Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

15
MULUT Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran cerna. Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut arau rongga oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi nonpencernaan. Langit- langit (palatum; yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Di belakang tenggorokan menggantung pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup saluran hidung sewaktu menelan. (Uvula adalah struktur yang terangkat ketika anda mengucapkan "ahh' sehingga dokter dapat melihat tenggorokan anda lebih jelas). Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara. Selain itu, kuncup kecap terletak di lidah. Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Bagian ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan esofagus, untuk makanan) dan sistem pernapasan (dengan memberi akses antara saluran hidung dan trakea, untuk udara). Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun makanan dan udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring.

description

anatomi

Transcript of Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Page 1: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

MULUT

Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran cerna. Pintu masuk ke saluran cerna adalah

dari mulut arau rongga oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan

membantu mengambil, menuntun, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga memiliki

fungsi nonpencernaan. Langit- langit (palatum; yang membentuk atap lengkung rongga mulut,

memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas

dan mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Di belakang tenggorokan

menggantung pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup saluran

hidung sewaktu menelan. (Uvula adalah struktur yang terangkat ketika anda mengucapkan "ahh'

sehingga dokter dapat melihat tenggorokan anda lebih jelas).

Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol

secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu

mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara. Selain itu, kuncup kecap

terletak di lidah. Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Bagian ini berfungsi sebagai

saluran bersama untuk sistem pencernaan (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut

dan esofagus, untuk makanan) dan sistem pernapasan (dengan memberi akses antara saluran

hidung dan trakea, untuk udara). Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun

makanan dan udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring.

Di dinding samping faring terdapat tonsil, jaringan limfoid yang merupakan bagian dari

sistem pertahanan tubuh. Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau

mengunyah, motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan

pencampuran makanan oleh gigi. posisi yang diinginkan. Gigi dapat menghasilkan gaya yang

jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk menyerap makanan biasa.

Fungsi mengunyah adalah (1) untuk menggiling dan memecahkan makanan menjadi

potonganpotongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan

luas permukaan makanan yang akan terkena enzim, (2) untuk mencampur makanan dengan liur,

dan (3) untuk merangsang kuncup kecap.

Yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa nikmat kecap yang subyektif tetapi juga,

secara refleks meningkatkan sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan bagi

kedatangan makanan. Tindakan mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian besar mengunyah

selama makan adalah refleks ritmik yang dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir,

Page 2: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

pipi, dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut. Liur memulai

pencernaan karbohidrat, penting dalam higiene mulut, dan mempermudah bicara. Liur (saliva),

sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama

yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui duktus pendek ke dalam mulut.

Liur mengandrng99,5% HrO dan 0,5% elektrolit dan protein. Konsentrasi NaCl (garam) liur

hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersepsikan rasa asin.

Demikian juga, diskriminasi rasa manis ditingkatkan oleh tidak adanya glukosa di liur. Protein

liur yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Proteinprotein ini berperan dalam

fungsi saliva sebagai berikut:

1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja arnilase liur, suatu enzim yang

menguraikan polisakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul

glukosa (lihat Gambar 16-1, h. 643).

2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-

partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus yang kental dan

licin.

3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkappertama, dengan lisozim, suaru enzim

yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; dan kedua,

dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.

4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup kecap. Hanya molekul dalam

larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor kuncup kecap. Anda dapat membuktikannya sendiri:

Keringkan lidah anda dan kemudian teteskan gula di arasnya - anda tidak merasakan manis

sampai lidah anda dibasahkan.

5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah. Kita sulit berbicara

jika mulut kita kering.

6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih.

Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel rua

yang terlepas dari mukosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang

yang pernah mengalami bau mulut ketika saiivasi tertekan sementara, misalnya ketika demam

atau mengalami kecemasan berkepanjangan.

7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta asam yang

dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. Meskipun memiliki

Page 3: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

banyak fungsi di atas, liur tidak esensial untuk pencernaan dan penyerapan makanan, karena

enzim-enzim yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus dapat menuntaskan pencernaan

makanan meskipun tidak terdapat liur dan sekresi lambung.

FARING DAN ESOFAGUS

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Sebagian besar dari

kita berpikir bahwa menelan adalah tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mulut

menuju esofagus. Namun, menelan sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan

makanan dari mulut melalui esofagus hingga ke lambung. I Menelan adalah refleks tuntas atau

gagal

terprogram secara berurutan, Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan

yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju

faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls

aferen ke pusat menelan yang terletak di medulla batang otak. Pusat menelan kemudian secara

refleks mengaktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat dalam proses menelan.

Menelan adalah refleks yang paling rumit di tubuh. Pada proses menelan, terjadi pengaktifan

berbagai respons yang sangat terkoordinasi dalam suatu pola tuntas atau gagal spesifik dalam

suatu periode waktu. Me- 652 Bab 15 nelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka

gerakan ini tidak bisa dihentikan. Mungkin anda pernah mengalaminya ketika sepotong besar

permen secara tak sengaja terselip ke bagian belakang tenggorokan anda, memicu

proses menelan tanpa anda inginkan. I Selama tahap orofaring menelan, makanan dicegah masuk

ke jalur yang salah. Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Thhap

orofaring berlangsung sekitar I detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring

untuk masuk ke esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam

esofagus dan dicegah untuk masuk ke lubangJubang lain yang berhubungan dengan faring.

Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke mulut, masuk ke saluran

hidung, atau masuk ke trakea. Semua ini diatur oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut

(Gambar 16-5): I Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak

masuk kembali ke rnulut sewaktu menelan. I Uvula terangkat dan menekan bagian belakang

tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung I

Makan dicegah masuk ke trakea terurama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di

Page 4: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

pintu masuk laring atau glotis. Bagian pertama trakea adalah laring, ata: uoice box, yang

dilintangi oleh pita suara (lihat h. 500). Sewaktu menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak

berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-orot laring mendekatkan kedua pita suara satu sama

lain sehingga pintu masuk glottis tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan

tulang rawan, epiglotis (epi artinya "di atas"), ke belakang menutupi glotis sebagai proteksi

tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas. I Yang bersangkutan tidak melakukan

upaya respirasi ketika saluran napas secara temporer tertutup sewaktu menelan, karena pusat

menelan secara singkat menghambat pusat pernapasan di dekatnya. I Dengan laring dan trakea

terrurup, otot-oror faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus. I Sfingter

orofaring mencegah udara masuk saluran cerna sewaktu bernapas. Esofagus adalah saluran

berotot yang relatif lurus yang terbentang antara faring dan lambung (lihatTabel 16-1,h.644).

Struktur ini, yang sebagian besar terletak di rongga thoraks, menembus diafragma dan menyaru

dengan lambung di rongga abdomen beberapa senrimeter di bawah diafragma.

Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalah struktur oror berbentuk cincin

yang, ketika tertutup, mencegah lewatnya sesuatu melalui saluran yang dijaganya. Sfingter

esofagus atas adalah sfingtn faringoaofagus, dan sfingter esofagus bawah adalah sfingter

gasmoesofagus.

FARING DAN ESOFAGUS

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Sebagian besar dari kita

berpikir bahwa menelan adalah tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mulut menuju

esofagus. Namun, menelan sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan makanan dari

mulut melalui esofagus hingga ke lambung. I Menelan adalah refleks tuntas atau gagal

terprogram secara berurutan, Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan

yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju

faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim

impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medulla batang otak. Pusat menelan kemudian

secara refleks mengaktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat

dalam proses menelan. Menelan adalah refleks yang paling rumit di tubuh. Pada proses menelan,

terjadi pengaktifan berbagai respons yang sangat terkoordinasi dalam suatu pola tuntas atau

gagal spesifik dalam suatu periode waktu. Me- 652 Bab 15

Page 5: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

nelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka gerakan ini tidak bisa dihentikan.

Mungkin anda pernah mengalaminya ketika sepotong besar permen secara tak

sengaja terselip ke bagian belakang tenggorokan anda, memicu proses menelan tanpa anda

inginkan. I Selama tahap orofaring menelan, makanan dicegah masuk ke jalur yang salah.

Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Thhap orofaring berlangsung

sekitar I detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke

esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan

dicegah untuk masuk ke lubangJubang lain yang berhubungan dengan faring. Dengan kata lain,

makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk

ke trakea. Semua ini diatur oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut

(Gambar 16-5): I Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak

masuk kembali ke rnulut sewaktu menelan. I Uvula terangkat dan menekan bagian belakang

tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung I

Makan dicegah masuk ke trakea terurama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di

pintu masuk laring atau glotis. Bagian pertama trakea adalah laring, ata: uoice box, yang

dilintangi oleh pita suara (lihat h. 500). Sewaktu menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak

berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-orot laring mendekatkan kedua pita suara satu sama

lain sehingga pintu masuk glottis tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan

tulang rawan, epiglotis (epi artinya "di atas"), ke belakang menutupi glotis sebagai proteksi

tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas. I Yang bersangkutan tidak melakukan

upaya respirasi ketika saluran napas secara temporer tertutup sewaktu menelan, karena pusat

menelan secara singkat menghambat pusat pernapasan

di dekatnya. Dengan laring dan trakea terrurup, otot-oror faring berkontraksi untuk mendorong

bolus ke dalam esofagus.

LAMBUNG

Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J y"rg terletak antara esofagus dan usus

halus. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan pembedaan anatomik, histologis,

dan fungsional (Gambar 16-7). Fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang

esofagus. Bagian 654 Bab 16 tengah atau utama lambung adalah korpus. Lapisan otot polos di

fundus dan korpus relatiftipis, tetapi bagian bawah

Page 6: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

lambung, antrum, memiliki oror yang jauh lebih tebal. Perbedaan ketebalan otor ini memiliki

peran penting-dalam motilitas lambung di kedua regio tersebur, seperti segera akan anda ketahui.

Juga terdapat perbedaan kelenjar di mukosa regio-regio ini, sepeni akan dijelaskan nanti. Bagian

terminal lambung adalah sffngter pilorus, yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan bagian

atas usus halus, duodenum. Lambung menyimpan makanan dan memulai

pencernaan protein, Lambung melakukan tiga fungsi utama: 1. Fungsi terpenting lambung adalah

menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan

kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. Diperlukan waktu

beberapa jam untuk mencerna dan menyerap satu porsi makanan yang dikonsumsi hanya dalam

bilangan me nit. Karena usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, maka

lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya secara mencicil ke duodenum

dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus halus. 2. Iambung mengeluarkan asam

hidroklorida (HCl) dan enzim yang memulai pencernaan protein. 3. Melalui gerakan mencampur

lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk

menghasilkan campuran cairan kentia yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus diubah

menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. Kini kita akan membahas bagaimana

lambung melaksanakan fungsi-fungsi di atas selagi kita meneliti empat proses pencernaan dasar-

motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan-yang berkaitan dengan lambung. Dimulai dari

motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan berada di bawah banyak sinyal

regulatorik. Empat aspek motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan, (3)

pencampuran, dan (4) pengosongan. Kita mulai dengan pengisian lambung.

I Pengisian lambung melibatkan relaksasi reseptif. Ketika kosong, lambung memiliki volume

sekitar 50 ml, tetapi volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1 liter (1000 ml) saat

makan. Lambung dapat menampung peningkatan volume 20 kali lipat tersebut dengan tidak

banyak mengalami perubahan regangan di dindingnya dan peningkatan tekanan intralambung,

meialui mekanisme berikut. Bagian interior lambung membentuk lipatanJipatan dalam. Sewaktu

makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit melemas seriap

kali makanan masuk, seperti ekspansi bertahap kantung es yang sedang diisi. Relaksasi refleks

lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif; relaksasi ini

meningkatkan kemampuan lambung menampung tambahan volume makanan dengan hanya

menyebabkan sedikit peningkatan tekanan lambung. Namun, jika makanan yang dikonsumsi

Page 7: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

lebih dari 1 liter maka lambung mengalami peregangan berlebihan dan tekanan intralambung

meningkat sehingga yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Relaksasi reseptif dipicu oleh

tindakan makan dan diperantarai oleh sarafvagus. I Makanan disimpan di korpus

lambung. Sekelompok sel pemacu yang terletak di regio fundus bagian atas lambung

menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju

sfingter pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Poia ritmik depolarisasi spontan ini-irama

listrik dasar atau BER lambung-terjadi terus-menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi

lapisan otot polos sirkular. Lapisan otot polos ini dapat mencapai ambang oleh aliran arus dan

mengalami potensial aksi, bergantung pada tingkat eksitabilitas lapisan tersebut, yang pada

gilirannya memulai gelombang peristaltic yang menyapu ke seluruh lambung seiring BER

dengan frekuensi tiga kali per menit. Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui

fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis

maka kontraksi di bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh

lebih kuat karena oror di sini lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur

berlangsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung dari esofagus disimpan di bagian

korpus yang relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya

tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kantung gas. Makanan secara bertahap

disalurkan dari korpus ke antfum, tempat berlangsungnya pencampuran. I Pencampuran

makanan berlangsung di antrum. Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan

dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik anrrum

mendorong kimus maju menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pylorus normalnya

menyebabkan sfingter ini nyaris rerrurup. Lubang yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh

air dan cairan lain tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kecuali jika kimus

didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang kuat. Bahkan demikianpun dari 30 ml kimus

yang dapat ditampung oleh antrum, biasanya hanya beberapa mililiter isi antrum yang terdorong

ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik. Sebelum lebih banyak kimus yang rerperas

keluar, gelombang peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter ini

berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan mencegah mengalirnya kimus lebih lanjut ke

duodenum. Massa kimus antrum yang sedang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke

duodenum rertahan mendadak di sfingter yang terturup dan memantul balik ke dalam antrum,

Page 8: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan memantul balik oleh gelombang peristaltik baru

(Gambar 16-g). Gerakan maju mundur ini mencampur kimus secara merata

di antrum.

I Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh faktor di duodenum. Selain mencampur isi

lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorohg untuk mengosongkan isi lambung.

Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi sebelum sfingter pilorus

menutup erar terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peristalsis

antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum;

karena itu, pengosongan lambung diatur baik oleh faktor lambung maupun duodenum (Thbel 16-

2). Faktor-faktor ini mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasi

atau menghiperpolarisasi otot polos lambung. Eksi tabilitas ini, selanjutnya, adalah penenru

derajat aktivitas peristaltik antrum. Semakin besar eksitabilitas, semakin sering BER

menghasilkan potensial aksi, semakin besar tingkat I Getah pencernaan lambung disekresikan

oleh kelenjar yang terletak di dasar foveola gastrika. Setiap hari lambung mensekresikan sekitar

2 liter getah lambung. Sel-sel yang mengeluarkan getah iambung berada di lapisan dalam

lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi dua daerah berbeda: (i) mukosa olsintik, yang

melapisi korpus dan fundus; dan (2) daerah kelenjar pilorus (pylaric gland area,PG-L), yang

melapisi antrum. Permukaan luminal lambung berisi lubang-lubang kecil (foveola) dengan

kantung dalam yang terbentuk oleh pelipatan masuk mukosa lambung. Bagian pertama dari

invaginasi ini disebut foveola gastrica, yang di dasarnya terletak kelenjar lambung. Berbagai sel

sekretorik melapisi bagian dalam invaginasi ini, sebagian eksokrin dan sebagian endokrin atau

parakrin (Thbel 16-3). Marilah kita melihat sel-sel sekretorik eksokrin terlebih dulu. Di dinding

foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin

lambung: I Sel mukus (mucous) melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini

mengeluarkan mukus encer. (Mucous adalah kata sifat; mucus adalah kata benda). I Bagian lebih

dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya

lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen. I Sel parietal (atau oksintik)

mengeluarkan HCI dan faktor irutrinsih (ohsintik artinya "tajam", gambaran untuk produk

sekretorik HCI yang poten dari sel ini). Sekresi eksokrin ini semuanya dibebaskan ke dalam

lumen lambung. Secara kolektil, berbagai sekresi ini membentuk getah lambung.

Page 9: Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Beberapa sel punca juga ditemukan di foveola gastrica. Selsel ini cepat membelah dan berfungsi

sebagai sel induk dari semua sel baru di mukosa lambung. Sel anak yang dihasilkan dari

pembelahan sel bermigrasi keluar foveola untuk menjadi sel epitel permukaan atau bermigrasi

masuk ke dalam ke kelenjar lambung, tempar sel-sel tersebut berdiferensiasi menjadi chief cell

atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, keseluruhan mukosa lambung diganti setiap sekitar tiga

hari. Pertukaran yang sering ini merupakan hal penting karena isi lambung yang sangat asam

menyebabkan sel-sel mukosa mengalami aus dan mudah rusak. Di antara foveola gastrica,

mukosa lambung dilapisi oleh sel epitel permukaan, yang mengeluarkan mukus kental tebal

basayang membentuk lapisan setebal beberapa millimeter di atas permukaan mukosa. Kelenjar

lambung di PGA rerurama mengeluarkan mucus dan sejumiah kecil pepsinogen; tidak ada asam

yang dikeluarkan dari bagian ini, berbeda dari mukosa oksintik. Marilah kita membahas produk-

produk eksokrin dan perannya da-lam pencernaan secara lebih detil. I Asam hidroklorida

mengaktifkan pepsinogen. Sel parietal secara aktif mensekresikan HCI ke dalam lumen foveola

gastrica, yang selanjutnya menyalurkan bahan ini ke lumen lambung. Akibat sekresi HCI ini, pH

isi lumen turun