianPengkajian• Identitas pasien misalnya : Nama, Umur : sering terjadi pada usia tertentu dengan range

20-30 tahun, Jenis kelamin, Status perkawinan, Agama, Suku/bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, Alamat, Nomor register.

• Keluhan Utama Biasanya Klien dengan apendisitis akan mendapatkan nyeri di

sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. Nyeri dirasakan terus-menerus. Keluhan yang menyertai antara lain rasa mual dan muntah, panas.

• Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan kepada pasien apakah klien pernah mengalami

operasi sebelumnya pada colon.

Page 18: Apendisitis Pp

Next..Next..• Riwayat Penyakit Sekarang Biasanya Klien dengan apendisitis mengeluh nyeri pada

daerah abdomen kanan bawah yang menembus kebelakang sampai pada punggung dan mengalami demam tinggi.

• Pengkajian Psikososial – Spiritual Psikologi : Apakah pasien merasa cemas terhadap

penyakitnya ? Sosial : Kaji, Bagaimana hubungan interaksi pasien

dengan dokter, perawat, keluarga, dan sesama pasien lain. Spiritual : Kaji, apakah pasien menjalankan ibadahnya

menurut keyakinan dan agama yang pasien anut ?

Page 19: Apendisitis Pp

Pemeriksaan Head to toePemeriksaan Head to toe

• Tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan) normal/tidak.

• Rambut• Kulit kepala : kotor/tidak kotor• Mata :• Mulut dan gigi• Dada dan thorak• Abdomen• Genetalia• Rectum dan anus• Kulit/ intagumen

Page 20: Apendisitis Pp

““Diagnosa keperawatan”Diagnosa keperawatan”1. Nyeri akut berhubungan dengan tidak

adekuatnya pertahanan utama pada apendisitis, pembentukan abses.

2. Resiko terjadinya infeksi berhubunga dengan diskontinuitas jaringan sekunder terhadap luka insisi bedah

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan pascaoperasi sekunder terhadap proses penyembuhan

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi tentang kebutuhan pengobatan/ perawatan pasca pembedahan.

Page 21: Apendisitis Pp

IntervensiIntervensi1. Nyeri akut berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama pada apendisitis, pembentukan abses.

Tujuan : 1.Pain level2.Pain Control3.Comfort level Kriteria Hasil : Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeriMampu mengenali nyeri (skala, intensites, frekuensi dan tanda nyeri)Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

Page 22: Apendisitis Pp

INTERVENSI RASIONAL

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan

pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses atau peritonitis,

memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi.

Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau pelvis,

menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang.

Dorong ambulasi dini Meningkatkan normalisasi organ, contoh merangsang peristaltik dan kelancaran

flatus, menurunkan ketidaknyamanan abdomen.

Berikan aktifitas hiburan Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan

kemampuan koping

Kolaborasi

Pertahankan puasa/penghisapan NG pada awal.

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltik usus dini dan iritasi gaster atau

muntah.

Menghilangkan nyeri mempermudah kerjasama dengan intervensi terap lain

contoh ambulasi, batuik.

Page 23: Apendisitis Pp

2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan sekunder terhadap luka insisi bedah

Tujuan : 1.Immune Staus2.Knowledge (Infection Control)3.Risk Control Kriteria Hasil : Klien bebas dari tanda dan gejala infeksiMendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannyaMenunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksiJumlah leukosit dalam batas normalMenunjukkan perilaku hidup sehat

Page 24: Apendisitis Pp

INTERVENSI RASIONAL

Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Menurunkan resiko penyebaran bakteri

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses, peritonitis

Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi dan atau pengawasan

penyembuhan peritonitis yang telah ada sebelumnya.

Berikan informasi yang tepat pada pasien/ keluarga pasien. Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi,

membantu menurunkan ansietas.

Kolaborasi

Berikan antibiotik sesuai indikasi.

Ambil contoh drainase bila diindikasikan

Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan.

Mungkin diberikan secara profilaktik atau menurunkan jumlah organisme

(pada infeksi yang ada sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan

pertumbuhannya.

Kultur pewarnaan gram dan sensitivitas berguna untuk mengidentifikasi

organisme penyebab dan pilihan terapi.

Dapat diperlukan untuk mengalirkan isi abses terlokalisir.

Page 25: Apendisitis Pp

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan pascaoperasi sekunder terhadap proses penyembuhan

Tujuan : 1.Fluid Balance2.Hydration3.Nutrisional Status : Food and Fluid Intake Kriteria Hasil : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT Normal.Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

Page 26: Apendisitis Pp

INTERVENSI RASIONAL

Monitar vital sign Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskuler

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan berta jenis diduga

dehidrasi/kebutuhan peningkatan cairan.

Tawarkan snack (jus buah, buah segar) Menurunkan iritasi gaster/muntah untuk meminimalkan kehilangan

cairan

Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,

tekanan darah ortostatik), jika diperlukan

Indokator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler

Dorong masukan oral Indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk pemasukan peroral

Kolaborasi

Kolaborasi dengan dokter untuk mempertahankan penghisapan gaster/

usus.

Kolaborasi dengan dokter untuk memnuhi keseimbangan cairan dan

elektrolit.

Selang NG biasanya dimasukkan pada pra operasi dan dipertahankan

pada fase segera pasca operasi untuk dekompresi usus, meningkatkan

istirahat usus, mencegah muntah.

Peritonium bereaksi terhdap iritasi/infeksi dengan menghasilkan

sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah,

mengakibatkan hipovolemia. Dehidrasi dan dapat terjadi

ketidakseimbangan elektrolit.

Page 27: Apendisitis Pp