Fisiologi Sistem Pencernaan

34
FISIOLOGI SISTEM FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PENCERNAAN ( ( DIGESTIVE SYSTEM DIGESTIVE SYSTEM ) ) Dr. Razi S., MS Dr. Razi S., MS

description

fisiologi sistem pencernaan

Transcript of Fisiologi Sistem Pencernaan

Page 1: Fisiologi Sistem Pencernaan

FISIOLOGI SISTEM FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PENCERNAAN

((DIGESTIVE SYSTEMDIGESTIVE SYSTEM))

Dr. Razi S., MSDr. Razi S., MS

Page 2: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Pada sistem pencernaan ini selain proses pencernaan dan proses penyerapan, ada berbagai mekanisme lain yang berperan untuk melunakkan makanan, mendorongnya sepanjang saluran cerna, mencampurnya dengan empedu dari hati dan dengan enzim-enzim pencernaan

• Sistem gastrointestinal merupakan jalan masuknya makanan, vitamin, mineral dan cairan ke dalam tubuh

• Bahan makanan diuraikan menjadi unit-unit yang dapat diserap, menembus mukosa kemudian masuk ke pembuluh limfe dan pembuluh darah

Page 3: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 4: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 5: Fisiologi Sistem Pencernaan

PERISTALSISPERISTALSIS• Jawaban refleks karena teregangnya dinding

saluran cerna oleh isi lumen

• Timbul kontraksi sirkularis di belakang rangsang dan relaksasi didepannya

• Bergerak dalam arah oral ke kaudal mendorong isi lumen dengan kecepatan 2 – 25 cm/detik

• Dapat meningkat atau menurun oleh persarafan ekstrinsik, tetapi kejadiannya tidak tergantung persarafan ekstrinsik

Page 6: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 7: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Bila ada regangan lokal maka terjadi pelepasan serotonin merangsang pleksus mienterikus, sehingga timbul 2 keadaaan yang bersamaan :

- neuron kolinergik yang berjalan retrograd mengaktifkan neuron yang melepaskan zat P dan asetilkolin terjadi kontraksi otot polos - neuron kolinergik yang berjalan antegrad mengaktifkan neuron yang melepaskan NO, VIP dan ATP terjadi relaksasi otot polos

Page 8: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Kecuali di esofagus dan bagian proksimal lambung, otot polos gastrointestinal mempunyai irama potensial membran yang spontan antara -65 mV dan -45 mV disebut Irama Listrik Dasar = Basic Electrical Rhythm (=BER), yang dicetuskan oleh sel interstisial Cajal (Sel Pacu Mesenkim Stelata)

• BER jarang menimbulkan kontraksi tetapi dapat meningkatkan tegangan otot

• BER berperan dalam mengkoordinasi peristalsis dan aktivitas lainnya

• Setelah vagotomi dan transeksi dinding lambung peristalsis dinding lambung menjadi tidak teratur

Page 9: Fisiologi Sistem Pencernaan

Persarafan GastrointestinalPersarafan Gastrointestinal• Intrinsik sistem saraf enterik

a) Pleksus mienterikus (= Pleksus Auerbach)

mempersarafi lapisan otot polos

longitudinal dan sirkularis

b) Pleksus submukosa (= Pleksus Meissner)

mempersarafi epitel kelenjar, sel

endokrin intestinal dan pembuluh darah

submukosa

neurotransmiter saraf intrinsik : asetil kolin,

norepinefrin, serotonin, GABA, ATP, NO, CO,

berbagai peptida dan polipeptida

Page 10: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Ekstrinsik sistem saraf otonom a) parasimpatis : - kolinergik - meningkatkan kegiatan otot polos usus - melalui eferen vagal dan eferen sakral - berakhir di pleksus mienterikus dan submukosa b) simpatis : - menurunkan kegiatan otot polos usus sehingga sfingter berkontraksi - serat postganglion banyak berakhir pada neuron postganglion kolinergik norepinefrin menghambat sekresi asetilkolin dengan cara menggiatkan reseptor presinaptik alfa2 - ada yang berakhir langsung pada sel otot polos - mempersarafi pembuluh darah vasokonstriksi (juga ada persarafan intrinsik dengan VIP dan NO sebagai transmiter)

Page 11: Fisiologi Sistem Pencernaan

Mulut dan EsofagusMulut dan Esofagus• Mastikasi

= Pengunyahan

- memecahkan partikel makanan besar dan

mencampur makanan dengan sekret

kelenjar saliva merupakan aksi

pembasahan dan homogenisasi

- jumlah optimal 20-25 kali, tergantung jenis

makanan

Page 12: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Saliva - ada 3 pasang kelenjar saliva : * parotis encer, 20% dari total saliva * submandibularis (submaksilaris) agak kental, 70% dari total saliva * sublingualis kental, 5% dari total saliva - disekresi sekitar 1500 mL/hari, dengan pH 7,0-8,0, mengandung lipase lingual dan alfa –amilase - defisiensi saliva xerostomia - Fungsi saliva : * memudahkan penelanan * mempertahankan mulut tetap lembab * pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang indera pengecap * membantu proses bicara dengan memudahkan gerakan bibir dan lidah * mempertahankan ulut dan gigi tetap bersih

Page 13: Fisiologi Sistem Pencernaan

- aldosteron meningkatkan konsentrasi K+ dan menurunkan konsentrasi Na+ saliva - sekresi saliva meningkat pada : * rangsangan parasimpatis disertai vasodilatasi pada kelenjar karena pelepasan VIP dihambat oleh atropin dan penghambat kolinergik * makanan dalam mulut refleks sekresi saliva * penglihatan, bau makanan, pikiran tentang makanan pengeluaran saliva

Page 14: Fisiologi Sistem Pencernaan

Menelan (Menelan (deglutitiondeglutition))• Suatu respons refleks• Aferen : - N.Trigeminus - N. Glosofaringeus - N.Vagus • Integrasi : - Nukleus traktus solitarius - Nukleus ambigus• Eferen : - N.Trigeminus - N.Fasialis - N.Hipoglosus ke otot-otot faring dan lidah• Inhibisi pernafasan dan penutupan glotis merupakan bagian

dari respons refleks ini• Menelan sulit bila mulut terbuka• Segmen di batas farings-esofagus melemas secar refleks

waktu menelan

Page 15: Fisiologi Sistem Pencernaan

Sfingter Esofagus BawahSfingter Esofagus Bawah(Lower Esophageal Sphincter = LES)(Lower Esophageal Sphincter = LES)

• Secara toniuk aktif, waktu menelan melemas• Aktivitas tonik LES antara waktu makan mencegah

refluks isi lambung ke esofagus• Terdiri dari 3 komponen : * Otot polos esofagus sfingter intrinsik * Serat bagian krural diafragma dan otot rangka sfingter ekstrinsik * Serat oblik dinding lambung• Pelepasan asetilkolin N.Vagus menyebabkan sfingter

intrinsik kontraksi, sedang bila ada pelepasan NO dan VIP relaksasi

• Kontraksi sfingter ekstrinsik dipengaruhi N.Frenikus, diselaraskan dengan pernafasan dan otot dada serta otot abdomen

• Gastrin dosis besar menyebabkan tonus LES meningkat, bila dosis kecil tak terjadi

Page 16: Fisiologi Sistem Pencernaan

Gangguan motorik esofagusGangguan motorik esofagus• AKALASIA - suatu keadaan terkumpulnya banyak makanan dalam esofaagus sehingga esofagus menjadi sangat melebar - pleksus mientrikus esofagus tidak ada, juga ada gangguan pelepasan NO dan VIP tonus istirahat LES meningkat dan relaksasi sfingter tak sempurna sewaktu menelan - pengobatan : * dilatasi pneumatik sfingter * miotomi otot esofagus * penghambatan pelepasan asetilkolin * penyuntikan toksin botulinum• INKOMPETENSI LES - didapatkan refluks isi lambung gastro-esophageal reflux disease - ada kelemahan pada sfingter intrinsik atau ekstrinsik atau keduanya

Page 17: Fisiologi Sistem Pencernaan

Aerofagia dan gas ususAerofagia dan gas usus• Udara tertelan waktu makan-minum aerofagia• Udara yang tertelan : - sebagian keluar kembali sendawa = ructus - sebagian diserap - sebagian besar menuju kolon• Di kolon : - oksigen diserap - ditambah dengan : hidrogen, hidrogen sulfida, karbon dioksida, metana (dibentuk oleh bakteri kolon dari karbohidrat dan zat lain) - dikeluarkan sebagai flatus (kentut) baunya sebagian besar disebabkan oleh sulfida• Gas dalam saluran cerna dapat menyebabkan : - mules - borborigmi (suara keroncongan) - rasa tak enak diabdomen

Page 18: Fisiologi Sistem Pencernaan

Lambung (gaster)Lambung (gaster) • Mukosa mengandung banyak kelenjar dalam• Pada pilorus dan kardia sekresi mukus • Pada korpus dan fundus ada : - sel parietal (oksintik) mensekresi HCl dan faktor intrinsik - Chief cell (sel zimogen, sel peptik) mensekresi pepsinogen• Sekresi lambung : - liur lambung sekitar 2500 mL/hari - mengandung : HCl, mukus, pepsin, lipase, faktor

intrinsik, kation (Na, K, Mg), anion (HPO42- ,

SO4 2-)

Page 19: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 20: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Pengosongan lambung - makanan masuk lambung ada relaksasi reseptif fundus dan korpus melemas - peristaltik akan mendorong makanan ke pilorus - kontraksi antrum diikuti oleh kontraksi berurutan daerah pilorus dan duodenum - kontraksi segmen pilorus lebih lama dari kontraksi duodenum sehingga mencegah regurgitasi oleh rangsangan CCK dan sekretin• Pengaturan sekresi lambung - pengaruh sefalik diinduksi aktivitas SSP melalui N.Vagus adanya makanan dalam mulut respons emosi - pengaruh lambung respons lokal dan respons terhadap gastrin - pengaruh usus efek umpan balik hormonal dan refleks pada sekresi lambung yang dicetuskan dari mukosa usus halus refleks enterogastrik

Page 21: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 22: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 23: Fisiologi Sistem Pencernaan

USUS HALUSUSUS HALUS • Terdiri dari : duodenum, jejunum dan ileum, berakhir di

katup ileosekum• Panjang sekitar 285 cm• Mukosa mengandung : nodulus limfatik soliter dan nodulus

limfatik agregat (bercak Peyer)• Didapatkan kelenjar usus tubular sederhana (kriptus

Lieberkuhn) dan di duodenum ada kelenjar Brunner• Disepanjang usus halus ada tonjolan berbentuk jari yang

panjangnya 0,5-1 cm yang disebut vilus. Pada vilus ujung bebasnya ada mikrovili. Mikrovili dan glikokaliks brush border. Adanya hal tersebut menyebabkan permukaan absorbtif usus bertambah 600 X

• Sepanjang usus halus disekresi musin mengalami hidrasi dan membentuk gel mukus

Page 24: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Motilitas usus

- ada 3 jenis :

* peristalsis

* kontraksi segmentasi kimus maju

mundur

* kontraksi tonik relatif lebih lama,

mengisolasi satu segmen usus dengan

segmen lain

- Bila ada obstruksi terjadi peristaltic rush

Page 25: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 26: Fisiologi Sistem Pencernaan

Kolon Kolon • Lapisan otot eksternalnya berkumpul menjadi 3 pita

longitudinal taenia koli lebih pendek dari bagian lain sehingga dinding kolon membentuk kantong-kantong yang menonjolkeluar diantara taenia dinamakan haustra

• Tidak dijumpai vili• Motilitas dan sekresi - bila makanan meinggalkan lambung, maka sekum akan melemas, sehingga terjadi peningkatan peningkatan pemindahan kimus melalui katup ileosekum dinamakan refleks gastroileum - jenis kontraksi : * peristaltik * kontraksi segmentasi * kontraksi kerja massa mendorong isi kolon dari satu bagian ke bagian lain sampai ke rektum

Page 27: Fisiologi Sistem Pencernaan

• Penyerapan Na+ secara aktif diangkut keluar air mengikuti gradien osmotik

ada sekresi K+ dan HCO3– ke dalam kolon

• Bakteri usus : - di kolon dalam jumlah besar - antara lain Escherichia Coli, Enterobacter aerogenes, Bacteriodes fragilis - sebagian mensintesa : Vit K, B kompleks asam folat , pigmen (dari pigmen empedu, yang menyebabkan tinja berwarna coklat)

Page 28: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 29: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 30: Fisiologi Sistem Pencernaan

DefekasiDefekasi

• Peregangan rektum oleh feses menyebabkan terjadinya kontraksi refleks otot rektum sfingter melemas

• Ada 2 macam sfingter ani : - sfingter ani internus : * bersifat involunter * simpatis bersifat eksitasi, parasimpatis bersifat inhibisi - sfingter ani eksternus : * suatu otot rangka * dipersarafi oleh N.Pudendus * Dipertahankan dalam keadaan kontraksi tonik• Defekasi normal : 1 – 3 kali sehari bila susah defekasi

konstipasi bila > 3 X sehari diare

Page 31: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 32: Fisiologi Sistem Pencernaan

Fungsi hatiFungsi hati

• Pembentukan dan sekresi empedu

• Metabolisme nutrien dan vitamin

• Inaktivasi beberapa zat seperti : toksin, steroid, hormon lain

• Sintesis protein plasma seperti : protein pengikat, albumin, faktor pembekuan

• Imunitas oleh sel Kupffer

Page 33: Fisiologi Sistem Pencernaan
Page 34: Fisiologi Sistem Pencernaan

Sirkulasi splanchnicSirkulasi splanchnic

• Darah dari usus, pankreas, limpa vena porta hati vena hepatika vena cava inferior

• Visera dan hati menerima sekitar 30% darah dari curah jantung