57493301-LP-apendik

13
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDICITIS PRE DAN POST APPENDEXTOMI CITO DI BANGSAL D RSUP DR SURADJI TIRTONEGORO KLATEN OLEH Sri Sugesti Widianingsih 03/172573/EIK/00353 KULIAH PROFESI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2005

Transcript of 57493301-LP-apendik

Page 1: 57493301-LP-apendik

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDICITIS

PRE DAN POST APPENDEXTOMI CITO

DI BANGSAL D RSUP DR SURADJI TIRTONEGORO KLATEN

OLEHSri Sugesti Widianingsih

03/172573/EIK/00353

KULIAH PROFESI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2005

Page 2: 57493301-LP-apendik

APENDICITIS

Pengertian

Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm 94 inci),

melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Appendiks berisi makanan dan

mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan

lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi.

Appendikitis merupakan peradangan pada appendiks (umbai cacing). Kira-kira 7%

populasi akan mengalami appendikitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka.

Pria lebih cenderung terkena appendiksitis dibanding wanita. Appendiksitis lebih sering

menyerang pada usia 10 sampai 30 tahun.

Appendiksitis perforasi adalah merupakan komplikasi utama dari appendiks, dimana

appendiks telah pecah sehingga isis appendiks keluar menuju rongga peinium yang dapat

menyebabkan peritonitis atau abses.

Appendiktomi adalah pengangkatan terhadap appendiks terimplamasi dengan

prosedur atau pendekatan endoskopi.

Etiologi

Penyebab belum pasti

Faktor yang berpengaruh:

Obstruksi: hiperplasi kelenjar getah bening (60%), fecalit (massa keras dari feses) 35%,

corpus alienum (4%), striktur lumen (1%).

Infeksi: E. Coli dan steptococcus.

Tumor

Patognesis

Apa 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya appendiks:

Adanya isis lumen

Derajat sumbatan yang terus menerus

Sekresi mukus yang terus menerus

Sifat inelastis/tak lentur dari mukosa appendiks

Produksi mucin 1-2 ml/hari. Kapasitas appendiks 3-5 cc/hari. Jadi nyeri McBurney akan

muncul setelah terjadi sumbatan ± 2 hari.

Page 3: 57493301-LP-apendik

Sumbatan:Sekresi mucusTekanan intra lumen ?Gangguan drainase limpheOedema + kumanUlserasi mukosa

Tekanan intra lumen ??:Gangguan venaThrombusIskemia + kumanPus

Tekanan intra lumen ???:Gangguan arteriNekrosis + kumangangren

Patofisiologi

Appendiks akut fokal:

Nyeri viseral ulu hati karena regangan

mukosa

Appendiks supuratif:

Nyeri pada titik McBurney peritonitis

lokal

Appendiks gangrenosa

Peritonitis

Peritonitis umum

Apendiks terimplamasi dan mengalami edema sebagai akibat atau tersumbat, kemungkinan

oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses implamasi

meningkatkan tekanan intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progesif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen.

Akhirnya appendiks yang terimplamasi berisi pus.

Appendiksitis akut setelah 24 jam dapat menjadi:

Sembuh

Kronik

Perforasi

Infiltrat → abses

Manifestasi Klinik

Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disrtai dengan demam ringan, mual, muntah dan

hilangnya nafsu makan.

Nyeri tekan local pada tititk McBurney bila dilakukan tekanan.

Page 4: 57493301-LP-apendik

Nyeri tekan lepas dijumpai

Terdapat konstipasi atau diare

Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar dibelakang sekum

Nyeri defekasi, bila appendiks berada dekat rektal

Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau ureter.

Pemeriksaan rektal positif jika ujung appendiks berada di ujung pelvis

Tanda Rovsing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara paradoksial

menyebabkan nyeri kuadran kanan.

Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi akibat

ileus paralitik.

Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat bervariasi. Pasien mungkin tidak

mengalami gejala sampai terjadi ruptur appendiks.

Pemeriksaan Diagnosis

Anamnesa

Nyeri (mula-mula di daerah epigastrum, kemudian menjalar ke titik McBurney).

Muntah (rangsang visceral)

Panas (infeksi akut)

Pemeriksaan fisik

Status generalis

Tampak kesakitan

Demam (≥37,7 oC)

Perbedaan suhu rektal > ½ oC

Fleksi ringan art coxae dextra

Status lokalis

Defenmuskuler (+) → m. Rectus abdominis

Rovsing sign (+) → pada penekanan perut bagian kontra McBurney (kiri) terasa nyeri di

McBurney karena tekanan tersebut merangsang peristaltic usus dan juga udara dalam

usus, sehingga bergerak dan menggerakkan peritonium sekitar apendiks yang sedang

Page 5: 57493301-LP-apendik

meradang sehingga terasa nyeri.

Psoas sign (+) → m. Psoas ditekan maka akan terasa sakit di titik McBurney (pada

appendiks retrocaecal) karena merangsang peritonium sekitar app yang juga

meradang.

Obturator sign (+) → fleksi dan endorotasi articulatio costa pada posisi supine, bila nyeri

berarti kontak dengan m. obturator internus, artinya appendiks di pelvis.

Peritonitis umum (perforasi)

Nyeri diseluruh abdomen

Pekak hati hilang

Bising usus hilang.

Rectal touché: nyeri tekan pada jam 9-12

Alvarado score:

Digunakan untuk menegakkan diagnosis sebagai appendiksitis akut atau bukan, meliputi

3 simtom, 3 sign dan 2 laboratorium:

Appendiksitis pain 2 point

Lekositosis (>10 ribu) 2 point

Vomitus 1 point

Anoreksia 1 point

Erbound Tendenees Fenomen 1 point

Degre of celsius (>37OC) 1 point

Observation of hemogram (segmen> 72%) 1 point

Abdominal migrate pain 1 point

Total point 10

pemeriksaan penunjang

laboratorium

Hb normal

Leukosit normal atau meningkat (bila lanjut umumnya leukositosis, >10,000/mm3)

Page 6: 57493301-LP-apendik

Hitung jenis: segmen lebih banyak

LED meningkat (pada appendicitis infiltrate)

Rongent: appendicogram

Hasil positif berupa:

Non-filling

Partial filling

Mouse tail

Cut off

Rongent abdomen tidak menolong kecuali telah terjadi peritonitis.

Diagnosa Banding

Kehamilan ektopuk terganggu

Salphingitis akut (adneksitis)

Divertikel Mackeli

Batu ureter

Enteritis regional, gastroenteritis

Batu empedu

Pankreatitis

Cystitis

infeksi panggul

Torsi kista ovari

Endometriosisi

Penatalaksanaan

Appendiktomi cito (app akut, abses dan perforasi)

Appendiktomi elektif (app kronik)

Konservatif kemudian operasi elektif (app infiltrate)

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa appendiksitis telah ditegagkan. Antibiotik dan

cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgetik dapat diberikan setelah

diagnosa ditegagkan. Appendiktomi dilakukan segera mungkin untuk menurunkan risiko

perforasi. Appendiktomi dapat dilakukan dengan spinal anastesi atau anestesi umum dengan

insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi.

Page 7: 57493301-LP-apendik

Kompilkasi

Komplikasi utama appendiksitis adalah perforasi appendiks yang dapat berkembang menjadi

peritonitis atau abses. Insidensi perforasi 10-32%. Perforasi terjadi 24 jam setelah awitan

nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7OC atau lebih tinggi, penampilan toksik

dan nyeri abdomen atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.

Persiapan preoperative

Infuse intravena digunakan untuk meningkatkan fungsi ginjal adekuat dan menggantikan

cairan yang hilang. Aspirin diberikan untuk mengurangi peningkatan suhu. Terapi

antibiotik dapat diberikan untuk mencegah infeksi. Bila ada kemungkinan atau terbukti ileus

paralitik, selang nasogastrik dapat dipasang. Enema tidak diberikan karena dapat

menimbulkan perforasi.

Penanganan posoperatif

Tempatkan pasien pada posisi semifouler karena dapat mengurangi tegangan pada insisi dan

organ abdomen yang membantu mengurangi nyeri. Analgetik diberikan untuk mengurangi

nyeri. Cairan per-oral dapat diberikan bila dapat mentoleransi. Pasien yang mengalami

dehidrasi sebelum pembedahan diberikan cairan secara intravena. Instruksi untuk menemui

ahli bedah untuk mengangkat jahitan pada hari ke 5-7. aktifitas normal dapat dilakukan

dalam 2-4 minggu.

Diagnosa keperawatan utama mencakup antara lain:

Preoperatif:

Kurang pengetahuan tentang apendicitis dan pilihan pengobatan berhubungan dengan

kurang paparan sumber informasi

Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (proses penyakit)

Pasca operatif:

Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada apendiktomi)

Kurang perawatan diri berhubungan dengan nyeri

Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post pembedahan

Pk: perdarahan

Page 8: 57493301-LP-apendik

perencanaan

Preoperasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN : KURANG PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT B.D KURANG PAPARAN SUMBER INFORMASI

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Pengetahuan tentang penyakit, setelah diberikan penjelasan selama 2 x ps mengerti proses penyakitnya dan Program perawatan serta Therapi yg diberikan dg:

Indikator:Ps mampu: Menjelaskan kembali

tentang proses penyakit, mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas

NIC: Pengetahuan penyakit

Aktifitas:Jelaskan tentang penyakit

apendiksitis

Jelaskan tentang program pengobatan dan tindakan operasi yang akan dilakukan

Jelaskan tindakan untuk mencegah komplikasi

Tanyakan kembali pengetahuan ps tentang penyakit, prosedur prwtn dan pengobatan

Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas

Mempermudah intervensi

Mencegah keparahan penyakit

Mereviw

DX. KEPERAWATAN: NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN INJURI KIMIA (PROSES PENYAKIT, DISKONTINUITAS JARINGAN)

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Kontrol nyeri, setelah dilkukan perawatan selama 3x24 jam nyeri ps berkurang dg:

Indikator:Menggunakan skala nyeri untuk

mengidentifikasi tingkat nyeri

Ps menyatakan nyeri berkurang

Ps mampu istirahan/tidur

Menggunakan tekhnik non farmakologi

NIC: Manajement nyeri

Aktifitas:Lakukan penilaian terhadap nyeri,

lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yang dapat menambah nyeri

Amati isyarat non verbal tentang kegelisaan

Fasilitasi linkungan nyamanBerikan obat anti sakit

Bantu pasien menemukan posisi nyaman

Berikan massage di punggung

Tekan dada saat latihan batuk

untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari therapi yang diberikan

Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan

Meningkatkan kenyamananMengurangi nyeri dan

memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri

Peninggin lengan menyebabkan pasie rileks

Meningkatkan relaksasi dan membantu untuk menfokuskan perhatian shg dapat meningkatkan sumber coping

Memudahkan partisipasi pada aktifitas tampa timbul rasa tidak nyaman

Page 9: 57493301-LP-apendik

Post operasi

DX. KEPERAWATAN: NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN INJURI (INSISI PEMBEDAHAN PADA APENDIKTOMI)

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Kontrol nyeri, setelah dilkukan perawatan selama 3x24 jam nyeri ps berkurang dg:

Indikator:Menggunakan skala nyeri untuk

mengidentifikasi tingkat nyeri

Ps menyatakan nyeri berkurang

Ps mampu istirahan/tidur

Menggunakan tekhnik non farmakologi

NIC: Manajement nyeri

Aktifitas:Lakukan penilaian terhadap nyeri,

lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yang dapat menambah nyeri

Amati isyarat non verbal tentang kegelisaan

Fasilitasi linkungan nyamanBerikan obat anti sakit

Bantu pasien menemukan posisi nyaman

Berikan massage di punggung

Tekan dada saat latihan batuk

untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari therapi yang diberikan

Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan

Meningkatkan kenyamananMengurangi nyeri dan

memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri

Peninggin lengan menyebabkan pasie rileks

Meningkatkan relaksasi dan membantu untuk menfokuskan perhatian shg dapat meningkatkan sumber coping

Memudahkan partisipasi pada aktifitas tampa timbul rasa tidak nyaman

DIAGNOSA KEPERAWATAN: DEFICITE SELF CARE B.D NYERI

NOC dan indikator NIC dan aktifitasRasional

NOC: Perawatan diri : (mandi, berpakaian), setelah diberi motivasi perawatan selama 2x24 jam, ps mampu melakukan mandi dan berpakaian sendiri dg:

Indikator:Tubuh bebas dari bau dan

menjaga keutuhan kulitMenjelaskan cara mandi dan

berpakaian secara aman

NIC: Membantu perawatan diri pasien

Aktifitas:Tempatkan alat-alat mandi disamping

TT psLibatkan keluarga dan psBerikan bantuan selama ps masih

mampu mengerjakan sendiri

NIC: ADL berpakaian

Aktifitas:Informasikan pd ps dlm memilih

pakaian selama perawatanSediakan pakaian di tempat yg mudah

dijangkauBantu berpakaian yg sesuaiJaga privcy psBerikan pakaian pribadi yg digemari

dan sesuai

Mempermudah jangkauan

Melatih kemandirianMeningkatkan kepercayaan

Memudahkan intervensi

Melatih kemandirian

Menghindari nyeri bertambahMemberikan kenyamananMemberikan kepercayaan diri ps

DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO INFEKSI BD TINDAKAN INVASIF, INSISI POST PEMBEDAHANNOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

Page 10: 57493301-LP-apendik

NOC: Kontrol infeksi dan kontrol resiko, setelah diberikan perawatan selama 3x24 jam tidak terjadi infeksi sekunder dg:

Indikator:Bebas dari tanda-tanda infeksiAngka leukosit normalPs mengatakan tahu tentang

tanda-tanda infeksi

NIC: Perawatan payudara/ luka

Aktifitas:Amati luka dari tanda2 infeksiLakukan perawatan payudara dengan

tehnik aseptic dan gunakan kassa steril untuk merawat dan menutup luka

Anjurkan pada ps utnuk melaporkan dan mengenali tanda-tanda infeksi

Kelola th/ sesuai program

NIC: Kontrol infeksi

Aktifitas:Batasi pengunjungCuci tangan sebelum dan sesudah

merawat psTingkatkan masukan gizi yang

cukupAnjurkan istirahat cukupPastikan penanganan aseptic daerah

IVBerikan PEN-KES tentang risk

infeksi

Penanda proses infeksiMenghindari infeksi

Mencegah infeksi

Mempercepat penyembuhan

Mencegah infeksi sekunderMencegah INOS

Meningkatkan daya tahan tubuh

Membantu relaksasi dan membantu proteksi infeksi

Mencegah tjdnya infeksiMeningkatkan pengetahuan ps

DX. KEPERAWATAN: PK: PERDARAHAN

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Perdarahan berhenti, setelah dilakukan perawatan selama 4x24 jam perawat mampu menghentikan perdarahan dg Indikataor:

Luka sembuh kering, bebas pus, tidak meluas.

HB tidak kurang dari 10 gr %

NIC: Pencegahan sirkulasi

Aktifitas:

Lakukan penilaian menyeluruh tentang sirkulasi; cek nadi, edema, pengisian kapiler, dan perdarahan di saat merawat mamae

Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa steril dan tutuplah dengan tehnik aseptic basah-basah

Kelola th/sesuai order

Penanda gangguan sirkulasi darah dan antisipasi kekurangan HB

Menghentikan perdarahan dan menghindari perluasan luka

Diberikan secara profilaksis atau untuk menghentikn perdarahan

DX. GANGGUAN POLA TIDUR BD KONDISI LINGKUNGAN YANG RAMAI

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Tidur, istirahat, sehat. NIC:

Page 11: 57493301-LP-apendik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat terpenuhi kebutuhan tidurnya

dg Indikataor:Jumlah jam tidur cukupPola tidur normalKualitas tidur cukupTidak sering terbangunMerasa segar setelah bangun

tidurBangun pada waktu yang

direncanakanTTV dalam batas normalSkala:sangat bermasalahbermasalahsedangsedikit bermasalahtidak bermasalah

Peningkatan tidurKaji aktifitas pola tidur klienJelaskan tentang pentingnya tidur

yang cukup selama sakit, terapi.Monitor pola tidur dan catat keadaan

fisik, psikososial yang menggangu tidur

Tambah jam tidur bila perluDiskusikan pada klien dan keluarga

tentang tehnik peningkatan pola tidur.

manajemen lingkunganbatasi pengunjungjaga lingkungan dari bisingtidak melakukan tindakan

keperawatan pada saat klien tidurmengurangi cemas

tentukan tingkat kecemasan

latihan relaksasi

pola tidur yang biasanya secara individu, dapat dikumpulkan melalui pengkajian yg komprehensif dan holistic, dibutuhkan untuk menentukan penyebab gangguan

suara yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur

kecemasan dan depresi biasanya terjadi pada orang tua dan dapat menyebabkan imsomnia.

Relaksasi dapat membantu klien mengurangi kecemasan

Page 12: 57493301-LP-apendik

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK – UGM, 2004, Tim spesialis dr.

penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, yogyakarta.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

Maurytania, A.R, 2003, Buku Saku Ilmu Bedah, Widya Medika, Yogyakarta.

Page 13: 57493301-LP-apendik