Afif Cbd Dr.gunawan

29
REFLEKSI KASUS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi Persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu THT-KL Disusun oleh : Ahmad Izzudin Afif 01.209.5824 Penguji : dr. Agung Sulistyanto, Sp. THT-KL KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

description

Afif Cbd Dr.gunawan

Transcript of Afif Cbd Dr.gunawan

Page 1: Afif Cbd Dr.gunawan

REFLEKSI KASUSOTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi Persyaratan

Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu THT-KL

Disusun oleh :

Ahmad Izzudin Afif

01.209.5824

Penguji :

dr. Agung Sulistyanto, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2015

Page 2: Afif Cbd Dr.gunawan

SEROTINUS

A. DEFINISI

Kehamilan serotinus (postterm, prolonged atau postdates) adalah kehamilan yang

berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid

terakhir (HPHT).Umur kehamilan dan perkiraan hari kelahiran ditentukan dengan rumus

Naegele (Sarwono, 2010).

B. ETIOLOGI/ PATOGENESIS

Penyebab pasti dari kehamilan postterm sampai saat ini masih belum diketahui

dengan pasti. Teori-teori yang pernah diajukan untuk menerangkan penyebab terjadinya

kehamilan postterm antara lain:

1. Teori progesteron. Berdasarkan teori ini, diduga bahwa terjadinya kehamilan

postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron melewati

waktu yang semestinya.

2. Teori oksitosin. Rendahnya pelepasan oksitosin dari neurohipofisis wanita hamil

pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu fakor penyebab terjadinya

kehamilan postterm.

3. Teori kortisol/ACTH janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga

produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen. Proses ini

selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada

kasus-kasus kehamilan dengan cacat bawaan janin seperti anensefalus atau

hipoplasia adrenal, tidak adanya kelenjar hipofisis janin akan menyebabkan

kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan berlangsung lewat

bulan.

Page 3: Afif Cbd Dr.gunawan

4. Teori syaraf uterus. Berdasarkan teori ini, diduga kehamilan postterm terjadi pada

keadaan tidak terdapatnya tekanan pada ganglion servikalis, seperti pada kelainan

letak, tali pusat pendek, dan masih tingginya bagian terbawah janin.

Teori heriditer. Pengaruh herediter terhadap insidensi kehamilan postterm.

seorang ibu yang pernah mengami kehamilan postterm akan memiliki risiko lebih tinggi

untuk mengalami kehamilan postterm pada kehamilan berikutnya. Hasil penelitian ini

memunculkan kemungkinan bahwa kehamilan postterm juga dipengaruhi oleh faktor

genetik (Sarwono, 2010).

C. PERMASALAHAN KEHAMILAN POSTTERM

1. Perubahan pada Plasenta

a. Penimbunan kalsium. Pada kehamilan postterm terjadi peningkatan penimbunan

kalsium pada plasenta. Timbunan kalsium plasenta meningkat sesuai dengan

progresivitas degenerasi plasenta.

b. Selaput vaskuloinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang, keadaan

ini dapat menurunkan mekanisme transpor plasenta

c. Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema, timbunan fibrinoid,

fibrosis, trombosis intervili dan infark vili

d. Perubahan biokimia. Adanya insufisiensi plasenta menyebabkan protein plaseta

dan kadar DNA di bawah normal, sedangkan konsentrasi RNA meningkat.

Transpor kalsium tidak terganggu, aliran natrium, kalium dan glukosa menurun.

Pengangkutan bahan dengan ebrat molekul tinggi seperti asam amino, lemak dan

gama globulun biasanya mengalami gangguan sehingga dapat mengakibatkan

gangguan pertumbuhan janin intrauterin.

2. Pengaruh pada Janin

a. Berat janin. Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka

terjadi penurunan berat janin.

b. Sindroma postmaturitas

c. Gawat janin atau kematian perinatal, disebabkan oleh makrosomia, insufisiensi

plasenta.

Page 4: Afif Cbd Dr.gunawan

Tanda postterm dibagi dalam 3 stadium

a. Stadium 1 : Kulit kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,

rapuh, dan mudah mengelupas.

b. Stadium 2 : Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium pada kulit.

c. Stadium 3 : Pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.

3. Pengaruh pada Ibu

Morbiditas/ mortalitas ibu dapat meningkat akibat dari makrosomia janin dan

tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan terjadi distosis persalinan,

incoordinate uterine action, partus lama (Sarwono, 2010).

D. DIAGNOSIS

Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari pehitungan rumus naegele setelah

mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran,

maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan

informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan

ialah air ketuban yang berkuarang dan gerakan janin yang jarang.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat

waktu, antara lain :

1. Riwayat HPHT :

a. Penderita harus yakin betul HPHT

b. Siklus 28 hari dan teratur

c. Tidak minum pil anti hamil setidaknya 3 bulan terakhir

2. Riwayat pemeriksaan antenatal

a. Tes kehamilan. Bila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologik

sesudah terlambat 2 minggu, maka dapat diperkirakan kehamilan memang

telah berlangsung 6 minggu.

b. Gerak janin. Gerak janin atau quickening dirasakan ibu pada umur

kehamilan 18-20 minggu. Pada primigravida sekitar umur kehamilan 18

minggu dan multigravida pada 16 minggu.

Page 5: Afif Cbd Dr.gunawan

c. Denyut Jantung Janin. Dengan stetoskop Laennec DJJ dapat terdengar

mulai umur kehamilan 18 – 20 minggu, sedangkan dengan Doppler dapat

terdengar pada usia kehamilan 10 – 12 minggu.

d. Tinggi fundus uteri. Pemeriksaan tinggu fundus uteri serial dalam

sentimenter dapat bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan secara berulang

tiap bulan.

Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3

atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:

a.Telah lewat 36 minggu sejak test kehamilan positif

b.Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali

c.Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan Doppler

d.Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan

stetoskop Laennec

3. Pemeriksaan USG

Semakin awal pemeriksaan USG dilakukan, maka usia kehamilan yang

didapatkan akan semakin akurat sehingga kesalahan dalam mendiagnosa

kehamilan postterm akan semakin rendah. Tingkat kesalahan estimasi tanggal

perkiraan persalinan jika berdasarkan pemeriksaan USG trimester I (crown-rump

length) adalah ± 0,67 minggu. Pada usia kehamilan antara 16-26 minggu, ukuran

diameter biparietal (biparietal diameter/BPD) dan panjang femur (femur

length/FL) memberikan ketepatan ± 7 hari dari taksiran persalinan.

Pemeriksaan usia kehamilan berdasarkan USG pada trimester III memiliki

tingkat keakuratan yang lebih rendah dibanding metode HPHT maupun USG

trimester I dan II. Ukuran-ukuran biometri janin pada trimester III memiliki

tingkat variabilitas yang tinggi sehingga tingkat kesalahan estimasi usia

kehamilan pada trimester ini juga menjadi tinggi. Tingkat kesalahan estimasi

tanggal perkiraan persalinan jika berdasarkan pemeriksaan USG trimester III

bahkan bisa mencapai ± 3,6 minggu. Keakuratan penghitungan usia kehamilan

pada trimester III saat ini sebenarnya dapat ditingkatkan dengan melakukan

pemeriksaan MRI terhadap profil air ketuban.

4. Laboratorium

Page 6: Afif Cbd Dr.gunawan

Pemeriksaan cairan amnion

a. Sitologi cairan amnion. Pengecatan nile blue sulphate dapat melihat sel lemak

dalam cairan amnion, apabila jumlahnya mencapai 50% atau lebih, maka usia

kehamilan 39 minggu atau lebih.

b. Amniskopi. Melalui amnioskop yang dimasukkan ke kanalis yang sudah

membuka dapat dinilai keadaan air ketuban didalamnya.

c. Aktivitas tromboplastin cairan amnion (ATCA). Hasil penelitian terdahulu

berhasil membuktikan bahwa cairan amnion mempercepat waktu pembekuan

darah. Pada usia kehamilan 41-42 minggu, ACTA berkisar antara 45-65 detik

sedangkan pada usia kehamilan >42 minggu, didapatkan ACTA <45 detik.

d. Perbandingan kadar lesitin-spingomielin (L/S). Pemeriksaan ini tidak dapat

dipakai untuk menentukan kehamilan postterm tetapi hanya digunakan untuk

menentukan apakan janin cukup usia/matang untuk dilahirkan (Sarwono,

2010)

E. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan kehamilan postterm meliputi evaluasi mengenai:

1. Ada atau tidaknya faktor resiko

2. Identifikasi kondisi dan keadaan yang membahayakan janin:

a. Pemeriksaan kardiotokografi seperti nonstress test dan contraction

stress test dapat mengetahui kesejahteraan janin sebagai reaksi

terhadap gerak janin atau kontraksi uterus.

b. Pemeriksaan USG untuk menentukan besar janin, denyut jantung

janin, gangguan pertumbuhan janin, keadaan dan derajat kematangan

plasenta, jumlah (indeks cairan amnion) dan kualitas air ketuban

c. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata

7x/20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal 10x/20

menit)

d. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih

mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan

mengandung mekonium akan mengalami risiko asfiksia

Page 7: Afif Cbd Dr.gunawan

Jika pemeriksaan kesejahteraan janin didapatkan hasil buruk, maka kehamilan

harus segera diterminasi. Jika janin masih baik memungkinkan untuk mengambil

keputusan :

a. Tunggu

b. Melakukan induksi

Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merenanakan pengakhiran

kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan

kesejahteraan janin dan penilaian Bishop’s score.

Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan antara lain :

1. Induksi partus dengan medicinal : infus oksitosin

2. Induksi dengan operatif : amniotomi, melepas kulit ketuban dari dinding uterus,

lain-lain : bougie Krause, kateter foley dan batang laminaria

3. Bedah seksio sesaria

Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi

beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul

normal, tidak ada disporporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang

(porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran

bischop’s score juga harus dilakukan sebelumnya (Sarwono, 2010)

Tabel pengukuran bischop’s score dapat dilihat di bawah ini :

Skor 0 1 2 3

Pendataran serviks 0 – 30 % 40 – 50 % 60 – 70 % 80 %

Pembukaan

serviks

0 1 – 2 3 – 4 5 – 6

Penurunan kepala

dari hodge III

-3 - 2 -1,0 +1 +2

Konsistensi

serviks

Keras Sedang Lunak

Page 8: Afif Cbd Dr.gunawan

Posisi serviks

sumbu

Posterior Searah jalan

lahir

Anterior

Bila nilai > 8, maka induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil

Bila nilai > 5, dapat dilakukan drip oksitosin

Bila nilai < 5, dapat dilakukan pematangan serviks terlebih dahulu, kemudian lakukan

pengukuran PS lagi.

1. Bila serviks telah matang (dinilai dari bishop pelvic scor) dilakukan induksi

persalinan dan dilakukan pengawasan intrapartum terhadap jalannya persalinan dan

keadaan janin. Induksi pada serviks yang telah matang akan menurunkan risiko

kegagalan atau persalinan tindakan.

2. Bila serviks belum matang, perlu dinilai keadaan lebih lanjut apabila kehamilan tidak

diakhiri:

NST dan penilaian volume kantong amnion. Bila keduanya normal,

kehamilan dapat dibiarkan berlanjut dan penilaian janin dilakukan

seminggu 2 kali.

Bila ditemukan oligohidramnion atau dijumpai deselerasi variabel pada

NST, maka dilakukan induksi persalinan.

Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif maka tes pada

kontraksi (CST) harus dilakukan. Bila CST positif, terjadi deselerasi

lambat berulang, variabilitas abnormal(<5/20 menit) menunjukkan

penurunan fungsi plasenta janin, mendorong agar janin segera dilahirkan

dengan bedah sesar. Bila CST negatif, kehamilan bisa dibiarkan

berlangsung dan penilaian pada janin dilakukan 3 hari kemudian.

Keadaan bishop score harus dinilai pada setiap kunjungan pasien dan

kehamilan dapat dikhiri bila serviks matang.

3. Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan diakhiri.

Oksitosin adalah zat yang paling sering digunakan untuk induksi persalinan dalam

bidang obstetri. Oksitosin mempunyai efek yang poten terhadap otot polos uterus dan

kelenjar mammae. Kepekaan terhadap oksitosin meningkat pada saat persalinan. Induksi

Page 9: Afif Cbd Dr.gunawan

persalinan dengan oksitosin yang diberikan melalui infus secara titrasi ternyata efektif

dan banyak dipakai. Titrasi ini biasanya dilakukan dengan cara memberikan 10 unit

oksitosin (10.000-20.000 mU) yang dilarutkan dalam 1000 cc larutan Ringer laktat.

F. KOMPLIKASI

Pada kehamilan postterm terjadi berbagai perubahan baik pada cairan amnion, plasenta,

maupun janin. Pengetahuan mengenai perubahan-perubahan tersebut dapat dijadikan dasar

untuk mengelola kasus persalinan postterm.

1. Disfungsi plasenta

Disfungsi plasenta merupakan faktor penyebab terjadinya komplikasi pada

kehamilan postterm dan meningkatnya risiko pada janin. Fungsi plasenta mencapai

puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42

minggu. Rendahnya fungsi plasenta ini berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat

janin dengan risiko 3 kali lebih tinggi. Pemasokan makanan dan oksigen akan menurun

akibat proses penuaan plasenta disamping adanya spasme arteri spiralis. Janin akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan penurunan berat hingga disebut sebagai dismatur.

2. Oligohidramnion

Pada kehamilan postterm terjadi perubahan kualitas dan kuantitas cairan amnion.

Jumlah cairan amnion mencapai puncak pada usia kehamilan 38 minggu, yaitu sekitar

1000 ml dan menurun menjadi sekitar 800 ml pada usia kehamilan 40 minggu.

Penurunan jumlah cairan amnion pada kehamilan postterm berhubungan dengan

penurunan produksi urin janin. Dilaporkan bahwa berdasarkan pemeriksaan Doppler

velosimetri, pada kehamilan postterm terjadi peningkatan hambatan aliran darah

(resistance index/RI) arteri renalis janin sehingga dapat menyebabkan penurunan jumlah

urin janin dan pada akhirnya menimbulkan oligohidramnion. Selain perubahan volume,

terjadi pula perubahan komposisi cairan amnion sehingga menjadi lebih kental dan keruh.

Selain itu, adanya pengeluaran mekonium akan mengakibatkan cairan amnion menjadi

hijau atau kuning dan meningkatkan risiko terjadinya aspirasi mekonium.

Page 10: Afif Cbd Dr.gunawan

Estimasi jumlah cairan amnion dapat diukur dengan pemeriksan USG. Salah satu

metode yang cukup populer adalah pengukuran diameter vertikal dari kantung amnion

terbesar pada setiap kuadran dari 4 kuadran uterus. Hasil penjumlahan keempat kuadran

tersebut dikenal dengan sebutan indeks cairan anmion (Amnionic Fluid Index/AFI). Bila

nilai AFI telah turun hingga 5 cm atau kurang, maka merupakan indikasi adanya

oligohidramnion.

3. Perubahan pada janin

Selain risiko pertambahan berat badan yang berlebihan, janin pada kehamilan

postterm juga mengalami berbagai perubahan fisik khas disertai dengan gangguan

pertumbuhan dan dehidrasi yang disebut dengan sindrom postmaturitas. Perubahan-

perubahan tersebut antara lain; penurunan jumlah lemak subkutaneus, kulit menjadi

keriput, dan hilangnya vernik kaseosa. Keadaan ini menyebabkan kulit janin berhubungan

langsung dengan cairan amnion. Perubahan lainnya yaitu; rambut panjang, kuku panjang,

serta warna kulit kehijauan atau kekuningan karena terpapar mekonium. Namun

demikian, Tidak seluruh neonatus kehamilan postterm menunjukkan tanda postmaturitas

tergantung fungsi plasenta. Umumnya didapat sekitar 12-20 % neonatus dengan tanda

postmaturitas pada kehamilan postterm. Tanda postterm dibagi dalam 3 stadium

d. Stadium 1 : Kulit kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,

rapuh, dan mudah mengelupas.

e. Stadium 2 : Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium pada kulit.

f. Stadium 3 : Pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.

G. PENCEGAHAN

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur,

minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu),

1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali

trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan

kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada

kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir (Sarwono, 2010)

Page 11: Afif Cbd Dr.gunawan

Daftar Pustaka

Mochtar, A B dan Krisnanto, H. 2004. Kehamilan Lewat Bulan. [penyunt.] R. Hariadi. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Edisi 1. Surabaya : Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2004, Bab VI, Bagian 58, hal. 384-391.

Prawirohardjo S., 2010, Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono P.

Page 12: Afif Cbd Dr.gunawan

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2015

A.    IDENTITAS

Nama Pasien            : Ny. M

Umur                        : 32 tahun

Jenis kelamin            : Perempuan

 No. CM                    : 01-245-311

Agama                      : Islam

Pekerjaan                  : Swasta

Alamat                         : Jl. Bayu Prasetya Raya Blok A/F-14 RT 013 Bangetayu

Pendidikan terakhir : SMA

Status penikahan      : Kawin

Nama suami : Tn.H

Tanggal Masuk         : 26 Mei 2015

Ruang                       : VK

B. ANAMNESA

Keluhan utama :

Pasien mengeluh perut kenceng-kenceng jarang sejak jam 04.30 tanggal 26 Maret

2015

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien G1P0A0 usia 26 tahun gravida 41 minggu datang ke Poli Obsgyn dengan

keluhan perut kenceng-kenceng masih jarang tanggal 26 Mei 2015, tidak terdapat

pengeluaran lendir dan darah dari jalan lahir

Riwayat Obstetri :

G2P1A0, Gravida 41 minggu

G1 : perempuan, aterm 2800gr VE, 4th, di RSDK dibantu oleh dokter.

HPHT :  8 - 8 -2014

HPL    : 15 – 5 - 2015

Page 13: Afif Cbd Dr.gunawan

 Riwayat Penyakit dahulu:

1.Hipertensi                 : disangkal

2. Asma                        : disangkal

3.DM                           : disangkal

4.Penyakit jantung      : disangkal

5.TBC                         : disangkal

6.Kejang                 : disangkal

7. Operasi : disangkal

Riwayat penyakit keluarga :

1.Hipertensi                 : disangkal

2 Asma                        : disangkal

3.DM                           : disangkal

4.Penyakit jantung      : disangkal

5.Gemelli                     : disangkal

Riwayat menstruasi :

1.Menarche     : umur 12 tahun

2.Siklus           : 26-27 hari , teratur

3.Lama            : 6 hari

4.Dismenore    : tidak

Riwayat ANC :

4x ke bidan dan 3x ke dokter kandungan, tidak ada pesan-pesan khusus.

Riwayat KB : IUD 3 th, Suntik 3 bulan

Riwayat pernikahan :

Pernikahan ke-1 , usia pernikahan: 6 tahun

Riwayat sosial ekonomi :

Pasien berkerja sebagai pegawai swasta, suami berkerja sebagai pegawai swasta.

Biaya mondok menggunakan asuransi BPJS.

Riwayat Gizi:

Selama kehamilan pasien tidak ada gangguan nafsu makan. Pasien makan teratur

3 kali sehari.

Page 14: Afif Cbd Dr.gunawan

C.     PEMERIKSAAN FISIK

a.      Status present

Keadaan umum        : Baik

Kesadaran                : Composmentis

Vital sign :

o   Tensi : 120/80 mmhg

o   Nadi : 86 x/menit

o   Suhu : 36,5o C

o   RR    : 20 x/menit

o   BB    : 70 kg

o   TB    : 150 cm

Status internus

o   Kepala          : Mesocephale, simetris.

o   Rambut        : bersih, tidak mudah rontok

o   Mata             : conjungtiva anemi (-/-), sclera ikterik (-/-), penglihatan:

                      visus OD/OS 6/6

o   Hidung         : Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung(-)

o   Telinga         : Discharge (-)

o   Mulut           : Bibir sianosis (-) ,kering (-), gusi berdarah (-)

o   Tenggorokan : faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)

o   Leher            : Pembesaran tyroid (-), pembesaran limfe (-), chloasma

gravidarum (-)

o   Kulit             : turgor baik, ptekiae (-)

o   Mamae          : simetris, hiperpigmentasi aerola mamae, papilla mamae

 menonjol, kolostum (-)

1. Paru       

Inspeksi : pergerakan kedua hemithorax simetris

Palpasi    : stemfremitus dextra sinistra sama

Perkusi   : sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : suara tambahan paru (-)

Page 15: Afif Cbd Dr.gunawan

2. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi    : ictus cordis tidak teraba

Perkusi   : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : suara tambahan (-)

3. Abdomen  

Inspeksi : perut tampak membesar, striae gravidarum (-), linea nigra(+),

bekas operasi (-)

Auskultasi : bising usus (+)

Palpasi    : nyeri tekan (-), teraba bagian janin:

o   Leopold 1 : TFU 2 jari di bawah proc. Xiphoideus. Bagian fundus

teraba bulat besar lunak, bokong

o  Leopold 2 :

kanan : teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)

kiri : tahanan memanjang, puki

o   Leopold 3 : bulat besar keras, kepala

o   Leopold 4 : belum masuk PAP

HIS        : jarang

TFU        : 32 cm

TBJ        : (32-12)x155= 3100 gram

DJJ         :12-11-12

Punctum maximum: Puki

4. PF Anogenitalia

Inspeksi : lendir (-)  darah (-) air ketuban (-) luka parut (-)

varices (-)  oedem vagina (-)

Anus: hemoroid (-)

Interna/ Vagina toucher :

Vulva : tenang

Portio : tebal, keras

Penipisan : 20%

Pembukaan : -

Page 16: Afif Cbd Dr.gunawan

Kulit ketuban : (+)

Sarung tangan : lendir (+), darah (-)

o   Ekstremitas

Superior                    I nferior

Oedem               -/-                           -/-

Varices               -/-                           -/-

Reflek fisiologis +/+                           +/+

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium Darah

Hematologi (27 Mei 2015)

1. Hb                : 12,0   gr/dl

2. Hematokrit   : 35,5   %     

3. Leukosit       : 11.000  /uL

4. Trombosit       :  365.000     

5. Gol.Darah/RH : O/positif

6. APTT : 25,1 detik

7. PT : 10,6 detik

Urine

1. Warna : Kuning

2. Kejernihan : Jernih

3. Protein : Negatif

4. Reduksi : Negatif

5. Bilirubin : Negatif

6. Reaksi/pH : 6,5

7. Urobilinogen : 0,2 mg/dl

8. Benda keton : Negatif

9. Nitrit : Negatif

10. Berat Jenis :1,015

11. Blood : Negatif

Page 17: Afif Cbd Dr.gunawan

12. Leukosit : Negatif

13. Mikroskopis

a) Epitel Sel : 25-27/LPK

b) Eritrosit : 0-1/LPB

c) Leukosit : 1-3/LPB

d) Silinder : Negatif

e) Parasit : Negatif

f) Bakteri : Positif 1

g) Jamur : Positif

h) Kristal : Negatif

i) Benang mukus : Positif

Kimia

GDS : 72 mg/dl

Imunoserologi

HbsAg kualitatif : Non reaktif

1. RESUME

Pasien 32 tahun G2P1A0 hamil 41 minggu datang dengan perut kenceng-kenceng yang masih

jarang, belum keluar lendir darah dari jalan lahir

Status Obstetri :

HPHT :  8 – 8- 2014

HPL    : 15- 5– 2015

Umur kehamilan 41 minggu

Abdomen  

Inspeksi : perut tampak membesar, striae gravidarum (-), linea nigra(+),

bekas operasi (-)

Auskultasi : bising usus (+)

Palpasi    : nyeri tekan (-), teraba bagian janin:

o   Leopold 1 : bokong

o   Leopold 2 : puki dan ekstremitas

Page 18: Afif Cbd Dr.gunawan

o   Leopold 3 : kepala

o   Leopold 4 :belum masuk PAP

HIS        : jarang

TFU        : 32 cm

TBJ        : 3100 gram

DJJ         :12-11-12

PF Anogenitalia

Inspeksi : lendir (+)  darah (-) air ketuban (-) luka parut (-)

varices (-)  oedem vagina (-)

Anus: hemoroid (-)

Vagina toucher :

Vulva : tenang

Portio : tebal, kaku

Penipisan : 20%

Pembukaan : -

Kulit ketuban : (+)

Sarung tangan : lendir (+), darah (-)

Bishop Pelvic Score

Pendataran serviks 20%

Pembukaan serviks 0

Penurunan kepala -3

Konsistensi serviks Keras

Posisi serviks sumbu Posterior

2. DIAGNOSA

Page 19: Afif Cbd Dr.gunawan

Pasien G1P0A0 usia 32 tahun hamil 41 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, letak

bujur punggung kanan, letak kepala, belum inpartu dengan serotinus

3. SIKAP

1. Pasien di rawat inap

2. Pengawasan : KU, Vital sign, PPV, His, DJJ

3. Pro Induksi

4. Tindakan SC

5. Terapi Medikamentosa

4. PROGNOSIS

Kehamilan : dubia ad bonam

Persalinan : dubia ad bonam

5. EDUKASI

1. Memberitahu kepada pasien dan keluarga resiko kehamilan lewat bulan.

2. Memberitahu akan dilakukan Induksi misoprostol (Gastrul) 1/8tab pervaginam dan

dievaluasi sampai jam 00.00

3. Memberitahu akan dilakukannya terminasi kehamilan secara sectio cesaria bila

induksi misoprostol gagal.

Follow Up

26-05-2015 S : kenceng-kenceng

O: TD : 120/80

N : 86x/menit

RR : 20x/menit

S : 36,50C

BB : 72 kg

TB : 154

His : -

DJJ : 12-12-11

PPV : -

Pro Induksi

Gastrul 1/8 tab pervaginam

Page 20: Afif Cbd Dr.gunawan

VT ϴ blm ada pembukaan

27-05-2015 S: kenceng (-)

O : TD : 110/80

N : 92x/menit

RR : 22x/menit

S : 36,50C

His : -

DJJ : 12-12-11

PPV : -

VT ϴ blm ada pembukaan

Blood slim (-)

Pro SC

Inf. RL 20 tpm

Premedikasi Zibac 1 gr

Pasang DC

28-05-2015 S : nyeri post SC

O : TD : 152/90

N : 89x/menit

RR : 24x/menit

S : 36,50C

Inf.RL + oksitosin 20 tpm

Zibac 2x1 gram

Remopain 2x1 ampul

Induxsin 1 A/ Hr

Pospargin 1 A

Cytotec 3 tab/rectal

29-05-2015 S : muntah, perut kembung

O : TD : 140/90

N : 76x/menit

RR : 20x/menit

S : 36,30C

Inj. Ondancetron 4mg

Durogesic stop

Kaltrofen supp 3x1

30-05-2015 S : sakit kepala

O :TD : 112/73

N : 80x/menit

RR : 20x/menit

S : 36,80C

Aff DC

Mefinal 3x1

Droxal 2x1

Zegavit 2x1

Page 21: Afif Cbd Dr.gunawan

31-05-2015 S :-

O : TD : 118/87

N : 72x/menit

RR : 20x/menit

S : 360C

Pulang

Kontrol rutin