ABORTUS INKOMPLIT

24
ABORTUS INKOMPLIT Oleh ade kandra G1A 107017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITS JAMBI 2013

description

jjjj

Transcript of ABORTUS INKOMPLIT

  

ABORTUS INKOMPLIT 

  

Olehade kandraG1A 107017

        

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITS JAMBI

2013

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SM Umur : 35 tahun Agama : Kristen Suku : Batak / Indonnesia

Pendidikan : S1 Status : Kawin MRS : 14 april 2013, jam 11.00 WIB

ANAMNESIS

I. Keluhan Utamaos mengeluh keluar darah bergumpal sebesar ibu jari dari vagina sejak 19 jam SMRS yang disertai dengan nyeri pada perut bagian bawah.

II Riwayat Perjalanan Penyakit G7P6A0 usia kehamilan 10-11 minggu

dengan perdarahan pervaginam, nyeri perut (+) positif.

1 bulan SMRS-Keluar darah dari kemaluan (+) sedikit-Nyeri perut (-) -Riwayat trauma (+) Puskesmas -Riwayat di urut (+) 1 kali

1 hari SMRS - keluar darah (+) banyak,cair seperti darah menstruasi- darah bergumpal (+) tidak berhenti- nyeri perut (+) riwayat trauma (-)

IV. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat sakit Asma, Kencing manis, Tekanan darah tinggi disangkal.

V. Riwayat obstetrik :

P1A0

HPHT : 07- 01 - 2013

 

VII. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign : TD : 120/80 mmHg Anemia : (+)

HR : 80 x/menit Ikterus : (-)

RR : 20x/I Cyanosis: (-)

Temp : 370 C Dispnoe : (-)

BB : 42 kg Oedem : (-)

TB : 150 cm

Status lokalisata Kepala

Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik

Hidung : Deviasi septum (-)

Mulut : Simetris, sianosis ( - )

Leher : Kelenjar tyroid tidak membesar Thorax

Inspeksi : Bentuk statis simetris kanan dan kiri, mamae tegang, hiperpigmentasi pada areola dan papilla mamae.

Palpasi : Stamp fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler ( + ), ronkhi ( - ), wheezing ( - )

Abdomen Inspeksi : abdomen tidak membuncit Palpasi : Abdomen supel, TFU tidak teraba Perkusi : Tympani Auskultasi : DJJ Tidak bisa dinilai

STATUS OBSTETRIK/GINEKOLOGIK

Periksa Luar TFU : Tidak teraba Ballotmen – His – BJA –

Periksa dalam Dilakukan inspekulo Perdarahan (+) positif aktif Tampak jaringan di muara OUE Pembukaan 2cm Inspeksi : tampak keluar gumpalan darah dari vulva Vaginal Toecher : tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Darah Rutin 7 Januari 2013 - WBC : 20.0 H 103/mm3

- RBC : 3.58 L 106/ mm3

- HB : 10.7 L g/dl - HCT : 32,8 L % - PLT : 409 H 103/ mm3

Pemeriksaan Urin Rutin

Uji kehamilan dini gravindex test (+) positif

Diagnosa

G2P1A0 gravida 13-14 minggu dengan perdarahan pervaginam suspek abortus inkomplit

Penatalaksanaan Observasi tanda vital dan perdarahan IVFD RL 20 gtt/i Transamin IV 3x500mg Pasien dipuasakan untuk tindakan USG

Prognosis Dubia ad bonam

FOLLOW UPTanggal 7 Januari 2013 Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis TD : 110 / 70 mmHg RR : 20 x / menit HR : 80 x / menit Temp : 36,8 oC Keluhan Perdarahan pervaginam: (+) USG dan dilakukan tindakan kuretase Dx G7P6A0 hamil 10 - 11 minggu dengan abortus inkomplit

TINDAKAN KURETASE

Laporan Kuretase Pasien dalam posisi litotomi dan dalam keadaan narkose. Aseptik dan antiseptik daerah vulva dengan bethadine. Pasang speculum posterior dan speculum anterior. Jepit portio dengan tenakulum arah jam 11 , spekulum anterior

dilepas Portio yang telah dijepit diangkat perlahan kearah anterior hingga

tampak OUE Dilakukan sondase, ukuran sondase 10 cm retrofleksi Dilakukan kerokan kuretase searah jarum jam, didapatkan jaringan

dan darah 150 cc Disuntikkan methergin 1 amp 0,2 mg iv tenakulum dan spekulum dilepas Aseptik dan antiseptik dengan bethadine Kuretase selesai

 

Diagnosa

P1A1 dengan abortus inkomplit post kuretase

Therapi

- ciprofloxasim tab 3x 500 mg

- Ketoprofen tab 3x 500 mg

- Metil ergometrin tab 3x500 mg

- IVFD RL 20 gtt/i

ANALISA KASUS

Abortus inkomplit Pengeluaran sbagian hsl konsepsi pd

kehamilan < 20 mgg

Kasus keluarnya janin dan sisa hasil konsepsi usia kehamilan 10-11 minggu

Etiologi belum bisa dipastikan namun untuk faktor anatomi berdasarkan USG uterus normal, penyakit – penyakit kronis, serta penggunaan obat – obatan dan alkohol disangkal berdasarkan anamnesa

Penegakan diagnosis abortus inkomplit pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, dimana didapatkan tanda-tanda khas dari abortus inkomplit yaitu: 

Anamnesis :- amenore pada masa reproduksi, - perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil

konsepsi, rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis 

KasusSeorang wanita hamil 42 tahun dengan usia

kehamilan 10-11 minggu dengan perdarahan pervaginam, nyeri perut, keluar darah seperti gumpalan.

Pemeriksaan Fisis : - Abdomen biasanya lembek - Tidak/dgn nyeri tekan, - sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus dapat juga menonjol

keluar atau didapatkan di liang vagina, - serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol, - pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan

lunak.

Kasus

Pemeriksaan fisik : - TFU tidak teraba, - pada pemeriksaan inspekulo didapatkan perdarahan (+) positif aktif

ditemukan cervix dalam keadaan dilatasi sebesar 2cm disertai dengan jaringan jaringan di muara OUE

Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi.

Kasus Pemeriksaan penunjang USG Tampak uterus besar Tampak gambaran hyperechoic ireguler intra uterus Tampak sisa hasil konsepsi

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, trombosit., dan GDS.

Kasus : Pemeriksaan Laboratorium:

Gravindek test (+),WBC: 20.0 H 103/mm3, RBC: 3.58 L 106/ mm3, HB: 10.7 L g/dl, HCT: 32,8 L %, PLT: 409 H 103/ mm3

Tatalaksana pada pasien ini kuretase Terapi medikamentosa yang diberikan pada pasien ini berupa - Antibiotika sebagai terapi profilaksis - Uterotonika untuk kontraksi uterus - Golongan NSAID sebagai analgetik

Kasus

Kuretase dilakukan pada tanggal 7 januari 2013

Pada pasien ini diberikan

ciprofloxasim tab 3x 500 mg,

Ketoprofen tab 3x 500 mg

Metil ergometrin tab 3x500 mg

IVFD RL 20 gtt/i.

Prognosis pada pasien ini baik, disertai dengan keadaan klinis pasien yang stabil setelah kuretase. Namun kemungkinan untuk dapat terjadi abortus lagi pada kehamilan selanjutnya sehingga diperlukan pemeriksaan lain agar dapat diketahui penyebab dari abortus yang dialami. Pasien sebaiknya diedukasi untuk kontrol kembali ke dokter spesialis 1 minggu kemudian.

PATOFISIOLOGI

Perdarahan desidua nekrosis jar hasil konsepsi lepas uterus kontraksiPengeluaran hasil konsepsi

perdarahan

KESIMPULAN

Dari kasus ini dapat disimpulkan untuk menegakkan diagnosis telah sesuai dengan teori yang ada

Penatalaksanaan yang dilakukan di RS Raden Mattaher ini sesuai dengan teori yang ada

Pasien pulang dengan kondisi sehat dan dianjurkan untuk kontrol ulang di poli klinik

TERIMA

KASIH