Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

47
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN APENDIK FERPORASI (POST HAPATOMY) BANGSAL BEDAH PRIA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Oleh : Nama : Rini Sri Yunengan Nim : 04-208

Transcript of Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

Page 1: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN APENDIK

FERPORASI (POST HAPATOMY) BANGSAL BEDAH PRIA

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Oleh :

Nama : Rini Sri YunenganNim : 04-208

AKADEMI KEPERAWATAN AISYIYAH

PADANG

2007

Page 2: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An, R dengan Apendiktomi” Di

Ruang Bedah Pria (CP) Ruang III RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Makalah ini merupakan salah satu syarat penilaian dalam ujian klinik,

penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan baik dalam penulisan isi maupun batasannya, hal ini bukanlah suatu

kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan

penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat

membangun, untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan makalah ini bermanfaat dan dapat

menambah wawasan kita semua.

Padang, 27-07-2007

Penulis

Page 3: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Apendiksitis akut merupakan penyakit bedah yang paling sering

terjadi, walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap usia, namun yang paling

banyak pada usia muda, sebelum era antibiotik martabilitas penyakit ini tinggi

(Silvia Anderson 199 : 41).

Sehubungan dengan hal diatas maka penulis tertarik menerapkan

asuhan keperawatan pada salah sati orang klien dengan post laparatomi atas

indikasi apendik di ruang rawat inap bedah pris RS. Dr. M. Djamil Padang.

1.2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran umum tentang proses penerapan asuhan

kepererawatan pada An, R dengan Pso Laparatomy atas indikasi apendik

di ruang rawat inap bedah pria RS. Dr. M. Djamil Padang

b. Tujuan Khusus

1) Mampu melakukan pengkajian pad aklien dengan post laparatomi

2) Mampu menganalisa dan memprioritaskan masalah klien

3) Mampu membuat perencanaan keperawatan pada klien

4) Mampu melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan

intervensi pada klien

Page 4: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

5) Mampu menganalisa hasil yang dicapai

6) Mampu menyusun hasil keperawatan dalam proses dokumentasi

asuhan keperawatan.

Page 5: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian

Laparatomi adalah : pembedahan pada abdomen, membuka selaput parut

dengan operasi yang bertujuan untuk memperoleh jalan

(Martius berhand : 1991 : 6).

Apendiks adalah : Ujung seperti jari kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4

inci) melekat pada sakum tepat dibawah katup

neosekal.

Apendiksitis adalah : peradangan dari apendik vermipormis dan merupakan

penyebab umum dari abdomen akut / kalik abdomen

(Kapita Selekta Kedokteran)

Apdentiksitis akut merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering

terjadi, walaupun apendiksitid dapat terjadi setiap usia, namun yang paling

sering pada usia muda, sebelum era antibiotik martabilitas penyakit ini tinggi

(Silvia Anderson, 199 : 41).

2. Etiologi

1. Hiperplasia (membesar) dari folikel limpoid yang merupakan penyebab

terbanyak.

2. Adanya fakolid dalam lumen

3. Adanya benda adding dilumen seperti cacing

4. Struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.

Page 6: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

3. Anatomi dan Fisiologi

Apendik vermiformis adalah organ yang berbentuk seperti yang

berbentuk seperti cacing dengan lumen yang sempit yang melakat pada apaks

dari caecum selama masa fetus, maka apendiks akan terdorong kearah

postanor dan medial sebagai posisi tempatnya.

Apendik panjangnya kira-kira 10 cm (beranam 3-15 cm) lumen

sempit dibagian proximal dan melebar dibagian distal. Pada bayi : apendik

berbentuk kerucut dan lebar pada pangkalnya sempit pada ujungnyanya,

keadaannya ini memungkinkan menjadi rendahnya insiden apendiksitis pada

usia itu.

Persyarafan para simpatis berasal dari nervus vagas yang mengikuti

nyeri masantrika superior dan arteri apendikuloris. Sewdangkan persyarafan

simpatis berasal dari bervus forakalis dan karena ini nyeri visceral pada

apendiksitis bermula disekitar ambilikus.

Perdarahan apendik berasal dari arteri apendikkularis yang

merupakan arteri tanpa koleteral. Jika tersumbat apendik jadi gangrene

fahalosid dari apendik menghasilkan lendir. 1-2 ml/hari, secara normal

dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke dalam caekum,

hambatan aliran lendir pada muara apendik berperan sebagai patogenesis.

Lomunoglobulis sakretar yang dihasilkan balk dan bul asisiated

limpoid tissup yang terdapat disepanjang saluran serum termasuk apednik

ialah, Lg A, immunoglobulin itu sangat afektif sebagai pelindungnya terhadap

infeksi, pengangkatan apendik tidak mempengaruhi sistem imun tubuh sebab

Page 7: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

jumlah jaringan limpoid diluar sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan

jumlah sal saluran cerna dan saluran tubuh.

Apendik mempunyai 2 lapisan yaitu :

- Lapisan pertama sebelah dalam berbentuk sirkuler malingkus merupakan

lanjutan dari lapisan otot yang sama dari saecum.

- Lapisan kedua sebelah luar bebentuk longitudinal dibentuk oleh gabungan

dari 3 tania cola pada perlengkapan apendik dengan caecum.

(Aulia dkk, 1999 : 103)

Apendik terdiri dari empat lapisan dinding yang sama, seperti usus

lainnya, sama saja la;pisan sub mukosanya berisi sejumlah besar jaringan

limfe yang dianggap mempunyai fungsi serupa tonsil, sebagian terletak

dibawah sekum dan sebagian dibelakang sekum disebut ventrasekum.

4. Fatofisiologi

A. Apendiksitis tanpa sumbatan

Mikro organisme yang sering ditemukan pada apendiksitis akut yaitu

: eschioredi, entaro cocos, strapro coccos non homoliticus, strapto coccus an

aerob dan bakteri yang normal terdapat didalam lumen apendik dan usus

besar / colon.

Pada peradangan organisme melalui fokkel limfe menimbulkan

infeksi pada membrane mukosa lumen apendik sehingga infeksi pada

membrane mukosa lumen apendik sehingga terjadi oedem hiporemis dan

terbentuk mucus dalam lumen dan dapat menimbulkan sumbatan bintik-bintik

Page 8: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

dan haemoragik dan ulkus-ulkus kecil timbul pada permukaan lumen secara

keseluruhan sehingga apendik menjadi bengkak, aliran darah pada bagian

distal biasanya mengalami sumbatan akibat peradangan dan bisa

menimbulkan gangren, penyumbatan sempurnanya tidak akan terjadi

walaupun serangan dapat diatasi. Karena mengalami fibrosis, ini merupakan

pradisposisi terhadap suatu peradangan yang lebih parah lagi yang disebut

dengan tas karet apendiksitis, yaitu bentuk apendik kronis atau yang

menimbulkan apendiatis obstruktif.

B. Apendiksitis dengan Sumbatan

Apendiksitis dengan sumbatan lebih sering terjadi bahkan lebih

berbahaya, sumbatan ini terjadi di lumen seperti fecolit, benda asing dan

cacing PU dinidng yang disebabkan penyempitan dan perlengketan pada

dinding (Fibrosis).

Akibat sumbatan damn oedema yang sering terjadi tekanan di bagian

distal makin lama makin meningkat sehingga trombosis ulkusnya 12-18 jari

bagian tersebut menjadi gangrene yang dapat menimbulkan ferporasi, bila

terjadi perlengkapan amentum dengan jaringan sekiranya yang belum sempat

terbentuk bila pada ferporasi terjadi Pus dapat menyebabkan ke rongga

paritanial seh9ingga terjadi obsus lokal atau peritoritis lokal.

Page 9: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

5. Tanda dan Gejala

a) Nyeri mulai pada pertengan abdomen, kemudian berpindah ke kuadran

kanan bawah, sering dengan riwayat konstipasi.

b) Mual dan muntah mungkin terjadi

c) Demam ringan dan leukositosis

d) Nyeri tekan lepas pada tritik tac nurney, tanda abtorator (-) pada bebetapa

kasus.

e) Bila apendiksitis obstruksi, nyeri bersifat kelik

f) Pada apendiksitis kataralis, umumnya lebih bersifat toksit

g) Apendik yang tidak pada tempat yang klasik refroseka, pelvis dll,

memberikan tanda yang tidak khas misal tanda-tanda saluran kemih dll.

h) Pada perporasi akan ditemukan leukositosi, demam dan nyeri.

i) Absas apedikulat dengan terabanya suatu masa dapat timbul 24-72 jam

setelah gejala pertama

j) Nyeri alih mungkin saja ada dengan mempalpasi kuadran kanan bahwa

yang menyebabkan nyeri pada kuadran bawah.

k) Jika terjadi rupture apendik, maka nyeri akan menjadi lebih menyebab

terjadi distansi abdomen akibat ilius parasalitik dan kondisi membusuk.

Page 10: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

6. Web Of Causation

Hyperplasia Fakolet Cacing Strikur

Mual Sumbatan Lumen

Gangguan Pemenuhan nutrisi

Inflamasi / apendiksitis

Mukus Meningkat dan menekan jaringan limpfe

Terinfeksi dengan bakteri Nyeri pada umbilikus Meningkat suhu

PUS / Nanah Parforasi

Resti terjadi infeksi

Peradangan meluas

Peritonisis

Nyeri dikanan bawah

Dx : Keperawan Gangguan rasa nyaman neyeri Gangguan aktivitas

Dx. Keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri Meningkat suhu tubu

Page 11: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

ASKEP TEORITIS

I. Pengkajian

1. Identitas

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)

Kemungkinan klien mengalami sakit perut, terutama kanan bawah,

nyeri tekan dan nyeri lepas, nyeri bertambah bila klien batuk dan

menggerakkan tungkai / pahan kana, bisanya klien memfleksikan

tungkainya, biasanya klien mengalami mual, muntah dan anodaxid,

demam.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Kemungkinan klien dirumah menderita, penyakit saluran pencernaan

seperi : peradangan, cacingan, konstipasi, dalam waktu yang lama,

perlu juga dikaji adanya penyakit keturunan, seperti : Dra. Hemofilia

sebagai acuan untuk penatalaksanaan tindakan operasi.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Penyakit apendiksitis akut tidak ada hubungannya lantgusng dengan

penyakit keluarga.

3. Data Fisik Biologis

Malaise, takikarida, konstipasi, diara kadang-kadang nyeri tekan, nyero

lepas, penurunan kekuatan atau tidak ada bising usus, anoraksia, mual /

muntah, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus yang

Page 12: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

meningkat besart dan tarkolisasi pada titik memeburney demam biasanya

rendah (37,5 – 38,50C)

4. Data Spikologis

Ada kalanya klien merasa cemas dengan penyakit yang dideraitanya serta

takut bergerak karena nyeri dan klien mempunyai persepsi.

5. Data Sosial Ekonomi

Ap[endiksitis sering mengenai umur 10-30 tahun, baik dari golongan

ekonomi lemah, maupun golongan ekonomi menengah keatas.

6. Data Spiritual

Kebiasaan klien dalam melakukan ibadah, agama dan kepercayaan klien

serta kesulitan dalam melaksanakan ibadah nyeri yang timbul pada daerah

perut kanan bawah.

7. Data Penunjang

Pemeriksaan laboratorium seperti : leukosit, neurology, urin dll

Ro poto abdomen

Kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien apendisitis

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus

oleh inflamasi

Page 13: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

2. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan

pertahanan primer (resiko terhadap rupture) perironitis dan pembentukan

asbes) sekunder akibat proses inflamasi.

3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan nyeri yang berulang terus

menerus

4. Ansietas tingkat sedang berhubungan dengan nyeri yang berulang dan

terus menerus.

5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake output yang tidak seimbang

1) Gangguan Rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distansi jaringan usus

oleh inflamasi

Intervensi :

a. Kaji tingkat nyeri, catat lokasi, karakteristik, selidiki dan laporkan

perubahan nyeri dengan cepat

Rasional : Berguna dalam menentukan tindakan lanjutnya dan

perubahan karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses

/ peritonitis.

b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler

Rasional : Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen

bawah atau velvis, menghilangkan gangguan abdomen yang

bertambah dengan posisi telentang.

Page 14: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

c. Berikan aktivitas hiburan

Rasional : Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi dan dapat

meningkatkan kemampuan koping

d. Dorong ambulansi dini

Rasional : Meningkatkan normalitas fungsi organ, contoh merangsang

peristaltic dan kebiasaan flatur, menurunkan

ketidaknyamanan abdomen.

e. Alihan perhatian klien

Rasional : Mengurangi fokus / perhatian klien pada pusat nyeri.

f. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgetik sesuai dengan

indikasi

Rasional : Menghilangkan nyeri mempermudah kerjasama dengan

intervensi terapi lain contoh ambulasi

g. Berikan kantong as pada abdomen

Rasional : Menghilangkan dan mengurangi nyeri melalui penglihatan

rasa ujung syaraf.

h. Hindari pemberian kompres panas

Rasional : Kompres panas meningkat kategori jaringan.

2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake output yang tidak seimbang :

Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria :

- Selera makan meningkat

- Intake output stabil

Page 15: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

Intervensi :

a. Catat intake dan output

Rasional : untuk mengetahui intake dan output

b. Motifasi klien untuk mau menghabiskan diit yang diberikan

Rasional : Klien termotivasi untuk menghabiskan diit yang diberikan.

c. Kolaborasi dengan tim gizi untuk memberikan diit yang bervariasi

Rasional : Agar klien tidak merasa jenuh dengan menu yang diberikan

d. Kolaborasikan dengan tim dokter untuk pemberian obat antiseptic dan

muntah

Rasional : Untuk meredakan rasa mual dan muntah klien

e. Berikan diit sedikit tapi sering

Rasional : Diit yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan

f. Berikan makanan yang hangat

Rasional : Makanan yang hanya dapat membantu merangsang selera

makan.

3) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan efek prosedur infatif

Tujuan : agar tidak terjadi infeksi dengan kriteria

Bebas dari tanda-tanda infeksi

Tidak terjadinya infeksi

Tidak demam

Intervensi :

a. Awasi tanda-tanda vital

Rasional : Dugaan adanya infeksi / terjadinya sepsis, abses

Page 16: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

b. Lakukan keperawatan luka

Rasional : Mencegah terjadinya luka kotor yang menyebabkan infeksi

c. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien / orang yang dekat

Rasional : Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan

dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas

d. Berikan antibiotik sesuai indikasi

Rasional : Mungkin diberikan secara previlaktik atau menurunkan

jumlah organisme untuk menurunkan penyebaran dan

pertumbuhannya pada rongga abdomen.

e. Bantu mengatasi drainasde bila diindikasikan

Rasional : Dapat diperlukan untuk mengalirkan abses terlokalisasi.

Implementasi

Setelah semua rencana keperawatan tersusun, maka langkah selanjutnya

adalah penerapan atau aplikasi dari rencana yang telah disusun, dalam

implementasi keperawatan, perawat langsung melaksanakan atau tidak

melaksanakan secara langsung, tapi mendelegasikan pada orang lain yang

dipercayai.

Evaluasi

Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari asuhan keperawatan dimana

disini akan dinilai, tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.

Page 17: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

PENGKAJIAN DATA AWAL

1. Identitas Klien

Nama : An. R

Umur : 17 tahun

Suku bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Kampung Lalang By Pass

Status perkawinan : Belum Kawin

No. MR : --

Ruang Rawat : Bedah Pria

Tanggal Masuk : 15-07-07

Diagnosa Medik : APendik Ferforasi / post laparatomy

Pengkajian Data Dasar

A. Alasan Masuk

Nyeri pada perut bagian kanan sejak 2 minggu sebelumnya masuk RS Dr. M.

Djamil Padang

B. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, + 2

minggu sebelum masuk RS Dr. M. Djamil, klien pernah berobat ke bidan

dengan alasan sakit perut bagian kanan, disuruh periksa kepoliklinik, + 1

Page 18: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

minggu dalam masa pengobatan sakit perut bertambah nyeri, dari

poliklinik klien disuruh ke IGD, pada tanggal 15-7-2007 dilakukan

laparatomi, klien dirawat.

2. Dirawat Kesehatan Sekarang (RKS)

Klien dari IGD langsung ke RR pada tanggal 15-7-07 setelah dilajukan

perawatan di RR klien dipindahkan ke bangsal bedah pria. Pada saat

dilakukan pengkajian pada tanggal 26-07-07, klien mengeluh kadang-

kadang terasa nyeri pada daerah perut bekas operasi, klien mengatakan

aktivitasnya sehari-hari dibantu oleh keluarga. Keluarga klien juga

mengatakan selama sakit nafsu makan berkurang, porsi makan yang

disediakan hanya habis ½ porsi, klien kelihatan kurang bersemangat,

ekstramitas atas bawah kanan klien terpasang infuse amifaren, keadaan

luka klien basah pada bagian bawah, perban luka dibuka tiap hari.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Keluarag klien tidak pernah mengalami penyakit-penyakit seperti ini dan

penyakit keturunan seperti DM, jantung, hipertensi dan penyakit lainnya.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Pengukuran tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 37 0C

Nadi : 26 x/i

Pernafasan : 36x/i

Page 19: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

Berat Badan : -

Tinggi Badan : 155 cm

2. Rambut dan hygiene kepala

Rambut : Bersih dan hitam lurus

Kulit kepala : Agak kotor

3. Mata

Kelengkapan : Lengkap Ki-Ka

Simeteris : Simetris Ki-Ka

Palpebra : Tidak oedema

Sklera : Ikterik

Konjungtiva : Anemis

Pupil : Bereaksi terhadap cahaya

4. Mulut dan gigi

Rongga mulut : Bersih

Gigi : Tidak lengkap dan ada caries

Lidah : Bersih

Tonsil : Tidak ada peradangan

5. Leher

Kelenjer getah bening : Tidak ada pembesaran

Kelenjer tyroid : Tidak ada pembesaran

JVP : 5 + 2

Page 20: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

6. Dada / Thorak

Paru-paru

I : Simteris Ki-Ka

P : Fremitus Ki-Ka

P : Sonor Ki-Ka

A : Vesikuler / normal

Kardiovaskuler

I : Iktus tidak terlihat

P : Iktus teraba 2 jari

P : Batas jantung normal

A : Irama jantung teratur

7. Pencernaan dan abdomen

I : Tidak membuncit, ada luka post operasi + 15 cm atau ½ lagi sudah

di Af tanggal 26-07-07

P : Hepar tidak teraba

P : Tympani / normal

A : Bising usus (+)

8. Genito urinaria

I : Tidak ada kelainan, klien tidak terpasang kateter

P : tidak dilakukan pemeriksaan

9. Ektremitas atas dan bawah (otot sendi dan tulang)

Ektremitas atas : lengkap Ki-Ka, kanan terpasang infuse amperen.

Ektremitas bawah : Lengkap Ki-Ka, dan tidak oedema

Page 21: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

10. Sistem persyarafan

Tidak ada gangguan, kesadaran klien compos mentis cooperatif

11. Pemeriksaan kulit

Kulit klien warna kuning langsat, turgor baik.

D. Aktivitas sehari-hari

1. Eliminasi

Jumlah, warna, konsistensi, keluhan dan lain-lain

Miksi : Sehat : 5-6 x sehari konsistensi biasa (1000-1500cc)

Sakit : 4-5 x sehari konsistensi biasa tidak ada keluhan

Defikasi : Sehat : 1 x sehari konsistensi lembek

Sakit : 1 x sehari kadang-kadang tidak teratur, konsistensi

lembek..

2. Makan dan Minum

Jumlah, jenis, komposisi, frekwensi, keluhan, kebiasaan dll

Makan : Sehat : 3 x sehari komposisi nasi + lauk pauk + sayuran

Sakit : ML (habis ½ porsi) lauk-pauk 3 sehari

Minum : Sehat : 6-8 gelas / hari air putih

Sakit : 4-5 gelas sehari air putih + teh

3. Kebersihan diri

Frekuensi, keluhan, kebiasaan dll

Mandi : Sehat : 2 x sehari pakai sabun + sampo tanpa bantuan

Sakit : 1 x sehari pakai sabun dibantu keluarga

Page 22: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

Gosok gigi : Sehat : 2 x sehari pakai odol tanpa bantuan

Sakit : 1 x sehari pakai odol dibantu keluarga

Cuci rambut : Sehat : 2 hari pakai shampoo tanpa bantuan

Sakit : 1 hari di bantu keluarga

4. Istirahat dan tidur

Lama, kebiasaan, keluhan dll

Malam : Sehat : 7-8 jam tanpa gangguan

Sehat : 4 jam sering terbangun karena hospitalisasi

Siang : Sehat : 2 jam sehari tanpa gangguan

Sakit : selama sakit klien tidak pernah tidur siang

E. Data Sosial Ekonomi

Klien dalam berobat menggunakan kartu Askeskin, hubungan klien dengan

keluarga baik ini dibuktikan dengan keluarga yang selalu menemani klien saat

sakit.

F. Data spiritual

Klien adalah seorang yang beragama Islam, sewaktu klien sehat klien

menjalankan ibadah shalat, tapi selama sakit klien tidak pernah shalat,

memberikan penyuluhan kepada klien agar selama sakit tetap melakukan

shalat.

Page 23: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

G. Data Penunjang

Tanggal 23 Juli 07

- Hb : 11,8 g% (16-16 g%)

- Leukosit : 25.500 (1200-10000)

- Bilirubin total : 3,6 mg (0,03 – 1,0 mg)

- Globulin : 4,5 % g% (1,3-2,7 g%)

- Albumin : 7,4 g% (38-87 g%)

- Protein : 7,4 g%

Page 24: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi

1 DO :

- Luka bekas operasi + 12 cm

- Luka tampak basah

- Puss (+)

- Luka operasi masih ada ½

jahitan

- Suhu 370C

- TD : 110/80 mmHg

- Bilirubin : 3,6 mg

DS :

- Klien mengatakan suhu

tubuhnya naik turun

- Klien mengatakan peban

lukanya selalu basah

Aktual infeksi Efek prosedur

inovatif (insisi

bedah) terhadap

penyakitnya.

2 DO :

- Klien kelihatan lemah

- Diit yang disediakan hanya

habis ½ porsi

- Konjungtiva anemis

- Bilirubin : 3,6 mg

DS :

- Klien mengatakan badannya

terasa lemah

- Klien mengatakan nafu

makannya berkurang, makanan

yang diberikan habis 1/3 porsi

- Klien mengatakan badannya

Gangguan

pemenuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Intake yang tidak

adekuat.

Page 25: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

terasa agak kurus dari sebelum

dia masuk RS

3 DO :

- Aktivitas klien di bantu

- Klien terpasang infuse

- Klien tampak lemah

- Bilirubin : 3,6 mg

DS :

- Klien mengatakan aktivitas

dibantu keluarga dan perawat

- Klien mengatakan badannya

terasa lemah

Gangguan

aktivitas

Efek luka operasi

(dengan bilirubin

yang tinggi)

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan

1 Aktual infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive (insisi bedah)

terhadap penyakitnya.

2 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat

3 Gangguan aktivitas berhubungan dengan efek luka operasi (dengan

bilirubin tinggi).

Page 26: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Aktual infeksi

b/d efek

prosedur

invasive (insisi

bedah) terhadap

penyakitnya

Infeksi tidak dapat

diatasi dengan

kriteria hasil

- Luka bekas

operasi kering

- Suhu normal

- Bina ham dengan

keluarga dan klien

- Cuci tangan sebelum

melakukan perawatan

luka

- Lakukan redressing

luka secara steril

- Ganti balutan luka

setiap hari

- Jelaskan hal-hal yang

bisa menyebabkan

infeksi

- Berikan antibiotik

sesuai indikasi

- Memudahkan

perawatan dalam

melakukan tindakan

- Mengurangi tindakan

- Mengurangi resiko

terjadinya

penyebaran infeksi

- Mempercepat

penyembuhan

- Memberi

pengetahuan kepada

klien tentang

penyebab infeksi

- Diberikan untuk

menurunkan jumlah

organisme,

penyebaran

pertumbuhan kuman.

2 Gangguan

pemenuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

b/d intake yang

tidak adekuat

Setelah dilakukan

perawatan

masalah dapat

diatasi dengan

kriteria hasil :

- Diit yang

diberikan

sudah habis

- Berat badan

klien kembali

- Kaji pola makan

klien sehari-hari

- Dekatkan makanan

pada klien

- Berikan makanan

dalam porsi hangat

- Berikan makan

- Mengetahui

kebiasaan makan

klien

- Klien bisa memenuhi

kebutuhannya dengan

mudah

- Merangsang nafsu

makan klien

- Agar klien tidak

Page 27: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

normal

- Klien kembali

berselera

makan

sedikit tapi sering

- Kolaborasi dengan

tim gizi dalam

pemberian diit

- Kolaborasi dengan

tim gizi untuk

memberikan diit

bervariasi

merasa mual

- Agar klien dapat

memenuhi kebutuhan

nutrisi

- Agar klien tidak

merasa jenuh dengan

menu yang diberikan.

3 Gangguan

mobilitasi fisik

b/d efek luka

operasi / dengan

bilirubin tinggi

Setelah dilakukan

perawatan

gangguan aktivitas

dapat teratasi

dengan kriteria

hasil :

- Klien sudah

bisa beaktivitas

- Infus tidak

terpasang lagi

- Bilirubin

- Kaji kemampuan

klien beraktivitas

- Motivasi keluarga

untuk membantu

klien beraktivitas

- Bantu klien dalam

beraktivitas

- Dekatkan barang-

barang yang

dibutuhkan oleh klien

- Ciptakan lingkungan

yang bersih dan aman

- Ajarkan klien

gerakan fasif

- Berguna dalam

menentukan sejauh

mana klien bisa

beraktivitas

- Keluarga termotivasi

untuk membantu

klien untuk

membantu klien

memenuhi kebutuhan

- Memudahkan klien

dalam melakukan

aktivitas

- Memudahkan klien

dalam memenuhi

kebutuhan

- Supaya klien merasa

tenang dan nyaman

- Agar tubuh klien

tidak kaku.

Page 28: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Dx Implementasi Evaluasi

26-7-07 I - MemBina ham dengan

keluarga dan klien

- Melakukan Pencucian

tangan sebelum melakukan

perawatan luka aseptik

- Melakukan redressing luka

secara steril

- Mengganti balutan luka

setiap hari

- Menjelaskan hal-hal yang

bisa menyebabkan infeksi

- Berikan antibiotik sesuai

indikasi

S : Klien mengatakan

perbannya selalu basah

O : Luka masih basa, jahitan

luka masing ada

A : Intervensi belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

II - Mengkaji pola makan klien

sehari-hari

- Mendekatkan makanan

pada klien

- Memberikan makanan

dalam porsi hangat

- Memberikan makan sedikit

tapi sering

- Berkolaborasikan dengan

tim gizi dalam pemberian

diit

- Berkolaborasi dengan tim

gizi untuk memberikan diit

bervariasi

S : Klien mengatakan mulanya

sudah berkurang

O : Porsi yang disediakan habis

½

A : Kebutuhan nutrisi belum

teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Page 29: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

III - Mengjaji kemampuan klien

beraktivitas

- Memotivasi keluarga untuk

membantu klien beraktivitas

- Membantu klien dalam

beraktivitas

- Mendekatkan barang-

barang yang dibutuhkan

oleh klien

- Menciptakan lingkungan

yang bersih dan aman

S : Klien mengatakan tidak

mampu beraktifitas sendiri

O : Infus klien masih terpasang

A : Intervensi sebagian tercapai

P : Intervensi dilanjutkan

27-7-07 I - Melakukan redressing luka

secara steril

- Mengganti balutan luka

setiap hari

- Menjelaskan hal-hal yang

bisa menyebabkan infeksi

S : Klien mengatakan

perbannya masih basah

O : Jahitan luka sudah AF

A : Intervensi teratasi sebagian

P : Intervensi dipertahankan

II - Memberikan makan sedikit

tapi sering

- Memberikan makanan

dalam porsi hangat

- Berkolaborasikan dengan

tim gizi dalam pemberian

diit

S : Keluarga klien mengatakan

porsi yang diberikan belum

habis

O : Klien masih tampak lesu

Konjungtiva masih anemis

A : Kebutuhan belum teratasi

P : Intervensi dipertahankan

III - Membantu klien dalam

beraktivitas

- Menciptakan lingkungan

yang bersih dan aman

S : Klien mengatakan aktivitas

masih dibantu

O : Klien masih tampak lemah

A : Masalah teratasi sebagian

Page 30: Askep Apendik Ferporasi Post Kasus

- Mendekatkan alat yang

dibutuhkan klien

P : Intervensi dipertahankan

28-7-07 I - Melakukan redressing

- Mengganti balutan luka

- Menjelaskan hal-hal yang

bisa menyebabkan infeksi

S : Klien mengatakan

perbannya masih basah

O : luka bagian bawah masih

basah

A : Intervensi teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

II - Memberikan makan sedikit

tapi sering

- Memberikan makanan

dalam porsi hangat

- Berkolaborasikan dengan

tim gizi dalam pemberian

diit

S : Keluarga klien mengatakan

porsi yang diberikan habis

lebih dari separoh

O : Konjungtiva anemis

A : Intervensi teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

III - Membantu klien dalam

beraktivitas

- Memotivasi keluarga untuk

membantu klien beraktivitas

- Mendekatkan alat yang

dibutuhkan klien

S : Klien mengatakan aktivitas

masih dibantu

O : Klien masih tampak lemah

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan