Amel Lbm 3 Git

16
 LBM 3 STEP 1  Defekasi : Sisa metabolisme tubuh yng dikeluarkan oleh anus  Flatus : gas yang dikeluarkan dari saluran pencernaan melalui anus  Fecal : Memiliki sifat feses  Vomitus : Muntah  Darm contour : lekukan usus yang tampak dari luar pada dinding abdomen ; gambaran distensi usus yang tampak dari luar  Darm steifung: gambaran pergerakan peristaltik dari bagian bawah terlihat  Metallic sound : suara bising usus yang bunyi ; kasar  Turgor : kerutan ; kemampuan elastisitas menurun, biasanya pada org yang dehidrasi  Muscle rigidity / defense muscular : kekakuan otot PEKAK SISI NORMAL PEKAK ALIH NORMAL PEKAK HEPAR (-) : Tidak terdapat hepato megali STEP 2 1. Apa hubungan riwayat dengan dd? 2. Mekanisme defekasi & flatus secara fisiologi? 3. Mengapa pasien beratbadan berkurang ? 4. Mengapa vomitus awalnya makanan menjadi vacal ? 5. Mengapa p.f ditemukan tugor dahi menurun, mulut kering seperti pd skenario? 6. Mgapa pda inspeksi tampak distensi tegang, darm contour dan steifung (+) ? 7. Mengapa pada saat auskultasi ditemukan peristaltik meningkat dan metalic sound (+) ? 8. Mengapa ditemukan hipertimpani ? 9. Diagnosa? 10. DD ? STEP 3

Transcript of Amel Lbm 3 Git

Page 1: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 1/16

 

LBM 3

STEP 1

  Defekasi : Sisa metabolisme tubuh yng dikeluarkan oleh anus

  Flatus : gas yang dikeluarkan dari saluran pencernaan melalui anus

  Fecal : Memiliki sifat feses

  Vomitus : Muntah

  Darm contour : lekukan usus yang tampak dari luar pada dinding abdomen ;

gambaran distensi usus yang tampak dari luar 

  Darm steifung : gambaran pergerakan peristaltik dari bagian bawah terlihat

  Metallic sound : suara bising usus yang bunyi ; kasar 

  Turgor : kerutan ; kemampuan elastisitas menurun, biasanya pada

org yang dehidrasi

  Muscle rigidity / defense muscular : kekakuan otot

PEKAK SISI NORMAL

PEKAK ALIH NORMAL

PEKAK HEPAR (-) : Tidak terdapat hepato megali

STEP 2

1.  Apa hubungan riwayat dengan dd?

2.  Mekanisme defekasi & flatus secara fisiologi?

3.  Mengapa pasien beratbadan berkurang ?

4.  Mengapa vomitus awalnya makanan menjadi vacal ?

5.  Mengapa p.f ditemukan tugor dahi menurun, mulut kering seperti pd skenario?

6.  Mgapa pda inspeksi tampak distensi tegang, darm contour dan steifung (+) ?

7.  Mengapa pada saat auskultasi ditemukan peristaltik meningkat dan metalic sound

(+) ?

8.  Mengapa ditemukan hipertimpani ?

9.  Diagnosa?

10. DD ?

STEP 3

Page 2: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 2/16

 

1.  Mekanisme defekasi & flatus secara fisiologi?

DEFEKASI

Defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran

atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk

hidup.

FISIOLOGI BUANG AIR BESAR

Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai

kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yangsama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja

sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan

dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan

dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis

masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi

perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan

glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan

kerjanya berakhir (Pearce, 2002).

MEKANISME

Page 3: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 3/16

 

Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian

kolon, sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah

anus oleh kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon

asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten

yang membutuhkan waktu 8 sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup

ileosekal ke kolon transversum, sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses

dan menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair.

Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya

sebuah cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan

cepat kolon distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan

kehilangan haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses

dalam segmen itu untuk menuruni kolon.

Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30

detik, kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi

pergerakan massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian

pergerakan massa biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin

timbul kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan

sudah mendorong massa feses ke dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi.

(Fisiologi Guyton. EGC. 1997)

Page 4: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 4/16

 

Diakses di http://fisiologibhe1.blogspot.com/2011/09/kelompok-fisiologi-v-defekasi.html

pada 26 Desember 2012 

Menurut seorang ilmuwan yang mengadakan penelitian tentang kentut mengatakan,Kita jangan cuma tahu bau dan suaranya saja(ghoib).

1. Dari mana asal kentut? Dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yang kita

telan, gas yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteria

dalam perut.

2. Apa komposisi kentut? Bervariasi. Makin banyak udara ditelan, makin banyak kadar 

nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di

usus). Adanya bakteria serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan

karbondioksida. Bakteria juga menghasilkan metana & hidrogen. Proporsi masing-

masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis

bakteria dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut,

makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui

dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih

banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.

3. Kenapa kentut berbau busuk? Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida &

merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan

sulfur dalam makanan, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam

perut, & makin busuklah kentut. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi

bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan

dalam kebusukannya.

4. Kenapa kentut menimbulkan bunyi? Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut

diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas.

5. Kenapa kentut yg busuk itu hangat & tidak bersuara? Salah satu sumber kentut adalah

bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya

adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk

metabolisme bakteria yg berbau busuk. Ini kemudian menjadi kentut, walau hanya kecil

volumenya,tapi SBD (Silent But Deadly)

Diakses di http://tidakmenarik.wordpress.com/2009/10/22/asal-usul-flatus-kentut-dan-

karakteristiknya/ pada 26 Desember 2012

Mengapa kita sendawa dan kentut (flatus)

Page 5: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 5/16

 

SENDAWA

Sendawa adalah pengeluaran gas secara involuntary atau volunteer dari lambung dan

esophagus. Peristiwa ini sering terjadi setelah makan, saat distensi lambung yang

mengakibatkan relaksasi esophagus. Sendawa merupakan reflek yang normal dan tidak

menunjukkan kelainan pada gastrointestinal. Sebenarnya semua gas dalam lambung dari

udara yang terhisap. Nomarnya udara yang terhisap sekitar 2-5 mL, jika berlebihan akan

menyebabkan distensi, kembung dan sakit perut. Hal ini bisa terjadi pada makan yang

cepat, mengunyah permen karet, merokok dan minum minuman berkarbonasi. Sendawa

berlebihan yang kronik sebagian besar disebabkan oleh menelan udara, sering terjadi

pada individu yang depresi. Evaluasi harus dibatasi untuk pasien yang menampakkan

gejala sulit menelan, nyeri dada, kenyang lebih awal, atau mual.

KENTUT (flatus)

Rata-rata dan volume kentut mempunyai variasi yang tinggi. Flatus merupakan gejala

dari dua peristiwa yaitu : menelan udara dan fermentasi karbohidrat yang tidak dapat

diserap oleh bakteri. Udara yang tertelan yang tidak dikeluarkan dengan sendawa akan

menyebabkan kentut. Udara yang tertelan lebih dari 500 mL perhari akan menyebabkan

flatus (terutama nitrogen). Fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh bakteri

akan menghasilkan gas yang terdiri dari H2 , CO2 dan metana. Sebagian besar fermentasi

terjadi dikolon. Bagaimanapun juga hal ini disebabkan oleh banyaknya substrat kecil yangdapat difermentasi terdapat dikolon. Substansi ini termasuk fruktosa, laktosa, sorbitol,

trehalose, raffinose dan stachynose. Zat tepung dan serat yang kompleks juga

menyebabkan gas. Produksi gas juga mungkin meningkat pada meningkatnya asupan

karbohidrat dan malabsorbsi karbohidrat.

Membedakan normal dan abnormal flatus sangatlah sulit. Percobaan dengan diet bebas

laktosa dianjurkan seperti pisang, bawang dan yang lainnya.Kemudian kita perhatikan

intensitas flatusnya. Intoleransi fructosa mungkin perlu diberikan perhatian yang lebih.

Fructosa tidak hanya terdapat pada buah-buahan, namun juga didapatkan pada pemanis

buatan atau pemanis jagung, jus buah dan soda. Bau yang tidak enak bisa disebabkan

oleh bawang merah, bawang putih dan bebrapa tanaman lain.

Untuk pengobatan bisa dengan mengurangi penyebab kelebihan gas. Diet rendah lemah

dapat mengurangi produksi gas, dan dianjurkan.

Sumber : current MD&T 2005

Diakses di http://kedokteran-febrian.blogspot.com/2009/03/mengapa-kita-sendawa-dan-

kentut-flatus.html pada 26 Desember 2012

Page 6: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 6/16

 

2.  Mengapa pasien beratbadan berkurang ?

Obstruksi Mekanis Usus Halus

Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus),

sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi

mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan

pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut

saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat,

penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan

dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian.

Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.

3.  Mengapa vomitus awalnya makanan menjadi vacal ?

4.  Mengapa p.f ditemukan tugor dahi menurun, mulut kering seperti pd skenario?

Obstruksi Mekanis Usus Halus

Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus),

sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi

mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan

pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut

saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat, 

penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan

dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian.

Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.

Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama

kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ini adalah pengerutan ruang cairan

ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi

jaringan, dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus

mengakibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi

cairan ke dala usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan

peninngkatan permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin

bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.

Page 7: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 7/16

 Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

5.  Mgapa pda inspeksi tampak distensi tegang, darm contour dan steifung (+) ?

Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif

akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam lumen.

Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen usus ke

darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya

absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat.

Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

6.  Mengapa pada saat auskultasi ditemukan peristaltik meningkat dan metalic

sound (+) ?

7.  Mengapa ditemukan hipertimpani ?

Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif

akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam

lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen

usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak

adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat. Muntah dan

penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan cairan

dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ni adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang

mengakibatkan syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan

asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya

lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek

lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas yang

disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum

dan sirkulasi sistemik.

Gas di perut timpani.

Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

Gejala kardinal obstruksi usus halus adalah peregangan abdomen, nyeri, muntah, dan konstipasiabsolut. Nyeri biasanya menyerupai kejang dan dipertengahan abdomen (terutama daerah

Page 8: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 8/16

 paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Abdomen dapat terasa nyeri.

Frekuensi muntah bervariasi tergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi terjadi di usus halus

bagian atas , maka muntah akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi

pada ileum atau usus besar. Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar,

tetapi flatus dan feses mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksiusus halus.

Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

8.  Diagnosa?

Ileus Adinamik

Jika usus mengalami trauma, terjadi inhibisi langsung otot polos yang menyebabkan penurunan

motilitas usus. Hal ini sebagian disebabkan oleh aktivasi reseptor opioid dan dikurangi dengan

obat penghambat-opioid. Apabila peritoneum mengalami iritasi, inhibisi refleks akan terjadi

akibat peningkatan pelepasan muatan dari serabut noradrenergik di saraf splanknikus. Kedua

jenis inhibisi ini menyebabkan ileus paralitik (adinamik) setelah tindakan bedah abdomen

dilakukan. Karena penurunan difus aktivitas peristaltik di usus halus, isi usus tidak dapat didorong

ke kolon, dan kolon mengembang tak teratur oleh “kantong-kantong” gas dan cairan. Peristaltis

usus kembali dalam 6-8 jam, diikuti oleh peristaltis lambung, tetapi aktifitas kolon memerlukan

waktu 2-3 hari untuk pulih. Ileus adinamik dapat dikurangi dengan memasukkan sebuah selangmelalui hidung ke usus halus dan menyedot cairan dan gas selama beberapa hari sampai

peristaltsis pulih. 

Obstruksi Mekanis Usus Halus

Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus),

sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi

mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan

pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut

saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat,

penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan

dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian.

Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.

Obstruksi Usus

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi

sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun kronis, parsial maupun total.

Page 9: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 9/16

 Obstruksi usus kronis biasanya mengenai kolon akibat adanya karsinoma atau pertumbuhan

tumor, dan perkembangannya lambat. Sebagian besar obstruksi mengenai usus halus. Obstruksi

total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dari tindakan

pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.

Terdapat dua jenis obstruksi usus: (1) Non-Mekanis (mis, ileus paralitik atau ileus adinamik), peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang memengaruhi pengendalian

otonom motilitas usus. (2) Mekanis, terjadi obstruksi di dalam lumen usus obstruksi mural yang

disebabkan oleh tekanan ekstrinsik.

Obstruksi mekanis selanjutnya digolongkan sebagai obstruksi mekanis simpleks (hanya terdapat

satu tempat obstruksi) dan obstruksi lengkung-tertutup (sedikitnya terdapat 2 tempat

obstruksi). Onstruksi lengkung tertutup tidak dapat didekompresi, sehingga tekanan intralumen

meningkat cepat dan mengakibatkan terjadinya tekanan pembuluh darah, iskemia, dan infark

(strangulasi).

ETIOLOGI

Obstruksi non mekanis atau ileus adinamik sering terjadi setelah pembedahan abdomen karena

adanya refleks penghambatan peristaltik akibat viscera abdomen yang tersentuh tangan. Refleks

penghambatan peristaltik ini sring disebut sebagai ileus paralitik, walaupun paralisis peristaltik ini

tidak terjadi secara total. Keadaan lain yang sering menyebabkan terjadinya ileus adinamik adalah

peritonitis. Atoni usus dan peregangan gas sering tombul meyertai berbagai kondisi traumatik,

terutama setelah fraktur iga, trauma medula spinalis, dan fraktur tulang belakang.

Penyebab obstruksi mekanis berkaitan dengan kelompok usia yang terserang dan letak

obstruksi. Sekitar 50% onstruksi terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua., dan terjadi

akibat perlekatan yang disebabkan oleh pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus 

merupakan penyebab tersering obstruksi usus besar pada usia pertengahan dan orang tua.

Kanker kolon merupakan penyebab 90% obstruksi yang terjadi. Volvulus adalah usus yang

terpelintir, paling sering terjadi pada pria usia tua dan biasanya mengenai kolon sigmoid.

Inkarserasi lengkung usus pada hernia inguinalis atau femoralis sangat sering menyebabkan

terjadinya obstruksi usus halus. Intususepsi adalah invaginasi salah satu bagian usus ke dalam

bagian berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir selalu ditemukan pada bayi

dan balita. Intususepsi sering terjadi pada ileum terminalis yang masuk ke dalam sekum. Benda

asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain obstruksi yang terjadi pada anak danbayi.

Page 10: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 10/16

 

Patofisiologi

Terdapat kemiripan proses patofisiologis yang terjadi setelah obstruksi usus, tanpa memandang

penyebab obstruksi yang disebabkan oleh mekanis atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah

pada obstruksi paralitik, peristaltik dihambat sejak awal, sedangkan pada obstruksi mekanis,

awalnya peristaltik diperkuat kemudian timbul intermiten, dan akhirnya menghilang.

Perubahan patoofisiologi utama yang terjadi pada obstruksi usus dapat dilihat dalam gambar.

Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif

akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam lumen.

Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen usus ke

darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya

absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan

usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan cairan dan

elektrolit. Pengaruh kehilangan ni adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan

syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan asidosis

metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya

lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek

lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas yang

disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum

dan sirkulasi sistemik.

Page 11: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 11/16

 

Sistemik:

 Hipovolemia

  Syok

  Oliguria

  Gangguan elektrolit

Perut gembung

  Kelebihan cairan usus

  Kelebihan gas dalam usus

Akumulasi gas dan cairan intralumen di sebelah

proksimal dari letak obstruksi

Distensi Kehilangan H2O dan

elektrolit

Proliferasi bakteri yang

berlangsung cepat

Iskemia dinding usus

Tekanan intralumen

meningkat dipertahankan

Kehilangan cairan menuju

ruang peritoneum

Pelepasan bakteri dan toksin dari usus

yang nekrotik ke dalam peritoneumdan sirkulasi sistemik

Peritonitis septikemia

S ok Hi ovolemik

Volume ECF menurun

Obstruksi Usus

Page 12: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 12/16

 

Gejala dan Tanda

Gejala kardinal obstruksi usus halus adalah peregangan abdomen, nyeri, muntah, dan konstipasi

absolut. Nyeri biasanya menyerupai kejang dan dipertengahan abdomen (terutama daerah

paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Abdomen dapat terasa nyeri.

Frekuensi muntah bervariasi tergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi terjadi di usus halus

bagian atas , maka muntah akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi

pada ileum atau usus besar. Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar,

tetapi flatus dan feses mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus.

Pemeriksaan radiografi abdomen sangat penting dalam menegakkan diagnosis obstruksi usus.

Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh adanya udara dalam usus halus, tetapi tidak terdapat

dalam kolon. Sedangkan obstruksi kolon diandai oleh adanya gas diseluruh kolon, tetapi sedikit

atau tidak ada gas dalam usus halus. Bila foto polos tidak memberikan kepastian diagnosis akhir,

dilakukan pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi

Pengobatan 

Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,

menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi dan dekompresi.

Memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada), dan menghilangkan obstruksi untuk memulihkan

kontinuitas dan fungsi usus kembali normal.

Banyak kasus ileus adinamik yang dapat sembuh haya dengan dekompresi intubasi saja. Obstruksi

usus halus jauh lebih berbahaya dan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan obstruksi

kolon. Mortalitas obstruksi tanpa strangulasi adalah 5-8% asalkan dapat segera dilakukan operasi.Keterlambatan pembedahan atau timbulnya strangulasi atau penyulit lain akan meningkatkan

mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.

Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

  Penegakan diagnosis

o  Keadaan umum : anemis , bibir kering, kurus , dehirdrasi

o  Inspeksi : distensi, darm countor , darm steifung

o  Palpasi : turgor dahi turun , nyeri, kadang juga teraba ada massa ,

lien tidak teraba

o  Auskultasi : metallic sound meningkat , hiper peristaltik

o  Perkusi : hipertimpani

Page 13: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 13/16

 

Pemeriksaan Penunjang

Radiografi : foto 3 posisi

  Toraks tegak

  Abdomen tegak

  Abdomen datar 

Bila perlu : abdomen lateral decubitus

Pemeriksaan radiografi abdomen sangat

penting dalam menegakkan diagnosisobstruksi usus. Obstruksi mekanis usus

halus ditandai oleh adanya udara dalam

usus halus, tetapi tidak terdapat dalam

kolon. Sedangkan obstruksi kolon diandai

oleh adanya gas diseluruh kolon, tetapi

sedikit atau tidak ada gas dalam usus

halus. Bila foto polos tidak memberikan

kepastian diagnosis akhir, dilakukan

pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi

Page 14: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 14/16

 

sumbatan usus halus

Sumbatan colon

Page 15: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 15/16

 

ultrasonografi

Penatalaksanaan

  Pemasangan sonde lambung

  Puasa

  Rehidrasi intravena, perbaikan elektrolit

  Pada obstruksi parsial: konservatif

  Tindakan bedah apabila ditemukan:

o Strangulasi

o  Obstruksi total

o  Hernia inkarserata

o  Konservatif gagal

Page 16: Amel Lbm 3 Git

7/30/2019 Amel Lbm 3 Git

http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 16/16

 

Terapi Bedah

Laparotomi

  Reseksi usus

  By-pass usus

 Kolostomi

  Ileostomi

PROGNOSIS

Angka kematian keseluruhan untuk obstruksi usus halus kira-kira 10 %

Angka kematian untuk obstruksi non strangulata adalah 5-8 %, sedangkan pada obstruksi

strangulata telah dilaporkan 20-75 %

Angka mortalitas untuk obstruksi kolon kira-kira 20 %