Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

49
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN Nur Widayati, MN

description

Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Transcript of Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Nur Widayati, MN

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Sel membutuhkan nutrien untuk melakukan fungsinya.

• Nutrien diperoleh dari masukan makanan (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral).

• Sistem pencernaan mengurai makanan dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang dapat di serap sel.

• Pencernaan dilakukan melalui perubahan mekanis dan kimiawi.

• Secara mekanis, makanan dihancurkan melalui mengunyah dan proses peristaltik. Secara kimiawi makanan dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Sistem Pencernaan

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Proses dasar dalam sistem pencernaan

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Fungsi utama pencernaan:1. Memecah partikel makanan2. Mengabsorbsi hasil percernaan3. Mengeliminasi sisa-sisa pencernaan

Proses pencernaan:1. Proses mekanik: pemindahan makanan2. Proses sekresi: getah pencernaan3. Proses digesti: makro mjd mikro4. Proses absorbsi

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Penampang melintang saluran gastrointestinal

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

MULUT

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Di mulut, makanan dimastikasi/dikunyh, dicampur sekresi saliva

• Mastikasi melibatkan aktivitas terkoordinasi gigi, otot rahang, sendi temporomandibula, lidah, bibir, palatum, dan kelenjar saliva

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

glandula saliva

• Kelenjar parotis• Kelenjar

submandibula• Kelenjar sublingual

terletak di bawah lidah, anterior kelenjar submandibula

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 12: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 13: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 14: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 15: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Fungsi saliva:•Melembabkan dan melubrikasi mulut •Melarutkan molekul-molekul makanan•Mempermudah menelan•Memulai bagian awal pencernaan karbohidrat•Pelindung: protein kaya prolin dan imunoglobulinKontrol sekresi saliva bergantung respon refleks, stimulasi gustatorik (pengecapan) dan mekanoreseptor periodontal dan mukosa selama mastikasi

Page 16: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

LIDAH• terdiri dari otot serat lintang ,

dilapisi oleh selaput lendir• 3 bagian: radiks lingua (pangkal

lidah), dorsum lingua (punggung lidah) dan apeks lingua (ujung lidah)

• Fungsi: mengaduk makanan, membentuk suara, alat pengecap dan menelan, merasakan makanan

• radiks lingua (pangkal lidah  Terdapat epiglotis pada pangkal lidah bagian belakang

• dorsum lingua (punggung lidah)  Terdapat papil pengecap atau ujung saraf pengecap

Page 17: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Faring

• menghubungkan mulut dengan esofagus

• terdiri dari bagian superior (bagian yang sama tinggi dengan hidung/nasofaring), bagian media (bagian yang sama tinggi dengan mulut/orofaring), dan bagian inferior (bagian yang sama tinggi dengan laring).

Page 18: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Esofagus

• Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang belakang, setelah melalui toraks menembus diagfragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.

• Fungsi: meneruskan bolus dari mulut ke gaster, terdapat gerakan peristaltik untuk mendorong bolus ke ventrikulus.

Page 19: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Proses Menelan

• Bolus sfingter esofagus atas berelaksasi bolus masuk ke esofagus sfingter menutup kembali bolus didorong ke lambung sejauh kira-kira 25cm dengan gerakan peristaltik (gelombang relaksasi di depan bolus dan kontraksi di belakang bolus oleh lapisan otot sirkuler dan longitudinal) dalam waktu kurang lebih 5 detik sfingter esofagus bawah relaksasi bolus masuk ke lambung sfingter esofagus bawah menutup

Page 20: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Proses menelan• Fase pertama bersifat volunter berupa pembentukan bolus

dengan gerakan mengunyah dan gerakan lidah (ke belakang ke atas) mendorong makanan ke faring

• Fase ke-2 bersifat tidak volunter, merupakan respon refleks yang diinisiasi stimulasi mekanoreseptor dengan aferen saraf glosofaringeal (IX) dan nervus vagus (X) ke medula dan pons

• Pusat menelan di medula oblongata memproduksi urutan kejadian yang menyebabkan aktifitas eferan ke saraf somatik (memepersarafi otot rangka ) dan saraf otonom (memepersarafi otot polos)

• urutan menelan dipengaruhi oleh reseptor aferen di dinding esofagus yang mengirim impuls ke medula

• Sfingter dan gelombang peristaltik terutama dikontrol oleh saraf vagus, dibantu pleksus saraf enterik

Page 21: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Pada proses menelan, palatum mole terangkat untuk mencegah makanan masuk ke rongga nasal, respirasi diinhibisi, laring terangkat, glotis menutup, dan makanan mendorong ujung epiglotis menutup lubang trakea, mencegah makanan masuk trakea

• Bila bolus memasuki esofagus, laring terbuka dan pernafasan kembali berlanjut

Page 22: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 23: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

LAMBUNG

Page 24: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• terletak tepat di bawah diafragma

Page 25: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 26: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Lambung• Mempunyai dinding paling tebal dan otot paling kuat

dalam sistem pencernaan• Sebagai tempat penyimpanan makanan sementara –

regulasi pelepasan kimus• Dalam keadaan kosong, volume lambung 50 ml• Jika terdistensi penuh, volume bisa mencapai 4 L• Lapisan: mukosa (enzim, asam, hormon), submukosa

(arteri dan vena), muskularis (peristaltik), serosa (pelindung)

Page 27: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Lapisan mukosa terdiri dari sel goblet, sel parietal, sel chief

• Sel goblet memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung

• Sel chief mukosa lambung pepsinogen diubah menjadi pepsin oleh lingkungan asam memecah protein menjadi polipeptida

• Sel parietal mukosa lambung mensekresi asam klorida dan faktor intrinsik (2L asam per hari, tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2)

Page 28: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Mukosa lambung tidak mencerna diri sendiri karena dilindungi oleh cairan alkali kaya musinosa yang diproduksi oleh kelenjar lambung

• Prostaglandin dilepaskan jika mukosa teriritasi lapisan mukus menebal, stimulasi produksi bikarbonat

Page 29: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Fase sekresi lambung

Page 30: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Fase lambung normalnya berlangsung 3 jam• Makanan di lambung diubah menjadi kimus

melewati sfingter pilorus menuju duodenum• kimus di antrum pilorus mendistensi antrum pilorus

kontraksi antral, sfingter terbuka kimus menuju duodenum

• otot pilorus yang mengarah ke lambung relaksasi (mengendur) jika tersentuh kimus yang bersifat asam. otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentuh kimus yang bersifat asam

• Distensi duodenum, adanya lemak, penurunan pH lumen duodenum inhibisi pengosongan lambung (mengatur jumlah pasokan dan laju aliran kimus)

Page 31: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

USUS HALUS

Page 32: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Berbentuk seperti selang, berdiameter 2,5 cm dengan panjang sekitar 4 m

• Dinding usus halus berlipat-lipat menjadi tonjolan kecil (vili)

• Setiap vilus memiliki jaringan limfe buntu dan jalinan kapiler

• Di antara vili terdapat tonjolan kecil (kripta), mensekresi sampai 3 L cairan hipotonik setiap hari

• Permukaan vili dilapisi sel epitel yang juga memiliki tonjolan2 kecil (mikrovili) yang mengarah ke lumen usus brush border

• Berfungsi dalam absorbsi air, elektrolit, karbohidrat, asam amino, mineral, lemak, dan vitamin

Page 33: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Karbohidrat sebagian besar diabsorpsi dalam bentuk monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa)

• Karbohidrat dipecah menjadi monosakarida oleh enzim yang dilepaskan oleh brush border (maltase, isomaltase, sukrase, laktase)

• Monosakarida masuk sel epitel secara difusi sederhana maupun terfasilitasi

• Polipeptida yang terbentuk di lambung akan dipecah menjadi oligopeptida di usus halus oleh enzim protease yang disekresi pankreas: tripsin dan kemotripsin

• Oligopeptida dipecah menjadi asam amino oleh enzim pankreas: karboksipeptidase dan enzim dari sel epitel membran lumen: aminopeptidase

• Asam amino bebas masuk sel epitel secara transpor aktif sekunder

Page 34: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Lemak dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim lipase pankreas

• Sebelum dipecah lemak harus diemulsi terlebih dahulu (droplet lipid besar diubah menjadi droplet lipid kecil) oleh zat pengemulsi (asam empedu, asam kolat, asam kenodeoksilat)

• Asam lemak bebas dan monogliserida dengan asam empedu membentuk misel

Page 35: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Vitamin larut lemak mengikuti jalur absorbsi lemak

• Vitamin larut air diabsorbsi melalui difusi atau transpor termediasi

• Vitamin B12 harus terikat terlebih dahulu dengan faktor intrinsik melekat pada tempat spesifik di epitel ileum endositosis untuk absorpsi

Page 36: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Pankreas, Hati, dan Kandung empedu

Page 37: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 38: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Hati•terletak di sebelah kanan atas rongga perut, tepat di bawah diafragma•Bentuk hati seperti prisma segitiga dengan sudut siku-sikunya membulat, beratnya sekitar 1,25-1,5 kg •Fungsi hati: metabolisme, fungsi eksokrin (produksi asam empedu dan cairan alkali untuk absorbsi lemak dan netralisasi asam lambung), detoksifikasi

Page 39: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Hepatosit mensekresi empedu hepatik yang bersifat isotonik dengan kandungan ion menyerupai plasma, mengandung garam empedu, pigmen empedu, kolesterol, lesitin, dan mukus

• Di sepanjang duktus biliaris, cairan empedu dimodifikasi dengan penambahan air dan ion bikarbonat

• Hati mampu menghasilkan 500-1000 ml cairan empedu per hari bisa dikeluarkan langsung ke duodenum atau disimpan dulu di kantung empedu

• Sekitar 95% garam empedu yang memasuki usus halus akan didaur ulang dan direabsorbsi ke dalam sirkulasi porta melalui transpor aktif di ileum bagian distal

Page 40: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Kandung empedu•Menyimpan cairan empedu•Memekatkan dengan menarik air

Page 41: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Pembentukan cairan empedu• Pembentukan distimuli oleh garam empedu,

sekretin, glukagon, dan gastrin• Pelepasan cairan empedu dari kandung empedu

distimuli oleh sekresi CCK dan saraf vagus• Beberapa menit setelah makan, terutama lemak,

otot kandung empedu berkontraksi, mendorong cairan empedu ke duodenum melalui sfingter oddi yang sudah relaksasi

• CCK merelaksasi sfingter dan menstimulasi sekresi pankreas

Page 42: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 43: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Pankreas

• Getah pankreas dibentuk dari sejumlah enzim, disekresi oleh sel asinar pankreas

• Enzim: amilase, lipase, ribonuklease, deoksiribonuklease, enzim proteolitik (tripsin, kimotripsin, elastase, karboksipeptidase)

• Setiap hari bisa disekresi 1 L getah pankreas

Page 44: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 45: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Usus besar

• Terdiri dari caecum, kolon asendens, kolon tranversa, kolon desendens, kolon sigmoid, rektum, kanalis analis

• Panjang usus besar sekitar 1,2 meter dengan diaeter 6-9 cm• Kira-kira 1,5 L kimus masuk ke usus besar setiap hari melalui

sfingter ileocaecal• Distensi bagian akhir ileum menyebabkan terbukanya sfingter

dan distensi caecum menyebabkan menutupnya sfingter mempertahankan laju kimus tetap optimal absorbsi air dan elektrolit di usus besar optimal

• Dari 1,5 L kimus (isotonis) yang masuk usus besar, akan berkurang menjadi 150 g feces yang terdiri dari 100 ml air dan 50 g solid

Page 46: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan
Page 47: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Caecum dan kolon asendens serta tranversa dipersarafi oleh cabang parasimpatis saraf vagus

• Kolon desendens, sigmoid, rektum, dan kanalis analis dipersarafi oleh cabang parasimpatis saraf pelvikus

• Sfingter analis interna dan ekterna menjaga kanalis analis tetap tertutup dan terkontrol baik secara reflektif maupun volunter

Page 48: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

• Pergerakan kimus di usus besar melalui gerakan mencampur dan propulsif

• Pergerakan mencampur disebut haustrasi, menimbulkan kompartemen seperti kantung, disebut haustra

• Pergerakan pelan dan lambat (5-10 cc/jam) absorbsi optimal• Pada bagian distal kolon, lebih pelan, feces terkumpul di kolon

desendens• Distensi lambung dan duodenum setelah mengkonsumsi

makanan pergerakan massal isi kolon proksimal ke bagian lebih distal

• Jika massa feces cukup banyak didorong ke dalam rektum dorongan defekasi

• Refleks defekasi: kontraksi rektum, relaksasi sfingter analis internal, kontraksi sfingter analis eksterna

• Peningkatan peristaltik sigmoid dan peningkatan tekanan rektum kontraksi rektum

Page 49: Anatomi Dan Fisiologi Pencernaan

Bakteri di usus besar•Sebagian besar bersifat anaerob•Dibuang bersama feces•Terlibat dalam sintesis vitamin K, B12, tiamin, riboflavin, pemecahan asam empedu primer menjadi sekunder (deoksikolat, litokolat), konversi bilirubin menjadi metabolit tidak berpigmen•Memecah kolesterol, sejumlah zat aditif, obat-obatan