Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
-
Upload
oliez-drespect -
Category
Documents
-
view
13 -
download
10
description
Transcript of Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
MULUT
Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran cerna. Pintu masuk ke saluran cerna adalah
dari mulut arau rongga oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan
membantu mengambil, menuntun, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga memiliki
fungsi nonpencernaan. Langit- langit (palatum; yang membentuk atap lengkung rongga mulut,
memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas
dan mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Di belakang tenggorokan
menggantung pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup saluran
hidung sewaktu menelan. (Uvula adalah struktur yang terangkat ketika anda mengucapkan "ahh'
sehingga dokter dapat melihat tenggorokan anda lebih jelas).
Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol
secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu
mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara. Selain itu, kuncup kecap
terletak di lidah. Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Bagian ini berfungsi sebagai
saluran bersama untuk sistem pencernaan (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut
dan esofagus, untuk makanan) dan sistem pernapasan (dengan memberi akses antara saluran
hidung dan trakea, untuk udara). Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun
makanan dan udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring.
Di dinding samping faring terdapat tonsil, jaringan limfoid yang merupakan bagian dari
sistem pertahanan tubuh. Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau
mengunyah, motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan
pencampuran makanan oleh gigi. posisi yang diinginkan. Gigi dapat menghasilkan gaya yang
jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk menyerap makanan biasa.
Fungsi mengunyah adalah (1) untuk menggiling dan memecahkan makanan menjadi
potonganpotongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan
luas permukaan makanan yang akan terkena enzim, (2) untuk mencampur makanan dengan liur,
dan (3) untuk merangsang kuncup kecap.
Yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa nikmat kecap yang subyektif tetapi juga,
secara refleks meningkatkan sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan bagi
kedatangan makanan. Tindakan mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian besar mengunyah
selama makan adalah refleks ritmik yang dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir,
pipi, dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut. Liur memulai
pencernaan karbohidrat, penting dalam higiene mulut, dan mempermudah bicara. Liur (saliva),
sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama
yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui duktus pendek ke dalam mulut.
Liur mengandrng99,5% HrO dan 0,5% elektrolit dan protein. Konsentrasi NaCl (garam) liur
hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersepsikan rasa asin.
Demikian juga, diskriminasi rasa manis ditingkatkan oleh tidak adanya glukosa di liur. Protein
liur yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Proteinprotein ini berperan dalam
fungsi saliva sebagai berikut:
1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja arnilase liur, suatu enzim yang
menguraikan polisakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa (lihat Gambar 16-1, h. 643).
2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-
partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus yang kental dan
licin.
3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkappertama, dengan lisozim, suaru enzim
yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; dan kedua,
dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.
4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup kecap. Hanya molekul dalam
larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor kuncup kecap. Anda dapat membuktikannya sendiri:
Keringkan lidah anda dan kemudian teteskan gula di arasnya - anda tidak merasakan manis
sampai lidah anda dibasahkan.
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah. Kita sulit berbicara
jika mulut kita kering.
6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih.
Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel rua
yang terlepas dari mukosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang
yang pernah mengalami bau mulut ketika saiivasi tertekan sementara, misalnya ketika demam
atau mengalami kecemasan berkepanjangan.
7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta asam yang
dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. Meskipun memiliki
banyak fungsi di atas, liur tidak esensial untuk pencernaan dan penyerapan makanan, karena
enzim-enzim yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus dapat menuntaskan pencernaan
makanan meskipun tidak terdapat liur dan sekresi lambung.
FARING DAN ESOFAGUS
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Sebagian besar dari
kita berpikir bahwa menelan adalah tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mulut
menuju esofagus. Namun, menelan sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan
makanan dari mulut melalui esofagus hingga ke lambung. I Menelan adalah refleks tuntas atau
gagal
terprogram secara berurutan, Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan
yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju
faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls
aferen ke pusat menelan yang terletak di medulla batang otak. Pusat menelan kemudian secara
refleks mengaktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat dalam proses menelan.
Menelan adalah refleks yang paling rumit di tubuh. Pada proses menelan, terjadi pengaktifan
berbagai respons yang sangat terkoordinasi dalam suatu pola tuntas atau gagal spesifik dalam
suatu periode waktu. Me- 652 Bab 15 nelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka
gerakan ini tidak bisa dihentikan. Mungkin anda pernah mengalaminya ketika sepotong besar
permen secara tak sengaja terselip ke bagian belakang tenggorokan anda, memicu
proses menelan tanpa anda inginkan. I Selama tahap orofaring menelan, makanan dicegah masuk
ke jalur yang salah. Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Thhap
orofaring berlangsung sekitar I detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring
untuk masuk ke esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam
esofagus dan dicegah untuk masuk ke lubangJubang lain yang berhubungan dengan faring.
Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke mulut, masuk ke saluran
hidung, atau masuk ke trakea. Semua ini diatur oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut
(Gambar 16-5): I Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak
masuk kembali ke rnulut sewaktu menelan. I Uvula terangkat dan menekan bagian belakang
tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung I
Makan dicegah masuk ke trakea terurama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di
pintu masuk laring atau glotis. Bagian pertama trakea adalah laring, ata: uoice box, yang
dilintangi oleh pita suara (lihat h. 500). Sewaktu menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak
berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-orot laring mendekatkan kedua pita suara satu sama
lain sehingga pintu masuk glottis tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan
tulang rawan, epiglotis (epi artinya "di atas"), ke belakang menutupi glotis sebagai proteksi
tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas. I Yang bersangkutan tidak melakukan
upaya respirasi ketika saluran napas secara temporer tertutup sewaktu menelan, karena pusat
menelan secara singkat menghambat pusat pernapasan di dekatnya. I Dengan laring dan trakea
terrurup, otot-oror faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus. I Sfingter
orofaring mencegah udara masuk saluran cerna sewaktu bernapas. Esofagus adalah saluran
berotot yang relatif lurus yang terbentang antara faring dan lambung (lihatTabel 16-1,h.644).
Struktur ini, yang sebagian besar terletak di rongga thoraks, menembus diafragma dan menyaru
dengan lambung di rongga abdomen beberapa senrimeter di bawah diafragma.
Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalah struktur oror berbentuk cincin
yang, ketika tertutup, mencegah lewatnya sesuatu melalui saluran yang dijaganya. Sfingter
esofagus atas adalah sfingtn faringoaofagus, dan sfingter esofagus bawah adalah sfingter
gasmoesofagus.
FARING DAN ESOFAGUS
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Sebagian besar dari kita
berpikir bahwa menelan adalah tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mulut menuju
esofagus. Namun, menelan sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan makanan dari
mulut melalui esofagus hingga ke lambung. I Menelan adalah refleks tuntas atau gagal
terprogram secara berurutan, Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan
yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju
faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim
impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medulla batang otak. Pusat menelan kemudian
secara refleks mengaktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat
dalam proses menelan. Menelan adalah refleks yang paling rumit di tubuh. Pada proses menelan,
terjadi pengaktifan berbagai respons yang sangat terkoordinasi dalam suatu pola tuntas atau
gagal spesifik dalam suatu periode waktu. Me- 652 Bab 15
nelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka gerakan ini tidak bisa dihentikan.
Mungkin anda pernah mengalaminya ketika sepotong besar permen secara tak
sengaja terselip ke bagian belakang tenggorokan anda, memicu proses menelan tanpa anda
inginkan. I Selama tahap orofaring menelan, makanan dicegah masuk ke jalur yang salah.
Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Thhap orofaring berlangsung
sekitar I detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke
esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan
dicegah untuk masuk ke lubangJubang lain yang berhubungan dengan faring. Dengan kata lain,
makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk
ke trakea. Semua ini diatur oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut
(Gambar 16-5): I Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak
masuk kembali ke rnulut sewaktu menelan. I Uvula terangkat dan menekan bagian belakang
tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung I
Makan dicegah masuk ke trakea terurama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di
pintu masuk laring atau glotis. Bagian pertama trakea adalah laring, ata: uoice box, yang
dilintangi oleh pita suara (lihat h. 500). Sewaktu menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak
berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-orot laring mendekatkan kedua pita suara satu sama
lain sehingga pintu masuk glottis tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan
tulang rawan, epiglotis (epi artinya "di atas"), ke belakang menutupi glotis sebagai proteksi
tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas. I Yang bersangkutan tidak melakukan
upaya respirasi ketika saluran napas secara temporer tertutup sewaktu menelan, karena pusat
menelan secara singkat menghambat pusat pernapasan
di dekatnya. Dengan laring dan trakea terrurup, otot-oror faring berkontraksi untuk mendorong
bolus ke dalam esofagus.
LAMBUNG
Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J y"rg terletak antara esofagus dan usus
halus. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan pembedaan anatomik, histologis,
dan fungsional (Gambar 16-7). Fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang
esofagus. Bagian 654 Bab 16 tengah atau utama lambung adalah korpus. Lapisan otot polos di
fundus dan korpus relatiftipis, tetapi bagian bawah
lambung, antrum, memiliki oror yang jauh lebih tebal. Perbedaan ketebalan otor ini memiliki
peran penting-dalam motilitas lambung di kedua regio tersebur, seperti segera akan anda ketahui.
Juga terdapat perbedaan kelenjar di mukosa regio-regio ini, sepeni akan dijelaskan nanti. Bagian
terminal lambung adalah sffngter pilorus, yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan bagian
atas usus halus, duodenum. Lambung menyimpan makanan dan memulai
pencernaan protein, Lambung melakukan tiga fungsi utama: 1. Fungsi terpenting lambung adalah
menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. Diperlukan waktu
beberapa jam untuk mencerna dan menyerap satu porsi makanan yang dikonsumsi hanya dalam
bilangan me nit. Karena usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, maka
lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya secara mencicil ke duodenum
dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus halus. 2. Iambung mengeluarkan asam
hidroklorida (HCl) dan enzim yang memulai pencernaan protein. 3. Melalui gerakan mencampur
lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan campuran cairan kentia yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus diubah
menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. Kini kita akan membahas bagaimana
lambung melaksanakan fungsi-fungsi di atas selagi kita meneliti empat proses pencernaan dasar-
motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan-yang berkaitan dengan lambung. Dimulai dari
motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan berada di bawah banyak sinyal
regulatorik. Empat aspek motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan, (3)
pencampuran, dan (4) pengosongan. Kita mulai dengan pengisian lambung.
I Pengisian lambung melibatkan relaksasi reseptif. Ketika kosong, lambung memiliki volume
sekitar 50 ml, tetapi volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1 liter (1000 ml) saat
makan. Lambung dapat menampung peningkatan volume 20 kali lipat tersebut dengan tidak
banyak mengalami perubahan regangan di dindingnya dan peningkatan tekanan intralambung,
meialui mekanisme berikut. Bagian interior lambung membentuk lipatanJipatan dalam. Sewaktu
makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit melemas seriap
kali makanan masuk, seperti ekspansi bertahap kantung es yang sedang diisi. Relaksasi refleks
lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif; relaksasi ini
meningkatkan kemampuan lambung menampung tambahan volume makanan dengan hanya
menyebabkan sedikit peningkatan tekanan lambung. Namun, jika makanan yang dikonsumsi
lebih dari 1 liter maka lambung mengalami peregangan berlebihan dan tekanan intralambung
meningkat sehingga yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Relaksasi reseptif dipicu oleh
tindakan makan dan diperantarai oleh sarafvagus. I Makanan disimpan di korpus
lambung. Sekelompok sel pemacu yang terletak di regio fundus bagian atas lambung
menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju
sfingter pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Poia ritmik depolarisasi spontan ini-irama
listrik dasar atau BER lambung-terjadi terus-menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi
lapisan otot polos sirkular. Lapisan otot polos ini dapat mencapai ambang oleh aliran arus dan
mengalami potensial aksi, bergantung pada tingkat eksitabilitas lapisan tersebut, yang pada
gilirannya memulai gelombang peristaltic yang menyapu ke seluruh lambung seiring BER
dengan frekuensi tiga kali per menit. Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui
fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis
maka kontraksi di bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh
lebih kuat karena oror di sini lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur
berlangsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung dari esofagus disimpan di bagian
korpus yang relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya
tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kantung gas. Makanan secara bertahap
disalurkan dari korpus ke antfum, tempat berlangsungnya pencampuran. I Pencampuran
makanan berlangsung di antrum. Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan
dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik anrrum
mendorong kimus maju menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pylorus normalnya
menyebabkan sfingter ini nyaris rerrurup. Lubang yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh
air dan cairan lain tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kecuali jika kimus
didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang kuat. Bahkan demikianpun dari 30 ml kimus
yang dapat ditampung oleh antrum, biasanya hanya beberapa mililiter isi antrum yang terdorong
ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik. Sebelum lebih banyak kimus yang rerperas
keluar, gelombang peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter ini
berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan mencegah mengalirnya kimus lebih lanjut ke
duodenum. Massa kimus antrum yang sedang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke
duodenum rertahan mendadak di sfingter yang terturup dan memantul balik ke dalam antrum,
hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan memantul balik oleh gelombang peristaltik baru
(Gambar 16-g). Gerakan maju mundur ini mencampur kimus secara merata
di antrum.
I Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh faktor di duodenum. Selain mencampur isi
lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorohg untuk mengosongkan isi lambung.
Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi sebelum sfingter pilorus
menutup erar terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peristalsis
antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum;
karena itu, pengosongan lambung diatur baik oleh faktor lambung maupun duodenum (Thbel 16-
2). Faktor-faktor ini mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasi
atau menghiperpolarisasi otot polos lambung. Eksi tabilitas ini, selanjutnya, adalah penenru
derajat aktivitas peristaltik antrum. Semakin besar eksitabilitas, semakin sering BER
menghasilkan potensial aksi, semakin besar tingkat I Getah pencernaan lambung disekresikan
oleh kelenjar yang terletak di dasar foveola gastrika. Setiap hari lambung mensekresikan sekitar
2 liter getah lambung. Sel-sel yang mengeluarkan getah iambung berada di lapisan dalam
lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi dua daerah berbeda: (i) mukosa olsintik, yang
melapisi korpus dan fundus; dan (2) daerah kelenjar pilorus (pylaric gland area,PG-L), yang
melapisi antrum. Permukaan luminal lambung berisi lubang-lubang kecil (foveola) dengan
kantung dalam yang terbentuk oleh pelipatan masuk mukosa lambung. Bagian pertama dari
invaginasi ini disebut foveola gastrica, yang di dasarnya terletak kelenjar lambung. Berbagai sel
sekretorik melapisi bagian dalam invaginasi ini, sebagian eksokrin dan sebagian endokrin atau
parakrin (Thbel 16-3). Marilah kita melihat sel-sel sekretorik eksokrin terlebih dulu. Di dinding
foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin
lambung: I Sel mukus (mucous) melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini
mengeluarkan mukus encer. (Mucous adalah kata sifat; mucus adalah kata benda). I Bagian lebih
dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya
lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen. I Sel parietal (atau oksintik)
mengeluarkan HCI dan faktor irutrinsih (ohsintik artinya "tajam", gambaran untuk produk
sekretorik HCI yang poten dari sel ini). Sekresi eksokrin ini semuanya dibebaskan ke dalam
lumen lambung. Secara kolektil, berbagai sekresi ini membentuk getah lambung.
Beberapa sel punca juga ditemukan di foveola gastrica. Selsel ini cepat membelah dan berfungsi
sebagai sel induk dari semua sel baru di mukosa lambung. Sel anak yang dihasilkan dari
pembelahan sel bermigrasi keluar foveola untuk menjadi sel epitel permukaan atau bermigrasi
masuk ke dalam ke kelenjar lambung, tempar sel-sel tersebut berdiferensiasi menjadi chief cell
atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, keseluruhan mukosa lambung diganti setiap sekitar tiga
hari. Pertukaran yang sering ini merupakan hal penting karena isi lambung yang sangat asam
menyebabkan sel-sel mukosa mengalami aus dan mudah rusak. Di antara foveola gastrica,
mukosa lambung dilapisi oleh sel epitel permukaan, yang mengeluarkan mukus kental tebal
basayang membentuk lapisan setebal beberapa millimeter di atas permukaan mukosa. Kelenjar
lambung di PGA rerurama mengeluarkan mucus dan sejumiah kecil pepsinogen; tidak ada asam
yang dikeluarkan dari bagian ini, berbeda dari mukosa oksintik. Marilah kita membahas produk-
produk eksokrin dan perannya da-lam pencernaan secara lebih detil. I Asam hidroklorida
mengaktifkan pepsinogen. Sel parietal secara aktif mensekresikan HCI ke dalam lumen foveola
gastrica, yang selanjutnya menyalurkan bahan ini ke lumen lambung. Akibat sekresi HCI ini, pH
isi lumen turun