Cbd Infeksi

21
KASUS DATA DASAR IDENTIFIKASI Seorang anak laki-laki, usia 6 ½ bulan, berat badan 5,7 kg, panjang badan 68 cm, beralamat di Lahat Pasar Bawah, dirawat di bagian IKA RSMH Palembang tanggal 7 mei 2012. ANAMNESIS ( alloanamnesis dari orangtua penderita ) Keluhan Utama: bercak-bercak putih di mulut Riwayat Perjalanan Penyakit 2 bulan SMRS orangtua penderita mengeluh timbulnya bercak- bercak putih seperti susu di lidah anaknya. Bercak-bercak putih tersebut meluas hingga ke seluruh permukaan mulut, batuk (-), pilek (-), demam (+) yang tidak terlalu tinggi. Penderita dibawa berobat ke dokter umum dan SpA, mendapat nistatin dan daktarin gel. Bercak putih menghilang namun kemudian timbul kembali. 2 minggu SMRS bercak putih di lidah penderita bertambah banyak meluas hingga ke permukaan mulut. Nafsu makan penderita berkurang, penderita hanya minum susu dan jumlahnya berkurang dari biasanya, demam (+) yang tidak terlalu tinggi, batuk (+), pilek (-), sesak (-), muntah (-), BAB cair frekuensi 2-3 x/hari jumlah @ 5 sdm, cairan > ampas, lendir (-), darah (-), BAK biasa. Penderita dibawa berobat ke dokter umum, diberikan obat perubahan tidak ada, karena tidak ada perubahan penderita dibawa berobat ke RSMH. Berat badan tertinggi penderita 6,5 kg saat berusia 5 bulan. Riwayat Penyakit dahulu

Transcript of Cbd Infeksi

Page 1: Cbd Infeksi

KASUS

DATA DASAR

IDENTIFIKASI

Seorang anak laki-laki, usia 6 ½ bulan, berat badan 5,7 kg, panjang badan 68 cm,

beralamat di Lahat Pasar Bawah, dirawat di bagian IKA RSMH Palembang tanggal 7 mei

2012.

ANAMNESIS ( alloanamnesis dari orangtua penderita )

Keluhan Utama: bercak-bercak putih di mulut

Riwayat Perjalanan Penyakit

2 bulan SMRS orangtua penderita mengeluh timbulnya bercak-bercak putih seperti

susu di lidah anaknya. Bercak-bercak putih tersebut meluas hingga ke seluruh

permukaan mulut, batuk (-), pilek (-), demam (+) yang tidak terlalu tinggi. Penderita

dibawa berobat ke dokter umum dan SpA, mendapat nistatin dan daktarin gel. Bercak

putih menghilang namun kemudian timbul kembali.

2 minggu SMRS bercak putih di lidah penderita bertambah banyak meluas hingga ke

permukaan mulut. Nafsu makan penderita berkurang, penderita hanya minum susu

dan jumlahnya berkurang dari biasanya, demam (+) yang tidak terlalu tinggi, batuk (+),

pilek (-), sesak (-), muntah (-), BAB cair frekuensi 2-3 x/hari jumlah @ 5 sdm, cairan >

ampas, lendir (-), darah (-), BAK biasa. Penderita dibawa berobat ke dokter umum,

diberikan obat perubahan tidak ada, karena tidak ada perubahan penderita dibawa

berobat ke RSMH. Berat badan tertinggi penderita 6,5 kg saat berusia 5 bulan.

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat sakit serupa sebelumnya (+)

Riwayat mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu panjang disangkal

Riwayat batuk-batuk lama disangkal

Riwayat penyakit dalam keluarga

Riwayat sakit serupa dalam keluarga disangkal

Riwayat Kehamilan dan persalinan

Penderita merupakan anak pertama, kehamilan penderita merupakan kehamilan yang

diinginkan, ibu penderita memeriksakan kehamilan teratur ke bidan dan SpOG, dan

selama kehamilan tidak ada keluhan. Penderita lahir sc atas indikasi partus tidak maju,

Page 2: Cbd Infeksi

cukup bulan, ditolong SpOG, lahir langsung menangis A/S ?, berat badan lahir 3.600

gr, panjang badan lahir 49 cm. Riwayat ibu demam disangkal, ketuban pecah sebelum

waktunya disangkal dan ketuban kental, hijau, bau busuk disangkal.

Riwayat Keluarga:

Ayah Ibu

Nama S R

Usia 41 thn 29 thn

Pendidikan terakhir SMA SMP

Pekerjaan Swasta IRT

Riwayat Sosial Ekonomi:

Sosial ekonomi keluarga cukup

Riwayat Makanan

ASI : -

Susu formula : lahir – sekarang, frekuensi 5-6 x sehari @ 90 cc

Bubur susu : 6 bulan – sekarang

Kesan : kualitas dan kuantitas cukup

Riwayat Perkembangan

Tengkurap : -

Riwayat Imunisasi Dasar

BCG : 1x ( parut BCG positif )

DPT : 2x

Polio : 2x

Hepatitis B : 2x

Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum:

Kesadaran : Composmentis

Nadi : 110 x/menit (isi dan tegangan cukup)

Respirasi : 36 x/mnt

Suhu : 37,9ºC

Page 3: Cbd Infeksi

Berat badan : 5,7 kg

Tinggi badan : 68 cm

Status gizi : - 3SD = 6,3 kg

Kesan : Marasmus kondisi V

Keadaan Spesifik:

Kepala : Normosefali, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), air mata (+), mata

cekung (+), pupil bulat isokor, RC +/+ normal, T1-T1 tenang, pharing

hiperemis (-), bercak keputihan di mukosa mulut dan lidah (+), sianosis

mukosa bibir dan lidah (-), NCH (-)

Thoraks : bentuk dan gerak simetris, retraksi (-)

Paru: vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, bising (-)

Abdomen : datar , lemas, hepar 1/3-1/3 bac, lien tidak teraba membesar, BU (+) normal

Cubitan kulit perut kembali lambat

Ekstremitas : Sianosis (-),edema(-), baggy pants (+)

Genitalia & anus : dalam batas normal

KGB : pembesaran KGB inguinal : multiple, diameter 1cm, imobil, NT (-)

Pembesaran KGB axilla : soliter, diameter 2 cm, imobil

Kulit : macula (+), crusta (+)

Status Neurologis

Lengan kanan Lengan kiri Tungkai Kanan Tungkai kiri

Gerakan Luas Luas Luas Luas

Kekuatan 5 5 5 5

Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni

Klonus - -

R/ fisiologis + normal + normal + normal + normal

R/ patologis - - - -

Fungsi sensorik : tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal : -

Fungsi otonom : tidak ada kelainan

Nervi cranialis : tidak ada kelainan

Page 4: Cbd Infeksi

RINGKASAN DATA DASAR

Seorang anak laki-laki, usia 6 ½ bulan, beralamat di Lahat Pasar Bawah, dirawat di bagian

IKA RSMH Palembang tanggal 7 mei 2012 dengan keluhan utama bercak-bercak putih di

mulut. 2 bulan SMRS orangtua penderita mengeluh timbulnya bercak-bercak putih seperti

susu di lidah anaknya. Bercak-bercak putih tersebut meluas hingga ke seluruh permukaan

mulut, batuk (-), pilek (-), demam (+) yang tidak terlalu tinggi. Penderita dibawa berobat ke

dokter umum dan SpA, mendapat nistatin dan daktarin gel. Bercak putih menghilang namun

kemudian timbul kembali. 2 minggu SMRS bercak putih di lidah penderita bertambah banyak

meluas hingga ke permukaan mulut. Nafsu makan penderita berkurang, penderita hanya

minum susu dan jumlahnya berkurang dari biasanya, demam (+) yang tidak terlalu tinggi,

batuk (+), pilek (-), sesak (-), muntah (-), BAB cair frekuensi 2-3 x/hari jumlah @ 5 sdm,

cairan > ampas, lendir (-), darah (-), BAK biasa. Penderita dibawa berobat ke dokter umum,

diberikan obat perubahan tidak ada, karena tidak ada perubahan penderita dibawa

berobat ke RSMH. Berat badan tertinggi penderita 6,5 kg saat berusia 5 bulan

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum : kesadaran composmentis, nadi : 110

x/menit, respirasi 36 x/mnt, suhu 37,9ºC, berat badan 5,7 kg, tinggi badan 68 cm, status

gizi marasmus kondisi V. Keadaan spesifik : Kepala : normosefali, konjungtiva anemis (-),

sclera ikterik (-), air mata (+), mata cekung (+), bercak keputihan di mukosa mulut dan lidah

(+), NCH (-). Thoraks : bentuk dan gerak simetris, retraksi (-), paru: vesikuler (+) normal,

ronkhi (-), wheezing (-), jantung : bunyi jantung I dan II normal, bising (-). Abdomen : datar ,

lemas, hepar 1/3-1/3 bac, lien tidak teraba membesar, BU (+) normal, cubitan kulit perut

kembali lambat. Ekstremitas: Sianosis (-),edema(-), baggy pants (+). KGB : pembesaran

KGB inguinal : multiple, diameter 1cm, imobil, NT (-), pembesaran KGB axilla : soliter,

diameter 2 cm, imobil. Kulit : macula (+), crusta (+).

ANALISIS AWAL

Berdasarkan data diatas penderita datang dengan keluhan utama bercak putih di

lidah, palatum hingga permukaan mukosa mulut, sehingga difikirkan suatu candidiasis oral,

difteri atau plaut Vinsent. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan

dimana ada riwayat batuk tanpa disertai pilek, sesak nafas, suara serak, stridor inspirasi.

Serta dari pemeriksaan fisik didapatkan bercak putih seperti susu di daerah lidah, palatum

dan permukaan rongga mulut yang saat diangkat tidak berdarah dan mudah diangkat, tidak

Page 5: Cbd Infeksi

ada retraksi dinding dada dan tanda-tanda obstruksi jalan nafas maka dapat disingkirkan

pseudomembran yang disebabkan oleh difteri.

Bercak-bercak putih di mulut tidak disertai adanya hipersalivasi, gigi dan gusi

berdarah, perdarahan ataupun nekrosis pada interdental papil ginggiva maka dapat

disingkirkan pseudomembran yang disebabkan Plaut vinsent.

Gambaran pseudomembran pada penderita ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur

yang paling sering disebabkan oleh Candida species. Infeksi jamur dapat disebabkan oleh

penggunaan antibiotic atau kortikosteroid jangka panjang, penyakit imunodefisiensi, penyakit

keganasan dan oral hygiene yang buruk. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab

infeksi jamur serta faktor predisposisi maka dapat dilakukan pemeriksaan kultur swab, rapid

test HIV, pemeriksaan total immunoglobulin.

Adanya riwayat BAB cair tanpa disertai muntah serta dari pemeriksaan fisik

didapatkan adanya mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, air mata ada maka

pada penderita ini telah terjadi dehidrasi ringan sedang. Dehidrasi pada penderita ini

disebabkan oleh adanya BAB cair serta kurangnya makanan dan minuman yang masuk

akibat adanya bercak-bercak putih di mulut.

Berdasarkan pemeriksaan antropometris dan pemeriksaan fisik didapatkan kesan

gizi buruk. Dari anamnesa didapatkan adanya riwayat BAB cair serta penurunan nafsu

makan sehingga asupan makan dan minum berkurang. Penurunan nafsu makan mulai

terjadi bersamaan dengan timbulnya bercak putih di lidah. Berat badan tertinggi penderita

didapat sebelum penderita mulai terkena bercak putih di mulut.

Adanya makula eritem yang ditutupi crusta yang tersebar di daerah leher, dan

sebagian kecil di badan maka dapat difikirkan adanya infeksi bakteri ataupun jamur pada

penderita. Untuk menegakkan diagnose maka dapat dilakukan pemeriksaan kerokan

dengan KOH atau pewarnaan gram.

MASALAH AWAL

M1 : Umum

M2 : Candidiasis oral

M3 : Dehidrasi ringan sedang

M4 : Marasmus kondisi V

M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder

Page 6: Cbd Infeksi

RENCANA AWAL

M1 : Umum

r/d : DR, FR, UR

R/th : -

M2 : Candidiasis oral

R/d : swab membran mukosa mulut dan lidah

R/th : Nistatin oral 3x100.000 UI

R/p :Menjelaskan kepada orangtua tentang kemungkinan penyakit anaknya,

pemeriksaan yang perlu dilakukan

M3 : Dehidrasi ringan sedang

R/d : cek elektrolit

R/th : IVFD Kaen 3A 4 jam I 50 cc/kg BB, 20 jam II 150 cc/kgBB

M4 : Marasmus kondisi V

R/d : Analisa diet, konsul ke bagian gizi metabolik

R/th : Tata laksana marasmus kondisi V

F75 12x70 cc

Vitamin A 100.000 UI

Asam folat 1x5 mg 1x1 mg

Vitamin C 1x1 tab

Vitamin BC 1x1 tab

R/p :Menjelaskan kepada orangtua tentang pengaturan pola makan yang baik untuk

kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anaknya

M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder

R/d : konsul kulit kelamin

R/th : Fluconazol cr 2x/hari

Asam fusidat cream 2x/hari

R/p :Menjelaskan kepada orangtua tentang kemungkinan penyakit anaknya,

pemeriksaan yang perlu dilakukan dan cara pemakaian obat

Page 7: Cbd Infeksi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan 7/5/2012 11/5/2012 16/5/2012 19/5/2012 21/5/2012

Darah

Hb

Leukosit

LED

Trombosit

DC

9,5

5.500

30

301.000

0/10/0/43/39/8

7,9

3.400

31

259.000

0/5/1/58/24/12

7,7

4.100

26

314.000

0/0/0/60/30/20

15,5

2.500

8

255.000

0/2/0/78/7/13

Elektrolit

Na

K

Ca

Cl

135

3,5

1,87

101

132

3,0

100

122

2,3

1,85

CRP (+) 21 (-) 5 (+) 16

Urine

Sel epitel

Protein

Glucose

bilirubin

nitrit

darah

+

-

-

-

+

+

+

-

-

-

-

-

Feses

Konsistensi

Eritrosit

Leukosit

Bakteri

jamur

telur cacing

Lunak

0-1

2-3

+

+

-

Rapid tes : negatif

Kultur darah : Staphylococcus aureus

Sensitive dengan ampicillin, cefotaxim, amikasin, clindamicin dan vankomisin

Kultur urine : steril

Pemeriksaan KOH 10% : Pseudo hifa (+)

Pemeriksaan Gram : epitel (+), Leukosit (+), Staphylococcus (+)

Page 8: Cbd Infeksi

GDT 11/5/2012 : E : mikrositik, hipokromik, sel sigar

L : turun, bentuk normal

T : cukup, bentuk normal

K : gambaran anemia defisiensi besi disertai leukopeni

Ro thoraks 10/5/2012 : Bronchopneumonia

16/5/2012 : dibandingkan foto sebelumnya tampak perbaikan

Konsul Kulit Kelamin : Candidiasis cutis + infeksi sekunder

Saran : kompres terbuka dengan NaCl 0,9% 2x/hari

Ketoconazol cr 2x/hr

As. Fusidat cr 2x/hr

Konsul Gizi endokrin : Marasmus kondisi V

Saran F75 (LLM) 12x65 cc

Konsul Respirologi : Bronchopneumonia

Saran : terapi antibiotik teruskan, ceftazidim dosis 75 mg/kgBB/hr

Konsul Hemato : Hepatomegali dan limphadenopathy dapat disebabkan oleh infeksi

Atasi dahulu penyakit infeksi yang melatarbelakanginya

MASALAH SELAMA PERAWATAN

M1 : Umum

M2 : Candidiasis oral

M3 : Dehidrasi ringan sedang

M4 : Marasmus kondisi V

M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder

M6 : T ISK

M7 : Bronchopneumonia

M8 : Hiponatremi, hipokalemi

TATALAKSANA

M1 : Umum

r/d : DR, FR, UR

R/th : -

Page 9: Cbd Infeksi

M2 : Candidiasis oral

R/d : swab membran mukosa mulut dan lidah, rapid tes, immunoglobulin total

R/th : Nistatin oral 3x100.000 UI

Perawatan hari ke 14 ganti dengan Fluconazol hari pertama 6 mg/kgBB 40 mg

Selanjutnya 3 mg/kgBB 20 mg

M3 : Dehidrasi ringan sedang

R/d : cek elektrolit

R/th : IVFD Kaen 3A 4 jam I 50 cc/kg BB gtt 18x/mnt, 20 jam II 150 cc/kgBB gtt 10

Perawatan hari kedua penderita telah terehidrasi M3 selesai

M4 : Marasmus kondisi V

R/d : Analisa diet, konsul ke bagian gizi metabolik

R/th : Tata laksana marasmus kondisi V

F75 (LLM) 12x65 cc

Vitamin A 100.000 UI

Asam folat 1x5 mg 1x1 mg

Vitamin C 1x1 tab

Vitamin BC 1x1 tab

Perawatan hari ke enam BB 6,5 kg M4 : Gizi kurang

M5 : Candidiasis cutis + infeksi bakteri sekunder

R/d : konsul kulit kelamin

R/th : Fluconazol cr 2x/hari

Asam fusidat cream 2x/hari

M6 : T ISK

R/d : kultur urine

R/th : hasil kultur urine steril M6 selesai

M7 : Bronchopneumonia

R/d : Ro thoraks AP

R/th : Ampicillin 3x200 mg

Gentamisin 2x15 mg

O2 nasal 1 ltr/mnt

Nebulisasi berkala

Perawatan hari ke 2 berdasarkan jawaban konsul respirologi antibiotikgentamisin

Page 10: Cbd Infeksi

ganti ceftazidim 2x225 mg

Perawatan hari ke 7 perburukan antibiotik ganti meropenem 20 mg/kgBB/hari

3x120 mg

M8 : Hiponatremi, hipokalemi

R/d : elektrolit

R/th : IVFD D5% + Kcl 10% 7 cc + 20 cc NaCl 15 % gtt 6x/mnt

Perawatan hari ke 9 penderita mendapat transfusi PRC 50 cc

ANALISIS KASUS

Dilaporkan kasus candidiasis oral + marasmus kondisi V + candidiasis cutis dengan

infeksi sekunder + bronchopneumonia yang dirawat di bagian IKA RSMH. Diagnose

ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Penderita datang dengan keluhan bercak-bercak putih di lidah, palatum hingga

permukaan mukosa mulut. Adanya gambaran pseudomembran tersebut bisa disebabkan

infeksi jamur oral, difteri atau plaut vinsent. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik

yang dilakukan dimana ada riwayat batuk tanpa disertai pilek, sesak nafas, suara serak,

stridor inspirasi. Serta dari pemeriksaan fisik didapatkan bercak putih seperti susu di daerah

lidah, palatum dan permukaan rongga mulut yang saat diangkat tidak berdarah dan mudah

diangkat, tidak ada retraksi dinding dada dan tanda-tanda obstruksi jalan nafas maka dapat

disingkirkan pseudomembran yang disebabkan oleh difteri.

Bercak-bercak putih di mulut tidak disertai adanya hipersalivasi, gigi dan gusi

berdarah, perdarahan ataupun nekrosis pada interdental papil ginggiva maka dapat

disingkirkan pseudomembran yang disebabkan Plaut vinsent.

Gambaran pseudomembran pada penderita ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur

yang paling sering disebabkan oleh Candida species. Infeksi jamur dapat disebabkan oleh

penggunaan antibiotic atau kortikosteroid jangka panjang, penyakit imunodefisiensi, penyakit

keganasan dan oral hygiene yang buruk.

Page 11: Cbd Infeksi

DEFINISI

Candidiasis adalah penyakit infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh jamur

Candida. Candidiasis oral merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang disebabkan

pertumbuhan abnormal jamur Candida spesies.

ETIOLOGI

Terdapat sekitar 150 jenis jamur, spesies candida yang banyak ditemukan di rongga mulut

yang dapat menjadi pathogen yaitu:

1. Candida albicans

Merupakan jenis jamur yang sering ditemukan, sekitar 60-80% menimbulkan infeksi

oportunistik. Pada rongga mulut dewasa terdapat Candida albicans sekitar 30-40%,

45% pada neonates, 45-65%pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang

memakai gigi palsu, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat jangka panjang,

90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi dan 95% pada penderita

HIV/AIDS

2. Candida tropicalis

3. Candida glabrata

4. Candida crusei

5. Candida parapsilosis

Candida spesies merupakan flora normal rongga mulut, jumlahnya mencapai 40-60% dari

seluruh mikroorganisme yang terdapat di rongga mulut. Beberapa faktor dapat

menyebabkan perubahan Candida dari flora normal menjadi organisme pathogen, antara

lain penurunan system kekebalan tubuh, penggunaan obat-obatan imunosupresif, obat

kemoterapi.

PATOGENESIS

Candida merupakan jamur yang dapat tumbuh dalam bentuk ragi hingga hifa. Bentuk hifa

merupakan bentuk jamur yang invasive, melekat pada epitel rongga mulut pasien. Selain itu

candida juga mendekresi beberapa enzim.

Interaksi yang tejadi antara sel Candida dan sel epitel pasien yaitu :

1. Interaksi protein-protein yang terjadi saat permukaan Candida mengenai ligand

protein atau peptide pada epitel

2. Interaksi lectin-like yang terjadi saat protein pada permukaan Candida mengenai

karbohidrat pada sel epitel

3. Interaksi ketika komponen Candida menyerang ligan permukaan epitel

Page 12: Cbd Infeksi

Faktor yang menpengaruhi infeksi Candida yaitu :

1. Factor yang berhubungan dengan ragi jamur, jamur dalam bentuk kapsul dan

mycelia melekat lebih mudah pada sel epitel dibanding jamur dalam bentuk

blastospora

2. Factor yang berhubungan dengan sel pejamu. Pada keadaan pejamu yang

imunosupresi maka jamur akan melekat ke sel epitel

3. Factor lingkungan, kation seperti Ca dan Mg dapat meningkatkan perlekatan

Candida ke sel epitel rongga mulut

4. Faktor saliva penderita, pada saliva terdapat komponen anti Candida seperti lisozim,

histatin, laktoferin dan calprotectin. Jika saliva berkurang maka Candida dapat

berkembang menjadi pathogen, selain itu dapat terjadi penurunan pH rongga mulut

sehingga menjadi media yang baik untuk perkembangan Candida.

5. Oral hygiene yang buruk dapat menyebabkan perkembangan Candida menjadi

pathogen

KLASIFIKASI

Candidiasis oral dikelompokkan atas :

1. Akut

a. Candidiasis pseudomembranosus akut (thrush)

Tampak sebagai plak mukosa putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri

dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus dan akan

meninggalkan permukaan merah dan kasar. Candidiasis seperti ini sering

ditemukan pada pasien dengan system imun rendah, penderita yang

mengkonsumsi kortikosteroid dan menjalani kemoterapi.

b. Candidiasi atropik akut

Tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang merata, permukaan mukosa

oral yang mengelupas. Terjadi karena pemakaian antibiotic spectrum luas

terutama tetrasiklin. Terjadi gangguan keseimbangan ekosistem oral antara

Lactobacillus acidophilus dan Candida albicans.

2. Kronik

a. Candidiasis atropik kronik

b. Candidiasis hiperplastik kronik

Timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih

dengan tepi menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Keadaan ini dapat

berkembang menjadi keganasan atau dysplasia berat. Candidiasis ini paling

sering dijumpai pada perokok

Page 13: Cbd Infeksi

c. Median rhomboid glositis

Berupa daerah simetris kronis di anterior lidah ke papilla sirkumvalata, pada 2/3

anterior dan 1/3 posterior lidah. Gejala biasanya asimptomatik dengan daerah

tidak berpapila

3. Keilitis angularis

Merupakan infeksi Candida albicans pada sudut mulut, dapat bilateral atau unilateral.

Sudut mulut yang terkena infeksi tampak merah dan pecah-pecah, terasa sakit saat

membuka mulut. Dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12 dan anemia

defisiensi besi.

GEJALA KLINIS

Secara klinis candidiasis dapat menimbulkan penampilan yang berbeda, namun pada

umumnya berupa lesi-lesi putih atau area eritem difus. Penderita Candidiasis akan

merasakan gejala seperti rasa terbakar dan perubahan rasa kecap.

1. Candidiasis pseudomembranosus akut (thrush)

Brupa plak putih kekuningan pada permukaan mukosa rongga mulut. Jika dikerok

akan meninggalkan jaringan berwarna merah dan dapat menimbulkan perdarahan.

Plak tersebut berisi netrofil dan sel inflamasi sel epitel yang mati, koloni hifa. Pada

penderita AIDS lesi dapat menjadi ulserasi.

2. Candidiasis atrophic akut ( antibiotic sore mouth)

Mukosa terlihat lebih merah dan kasar, disertai gejala sakit atau terbakar, rasa kecap

berkurang, sakit dapat menjalar hingga tenggorokan

3. Candidiasis hiperplastic chronis (candidiasis leukoplakia)

Berupa plak putih yang tidak dapat dikerok, mirip leukoplakia tipe homogen. Terjadi

akibat invasi miselium ke lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut.

4. Candidiasis atrophic chronic (denture stomatitis/denture sore mouth)

Adanya trauma kronis sehingga terjadi invasi jamur ke jaringan. Penggunaan gigi

palsu menyebabkan bertambahnya mucus dan serum sehingga akan mengurangi

saliva

5. Angular cheilitis ( perleche)

Berupa lesi agak kemerahan karena adanya inflamasi pada sudut mulut atau kulit

sekitar mulut terlihat pecah-pecah atau berfissure

Page 14: Cbd Infeksi

DIAGNOSIS

1. Anamnesa

Anamnesa riwayat perjalanan penyakit, adakah penggunaan obat-obatan atau

menjalani kemoterapi, pemakaian gigi palsu. Anamnesa bagaimana gejala klinis

yang dialami.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan plak bagaiman warna, bentuk, bisa atau tidak diangkat. Serta

pemeriksaan fisik lainnya secara umum untuk melihat adakah gangguan organ

lainnya

3. Pemeriksaan mikroskopis

Melalui swab (usapan) atau scraping (kerokan) pada lesi mukoda dan kulit,

kemudian dilakukan pemeriksaan dengan KOH (potassium hidroksida),hasilnya akan

terlihat pseudohifa yang tidak beraturan atau blastospora

4. Kultur

Menggunakan agar saboraud atau eosin methyline blue pada suhu 37C, dimana kan

terbentuk koloni dalam 24-48 jam.

TERAPI

1. Menjaga kebersihan rongga mulut

Dengan melakukan pembersihan rongga mulut dengan menyikat gigi minimal dua

kali sehari

2. Mengatasi factor predisposisi

Meliputi pembersihan dan penyikatan gigi tiruan, mengurangi konsumsi karbohidrat,

mengunyah permen karet bebas gula untuk merangsang pengeluaran saliva,

menunda pemberian antibiotic dan kortikosteroid, mengatasi penyakit yang dapat

menimbulkan terjadinya candidiasis seperti diabetes, leukemia dan HIV

3. Pemberian obat anti jamur

a. Amphoterisin B

Termasuk golongan pollien, bekerja dengan merusak membrane sel jamur. Efek

samping : nefrotoksik

b. Nystatin

Dihasilkan oleh Streptomyces noursei dengan cara merusak membrane sel jamur

sehingga terjadi perubahan permeabilitas membrane sel

c. Miconazol

Menghambat enzim sitokrom P450 sel jamur sehingga terjadi kerusakan sintesa

ergosterol dan ketidaknormalan membrane sel

Page 15: Cbd Infeksi

d. Clotrimazol

Mekanisme kerja seperti miconazol

e. Ketoconazol

f. Fluconazol

Dapat digunakan pada semua penderita candidiasis. Efek samping mual, sakit

perut, sakit kepala, eritem pada kulit, kontraindikasi pada wanita hamil dan

menyusui

g. Itraconazol

Efektif untuk pengobatan candidiasis pada penderita imunocompromised. Efek

samping berupa gatal, pusing, sakit kepala, sakit perut, hipokalemia

Terapi antimikotik pada candidiasis oral

Jenis Obat Dosis

Nistatin suspense 50.000IU/kgBb/hr, 4x/hr selama 7-10 hari

Amphoterisin B 0,25-0,5 mg/kgBB/hr, 4x/hr selama 7-10 hari

Ketoconazol 3,3-6,6 mg/kgBB/hr selama 7-10 hari

Itraconazol 5-10 mg/kgBB/hr, 2x/hr selama 7-10 hari

Fluconazol IV 3-6 mg/kgBB/hr selama 14 hari

Fluconazol oral 6 mg/kgBB pertama kali dilanjutkan 3 mg/kgBb/hr

selama 14 hari