Ada Dua Cara Mengukur Panggul

3
Ada dua cara mengukur panggul: Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan dilakukan dengan jari pada usia kehamilan 36 minggu. Caranya, dokter akan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/promontorium. Setelah itu, dokter akan menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah panggul. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm. Jika kurang maka dikategorikan sebagai panggul sempit. Namun, jika bayi yang akan lahir tidak terlalu besar, maka ibu berpanggul sempit dapat melahirkan secara normal. Pemeriksaan Rontgen Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Selama pemotretan ibu diminta duduk, persis seperti tindakan rontgen pada anggota tubuh lain, hanya saja intensitas cahaya yang digunakan lebih rendah. Hasil foto dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Bahkan aneka kelainan letak bayi pun sebetulnya bisa terdeteksi dengan cara ini. Dibanding pengukuran secara klinis, pengukuran dengan alat rontgen menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai diameter pintu panggul. Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal berdasarkan bobot bayi: 1. Panggul sempit, panggul jenis ini hanya bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg ke bawah. 2. Panggul sedang, bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg s/d 3,5 kg. 3. Panggul luas, panggul jenis ini bisa mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5 kg s/d 3,9 kg. Ukuran panggul rata-rata dan terkategori normal: 1. Pintu atas panggul (pelvic inlet) minimal memiliki diameter 22 cm. 2. Pintu tengah panggul (mid pelvic) diameter minimalnya adalah 20 cm. 3. Pintu bawah panggul, panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm. Perbedaan bentuk panggul pria dan wanita 1. Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial. 2. Pada wanita, apertura pelvis superior berbentuk oval. Pada pria,

Transcript of Ada Dua Cara Mengukur Panggul

Page 1: Ada Dua Cara Mengukur Panggul

Ada dua cara mengukur panggul:

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan dilakukan dengan jari pada usia kehamilan 36 minggu. Caranya, dokter akan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/promontorium.

Setelah itu, dokter akan menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah panggul.

Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm. Jika kurang maka dikategorikan sebagai panggul sempit. Namun, jika bayi yang akan lahir tidak terlalu besar, maka ibu berpanggul sempit dapat melahirkan secara normal.  Pemeriksaan Rontgen

Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Selama pemotretan ibu diminta duduk, persis seperti tindakan rontgen pada anggota tubuh lain, hanya saja intensitas cahaya yang digunakan lebih rendah. Hasil foto dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Bahkan aneka kelainan letak bayi pun sebetulnya bisa terdeteksi dengan cara ini. Dibanding pengukuran secara klinis, pengukuran dengan alat rontgen menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai diameter pintu panggul.

Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal berdasarkan bobot bayi:  

1. Panggul sempit, panggul jenis ini hanya bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg ke bawah. 2. Panggul sedang, bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg s/d 3,5 kg. 3. Panggul luas, panggul jenis ini bisa mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5 kg s/d 3,9 kg.

Ukuran panggul rata-rata dan terkategori normal:

1. Pintu atas panggul (pelvic inlet) minimal memiliki diameter 22 cm. 2. Pintu tengah panggul (mid pelvic) diameter minimalnya adalah 20 cm. 3. Pintu bawah panggul, panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm.

Perbedaan bentuk panggul pria dan wanita1. Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial.2. Pada wanita, apertura pelvis superior berbentuk oval. Pada pria, apertura pelvis superior berbentuk heart-shaped, lengkung, dengan promontorium os sacrum menonjol ke anterior.3. Pada wanita, pelvis verum merupakan segmen pendek suatu kerucut panjang. Pada pria, pelvis verum merupakan segmen panjang suatu kerucut pendek.4. Pada wanita, ukuran-ukuran diameter rongga panggul lebih besar (perbedaan sampai sebesar 0.5-1.5 cm) dibandingkan ukuran-ukuran diameter rongga panggul pria.5. Pada wanita, apertura pelvis inferior berbentuk bundar, diameter lebih besar. Pada pria, apertura pelvis inferior berbentuk lonjong dan kecil.6. Pada wanita, angulus subpubicus adalah sudut lebar / besar. Pada pria, angulus subpubicus merupakan sudut tajam / kecil.

Page 2: Ada Dua Cara Mengukur Panggul

Distantia SpinarumJarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.Distantia KristarumJarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.Konjugata Eksterna (boudeloque)Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung processus spinosus tulang lumbal V, ukuran 18-20 cm.Ukuran Lingkar PanggulDari pinggir atas simpisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak lainnya ukuran 80-90 cm

Penggunaan obat pada kehamilana. Obat yang digunakan pada masa kehamilan :1) Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperoleh ibudiharapkan lebih besar dibandingkan resiko pada janin.2) Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selamatrimester pertama kehamilan.3) Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luaspada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baruatau obat yang belum pernah dicoba secara klinis.4) Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu sesingkat mungkin.

Kategori obat pada ibu hamil (Pregnancy Categorie)a. Kategori AStudi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko pada janinpada kehamilan trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai resiko terhadaptrimester berikutnya), dan sangat kecil kemungkinan obat ini untukmembahayakan janin.b. Kategori BStudi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu hamil. Studi terhadap reproduksi binatang pecobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak didapati pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester 1 (dan ditemukan bukti adanya resiko pada kehamilan trimester berikutnya).c. Kategori CStudi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin (teratogenik atau embriosidal), dan studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan tidak tersedia atau tidak dilakukan. Obat yang masuk kategori ini hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat terapeutik melebihi besarnya resiko yang terjadi pada janin.d. Kategori DTerdapat bukti adanya resiko pada janin (manusia), tetapi manfaat terapeutik yang diharapkan mungkin melebihi besarnya resiko (misalnya jika obat perlu digunakan untuk mengatasi kondisi yang mengancam jiwa atau penyakit serius bilamana obat yang lebih aman tidak digunakan atau tidak efektif.e. Kategori XStudi pada manusia atau binatang percobaan memperlihatkan adanya abnormalitas pada janin, atau terdapat bukti adanya resiko pada janin. Besarnya resiko jika obat ini digunakan pada ibu hamil jelas-jelas melebihi manfaat terapeutiknya. Obat yang masuk dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan hamil